Anda di halaman 1dari 30

Tokoh-Tokoh Pendiri Negara

Indonesia Dan Aktivitasnya

Ir. Soekarno

1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945
1966. Ia memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama
dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno
adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.
Mohammad Hatta

2. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta adalah pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil Presiden
Indonesia yang pertama. Ia bersama Soekarno memainkan peranan penting untuk
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus
memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia juga pernah menjabat sebagai
Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS.
Soepomo

3. Soepomo
Soepomo adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Soepomo dikenal sebagai
arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Muhammad Yamin dan Ir.
Soekarno.
Mohammad Yamin
4. Mohammad Yamin
Mohammad Yamin adalah sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli
hukum yang telah dihormati sebagai pahlawan nasional Indonesia yang lahir di
Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat pada 24 Agustus 1903 dan meninggal di
Jakarta pada 17 Oktober 1962 pada umur 59 tahun. Ia merupakan salah satu
perintis puisi modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta
imaji keindonesiaan" yang mempengaruhi sejarah persatuan Indonesia.
Sayuti Melik

5. Sayuti Melik
Sayuti Melik dicatat dalam sejarah Indonesia sebagai pengetik naskah proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia. Dia adalah suami dari Soerastri Karma Trimurti,
seorang wartawati dan aktivis perempuan di zaman pergerakan dan zaman setelah
kemerdekaan.
Fatmawati

6. Fatmawati
Fatmawati dikenal akan jasanya dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah
Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di
Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.
Radjiman Wedyodiningrat

7. Radjiman Wedyodiningrat

Radjiman Wedyodiningrat adalah seorang dokter yang juga merupakan salah satu
tokoh pendiri Republik Indonesia. Beliau adalah satu-satunya orang yang terlibat
secara akif dalam kancah perjuangan bangsa yang dimulai dari munculnya Boedi
Utomo sampai pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKl).]
Laksamana Maeda

8. Laksamana Maeda
Laksamana Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut
Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Selama
pendudukan Indonesia di bawah Jepang, ia menjabat sebagai Kepala
Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran
Jepang. Laksamana Muda Maeda memiliki peran yang cukup penting
dalam kemerdekaan Indonesia dengah mempersilakan kediamannya
yang berada di Jl. Imam Bonjol, No.1, Jakarta Pusat sebagai tempat
penyusunan naskah proklamasi oleh Soekarno, Mohammad Hatta dan
Achmad Soebardjo, ditambah sang juru ketik Sayuti Melik. Selain itu,
dia juga bersedia menjamin keamanan bagi mereka. Kini, bekas
kediamannya itu menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
9. Sutomo
(lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920 meninggal di Padang
Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun). lebih dikenal
dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai Bung Tomo, adalah pahlawan
yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat
rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara
NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang
hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sutomo dilahirkan di
Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan
Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah
bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah
perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan
pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku
mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat
Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang. Ibunya berdarah
campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura.dan batak Ayahnya adalah
seorang serba bisa. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan
pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke
Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit
Singer.
10. Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto
(lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 16 Agustus 1882 meninggal di Yogyakarta,
Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun) bernama lengkap Raden Hadji
Oemar Said Tjokroaminoto, pahlawan nasional sekarang lebih dikenal dengan
nama H.O.S Cokroaminoto, lahir Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, 16 Agustus
1882. Ia merupakan seorang pemimpin salah satu organisasi yaitu Sarekat Islam
(SI). Ia kemudian meninggal pada umur 52 tahun yaitu tanggal 17 Desember 1934
di Yogyakarta. Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah
bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu.
Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati
Ponorogo. De Ongekroonde van Java atau "Raja Jawa Tanpa Mahkota" bernama
Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di indonesia dan sebagai guru
para pemimpin-pemimpin besar di indonesia, berangkat dari pemikiran ialah yang
melahirkan berbagai macam ideologi bangsa indonesia pada saat itu, rumah ia
sempat dijadikan rumah kost para pemimpin besar untuk menimbah ilmu padanya,
yaitu Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno, Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka
pernah berguru padanya, ia adalah orang yang pertama kali menolak untuk tunduk
pada Belanda, setelah ia meninggal lahirlah warna-warni pergerakan indonesia
yang dibangun oleh murid-muridnya, yakni kaum sosialis/komunis yang dianut
oleh Semaoen, Muso, Alimin, Soekarno yang nasionalis, dan Kartosuwiryo yang
islam merangkap sebagai sekretaris pribadi. Namun, ketiga muridnya itu saling
berselisih menurut paham masing-masing. Pengaruh kekuatan politik pada saat itu
memungkinkan para pemimpin yang sekawanan itu saling berhadap-hadapan
hingga terjadi Pemberontakan Madiun 1948 yang dilakukan Partai komunis
Indonesia karena memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" yang dipimpin
Muso dan dengan terpaksa presiden Soekarno mengirimkan pasukan elite TNI
yakni Divisi Siliwangi yang mengakibatkan "abang" sapaan akrab Soekarno
kepada Muso pemimpin Partai komunis pada saat itu tertembak mati 31 Oktober,
dan dilanjutkan pemberontakan oleh Negara Islam Indonesia(NII) yang dipimpin
oleh Kartosuwiryo dan akhirnya hukuman mati yang dijatuhkan oleh Soekarno
kepada kawannya Kartosuwiryo pada 12 September 1962.
Pada bulan Mei 1912, HOS Tjokroaminoto mendirikan organisasi Sarekat Islam
yang sebelumnya dikenal Serikat Dagang Islam dan terpilih menjadi ketua.
Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh sakit sehabis
mengikuti Kongres SI di Banjarmasin.
Salah satu trilogi darinya yang termasyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu, semurni-
murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini menggambarkan suasana perjuangan
Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada seorang pejuang
kemerdekaan.
Dari berbagai muridnya yang paling ia sukai adalah Soekarno hingga ia
menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni Siti Oetari, istri pertama Soekarno.
Pesannya kepada Para murid-muridnya ialah "jika kalian ingin menjadi Pemimpin
besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator" perkataan ini
membius murid-muridnya hingga membuat Soekarno setiap malam berteriak
belajar pidato hingga membuat kawannya yaitu Muso, Alimin, Kartosuwiryo,
Darsono, dan yang lainnya terbangung dan tertawa menyaksikannya
11. Pangeran Antasari
(lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1797 atau 1809 meninggal di Bayan
Begok, Hindia-Belanda, 11 Oktober 1862 pada umur 53 tahun) adalah seorang
Pahlawan Nasional Indonesia.
Ia adalah Sultan Banjar. Pada 14 Maret 1862, beliau dinobatkan sebagai pimpinan
pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan menyandang
gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan para kepala suku
Dayak dan adipati (gubernur) penguasa wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan
yaitu Tumenggung Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.
12. Martha Christina Tiahahu
(lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 meninggal di Laut Banda, Maluku, 2
Januari 1818 pada umur 17 tahun) adalah seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau
Nusalaut. Lahir sekitar tahun 1800 dan pada waktu mengangkat senjata melawan
penjajah Belanda berumur 17 tahun. Ayahnya adalah Kapitan Paulus Tiahahu,
seorang kapitan dari negeri Abubu yang juga pembantu Thomas Matulessy dalam
perang Pattimura tahun 1817 melawan Belanda.
Martha Christina tercatat sebagai seorang pejuang kemerdekaan yang unik yaitu
seorang puteri remaja yang langsung terjun dalam medan pertempuran melawan
tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817. Di kalangan para
pejuang dan masyarakat sampai di kalangan musuh, ia dikenal sebagai gadis
pemberani dan konsekwen terhadap cita-cita perjuangannya.
Sejak awal perjuangan, ia selalu ikut mengambil bagian dan pantang mundur.
Dengan rambutnya yang panjang terurai ke belakang serta berikat kepala sehelai
kain berang (merah) ia tetap mendampingi ayahnya dalam setiap pertempuran baik
di Pulau Nusalaut maupun di Pulau Saparua. Siang dan malam ia selalu hadir dan
ikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Ia bukan saja mengangkat senjata,
tetapi juga memberi semangat kepada kaum wanita di negeri-negeri agar ikut
membantu kaum pria di setiap medan pertempuran sehingga Belanda kewalahan
menghadapi kaum wanita yang ikut berjuang.
Di dalam pertempuran yang sengit di Desa Ouw Ullath jasirah Tenggara Pulau
Saparua yang nampak betapa hebat srikandi ini menggempur musuh bersama para
pejuang rakyat. Namun akhirnya karena tidak seimbang dalam persenjataan, tipu
daya musuh dan pengkhianatan, para tokoh pejuang dapat ditangkap dan menjalani
hukuman. Ada yang harus mati digantung dan ada yang dibuang ke Pulau Jawa.
Kapitan Paulus Tiahahu divonis hukum mati tembak. Martha Christina berjuang
untuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati, namun ia tidak berdaya dan
meneruskan bergerilyanya di hutan, tetapi akhirnya tertangkap dan diasingkan ke
Pulau Jawa. Di Kapal Perang Eversten, Martha Christina Tiahahu menemui ajalnya
dan dengan penghormatan militer jasadnya diluncurkan di Laut Banda menjelang
tanggal 2 Januari 1818. Menghargai jasa dan pengorbanan, Martha Christina
dikukuhkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
13. Cut Nyak Dhien
(ejaan lama: Tjoet Nja' Dhien, Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848 Sumedang,
Jawa Barat, 6 November 1908; dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang) adalah
seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda
pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi,
sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Ibrahim
Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut
Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda.
Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda, melamar Cut Nyak Dhien.
Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar
memperbolehkannya ikut serta dalam medan perang, Cut Nyak Dhien setuju untuk
menikah dengannya pada tahun 1880. Mereka dikaruniai anak yang diberi nama
Cut Gambang. Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, ia bersama Teuku
Umar bertempur bersama melawan Belanda. Namun, Teuku Umar gugur saat
menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899, sehingga ia berjuang
sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Cut Nyak Dien saat
itu sudah tua dan memiliki penyakit encok dan rabun, sehingga satu pasukannya
yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba. Ia akhirnya
ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana ia dirawat dan penyakitnya mulai
sembuh. Namun, keberadaannya menambah semangat perlawanan rakyat Aceh. Ia
juga masih berhubungan dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap. Akibatnya,
Dhien dibuang ke Sumedang. Tjoet Nyak Dhien meninggal pada tanggal 6
November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.
14. dr. Tjipto Mangoenkoesoemo
(EYD: Cipto Mangunkusumo) (Pecangakan, Ambarawa, Semarang, 1886
Jakarta, 8 Maret 1943) adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal
sebagai "Tiga Serangkai" yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri
dan kritis terhadap pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Ia adalah tokoh
dalam Indische Partij, suatu organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide
pemerintahan sendiri di tangan penduduk setempat, bukan oleh Belanda. Pada
tahun 1913 ia dan kedua rekannya diasingkan oleh pemerintah kolonial ke Belanda
akibat tulisan dan aktivitas politiknya, dan baru kembali 1917.
Dokter Cipto menikah dengan seorang Indo pengusaha batik, sesama anggota
organisasi Insulinde, bernama Marie Vogel pada tahun 1920.
Berbeda dengan kedua rekannya dalam "Tiga Serangkai" yang kemudian
mengambil jalur pendidikan, Cipto tetap berjalan di jalur politik dengan menjadi
anggota Volksraad. Karena sikap radikalnya, pada tahun 1927 ia dibuang oleh
pemerintah penjajahan ke Banda.
Ia wafat pada tahun 1943 dan dimakamkan di TMP Ambarawa.
15. Sultan Hasanuddin
(lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 meninggal di Makassar,
Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan
pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi
Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe sebagai nama
pemberian dari Qadi Islam Kesultanan Gowa yakni Syeikh Sayyid Jalaludin bin
Muhammad Bafaqih Al-Aidid, seorang mursyid tarekat Baharunnur Baalwy
Sulawesi Selatan sekaligus guru tarekat dari Syeikh Yusuf dan Sultan Hasanuddin.
Setelah menaiki Tahta sebagai Sultan, ia mendapat tambahan gelar Sultan
Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan
Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het
Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia
dimakamkan di Katangka, Kabupaten Gowa. == Ia diangkat sebagai Pahlawan
Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November
1973.
16. Pangeran Dipanegara,
juga sering dieja Diponegoro (lahir di Yogyakarta, 11 November 1785
meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun)
adalah salah seorang pahlawan nasional Republik Indonesia. Pangeran Diponegoro
terkenal karena memimpin Perang Diponegoro/Perang Jawa (1825-1830) melawan
pemerintah Hindia-Belanda. Perang tersebut tercatat sebagai perang dengan korban
paling besar dalam sejarah Indonesia.
17. Raden Adjeng Kartini
(lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 meninggal di Rembang, Jawa
Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat
disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan
Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan
pribumi.
18. Sisingamangaraja XII
(lahir di Bakara, 18 Februari 1845 meninggal di Dairi, 17 Juni 1907 pada umur
62 tahun) adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatera Utara, pejuang yang
berperang melawan Belanda, kemudian diangkat oleh pemerintah Indonesia
sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 9 November 1961 berdasarkan
SK Presiden RI No 590/1961. Sebelumnya ia makamkan di Tarutung, lalu
dipindahkan ke Soposurung, Balige pada tahun 1953.
Sisingamangaraja XII nama kecilnya adalah Patuan Bosar, yang kemudian digelari
dengan Ompu Pulo Batu. Ia juga dikenal dengan Patuan Bosar Ompu Pulo Batu,
naik tahta pada tahun 1876 menggantikan ayahnya Sisingamangaraja XI yang
bernama Ompu Sohahuaon, selain itu ia juga disebut juga sebagai raja imam.
Penobatan Sisingamangaraja XII sebagai maharaja di negeri Toba bersamaan
dengan dimulainya open door policy (politik pintu terbuka) Belanda dalam
mengamankan modal asing yang beroperasi di Hindia-Belanda, dan yang tidak
mau menandatangani Korte Verklaring (perjanjian pendek) di Sumatera terutama
Kesultanan Aceh dan Toba, di mana kerajaan ini membuka hubungan dagang
dengan negara-negara Eropa lainya. Di sisi lain Belanda sendiri berusaha untuk
menanamkan monopolinya atas kerajaan tersebut. Politik yang berbeda ini
mendorong situasi selanjutnya untuk melahirkan Perang Tapanuli yang
berkepanjangan hingga puluhan tahun.
19. Teuku Umar
(Meulaboh, 1854 - Meulaboh, 11 Februari 1899) adalah pahlawan kemerdekaan
Indonesia yang berjuang dengan cara berpura-pura bekerjasama dengan Belanda.
Ia melawan Belanda ketika telah mengumpulkan senjata dan uang yang cukup
banyak.
20. Tuanku Imam Bonjol
(lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, Indonesia 1772 - wafat dalam
pengasingan dan dimakamkan di Lotak, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864),
adalah salah seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan
Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun
1803-1838. Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia
berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November
1973.
21. dr. Wahidin Sudirohusodo
(lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta, 7 Januari 1852 meninggal di Yogyakarta, 26
Mei 1917 pada umur 65 tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia.
Namanya selalu dikaitkan dengan Budi Utomo karena walaupun ia bukan pendiri
organisasi kebangkitan nasional itu, dialah penggagas berdirinya organisasi yang
didirikan para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta itu.
Daftar Nama Pahlawan Nasioanal Indonesia

Asal Daerah /
NO Nama SK Presiden Daerah Ket
Pengusul
Abdul Muis 218 Tahun 1959
1. Sumatera Barat
1883 1959 30 8 1959
Ki Hadjar Dewantoro 305 Tahun 1959
2. D.I. Yogyakarta
1889 1959 28 11 1959
Surjopranoto 310 Tahun 1959
3. D.I. Yogyakarta
1871 1959 30 11 1959
Mohammad Hoesni Thamrin 175 Tahun 1960
4. DKI Jakarta
1894 1941 28 7 1960
K.H. Samanhudi 590 Tahun 1961
5. Jawa Tengah
1878 1956 9 11 1961
H.O.S. Tjokroaminoto 590 Tahun 1961
6. Jawa Timur
1883 1934 9 11 1961
Setyabudi 590 Tahun 1961
7. Jawa Timur
1897 1950 9 11 1961
Si Singamangaradja XII 590 Tahun 1961
8. Sumatera Utara
1849 1907 9 11 1961
Dr.G.S.S.J.Ratulangi 590 Tahun 1961
9. Sulawesi Utara
1890 1949 9 11 1961
Dr. Sutomo 657 Tahun 1961
10. Jawa Timur
1888 1938 27 12 1961
K.H. Ahmad Dahlan 657 Tahun 1961
11. D.I. Yogyakarta
1868 1934 27 12 1961
K.H. Agus Salim 657 Tahun 1961
12. Sumatera Barat
1884 1954 27 12 1961
Jenderal Gatot Subroto 222 Tahun 1962
13. Jawa Tengah
1907 1962 18 6 1962
Sukardjo Wirjopranoto 342 Tahun 1962
14. Jawa Tengah
11903 1962 29 10 1962
Dr. Ferdinand Lumban Tobing 361 Tahun 1962
15. Sumatera Utara
1899 1962 17 11 1962
K.H. Zainul Arifin 35 Tahun 1963
16. Sumatera Utara
1909 1963 4 3 1963
Tan Malaka 53 Tahun 1963
17. Sumatera Utara
1884-1949 28 3 1963
MGR A.Sugiopranoto, S.J. 152 Tahun 1963
18. Jawa Tengah
1896 1963 26 7 1963
Ir. H. Djuanda Kartawidjaja 244 Tahun 1963
19. Jawa Tengah
1911 1963 29 11 1963
Dr. Sahardjo, SH 245 Tahun 1963
20. Jawa Tengah
1909 1963 29 11 1963
Tjuk Njak Dhien 106 Tahun 1964
21. D. I. Aceh
1850 1908 2 5 1964
Tjut Meutia 107 Tahun 1964
22. D. I. Aceh
1870 2 5 1964
Raden Adjeng Kartini 108 Tahun 1964
23. Jawa Tengah
1879 1904 2 5 1964
Dr. Tjiptomangunkusumo 109 Tahun 1964
24. Jawa Tengah
1886 1943 2 5 1964
H. Fachruddin 162 Tahun 1964
25. D.I. Yogyakarta
1890 1929 26 6 1964
K.H. Mas Mansur 162 Tahun 1964
26. Jawa Timur
1896 1946 26 6 1964
Alimin 163 Tahun 1964
27. Jawa Tengah
1889 1964 26 6 1964
Dr. Muwardi 190 Tahun 1964
28. Jawa Tengah
1907 1948 4 8 1964
K.H. Abdul Wahid Hasjim 206 Tahun 1964
29. Jawa Timur
1914 1953 24 8 1964
Sri Susuhunan Pakubuwono VI 294 Tahun 1964
30. Jawa Tengah
1807 1849 17 11 1964
K.H. Hasjim Asjarie 294 Tahun 1964
31. Jawa Timur
1875 1947 17 11 1964
Gubernur Surjo 294 Tahun 1964
32. Jawa Timur
1896 1948 17 11 1964
Jenderal Soedirman 314 Tahun 1964
33. Jawa Tengah
1916 1950 10 12 1964
Jenderal Oerip Soemohardjo 314 Tahun 1964
34. Jawa Tengah
1893 1948 10 12 1964
Prof. Dr. Soepomo, SH. 123 Tahun 1965
35. Jawa Tengah
1903 1958 14 5 1965
Dr. Koesoemah Atmadja, SH. 124 Tahun 1965
36. Jawa Barat
1898 1952 14 5 1965
Jend. TNI. Anm. Achmad Yani 111 /KOTI/1965
37. Jawa Tengah
1922 1965 5 10 1965
Let. Jen. TNI. Anm. Soeprapto 111 /KOTI/1965
38. Jawa Tengah
1920 1965 5 10 1965
Let.Jen.TNI.Anm.M.T. Harjono 111 / KOTI/1965
39. Jawa Timur
1924 1965 5 10 1965
Let.Jen.TNI.Anm. S. Parman 111/ KOTI/ 1965
40. Jawa Tengah
1918 1965 5 10 1965
Mayjen. TNI. Anm.D.I. Pandjaitan. 111/Koti/1965 5-10-
41 Sumatra Utara
1925-1965 1965
Mayjen.TNI.Anm.Soetojo Siswomihardjo. 111/Koti/1965
42. Jawa Tengah
1922-1965 5-10-1965
111/Koti/1965
43. Kapten.CZI. Anm.Pierre Tendean 1939-1965 D.K.I. Jakarta
5-10-1965
Brigadir Polisi Anm. Karel Sasuit Tubun 114/Koti/1965
44. Maluku
1928-1965 5-10-1965
118/Koti/1965 19-10-
45. Brigjen. TNI. Anm. Katamso 1923-1965 D.I. Yogyakarta
1965
Kol.Inf.Anm.Sugiono 118/Koti/1965 19-10-
46. D.I. Yogyakarta
1926-1965 1965
Sutan Sjahrir 76 Tahun 1966 9-4-
47. Sumatra Barat
1909-1966 1966
220 Tahun 1966 7-10-
48. Laksamana Laut R.E.Martadinata 1921-1966 Jawa Barat
1966
Raden Dewi Sartika 252Tahun 1966 1-2-
49. Jawa Barat
1884-1947 1966
Prof.Dr.W.Z.Johannes 06/TK/1968 Nusa Tenggara
50.
1895-1952 27-3-1968 Timur
51. Pangeran Antasari 06/TK/1968 Kalimantan
1809-1892 27-3-1968 Selatan
Serda.KKO. Anm.Djanatin Alias 050/TK/1968
52. Jawa Timur
Osman Bin Haji Mohammad Ali 1943-1968 17-10-1968
Kopral.KKO.Anm.Harun Bin Said 050/TK/1968
53. Jawa Timur
Alias Tahir 1947-1968 17-10-1968
Jend.TNI.Anm. Basuki Rachmat 01/TK/1969
54. Jawa Timur
1921-1968 9-1-1969
A.F. Lasut 012/TK/1969
55. Sulawesi Utara
1918-1949 20-5-1969
Martha Christina Tijahahu 012/TK/1969
56. Maluku
1800-1818 20-5-1969
Maria Walanda Maramis 012/TK/1969
57. Sulawesi Utara
1872-1924 20-5-1969
Supeno 39/TK/1970
58. Jawa Tengah
1916-1949 13-7-1970
Sultan Ageng Titajasa 45/TK/1970
59. Jawa Barat
1631-1683 1-8-1970
W.R. Soepratman 016/TK/1971
60. Jawa Timur
1903-1938 20-5-1971
Nyai Achmad Dachlan 042/TK/1971
61. D.I. Yogyakarta
1872-1946 22-9-1971
K.H. Zainal Moestafa 064/TK/1972
62. Jawa Barat
1907-1944 6-11-1972
Sultan Hasanuddin 087/TK/1973
63. Sulawesi Selatan
1631-1670 6-11-1973
Kapitan Pattimura 087/TK/1973
64. Maluku
1783-1817 6-11-1973
Pangeran Diponegoro 087/TK/1973
65. D.I. Yogyakarta
1785-1855 6-11-1973
Tuanku Imam Bondjol 087/TK/1973
66. Sumatra Barat
1772-1864 6-11-1973
Teuku Tjik Ditiro 087/TK/1973
67. D.I.Aceh
1836-1891 6-11-1973
Teuku Umar 087/TK/1973
68. D.I. Aceh
1854-1899 6-11-1973
DR. Wahidin Soedirohoesodo 088/TK/1973
69. D.I. Yogyakarta
1852-1917 6-11-1973
R. Otto Iskandardinata 088/TK/1973
70. Jawa Barat
1897-1945 6-11-1973
Robert Wolter Monginsidi 088/TK/1973
71. Sulawesi Utara
1925-1949 6-11-1973
Prof. Mohammad Yamin, SH 088/TK/1973
72. Sumatra Barat
1903-1962 6-11-1973
Laksda.TNI.Anm. Josaphat Soedarso 088/TK/1973
73. Jawa Tengah
1925-1962 6-11-1973
Prof.DR.R. Soeharso 088/TK/1973
74. Jawa Tengah
1912-1971 6-11-1973
Marsda. TNI.Anm.Prof. DR.
071/TK/1974
75. Abdulrachman Saleh D.I.Yogyakarta
9-11-1974
1909-1947
Marsda, TNI Anm. Mas Agustinus Adisutjipto 071/TK/1974
76.. D.I.Yogyakarta
1916-1947 9-11-1974
78. Nji Ageng Serang 084/TK/1974 Jawa Tengah
1752-1828 13-12-1974
79. H.Rasuna Said 084/TK/1974 Sumatra Barat
1910-1965 13-12-1974
80. Marsda.TNI.Anm.Abdul Halim Perdana Kusuma. 063/TK/1975 Jawa Timur
1922-1947 9-8-1975
81. Marsma. TNI. Anm.R.Iswahjudi 063/TK/1975 Jawa Timur
1918-1949 9-8-1975
82. Kol.TNI.Anm.I.Gusti Ngurah Rai 063/TK/1975 Bali
1917-1946 9-8-1975
83. Soeprijadi 063/TK/1975 Jawa Timur
1925-1945 9-8-1975
84. Sultan Agung Anyokrokusumo 106/TK/1975 D.I. Yogyakarta
1591-1645 3-11-1975
85. Untung Surapati 106/TK/1975 Jawa Timur
1660-1706 3-11-1975
86. Tengku Amir Hamzah 106/TK/1975 Sumatra Utara
1911-1946 3-11-1975
87. Sultan Thaha Sjaifuddin 079/TK/1977 Jambi
1816-1904 24-10-1977
88. Sultan Mahmud Badaruddin II 063/TK/1984 Sumatra Selatan
1767-1852 29-10-1984
89. Dr.Ir.Soekarno 081/TK/1986 Jawa Timur
1901-1970 23-10-1986
90. DR. H. Moh. Hatta 081/TK/1986 Sumatra Barat
1902-1980 23-10-1986
91. R.P. Soeroso 082/TK/1986 Jawa Timur
1893-1981 23-10-1986
92. Radin Inten II 082/TK/1986 Lampung
1834-1856 23-10-1986
93. Pangeran Sambernyowo (KGPAA 048/TK/1988 Jawa Tengah
Mangkunegoro I ) 1725-1795 17-8-1988
94. Sri Sultan Hamengkubuwono IX 053/TK/1990 D.I. Yogyakarta
1912-1988 30-7-1990
95. Sultan Iskandar Muda 077 /TK/ 1993 D.I. Aceh
1593 1636 14- 9-1993
96. I Gusti Ketut Jelantik 077 /TK/ 1993 Bali
1849 14- 9-1993
97. Frans Kaisiepo 077 /TK/ 1993 Irian Jaya
1921 1979 14- 9-1993
98. Silas Papare 077 /TK/ 1993 Irian Jaya
1918 1978 14- 9-1993
99. Marthen Indey 077 /TK/ 1993 Irian Jaya
1912 1986 14- 9-1993
100. Nuku Muhammad Amiruddin Kaicil Paparangan 1738 1805 071 /TK/ 1995 Maluku
7 8 1995
101. Tuanku Tambusai 071 /TK/ 1995 RIau
1784 1882 7 8 1995
102. Syekh Yusuf Tajul Khalwati 071 /TK/ 1995 Sulawesi Selatan
1626 1699 7 8 1995
103. Ny. Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto 060 / TK/ 1996 Surakarta
1923 1996 30 7 1996
104. Raja Haji Fisabilillah 072 / TK / 1997 RIau
1727 1784 11 8 1997
105. H. Adam Malik 107 / TK / 1998 Jakarta
1917 1984 6 11 1998
106. Tjilik Riwut 108 / TK / 1998 Kalimantan Tengah
1918 1987 6 11 1998
107. La Maddukelleng 109 / TK / 1998 Sulawesi Selatan
1700 1765 6 11 1998
108. Sultan Asyaidis Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin ( 109/ TK / 1998 Riau
Syarif Kasim II ) 1893 6 11 1998
109. H. Ilyas Yacoub 074 / TK / 1999 Sumatera Barat
1903 1958 13 8 1999
110. Prof. DR. Hazairin, SH 074 / TK / 1999 Bengkulu
1906 1975 13 8 1999
111. Abdul Kadir Gelar Raden 114 / TK / 1999 Kalimantan Barat
Tumenggung Setia Pahlawan 13 10 1999
112. Hj. Fatmawati Soekarno 118 / TK / 2000 Bengkulu
1923 1980 4 11 2000
113. Ranggong Daeng Romo 109 / TK / 2001 Sulawesi Selatan
1915 1947 3 11 2001
114. Brigjen TNI ( Purn ) H. Hasan Basry , 1923 1984 110 / TK / 2001 Kalimantan Selatan
3 11 2001
115. Jenderal Besar TNI A.H. Nasution 073/TK/2002 DKI Jakarta
(1918 2000 ) 6 11 2002
116. Jenderal TNI GPH Djatikusumo 073/TK/2002 DKI Jakarta
( 1917 1992 ) 6 11 2002
117. Andi Djemma 073/TK/2002 Sulawesi Selatan
( 1935 1965 ) 6 11 2002
118. Pong Tiku 073/TK/2002 Sulawesi Selatan
( 1846 1907 ) 6 11 2002
119. Prof. Mr. Iwa Kusuma Sumantri 073/TK/2002 Jawa Barat
( 1899 1971 ) 6 11 2002
120. H. Nani Wartabone 085/TK/TH 2003 Gorontalo
( 1907 1986 ) 6 11-2003
121. Maskoen Soemadiredja 089/TK/TH 2004 Jawa Barat
( 1907 1986 ) 5-11-2004
122. Andi Mappanyukki 089/TK/TH 2004 Sulawesi Selatan
( 1885 1967 ) 5-11-2004
123. Raja Ali Haji 089/TK/TH 2004 Kepulauan Riau
( 1809 1870 ) 5-11-2004
124. K.H. Ahmad RifaI 089/TK/TH 2004 Jawa Tengah
( 1786 1870 ) 5-11-2004
125. Gatot Mangkoepradja 089/TK/TH 2004 Jawa Barat
( 1896 1968 ) 5-11-2004
126. Ismail Marzuki 089/TK/TH 2004 DKI Jakarta
( 1914 1958 ) 5-11-2004
127. Kiras Bangun (Garamata) 082/TK/TH 2005 Sumatera Utara
(1852-1942) 7-11-2005
128. Bagindo Azizchan 082/TK/TH 2005 Sumatera Barat
(1910-1947) 7-11-2005
129. Andi Abdullah Bau Massepe 082/TK/TH 2005 Sulawesi Selatan
1918-1947 7-11-2005
130. Teuku H. Muhammad Hasan 085/TK/TH 2006 Aceh
3-11-2006
131. Tirto Adhi Soeryo 085/TK/TH 2006 Jawa Barat
3-11-2006
132. KH. Noer Ali 085/TK/TH 2006 Jawa Barat
3-11-2006
133. Pajongga Daeng Ngalle 085/TK/TH 2006 Sulawesi Selatan
3-11-2006
134. Opu Daeng Risadju 085/TK/TH 2006 Sulawesi Selatan
3-11-2006
135. Izaak Huru Doko 085/TK/TH 2006 NTT
3-11-2006
136. Hamengkubuwono I 085/TK/TH 2006 Yogyakarta
3-11-2006
137. Sultan Daeng Radja 085/TK/TH 2006 Sulawesi Selatan
3-11-2006
138. Mayjen TNI (Purn) dr. Adnan Kapau Gani 066/TK/TH 2007 Sumatera Selatan
6-11-2007
139. Mr. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung 066/TK/TH 2007 D.I. Yogyakarta
6-11-2007
140. Mayjen TNI (Purn) Prof Dr. Moestopo 066/TK/TH 2007 Jawa Timur
6-11-2007
141. Brigjen TNI (Anm) Ignatius Slamet Rijadi 066/TK/TH 2007 Jawa Tengah
6-11-2007
142. DR. Mohammad Natsir 041/TK/TH 2008 Sumatera Barat
6-11-2008
143. KH. Abdul Halim 041/TK/TH 2008 Jawa Barat
6-11-2008
144. Sutomo (Bung Tomo) 041/TK/TH 2008 Jawa Timur
6-11-2008
145. Laksamana Muda TNI 058/TK/TH 2009 Sulawesi Utara
Jahja Daniel Dharma (John Lie) 6-11-2009
146. Prof. DR. Ir. Herman Johannes 058/TK/TH 2009 NTT
6-11-2009
147. Prof.MR. Achmad Subardjo 058/TK/TH 2009 DKI Jakarta
6-11-2009

Anda mungkin juga menyukai