Anda di halaman 1dari 4

Tokoh Yang Berperan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan dan Dasar Negara Indonesia

1. Ir. Soekarno
Dr.(HC) Ir. Soekarno (ER, EYD: Sukarno, nama lahir: Koesno
Sosrodihardjo) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat
pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting dalam
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah
Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad
Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah
yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya. Sukarno
lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21
Juni 1970 pada umur 69 tahun.

1. Moh.Hatta
Proklamator yang namanya selalu bersanding dengan Sukarno
bernama Dr.(H.C) Drs. H. Mohammad Hatta (lahir dengan nama
Muhammad Athar, populer sebagai Bung Hatta; lahir di Fort de Kock
(sekarang Bukittinggi, Sumatera Barat), Hindia Belanda, 12 Agustus
1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun)
adalah pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil Presiden
Indonesia yang pertama.
Ia bersama Soekarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia juga pernah
menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS. Ia mundur dari
jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta juga
dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

1. Soepomo
Prof. Mr. Dr Soepomo yang dalam Ejaan Soewandi ditulis: Supomo,
lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, 22 Januari 1903 adalah seorang
pahlawan nasional Indonesia. Soepomo dikenal sebagai arsitek
Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Muhammad Yamin dan
Sukarno.
1. Moh. Yamin
Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. adalah sastrawan, sejarawan,
budayawan, politikus, dan ahli hukum yang telah dihormati sebagai
pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Talawi, Sawahlunto,
Sumatera Barat pada 24 Agustus 1903 dan meninggal di Jakarta pada
17 Oktober 1962 pada umur 59 tahun. Ia merupakan salah satu perintis
puisi modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda sekaligus
"pencipta imaji keindonesiaan" yang mempengaruhi sejarah persatuan
Indonesia.

1. Sayuti Melik
Mohamad Ibnu Sayuti atau yang lebih dikenal sebagai Sayuti Melik
(lahir di Sleman, Yogyakarta, 22 November 1908 – meninggal di
Jakarta, 27 Februari 1989 pada umur 80 tahun), dicatat dalam sejarah
Indonesia sebagai pengetik naskah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia. Dia adalah suami dari Soerastri Karma Trimurti, seorang
wartawati dan aktivis perempuan di zaman pergerakan dan zaman
setelah kemerdekaan.

1. Sukarni
Sukarni Kartodiwirjo atau dikenal dengan nama Sukarni adalah tokoh
pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia dianugerahi gelar pahlawan
nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada 7 November
2014 bersama dengan Djamin Ginting, Abdul Wahab Hasbullah, dan
Mohammad Mangoendiprojo.

Dr. Radjiman
Wedyodiningrat Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat
adalah seorang dokter yang juga merupakan salah satu tokoh pendiri
Republik Indonesia. Beliau adalah satu-satunya orang yang terlibat
secara akif dalam kancah perjuangan bangsa yang dimulai dari
munculnya Boedi Utomo sampai pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKl). Dr
Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat, lahir
di Yogyakarta pada 21 April 1879. Ia berasal dari keluarga rakyat
biasa. Bapaknya, Sutodrono, hanya seorang penjaga sebuah toko kecil
di Yogyakarta.
Laksamana Maeda
Laksamana Muda Maeda Tadashi (lahir di Kagoshima, Jepang, 3
Maret 1898 – meninggal 13 Desember 1977 pada umur 79 tahun)
adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di
Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Selama pendudukan
Indonesia di bawah Jepang, ia menjabat sebagai Kepala Penghubung
Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang.
Laksamana Muda Maeda memiliki peran yang cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia
dengah mempersilakan kediamannya yang berada di Jl. Imam Bonjol, No.1, Jakarta Pusat sebagai
tempat penyusunan naskah proklamasi oleh Soekarno, Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo,
ditambah sang juru ketik Sayuti Melik. Selain itu, dia juga bersedia menjamin keamanan bagi
mereka. Kini, bekas kediamannya itu menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Ahmad Soebarjo
Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah tokoh pejuang
kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan seorang Pahlawan Nasional
Indonesia, beliau juga merupakan Menteri Luar Negeri Indonesia yang
pertama. Ia lahir di Karawang, Jawa Barat pada 23 Maret 1896 -
meninggal 15 Desember 1978 pada umur 82 tahun. Achmad Soebardjo
memiliki gelar Meester in de Rechten, yang diperoleh di Universitas
Leiden Belanda pada tahun 1933.
Konsep naskah proklamasi disusun oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo di
rumah Laksamana Muda Maeda. Setelah selesai dan beragumentasi dengan para pemuda, dinihari
17 Agustus 1945, Bung Karno pun segera memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik naskah
proklamasi

1. Fatmawati
Fatmawati yang bernama asli Fatimah adalah istri dari Presiden
Indonesia pertama Soekarno. Ia lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923
dan meninggal di Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980 pada umur
57 tahun. Fatmawati menjadi Ibu Negara Indonesia pertama dari tahun
1945 hingga tahun 1967 dan merupakan istri ke-3 dari Presiden
Pertama Indonesia, Soekarno. Ia juga dikenal akan jasanya dalam
menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut
dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di
Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Wahid Hasjim
Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (lahir di Jombang, Jawa Timur, 1 Juni
1914 – meninggal di Cimahi, Jawa Barat, 19 April 1953 pada umur 38
tahun) adalah pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara dalam
kabinet pertama Indonesia. Ia adalah ayah dari presiden keempat
Indonesia, Abdurrahman Wahid dan anak dari Hasyim Asy'arie, salah
satu pahlawan nasional Indonesia. Wahid Hasjim dimakamkan di
Tebuireng, Jombang.
Karier politiknya terus menanjak dengan cepat. Ketua PBNU, anggota Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI), hingga Menteri Agama pada tiga kabinet (Hatta, Natsir, dan Sukiman). Banyak
kontribusi penting yang diberikan Wahid bagi agama dan bangsa. Rumusan "Ketuhanan Yang
Maha Esa" dalam Pancasila sebagai pengganti dari "Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi
Pemeluknya" tidak terlepas dari peran seorang Wahid Hasjim.

Anda mungkin juga menyukai