Anda di halaman 1dari 3

Annisa Salma E

11 MIPA 6

Sutan Syahrir

Sutan Sjahrir (variasi penulisan nama: Soetan Sjahrir, Sutan Syahrir, 5 Maret 1909 – 9 April 1966)
adalah seorang intelektual, perintis, dan revolusioner kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia
merdeka, ia menjadi politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana
Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947. Sjahrir mendirikan Partai Sosialis
Indonesia pada tahun 1948. Ia meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan
dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Sutan Sjahrir ditetapkan sebagai salah seorang Pahlawan
Nasional Indonesia pada tanggal 9 April 1966 melalui Keppres nomor 76 tahun 1966.

Peranan yang dimiliki oleh Sutan Syahrir dalam persiapan kemerdekaan Indonesia adalah
melakukan kegiatan penculikan bertujuan untuk menculik Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta
dikarenakan Sutan Syahrir telah mengetahui kekalahan Jepang dengan cara mendengar berita yang
berasal dari stasiun radio yang berasla dari luar negeri. Kemudian ia bersama dengan rekan-rekannya
membawa Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta ke wilayah Rengasdengklok dengan tujuan untuk
mempercepat kemerdekaan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan yang dilakukan oleh
Sutan Syahrir tersebut berguna untuk melakukan pemaksaan guna menyegerakan kemerdekaan yang
dimiliki oleh Indonesia. Akan tetapi, dalam kegiatan tersebut pula terdapat penolakan yang dilakukan
oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta dikarenakan mereka ingin mendapatkan info dari Jepang
terlebih dahulu ketika akan melakukan pelaksanaan kemerdekaan di Indonesia sesuai dengan prosedur
yang ada.
Annisa Salma E

11 MIPA 6

Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol (lahir di Bonjol, Luhak Agam, Pagaruyung, 1772 – wafat dalam
pengasingan dan dimakamkan di Lotta, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864) adalah salah
seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam peperangan yang
dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803–1838. Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6
November 1973.

Tuanku Imam Bonjol dikenal sebagai pemimpin kaum Padri di Bonjol. Perang Padri terjadi dari
tahun 1803 sampai 1838 di Sumatera Barat. Awal mula perang ini karena perang antara kaum Padri
(kaum Agama) dan Kaum Adat. Tuanku Imam Bonjol adalah salah satu sosok pemimpin Kaum
Padri yang ditugasi untuk memperjuangkan syariat Islam melalui Perang Padri, yakni perang
saudara yang dilandasi agama antara kaum Padri dan kaum Adat, namun akhirnya berubah menjadi
perlawanan kepada Belanda karena adanya campur tangan Belanda. Peranan Tuanku Imam Bonjol
dalam Perang Padri adalah menyatukan kaum Padri dan kaum Adat, sehingga keduanya dapat
melawan Belanda. Selain itu, ia juga menjadi ulama yang berperan sebagai pemimpin perlawanan
dalam Perang Padri.
Annisa Salma E

11 MIPA 6

Cut Nyak Meutia

Tjoet Nyak Meutia (15 Februari 1870 – 24 Oktober 1910) adalah pahlawan nasional Indonesia dari
daerah Aceh. Ia dimakamkan di Alue Kurieng, Aceh. Ia menjadi pahlawan nasional Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 107/1964 pada tahun 1964.

Awal perjuangan Cut Nyak Meutia dimulai pada tahun 1901. Perang sengit terjadi antara pasukan
yang dipimpin oleh suami Cut Meutia yakni Teuku Chik Muhammad melawan Belanda yang terjadi
dari Juni hingga agustus 1902. Sepanjang tahun 1901 hingga 1905, Belanda kewalahan menghadapi
serangan-serangan yang diotaki oleh Cut Meutia dan suaminya. Namun pada bulan Maret 1905, Tjik
Tunong berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe.

Anda mungkin juga menyukai