Anda di halaman 1dari 8

Sutan Sjahrir

ANGGOTA :
• Destrada Putra Hasugian
• I Nyoman Viveka
• Nadya Janeova
Materi

01 02 03
Biografi Peran Nilai Positif
Biografi
Sutan Sjahrir lahir pada tanggal 5 maret 1909 di kota Padang Panjang, Sumatera
Barat. Ayahnya bernama Mohammad Rasad dan ibunya bernama Puti Siti Rabiah
Orang tua Sutan Syahrir merupakan orang yang terpandang di Sumatera. Ayahnya
menjabat sebagai penasihat Sultan Deli dan juga kepala jaksa atau landraad pada
masa pemerintahan kolonial Belanda.
Sjahrir mengenyam pendidikan di sekolah dasar (ELS) dan sekolah menengah
(MULO) terbaik di Medan. Pada 1926, ia selesai dari MULO, masuk sekolah
lanjutan atas (AMS) di Bandung. Sjahrir melanjutkan pendidikan ke negeri
Belanda di Fakultas Hukum, Universitas Amsterdam. Pengujung tahun 1931,
Sjahrir meninggalkan kampusnya untuk kembali ke tanah air dan terjun dalam
pergerakan nasional. Sjahrir segera bergabung dalam organisasi Partai Nasional
Indonesia (PNI Baru), yang pada Juni 1932 diketuainya.
Saat masa pendudukan Jepang. Sjahrir membangun jaringan gerakan bawah
tanah anti-fasis. Sjahrir yakin Jepang tak mungkin memenangkan perang. Oleh
karena itu, kaum pergerakan mesti menyiapkan diri untuk merebut kemerdekaan
di saat yang tepat. Situasi objektif itu pun makin terang ketika Jepang makin
terdesak oleh pasukan Sekutu. Sjahrir mengetahui perkembangan Perang Dunia
dengan cara sembunyi-sembunyi mendengarkan berita dari stasiun radio luar
negeri. Berita-berita tersebut kemudian ia sampaikan ke Hatta. Sembari itu,
Sjahrir menyiapkan gerakan bawah tanah untuk merebut kekuasaan dari tangan
Jepang.
Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pasca kemerdekaan Indonesia,
Sutan Syahrir kemudian ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Perdana
Menteri pertama Republik Indonesia. Ia menjadi perdana menteri termuda di
dunia yakni berusia 36 tahun. Pernah terjadi peristiwa penculikan perdana
menteri Sutan Syahrir pada tanggal 26 juni 1946. Ini dilakukan oleh kaum
Persatuan Perjuangan yang merasa kecewa. Kekecewaan ini karena diplomasi
yang dilakukan oleh Sutan Syahrir dibawah kabinetnya yaitu Syahrir II kepada
pemerintah Belanda ketika itu yang ingin kembali menguasai Indonesia.
Pada tahun 1951, Sutan Syahrir menikah dengan wanita bernama Siti Wahyunah
yang memberinya dua orang anak.
Tahun 1962 Sutan Syahrir ditangkap dan dipenjara tanpa pernah diadili hingga
tahun 1965, ia kemudian menderita penyakit stroke. Akhirnya pemerintah ketika
itu mengizinkan Sutan Syahrir untuk berobat di Zurich, Swiss. Hingga akhirnya
pada tanggal 9 April 1966, Sutan Syahrir akhirnya menghembuskan nafas
terakhirnya, jenazahnya kemudian dimakamkan di taman makan pahlwan
kalibata, Jakarta.Sebagai balas jasa ditanggal yang sama tepat ketika Sutan Syahrir
meninggal dunia, pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan
Nasional Indonesia kepada Sutan Syahrir atas jasa-jasanya sebagai salah satu
pendiri Republik Indonesia melalui melalui Keppres nomor 76 tahun 1966.
Peranan
1. Mengetahui kabar kekalahan Jepang Pada
15 Agustus 1945, Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Orang
yang pertama kali mendengar atau mengetahui berita kekalahan Jepang dalam Perang
Dunia II ialah Sutan Sjahrir. Beliau menyebarkan berita ini kepada tokoh lain seperti
Chairil Anwar dan Mohamad Hatta.
2. Melakukan kegiatan penculikan terhadap Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta
yang demikian berakhir dengan Proklamasi Kemerdekaan.
3. Menghadiri Inter-Asian Relations Conference
Dalam konferensi yang diadakan pada 23 Maret – 2 April 1947 tersebut, Sutan Syahrir
menggalang simpati dari negara-negara Asia untuk mendukung perjuangan Indonesia.
4. Mewakili Indonesia dalam Sidang PBB
Sutan Syahrir sering ditunjuk menjadi perwakilan Indonesia dalam sidang PBB, dimana
beliau selalu menyuarakan eksistensi Republik indonesia. Bahkan, dalam beberapa
kesempatan Sutan Syahrir  mampu mematahkan arogansi perwakilan Belanda yang
masih bersikukuh untuk tidak mengakui keberadaan negara Indonesia.
Nilai Positif
1. Patriotisme dan cinta tanah Air
2. Berjiwa nasionalisme
3. Rela berkorban
4. Peduli Sosial
5. Cerdik mengatasi masalah lewat perundingan

Anda mungkin juga menyukai