Anda di halaman 1dari 18

Nama: Wa Ode Aisyah Kahar

Kelas: XII Aksel


No. Urut : 12
• Ir. Sukarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya dengan nama Kusno Sosrodihardjo.
• Riwayat pendidikan Ir. Sukarno dimulai dari ELS (Europeesche Lagere School) di Mojekerto,
kemudian HBS (Hoogere Burgerschool), dan kuliah pada Technische Hoge School (THS)
hingga memperoleh gelar insinyur pada 1925.
• Sejak muda, Ir. Sukarno sudah menunjukkan rasa ketertarikannya pada politik.
• Saat kuliah di Bandung, Ir. Sukarno mulai berhubungan dengan para pemimpin Indische
Partij, seperti Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker.
• Pada 1925, ia mendirikan Algemeene Studie Club di Bandung. Selanjutnya, ia mendirikan
Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927, yang memiliki tujuan mencapai
kemerdekaan Indonesia atas kekuatan sendiri.
• Kharisma dan kekuatan pidatonya mampu menjadi magnet setiap orang, sehingga Belanda
menjadi cemas akan kekuatan Sukarno.
• Oleh karena itu, Belanda melayangkan tuduhan kepada Ir. Sukarno sehingga Ir. Sukarno dan
para tokoh PNI ditangkap dan ditahan. Namun, Ir. Sukarno berhasil dibebaskan pada 31
Desember 1931.
• Ir. Sukarno kemudian ditangkap lagi dan diasingkan ke Ende, Pulau Flores, dan dipindahkan
ke Bengkulu hingga dibebaskan pada 1942.
• Pada masa kependudukan Jepang, ia bersama Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantoro,
dan K. H. Mas Mansyur diminta Jepang untuk membentuk Pusat Tenaga Kerja (Putera).
Namun akhirnya, dibubarkan oleh Jepang karena praktiknya tidak sesuai dengan tujuan.
• Keterlibatan Ir. Sukarno dalam proses menuju kemerdekaan serta
pembentukan negara RI sangatlah besar.
• Saat BPUPKI dibentuk sejak 1 Maret 1945, sumbangan terbesarnya ialah
gagasan tentang dasar negara yang kemudian disebut sebagai Pancasila.
• Setelah BPUPKI dibubarkan, terbentuklah PPKI dimana Ir. Sukarno ditunjuk
sebagai ketua. Di dalam sidang-sidang PPKI, gagasan Pancasila terus
disempurnakan hingga menjadi dasar negara Republik Indonesia hingga
sekarang.
• Sumbangan terbesar Ir. Sukarno selanjutnya ialah ia bersama Drs.
Mohammad Hatta berhasil menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945.
• Ir. Sukarno kemudian dipilih pada 18 Agustus 1945 sebagai Presiden RI
pertama secara aklamasi. Ia memimpin RI hingga tahun 1967.
• Ir. Sukarno meninggal dunia pada 21 Juni 1970 di Jakarta, dan jenazahnya
dimakamkan di samping makam ibundanya, di Kota Blitar, Jawa Timur. 16
tahun setelah wafatnya Ir. Sukarno, mendiang dianugerahi gelar Pahlawan
Proklamasi pada 23 Oktober 1986.
• Drs. Mohammad Hatta (Mohammad Athar) lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus
1902.
• Saat masih di Padang, ia sudah mulai aktif dalam organisasi kepemudaan dan tergabung dalam
Jong Sumatranen Bond.
• Pada 1927, ia aktif dalam liga menantang imperialisme dan kolonialisme. Karena kegiatan
politiknya bersama Perhimpunan Indonesia yang dianggap menghasut rakyat untuk memberontak,
maka pada September 1927, ia ditangkap dan diadili. Namun, pada tanggal 22 Maret 1928, ia
bersama tokoh PI lainnya dibebaskan dari segala tuduhan.
• Pada periode 1930-1931, Mohammad Hatta lebih terfokus dengan kegiatan studi. Baru pada 1932,
ia berhasil menyelesaikan studinya.
• Selanjutnya, ia bergabung dengan Sutan Sjahrir ke dalam organisasi politik Pendidikan Nasional
Indonesia. Namun, ia ditangkap dan dibuang ke Boven Digul, Irian Jaya.
• Kemudian pada Desember 1935, Hatta bersama Sutan Sjahrir dipindah ke Banda Naira.
Selanjutnya, pada 3 Februari 1942, Hatta dan Sjahrir dipindahkan lagi ke penjara Sukabumi.
Mereka dibebaskan setelah Belanda menyerah dan Indonesia diduduki oleh Jepang.
• Pada masa pendudukan Jepang, Drs. Mohammad Hatta bersama Ir. Sukarno dan tokoh-tokoh
lainnya memimpin Kantor Pusat Tenaga Kerja (Putera).
• Menjelang masa kemerdekaan, ia ditunjuk sebagai wakil Sukarno dalam panitia PPKI. Bahkan
Hatta menjadi proklamator kemerdekaan RI bersama Ir. Sukarno.
• Pada 18 Agustus 1945, ia ditunjuk sebagai Wakil Presiden RI mendampingi
Presiden Ir. Sukarno.
• Selain pernah menjabat sebagai Wakil Presiden pertama RI, ia juga pernah
menduduki jabatan Perdana Menteri pertama RI merangkap Menteri
Pertahanan.
• Ketika Pemerintahan RI berbentuk RIS (Republik Indonesia Serikat), Drs.
Mohammad Hatta diangkat sebagai Perdana Menteri. Ketika RIS kembali
menjadi NKRI pada 1950, ia dipercaya kembali sebagai Wakil Presiden.
• Pada 1 Desember 1956, Hatta tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatan
sebagai Wakil Presiden.
• Meskipun sudah tidak aktif di pemerintahan, Drs. Mohammad Hatta tetap
berjuang untuk rakyat. Di bidang ekonomi misalnya, ia mengeluarkan
banyak ide tentang perkoperasian Indonesia sehingga ia dikenal sebagai
Bapak Koperasi Indonesia.
• Drs. Mohammad Hatta meninggal pada 14 Maret 1980. Beliau dimakamkan
di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta. Pemerintah RI akhirnya
menanugerahkannya gelar sebagai Pahlawan Proklamasi.
• Sutan Syahrir dilahirkan di Padangpanjang, Sumatera Barat pada 5
Maret 1909.
• Pendidikan formalnya diawali dari Kota Medan sampai ia tamat MULO.
Kemudian, ia melanjutkan studinya di AMS Bagian A di Kota Bandung.
• Pada tanggal 20 Februari 1927, ia mendirikan Jong Indonesia bersama
bersama para tokoh Indonesia lainnya.
• Pada 1929, Sutan Syahrir melanjutkan studinya di Belanda pada Fakultas
Hukum Universitas Leiden. Pada 1931, Sutan Syahrir kembali ke
Indonesia dan bersama-sama dengan tokoh Indonesia lainnya
mendirikan Partai Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru).
• Akan tetapi, Belanda tidak senang akan kegiatan Syahrir dkk sehingga
mereka ditangkap dan Sutan Syahrir dipenjarakan di Cipinang pada
1934.
• Selanjutnya, pada Januari 1935, bersama Moh. Hatta ia dibuang ke
Digul, kemudian secara berturut-turut dipindah lagi ke Banda Naira, dan
terakhir Sukabumi sampai akhirnya dibebaskan saat Jepang datang ke
Indonesia.
• Sutan Syahrir adalah seorang nasionalis yang antifasis, sehingga ia aktif melakukan
perlawanan dengan Jepang.
• Ia lebih dulu mengetahui berita kekalahan Jepang atas sekutu pada 14 Agustus
1945. Karena itu, ia mendesak kepada Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta untuk
segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
• Ketika Indonesia telah merdeka, Sutan Syahrir menduduki kursi Perdana Menteri
dan sekaligus memimpin Kabinet Parlementer pada November 1945.
• Selain ditunjuk sebagai PM, ia juga merangkap sebagai Menteri Luar Negeri dan
Menteri Dalam Negeri.
• Di pemerintahan, kabinet yang dipimpinnya jatuh karena dianggap bertanggung
jawab atas ditandatanganinya perjanjian Linggarjati yang dianggap oleh sejumlah
kalangan banyak merugikan Pemerintah RI.
• Sejak tahun 1950, Sutan Syahrir tidak pernah duduk lagi dalam pemerintahan, dan
lebih banyak aktif di Partai Sosialis Indonesia (PSI).
• Pada 1961 PSI dibubarkan oleh Presiden Sukarno. Sutan Syahrir bersama dengan
tokoh-tokoh PSI lainnya ditangkpa dan ditahan di Madiun, karena dituduh terlibat
dalam usaha pembunuhan terhadap Presiden Sukarno, meskipun tidak terbukti.
• Sutan Syahrir meninggal pada 9 April 1966 dalam kondisi sebagai tawanan politik
dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
• Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat pada 28
Agustus 1903.
• Kiprahnya di dunia politik terbilang cukup sukses. Pada tahun 1926
sampai 1928, ia terpilih menjadi ketua Jong Sumatranen Bond.
Selanjutnya, ia mendirikan Partai Gerakan Rakyat Indonesia.
• Menjelang proklamasi, Muhammad Yamin terlibat aktif dalam
BPUPKI dan turut mengemukakan konsep dasar negara serta UUD
1945.
• Setelah Indonesia merdeka, Muhammad Yamin diangkat menjadi
anggota KNIP. Selain itu, ia juga pernah dipercaya sebagai Ketua
Badan Perancang Pembangunan Indonesia, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan pada Kabinet Ali Sastroamijoyo I dan Menteri
Penerangan pada masa Kabinet Kerja III.
• Muhammad Yamin meninggal di Jakarta pada 17 Oktober 1962.
Jenazahnya dimakamkan di tanah kelahirannya, Sawahlunto.
• Dr. Muwardi lahir di Pati, Jawa Tengah pada 30 Januari 1907. Ia merupakan seorang
dokter spesialis THT lulusan STOVIA, yang juga gigih memperjuangkan nasib
bangsa.
• Selama kuliah, Muwardi aktif dalam berbagai organisasi. Pada 1925, ia dipercaya
sebagai ketua Jong Java cabang Jakarta. Muwardi turut serta dalam Kongres
Pemuda II Tahun 1928.
• Pada masa pendudukan Jepang, Muwardi bergabung dalam Barisan Pelopor dan ia
diangkat menjadi komandan.
• Sebagai komandan, Muwardi pernah berjasa dalam pengamanan lapangan Ikada
sehari sebelum dilaksanakannya Proklamasi.
• Di mata Presiden Sukarno, dr. Muwardi mampu dalam urusan pertahanan
meskipun berprofesi sebagai dokter. Presiden Sukarno pernah menawarinya
jabatan sebagai Menteri Pertahanan, namun ditolak karena kesetiaan yang
mendalam pada profesi dokter.
• Kedatangan Sekutu dan Belanda mendapat tantangan dari sebagian besar rakyat
Indonesia, tak terkecuali dr. Muwardi serta Barisan Pelopor.
• Dr. Muwardi dan Barisan Pelopornya ikut berperang melawan salah satu anggota
Sekutu. Namun, karena situasi genting, para pemimpin negara sementara berhijrah
ke Yogyakarta demikian pula Barisan Pelopor.
• Selain ditugaskan menjadi pemimpin, tugas sebagai seorang
dokter tetap dijalankan dengan sepenuh hati dengan cara
menjaga kesehatan dan mengobati anggota laskar yang terluka.
• Pasca ditandatanganinya Persetujuan Renville, situasi politik
Indonesia semakin tidak menentu karena selain menghadapi
pasukan Belanda dan Sekutu, Indonesia juga menghadapi
pemberontakan PKI.
• Menghadapi situasi politik itulah, dr. Muwardi mendirikan
Gerakan Rakyat Revolusioner. Namun, PKI memanfaatkan situasi
ini sebagai niatan jahat, yakni dengan melakukan penculikan
terhadap dr. Muwardi.
• Penculikan tersebut terjadi pada 13 September 1948, dan
setelah peristiwa tersebut, dr. Muwardi tidak diketahui kabar
maupun makamnya.
• Mohammad Natsir yang kemudian bergelar Datuk Sinaro Panjang dilahirkan pada 17
Juli 1908 di Kampung Alahan Panjang, Solok, Sumatera Barat.
• Ketika menempuh pendidikannya di AMS Bandung, Natsir menjadi seorang aktivis Jong
Islamieten Bond.
• Mohammad Natsir juga menguasai banyak bahasa asing, seperti bahasa Inggris,
Belanda, Prancis, Latin, dan Arab.
• Setelah masa kemerdekaan, ia pernah menduduki beberapa jabatan seperti anggota
Badan Pekerja KNIP (1945-1949), menteri penerangan pada Kabinet Sjahrir I, Kabinet
Amir Sjarifuddin, dan Kabinet Hatta (1946-1949), Ketua Masyumi (1948-1959),
Perdana Menteri (1950-1951), anggota Konstituante (1952-1958), dan anggota Badan
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).
• Ia memiliki sejumlah ide sehingga lahirlah sebuah mosi persatuan yang dikenal dengan
Mosi Integral Natsir, yang berhasil mengembalikan RIS ke dalam NKRI pada 3 April
1950.
• Mohammad Natsir meninggal pada 6 Februari 1993 di Rumah Sakit dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karet Jakarta.
• Masyhadul Haq, yang kemudian dikenal dengan nama Agus Salim, lahir di Kota
Gadang dekat Bukittinggi pada 8 Oktober 1884.
• Di bidang politik, pada awalnya Agus Salim masuk organisasi Sarekat Islam (SI)
sebagai anggota pusat. Ia berjasa dalam membersihkan SI dari ideologi komunis
yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
• Pada 1929 ada perubahan dalam SI, di mana SI berubah nama menjadi Partai
Sarekat Islam Indonesia (PSII). Agus Salim pernah menjabat sebagai ketua
menggantikan H. O. S. Tjokroaminoto.
• Pada masa akhir pendudukan Jepang, Haji Agus Salim terpilih menjadi salah satu
anggota PPKI. Setelah Indonesia merdeka, Agus Salim diangkat sebagai anggota
Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Selanjutnya, menjadi Menteri Luar Negeri pada
masa Kabinet Syahrir I dan Kabinet Syahrir II.
• Ketika Agresi Militer Belanda II, Agus Salim ditangkap dan diasingkan ke Bengkulu
bersama Presiden Sukarno dan Sutan Syahrir.
• Haji Agus Salim merupakan seorang diplomat yang luar biasa. Karier politiknya
semakin menanjak pasca pengakuan kedaulatan, ia ditunjuk sebagai Menteri Luar
Negeri dalam Kabinet Hatta.
• Haji Agus Salim meninggal dunia pada 4 November 1954, dan jenazahnya
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
• Syarifuddin Prawiranegara lahir di Banten, 28 Februari
1911.
• Beliau merupakan pejuang pada masa kemerdekaan
Republik Indonesia yang pernah menjabat sebagai
Presiden PDRI.
• Ia pernah menjabat sebagai menteri keuangan, menteri
kemakmuran, dan wakil perdana menteri di awal
kemerdekaan.
• Pada masa kecilnya, ia akrab dipanggil “Kuding”. Sejak
kecil Syarifuddin Prawiranegara memiliki cita-cita ingin
menjadi orang besar. Oleh karena itu, ia masuk Sekolah
Tinggi Hukum di Jakarta (sekarang Fakultas Hukum
Universitas Indonesia).
• Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai lahir di Desa Carangsari,
Kabupaten Badung pada 30 Januari 1917. Beliau merupakan
seorang pahlawan kemerdekaan dari Kabupaten Badung, Bali.
• Pada masa pendudukan Jepang, beliau aktif dalam gerakan bawah
tanah melawan Jepang.
• Setelah merdeka beliau menjadi komandan tentara republik di
Denpasar. Selanjutnya, beliau memimpin pasukan Ciung Wanara
melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama
Puputan Margarana.
• Dalam pertempuran tersebut, ia gugur bersama 1372 pejuang
Dewan Perjuangan Republik Indonesia Sunda Kecil tanggal 20
November 1946. Mereka dimakamkan di Candi Marga, Tabanan.
• Nama I Gusti Ngurah Rai diabadikan menjadi Bandar Udara
Ngurah Rai di Denpasar, Bali.
• Mr. Mohammad Roem lahir di Parakan, Jawa Tengah pada 16
Mei 1908.
• Pada masa pergerakan nasional, beliau aktif di berbagai
organisasi, seperti Jong Islamieten Bond dan Sarekat Islam.
• Pada awal kemerdekaan beliau merupakan anggota delegasi
Indonesia dalam perundingan Linggarjati dan perundingan
Renville.
• Mr. Mohammad Roem juga dikenal sebagai pemimpin
delegasi RI dalam perundingan Roem-Royen pada tahun 1949.
Perundingan tersebut menghasilkan persetujuan Roem-Royen
yang ditandatangani pada 7 Mei 1949.
• Mr. Mohammad Roem menjabat sebagai Menteri Luar Negeri
pada 6 September 1950 sampai 27 April 1951.
• Beliau lahir pada 12 April 1912 dengan nama kecil Dorojatun.
Sejak kecil Dorojatun hidup di lingkungan keraton.
• Pada waktu Indonesia merdeka, Sri Sultan Hamengku Buwana
IX spontan mengakui kedaulatan RI.
• Sewaktu Agresi Militer Belanda II, Sri Sultan Hamengku
Buwana menjadi benteng terakhir nasib RI. Beliau berkali-kali
dibujuk oleh Belanda, namun selalu ditolak.
• Sultan tidak tergiur oleh hadiah dari Belanda dan tetap tegas
mempertahankan kelangsungan negara RI hingga tercapailah
pengakuan kedaulatan.
• Sri Sultan Hamengku Buwana IX juga mewakili Indonesia
untuk menerima pengakuan kedaulatan dari Belanda di
Jakarta.
• Jenderal Sudirman lahir di Rembang, Purbalingga pada
24 Januari 1916.
• Beliau aktif di pasukan PETA (Pembela Tanah Air). Pada
masa awal kemerdekaan, Sudirman pernah menjadi
Panglima BKR Divisi Banyumas.
• Namanya semakin menonjol pada waktu memimpin
pasukan untuk mengusir Sekutu dari Ambarawa.
• Sewaktu Agresi Militer Belanda II, Jenderal Sudirman
memimpin langsung pasukannya bergerilya melawan
Belanda. Hal itu disebabkan pada waktu itu, Jenderal
Sudirman menjabat sebagai Panglima Besar.
• Bung Tomo lahir di Surabaya pada 1920 dengan nama asli
Sutomo.
• Pada masa panjajahan Jepang, Bung Tomo aktif sebagai
wartawan Domei. Bahkan, Bung Tomo mendirikan Kantor
Berita Indonesia yang kelak dilebur menjadi kantor berita
Antara Cabang Surabaya (1945).
• Bung Tomo dalam pertempuran Surabaya pada 10 November
1945 sangat berperan penting terutama menggelorakan
semangat juang rakyat Surabaya.
• Pengalamannya dalam masa penjajahan Jepang,
memudahkan Bung Tomo dalam memompakan semangat
perjuangan melalui radio. Pekik “Allahu Akbar” dalam
menentang penjajah Sekutu sangat terkenal dan membakar
semangat juang arek-arek Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai