Anda di halaman 1dari 38

MODUL

PEMBINAAN PASCA EHB SMA

KIMIA

Diterbitkan oleh

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jl. R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta 12410
Telepon: (021) 7694140, 7696033

Koordinator Pengembang Modul

i
Diterbitkan oleh

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Jalan R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta 12410
Telepon: (021) 7694140, 75902679, Fax. 7696033
Laman: www.psma.kemdikbud.go.id

Koordinator Pengembang Modul

Dra. Hastuti Mustikaningsih, M.A.


Kepala Sub Direktorat Kurikulum, Direktorat Pembinaan SMA

Koordinator Pelaksana

Dr. Junus Simangunsong, MT


Kepala Seksi Penilaian, Sub Direktorat Kurikulum
Direktorat Pembinaan SMA

Penulis Modul

H. Mujib, S.Pd., M.M. (Kepala SMAN 1 Giri Banyuwangi)


I Putu Sudibawa, M.Pd. (Kepala SMAN 1 Rendang Karangasem)
Drs. H. I Gede Mendera, M.T. (Guru SMAN 17 Palembang)

Penanggung Jawab Kegiatan

Syamsudin, M.Pd

Layout

Oky Ade Setiawan, S.Pd

i
Kata Pengantar

Keberhasilan sebuah SMA umumnya ditentukan oleh banyaknya peserta didik yang lulus Ujian
Sekolah dan Ujian Nasional, serta banyaknya yang melanjutkan studi kependidikan tinggi. Lebih
spesifik lagi keberhasilan dalam ujian, hanya melihat dari hasil Ujian Nasional sebuah sekolah.
Ujian Sekolah seakan dipandang sebelah mata walaupun yang menjadi pertimbangan kelulusan
dari sebuah SMA adalah hasil dari Ujian Sekolah. Masyarakat luas memandang bahwa hasil Ujian
Nasional (UN) lebih objektif untuk menilai keberhasilan sebuah sekolah, karena pembuatan
naskah soal dan koreksi tidak dilaksanakan oleh pihak sekolah tetapi oleh lembaga independen,
dalam hal ini diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Walaupun UN tidak lagi sebagai penentu kelulusan, UN tidak kehilangan peran strategisnya
sebagai pemetaan mutu pendidikan. Dengan demikian hasil UN sebuah sekolah menjadi sangat
prestisius yang berdampak kepada nilai jual sekolah tersebut. Akibatnya upaya-upaya untuk
meningkatkan hasil UN menjadi sangat penting untuk meningkatkan nilai jual sekolah di
samping meningkatkan mutu pendidikan. Upaya untuk meningkatkan hasil UN bukan hanya
menjadi tanggungjawab sekolah dan stake holdersnya tetapi juga menjadi program Direktorat
Pembinaan SMA.

Hasil Ujian Nasional pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Indeks Integritas Ujian Nasional
(IIUN) 2019 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
hampir 98% SMA telah menggunakan moda Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), namun
masih terdapat ribuan sekolah yang memiliki nilai mata pelajaran di bawah 55 atau di bawah
kriteria minimal lulus ujian nasional. Memperhatikan kondisi tersebut Direktorat Pembinaan
SMA melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembinaan Pasca Evaluasi Hasil Belajar (EHB)
kepada guru-guru mata pelajaran yang diujikan secara nasional dari sejumlah SMA. Bimtek ini
bertujuan agar nilai UN pada tahun mendatang meningkat sebagaimana hasil bimtek Pasca EHB
pada tahun-tahun sebelumnya. Sebagai tindak lanjut bimtek ini sekolah diharapkan dapat
menerapkan strategi pembelajaran yang mengarah pada berpikir tingkat tinggi.

Modul ini disusun untuk digunakan sebagai salah satu pedoman dalam kegiatan Bimtek
Pembinaan Pasca EHB. Di samping itu modul ini diharapkan dapat digunakan juga oleh guru-
guru lain yang tidak berkesempatan untuk mengikuti Bimtek.

Jakarta, September 2019


Direktur Pembinaan SMA,

Drs. Purwadi Sutanto, M.Si


NIP. 196104041985031003

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii

Pendahuluan 1
A. Rasional 1
B. Bahan Bacaan 2
C. Tujuan 2
D. Hasil yang Diharapkan 2

Unit 1 Analisis Materi Daya Serap Rendah 3


A. Uraian Singkat Materi 3
B. Penugasan 7
C. Refleksi 8

Unit 2 Soal UN dengan Materi Daya Serap Rendah dan 9


Pembahasannya
A. Uraian Singkat Materi 9
B. Penugasan 16
C. Refleksi 17

Unit 3 Strategi Penyajian Materi Daya Serap Rendah 18


A. Uraian Singkat Materi 18
B. Penugasan 20
C. Refleksi 20

Lembar Kerja 1 22
Lembar Kerja 2 26
Lembar Kerja 3 29

iii
Pendahuluan
A. Rasional

Perubahan komposisi kemampuan berpikir tingkat tinggi pada Keterampilan Abad 21


sebagai konsekuensi perubahan tuntutan standar-standar pendidikan yang menghendaki
lulusan yang kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Berdasarkan kebutuhan lulusan ini,
diterbitkanlah standar kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan melalui Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016. Selanjutnya standar
kompetensi lulusan tersebut dipergunakan sebagai dasar menentukan isi kurikulum dan
mata pelajaran yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi. Mengacu pada Standar Isi tersebut ditetapkan
langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam rangka mencapai kompetensi yang
dibutuhkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses. Dalam rangka memastikan proses tersebut mencapai kompetensi
yang diharapkan diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

Sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016


tentang Standar Penilaian, Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu bentuk penilaian hasil
belajar terhadap peserta didik oleh pemerintah untuk menilai pencapaian kompetensi
lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. Walaupun UN tidak lagi sebagai
penentu kelulusan, UN tidak kehilangan peran strategisnya yaitu (1) sebagai pemetaan
mutu program dan/atau satuan pendidikan; (2) sebagai bahan pertimbangan dalam
pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam rangka peningkatan
mutu; (3) sebagai bahan pertimbangan dalam melanjutkan pendidikan. Atas dasar tuntutan
penilaian terhadap ketercapaian kebutuhan kompetensi inilah, soal-soal Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills, HOTS) dimasukkan dalam soal Ujian
Nasional (UN).

Hasil Ujian Nasional pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Indeks Integritas Ujian Nasional
(IIUN) 2019 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
hampir 98% SMA telah menggunakan moda Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Namun seperti pada https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasilun/, dimana masih terdapat
11.188 sekolah yang memiliki nilai di bawah 55 atau di bawah kriteria minimal lulus ujian
nasional. Salah satu penyebabnya adalah peningkatan proporsi soal-soal berpikir tingkat
tinggi, yaitu menjadi sepuluh sampai dengan dua puluh persen. Berdasarkan hasil UN SMA
tahun 2019 di atas, Direktorat Pembinaan SMA memprogramkan Bimbingan Teknis
Pembinaan Pasca Evaluasi Hasil Belajar (EHB) kepada guru dari SMA dengan hasil UN
kategori kurang atau nilai mata pelajaran yang diujikan di bawah 55. Mata pelajaran yang
menjadi sasaran Bimtek Pembinaan Pasca EHB meliputi: 1) Bahasa Indonesia, 2) Bahasa
Inggris, 3) Matematika, 4) Fisika, 5) Kimia, 6) Biologi, 7) Ekonomi, 8) Geografi, 9) Sosiologi,
dan 10) Antropologi. Oleh karena itu, agar bimtek ini berjalan dengan lancar maka disusun
lah modul Pasca EHB sebagai pedoman kegiatan bimtek untuk semua mata pelajaran.

1
Materi dalam modul ini difokuskan pada materi-materi yang memiliki daya serap rendah
dan yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi. Materi tersebut disusun sesuai
kebutuhan evaluasi pasca EHB yang meliputi: (1) Unit 1, Analisis Materi-Materi Daya Serap
Rendah; (2) Unit 2, Soal-soal UN Daya Serap Rendah dan Pembahasannya; (3) Unit 3,
Strategi Pembelajaran dalam Berpikir Tingkat Tinggi. Secara umum setiap modul berisi
uraian singkat materi, fokus unit, penugasan, dan refleksi.

B. Bahan Bacaan

Materi-materi terkait untuk memperkaya wawasan agar kegiatan Bimtek Pembinaan Pasca
EHB dapat berjalan dengan lancar adalah sebagai berikut:
1. Implementasi Higher Order Thinking Skills dalam Pembelajaran dan Penilaian;
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait dengan Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian;
3. Panduan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Pemerintah;
4. Panduan Pengembangan Kisi-kisi dan Butir Soal;
5. Hasil Ujian Nasional SMA Tahun 2019 (https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasilun/).

C. Tujuan

Bimbingan Teknis Pembinaan Pasca Evaluasi Hasil Belajar (EHB) bertujuan:


1. Mengembangkan kemampuan guru dalam mendiagnosis materi-materi daya serap
rendah.
2. Mengembangkan kemampuan guru dalam menyelesaikan soal-soal khususnya soal
berpikir tingkat tinggi
3. Mengembangkan keterampilan guru dalam menyajikan materi-materi berpikir tingkat
tinggi pada pembelajaran di kelas agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik.

D. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan Bimtek Pembinaan Pasca EHB adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatnya kemampuan guru dalam mendiagnosis materi-materi daya serap rendah.
2. Meningkatnya kemampuan guru dalam menyelesaikan soal-soal khususnya soal berpikir
tingkat tinggi.
3. Meningkatnya keterampilan guru dalam menyajikan materi-materi yang menuntut
berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran di kelas agar lebih mudah dipahami oleh
peserta didik.

2
Unit 1
Analisis Materi-Materi Daya Serap Rendah
A. Uraian Singkat Materi

Analisis hasil UN yang diterbitkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang
Kemendikbud, menunjukkan bahwa daya serap soal UN setiap tahun berubah-ubah sesuai
dengan tingkat kesulitan soal UN pada tahun itu. Pada beberapa materi hampir setiap UN,
daya serapnya selalu rendah (kurang dari 50%). Contohnya beberapa kompetensi
pembelajaran pada mata pelajaran Kimia Peminatan MIPA yang sering kali mendapatkan
daya serap rendah adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan nalar berkaitan dengan sifat periodisitas (jari-jari, energi ionisasi,


keelektronegatifan, afinitas elektron, sifat asam-basa dan logam-non logam).

Indikator soal yang diujikan adalah menganalisis grafik hubungan antara sifat-sifat
periodik unsur dengan nomor atom berdasarkan konfigurasi elektron 4 unsur.
Berdasarkan data Puspendik daya serap nasional untuk materi menganalisis grafik
hubungan antara sifat-sifat periodik unsur pada UN tahun 2019 hanya 23,78%. Pada UN
tahun 2019 muncul 1 soal pada nomor 14 tentang hubungan diagram orbital serta
konfigurasi elektron dengan grafik keelektronegatifan. Sesuai dengan kondisi tersebut di
atas, materi-materi ini hendaknya menjadi perhatian khusus para guru Kimia. Dalam
pembelajaran di kelas, diharapkan guru dapat memberikan penekanan-penekanan pada
pokok-pokok materi tersebut sehingga hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.

Butir-butir soal UN yang muncul berdasarkan materi dengan daya serap rendah di atas
disajikan pada Tabel 1.

3
Tabel 1. Soal UN Menganalisis Grafik Hubungan antara Konfigurasi Elektron
dengan Sifat-sifat Periodik Unsur

UN 2018 UN 2019

Tidak ada soal dengan lingkup materi


yang sama

Perkiraan faktor penyebab daya serapnya rendah: (a) tidak memahami konfigurasi
elektron; (b) tidak memahami hubungan antara konfigurasi elektron dengan sifat periodik
unsur (keelektronegatifan, energi ionisasi, jari-jari atom, sifat logam, dan afinitas
elektron); dan (c) tidak memahami membaca data dalam bentuk grafik.

2. Mengaplikasikan pengetahuan mengenai membedakan sifat koligatif larutan


elektrolit dan non elektrolit.

Indikator soal yang diuji adalah menentukan larutan garam yang memiliki titik beku
paling rendah atau paling tinggi. Materi titik beku paling rendah atau paling tinggi
merupakan materi dengan daya serap rendah, berdasarkan data Puspendik daya serap
nasional pada UN 2019 adalah 26,95%. Pada UN tahun 2018 muncul 4 soal, yaitu nomor 1,
14, 27, dan 32. Selanjutnya pada tahun 2019 muncul 2 soal pada nomor 22 dan nomor 23
tentang larutan garam yang mempunyai titik beku paling tinggi.

Perkiraan faktor penyebab daya serapnya rendah: (a) tidak memahami konsep sifat
koligatif larutan; (b) tidak memahami hubungan antara konsentrasi dengan sifat koligatif
larutan (penurunan titik beku larutan); (c) tidak memahami perhitungan penurunan titik
beku larutan garam; dan (d) tidak mampu membedakan penurunan titik beku larutan
elektrolit dan non elektrolit.

4
Di samping itu, sulitnya pembahasan materi larutan garam yang mempunyai titik beku
paling tinggi juga diakibatkan oleh banyaknya konsep-konsep lain yang harus dikuasai.
Seperti konsep mol, perhitungan kimia, dan konsep perhitungan penurunan titik beku
larutan. Kemampuan-kemampuan pendukung tersebut hendaknya menjadi perhatian
guru dalam penyajian materi sifat koligatif larutan, khususnya penurunan titik beku
larutan garam. Untuk melihat lebih rinci soal-soal sifat koligatif larutan dalam 2 (dua)
tahun terakhir, disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Soal Sifat Koligatif Larutan dalam 2 Tahun Terakhir

UN 2018 UN 2019

5
3. Menggunakan nalar berkaitan dengan kesetimbangan ion dalam larutan garam dan
menghubungkan pH-nya.

Indikator soal yang diujikan adalah menganalisis cara/prosedur/kondisi dalam suatu


eksperimen pembuatan larutan penyangga. Indikator soal UN yang bersumber dari materi
menganalisis pembuatan larutan penyangga memiliki daya serap nasional pada UN tahun
2019 hanya 29,25 %. Soal tentang menganalisis pembuatan larutan penyangga muncul
pada UN 2 tahun terakhir, yaitu pada tahun UN 2018 pada nomor 19 dan 25, sementara
pada UN tahun 2019 muncul nomor 29 dan 32 menentukan kondisi yang tepat untuk
membuat larutan penyangga sesuai dengan pH larutan tertentu.

Perkiraan faktor penyebab daya serapnya rendah: (a) tidak memahami konsep larutan
penyangga; (b) tidak memahami kondisi pembentukkan larutan penyangga, dan (c) tidak
memahami perhitungan pH larutan penyangga.Berikut ini disajikan butir-butir soal yang
bersumber dari materi menganalisis pembuatan larutan penyangga dalam 2 tahun
terakhir.

6
Tabel 3. Soal Menganalisis Larutan Penyangga dalam 2 Tahun Terakhir

UN 2018 UN 2019

B. Penugasan

Kerjakan LK 1 untuk mengidentifikasi lebih cermat dan mendalam materi-materi dengan


daya serap rendah yang dijumpai peserta didik pada sekolah Anda. Untuk mengisi LK 1
tersebut Anda wajib menyiapkan Data Daya Serap Hasil UN dari Puspendik Balitbang
Kemdikbud dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan materi/pokok bahasan.

7
C. Refleksi
1. Peserta
a. Menyampaikan keberhasilan berupa kemampuan melakukan analisis materi dengan
daya serap rendah yang dialami oleh peserta didik di sekolahnya masing-masing.
b. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada unit 1 modul ini
sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan.
c. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil yang
diperoleh dari unit 1 modul.

2. Fasilitator
a. Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan.
b. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam mengidentifikasi materi/pokok
bahasan dengan daya serap rendah sesuai dengan Data Daya Serap Mata Pelajaran
Kimia Hasil UN dari Puspendik.

8
Unit 2
Soal UN Yang Materi Daya Serap Rendah Dan
Pembahasannya
A. Uraian Singkat Materi

Soal-soal UN yang daya serap rendah pada pembahasan ini, diidentifikasi dari butir soal UN
yang memiliki daya serap rendah secara nasional. Mungkin saja soal-soal UN yang dianggap
daya serap rendah dalam unit 3 modul ini, tidak merupakan soal yang daya serap rendah di
sekolah Anda. Bisa juga sebaliknya, soal-soal UN yang tidak dianggap daya serap rendah
secara nasional menjadi soal-soal daya serap rendah di sekolah Anda. Hal ini sangat
tergantung dari karakteristik peserta didik di sekolah Anda, tentu saja berbeda dengan
peserta didik di sekolah lainnya. Soal-soal UN dengan daya serap rendah dan
pembahasannya yang disajikan dalam unit 3 modul ini diharapkan dapat menambah
wawasan Anda tentang beberapa alternatif penyelesaian soal-soal UN yang memiliki daya
serap rendah oleh sebagian besar peserta didik.

Berikut ini disajikan 10 butir soal UN tahun pelajaran 2018/2019 dan pembahasannya, yang
memiliki daya serap rendah oleh sebagian besar peserta didik secara nasional.

Butir Soal

1. Perhatikan konfigurasi elektron beberapa unsur berikut!

Grafik yang tepat untuk menggambarkan hubungan keelektronegatifan dengan nomor


atom keempat unsur tersebut adalah ....

9
Pembahasan:
Jabaran periode dan golongan unsur –unsur tersebut:

Unsur Golongan Periode


L VI A 3
M VII A 3
Q IA 4
R II A 4

Keelektronegatifan dalam satu periode dari kiri ke kanan makin besar dan dalam satu
golongan dari atas ke bawah keelektronegatifan makin kecil

IA II A VI A VII A
3 L M
4 Q R

Keelektronegatifan: M> N> R> Q


Jawab: C

2. Di laboratorium tersedia beberapa larutan garam dengan konsentrasi tertentu seperti


tertera pada tabel berikut:

No Larutan garam Konsentrasi


(1) Besi(III) klorida 1,0 m
(2) Natrium sulfat 1,0 m
(3) Magnesium nitrat 1,0 m
(4) Kalium Iodida 1,0 m
(5) Aluminium sulfat 1,0 m

Larutan garam yang mempunyai titik beku paling rendah adalah larutan garam nomor .....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

Pembahasan:

No Larutan garam Konsentrasi Rumus senyawa Harga i


(1) Besi(III) klorida 1,0 m FeCl3 3
(2) Natrium sulfat 1,0 m Na2SO4 3
(3) Magnesium nitrat 1,0 m Mg(NO3)2 3
(4) Kalium Iodida 1,0 m KI 2
(5) Aluminium sulfat 1,0 m Al2(SO4)3 5

10
∆Tf = Kf x m x i
Jika harga Kf dan m sama maka makin besar faktor van hoff makin rendah titik bekunya
Jawab: E

3. Seorang siswa akan membuat larutan penyangga di laboratorium dengan pH = 5. Siswa


tersebut mencampurkan larutan CH3COOH 1 M (Ka = 1×10-5) dan kristal garam CH3COONa
(Mr = 82) dengan tahapan sebagai berikut :
1) mengambil 1 L larutan CH3COOH
2) menimbang 41 gram garam CH3COONa lalu mencampurkan ke dalam larutan CH3-
COOH
3) mengaduk hingga semua kristal garam larut

Setelah diukur ternyata pH larutan yang terbentuk lebih rendah dari yang diinginkan.
Tahapan yang mungkin menyimpang dari proses tersebut adalah ....
A. volume larutan CH3COOH yang digunakan perlu ditambah menjadi 1,5 L
B. massa garam CH3COONa yang ditambahkan seharusnya 82 gram
C. volume larutan CH3COOH yang digunakan perlu cukup 250 mL saja
D. massa garam CH3COONa yang ditambahkan seharusnya 8,2 gram
E. proses pengadukan yang dilakukan belum merata

Pembahasan :

pH = 5 maka [H+] = 10-5


mol asam lemah = 1 M x 1 L
= 1 mol

Mol basa konjugasi = 1 mol


Massa garam yang seharusnya = 1 mol x 82 gram/mol
= 82 gram
Jawab: B

4. Berikut adalah persamaan termokimia pada percobaan pengaruh perubahan suhu


terhadap pergeseran kesetimbangan reaksi gas nitrogen dioksida dengan dimernya yaitu
dinitrogen tetraoksida:
2NO2(g) ⇌ N2O4 (g) ∆H = –58 kJ.mol–1
(coklat) (tak berwarna)

Ketika wadah reaksi ditambahkan ke dalam cawan yang berisi es batu, terjadi perubahan
warna dari coklat menjadi pudar. Variabel bebas, variabel terikat, dan variabel terkontrol
dalam percobaan tersebut berturut-turut adalah .....

11
A. pergeseran kesetimbangan, perubahan warna, dan suhu
B. pergeseran kesetimbangan, suhu, dan perubahan warna
C. suhu, pergeseran kesetimbangan, dan perubahan warna
D. suhu, perubahan warna, dan volume
E. volume, pergeseran kesetimbangan, dan suhu

Pembahasan:

Jika suhu diturunkan maka kesetimbangan bergeser ke eksoterm, dalam soal ini adalah
reaksi eksoterm. Variabel bebas yang dapat diubah adalah suhu, variabel terikat yang
diamati adalah perubahan warna, dan variabel yang dikontrol atau tetap adalah volume.

Jawab: D

5. Perhatikan tabel larutan garam berikut!

No Larutan Garam Reaksi Hidrolisis Perkiraan


pH
(1) Kalium sianida CN-(aq) + H2O (l) ⇌ HCN(aq) + OH-(aq) pH = 10
(2) Magnesium klorida Mg2+(aq) + 2H O (l) ⇌ Mg(OH) (aq) + 2H+(aq)
2 2
pH > 7
(3) Kalsium asetat CH3COO-(aq) + H2O (l) ⇌ CH3COOH(aq) + OH-(aq) pH = 9
(4) Amonium klorida NH4+(aq) + H2O (l) ⇌ NH4OH(aq) + H+(aq) pH > 7
(5) Natrium nitrat Na+(aq) + H2O (l) ⇌ NaOH(aq) + H+(aq) pH < 7

Data yang berhubungan dengan tepat ditunjukkan oleh pasangan nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)

Pembahasan:
Data yang berhubungan dengan tepat adalah

No Larutan Reaksi Hidrolisis Perkiraan Pembahasan


Garam pH
(1) Kalium CN-(aq) + H2O (l) ⇌ HCN(aq) + pH = 10 Reaksi sesuai
sianida pH > 7 sesuai
OH-(aq)
(2) Magnesium Mg2+(aq) + 2H2O (l) ⇌ pH > 7 pH = 7
klorida reaksi ionisasi
Mg(OH)2(aq) + 2H+(aq)
(3) Kalsium CH3COO-(aq) + H2O (l) ⇌ pH = 9 pH < 7
asetat reaksi sesuai
CH3COOH(aq) + OH-(aq)
(4) Amonium NH4+(aq) + H2O (l) ⇌ pH > 7 pH < 7

12
No Larutan Reaksi Hidrolisis Perkiraan Pembahasan
Garam pH
klorida NH4OH(aq) + H+(aq) reaksi seuai
(5) Natrium Na+(aq) + H2O (l) ⇌ NaOH(aq) + pH < 7 pH = 7
nitrat reaksi ionisasi
H+(aq)
natrium nitrat

Jawab: B

6. Aluminium dibakar dengan oksigen menghasilkan aluminium oksida menurut persamaan


reaksi:
Al(s) + O2 (s) → Al2O3(s), (reaksi belum setara)
Bila 27 gram aluminium direaksikan dengan 32 gram oksigen, massa aluminium oksida
yang terbentuk adalah sebanyak .... (Ar : O = 16, Al = 27)
A. 17,0 gram
B. 25,5 gram
C. 51,0 gram
D. 68,0 gram
E. 102 gram

Pembahasan:

Reaksi yang setara adalah:


4 Al(s) + 3O2 (s) → 2 Al2O3(s)

Mol Al = 1 mol

Mol O2 = 1 mol

Mol alumunium sulfat yang terbentuk = 0,5 mol


Massa alumunium sulfat yang terbentuk = 0,5 mol x 102 gram. mol-1
Massa alumunium sulfat yang terbentuk = 51 gram

Jawab: C

13
7. Pada suatu lahan pertanian di pegunungan kapur akan ditanami cabe, tanaman cabe
tumbuh baik pada lahan tanah dengan kisaran pH antara 5,5 – 6,5 (petani Indonesia
blog.spot). Bila di toko pupuk hanya tersedia tiga jenis pupuk yang biasa digunakan oleh
para petani untuk menambah kesuburan tanaman yaitu pupuk ZA , KCl, TSP, maka agar
cabe yang ditanam pada lahan tersebut dapat tumbuh dengan subur, pupuk yang paling
baik digunakan adalah ….

Nama Pupuk Kandungan Alasan


A ZA Nitrogen menaikan pH tanah
B ZA Ammonium menurunkan pH tanah
C KCl Kalium menurunkan pH tanah
D TSP Nitrogen menaikan pH tanah
E TSP Pospat menurunkan pH tanah

Pembahasan:
data yang berhubungan dengan tepat

Nama Kandungan Alasan Pembahasan


Pupuk
A ZA Nitrogen menaikan pH tanah Kandungan ammonium,
menurunkan pH
B ZA Ammonium menurunkan pH tanah Tepat
C KCl Kalium menurunkan pH tanah Kandungan tepat, menaikkan
pH tanah
D TSP Nitrogen menaikan pH tanah Kandungan pospat, menaikkan
pH tanah
E TSP Pospat menurunkan pH tanah Kandungan benar menaikkan
pH tanah

Jawab: B

8. Enamel atau email adalah lapisan luar gigi yang bisa dilihat, lapisan ini mengandung 5%
air dan 95% zat anorganik hidroksi apatit, Ca5(PO4)3OH dan zat organik (protein dan
mukopolisakarida). Enamel merupakan bagian terkuat dalam tubuh manusia yang
berfungsi melindungi kerusakan gigi. Musuh besar email adalah asam, gula, tepung
bahkan jus buah. Dalam kondisi tertentu, reaksi kesetimbangan terjadi dalam mulut
seperti pada reaksi berikut:
Ca5(PO4)3OH(s) ⇌ 5 Ca2+ (aq) + 3PO43- (aq) + OH–(aq)

Apabila seseorang sering mengonsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam, maka
yang akan terjadi adalah ….
A. email akan rusak, karena kesetimbangan bergeser ke kanan
B. email akan rusak, karena kesetimbangan bergeser ke kiri
C. email makin kuat, karena kesetimbangan bergeser ke kanan
D. email makin kuat, karena kesetimbangan bergeser ke kiri

14
E. email tidak dipengaruhi karena terjadinya pergeseran kesetimbangan

Pembahasan:

Makanan dan minuman bersifat asam berarti banyak mengandung H+, menambah H+ yang
akan bereaksi dengan OH–, akibatnya [OH–] berkurang. Bila [OH–] berkurang maka reaksi
bergeser ke kanan sehingga jumlah Ca5(PO4)3OH(s) semakin berkurang juga.

Jawab: A.

9. Perhatikan gambar dua larutan asam yang mempunyai konsentasi yang sama! (Ka
CH3COOH = 1×10–5)

Pernyataan yang paling tepat mengenai kedua larutan tersebut adalah ....
A. pH larutan CH3COOH < pH larutan HNO3
B. konsentrasi H+ larutan CH3COOH > konsentrasi H+ larutan HNO3
C. pH larutan CH3COOH > pH larutan HNO3
D. konsentrasi H+ kedua larutan sama besar
E. pH kedua larutan sama besar

Pembahasan:

Misalnya konsentrasi larutan CH3COOH dan HNO3 sama-sama 0,1 M


Larutan CH3COOH merupakan larutan asam lemah.

[H+] = ka.Ma
=
= 10-3
pH =  log [H+]
pH =  log 10-3
=3
Larutan HNO3 merupakan asam kuat.
[H+] = x . Ma
= 10-1
pH =  log [H+]
pH =  log 10-1
=1
Jadi pH larutan CH3COOH lebih besar dari pH larutan HNO3

15
Jawab : C

10. Asam sulfat di industri dibuat dengan menggunakan proses kontak yaitu dengan
membakar belerang dengan oksigen lalu dilarutkan dalam air menghasilkan asam sulfat
pekat . Bila dari pengukuran diketahui konsentrasi asam sulfat pekat = 18 M dan massa
jenis asam sulfat pekat sebesar 1,8 g/mL, maka kadar asam sulfat pekat yang dihasilkan
adalah.... (Ar: H = 1, O = 16, S = 32)
A. 25%
B. 48%
C. 65 %
D. 76 %
E. 98 %

Pembahasan:

Perhitungan massa H2SO4 dalam 18 M


Larutan: [H2SO4] = 18 M artinya bila volumenya 1 liter maka jumlahnya 18 mol H2SO4.
18 mol H2SO4 = 18 mol × 98 g/mol = 1.764 g.
Perhitungan massa H2SO4 berdasarkan massa jenis H2SO4. Dengan massa jenis H2SO4 1,8
g/mL, maka 1 liter = 1.800 g. Kadar H2SO4 = (1.764 g)/(1.800 g) × 100% = 98 %.

Alternatif lain:

M=

%=

= 98%

Jawab: D

B. Penugasan

Kerjakan LK 2 untuk meningkatkan kompetensi melakukan pemetaan dan kemampuan


menyelesaikan soal UN yang memiliki daya serap rendah oleh peserta didik di sekolah
masing-masing. Untuk mengisi LK 2 tersebut Anda wajib menyiapkan soal UN yang diujikan
di sekolah masing-masing.

16
C. Refleksi

1. Peserta

a. Menyampaikan keberhasilan dalam melakukan pemetaan dan kemampuan


menyelesaikan soal UN yang dianggap daya serap rendah oleh peserta didik di
sekolah masing-masing.
b. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada unit 2 modul ini
sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan.
c. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil yang
diperoleh dari unit 2 modul.

2. Fasilitator

a. Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan.


b. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam melakukan pemetaan dan
kemampuan menyelesaikan soal UN yang dianggap daya serap rendah oleh peserta
didik di sekolah masing-masing.

17
Unit 3
Strategi Penyajian Materi Daya Serap Rendah
A. Uraian Singkat Materi

Strategi yang disajikan dalam unit 3 modul ini, diharapkan dapat menginspirasi Anda untuk
menemukan ide-ide inovatif dalam pembelajaran. Disadari bahwa pembelajaran dan
penilaian merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Pembelajaran yang baik pada umumnya dapat meningkatkan hasil belajar, karena secara
logika dengan pembelajaran yang baik maka penguasaan materi peserta didik dapat
ditingkatkan. Bila penguasaan materi peserta didik baik, maka hasil belajar yang dicapai
juga akan meningkat.

Peer teaching dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan praktik mengajar yang dilaksanakan
peserta pelatihan yang melibatkan satu atau beberapa orang peserta sebagai guru dan
rekan-rekannya sebagai siswa. Dalam dunia pendidikan, istilah peer teaching lebih dikenal
dengan istilah “simulasi”. Dengan demikian, peer teaching dapat diartikan sebagai kegiatan
belajar mengajar yang dirancang secara sistematis dalam situasi yang tidak sebenarnya.
Artinya, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan subjek yang
berbeda. Dalam kegiatan ini guru dan siswa memiliki pengalaman dan rentang usia yang
sama atau dapat dikatakan sebagai rekan sejawat.

Peer teaching dilaksanakan secara bergantian antarpeserta dengan durasi waktu yang telah
disepakati sebelumnya (20’ s.d. 30’). Peserta yang menjadi model tampil mengajar,
sedangkan peserta lain yang ditunjuk akan menjadi observer menggunakan lembar
observasi yang telah disediakan. Peserta lainnya bertindak sebagai pengamat saja tanpa
harus menggunakan lembar instrumen observasi sekaligus sebagai siswa. Setelah peer
teaching selesai, model diberi kesempatan merefleksi diri terkait dengan apa yang telah
dilakukan saat peer teaching. Pada akhir kegiatan pendamping memberikan penguatan.
Berikut ini disajikan beberapa alternatif yang dapat Anda pilih ketika menyajikan materi-
materi daya serap rendah, sesuai dengan identifikasi materi sulit pada Unit 1.

1. Menyelesaikan masalah pertama tentang Menganalisis grafik hubungan antara


sifat-sifat periodik unsur dengan nomor atom berdasarkan konfigurasi elektron 4
unsur.

Urutan materi yang harus disampaikan:

a. Konfigurasi elektron (konfigurasi elektron penuh dan setengah penuh) termasuk


konfigurasi menggunakan gas mulia. Mengelaborasi materi sifat periodik unsur
berdasarkan konfigurasi elektron.
b. Sifat periodik unsur, dijelaskan pengertian sifat-sifat periodik unsur dan
hubungannya dengan konfigurasi elektron. Peserta didik diminta membuat
hubungan antara konfigurasi elektron, sistem periodik unsur dengan sifat periodik
unsur.

18
2. Menyelesaikan permasalahan kedua tentang menentukan larutan garam yang
mempunyai titik beku paling rendah atau paling tinggi.

a. Konsep sifat koligatif larutan berdasarkan konsentrasi zat terlarut, dan sifat
koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit.
b. Perhitungan sifat koligatif larutan, dijelaskan perhitungan sifat koligatif larutan
berdasarkan konsentrasi zat terlarut dan perhitungan sifat koligatif larutan
elektrolit dan non elektrolit.
c. Menentukan penurunan titik beku larutan, dijelaskan perhitungan penurunan
titik beku larutan baik larutan non elektrolit maupun larutan elektrolit dengan
konsentrasi tertentu.
d. Penentuan titik beku larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan
konsentrasi larutandan jenis larutan (larutan non elektrolit dan elektrolit)

3. Memecahkan masaah ketiga tentang menganalisis cara/prosedur/kondisi dalam


suatu eksperimen pembuatan larutan penyangga.

a. Pembuatan larutan penyangga, dijelaskan materi larutan penyangga, yaitu (1)


komponen-komponen larutan penyangga; (2) perhitungan pH larutan penyangga;
(3) cara pembuatan larutan penyangga dalam suatu eksperimen. Peserta didik
diminta membuat skema langkah-langkah pembuatan larutan penyangga dalam
eksperimen. Bagan tentang materi larutan penyangga disajikan pada gambar 1
berikut.

Gambar 1. Skema Larutan Penyangga

19
b. Larutan penyangga yang bersifat asam, merupakan larutan yang terbentuk dari
campuran asam kuat dengan basa lemah dengan perbandingan mol asam dan basa
yang sama atau habis bereaksi.
c. Larutan penyangga bersifat basa merupakan larutan yang terbentuk dari
campuran basa kuat dengan asam lemah dengan perbandingan mol asam dan basa
yang sama atau habis bereaksi .

B. Penugasan

Kerjakan LK 3 untuk meningkatkan kompetensi penyajian materi/pokok bahasan sulit di


kelas. Untuk mengisi LK 3 tersebut Anda wajib menyiapkan Kompetensi Dasar (KD) dan
indikator pencapaian kompetensi (IPK) sesuai dengan materi/pokok bahasan.

C. Refleksi

1. Peserta

a. Menyampaikan keberhasilan berupa kemampuan menyajikan materi sulit yang


dialami oleh peserta didik di sekolahnya masing-masing.
b. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada unit 3 modul ini
sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan.
c. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil yang
diperoleh dari unit 3 modul.

2. Fasilitator

a. Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan.


b. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam penyajian materi/pokok
bahasan sulit sesuai dengan Data Daya Serap Hasil UN Mata Pelajaran Kimia dari
Puspendik.

20
Lembar Kerja

21
Lembar Kerja 1
Analisis
Materi Daya Serap Rendah

22
Rencana Penyajian Materi Pokok

Unit 1 : Analisis Materi Daya Serap Rendah


Waktu : 4x60 Menit

Pendahuluan Apersepsi dan Kegiatan Awal


(5 menit) Motivasi (45 menit)
(20 menit)

 Mengkondisikan peserta, termasuk  Membangun motivasi peserta untuk  Membangun pengetahuan


pengkoordinasian kelas fokus dalam kegiatan terhadap hasil evaluasi
 Menyampaikan tujuan  Membangun ingatan peserta terhadap belajar (UN)
 Menyampaikan strategi dan metode hasil evaluasi belajar (UN)  Membaca Unit 1 Modul
bimtek  Ice breaking 1 (harapan dan Analisis materi Daya Serap
kekhawatiran) Rendah

Kesimpulan dan Penutup Presentasi Kegiatan Inti


(20 menit) (60 menit) (90 menit)

 Merumuskan kesimpulan  Ice breaking 2


 Mempresentasikan kerja
 Melakukan refleksi hasil  Mengerjakan LK 1
kelompok produk LK 1
kegiatan
 Membangun komitmen

Lembar Kerja 1
Analisis Materi Daya Serap Rendah

Lembar Kerja (LK) 1 ini akan memandu Anda melakukan Analisis Materi Daya Serap
Rendah. Materi Daya Serap Rendah untuk peserta didik di sekolah Anda mungkin
berbeda dengan materi daya serap rendah di sekolah teman Anda. Solusi untuk
mengatasi kesulitan di sekolah Anda tentu berbeda juga dengan solusi di sekolah
teman Anda. Oleh karena itu, terlebih dahulu lakukan analisis yang diperkirakan
menjadi penyebab kesulitan yang dialami peserta didik Anda. Untuk kegiatan ini,
lakukan langkah-langkah analisis materi daya serap rendah sebagaimana pada Tabel 1.

Mata Pelajaran : Kimia


Tahun Pelajaran : 2018/2019

23
Tabel 1. Analisis Materi Daya Serap Rendah

No Materi/Pokok Bahasan Daya Serap Perkiraan Faktor Penyebab

Untuk menghasilkan produk (hasil kerja) seperti pada Tabel 1 di atas, ikuti satu persatu
instruksi kerja berikut.
1. Identifikasi materi/pokok bahasan berdasarkan data hasil UN dari Puspendik, dengan daya
serap terendah di sekolah Anda. Materi pokok dapat dibaca pada kompetensi yang diuji.
2. Tuliskan daya serap kompetensi materi/pokok bahasan yang diujikan pada sekolah Anda.
3. Perkiraan faktor penyebab diisi berdasarkan hasil tes diagnostik atau berdasarkan
profesional judgement (pengalaman) yang sering dilakukan oleh peserta didik.

Tuliskan materi/pokok bahasan


berdasarkan data hasil UN dari Tuliskan perkiraan penyebab
Puspendik, daya serap terendah di tidak dikuasainya dengan baik
sekolah Anda. Materi pokok dapat materi/pokok bahasan.
dibaca pada kompetensi yang diuji.

No Materi/Pokok Bahasan Daya Serap Perkiraan Faktor Penyebab

Tuliskan daya serap materi/pokok


bahasan kompetensi yang diuji
berdasarkan data hasil UN dari
Puspendik di sekolah Anda.

Gambar 1. Tahapan Analisis Kompetensi

4. Setelah Anda memahami cara melakukan analisis materi/pokok bahasan Daya Serap
Rendah, dilanjutkan dengan mengisi tabel analisis materi/pokok bahasan sulit sebagai
berikut.

24
No Materi/Pokok Bahasan Daya Serap Perkiraan Faktor Penyebab

5. Presentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.


6. Refleksikan pengalaman Anda terkait dengan kemampuan menganalisis materi/pokok
bahasan Daya Serap Rendah dalam LK 1 ini.

25
Lembar Kerja 2
Soal-Soal UN Daya Serap Rendah
Dan Pembahasannya

26
Penyajian Materi Pokok

Unit 2 : Soal-Soal UN Daya Serap Rendah dan Pembahasannya


Waktu : 4x60 Menit

Pendahuluan Apersepsi dan Kegiatan Awal


(5 menit) Motivasi (45 menit)
(20 menit)

 Membangun pengetahuan
 Mengkondisikan peserta, termasuk
 Membangun motivasi peserta untuk terhadap penyelesaian soal
pengkoordinasian kelas
fokus dalam kegiatan materi daya serap rendah.
 Menyampaikan tujuan
 Membangun ingatan peserta terhadap  Membaca Unit 2 Modul Soal-
 Menyampaikan strategi dan metode
penyelesaian soal materi daya serap Soal UN Daya Serap Rendah
bimtek
rendah dan Pembahasannya
 Ice breaking 1

Kesimpulan dan Penutup Presentasi Kegiatan Inti


(20 menit) (60 menit) (90 menit)

 Merumuskan kesimpulan  Ice breaking 2


 Mempresentasikan kerja
 Melakukan refleksi hasil  Mengerjakan LK 2
kelompok produk LK 2
kegiatan
 Membangun komitmen

Lembar Kerja 2
Soal-Soal UN Daya Serap Rendah dan Pembahasannya

Lembar Kerja (LK) 2 ini akan memandu Anda untuk menyelesaikan Soal-Soal UN
Materi Daya Serap Rendah. Soal-soal UN Materi Daya Serap Rendah pada sekolah
yang satu tidak sama dengan sekolah lainnya. Sesuai dengan hasil identifikasi materi
Daya Serap Rendah pada Tabel 1 pada LK 1, pilihlah 10 butir soal UN yang dianggap
materi dengan daya serap rendah oleh peserta didik Anda. Untuk kegiatan ini, lakukan
langkah-langkah penyelesaian Soal-Soal UN Materi Daya Serap Rendah sebagai
berikut.

1. Pilihlah 10 butir soal UN yang dianggap daya serap rendah oleh peserta didik Anda.
2. Buatlah penyelesaian soal-soal tersebut dengan singkat dan jelas, isikanlah pada Tabel 2
yang telah disediakan.
3. Diskusikan dan presentasikanlah hasil kerja Anda di depan kelas.

27
Tabel 2. Pembahasan Butir Soal UN yang Daya Serap Rendah

No. Butir Soal UN Pembahasan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

4. Refleksikan pengalaman Anda terkait dengan kemampuan menyelesaikan soal-soal UN daya


serap rendah dalam LK 2 ini.

28
Lembar Kerja 3
Strategi Penyajian Materi
Daya Serap Rendah

29
Rencana Penyajian Materi Pokok
Unit 3 : Strategi Penyajian Materi Daya Serap Rendah
Waktu : 4x60 Menit

Pendahuluan Apersepsi dan Kegiatan Awal


(5 menit) Motivasi (45 menit)
(20 menit)

 Mengkondisikan peserta, termasuk  Membangun motivasi peserta untuk  Membangun pengetahuan


pengkoordinasian kelas fokus dalam kegiatan terhadap model-model
 Menyampaikan tujuan  Membangun ingatan peserta terhadap pembelajaran berbasis saintifik.
 Menyampaikan strategi dan metode model-model pembelajaran berbasis  Membaca Unit 3 Modul Strategi
bimtek saintifik Penyajian Materi Daya Serap
 Ice breaking 1 Rendah

Kesimpulan dan Penutup Presentasi Kegiatan Inti


(20 menit) (60 menit) (90 menit)

 Merumuskan kesimpulan  Ice breaking 2


 Mempresentasikan kerja
 Melakukan refleksi hasil  Mengerjakan LK 3
kelompok produk LK 3
kegiatan
 Membangun komitmen

Alur Pelaksanaan Peer Teaching

Penyajian Pengamatan Refleksi

• Peserta me- • Satu peserta • Penyaji


nyajikan melakukan materi
pem- pengamatan dengan melakukan
belajaran satu instrumen; refleksi
materi daya • Peserta lain menjadi diri
serap rendah siswa dan
mengamati

Penguatan Tanggapan

• Pendamping • Pengamat
memberikan menyampaikan
penguatan hal tanggapan dan
positif yang saran
sudah dilakukan

30
Lembar Kerja 3
Strategi Penyajian Materi Daya Serap Rendah

Lembar Kerja (LK) 3 ini akan memandu Anda melakukan Strategi Penyajian
Materi Daya Serap Rendah. Untuk kegiatan ini, lakukan langkah-langkah
Strategi Penyajian Materi Daya Serap Rendah sebagai berikut.

1. Setelah teridentifikasi soal-soal UN yang daya serap rendah, langkah selanjutnya adalah
menyusun RPP yang akan disajikan dalam bentuk Peer Teaching.
2. Susunlah sebuah RPP yang menggambarkan skenario pembelajaran materi/pokok bahasan
yang daya serap rendah. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP menggunakan
pendekatan saintifik (bagi sekolah pelaksana Kurikulum 2013) atau memuat kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (bagi sekolah pelaksana Kurikulum 2006).
3. Format dan komponen RPP mengacu pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
4. Presentasikan RPP tersebut dalam bentuk kegiatan Peer Teaching.
5. Refleksikan pengalaman Anda terkait dengan kemampuan menyajikan materi/pokok
bahasan daya serap rendah dalam LK 3 ini.

31
Instrumen Pengamatan Peer Teaching

1. Nama Guru : .................................................


2. Mata Pelajaran : Kimia
3. Kelas : .................................................
4. Materi Pokok : ..................................................
5. Alokasi Waktu :..................................................
6. Tanggal pengamatan :..................................................

Hasil
No Aspek yang diamati Ya Tidak Catatan

A Kegiatan Pendahuluan

1 Memberikan apersepsi dengan cara menghubungkan


materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik
2 Menyampaikan tujuan pembelajaran, dan kompetensi
yang harus dicapai oleh peserta didik
3 Menyampaikan langkah-langkah kegiatan
pembelajarandan kompetensi yang akandinilai
B Kegiatan Inti

4 Kemampuan menyesuaikan materi pembelajaran dengan


tujuan pembelajaran
5 Kemampuan mengkaitkan materi pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
6 Menyajikan materi secara sistematis (dari materi mudah
ke yang sulit, dari materi sederhana ke yang
kompleks,dari materi konkrit ke abstrak atau sebaliknya)
sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai peserta
didik.
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan scenario
pembelajaran
8 Pembelajaranyang dilaksanakan bersifat interaktif

9 Pembelajaran yang dilaksanakan bersifat inspiratif dan


multi faset (variasi proses berpikir C1-C6)
10 Pembelajaran yang dilaksanakan menarik,
menyenangkan, dan membelajarkan lebih lanjut
11 Pembelajaran yang dilaksanakan menumbuhkan dan
memperkuat budaya literasi
12 Terampil menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar
13 Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam
pembelajaran

32
C Kegiatan Penutup

14 Membuat rangkuman dan/atau kesimpulan dengan


melibatkan peserta didik serta tindak lanjut
pembelajaran
15 Melakukan refleksi pembelajaran (kebermaknaan
pembelajaran untuk perkembangan pribadi peserta
didik)
Jumlah
Nilai
Predikat
Keterangan:
Jumlah jawaban ya
Nilai Pelaksanaan Pembelajaran = x 100
15
Predikat :
Nilai Predikat Keterangan

N < 70 D Kurang, Perlu pembinaan khusus


71≤N≤80 C Cukup, Perlu pembinaan pada komponen/aspek tertentu
81≤N≤90 B Baik, Dapat digunakan untuk contoh bagi guru lain dengan
perbaikan pada bagian-bagian tertentu
91≤N≤100 A Amat Baik, Dapat dijadikan model atau contoh bagi guru lain

…………, ………………………. 2019


Pengamat

……………………………………………

33
1

Anda mungkin juga menyukai