KIMIA
Diterbitkan oleh
i
Diterbitkan oleh
Koordinator Pelaksana
Penulis Modul
Syamsudin, M.Pd
Layout
i
Kata Pengantar
Keberhasilan sebuah SMA umumnya ditentukan oleh banyaknya peserta didik yang lulus Ujian
Sekolah dan Ujian Nasional, serta banyaknya yang melanjutkan studi kependidikan tinggi. Lebih
spesifik lagi keberhasilan dalam ujian, hanya melihat dari hasil Ujian Nasional sebuah sekolah.
Ujian Sekolah seakan dipandang sebelah mata walaupun yang menjadi pertimbangan kelulusan
dari sebuah SMA adalah hasil dari Ujian Sekolah. Masyarakat luas memandang bahwa hasil Ujian
Nasional (UN) lebih objektif untuk menilai keberhasilan sebuah sekolah, karena pembuatan
naskah soal dan koreksi tidak dilaksanakan oleh pihak sekolah tetapi oleh lembaga independen,
dalam hal ini diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Walaupun UN tidak lagi sebagai penentu kelulusan, UN tidak kehilangan peran strategisnya
sebagai pemetaan mutu pendidikan. Dengan demikian hasil UN sebuah sekolah menjadi sangat
prestisius yang berdampak kepada nilai jual sekolah tersebut. Akibatnya upaya-upaya untuk
meningkatkan hasil UN menjadi sangat penting untuk meningkatkan nilai jual sekolah di
samping meningkatkan mutu pendidikan. Upaya untuk meningkatkan hasil UN bukan hanya
menjadi tanggungjawab sekolah dan stake holdersnya tetapi juga menjadi program Direktorat
Pembinaan SMA.
Hasil Ujian Nasional pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Indeks Integritas Ujian Nasional
(IIUN) 2019 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
hampir 98% SMA telah menggunakan moda Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), namun
masih terdapat ribuan sekolah yang memiliki nilai mata pelajaran di bawah 55 atau di bawah
kriteria minimal lulus ujian nasional. Memperhatikan kondisi tersebut Direktorat Pembinaan
SMA melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembinaan Pasca Evaluasi Hasil Belajar (EHB)
kepada guru-guru mata pelajaran yang diujikan secara nasional dari sejumlah SMA. Bimtek ini
bertujuan agar nilai UN pada tahun mendatang meningkat sebagaimana hasil bimtek Pasca EHB
pada tahun-tahun sebelumnya. Sebagai tindak lanjut bimtek ini sekolah diharapkan dapat
menerapkan strategi pembelajaran yang mengarah pada berpikir tingkat tinggi.
Modul ini disusun untuk digunakan sebagai salah satu pedoman dalam kegiatan Bimtek
Pembinaan Pasca EHB. Di samping itu modul ini diharapkan dapat digunakan juga oleh guru-
guru lain yang tidak berkesempatan untuk mengikuti Bimtek.
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Pendahuluan 1
A. Rasional 1
B. Bahan Bacaan 2
C. Tujuan 2
D. Hasil yang Diharapkan 2
Lembar Kerja 1 22
Lembar Kerja 2 26
Lembar Kerja 3 29
iii
Pendahuluan
A. Rasional
Hasil Ujian Nasional pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Indeks Integritas Ujian Nasional
(IIUN) 2019 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
hampir 98% SMA telah menggunakan moda Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Namun seperti pada https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasilun/, dimana masih terdapat
11.188 sekolah yang memiliki nilai di bawah 55 atau di bawah kriteria minimal lulus ujian
nasional. Salah satu penyebabnya adalah peningkatan proporsi soal-soal berpikir tingkat
tinggi, yaitu menjadi sepuluh sampai dengan dua puluh persen. Berdasarkan hasil UN SMA
tahun 2019 di atas, Direktorat Pembinaan SMA memprogramkan Bimbingan Teknis
Pembinaan Pasca Evaluasi Hasil Belajar (EHB) kepada guru dari SMA dengan hasil UN
kategori kurang atau nilai mata pelajaran yang diujikan di bawah 55. Mata pelajaran yang
menjadi sasaran Bimtek Pembinaan Pasca EHB meliputi: 1) Bahasa Indonesia, 2) Bahasa
Inggris, 3) Matematika, 4) Fisika, 5) Kimia, 6) Biologi, 7) Ekonomi, 8) Geografi, 9) Sosiologi,
dan 10) Antropologi. Oleh karena itu, agar bimtek ini berjalan dengan lancar maka disusun
lah modul Pasca EHB sebagai pedoman kegiatan bimtek untuk semua mata pelajaran.
1
Materi dalam modul ini difokuskan pada materi-materi yang memiliki daya serap rendah
dan yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi. Materi tersebut disusun sesuai
kebutuhan evaluasi pasca EHB yang meliputi: (1) Unit 1, Analisis Materi-Materi Daya Serap
Rendah; (2) Unit 2, Soal-soal UN Daya Serap Rendah dan Pembahasannya; (3) Unit 3,
Strategi Pembelajaran dalam Berpikir Tingkat Tinggi. Secara umum setiap modul berisi
uraian singkat materi, fokus unit, penugasan, dan refleksi.
B. Bahan Bacaan
Materi-materi terkait untuk memperkaya wawasan agar kegiatan Bimtek Pembinaan Pasca
EHB dapat berjalan dengan lancar adalah sebagai berikut:
1. Implementasi Higher Order Thinking Skills dalam Pembelajaran dan Penilaian;
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait dengan Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian;
3. Panduan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Pemerintah;
4. Panduan Pengembangan Kisi-kisi dan Butir Soal;
5. Hasil Ujian Nasional SMA Tahun 2019 (https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasilun/).
C. Tujuan
Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan Bimtek Pembinaan Pasca EHB adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatnya kemampuan guru dalam mendiagnosis materi-materi daya serap rendah.
2. Meningkatnya kemampuan guru dalam menyelesaikan soal-soal khususnya soal berpikir
tingkat tinggi.
3. Meningkatnya keterampilan guru dalam menyajikan materi-materi yang menuntut
berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran di kelas agar lebih mudah dipahami oleh
peserta didik.
2
Unit 1
Analisis Materi-Materi Daya Serap Rendah
A. Uraian Singkat Materi
Analisis hasil UN yang diterbitkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang
Kemendikbud, menunjukkan bahwa daya serap soal UN setiap tahun berubah-ubah sesuai
dengan tingkat kesulitan soal UN pada tahun itu. Pada beberapa materi hampir setiap UN,
daya serapnya selalu rendah (kurang dari 50%). Contohnya beberapa kompetensi
pembelajaran pada mata pelajaran Kimia Peminatan MIPA yang sering kali mendapatkan
daya serap rendah adalah sebagai berikut.
Indikator soal yang diujikan adalah menganalisis grafik hubungan antara sifat-sifat
periodik unsur dengan nomor atom berdasarkan konfigurasi elektron 4 unsur.
Berdasarkan data Puspendik daya serap nasional untuk materi menganalisis grafik
hubungan antara sifat-sifat periodik unsur pada UN tahun 2019 hanya 23,78%. Pada UN
tahun 2019 muncul 1 soal pada nomor 14 tentang hubungan diagram orbital serta
konfigurasi elektron dengan grafik keelektronegatifan. Sesuai dengan kondisi tersebut di
atas, materi-materi ini hendaknya menjadi perhatian khusus para guru Kimia. Dalam
pembelajaran di kelas, diharapkan guru dapat memberikan penekanan-penekanan pada
pokok-pokok materi tersebut sehingga hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
Butir-butir soal UN yang muncul berdasarkan materi dengan daya serap rendah di atas
disajikan pada Tabel 1.
3
Tabel 1. Soal UN Menganalisis Grafik Hubungan antara Konfigurasi Elektron
dengan Sifat-sifat Periodik Unsur
UN 2018 UN 2019
Perkiraan faktor penyebab daya serapnya rendah: (a) tidak memahami konfigurasi
elektron; (b) tidak memahami hubungan antara konfigurasi elektron dengan sifat periodik
unsur (keelektronegatifan, energi ionisasi, jari-jari atom, sifat logam, dan afinitas
elektron); dan (c) tidak memahami membaca data dalam bentuk grafik.
Indikator soal yang diuji adalah menentukan larutan garam yang memiliki titik beku
paling rendah atau paling tinggi. Materi titik beku paling rendah atau paling tinggi
merupakan materi dengan daya serap rendah, berdasarkan data Puspendik daya serap
nasional pada UN 2019 adalah 26,95%. Pada UN tahun 2018 muncul 4 soal, yaitu nomor 1,
14, 27, dan 32. Selanjutnya pada tahun 2019 muncul 2 soal pada nomor 22 dan nomor 23
tentang larutan garam yang mempunyai titik beku paling tinggi.
Perkiraan faktor penyebab daya serapnya rendah: (a) tidak memahami konsep sifat
koligatif larutan; (b) tidak memahami hubungan antara konsentrasi dengan sifat koligatif
larutan (penurunan titik beku larutan); (c) tidak memahami perhitungan penurunan titik
beku larutan garam; dan (d) tidak mampu membedakan penurunan titik beku larutan
elektrolit dan non elektrolit.
4
Di samping itu, sulitnya pembahasan materi larutan garam yang mempunyai titik beku
paling tinggi juga diakibatkan oleh banyaknya konsep-konsep lain yang harus dikuasai.
Seperti konsep mol, perhitungan kimia, dan konsep perhitungan penurunan titik beku
larutan. Kemampuan-kemampuan pendukung tersebut hendaknya menjadi perhatian
guru dalam penyajian materi sifat koligatif larutan, khususnya penurunan titik beku
larutan garam. Untuk melihat lebih rinci soal-soal sifat koligatif larutan dalam 2 (dua)
tahun terakhir, disajikan pada Tabel 2.
UN 2018 UN 2019
5
3. Menggunakan nalar berkaitan dengan kesetimbangan ion dalam larutan garam dan
menghubungkan pH-nya.
Perkiraan faktor penyebab daya serapnya rendah: (a) tidak memahami konsep larutan
penyangga; (b) tidak memahami kondisi pembentukkan larutan penyangga, dan (c) tidak
memahami perhitungan pH larutan penyangga.Berikut ini disajikan butir-butir soal yang
bersumber dari materi menganalisis pembuatan larutan penyangga dalam 2 tahun
terakhir.
6
Tabel 3. Soal Menganalisis Larutan Penyangga dalam 2 Tahun Terakhir
UN 2018 UN 2019
B. Penugasan
7
C. Refleksi
1. Peserta
a. Menyampaikan keberhasilan berupa kemampuan melakukan analisis materi dengan
daya serap rendah yang dialami oleh peserta didik di sekolahnya masing-masing.
b. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada unit 1 modul ini
sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan.
c. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil yang
diperoleh dari unit 1 modul.
2. Fasilitator
a. Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan.
b. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam mengidentifikasi materi/pokok
bahasan dengan daya serap rendah sesuai dengan Data Daya Serap Mata Pelajaran
Kimia Hasil UN dari Puspendik.
8
Unit 2
Soal UN Yang Materi Daya Serap Rendah Dan
Pembahasannya
A. Uraian Singkat Materi
Soal-soal UN yang daya serap rendah pada pembahasan ini, diidentifikasi dari butir soal UN
yang memiliki daya serap rendah secara nasional. Mungkin saja soal-soal UN yang dianggap
daya serap rendah dalam unit 3 modul ini, tidak merupakan soal yang daya serap rendah di
sekolah Anda. Bisa juga sebaliknya, soal-soal UN yang tidak dianggap daya serap rendah
secara nasional menjadi soal-soal daya serap rendah di sekolah Anda. Hal ini sangat
tergantung dari karakteristik peserta didik di sekolah Anda, tentu saja berbeda dengan
peserta didik di sekolah lainnya. Soal-soal UN dengan daya serap rendah dan
pembahasannya yang disajikan dalam unit 3 modul ini diharapkan dapat menambah
wawasan Anda tentang beberapa alternatif penyelesaian soal-soal UN yang memiliki daya
serap rendah oleh sebagian besar peserta didik.
Berikut ini disajikan 10 butir soal UN tahun pelajaran 2018/2019 dan pembahasannya, yang
memiliki daya serap rendah oleh sebagian besar peserta didik secara nasional.
Butir Soal
9
Pembahasan:
Jabaran periode dan golongan unsur –unsur tersebut:
Keelektronegatifan dalam satu periode dari kiri ke kanan makin besar dan dalam satu
golongan dari atas ke bawah keelektronegatifan makin kecil
IA II A VI A VII A
3 L M
4 Q R
Larutan garam yang mempunyai titik beku paling rendah adalah larutan garam nomor .....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Pembahasan:
10
∆Tf = Kf x m x i
Jika harga Kf dan m sama maka makin besar faktor van hoff makin rendah titik bekunya
Jawab: E
Setelah diukur ternyata pH larutan yang terbentuk lebih rendah dari yang diinginkan.
Tahapan yang mungkin menyimpang dari proses tersebut adalah ....
A. volume larutan CH3COOH yang digunakan perlu ditambah menjadi 1,5 L
B. massa garam CH3COONa yang ditambahkan seharusnya 82 gram
C. volume larutan CH3COOH yang digunakan perlu cukup 250 mL saja
D. massa garam CH3COONa yang ditambahkan seharusnya 8,2 gram
E. proses pengadukan yang dilakukan belum merata
Pembahasan :
Ketika wadah reaksi ditambahkan ke dalam cawan yang berisi es batu, terjadi perubahan
warna dari coklat menjadi pudar. Variabel bebas, variabel terikat, dan variabel terkontrol
dalam percobaan tersebut berturut-turut adalah .....
11
A. pergeseran kesetimbangan, perubahan warna, dan suhu
B. pergeseran kesetimbangan, suhu, dan perubahan warna
C. suhu, pergeseran kesetimbangan, dan perubahan warna
D. suhu, perubahan warna, dan volume
E. volume, pergeseran kesetimbangan, dan suhu
Pembahasan:
Jika suhu diturunkan maka kesetimbangan bergeser ke eksoterm, dalam soal ini adalah
reaksi eksoterm. Variabel bebas yang dapat diubah adalah suhu, variabel terikat yang
diamati adalah perubahan warna, dan variabel yang dikontrol atau tetap adalah volume.
Jawab: D
Data yang berhubungan dengan tepat ditunjukkan oleh pasangan nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)
Pembahasan:
Data yang berhubungan dengan tepat adalah
12
No Larutan Reaksi Hidrolisis Perkiraan Pembahasan
Garam pH
klorida NH4OH(aq) + H+(aq) reaksi seuai
(5) Natrium Na+(aq) + H2O (l) ⇌ NaOH(aq) + pH < 7 pH = 7
nitrat reaksi ionisasi
H+(aq)
natrium nitrat
Jawab: B
Pembahasan:
Mol Al = 1 mol
Mol O2 = 1 mol
Jawab: C
13
7. Pada suatu lahan pertanian di pegunungan kapur akan ditanami cabe, tanaman cabe
tumbuh baik pada lahan tanah dengan kisaran pH antara 5,5 – 6,5 (petani Indonesia
blog.spot). Bila di toko pupuk hanya tersedia tiga jenis pupuk yang biasa digunakan oleh
para petani untuk menambah kesuburan tanaman yaitu pupuk ZA , KCl, TSP, maka agar
cabe yang ditanam pada lahan tersebut dapat tumbuh dengan subur, pupuk yang paling
baik digunakan adalah ….
Pembahasan:
data yang berhubungan dengan tepat
Jawab: B
8. Enamel atau email adalah lapisan luar gigi yang bisa dilihat, lapisan ini mengandung 5%
air dan 95% zat anorganik hidroksi apatit, Ca5(PO4)3OH dan zat organik (protein dan
mukopolisakarida). Enamel merupakan bagian terkuat dalam tubuh manusia yang
berfungsi melindungi kerusakan gigi. Musuh besar email adalah asam, gula, tepung
bahkan jus buah. Dalam kondisi tertentu, reaksi kesetimbangan terjadi dalam mulut
seperti pada reaksi berikut:
Ca5(PO4)3OH(s) ⇌ 5 Ca2+ (aq) + 3PO43- (aq) + OH–(aq)
Apabila seseorang sering mengonsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam, maka
yang akan terjadi adalah ….
A. email akan rusak, karena kesetimbangan bergeser ke kanan
B. email akan rusak, karena kesetimbangan bergeser ke kiri
C. email makin kuat, karena kesetimbangan bergeser ke kanan
D. email makin kuat, karena kesetimbangan bergeser ke kiri
14
E. email tidak dipengaruhi karena terjadinya pergeseran kesetimbangan
Pembahasan:
Makanan dan minuman bersifat asam berarti banyak mengandung H+, menambah H+ yang
akan bereaksi dengan OH–, akibatnya [OH–] berkurang. Bila [OH–] berkurang maka reaksi
bergeser ke kanan sehingga jumlah Ca5(PO4)3OH(s) semakin berkurang juga.
Jawab: A.
9. Perhatikan gambar dua larutan asam yang mempunyai konsentasi yang sama! (Ka
CH3COOH = 1×10–5)
Pernyataan yang paling tepat mengenai kedua larutan tersebut adalah ....
A. pH larutan CH3COOH < pH larutan HNO3
B. konsentrasi H+ larutan CH3COOH > konsentrasi H+ larutan HNO3
C. pH larutan CH3COOH > pH larutan HNO3
D. konsentrasi H+ kedua larutan sama besar
E. pH kedua larutan sama besar
Pembahasan:
[H+] = ka.Ma
=
= 10-3
pH = log [H+]
pH = log 10-3
=3
Larutan HNO3 merupakan asam kuat.
[H+] = x . Ma
= 10-1
pH = log [H+]
pH = log 10-1
=1
Jadi pH larutan CH3COOH lebih besar dari pH larutan HNO3
15
Jawab : C
10. Asam sulfat di industri dibuat dengan menggunakan proses kontak yaitu dengan
membakar belerang dengan oksigen lalu dilarutkan dalam air menghasilkan asam sulfat
pekat . Bila dari pengukuran diketahui konsentrasi asam sulfat pekat = 18 M dan massa
jenis asam sulfat pekat sebesar 1,8 g/mL, maka kadar asam sulfat pekat yang dihasilkan
adalah.... (Ar: H = 1, O = 16, S = 32)
A. 25%
B. 48%
C. 65 %
D. 76 %
E. 98 %
Pembahasan:
Alternatif lain:
M=
%=
= 98%
Jawab: D
B. Penugasan
16
C. Refleksi
1. Peserta
2. Fasilitator
17
Unit 3
Strategi Penyajian Materi Daya Serap Rendah
A. Uraian Singkat Materi
Strategi yang disajikan dalam unit 3 modul ini, diharapkan dapat menginspirasi Anda untuk
menemukan ide-ide inovatif dalam pembelajaran. Disadari bahwa pembelajaran dan
penilaian merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Pembelajaran yang baik pada umumnya dapat meningkatkan hasil belajar, karena secara
logika dengan pembelajaran yang baik maka penguasaan materi peserta didik dapat
ditingkatkan. Bila penguasaan materi peserta didik baik, maka hasil belajar yang dicapai
juga akan meningkat.
Peer teaching dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan praktik mengajar yang dilaksanakan
peserta pelatihan yang melibatkan satu atau beberapa orang peserta sebagai guru dan
rekan-rekannya sebagai siswa. Dalam dunia pendidikan, istilah peer teaching lebih dikenal
dengan istilah “simulasi”. Dengan demikian, peer teaching dapat diartikan sebagai kegiatan
belajar mengajar yang dirancang secara sistematis dalam situasi yang tidak sebenarnya.
Artinya, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan subjek yang
berbeda. Dalam kegiatan ini guru dan siswa memiliki pengalaman dan rentang usia yang
sama atau dapat dikatakan sebagai rekan sejawat.
Peer teaching dilaksanakan secara bergantian antarpeserta dengan durasi waktu yang telah
disepakati sebelumnya (20’ s.d. 30’). Peserta yang menjadi model tampil mengajar,
sedangkan peserta lain yang ditunjuk akan menjadi observer menggunakan lembar
observasi yang telah disediakan. Peserta lainnya bertindak sebagai pengamat saja tanpa
harus menggunakan lembar instrumen observasi sekaligus sebagai siswa. Setelah peer
teaching selesai, model diberi kesempatan merefleksi diri terkait dengan apa yang telah
dilakukan saat peer teaching. Pada akhir kegiatan pendamping memberikan penguatan.
Berikut ini disajikan beberapa alternatif yang dapat Anda pilih ketika menyajikan materi-
materi daya serap rendah, sesuai dengan identifikasi materi sulit pada Unit 1.
18
2. Menyelesaikan permasalahan kedua tentang menentukan larutan garam yang
mempunyai titik beku paling rendah atau paling tinggi.
a. Konsep sifat koligatif larutan berdasarkan konsentrasi zat terlarut, dan sifat
koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit.
b. Perhitungan sifat koligatif larutan, dijelaskan perhitungan sifat koligatif larutan
berdasarkan konsentrasi zat terlarut dan perhitungan sifat koligatif larutan
elektrolit dan non elektrolit.
c. Menentukan penurunan titik beku larutan, dijelaskan perhitungan penurunan
titik beku larutan baik larutan non elektrolit maupun larutan elektrolit dengan
konsentrasi tertentu.
d. Penentuan titik beku larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan
konsentrasi larutandan jenis larutan (larutan non elektrolit dan elektrolit)
19
b. Larutan penyangga yang bersifat asam, merupakan larutan yang terbentuk dari
campuran asam kuat dengan basa lemah dengan perbandingan mol asam dan basa
yang sama atau habis bereaksi.
c. Larutan penyangga bersifat basa merupakan larutan yang terbentuk dari
campuran basa kuat dengan asam lemah dengan perbandingan mol asam dan basa
yang sama atau habis bereaksi .
B. Penugasan
C. Refleksi
1. Peserta
2. Fasilitator
20
Lembar Kerja
21
Lembar Kerja 1
Analisis
Materi Daya Serap Rendah
22
Rencana Penyajian Materi Pokok
Lembar Kerja 1
Analisis Materi Daya Serap Rendah
Lembar Kerja (LK) 1 ini akan memandu Anda melakukan Analisis Materi Daya Serap
Rendah. Materi Daya Serap Rendah untuk peserta didik di sekolah Anda mungkin
berbeda dengan materi daya serap rendah di sekolah teman Anda. Solusi untuk
mengatasi kesulitan di sekolah Anda tentu berbeda juga dengan solusi di sekolah
teman Anda. Oleh karena itu, terlebih dahulu lakukan analisis yang diperkirakan
menjadi penyebab kesulitan yang dialami peserta didik Anda. Untuk kegiatan ini,
lakukan langkah-langkah analisis materi daya serap rendah sebagaimana pada Tabel 1.
23
Tabel 1. Analisis Materi Daya Serap Rendah
Untuk menghasilkan produk (hasil kerja) seperti pada Tabel 1 di atas, ikuti satu persatu
instruksi kerja berikut.
1. Identifikasi materi/pokok bahasan berdasarkan data hasil UN dari Puspendik, dengan daya
serap terendah di sekolah Anda. Materi pokok dapat dibaca pada kompetensi yang diuji.
2. Tuliskan daya serap kompetensi materi/pokok bahasan yang diujikan pada sekolah Anda.
3. Perkiraan faktor penyebab diisi berdasarkan hasil tes diagnostik atau berdasarkan
profesional judgement (pengalaman) yang sering dilakukan oleh peserta didik.
4. Setelah Anda memahami cara melakukan analisis materi/pokok bahasan Daya Serap
Rendah, dilanjutkan dengan mengisi tabel analisis materi/pokok bahasan sulit sebagai
berikut.
24
No Materi/Pokok Bahasan Daya Serap Perkiraan Faktor Penyebab
25
Lembar Kerja 2
Soal-Soal UN Daya Serap Rendah
Dan Pembahasannya
26
Penyajian Materi Pokok
Membangun pengetahuan
Mengkondisikan peserta, termasuk
Membangun motivasi peserta untuk terhadap penyelesaian soal
pengkoordinasian kelas
fokus dalam kegiatan materi daya serap rendah.
Menyampaikan tujuan
Membangun ingatan peserta terhadap Membaca Unit 2 Modul Soal-
Menyampaikan strategi dan metode
penyelesaian soal materi daya serap Soal UN Daya Serap Rendah
bimtek
rendah dan Pembahasannya
Ice breaking 1
Lembar Kerja 2
Soal-Soal UN Daya Serap Rendah dan Pembahasannya
Lembar Kerja (LK) 2 ini akan memandu Anda untuk menyelesaikan Soal-Soal UN
Materi Daya Serap Rendah. Soal-soal UN Materi Daya Serap Rendah pada sekolah
yang satu tidak sama dengan sekolah lainnya. Sesuai dengan hasil identifikasi materi
Daya Serap Rendah pada Tabel 1 pada LK 1, pilihlah 10 butir soal UN yang dianggap
materi dengan daya serap rendah oleh peserta didik Anda. Untuk kegiatan ini, lakukan
langkah-langkah penyelesaian Soal-Soal UN Materi Daya Serap Rendah sebagai
berikut.
1. Pilihlah 10 butir soal UN yang dianggap daya serap rendah oleh peserta didik Anda.
2. Buatlah penyelesaian soal-soal tersebut dengan singkat dan jelas, isikanlah pada Tabel 2
yang telah disediakan.
3. Diskusikan dan presentasikanlah hasil kerja Anda di depan kelas.
27
Tabel 2. Pembahasan Butir Soal UN yang Daya Serap Rendah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
28
Lembar Kerja 3
Strategi Penyajian Materi
Daya Serap Rendah
29
Rencana Penyajian Materi Pokok
Unit 3 : Strategi Penyajian Materi Daya Serap Rendah
Waktu : 4x60 Menit
Penguatan Tanggapan
• Pendamping • Pengamat
memberikan menyampaikan
penguatan hal tanggapan dan
positif yang saran
sudah dilakukan
30
Lembar Kerja 3
Strategi Penyajian Materi Daya Serap Rendah
Lembar Kerja (LK) 3 ini akan memandu Anda melakukan Strategi Penyajian
Materi Daya Serap Rendah. Untuk kegiatan ini, lakukan langkah-langkah
Strategi Penyajian Materi Daya Serap Rendah sebagai berikut.
1. Setelah teridentifikasi soal-soal UN yang daya serap rendah, langkah selanjutnya adalah
menyusun RPP yang akan disajikan dalam bentuk Peer Teaching.
2. Susunlah sebuah RPP yang menggambarkan skenario pembelajaran materi/pokok bahasan
yang daya serap rendah. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP menggunakan
pendekatan saintifik (bagi sekolah pelaksana Kurikulum 2013) atau memuat kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (bagi sekolah pelaksana Kurikulum 2006).
3. Format dan komponen RPP mengacu pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
4. Presentasikan RPP tersebut dalam bentuk kegiatan Peer Teaching.
5. Refleksikan pengalaman Anda terkait dengan kemampuan menyajikan materi/pokok
bahasan daya serap rendah dalam LK 3 ini.
31
Instrumen Pengamatan Peer Teaching
Hasil
No Aspek yang diamati Ya Tidak Catatan
A Kegiatan Pendahuluan
32
C Kegiatan Penutup
……………………………………………
33
1