Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

DILENGKAPI LKS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN


PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI
POKOK HUKUM DASAR KIMIA SISWA KELAS X SMAN 5
BEKASI TAHUN PELAJARAN 2021/2022

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan
prestasi belajar siswa pada materi hukum dasar kimia kelas kelas X SMA N 5 Bekasi tahun
pelajaran 2021/2022 dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dilengkapi LKS.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus,
dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas X SMA N 5 Bekasi tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 36 siswa.
Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan
non tes (angket, observasi dan wawancara). Analisis data menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing dilengkapi LKS dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada
materi hukum dasar kimia. Hal ini dapat dilihat ketuntasan siklus I yaitu 66,67% meningkat
menjadi 77,78% pada siklus II, (2) penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dilengkapi
LKS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi hukum dasar kimia. Prestasi
belajar dalam penelitian ini berupa aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan (praktik dan
tertulis). Persentase prestasi belajar pada aspek pengetahuan untuk siklus I sebesar 69,44%
meningkat menjadi 80,56% pada siklus II, ketuntasan penilaian aspek sikap siklus I dan II yaitu
sebesar 100% dan ketuntasan pada aspek keterampilan yaitu sebesar 100%.

Kata kunci: inkuiri terbimbing, LKS, keterampilan proses sains, prestasi belajar, PTK.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana profesional karena guru adalah salah
yang sangat penting bagi kelangsungan satu komponen pendidikan yang berada
hidup manusia, hal ini disebabkan di garis depan pelaksanaan proses
karena pendidikan adalah sektor yang pendidikan [1]. Sedangkan untuk
dapat menciptakan kecerdasan manusia perkembangan kurikulum diketahui
dalam melangsungkan kehidupannya. dalam sistem pembelajaran kita telah
Di Indonesia telah dilaksanakan kualitas dilakukan perubahan kurikulum selama
pendidikan agar semakin baik. Salah beberapa kali.
satu contoh program yang dilakukan Kurikulum 2013 merupakan
oleh pemerintah untuk meningkatkan kurikulum terbaru yang diterapkan di
kualitas pendidikan melalui peningkatan Indonesia saat ini. Pada kurikulum ini
profesionalisme para pendidik menekankan bahwa pembelajaran yang
diantaranya dengan melalui sertifikasi berkembang harusnya berpusat pada
guru serta perbaikan kurikulum. siswa dengan pola pembelajaran aktif
Sertifikasi guru menjadi sangat penting mencari (diperkuat dengan model
dilakukan secara proporsional dan pembelajaran dengan menggunakan

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 88


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 88-95

pendekatan saintifik) dan juga dan observasi didapatkan kesulitan-


pembelajaran kritis (Permendikbud kesulitan atau masalah belajar di kelas
nomor 69 tahun 2013). Berdasarkan X MIA 4, hal tersebut juga didukung dari
Permendikbud tersebut dapat dipahami nilai-nilai ulangan harian atupun nilai
bahwa pola pembelajaran yang UTS 1 yang menunjukan bahwa pada
ditekankan sekarang ini selain menuntut kelas X MIA 4 selalu mendapat
pembelajaran yang mengedepankan ketuntasan belajar yang lebih rendah
kemampuan berpikir kritis juga daripada di kelas X MIA 3. Salah satu
pembelajaran harus menggunakan permasalahan yang di dalam kelas X
pendekatan saintifik. Pendekatan MIA 4 yaitu kesulitan pada materi yang
saintifik merupakan kerangka ilmiah membutuhkan pemahaman konsep.
pembelajaran yang diusung oleh Salah satu contoh materi yang telah
Kurikulum 2013. Pendekatan saintifik diajarkan dengan perlunya pemahaman
juga merupakan pembelajaran yang serta pembentukan konsep yang baik
mengadopsi langkah-langkah saintis yaitu materi ikatan kimia. Berdasarkan
yang membangun pengetahuan melalui karakteristik kebutuhan perbaikan nilai
metode ilmiah [2]. Oleh karena itu di dalam kelas X MIA 4 yaitu dengan
diperlukan suatu proses pembelajaran menerapkan model pembelajaran yang
dimana siswa dapat menggali melalui merujuk pada kurikulum 2013 dan dapat
keterampilan-keterampilan proses menciptakan pembentukan konsep yang
secara scientist. baik.
SMA Negeri 1 Karanganyar Materi hukum dasar kimia
merupakan sekolah yang terakreditasi merupakan materi yang sulit, informasi
A. Sekolah ini merupakan salah satu tersebut diperoleh dari guru mata
sekolah percontohan yang masih pelajaran kimia. Kesimpulan tersebut
menerapkan kurikulum 2013 di tengah diperoleh berdasarkan refleksi dari hasil
kabar moratorium kurikulum tersebut diskusi guru-guru kimia yang mengajar
melalui SE nomor: kelas X setiap pergantian tahun ajaran
179342/MPK/KR/2014 tertanggal 5 baru. Materi hukum dasar kimia masuk
Desember 2014 yang ditanda tangani ke dalam sub bab dari materi
oleh Menteri Pendidikan dan stoikiometri yang terdapat dalam silabus
Kebudayaan dalam surat kabar kurikulum 2013 yang merupakan materi
Kompasiana (Minggu, 6 Desember hitungan dan terdapat reaksi-reaksi
2014). Sebagai sekolah percontohan, sederhana. Sebelum siswa masuk ke
SMA tersebut sudah menerapkan dalam materi hukum dasar kimia terlebih
kurikulum 2013, namun penggunaan dahulu sudah diajarkan materi konsep
model pembelajaran yang dirujuk oleh mol. Dengan karaktristik yang sama
kurikulum 2013 ini belum diterapkan pada materi yang telah diajarkan
secara maksimal oleh guru-guru di SMA sebelumnya di kelas X MIA 4 yaitu
N 1 Karanganyar. Hal tersebut materi ikatan kimia dan konsep mol
disimpulkan dari hasil wawancara yang diperlukan suatu model pembelajaran
dilakukan dengan guru kimia dan juga yang dapat memberikan pemahaman
melalui observasi sekolah. konsep. Konsep yang belum dapat
Berdasarkan observasi sekolah dikuasai dapat menyebabkan kesulitan
terdapat jumlah X sebanyak 10 kelas, belajar terutama dalam menyelesaikan
akan tetapi peneliti hanya soal-soal perhitungan. Berdasarkan
mengobservasi 2 kelas yaitu kelas yang hasil wawancara terhadap siswa dan
diampuh oleh guru mata pelajaran kimia guru maka dapat disimpulkan bahwa
selama peneliti melaksanakan PPL dari terdapat beberapa masalah dalam
bulan September sampai dengan proses pembelajaran kimia, antara lain
November 2015. Kedua kelas yang yaitu:
menjadi ampuan yaitu kelas X MIA 3 1. Di dalam kelas X MIA 4 didapatkan
dan X MIA 4. Terdapat perbedaan yang prestasi belajar siswa yang lebih
cukup menonjol antara kedua kelas rendah daripada di kelas X MIA 3.
tersebut. Berdasarkan hasil wawancara

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 89


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 88-95

2. Dalam memberikan materi hukum dapat meningkatkan keterampilan


dasar kimia guru masih mengunakan proses sains pada siswa. Penggunaan
metode konvensional yaitu model inkuiri terbimbing memberikan
menggunakan metode ceramah pengaruh yang signifikan terhadap KPS
karena menganggap metode tersebut siswa dalam kegiatan belajar. KPS juga
lebih praktis daripada menggunakan merupakan suatu proses yang terdapat
model pembelajaran yang dirujuk dalam model pembelajaran inkuiri [6].
oleh kurikulum 2013. Hirarki pada proses pembelajaran inkuiri
3. Rendahnya aktivitas siswa pada dengan menggunakan model
aspek keterampilan yang mendukung pembelajaran level inkuiri terdapat
kinerja siswa di dalam kelas terutama aktivitas yang beorientasi pada
pada kegiatan yang berupa hand on keterampilan proses sains [7].
maupun mind on activity, sehingga Media pembelajaran adalah
perlu dikembangkan keterampilan- suatu alat yang digunakan untuk
keterampilan yang dapat menjadikan memermudah siswa dalam memahami
proses pembelajaran dalam kelas pelajaran. Salah satu media yang
lebih aktif. digunakan untuk memberi bantuan pada
4. Masalah kurangnya pemahaman siswa dan dapat meningkatkan aktivitas
siswa terhadap konsep pada materi- belajar di kelas yaitu Lembar Kerja
materi yang memiliki karakterisik Siswa (LKS). LKS memberi bantuan
yang sama dengan materi hukum berupa rangkaian susunan
dasar kimia, serta karena terdapat pembelajaran yang akan mereka
masalah pembentukan konsep yang pelajari dengan menekankan pada
kurang baik sehingga mengalami aspek-aspek tertentu sehingga dapat
kesulitan saat menemui soal meningkatkan aktivitas yang berupa
perhitungan dan menganggap materi keterampilan dalam proses
tersebut tergolong kedalam materi pembelajaran [8]. Meningkatnya
yang sukar. keterampilan proses akan berpengaruh
Berdasarkan uraian di atas kepada kegiatan siswa untuk menggali
maka diperlukan suatu model materi pelajaran kimia khususnya pada
pembelajaran yang dapat dijadikan materi hukum dasar kimia dengan
alternatif untuk mengatasi masalah langkah-langkah ilmiah seperti
tersebut, salah satunya yaitu dengan mengamati, bertanya, memprediksikan
cara menerapakan beberapa model dan lain sebagainya. Kolaborasi yang
pembelajaran saintifik untuk cocok dalam penggunaan model
mengimplementasikan kurikulum 2013 pembelajaran inkuiri terbimbing
[3]. Salah satu model pembelajaran ditunjang dengan media pembelajaran
yang dirujuk dalam kurikulum 2013 yaitu menggunakan LKS, sehingga
adalah model pembelajaran inkuiri. diharapkan KPS siswa akan meningkat
Penerapan model pembelajaran inkuiri dengan adanya aktivitas atau kegiatan
terbimbing merupakan model siswa dalam menemukan konsep yang
pembelajaran yang lebih baik daripada dilakukan berdasarkan langkah-langkah
model pembelajaran konvensional, serta ilmiah. Peningkatan keterampilan proses
mampu meningkatkan prestasi pada di dalam kelas juga diharapkan mampu
kemampuan kognitif siswa [4]. Melalui meningkatkan prestasi belajar karena
pembelajaran inkuiri terbimbing pada proses belajar yang berkualitas mampu
materi struktur atom yang memiliki menunjang prestasi belajar siswa.
karakteristik untuk meningkatkan
pemahaman konsep menunjukan METODE PENELITIAN
tingkat keunggulan dari segi Penelitian ini merupakan
pengetahuan siswa yang signifikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
daripada menggunakan metode dikenal dengan istilah Classroom Action
pembelajaran konvensional [5]. Research (CAR) dan dilaksanakan
Melalui penerapan model dalam 2 siklus. Kemmis mengatakan
pembelajaran inkuiri terbimbing juga bahwa penelitian tindakan kelas

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 90


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 88-95

merupakan upaya mengujicobakan ide- kualitatif. Analisis data penelitian


ide ke dalam praktik untuk memperbaiki kualitatif dilakukan pada saat
atau mengubah sesuatu agar pengumpulan data berlangsung dan
memperoleh dampak nyata dari situasi, setelah pengumpulan data dalam
Kemudian Kemmis & Taggart periode tertentu. Oleh karena itu
menyatakan bahwa penelitian tindakan digunakan teknik triangulasi yaitu teknik
kelas merupakan bentuk penelitian pengumpulan data yang bersifat
reflektif diri yang secara kolektif menggabungkan dari berbagai teknik
dilakukan peneliti dalam situasi sosial pengumpulan data dan sumber data
untuk meningkatkan penalaran. Pada yang telah ada sekaligus menguji
prakteknya, PTK merupakan tindakan kredibilitas data, yaitu mengecek
yang bermakna melalui prosedur kredibilitas data dengan berbagai teknik
penelitian yang mencakup langkah yaitu pengumpulan data dan berbagai sumber
planning, action, observation, reflection data.
[9]. Rancangan solusi yang dimaksud Teknik validasi data yang
adalah tindakan yang berupa digunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dengan menggunakan teknik triangulasi data yaitu
model inkuiri terbimbing dilengkapi LKS. pengumpulan data yang berbeda-beda
Subjek penelitian adalah siswa untuk mendapatkan data dari sumber
kelas X MIA 4 semester genap SMA N 1 yang sama [10]. Teknik triangulasi
Karanganyar tahun pelajaran metode dilakukan dengan
2014/2015. mengumpulkan data tetap dari sumber
Pemilihan subjek dalam penelitian ini yang berbeda-beda. Pada penelitian ini
didasarkan pada observasi awal dan peneliti menggunakan metode
ditemui permasalahan-permasalahan pengumpulan data melalui teknik
pembelajaran yang teridentifikasi. Objek observasi, wawancara, kajian dokumen
dalam penelitian ini adalah kemampuan atau arsip, dan angket.
prestasi belajar dan keterampilan proses
sains siswa. Prestasi belajar yang HASIL DAN PEMBAHASN
dimaksud meliputi kompetensi Tahap awal dari penelitian ini
pengetahuan dan kompetensi sikap adalah observasi sekolah dan
(sikap spiritual dan sikap sosial). wawancara dengan guru mata pelajaran
Keterampilan proses sains meliputi kimia SMA N 1 Karanganyar. Observasi
kegiatan ilmiah yang dimiliki oleh siswa lapangan yang dilakukan berupa
dan kompetensi keterampilan siswa. identifikasi masalah. Berdasarkan hasil
Data yang dikumpulkan dalam wawancara dengan guru kimia kelas X
penelitian ini berupa data tentang SMA N 1 Karanganyar pada tanggal 2
informasi tentang keadaan siswa dilihat desember 2014, diketahui bahwa salah
dari aspek kualitatif dan kuantitatif. satu materi yang dianggap sulit bagi
Aspek kualitatif berupa data hasil siswa kelas X semester genap adalah
observasi sikap, observasi keterampilan hukum dasar kimia. Pada materi hukum
proses sains, angket sikap dan dasar kimia, kesulitan yang dihadapi
wawancara yang menggambarkan siswa adalah pada pemahaman konsep
proses pembelajaran di kelas dan dan membedakan antara hukum yang
kesulitan yang dihadapi guru baik dalam satu dengan yang lainnya. Kesulitan
menghadapi siswa maupun cara yang lainya adalah menyelesaikan soal
mengajar dikelas. Aspek kuanitatif perhitungan pada materi hukum dasar
berupa data penilaian prestasi belajar kimia. Hal ini dikarenakan materi ini
siswa aspek pengetahuan pada materi membutuhkan kemampuan pemahaman
hukum dasar kimia. konsep yang tinggi dari siswa. Dari hasil
Teknik analisis data pada observasi dan wawancara dengan guru
Penelitian Tindakan Kelas dimulai sejak diperoleh hasil bahwa sebenarnya siswa
awal sampai berakhirnya pengumpulan kelas X MIA 4 tergolong siswa kurang
data. Data-data dari hasil penelitian di aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
lapangan diolah dan dianalisis secara memiliki prestasi yang lebih rendah dari

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 91


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 88-95

kelas lainya terutama pada aspek 6) mengajukan pertanyaan, 7)


pengetahuan. mengkomunikasikan dan 8)
Selama proses pembelajaran, menyimpulkan data hasil diskusi [12, 13,
guru menggunakan metode ceramah 14]. Selain itu, dengan adanya LKS
sehingga siswa cenderung pasif. yang menjadi salah satu media
Keterlibatan siswa kurang pembelajaran yang dapat digunakan
dimaksimalkan oleh guru, sehingga secara individu maupun kelompok dan
proses pembelajaran hanya berjalan memungkinkan untuk dapat
satu arah dan siswa hanya berperan mengembangkan pengetahuan
sebagai pihak penerima informasi dari konseptual. LKS yang digunakan berisi
guru. Berdasarkan wawancara dengan tentang materi ataupun topik pelajaran
guru kimia dan hasil observasi di kelas yang akan dipelajari siswa serta adanya
X MIA 4 SMA N 1 Karanganyar, terlihat langkah-langkah pembelajaran yang
bahwa keterampilan proses di dalam berhubungan dengan aktivitas siswa.
kegiatan pembelajaran masih rendah. Aktivitas yang dimaksud yaitu aktivitas
Rendahnya keterampilan proses siswa siswa di dalam kelompok diskusi. LKS
akan berdampak pada prestasi belajar mampu meningkatkan ketertarikan
siswa yang kurang maksimal. siswa selama proses belajar siswa yang
Berdasarkan analisis hasil wawancara dapat memberikan kualitas
dan observasi pratindakan, maka perlu pembelajaran dengan dampak positif.
adanya upaya untuk meningkatkan Siklus I
keterampilan poses sains dan prestasi
Pada siklus I diterapkan model
belajar siswa. Oleh karena itu,
pembelajaran inkuiri terbimbing
diterapkanlah model pembelajaran
dilengkapi LKS. Guru berperan sebagai
inkuiri terbimbing dilengkapi LKS pada
fasilitator dan membantu membimbing
materi hukum dasar kimia. Model
siswa selama proses pembelajaran.
pembelajaran ini sesuai dengan karakter
Selanjutnya tiap kelompok berdiskusi.
materi pelajaran dan karakter siswa.
Selama proses diskusi dilakukan
Penggunaan model inkuiri terbimbing
penilaian dengan menggunakan teknik
pada materi hukum dasar kimia terbukti
observasi untuk menilai aspek sikap dan
dapat meningkatkan pemahaman
keterampilan proses sains siswa. Pada
konsep pada siswa, dengan demikian
akhir pembelajaran, setiap kelompok
diharapkan prestasi belajar siswa dapat
mempresentasikan hasil diskusinya
meningkat [11]. Selain itu pembelajaran
sehingga terjadi interaksi antara siswa
dengan menggunakan model inkuiri
dan guru maupun antar kelompok saling
terbimbing menekankan pada proses
memberikan tanggapan, saran maupun
pembelajaran dengan menggunakan
pertanyaan. Pada akhir siklus I
sintak pembelajaran dengan
dilakukan tes evaluasi untuk aspek
menggunakan langkah-langkah ilmiah
pengetahuan dan angket penilaian
yang dapat meningkatkan KPS siswa.
sikap.
KPS dapat diamati pada kegiatan
Berdasarkan hasil penilaian
diskusi hingga akhir pembelajaran,
melaui observasi, angket, dan tes pada
dengan demikian keterlibatan siswa
siklus I diperoleh ketercapaian KPS
pada proses pembelajaran dapat
sebesar 67%, dan ketuntasan prestasi
dioptimalkan. Adapun KPS yang
belajar yang memuat aspek
digunakan dalam penelitian ini terdapat
pengetahuan sebesar 69%, aspek sikap
8 KPS yang teleh diadaptasi dari
sebesar 100% dan aspek keterampilan
berbagai pendapat seperti Longfield,
(praktik dan tertulis) sebesar 100%.
Semiawan, dan Widodo dapat
Hasil tersebut belum seluruhnya
disederhanakan KPS yang harus dimiliki
mencapai target yang ditetapkan.
atau yang digunakan dalam penelitian
Ketercapaian masing-masing aspek
ini yaitu: 1) mengamati, 2)
pada siklus I disajikan pada Tabel 1.
memprediksikan, 3) membuat hipotesis,
4) merencanakan percobaan sesuai
prosedur, 5) melaksanakan percobaan,

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 92


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 88-95

Tabel 1. Keberhasilan Siklus I Materi keterampilan karena ketercapaian


Pokok Hukum Dasar Kimia penialaian pada aspek keterampilan di
Kelas X SMA N 5 Bekasi tahun siklus I sudah didapatkan hasil yang
pelajaran 2021/2022 maksimal yaitu 100% dengan
Aspek Target Siklus I ketercapaian ketuntasan pada semua
yang (%) Kriteria indikator yang dinilai. Berdasarkan hasil
dinilai Target Capaian tersebut, maka semua target yang
Aspek 75 69 Belum direncanakan sudah tercapai.
pengeta tercapai Ketercapaian masing-masing aspek
huan
disajikan dalam Tabel 2.
Aspek 75 100 Tercapai
Sikap
Tabel 1. Keberhasilan Siklus II Materi
Aspek 75 100 Tercapai Pokok Hukum Dasar Kimia
Keteram Kelas X SMA N 5 Bekasi tahun
pilan pelajaran 2021/2022
KPS 70 67 Belum Aspek Target Siklus I
tercapai yang (%) Kriteria
dinilai Target Capaian
Berdasarkan Tabel 1, masih terdapat Aspek 75 81 Tercapai
pengeta
aspek yang belum mencapai target yaitu
huan
aspek pengetahuan dan KPS sehingga Aspek 75 100 Tercapai
perlu dilaksanakan tindakan siklus II Sikap
untuk memenuhi target yang ditetapkan. KPS 70 78 Tercapai
Siklus II
Berdasarkan refleksi hasil Perbandinga Antar Siklus
tindakan siklus I, penelitian akan Dalam pembelajaran dengan
dilanjutkan dengan tindakan pada siklus menerapkan model pembelajaran inkuiri
II. Pada siklus II ini jumlah kelompok terbimbing dilengkapi LKS, terjadi
dikurangi dari 7-8 anggota menjadi 4 peningkatan hasil dari siklus I ke siklus
anggota untuk meningkatkan efektivitas II. Berdasarkan hasil observasi, angket,
diskusi. Proses pembelajaran dan tes diperoleh perbandingan hasil
difokuskan pada indikator kompetensi tindakan antar siklus yang disajikan
yang belum tercapai dan fokus dalam Gambar 1 dan Tabel 3.
perhatian diberikan kepada kelompok
yang banyak beranggotakan siswa yang 100 100 100
belum mencapai ketuntasan. Selain itu, 100
guru lebih menekankan lagi agar siswa 90
Hasil Tindakan anatar Siklus (%)

81 78
lebih berpartisipasi aktif dalam diskusi
80 69
dan memunculkan aspek sikap yaitu 67
percaya diri untuk mengemukaan 70
pendapat maupun mengajukan 60
pertanyaan. 50
Pada akhir siklus II dilakukan tes 40
untuk mengetahui prestasi pada aspek
30
pengetahuan siswa, dan angket sikap
diberikan lagi untuk mengetahui ada 20
atau tidaknya perbedaan hasil capaian 10
pada aspek sikap antara siklus I dan II. 0
Dari hasil observasi, angket, dan tes Pengetahuan Sikap Keterampilan KPS
pada siklus II diperoleh ketercapaian
Siklus I Siklus II
KPS siswa sebesar 78%. Ketercapaian
aspek sikap adalah 100% dan aspek Gambar 1. Grafik Perbandingan Hasil
pengetahuan sebesar 81%. Sedangkan Tindakan antar Siklus
pada siklus II tidak dilakukan penilaian

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 93


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 88-95

Tabel 3. Perbandingan Hasil Antar pembelajaran dengan penemuan


Siklus Materi Pokok Hukum konsep maka siswa lebih dapat
Dasar Kimia Kelas X SMA N 5 memahami materi, sedemikian hingga
Bekasi tahun pelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar.
2021/2022
Ketercapaian UCAPAN TERIMA KASIH
(%) Penelitian ini dapat selesai
Aspek Ket
Siklus Siklus dengan baik karena bantuan dari
I II beberapa pihak. Oleh karena itu pada
Pengetah 69 81 Tercapai kesempatan ini penulis mengucapakan
uan
terima kasih kepada Kepala SMA N 5
Sikap 100 100 Tercapai
Bekasi, yang telah memberikan izin
Keterampi 100 - Tercapai
kepada penulis untuk melaksanakan
lan
KPS 67 78 Tercapai penelitian. Penulis juga berterimakasih
kepada guru kimia kelas X MIA 4 yang
telah mengizinkan penulis
Dalam penelitian tindakan kelas menggunakan kelas untuk penelitian.
dikatakan berhasil apabila masing-
masing aspek yang diukur telah DAFTAR RUJUKAN
mencapai target yang telah [1] Asrori, Mansyur & Rasyid, H.( 2009).
direncanakan. Penelitian ini dapat Penelitian Tindakan Kelas.
disimpulkan berhasil karena aspek Yogyakarta: Multi Pressindo.
keterampilan proses sains dan prestasi [2] Majid, A. (2014). Pendekatan Ilmiah
belajar (aspek pengetahuan dan aspek dalam Implementasi Kurikulum
sikap) yang diukur telah mencapai 2013. Bandung: PT Remaja
target. Artinya penerapan model Rosdakarya.
pembelajaran inkuiri terbimbing [3] Sani, R. A. (2014). Pembelajaran
dilengkapi LKS dapat meningkatkan Saintifik untuk Implementasi
keterampilan proses sains dan prestasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT
belajar pada materi hukum dasar kimia Bumi aksara.
siswa kelas X SMA N 5 Bekasi tahun [4] Matthew, B.M & Kenneth, I.O.
pelajaran 2021/2022
(2013). A Study On The Effects
Of Guided Inquiry Teaching
KESIMPULAN
Method On Students
Berdasarkan hasil penelitian
Achievement In Logic. Jurnal of
yang telah dilakaukan dapat disimpulkan
international research in
bahwa penerapan model pembelajaran
Nigeria, 1 (2), 135-139.
inkuiri terbimbing dilengkapi LKS dapat
[5] Vlassi, M. & Karaliota, A. (2013). The
meningkatkan keterampilan proses
Comparison between Guided
sains dan prestasi belajar siswa kelas X
SMA N 5 Bekasi tahun pelajaran 2021/2022
Inquiry and Traditional
pada materi hukum dasar kimia. Hal ini Teaching Method.A Case Study
dapat dikarenakan dalam pembelajaran for the Teaching of the
inkuiri terbimbing menekankan suatu Structure of Matter to 8th Grade
proses pembelajaran dengan Greek Students. Jurnal
menggunakan langkah-langkah ilmiah international in Greek
yang ada dalam keterampilan proses University of Athens, 93 (2),
sains sehingga konsep pada materi 494–497.
pelajaran hukum dasar kimia dapat [6] Ambarsari, W. (2013). Penerapan
terbentuk dengan baik. Selain itu Pembelajaran Inkuiri
dengan penerapan model inkuiri Terbimbing terhadap
terbimbing maka keterampilan proses Keterampilan Proses Sains
sains akan meningkat sehingga pada Pelajaran Biologi Siswa
pembelajaran di dalam kelas lebih aktif, Kelas VII SMP Negeri 7
melalui

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 94


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 88-95

Surakarta. Jurnal Pendidikan


Biologi, 5 (1), 81-95.
[7] Wenning, C. J. (2004). Level of
Inquiry: Hierarchies of
Pedagogical Practices and
Inquiry Processes. Urbana
Champaign: Illinois State
University.
[8] Choo, S.S.Y., Rotgans, J.I., Yew,
F.H.J. & Schmidt, H.G. (2011).
Effect of Worksheet Scaffods
on Student Learning in Problem
Based Learning . Jurnal Adv in
Health Sci Educ of Singapure,
16: 517-52.
[9] Sumadayo, S. (2013). Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
[10] Yamtinah, S. (2011). Penyusunan
Instrumen Penelitian.
Surakarta: Modul Evaluasi
Pembelajaran.
[11] Zuliana, E. Y., Rudibyani, R. B. &
Efkar, T. (2014). Proceeding,
Efektivitas Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing dalam
Meningkatkan Penguasaan
Konsep Hukum-Hukum Dasar
Kimia Siswa. Pendidikan Kimia,
Universitas Lampung.
[12] Nurohma, S. (2011). Proceeding,
Penerapan Seven Jump
Methode (SJM) sebagai Upaya
Peningkatan Keterampilan
Proses Sains Mahasiswa.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
[13] Semiawan,C., Tangyong, A.F.,
Belen, S., Matahelemual, Y., &
Suseloardjo, W. (1992).
Pendekatan Keterampilan
Proses. Jakarta: Grasindo.
[14] Widodo, W. (2009). Keterampilan
Proses Sains. Diperoleh 12
Maret 2015, dari https://
vahonov.files.wordpress.com/2
009/07/keterampilan-proses-
sains.pdf.

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 95

Anda mungkin juga menyukai