Anda di halaman 1dari 12

Ki Hadjar Dewantara

 Nama Kelahiran : Ki Hadjar Dewantara


 Tanggal Lahir : 2 Mei 1889
 Tempat Lahir : Pakualaman, Yogyakarta
 Wafat : 26 April 1959 ( umur 69 tahun ) di Yogyakarta
 Agama : Islam

Beliau merupakan pelopor pendidikan, politisi dan aktivis pergerakan kemerdekaan


Indonesia. Ki Hadjar Dewantara juga merupakan pendiri suatu lembaga pendidikan
yang memberikan kesempatan untuk para pribumi jelata dalam menuntut ilmu
seperti halnya priyayi ataupun orang-orang Belanda lainnya.Hari Pendidikan
Nasional ditetapkan sesuai dengan tanggal kelahiran beliau untuk menghormati
jasa-jasanya. Salah satu semboyan Ki Hadjar Dewantara pun dijadikan slogan untuk
Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia.
Dewi Sartika

 Nama Kelahiran : Raden Dewi Sartika


 Tanggal Lahir : 4 Desemeber 1884
 Tempat Lahir : Cicalengka, Bandung, Jawa Barat
 Wafat : 11 Septembet 1947 ( umur 62 ) di Tasikmalaya, Jawa Barat

Ketika anak-anak beliau selalu memainkan peran sebagai seorang guru dengan
teman-temannya setelah sekolah. Sepeninggalan ayahnya yang sudah meninggal.
Beliau tinggal bersama pamannya. Saat itu beliau mendapatkan pendidikan yang
sesuai dengan budaya sunda. Sekitar tahun 1899, Dewi Sartika pindah ke kota
Bandung. Dan pada tanggal 16 Januari 1904, beliau mendirikan sekolah yang diberi
nama Sekolah Isteri di darah Pendopo Kabupaten Bandung. Setelah itu sekolah
yang didirikannya itu berkembang menjadi 9 sekolah yang tersebar di seluruh Jawa
Barat. Dan kemudian semakin berkembang menjadi satu sekolah di setiap kota
maupun kabupaten pada tahun 1920. Kemudian pada bulan September 1929
berubah nama menjadi Sekolah Raden Dewi.
Thomas Matulessy Pattimura

 Nama Populer : Pattimura


 Tanggal Kelahiran : 08 Juni 1783
 Tempat Kelahiran : Saparua, Maluku
 Wafat : 16 Desember 1817 di Ambon, Maluku

Kapitan Pattimura merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Maluku. Beliau
pernah menjadi sersan Militer Inggris. Dan beliau pun pernah melakukan
perlawanan terhadap VOC Belanda.Tahun 1816, Inggris memberikan kekuasaan
terhadap Belanda. Setelah itu pihak Belanda melakukan kebijakan pajak atas tanah
atau landrente, pemindahakan penduduk, pelayaran Hongi atau Hongi Tochten dan
poltik monopoli.

Tahun 1817, rakyat maluku mengangkat senjata untuk bangkit melawan Belanda
yang dipimpin langsung oleh Kapitan Pattimura. Maka pada saat itu terjadilah
peperangan dengan penjajah Belanda.Sebagai panglima, Kapitan Pattimura
mengatur strategi perang bersama pembantunya. Dan juga berhasil mempersatukan
Raja-raja Patihserta menggalang bantuan dari Kerajaan Jawa, Sulawesi, Bali, Tidore
dan Ternate. Pertempuran itu pun berhasil menghancurkan pasukan penjajah
Belanda.
Pangeran Diponegoro

 Nama Asli : B.R.M Antawirya


 Tanggal Lahir : 11 November 1785
 Tempat Lahir : Ngayogyakarta Hadiningrat
 Wafat : 8 Januari 1855 ( umur 69 tahun ) di Makassar, Sulawesi Selatan

Perang Diponegoro itu berawal dari pihak Belanda yang mematok tanah milik
Diponegoro yang terletak di desa Tegalrejo. Ketika itu Pangeran Diponegoro sudah
merasa muak atas kelakuan belanda yang tidak menghargai adat istiadat dan juga
mengeksploitasi rakyat dengan beban pajak.Akhirnya Pangeran Diponegoro
menentukan sikap untuk menentang Belanda secara terbuka.

Dan banyak dukungan yang dari rakyat terhadap beliau. Perang yang dibawanya
ketika itu adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir.Selama perang
sabil Belanda mengalami kerugian yang sangat besar. Berbagai cara Belanda
upayakan untuk menangkap menangkap Pangeran Diponegoro. Bahkan sampai
melakukan sayembara untuk mendapatkan Pangeran Diponegoro.
Tuanku Imam Bonjol

 Nama Asli : Muhammad Shahab


 Tahun Lahir : 1772, Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat
 Wafat : 6 November 1864 di Minahasa
 Agama : Islam

Tuanku Imam Bonjol terkenal dalam perang Padri ketika melawan penjajah Belanda.
Perang Padri merupakan salah satu perang terlama karena berlangsung dari tahun
1803 sampai 1838. Perang tersebut melibatkan sesama orang Batak atau
Mandailing dan orang Minang.Perang ini penyebabnya yaitu kaum Padri yang
didominasi kaum ulama ingin menerapkan syariat islam.

Namun kaum yang memegang adat istiadat masih berpegang teguh dengan
pendiriannya. Sehingga terjadinya perpecahan antar saudara.Kaum adat yang
sudah terdesak meminta bantuan Belanda. Ikut campurnya Belanda dalam perang
saudara ini membuat situasi semakin kacau. Walaupun Belanda ikut campur dalam
perang Padri, tetapi pihak Belanda cukup kesulitan melawan Kaum Padri yang
dipimpin Tuanku Imam Bonjol.

Dan pada akhirnya Kaum Adat dan Kaum Padri bersatu melawan Belanda. Karena
campur tangannya Belanda dalam perang ini malah menambah kesengsaran
masyarakat Minangkabau.Belanda yang tidak menyerah dalam perang ini
melakukan pengepungan dan penyerangan ke Benteng Kaum Padri. Penyerangan
dan pengepungan itu dilakukan selama 6 bulan.
Cut Nyak Dhien

 Nama Asli : Cut Nyak Dhien


 Tahun Lahir : 1848
 Tempat Lahir : Lampadang, Aceh
 Wafat : 6 November 1908 di Sumedang, Jawa Barat
 Agama : Islam

Cut Nyak Dhien merupakan seorang pahlawan wanita yang berasa dari Aceh yang
melawan penjajah Belanda ketika masa Perang Aceh. Pada saati itu suaminya
Ibrahim Lamnga meninggal di medang perang sekitar tanggal 29 Juni 1878.
Sehingga Cut Nyak Dhien bersumpah untuk menghancurkan Belanda.Teukur Umar
yang merupakah salah satu tokoh dari Aceh yang melawan Belanda itu melamar Cut
Nyak Dhien. Awalnya Cut Nyak Dhien menolak, akan tetapi Teuku Umar tidak
melarang ia untuk pergi perang. Sehingga lamarannya diterima oleh Cut Nyak
Dhien.Setelah pernikahannya dan dikarunai anak yang diberi nama Cut Gambang.

Mereka bertempur bersama melawan penjajah Belanda. Tetapi, Teuku Umar gugur
di medan perang saat menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari
1899.Sehingga Cut Nyak Dhien harus berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh
dengan pasukan yang terbilang cukup kecil.
Teuku Umar

 Nama Asli : Teuku Umar


 Tahun Lahir : 1854
 Tempat Lahir : Meulaboh, Aceh
 Wafat : 1899 ( sekitar umur 44-45 tahun ) di Meulaboh, Kesultanan Aceh
 Agama : Islam

Dalam perjuangannya Teuku Umar berpura-pura berkerjasama dengan Belanda.


Strategi ini beliau lakukan untuk bisa mendapatkan senjata dari pihak Belanda.
Tahun 1883 Belanda melakukan perdamaian dengan pasukan Teuku Umar.Lain
halnya dengan Belanda yang bermaksud mengangkat Teuku Umar masuk dinas
militer untuk merebut hari rakyat Aceh. Agar meyakinkan Belanda, Teuku Umar
melakukan penyerangan terhadap pos-pos pertahanan Aceh.Setelah mendapatkan
senjata dan uang yang cukup banyak. Teuku Umar kembali berpihak untuk bersama
melawan penjajah Belanda.
Bung Tomo

 Nama Asli : Sutomo


 Tahun Lahir : 1920
 Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
 Wafat : 1981 ( sekitar umur 61 tahun ) di Padang Arafah, Arab Saudi
 Agama : Islam

(Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920 – meninggal di Padang Arafah,


Arab Saudi, 7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun). Sutomo adalah pahlawan yang
terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan
kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan
pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari
Pahlawan. Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya
bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas menengah.

Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah


perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil
di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku mempunyai pertalian darah
dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di
Malang. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura.dan batak
Ayahnya adalah seorang serba bisa. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja,
dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya
dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer.
dr. Tjipto Mangoenkoesoemo

(EYD: Cipto Mangunkusumo) (Pecangakan, Ambarawa, Semarang, 1886 – Jakarta,


8 Maret 1943) adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Bersama
dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal sebagai “Tiga
Serangkai” yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis
terhadap pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Ia adalah tokoh dalam Indische
Partij, suatu organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahan
sendiri di tangan penduduk setempat, bukan oleh Belanda. Pada tahun 1913 ia dan
kedua rekannya diasingkan oleh pemerintah kolonial ke Belanda akibat tulisan dan
aktivitas politiknya, dan baru kembali 1917.

Dokter Cipto menikah dengan seorang Indo pengusaha batik, sesama anggota
organisasi Insulinde, bernama Marie Vogel pada tahun 1920. Berbeda dengan
kedua rekannya dalam “Tiga Serangkai” yang kemudian mengambil jalur pendidikan,
Cipto tetap berjalan di jalur politik dengan menjadi anggota Volksraad. Karena sikap
radikalnya, pada tahun 1927 ia dibuang oleh pemerintah penjajahan ke Banda. Ia
wafat pada tahun 1943 dan dimakamkan di TMP Ambarawa.
Jenderal Besar Raden Soedirman

(EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34
tahun) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional
Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara
luas terus dihormati di Indonesia. Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga,
Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah
keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh menjadi
seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk
mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam
Muhammadiyah.

Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam


memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya
pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan, pada 1936 ia mulai bekerja sebagai
seorang guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah, di sekolah dasar
Muhammadiyah; ia juga aktif dalam kegiatan Muhammadiyah lainnya dan menjadi
pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937. Setelah Jepang
menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun
1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori
Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat,
Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun
kemudian diasingkan ke Bogor.
RA Kartini

Nama:RA Kartini Tmpr Tggl Lahir:Jepara 21 april 1879 Asal: Mayong jepara
Wafat:Rembang 17 september 1904 Raden Adjeng Kartini, lahir di Jepara Jawa Tengah
tanggal 21 April 1879. Atau lebih tepatnya ia dipanggil dengan nama Raden Ayu Kartini,
karena pada dasarnyagelar Raden Adjeng hanya berlaku ketika belum menikah, sedangkan
Raden Ayu adalah gelar untuk wanita bangsawan yang menikah dengan pria bangsawan dari
keturunan generasi kedua hingga ke delapan dari seorang raja Jawa yang pernah
memerintah. Kartini sendiri menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih
Djojo Adhiningrat pada tanggal 12 November 1903 yang telah mempunyai tiga istri. Dari
pernikahannya tersebut ia dikaruniahi seorang anak perempuan bernama Soesalit
Djojoadhiningrat yang lahir pada tanggal 13 September 1904
I Gusti Ngurah Rai

Nama:I Gusti Ngurah Rai Tmpt Tggl Lahir:Bali 30 januari 1917 Asal:Bali Wafat:Bali 20
november 1946 I Gusti Ngurah Rai dikenal sebagai sosok yang gigih berjuang untuk
kemerdekaan bangsa Indonesia. Ia bahkan rela kehilangan nyawa demi Negaranya tercinta.
Seperti yang dituturkan oleh Wayan Sudarta, penyusun buku I Gusti Ngurah Rai Pahlawan
Nasional: Sisi-Sisi Humanis dalam Perang Kemerdekaan Indonesia di Bali.

Ia menuturkan, Perang Puputan Margarana merupakan salah satu perjuangan yang


paling heroik di Bali. Bagaimana tidak, dengan kondisi pasukan yang tak berimbang, Ngurah
Rai tetap berjuang hingga gugur di medan juang.

Anda mungkin juga menyukai