Mohammad Hatta
Nama Saat Lahir : Muhammad Athar
Tempat Lahir : Kota Bukittinggi, Sumatera Barat
Tanggal Lahir : 12 Agustus 1902
Wafat : 14 Maret 1980 ( umur 77 ) di Jakarta
Agama : Islam
Ki Hadjar Dewantara
Nama Kelahiran : Ki Hadjar Dewantara
Tanggal Lahir : 2 Mei 1889
Tempat Lahir : Pakualaman, Yogyakarta
Wafat : 26 April 1959 ( umur 69 tahun ) di Yogyakarta
Agama : Islam
Pangeran Diponegoro
Nama Asli : B.R.M Antawirya
Tanggal Lahir : 11 November 1785
Tempat Lahir : Ngayogyakarta Hadiningrat
Wafat : 8 Januari 1855 ( umur 69 tahun ) di Makassar,
Sulawesi Selatan
Pangeran Antasari
Teuku Umar
Nama Asli : Teuku Umar
Tahun Lahir : 1854
Tempat Lahir : Meulaboh, Aceh
Wafat : 1899 ( sekitar umur 44-45 tahun ) di Meulaboh,
Kesultanan Aceh
Agama : Islam
Bung Tomo
Nama Asli : Sutomo
Tahun Lahir : 1920
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Wafat : 1981 ( sekitar umur 61 tahun ) di Padang Arafah,
Arab Saudi
Agama : Islam
Sisingamangaraja XII
(lahir di Bakara, 18 Februari 1845 – meninggal di Dairi, 17 Juni 1907
pada umur 62 tahun) adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatera
Utara, pejuang yang berperang melawan Belanda, kemudian diangkat
oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia
sejak tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No
590/1961. Sebelumnya ia makamkan di Tarutung, lalu dipindahkan ke
Soposurung, Balige pada tahun 1953.
Sisingamangaraja XII nama kecilnya adalah Patuan Bosar, yang kemudian digelari dengan Ompu
Pulo Batu. Ia juga dikenal dengan Patuan Bosar Ompu Pulo Batu, naik tahta pada tahun 1876
menggantikan ayahnya Sisingamangaraja XI yang bernama Ompu Sohahuaon, selain itu ia juga
disebut juga sebagai raja imam. Penobatan Sisingamangaraja XII sebagai maharaja di negeri Toba
bersamaan dengan dimulainya open door policy (politik pintu terbuka) Belanda dalam mengamankan
modal asing yang beroperasi di Hindia-Belanda, dan yang tidak mau menandatangani Korte
Verklaring (perjanjian pendek) di Sumatera terutama Kesultanan Aceh dan Toba, di mana kerajaan
ini membuka hubungan dagang dengan negara-negara Eropa lainya. Di sisi lain Belanda sendiri
berusaha untuk menanamkan monopolinya atas kerajaan tersebut. Politik yang berbeda ini
mendorong situasi selanjutnya untuk melahirkan Perang Tapanuli yang berkepanjangan hingga
puluhan tahun.