Anda di halaman 1dari 8

D.

PERKEMBANGAN BAHASA
1. MAKNA BAHASA
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Dengan pengertian ini, tercakup semua
cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk lambing atau symbol untuk
mengungkapkan

sesuatu

pengertian,

seperti

dengan

menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan


mimik muka.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan
menusia dengan hewan. Bahasa merupakan anugrah dari
Allah Swt, yang dengan manusia dapat mengenal atau
memahami

dirinya,

sesama

manusia,

alam

dan

penciptaannya serta mampu memposisikan dirinya sebagai


mahluk berbudaya dan mengembangkan bahasanya yaitu
kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat,
dan menarik kesimpulan.
Perkembangan pikiran itu dimulai pada usia 1, 6-2, 0
tahun, yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat dua
atau tiga kata. Laju perkembangan itu sebagai berikut.
a. Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif,
seperti: bapak makan.
b. Usia 2,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat negatif
(menyangkal), seperti: Bapak tidak makan.
c. Pada usia selanjutnya, anak dapat menyusun pendapat:
1) Kritikan: Ini tidak boleh, ini tidak baik.
2) Kegaru-raguan: barangkali, mungkin, bias jadi. Ini
terjadi

apabila

anak

sudah

menyadari

akan

kemungkinan kekhilafahnya.
3) Menarik kesimpulan analogi, seperti: anak melihat
ayahnya tidur karena sakit, pada waktu lain anak
melihat ibunya tidur, dia mengatakan ibu tidur
karena sakit.
2. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN BAHASA

Dalam berbahasa, anak dituntut untuk menuntaskan


atau menguasai empat tugs pokok yang satu sama lain
saling berkaitan. Apabila anak berhasil menuntaskan tugastugas yang lainnya. Keempat tugas itu adalah sebagai
berikut.
a. Pemahaman,

yaitu

keampuan

memahami

makna

ucapan orang lain. Bayi memahai bahasa orang lain,


bukan memahami kata-kata yang diucapkannya, tetapi
dengan memahami kegiatan/ gerakan atau gesture-nya
(bahasa tubuhnya).
b. Perkembangan Perbendaharaan Kata. Perbendaharaan
kata kata anak berkembang secara lambat pada usia
dua taun pertama, kemudian memahami tempo yang
cepat pada usia pra-sekolah dan terus meningkat
setelah anak masuk sekolah.
c. Perkembangan Kata-kata Menadi Kalimat, kemampuan
menyusun kata-kata menjadi kalimat pada umumnya
berkembang sebelum usia dua tahun. Bentuk kalimat
pertama adalah kalimat tunggal (kalimat satu kata)
dengan disertai: gesture untuk melengkapi cara
berpikirnya. Contohnya, anak menyebut Bola sambil
menunjuk bola itu dengan jarinya. Kalimat tunggal itu
berarti tolong ambilkan bola untuk saya. Seiring
dengan

meningkatnya

usia

anak

dan

keluasan

pergaulannya. tipe kalimat yang diucapkannya pun


semakin

panjang

dan

kompleks.

Menurut

Davis,

Garrison & McCarthy (E. Hurlock 1956) anak yang


cerdas, anak wanita dan anak yang berasal dan
keluarga berada, bentuk kalimat yang diucapkannya itu
lebih panjang dan kompleks dibandingkan dengan anak
yang kurang cerdas, anak pria dan anak yang berasal
dari keluarga miskin.

d. Ucapan,

kemampuan

mengucapkan

kata-kata

merupakan hasil belajar melalui imitasi (peniruan)


terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang
lain (terutama orangtuanya). Pada usia bayi, antara 1118

bulan,

pada

umumnya

mereka

belum

dapat

berbicara atau mengucapkan kata-kata secara jelas,


sehingga sering tidak dimengerti maksudnya. Kejelasan
ucapan itu baru tercapai pada usia sekitar tiga tahun.
Hasil

studi

tentang

suara

dan

kombinasi

suara

menunjukkan bahwa anak mengalami kemudahan dan


kesulitan

dalam

huruf-huruf

tertentu.

Huruf

yang

mudah diucapkan yaitu huruf hidup (vokal): i, a, e dan


u dan hurup mati (konsonan): t, p, b, m, dan n,
sedangkan yang sulit diucapkan adalah huruf mati
tunggal: z, w, s, dan g, dan huruf mati rangkap (diftong)
; st, str, sk, dan dr.
3. TIPE PERKEMBANGAN BAHASA
Ada dua tipe perkembangan bahasa anak, yaitu sebagai
berikut.
a. Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya
sendiri (monolog).
b. Socialized Speech, yang terjadi ketika berlangsung
kontak antara anak dengan temannya atau dengan
lingkungannya. Perkembangan ini dibagi ke dalam lima
bentuk: (a) adapted information, di sini terjadi saling
tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari,
(b) critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap
ucapan atau tingkah laku orang lain, (c) commad
(perintah), request (permintaan) dan threat (ancaman),
(d) questions (pertanyaan), dan (e) answers (jawaban).
Berbicara monolog (egocentric speech) berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak yang

pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun;


sementara yang socialized speech mengembangkan
kemampuan menyesuaikan sosial (social adjustment).

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


BAHASA
Perkembangan

bahasa

dipengaruhi

oleh

factor-faktor

kesehatan, inteligensi, status sosial ekonomi, jenis kelamin,


dan hubungan keluarga.
a. Faktor Kesehatan. Kesehatan merupakan faktor yang
sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak,
terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila pada
usia dua tahun pertama, anak mengalami sakit terusmenerus,

maka

anak

tersebut

cenderung

akan

mengalami kelambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Oleh karena itu, untuk memelihara
perkembangan bahasa anak secara normal, orangtua
perlu memperhatikan kondisi kesehatan anak. Upaya
yang dapat ditempuh adalah dengan cara memberikan
ASI, makanan yang bergizi, memelihara kebersihan
tubuh anak atau secara reguler memeriksakan anak ke
dokter atau ke puskesmas.
b. Intelegensi. Perkembangan bahasa anak dapat dilihat
dari tingkat inteligensinya. Anak yang perkembangan
bahasanya

cepat,

pada

umumnya

mempunyai

inteligensi normal atau di atas normal. Namun begitu,


tidak

semua

perkembangan

anak

yang

bahasanya

mengalami
pada

kelambatan
usia

awal,

dikategorikan sebagai anak yang bodoh (Lindgren,


dalam

E.

Hurlock,

mengemukakan

hasil

1956).
studi

Selanjutnya,
mengenai

Hurlock

anak

yang

mengalami kelambatan mental, yaitu bahwa sepertiga

di antara mereka yang dapat berbicara secara normal


dan anak yang berada pada tingkat intelektual yang
paling

rendah,

mereka

berbahasanya.
c. Status Sosial Ekonomi
tentang

hubungan

sangat
Keluarga.

antara

miskin

dalam

Beberapa

perkembangan

studi

bahasa

dengan status sosial ekonomi keluarga menunjukkan


bahwa

anak

mengalami

yang

berasal

kelambatan

dari

keluarga

dalam

miskin

perkembangan

bahasanya dibandingkan dengan anak yang berasal


dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi
mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau
kesempatan belajar (keluarga miskin diduga kurang
memperhatikan perkembangan bahasa anaknya), atau
kedua-duanya (Hetzer & Reindorf dalam E. Hurlock,
1956).
d. Jenis Kelamin (Sex). Pada tahun pertama usia anak,
tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antara pria
dengan wanita. Namun mulai usia dua tahun, anak
wanita menunjukkan perkembangan yang lebih cepat
dari anak pria.
e. Hubungan Keluarga. Hubungan ini dimaknai sebagai
proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi
dengan

lingkungan

keluarga,

terutama

dengan

orangtua yang mengajar, melatih, dan memberikan


contoh berbahasa kepada anak. Hubungan yang sehat
antara orangtua dengan anak (penuh perhatian dan
kasih

sayang

dari

orang

tuanya)

memfasilitasi

perkembangan bahasa anak, sedangkan hubungan


yang tidak sehat mengakibatkan anak akan mengalami
kesulitan

atau

kelambatan

dalam

perkembangan

bahasanya. Hubungan yang tidak sehat itu biasa


berupa sikap orangtua yang keras/kasar, kurang kasih

sayang, atau kurang perhatian untuk memberikan


latihan dan contoh dalam berbahasa yang baik kepada
anak, maka perkembangan bahasa anak cenderung
mengalami stagnasi atau kelainan, seperti: gagal dalam
berbicara, tidak jelas dalam mengungkapkan kata-kata,
merasa takut untuk mengungkapkan pendapat, dan
berkata yang kasar atau tidak sopan.1

Pikiran dan Bahasa


Seperti telah diungkapkan sedikit pada bagian apakah
berfikir itu? di muka bahwa pikiran dan bahasa jelas saling
berhubungan satu sama lain. Psikolog-psikolog memusatkan
perhatiannya pada dua aspek dari berbahasa, yaitu bagaimana
manusia

memperoleh

kemampuan

bahasa

dan

bagaimana

manusia menggunakan bahasa. Penelitian mengenai hal tersebut


dikenal dengan nama psikolinguistik.
Bahasa adalah satu bentuk komunikasi terarah yang paling
canggih bentuknya. Para ahli psikolinguistik memberikan definisi
mengenai tata bahasa sebagai berikut: kumpulan aturan dan
prinsip yang menemukan arti dari sebuah kalimat dalam
penggunaan

bahasa.

Secara

umum,

tata

bahasa

sering

memberikan arti yang tertentu, yaitu aturan yang berkaitan


dengan

aspek-aspek

seharusnya

dan

bahasa

sintaksis

seperti

yang

tepat

misalnya
(yaitu

gaya

yang

aturan

yabg

menentukan perbuatan sebuah kalimat). Masyarakat manusia


1 Syamsu, Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 118-122

dalam budaya masing-masing telah mengembangkan bahasanya


sendiri-sendiri. Sedangkan pada ekologis hewan, tidak satu pun
yang dapat mengembangkan bahasa. Martin Moynihan dari
Institut Smithsonian telah meneliti komunikasi yang diperlihatkan
oleh jenis ikan, burung dan hewan menyusui lainnya. Dai
menemukan

bahwa

hewan

tersebut

tidak

dapat

mengembangkan system komunikasi yang lebih baik lagi. Mereka


(para hewan) hanya mampu memberikan isyarat komunikasi
yang tidak lebih dari 10 sampai 37 pola saja. Mungkin hanya
sebegitulah kemampuan otak hewan-hewan tersebut setiap pola,
agak mirip dengan kalimat dan dipergunakan dalam cara yang
terus menerus sama pada stu keadaan. Pesan-pesan yang ingin
disampaikan oleh hewan yang bersangkutan itu tampaknya amat
terbatas, sehingga diperoleh kesan bahwa mereka tidak mampu
mengungkapkan isi pikirannya secara lebih lengkap. Hal ini lah
yang membedakannya

secara mencolok dengan makhluk

manusia yang mampu berbahasa.


Banyak kemampuan yang diperlukan untuk berbahasa pada bayi
manusia sudah tampak sejak dia dilahirkan. Setelah dia berusia 1
tahun,

dia

mulai

mengguanakan

dapat

satu

kata

mengerti
untuk

makna

kata-kata

mengungkapkan

dan

seluruh

gagasannya. Anak kecil yang berumur 18 sampai 28 bulan, mulai


dapat menggabung-gabungkan kata ke kalimat. Ucapan-ucapan
mereka mulai terdengar mengikuti aturan tertentu. Anak yang
berusia 3 sampai 4 tahun mulai dapat menyusun kalimat yang
agak kompleks. Ucapan anak 5 tahun sudah terdengar mirip
percakapan orang dewasa, dan setelah itu dia mulai mengenal
tata bahasa yang menjadi dasar bahasa.
Menurut Utsman Najati, informasi-informasi yang diperoleh
seorang anak melalui panca indera pada periode pertama dari
kehidupannya merupakan meteri yang membantunya nanti

dalam caranya berpikir. Termasuk dalam hal ini kemampuan anak


tersebut dalam berbahasa.
Faktor

keturunan

dan

lingkungan

mempengaruhi

penguasaan berbahasa, dan selanjutnya penguasaan berbahasa


mempengaruhi pengeuasaan berpikir.
Dengan demikian kemampuan berpikir (pikiran) sangat
berkaitan erat dengan kemampuan berbahasa. Hal ini karena
kuantitas

dan

kualitas

kemampuan

berbahasa

sangat

menentukan kualitas kemampuan berpikir (pikiran). Jadi jelaslah


bahwa pikiran dan bahasa saling berhubungan satu sama lain
dan saling mempengaruhi.2

2 Abdul, Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab, PSOKOLOGI SUATU


PENGANTAR Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2004),
hlm. 250-252

Anda mungkin juga menyukai