Anda di halaman 1dari 8

PENGUNGKAPAN KEGEMBIRAAN PADA ANAK USIA

3-5 TAHUN DALAM KAJIAN PSIKOLINGUISTIK

Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah


Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang
kharismatul.aziziyah.2002116@students.um.ac.id
Abstract

Entering the age of two, children tend to be active in producing words. The
activity of producing these words is the result of acquiring the first
language which he has been doing since he was born into the world.
Language serves as a means of communication between humans. The
process of acquiring a child's language certainly cannot be separated from
the role of the language environment that surrounds it. The development of
the child language is begin from born to the age of 5 years has in particular
gained thousands of vocabulary, phonological and grammatical systems
and the same complex rules for using their language appropriately in many
social background.

Keywords :

Language acquisition, Children in Early Age

Abstrak

Memasuki usia dua tahun anak cenderung aktif memproduksi kata.


Aktivitas memproduksi kata tersebut merupakan hasil dari pemerolehan
bahasa pertama yang tanpa ia sadari telah dilakukannya sejak lahir ke dunia.
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antar manusia. proses
pemerolehan bahasa anak pasti tidak terlepas dengan peran lingkungan
bahasa yang melingkupinya. Perkembangan bahasa anak dimulai sejak lahir
sampai usia 5 tahun secara khusus telah memperoleh beribu-ribu kosakata,
system fonologi dan gramatika serta aturan kompleks yang sama untuk
menggunakan bahasa mereka denga sewajarnya dalam banyak latar sosial.

Kata kunci :

Pemerolehan Bahasa, Anak Usia Dini

PENDAHULUAN

Pertumbuhan mengacu pada bertambahnya ukuran fisik dan struktur


tubuh. Perkembangan mengacu pada bertambahnya kemampuan struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Pada anak yang berusia 3-5 tahun,
pengukuran terhadap pertumbuhan anak, yakni berat dan tinggi badan dapat
dilakukan tiap 3 bulan sekali. Pertumbuhan anak dapat dipantau dengan
menggunakan kurva pertumbuhan dari World Health Organization (WHO).

Pertumbuhan merupakan suatu keadaan yang dinamis, sehingga


untuk mendefinisikan gangguan pertumbuhan diperlukan lebih dari satu kali
pengamatan. Melihat proporsi tinggi badan dengan berat badan seorang
anak adalah hal yang tidak boleh dilewatkan. Faktor genetik dan lingkungan
turut berperan dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Saat anak sudah memasuki usia 3 tahun, paling tidak kurang lebih
seribu kata dalam kosakata sudah dimilikinya. Ketika usianya 5 tahun,
10.000 kata sudah mampu dimengerti dengan pemilihan saat diucapkan
secara tepat. Meski begitu, kata-kata yang dipelajari harus dapat
digabungkan menjadi kalimat. Jumlah kata dalam kalimat yang diucapkan
anak biasanya sesuai dengan usianya, seperti usia 3 tahun dapat
mengucapkan 1 kalimat terdiri dari 3 kata.

Selain itu, anak-anak juga harus belajar tata bahasa. Ia dapat melatih
semua keterampilan ini dengan cara berbicara, mengajukan pertanyaan, dan
membaca buku. Meski begitu, anak-anak dapat belajar bahasa dengan
kecepatan yang berbeda-beda. Beberapa faktor dapat memengaruhi
perkembangan bahasa, seperti anak perempuan mungkin lebih awal untuk
berbicara dibandingkan anak laki-laki.

Cara terbaik agar anak dapat mengasah kemampuannya untuk lebih


lancar berbahasa adalah dengan membiasakanny berbicara dan
mendengarkan semua ceritanya. Ibu dapat melakukannya di mana pun saat
sedang bersamanya dan dapat membaca cerita pengantar tidur untuk anak
agar dirinya terbiasa mendengarkan kosakata yang baru. Cobalah untuk
membiasakan anak untuk membaca buku yang dapat memperluas cara
pikirnya.

Kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang


ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan,
kenikmatan, atau kegembiraan yang intens. Berbagai pendekatan filsafat,
agama, psikologi, dan biologi telah dilakukan untuk mendefinisikan
kebahagiaan dan menentukan sumbernya.

Perbuatan atau perilaku kita sehari-hari pada umumnya disertai oleh


perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan senang atau tidak senang.
Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan
kita sehari-hari disebut warna afektif. Warna afektif ini, kadang-kadang
lemah, kadang-kadang tidak jelas (samar-samar), kadang-kadang
kuat. Ketika warna afektif tersebut kuat, perasaan-perasaan menjadi lebih
mendalam, lebih luas, dan lebih terarah. Perasaan-perasaan seperti ini
disebut emosi (Sarlito,1982:59, dalam Sunarto dan Hartono, 2002:149).
Di samping perasaan senang atau tidak senang, beberapa contoh
macam emosi yang lain adalah gembira, cinta, marah, takut, cemas, dan
benci.Perasaan gembira tentu pernah dialami oleh semua makluk
hidup di dunia ini. Pada umumnya, individu dapat kembali
mengingat pengalaman-pengalaman menyenangkan yang pernah
dialaminya. Emosi gembira ini cenderung mencapai puncaknya ketika
seseorang menginjak usia remaja. Jika kita menghitung hal-hal
menyenangkan tersebut, kita tentu mempunyai cerita yang panjang dan
lengkap tentang apa yang terjadi dalam perkembangan emosi remaja.

PEMBAHASAN

Secara etimologi, psikolinguistik terbentuk dari psikologi dan kata


linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing-
masing berdiri sendiri, dengan prosedur dan metode yang berlainan.
Namun, keduanya sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya.
Hanya objek materianya yang berbeda, linguistik mengaji struktur
bahasa, sedangkan psikologi mengkaji prilaku berbahasa atau proses
berbahasa. Dengan demikian cara dan tujuannya juga berbeda.

Pada awalnya kerja sama antara kedua disiplin itu disebut


linguistic psycology dan ada juga yang menyebutnya psychology of
language. Kemudian sebagai hasil kerja sama yang lebih baik, lebih
terarah, dan lebih sistematis diantara kedua ilmu itu, lahirlah satu
disiplin ilmu baru yang disebut psikolinguistik, sebagai ilmu antar
disiplin antara psikologi dan linguistik. Istilah psikolinguistik itu
sendiri baru lahir tahun 1954. Psikolinguistik mencoba menguraikan
proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang
mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu
berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh
manusia. Maka, secara teoretis tujuan utama psikolinguistik adalah
mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan
secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan
pemerolehannya. Dalam praktiknya psikolinguistik mencoba
menerapkan pengetahuan linguistik danpsikolinguistik pada masalah-
masalah seperti pengajaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran
membaca permulaan dan membaca lanjut, kedwibahasaan dan
kemultibahasaan, penyakit bertutur seperti afasia, gagap, dan sebagainya;
serta masalah-masalah sosial lain yang menyangkut bahasa, seperti
bahasa dan pendidikan, bahasa dan pembangunan nusa dan bangsa.
Pemerolehan fonologi dapat dilihat bahwa anak-anak yang berusia
3-5 tahun menyederhanakan bunyi-bunyi bahasa yang kompleks. Ada
beberapa bunyi konsonan seperti /r/ yang berubah bunyi menjadi /l/ dan /s/
yang menjadi /c/ hal ini sering muncul pada anak yang berumur 3- 5 tahun,
namun seiring bertambahnya usia, akan berangsur menghilang. Hal ini juga
dikarenakan kebiasaan yang dilakukan orang tua dan orang-orang
disekitarnya yang sering mengucapkan hal yang sama. Ada sejumlah proses
dasar yang digunakan anak-anak ketika berbicara. Hal tersebut adalah
tahapan yang dilalui oleh anak-anak untuk dapat berbicara seperti orang
dewasa. Seiring dengan bertambahnya usia anak dan diperolehnya
keterampilan-keterampilan bahasa yang 80 lebih kompleks, anak akan mulai
meninggalkan pengucapan-pengucapan yang sederhana.

Menurut Abdul Chaer (2009: 167) pemerolehan bahasa atau


dalam padanan Inggris disebut language acquisition adalah proses yang
berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh
bahasa pertama atau bahasa ibunya. Krashen (Nuryani & Putra,
2013: 89) mengartikan pemerolehan bahasa sebagai “The product of a
subconscious process very similar to the process children undergo when
they acquire their first language”. Berdasarkan penjelasan Krashen
tersebut dapat diartikan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses atau
cara seseorang dapat memperoleh bahasa pertamanya. Proses pemerolehan
bahasa dapat dikatakan sebagai aktivitas tak sadar. Seseorang umumnya
tidak sadar bahwa ia sedang memperoleh bahasadan hanya sadar saat
menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa adalah
proses pemerolehan (penguasaan) bahasa pertama seorang anak secara
naluriah (alami), tidak sadar, dan tidak bermaksud memahami kaidah
bahasa pertama untuk berkomunikasi.

La Freniere (Riana, 2015: 30) membagi emosi dasar pada


anak ke dalam dua bentuk, yakni emosi positif dan negatif. Emosi
positif meliputi kegembiraandan kekagumanatau minat, sedangkan
emosi negatif meliputi marah, takut, sedih, dan jijik. Emosi gembira pada
seseorang dapat terlihat dari beberapa tanda. Pertama, detak jantung dan
tekanan darah menurun sebab oksigen yang dialirkan ke otak dan otot
tidak berlebih. Kedua, ritme pernapasan saat gembira cenderung
panjang dan lepas. Ketiga, saat gembira seseorang akan cenderung lebih
rileks sehingga pembuluh darah melentur dan wajah berseri. Keempat, rileks
yang dirasakan saat gembira juga memengaruhi pancaindra sehingga
membuatnya kurang sensitif. Kelima, saat gembira zat kimiawi darah
tidak akan berubah sebab tidak ada adrenalin dan kortisol yang
dilepaskan ke dalam darah. Emosi kegembiraan pada anak usia 2 tahun
biasanya berupa seruan-seruan singkat disertai kegiatan melompat,
tertawa, bersenandung, dan reaksi spontan lainnya. Kegembiraan anak
dipengaruhi oleh tiga hal yakni penerimaan, kasih sayang, dan prestasi.
Penerimaan berarti penerimaan oleh orang lain dan diri sendiri.
Seorang anak akan melakukan penyesuaian emosi dan bahasa dengan
baik bila ia merasa diterima di lingkungan tersebut. Penerimaan
akan berbanding lurus dengan harapan kasih sayang. Semakin anak
diterima orang lain, maka semakin besar perasaan kasih sayang yang
akan mereka rasakan. Bentuk penerimaan dan kasih sayang dapat dirasakan
anak lewat perhatian, pemenuhan keinginan, hadiah, dan lain
sebagainya. Kegembiraan lainnya juga dapat dirasakan anak karena
prestasi. Keberhasilan melakukan sesuatu akan terasa penting bagi
anak usia 2 tahun sebab pada fase itulah anak sudah mulai mampu
melakukan beberapa aktivitas secara mandiri. Prestasi yang diakui oleh
anggota kelompok akan memberikan perasaan gembira pada anak
sekaligus mendorongnya melakukan hal serupa secara terus menerus
sebab dianggap benar. Pengakuan prestasi dapat berbentuk pujian atau
persetujuan terhadap aktivitas yang dilakukan anak (Riana, 2015: 31).
KESIMPULAN

Pemerolehan bahasa anak usia 2 tahun meliputi aspek fonologi dan


sintaksis. Pada usia ini anak sudah mampu menghasilkan kalimat
dengan relasi gramatikal dasar.Pemerolehan bahasa ditunjukkan
dalam komunikasi sehari-hari anak.Anak usia dua tahun umumnya
merasakan banyak emosi, salah satunya gembira. Pemerolehan bahasa
juga dipakai anak dalam mengungkapkan kegembiraan dalam
berkomunikasi

Anak usia 3 tahun mengalami perubahan bunyi /r/ diucapkan /l/ , /s/
diucapkan /c/ dan bunyi sedangkan pada anak yang berusia 4 - 5 tahun
sudah memperoleh semua bunyi vocal dan bunyi konsonan, tidak ada
perubahan bunyi /r/ yang berubah /l/. (2) Anak usia tiga tahun dalam
pemerolehan morfologi belum memperoleh kata yang mendapatkan proses
afiksasi serta muncul morfem yang tidak utuh sedangkan pada anak yang
berusia 4 tahun sudah muncul morfem yang utuh dan prefiks {meN-} dan
usia 5 tahun lebih banyak muncul pemerolehan afiksasi. (3) Pada tataran
sintaksis, anak yang berusia 3 tahun hanya memperoleh ujaran dua kata,
sedangkan anak yang berumur 4-5 tahun sudah memperoleh ujaran beberapa
kata (4) Pada tataran semantik hampir semua ujaran anak mengandung
makna denotatif, ada pula kalimat yang muncul dengan makna konotatif.
Anak-anak tersebut memperoleh bahasa secara bertahap sesuai dengan
usianya dan sudah memiliki kemampuan untuk menghasilkan ujaran-ujaran
yang sederhana sampai yang kompleks. Berdasarkan hasil penelitian ini,
penulis menyarankan khusunya bagi orang tua yang memiliki anak yang
berumur usia dini hendaknya sering melibatkan anak-anak dalam
berkomunikasi, supaya kosa kata yang didapatkan lebih banyak dan
bervariasi.
DAFTAR RUJUKAN

Handayani, Verury. 2021. Tahap Pertumbuhan Balita 3-5 Tahun yang Perlu
Diketahui. https://www.halodoc.com/artikel/tahap-pertumbuhan-
balita-3-5-tahun-yang-perlu-diketahui . Diakses pada 28 November
2021.

Sari, Era. 2021. PERANAN LINGKUNGAN BAHASA TERHADAP


UNGKAPAN KEGEMBIRAAN ANAK USIA DUA TAHUN (STUDI
KASUS ARKHAN).
https://bahteraindonesia.unwir.ac.id/index.php/BI/article/view/100/1
35 . diakses pada 3 Desember 2021.

Wulandari. 2018. PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA ANAK USIA 3-5


TAHUN DI PAUD LESTARI DESA BLIMBING KECAMATAN
PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/lingua/article/view/1346/1249# . Diakses
pada 5 Desember 2021.

Anda mungkin juga menyukai