Anda di halaman 1dari 11

RAGAM MAKNA PADA IKLAN MINUMAN TEH DAN KOPI

Kharismatul Aziziyah Rhada Putri


Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang
kharismatul.aziziyah.2002116@students.um.ac.id

Abstract
This study aims to describe the meaning contained in the advertising slogan of tea and coffee
drinks on television. Data obtained from the advertising slogan of tea and coffee beverage
products on television in the form of phrases, sentences, and images of beverage product
advertisements. This research method is descriptive qualitative. Qualitative method is
research that produces descriptive data, namely in the form of written or spoken words from
people or observed behavior. Data collection techniques were carried out by observation and
note-taking techniques. The results of this study indicate that there are 6 categories of
meanings consisting of 2 grammatical meanings, 11 denotative meanings, 12 class meanings,
2 lexical meanings, 1 conceptual meaning, and 2 referential meanings.
Keywords: Advertising, Tea, Coffee, Grammatical, Denotative, Classical, Lexical,
Conceptual, Referential.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna yang terkandung dalam slogan iklan
minuman teh dan kopi di televisi. Data diperoleh dari slogan iklan produk minuman teh dan
kopi di televisi yang berupa frasa, kalimat, dan gambar iklan produk minuman. Metode
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif, yaitu dari yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang atau perilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik
pengamatan dan teknik catat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 6 kategori
makna yang terdiri dadi 2 makna gramatikal, 11 makna denotatif, 12 makna kias, 2 makna
leksikal, 1 makna konseptual, dan 2 makna referensial.
Kata Kunci: Iklan, Teh, Kopi, Gramatikal, Denotatif, Kias, Leksikal, Konseptual,
Referensial.
A. PENDAHULUAN
Pada era globalisasi bahasa sangat berperan besar dalam kehidupan manusia terutama
untuk berkomunikasi, tanpa bahasa manusia tidak akan bisa saling berinteraksi dan
melakukan hubungan sosial. Bahasa merupakan alat komunikasi yang terpenting untuk
menyampaikan pesan atau maksud antara seseorang kepada orang lain. Chaer (2004: 11)
menyatakan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi
yang hanya dimiliki oleh manusia.
Menurut Institut Praktisi Periklanan Inggris (Jefkins 1996: 5), periklanan merupakan
pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang
paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.
Bahasa yang digunakan dalam iklan diharapkan dapat dimengerti oleh konsumen dan dapat
menarik perhatian mereka terhadap produk tersebut. Iklan sengaja dibuat dengan berbagai
gaya dan menarik tanpa mengurangi keakuratan dan keunggulan dari produk tersebut. Iklan
merupakan media penyaluran berita kepada khalayak umum. Kecenderungan iklan bersifat
persuasif artinya mengajak masyarakat untukmenggunakan produk yang diiklankan melalui
gaya bahasa dan makna yang disampaikan dalam iklan tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persuasi atau persuasive adalah komunikasi
yang digunakan untuk memengaruhi dan meyakinkan orang lain. Melalui persuasi setiap
individu berusaha memengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain. Persuasif pada
prinsipnya merupakan upaya menyampaikan informasi dan berinteraksi antar manusia dalam
kondisi di mana kedua belah pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan
sesuatu yang penting bagi kedua belah pihak. Apabila berkomunikasi dengan sesama, setiap
individu berharap pesan yang disampaikan tersebut dapat dimengerti dan dipercayai.
Persuasif berasal dari kata bahasa inggris, to persuade yang berarti mengajak, membujuk atau
menyuruh. Jadi, persuasif merupakan salah satu strategi yang digunakan agar pesan yang
ingin disampaikan dimengerti dan dipercayai oleh orang lain. Bahasa persuasif adalah
komunikasi yang bertujuan untuk mengubah, mengajak, membujuk atau memengaruhi
kepercayaan, sikap dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh komunikator.
Pada penelitian kali ini dipusatkan perhatian pada slogan iklan minuman teh dan kopi
di televisi. Produk minuman teh dan kopi dipilih dalam penelitian ini karena dalam iklan
minuman terdapat unsur gaya bahasa dan makna yang menarik untuk diteliti. Terdapatnya
gaya bahasa dalam iklan telah disurvei oleh peneliti sebelum melakukan penelitian lebih
lanjut. Penelitian ini tidak difokuskan pada iklan secara keseluruhan, melainkan pada slogan
untuk membatasi peneliti dalam permasalahan yang terdapat pada penelitian.
Pemilihan slogan dimaksud untuk mengetahui makna yang digunakan dalam iklan teh
dan kopi di Indonesia. Iklan teh dan kopi dipilih penelti disebabkan oleh ketertarikan penulis
terhadap iklan. Ketertarikan peneliti terhadap slogan yakni slogan selalu ada di setiap iklan,
sehingga hal tersebut menjadi hal yang unik serta menarik perhatian peneliti. Daya tarik
penggunaan gaya bahasa pada setiap iklan menjadi hal yang unik di tiap-tiap iklan, sehingga
mendorong peneliti mengkaji hal tersebut lebih lanjut.

B. LANDASAN TEORI
Institusi praktisi periklanan inggris mendefinisikan istilah iklan merupakan pesan-pesan
penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial
atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya (Jefkins, 1997:5). Segi
positif dari periklanan adalah dapat diungkapkan melalui arti lain yang mengatakan bahwa:
“Periklanan merupakan cara menjual dengan melalui penyebaran informasi”. Strategi
pemasaran dalam sebuah iklan banyak berkaitan dengan komunikasi. Periklanan adalah salah
satu bentuk khusus komunikasi yang digunakan untuk memenuhi fungsi pemasaran dari
sebuah poduk. Supaya dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka yang harus dilakukan
dalam kegiatan periklanan, yaitu harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada
khalayak. Akan tetapi periklanan juga harus mampu membujuk semua masyarakat agar
berprilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran untuk mencetak penjualan dan
keuntungan. Periklanan diharapkan mampu mengarahkan pembeli atau masyarakat untuk
membeli produk-produk yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh departemen pemasaran,
sehingga diyakini dapat memenuhi keinginan serta kebutuhan konsumen yang membeli
barang tersebut (Jefkins, 1997: 15).
Iklan bertujuan untuk mempengaruhi atau mengubah sikap-sikap masyarakat
(konsumen) (Jefkins 1997: 17). Iklan komersial bertujuan untuk membujuk masyarakat untuk
membeli produk A, bukannya membeli produk B. Hal yang perlu diperhatikan dalam
menyajikan sebuah iklan penggunaan bahasa pada nama produk dan penyampian pesan
kepada penonton. Bahasa yang digunakan dalam iklan sebuah produk diharapakan dapat
mudah dimengerti oleh masyarakat sebagai calon konsumen. Suatu pesan yang ingin
disampaikan, iklan menggunakan bahasa sebagai alat utama penyaluran pesan yang efektif.
Iklan sengaja dibuat dengan menggunakan berbagi gaya dan menarik tanpa harus mengurangi
keunggulan dari produk tersebut. Bahasa dalam sebuah iklan mengadung unsur persuasive
yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain untuk menggunakan atau membeli produk
yang ditawarkan. Penggunaan gaya bahasa setidaknya dapat menilai pribadi, watak, dan
kemampuan seseorang dalam penggunaan bahasa tertentu. Semakin gaya bahasa yang
digunakan, semakin baik penilaian orang terhadapnya, semakin buruk gaya bahasa seseorang,
semakin buruk pula penilian yang diberikan kepadanya. Terkait kajian bahasa dalam iklan,
dalam kajian pragmatik, bentuk bahasa yang muncul dalam peristiwa komunikasi yaitu hasil
perpaduan antara maksud makna atau pesan komunikasi dengan situasi atau konteks yang
melatarinya (Rusmianto 2013: 67). Tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan,
wacana dalam suatu bahasa iklan yang dikaji yang mempergunakan pendekatan pragmatik
bertujuan untuk mengetahui maksud yang disampaikan dalam iklan tersebut.
Penelitian ini berfungsi Untuk mengetahui gaya bahasa yang ambigu pada produk ikaln
minuman di televisi dan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam iklan produk
minuman di televisi. Penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis yaitu mengetahui gaya
bahasa yang ambigu pada produk iklan minuman dan mengetahui makna yang terkandung
dalam iklan produk minuman. Manfaat bagi pembaca memberikan gambaran gaya bahasa
yang ambigu pada iklan produk minuman dan dapat mengetahui makna yang terkandung
pada produk iklan minuman.

C. METODE PENELITIAN
Penelitian kualitatif adalah kegiatan yang berlangsung secara simultan dengan
kegiatan analisis data (Mahsun, 2005: 257). Jadi metode pemecahan masalah dengan
mendeskripsikan objek yang diteliti melalui analisis. Aspek yang dideskripsikan adalah hasil
analisis gaya bahasa dan makna yang terkandung dalam setiap iklan minuman. Teknik
penelitian yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif. Menurut Bagdan dan Taylor
(Moleong 2002: 31) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif,
yaitu dari yang berupa katakata tertulis / lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan dan catat.
Artinya, data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengamati iklan minuman yang
terdapat di televisi kemudian mencatat data iklan yang mengandung gaya bahasa. Penelitian
ini juga mengamati data-data iklan yang ada di internet. Pertama-tama slogan iklan minuman
teh dan kopi di televisi diamati, setelah itu dipilih iklan yang mengandung gaya bahasa.
Kemudian iklan tersebut direkam oleh peneliti secara saksama. Bisa juga melihat iklan yang
mengandung gaya bahasa di internet sehingga memudahkan peneliti dalm mencari data.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis makna, yaitu dengan membaca data
yang telah ditemukan dalam pengamatan terhadap iklan di televisi ataupun di internet,
kemudian menerjemahkan bahasa iklan dengan sungguh-sungguh dan mengklasifikasikan
data ke dalam gaya bahasa sesuai dengan teori yang ada. Identifikasi data dilakukan untuk
menetapkan data-data yang sudah terkumpul kemudian dikelompokkan. Data dikelompokkan
sesuai jenis minumannya, yaitu minuman teh dan minuman kopi. Kemudian data dipilih
mana yang akan dianalisis terlebih dahulu. Setelah terpilih data dianalisis kebahasaannya
dengan cara menerjemahkannya secara makna. Kemudian mengklasifikasikan data ke dalam
macam-macam gaya bahasa berdasarkan teori gaya bahasa yang sudah ada dari Gorys Keraf
ke dalam tabel dan mendeskripsikan makna yang terkandung dalam gaya bahasa slogan iklan
minuman tersebut. Setelah itu peneliti melakukan pembahasan lebih dalam dan menarik
kesimpulan

D. PEMBAHASAN
1. Analisis Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna kata yang ditimbulkan setelah dihubungkan dengan
kalimat. Fungsi kalimat sebagai satuan kebahasaan memunculkan makna gramatikal pada
sebuah kata. Jenis makna kata ini terjadi akibat adanya afikasi (imbuhan), reduplikasi
(pengulangan kata), komposisi, pembentukan frasa, klausa, serta kalimat. Maka makna
gramatikal disebut juga hubungan intra bahasa karena berkaitan dengan satuan bahasa
lainnya dan maknanya tidak dapat berdiri sendiri.
Makna gramatikal adalah makna jenis-jenis kata yang terbentuk setelah mengalami
proses gramatikalisasi, seperti pemberian macam-macam imbuhan, reduplikasi/pembentukan
jenis-jenis kata ulang, atau pemajemukan kata yang membuat kata dasar menjadi kata
majemuk Waridah (2008: 293). Makna gramatikal sangat tergantung dari struktur jenis-jenis
kalimat. Oleh karenanya, makna kata ini sering disebut sebagai makna struktural.
Contoh:
• Joy tea green tea dengan slogan “B’rasa aromanya b’rasa sejuknya”. kalimat tersebut
mengandung makna gramatikal karena adanya (pengulangan kata) “b’rasa” pada
kalimat “B’rasa aromanya b’rasa sejuknya”.

• Top kopi dengan slogan “bongkar kebiasaan lama”. Makna dalam iklan tersebut
adalah seperti Iwan Fals, seorang artis yang melegenda di Indonesia mengatakan
bahwa ingin mengubah kebiasaan orang Indonesia dalam hal minum kopi supaya
minum top kopi. Letak gramatikalnya ada di "kebiasaan". Karena kata "kebiasaan"
merupakan kata yang terbentuk dari gramatikalisasi kata biasa yang di beri imbuhan
ke-an. Adapun makna kata "kebiasaan" ini adalah sesuatu yang biasa dikerjakan.

2. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan antara konsep
dengan dunia kenyataan (Djajasudarma 1999: 9). Makna denotatif ini memiliki arti yang
sebenarnya atau sesuai dengan yang dilihat, tidak mengandung makna yang tersembunyi.
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini
adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang
dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna
konseptual. Kata makan, misalanya, bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut,
dikunyah, dan ditelan. Makna makan seperti itu adalah makna denotatif.
Contoh:

• Relaxo minuman teh hijau dengan slogan “rileks terus fokus terus”. Makna yang
terkandung dalam iklan adalah jika badan terasa lelah setelah beraktivitas tubuh
butuh yang dapat merilekskan badan, tidak perlu otak dalam kondisi alpha untuk
mendapatkan badan terasa rileks, cukup minum teh ini dapat merilekskan badan
sehingga dapat fokus terus. Jadi dengan minum teh ini badan bisa terasa rileks terus
serta dalam melakukan aktivitas sehari- hari bisa fokus. (Makna Denotatif).

• Kopi abc dengan slogan “banyak akal banyak solusi”. Makna yang terkandung
dalam iklan adalah minum kopi biasanya digunakan oleh konsumen untuk
mencari inspirasi dalam memecahkan masalah. Setelah minum kopi kapal api
pikiran menjadi jernih, sehingga banyak ditemukan akal untuk memecahkan
masalah. Banyak akal tersebut bisa menghasilkan solusi yang cemerlang. (Makna
Denotatif).

• Kopi abc susu dengan slogan “mantap kopinya mantap susunya”. Makna yang
terkandung dalam iklan adalah campuran kopi dan susu tersebut menghasilkan kopi
yang spesial, dari kopi yang rasanya mantap serta campuran susu melengkapi
kenikmatan kopi ini. (Makna Denotatif).

• Indocafe cappucino dengan slogan “panas enak, dingin enak”.


Makna yang terkandung dalam iklan adalah kopi ini diseduh dengan air panas dan
dicampur dengan es menjadi kopi yang panas atau dingin selalu enak. Serta kopi ini
diminum dalam cuaca apapun tetap enak. (Makna Denotatif).

• Kapal api dengan slogan “jelas lebih enak”.


Makna yang terkandung dalam iklan adalah kopi kapal api merupakan kopi hitam
yang kental serta harum menghasilkan rasa yang mantap serta pasti lebih enak
dibandingkan kopi yang lain. (Makna Denotatif).

• Relaxo minuman teh hijau dengan slogan “rileks terus fokus terus”.
Makna yang terkandung dalam iklan adalah jika badan terasa lelah setelah
beraktivitas tubuh butuh minuman yang dapat merilekskan badan, Tidak perlu otak
dalam kondisi alpha biar badan terasa rileks, cukup dengan minum teh ini dapat
merilekskan badan sehingga fokus terus. Jadi dengan minum teh ini badan bisa
terasa rileks terus serta dalam melakukan aktivitas bisa fokus. (Makna Denotatif).

• Teh botol sosro dengan slogan “Apapun makanannya, minumnya teh botol
sosro”. Makna yang terkandung dalam iklan adalah teh ini merupakan minuman
yang diminum setelah makan. Pandangan akan hal ersebut sudah menjadi hal yang
biasa dalam masyarakat. (Makna Denotatif).

• Nescafe dengan slogan “Semuanya dimulai dengan NESCAFÉ” Makna yang


terkandung dalam iklan adalah dari ngopi bareng nescafe jadi mengakrabkan
sebelum memulai sesuatu hendaknya minum Nescafe. (Makna Denotatif).

• Kopi ABC dengan slogan “taukan kenapa kopi abc jadi kopi 3in1 yang paling
banyak diminum?”. Makna yang terkandung dalam iklan adalah kopi abc 3in1
merupakan kopi dengan tiga campuran susu, gula, dan kopi dalam satu kemasan,
jadi kopi ini paling banyak dicari. (Makna Denotatif).

• Nu green tea madu dengan slogan “katanya madu itu sehat doang?”. Makna yang
terkandung dalam iklan adalah menyatakan bahwa madu itu tidak sehat saja jika
dikombinasikan pada nu green tea madu. Teh ini mengandung madu yang dapat
menghilangkan haus yang berlebihan bagi konsumen. (Makna Denotatif).

• Kapal api fresco dengan slogan “mana bisa fresh kalo belum minum fresco?”.
Makna yang terkandung dalam iklan adalah kopi ini mengandung kesegaran yang
tak tergantikan, badan bisa menjadi segar setelah minum kopi ini. (Makna
Denotatif).

3. Analisis Makna Kias


Bahasa kias adalah bahasa yang bersusun dan berpigura (Waluyo 1991: 83). Bahasa
ini digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yaitu secara
tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya terdekat kias atau nada
lambing.
Pengertian bahasa kias adalah pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis
atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan (Ratna 2009: 164).
Contoh:

• Teh pucuk harum dengan slogan “rasa teh terbaik ada dipucuknya!”. Makna yang
terkandung dalam iklan adalah pucuk dari daun teh menghasilkan rasa yang terbaik
dari minuman ini. Daun teh dipilih yang berkualitas sehingga menghasilkan teh yang
terbaik pula. (Makna Kias).

• Nu green tea baru dengan slogan “mana bisa hilang kalo minum yang aneh-aneh?”.
Makna yang terkandung dalam iklan adalah jika minum teh selain nu green tea baru
maka hausnya tidak bakal hilang, karena teh nu green tea mengandung madu yakni
pengganti gula yang menyebabkan haus bisa hilang dengan segera. (Makna Kias).

• Frestea dengan slogan “kalem aja lanjut terus”. Makna yang terkandung dalam iklan
adalah dengan pikiran tenang maka suatu masalah akan bisa terselesaikan. (Makna
Kias).

• Teh gelas dengan slogan “Alaminya memang berikan semua kebaikan”. Makna dalam
iklan adalah kandungan dari teh ini mempunyai kealamian yang sempurna sehingga
dapat memberikan kebaikan bagi orang. (Makna Kias).

• Teh sari murni dengan slogan “Awali semangat pagi”. Makna yang terkandung dalam
iklan adalah minum segelas teh sari murni dapat mengawali semangat pagi anda
dalam beraktivias sehari-hari karena teh tersebut mengandung sesuatu yang membuat
lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas sehari- hari. (Makna Kias).

• Luwak white coffie dengan slogan “kopi nikmat tidak bikin kembung”. Makna yang
terkandung dalam iklan adalah para artis seperti Carissa Puteri, Baim Wong setelah
minum kopi tersebut mengatakan bahwa kopi ini rasanya sangat nikmat serta tidak
bikin kembung di perut. Iklan ini dalam teori semantik tergolong makna kias yakni
kata kembung yang memiliki arti yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Kembung
dalam arti menjadi gembung; melembung (karena kemasukan angin), oleh karena itu
semua bentuk bahasa (baik kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada arti
sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti
kiasan.

• Teh nu milk tea dengan slogan “rasanya bikin nyaman”. Makna yang terkandung
dalam iklan adalah setelah minum teh konsumen merasakan kenyaman dalam tubuh.
Dari segi rasa dan kualitas teh ini membuat konsumen merasa nyaman dan puas.
(Makna Kias).
• Joy tea dengan slogan “aroma dan sejuknya bikin tenang”. Dalam iklan adalah dalam
kemasan joy tea aroma dari teh tersebut memberikan kesejukan yang sangat berarti
bagi konsumen sehingga dengan minum teh tersebut bikin tenang.

• Teajus dengan slogan “nikmat teh aslinya ceriakan harimu, jiwa tenang”. (Makna
Kias). Makna yang terkandung dalam iklan adalah dalam beraktivitas sehari-hari
teajus memberikan kenikmatan dari aslinya teh yang tak terduga-duga sehingga bisa
mengisi hari- harimu. (Makna Kias).

• Kapal api grande dengan slogan “harum wanginya jelas lebih enak”. Makna dalam
iklan adalah kelebihan dari kapal api grande terletak pada aroma wangi kopi yang
enak. (Makna Kias).

• Kopi Tubruk javabica dengan slogan “Tubruk semangatmu”. Makna yang terkandung
dalam iklan adalah kopi ini dapat membangkitkan dan menghajar semangat anda
untuk beraktivitas sehari- hari. Kata tubruk yang bermakna menghajar semangat yang
bergelora setelah minum kopi tersebut. (Makna Kias).

• Torabika susu dengan slogan “nikmatnya full gak setengah-setengah”. Makna yang
terkandung dalam iklan adalah kenikmatan kopi torabika ini sangat sempurna (Makna
Kias).

4. Analisis Makna Leksikal


Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon. Satuan
dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Dengan demikian,
makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau
bersifat kata. Dapat pula dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan
referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indra, atau makna yang sungguh-
sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer, 2013: 60).
Fatimah Djajasudarma menjelaskan bahwa makna leksikal adalah makna unsur-unsur
bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dan lain-lain. Ada pula yang mengatakan bahwa
makna leksikal adalah makna kata-kata pada waktu berdiri sendiri, baik dalam bentuk
turunan maupun dalam bentuk dasar.
Contoh:

• Hsl white coffie dengan slogan “kopi nikmat aman di lambung”. Makna dala iklan
adalah biasanya kopi mengandung kafein yang membuat tidak nyaman dilambung,
akan tetapi kopi ini aman dikonsumsi. (Makna Leksikal).

• Nescaffe classic dengan slogan “kepuasan kopi yang sebenarnya”. Makna dalam
iklan adalah kopi ini memiliki rasa yang benar-benar membuat konsumen puas akan
rasanya dan merasa ketagihan menikmatinya lagi. (Makna leksikal).
• Kopi abc mocca dengan slogan “mantapnya mocca beneran”. Makna dalam
iklan adalah biasanya kopi abc rasanya standar akan tetapi kopi ini rasanya benar
berasa seperti mocca yang asli. (Makna leksikal).

5. Analisis Makna Konseptual


Makna konseptual atau disebut juga makna denotatif, dianggap sebagai faktor utama
dalam setiap komunikasi. Makna konseptual merupakan hal yang esensial dalam bahasa.
Makna konseptual dapat diketahui setelah menghubungkan atau membandingkannya
padatataran Bahasa (Suwandi 2011:85). Makna konseptual adalah makna yang sesuai
dengan konsep dan referennya, serta terbebas dari asosiasi atau hubungan apapun (Chaer
2013: 72). Jadi, makna konseptual sama dengan makna referensial
Makna referensial, makna leksikal, dan makna denotatif. Chaer juga mengemukakan
bahwa makna konseptual yaitu makna yang dimiliki oleh sebuah leksem, terlepas dari
konteks atau asosiasi apapun.
Contoh :

• Teh kantong sari murni dengan slogan “mantap rasa dan aroma teh melatinya”.
Makna dalam iklan adalah rasa dari teh kantong spesial yakni menggunakan melati
yang rasa atau aromanya menjadi sangat mantap. (Makna Konseptual)

6. Makna Referensial
Makna referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan
(acuan). Bahwa makna referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan
kenyataan atau referen (acuan) yang telah disepakati bersama (oleh masyarakat bahasa)
(Djajasudarma 2013: 14). Sementara itu, dalam bukunya mengungkapkan bahwa suatu kata
disebut memiliki makna referensial apabila kata itu memiliki referen, yaitu sesuatu di luar
bahasa yang diacu oleh makna itu (Chaer 2009: 64). Contohnya kata buku, pulpen, dan tas
termasuk kata yang bermakna referensial karena ketiganya memiliki referen, yaitu alat
perlengkapan untuk belajar atau sekolah.
Contoh:

• Top kopi dengan slogan “kopinya orang Indonesia”. Makna dalam iklan adalah top
kopi adalah kopi ini sangat sesuai dengan lidah orang Indonesia. (Makna Referensial).

• Top kopi dengan slogan“Orang Indonesia pilih yang top”. Makna dalam iklan adalah
kopi ini mempunyai daya tarik yang spesial pada kemasan maupun dari segi
rasanya,sehingga mendapatkan julukan kopi yang benar-benar top dikalangan
masyarakat. (Makna Referensial).
E. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
gaya bahasa yang terdapat pada slogan iklan minuman teh dan kopi berupa 52 gaya bahasa,
yakni 3 gaya bahasa metafora, 18 gaya bahasa hiperbola, 4 gaya bahasa personifikasi, 3 gaya
bahasa aliterasi, 4 gaya bahasa asonansi, 8 gaya bahasa repetisi, 6 gaya bahasa pertanyaan
retoris, 2 gaya bahasa sinekdoke, 2 gaya bahasa elipsis, 2 makna denotatif (tidak mengandung
gaya bahasa), serta tiap-tiap makna semantik yang terkandung dalam slogan iklan minuman.
Gaya bahasa banyak digunakan dalam iklan minuman. Penyusun iklan menggunakan
gaya bahasa dengan tujuan untuk memperindah tulisan supaya menarik dan untuk
menekankan pesan iklan supaya dapat diterima konsumen. Gaya bahasa hiperbola merupakan
gaya bahasa yang banyak ditemukan pada penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan bahwa
penulis iklan ingin menonjolkan keistimewaan pada produk minuman yang ditawarkan
dengan menggunakan unsur-unsur berlebihan pada bahasa iklan tersebut dan ingin
mendefinisikan suatu produk tersebut ke dalam suatu kalimat yang menarik melalui
perbandingan langsung yang singkat. Unsur berlebihan dalam kata-katanya terlihat jelas pada
gaya bahasa hiperbola. Hal tersebut berdasarkan data yang ditemukan oleh peneliti, gaya
bahasa hiperbola merupakan gaya bahasa yang paling banyak ditemukan dalam slogan iklan
minuman teh dan kopi di televisi.
Selain gaya bahasa yang terdapat pada tiap-tiap iklan minuman, terkandung makna
pada iklannya. Makna semantik dalam iklan dapat diperoleh oleh peneliti dengan
menggunakan teori bahasa tentang semantik serta melihat iklan secara keseluruhan dengan
seksama. Tiap-tiap iklan tersebut memiliki makna tersendiri tergantung pada tanggapan oleh
peneliti.
DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Ginting, Herlina. 2019. Beberapa Teori dan Pendekatan Semantik. 1-8.
Hanirla, Pratimaningrum. 2013. Gaya Bahasa Iklan Berbahasa Jerman pada Minuman
Produk Jerman. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta. https://journal.student.uny.ac.id/index.php/jerman/article/view/14527/1410
0 (diakses pada 25 November 2022)
Jefkins. 1996. Periklanan. Jakarta: Erlangga.
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
Lazfihma. 2014. Analisis Gaya Bahasa dalam Slogan Iklan Minuman di Televisi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. https://eprints.uny.ac.id/17939/ (diakes
pada 22 November 2022)
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moeliono, Anton M. 1984. Diksi atau Pilihan Kata (suatu spesifikasi di dalam kosakata).
Jakarta: PPPG.

Anda mungkin juga menyukai