Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM IKLAN PRODUK MINUMAN

Siti Salhani
11160130000074
5B
Syahlani97@gmail.com

Abstrak

Iklan merupakan suatu kegiatan promosi tentang hasil produk yang


merupakan jasa, ide, atau gagasan kepada suatu kelompok masyarakat.
Penggunaan bahasa dalam iklan dapat dikaji dengan pendekatan pragmatik
terutama dari segi tindak tutur. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian
ini adalah jenis tindak tutur dan implikatur dalam iklan produk minuman
dan percakapan iklan kartu perdana. Tindak tutur ilokusi, fungsi tindak tutur
perlokusi dan tanggapan pemirsa terhadap iklan produksi minuman di
televisi. Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu (1)
metode cakap dan teknik catat, dan (3) tindak tutur perlokusi dilihat dari
konteksnya. Dari analisis data yang sudah dilakukan ada jenis tindak tutur
yang sering digunakan yaitu jenis tindak tutur direktif ”meminta” dan tidak
ada jenis tindak tutur perlokusi yang sering digunakan yaitu jenis tindak
tutur direktif “meminta” dan tidak ada jenis tindak tutur perlokusi yang
sering digunakan. Hasil yang diperoleh dari wawancara antara peneliti
dengan para informan adalah para informan tertarik pada beberapa iklan
yang memiliki nilai moral, seperti iklan Teh Pucuk Harum.

Kata kunci: Bahasa, tindak tutur, iklan minuman


Abstract

Advertisiment is a promotion activity in regard to certain product


including service, idea or concept to advertise to consumers. The use of the
language of advertisement can be analyzed by pragmatics approach,
especially regarding speech act aspect. These problem which will discuss is
illocutionary act, perlocutionary act, and the audiences responses to
drinking products’ advertisement. This data’s research of this thesis divides
into three methods. They are (1) data sampling that we are used are that free
interviewto the participant with note taking, (2) data analysis, we classify
some kinds of oral according to their context (3) and the result of data
analysis, we use informal method.

According to data analysis of element advertisement, there are some


types of illocutionary act directives which are often used.perlocutionary. act
is rare to use. The result of interview to the participants are almost of them
are interested in some advertisement of one the drinking prodduc,Teh Pucuk
Harum.

Key Word : Languange speech act, advertisement of drinking product

Pendahuluan

Bahasa menjadi alat komunikasi bagi manusia untuk dapat


berinteraksi sosial sehingga segala tujuan yang ada di pikiran manusia
dapat dengan mudah disampaikan melalui se buah bahasa. Manusia
merupakan makhluk sosial yang berkomunikasi dengan lingkungan
disekitarnya. Bentuk dan cara penyampaian informasi yang digunakan bisa
bermacam-macam dan menyesuaikan konteks yang sedang dihadapi.
Penutur dalam menyampaikan tuturannya bisa dilakukan dengan dialog
atau monolog. Dialog biasa dilakukan oleh penutur yang berbicara dengan
mitra tuturnya, sedangkan monolog adalah cara penutur menyampaikan
informasi kepada orang lain namun tidak ada respon langsung dari mitra
tutur.
Seperti yang dikatakan oleh Chaer bahwa kata “komunikasi”
mencakup makna mengerti dan berbicara, mendengar dan membalas
tindakan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa setiap
manusia tidak hanya mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya
tapi juga dapat memengaruhi pikiran lawan bicaranya karena dengan
berbahasa tersebut manusia dapat merespons atau menanggapi sesuatu
hal, sesuai dengan fungsi bahasa untuk melakukan interaksi sosial dalam
kehidupannya.
Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam
keberlangsungan hidup manusia. Peran bahasa tersebut berkaitan pula
dalam dunia periklanan. Iklan dapat dijadikan media dalam
menyampaikan informasi dan alat komunikasi antara konsumen dan
produsen dalam mempromosikan suatu produk maupun jasa. Melalui
bahasa, produsen-produsen tersebut mampu bersaing untuk memberikan
penawaran kepada konsumen terkait keunggulan dan kualitas produk dan
jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu, produsen atau perancang iklan
berusaha membuat iklan yang menarik dan persuasif dari segi bahasanya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklan adalah berita
pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada
barang dan jasa yang ditawarkan. Menurut Siallagan (2013) iklan
merupakan kumpulan tindak tutur yang mengandung peristiwa
terstruktur, ide atau gagasan terorganisir bersifat menawarkan barang
atau jasa lewat televisi, radio, majalah atau surat kabar dengan bahasa
informatif, membujuk, meyakinkan, serta mengandung pesan yang
lengkap untuk disampaikan kepada pembaca, pemirsa atau pendengar.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan
merupakan tindak tutur dalam menawarkan barang dan jasa melalui
bahasa informatif dan persuasif.
Salah satu media yang paling dekat dengan kehidupan masyarakat
saat ini adalah televisi. Sistem penyiaran gambar yang disertai dengan
bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan
alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi
gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang
dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar (KBBI). Iklan pada televisi
tersebut berbentuk audiovisual dalam menyampaikan pesan-pesan
tertentu kepada konsumen. Adapun fungsi iklan televisi untuk menarik
perhatian, menghibur secara persuasif, dan membujuk atau
mempengaruhi pikiran atau perhatian penonton agar tertarik pada barang
dan jasa yang ditawarkan. Iklan televisi memiliki peran dalam masyarakat.
Peran iklan televisi, antara lain: (1) membangun dan
mengembangkan citra positif bagi suatu perusahaan dan produk yang
dihasilkan, melalui proses sosialisasi yang terencana dan tertata dengan
baik; (2) membentuk opini publik yang positif terhadap perusahaan atau
produk tersebut; (3) mengembangkan kepercayaan masyarakat terhadap
produk konsumsi dan perusahaan yang memproduksinya; (4) menjalin
komunikasi secara efektif dan efisien dengan masyarakat luas, sehingga
dapat terbentuk pemahaman dan pengertian yang sama terhadap suatu
produk atau jasa yang ditawarkan tersebut.
Wacana iklan di televisi mengandung pesan-pesan khusus atau
makna tersirat yang terkandung dalam sebuah iklan kurang diperhatikan
oleh masyarakat dalam memilih dan menentukan suatu produk dan jasa
yang dikenal dengan istilah implikatur. Implikatur tersebut digunakan
dengan tujuan untuk menarik perhatian konsumen dan memengaruhi
konsumen dengan cara lugas dan tidak langsung. Implikatur yang terdapat
dalam iklan di televisi tersebut dirasa masih sulit dipahami dan dimengerti
oleh masyarakat yang seharusnya dapat dengan mudah dipahami oleh
masyarakat sebagai sarana untuk mengenalkan produk dan jasa kepada
konsumen. Banyaknya produk kartu perdana yang ada saat ini
menyebabkan munculnya iklan-iklan kartu perdana di televisi dengan
pengemasan yang sangat menarik dari masing-masing produsen kartu
perdana tersebut, sehingga implikatur iklan kartu perdana tersebut dirasa
sangat menarik untuk dianalisis.

Tinjauan Pustaka

Menurut Autin dan John R.Searle dalam buku speech Acts: An Essay in
The philosophy og language menyatakan bahwa pada penggunaan bahasa yang
sesungguhnya terdapat tiga macam tindak tutur. Ketiga macam tindak tutur
atau speech acts itu secara berturut turut dapat disebutkan seperti berikut: (1)
tindak lokusioner (locutionary acts), (2) tindak ilokusioner (illocutionary acts),
dan (3) tindak perlokusioner (perlocutionary acts).
Tindak tutur lokusioner adalah tindak tutur dengan kata, frasa, dan
kalimat itu sendiri. Dalam tindak lokusioner ini sama sekali tidak
dipermasalahkan ihwal maksud tuturan yang disampaikan oleh penutur. Perlu
dikatakan bahwa tindak tutur lokusioner itu adalah tindak menyampaikan
imformasi yang disampaikan oleh penutur.
kedua adalah tindak tutur ilokusioner atau illocutionary acts, menurut
cf. Wijana dkk, bahwa tindak tutur ilokusioner merupakan tindak melakukan
sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu di dalam kegiatan bertutur yang
sesungguhnya. Tindak tutur ilokusioner dapat dinyatakan dengan ungkapan
dalam bahasa inggris, the act of doing something. Jadi ada semacam daya atau
force di dalamnya yang dicuatkan oleh makna dari sebuah tuturan. Dan yang
terakhir adalah tindak perlokusioner atau perlocutionary acts. Tindak tutur
perlokusioner ini merupakan tindak menumbuhkan pengaruh kepada sang
mitra tutur oleh penutur. Tindak tutur perlokusioner dapat dinyatakan dengan
ungkapan dalam bahasa inggris, the act of offecting someone.
Searle menggolongkan tindak tutur ilokusi dalam aktivitas bertutur
kedalam lima macam bentuk tuturan, yakni (1) asetif, (2) direktif, (3) ekpresif,
(4) komisif dan (5) deklarasi. Setiap bentuk tuturan yang disampaikan oleh
searle seperti drsebutkan di atas itu dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Bentuk tuturan asestif
Bentuk tuturan yang mengikat penutur pada kebenaran proposi yang sedang
diungkapkannya dalam bentuk tuturan. Bentuk tuturan asetif dapat
mencakup hal-hal sebagai berikut: (a) menyatakan (stating), (b)
menyarankan, (c) membual (boasting), (d) mengeluh (complaining), dan (e)
mengklaim (claiming).
2. Bentuk tutur direktif (direktive)
Bentuk tuturan direktif adalah bentuk tuturan yang dimaksudkan oleh si
penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan
tindakan tindakan yang dihendakinya seperti berikut: (a) memesan
(ordering), (b) memerintah (commading), (c) memohon (requesting), (d)
menasehati (advising), (e) merekomendasi (recommending).
3. Bentuk tutur ekpresif (expresif)
Bentuk tuturan yang berfungsi menyaatakan atau menunjukan sikap psikologis si
penutur terhadap keadaan tertentu seberti yang dapat disebutkan berikut
ini: (a) berterima kasih (thinking), (b) memberi selamat (congratulating), (c)
meminta maaf (pardoning), (d) menyalahkan (blaming), (e) memuji
(prasing), dan (f) berbela sungkawa (condoling).
4. Bentuk tuturan komisif (comunisivve)
Bentuk tuturan yang digunakana untuk menyatakan janji atau penawaran tertentu
atau sebagai berikut ini: (a) berjanji, (b) bersumpah, (c) menawarkan
sesuatu.
5. Bentuk tuturan deklarasi (declaration)
Bentuk tuturan yang menghubungkan antara isi tutturan dengan kenyataan
sepertin (a) berpasrah (resigning), (b) memecat (dismissing), (c) membabtis
(chrestening), (d) memberi nama (naming), (e) mengangkat (appointing), (f)
meng ucilakan (ecommunicating), dan (g) menghukum (centencing).
Satu hal yang sangat mendasar yang dapat dicatatdari penggolongan tindak tutur
ilokusi atau illocutionary acts ini ke dalam bentuk bentuk tuturan menurut
filsuf yang ternama ini adalah bahwa satu tindak tutur, yakni tindak tutur
tindak tutur ilokusi, ternyata dapat memiliki bentuk bentuk tuturan yang
mencermunkan maksud dan fungsi komunikatif yang bermacam-macam.
Tidak sepenuhnya sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Searle
di atas tadi, linguis lainnya seperti Leech dan Blum-Kulka justru menyatakan
hal yang berlawanan dengan pernyataan di atas. Adapun yang dimaksud
adalah bahwa menurut mereka, satu fungsi bahasa itu dapat dinyatakan
dengan bentuk-bentuk tuturan yang bermacam-macam. Pemahaman dari
seorang Blum-Kulka inilah yang pada gilirannya melahirkan kajian
pragmatik secara lintas budaya, sekalipun istilah sosiopragmatik itu sendiri
sebenarnya sudah terlebih dahulu dinyatakan oleh Leech.
Maka dapat dikatakan bahwa disumbangan pemikiran dari
Blum-Kulka ini sejalan dengan apa yang digagaskan oleh Leech ketika ia
menelorkan istilah sosiopragmatik.
Selanjutnya berkenaan dengan bentuk bentuk tuturan itu perlu juga
dijelaskan bahwa Blum-Kulka telah menyatakan hal hal yang sangat penting
seperti berikut ini. Menyuruh (commanding), misalnya saja, dapat
dinyatakan dengan berbagai macam cara.
Menurutnya, terdapat sembilan macam cara untuk menyatakan
maksud direktif menyuruh (commading) dalam sebuah bahasa, yakni: (1)
dengan kalimat imperatif (tutup pintu itu !), (2) dengan kalimat performatif
ekplisit (saya meminta saudara menutup pintu itu), (4) dengan pernyataan
performatif berpagar (sebenarnya saya mau minta saudara menutup pintu
itu!), (5) dengan pernyataan keinginan (saya ingin pintu itu ditutup), (6)
dengan rumusan saran (bagaimana kalau pintu itu di tutup?), (7) dengan
persiapan pertanyaan (saudara dapat menutup pintu itu?), (8) dengan
isyarat kuat (denag pintu seperti `itu, saya kedinginan.), dan (9) dengan
isyarat halus (saya kedinginan). Pemahaman Blum-Kulka seperti yang
disebutkan di atas itu juga digunakan sebagai salah satu kerangka berPikir
di dalam pelaksanaan kajian terhadap entitas imperatif dalam bahasa
indonesia. Demikian juga, wujud-wujud imperatif yang bermacam macam
dalam bahasa undonesia akan dapat diidentifikasi pula wujud
kesantunannya, bahkan mungkin pula gladasi atau urutan kesantunannya.
Jenis jenis tindak tutur
Menurut wujaya dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar
pragmatik telah menguraikan adanya dua mmacam jenis tindak tutur di
dalam praktik bahasa, yakni (1) tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak
langsung, (2) tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal.
Yang dimaksud dengan tindak tutur langsung adalah tindak tutur
yang dinyatakan sesuai dengan modus kalimatnya. Kalimat berita atau
deklaratif adalah kalimat yang digunakan untuk menyampaikan informasi.
Kalinat tanaya digunak untuk menanyakan sesuatu, sedangkan kalimat
perintah digunakan untuk menanyaka perintah. Jadi tindak tutur langsung
itu sesungguhnya merefleksikan fungsi konvensional dari sebuah kalimat.
Adapun yang dimaksud dengan tindak tutur tidak langsung adalah
tindakan yang tidak dinyatakan langsung langsung oleh modus kalimatnya.
Ada kalanya, untuk menyampaikan maksud memerintah, orang akan
menggunakan kalimat berita, atau bahkan mungkin menggunakan kaliamat
tanya. Ada kalanya pula, sebuah pertanyaan harus dinyatakan secara tidak
konvensional dengan sebuah kalimat berita. Akan tetapi, perlu diketahui
diketahui juga bahwa kalimat perintah mustahil dapat digunakan secara
tidak langsung untuk menyatakan maksud yang bukan perintah. Jadi, hanya
kalimat bermodus berita dan bermodus tanya sajalah yang bisa digunakan
untuk mananyakan tindak tutur yang tidak langsung.
Tindak tutur yang tidak langsung harus dimaknai dengan sesuatu
yang tersirat atau yang terimplikasi di dalamnya. Makna yang demikian itu
dapat diperoleh hanya dengan melibatkan konteks situasinya. Sebagai
contoh, tuturan yang berbunyi ‘ Ruangannya gelap sekali.’ Dari sisi
modusnya adalah semata mata kalimat berita. Maka tindakan
menyampaikan informasi bahwa ruanagan itu gelap sekali meruupakan
tindak tutur yang sifatnya langsung dan modusnya adalah deklaratif. Akan
tetapi, kalau yang diamksud adalah memerintah seseorang untuk
menyalakan lampu karena situasi ruangan yang sangat gelap, maka tindak
tutur yang demikian itu disebut sebagai tindak tutur yang tidak langsung.
Implikatur digunakan untuk menerangkan apa yang mungkin
diartikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur yang berbeda
dengan apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur. Dalam implikatur
terdapat keterkaitan antara ujaran dari seorang penutur dan lawan tutur
(Brown dalam Grice dalam Siallag). Dalam implikatur terdapat keterkaitan
antara ujaran dari seorang penutur dan lawan tutur.
Rahardi dalam Siallagan mengatakan bahwa penutur dan mitra
tutur dapat secara lancar berkomunikasi karena mereka memiliki semacam
kesamaan latar belakang pengetahuan tentang sesuatu yang dipertuturkan.
Sehingga, di antara penutur dan mitra tutur terdapat semacam persetujuan
tidak tertulis bahwa apa yang sedang dipertuturkan itu saling dimengerti.
Hal ini dikarenakan tuturan tersebut mengimplikasikan proposisi yang
bukan merupakan bagian dari tuturan tersebut.
Nadar dalam Siallagan menyatakan bahwa untuk memahami
implikatur, seorang mitra tutur akan berusaha memperoleh pemahaman
dari ingatannya dan menyusunnya dengan ancangan-ancangan asumsi yang
diperoleh dari ingatannya. Kemudian ia melanjutkan proses berpikirnya,
menghubungkan antara tuturan dan konteksnya. Selanjutnya hasil dari
proses berpikir tersebut digabungkan dengan pengetahuannya. Proses ini
melahirkan kesimpulan yang disebut implikatur. Sebuah tuturan dapat
mengimplikasikan proposisi yang
Metode Penelitian
a. Sumber Data
Sumber data yang saya ambil yaitu dari sumber referensi berupa buku, jurnal,
dan youtobe.
b. Teknik pengambilan data
Analisis Data berupa tanggapan informan mengenai produk iklan yang di
tawarkan di televisi.
c. Waktu pengambilan data
Waktu pengambilan data di lakukan pada tanggal 17 Desember 2018.
d. Informan
Teman teman kelas dan kerabat dekat.

Hasil dan Pembahasan

Dari data yang berhasil dikumpulkan, diperoleh keterangan jenis tindak tutur ilokusi,
tindak tutur perlokusi, dan tanggapan pemirsa tentang iklan minuman
tersebut yang digunakan oleh bintang iklan yang ditemukan yaitu sebagai
berikut:

Tindak Tutur Ilokusi

1. tindak tutur asertif


tindak tutur yang menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu itu adanya misalnya
menyatakan dan mengusulkan. Pada iklan produk minuman terdapat
data yang berisi tindak tutur asertif. Yaitu sebagai berikut:
a. Menyatakan
1) Iklan Floridina
Konteks :
Pada tayangan di televisi seorang wanita sedang melakukan syuting
datang seorang anak kecil membawa botol minuman Floridina dan
bermaksud memberi tahu kepada wanita tersebut membawa isi
botol minuman tersebut telah habis. Seoarng wanita tersebut
menyatakan bahwa minuman tersebut telah habis. Lalu muncul
seorang pria yang bermaksud memberi minuman tersebut kepada
anak kecil tersebut. Minuman Floridina diambil langsung dari
Floridina dan banyak yang menyukai minuman tersebut.
Tuturan:
BI 1 : “ Habis Mami, lagi dong....!”
BI 2 : “ Habis sayang ...”
Karir atau keluarga semua harus number one especially untuk
Noahku

BI 3 : “Semua juga nyari Floridina”

BI 2 : Of course, inikan word special Floridina Orange, world


Floriddina freshnes diambil langsung dari Floridina,
bulirnya Fresh seperti baru dipetik, dikirim dengan suhu
-17 ° C, aseptic systemnya tanpa bahan pengawet
jadilah Floridina.

Nr : Froridina, Froridina Orange Fresh dari alam pilihan terbaikku


Floridina.

Bagian yang dicetak miring dikaitkan dengan teori tindak tutur, tindak tutur ilokusi yang
terdapat konteks iklan tersebut adalah tindak ilokusi asetif “
menyatakan atau menjelaskan”. Tuturan BI 2 bermaksud “
menyatakan atau menjelaskan bahwa minuman Floridina
merupakan minuman yang diambil langsung dari Floridina yang
memiliki bulir Fresh seperti baru dipetik.
2. Tindak tutur direktif
tindak tutur yang dimaksudkan untuk menimbulkan beberapa efek tindakan
mitra tutur meliputi memerintah dan meminta. Pada ikan produk
minuman terdapat data yang berisi tindak tutur direktif, yaitu sebagai
berikut:
a. Meminta
1) Iklan Good Day
Konteks :

Di dunia impiannya terdapat sebuah pulau yang dihuni seseorang dan kawan kawanya
mereka saling berlarian dan berselancar di laut. Di pinggir
pantai mereka merasakan keindahan pantai sambil
menikmati Good Day.

Tuturan :

Nr : “ di dunia gue, gaul punya banyak rasa. Gaul itu bikin


loe gak pernah sendiri”. Baru, Good Day gaul, yang
bikin gaul ke lebih seru dari seru”.

2) Iklan Floridina
Kontek :
Pada tayangan di televisi seorang wanita sedang melakukan
syuting datang seorang anak kecil membawa botol
minuman Floridina dan bermaksud memberi tahu kepada
wanita tersebut membawa isi botol minuman tersebut
telah habis. Seoarng wanita tersebut menyatakan bahwa
minuman tersebut telah habis. Lalu muncul seorang pria
yang bermaksud memberi minuman tersebut kepada
anak kecil tersebut. Minuman Floridina diambil langsung
dari Floridina dan banyak yang menyukai minuman
tersebut.
Tuturan:
BI 1 : “ Habis Mami, lagi dong....!”
BI 2 : “ Habis sayang ...”
Karir atau keluarga semua harus number one especially untuk
Noahku

BI 3 : “Semua juga nyari Floridina”

BI 2 : Of course, inikan word special Floridina Orange, world Floriddina freshnes


diambil langsung dari Floridina, bulirnya Fresh seperti
baru dipetik, dikirim dengan suhu -17 ° C, aseptic
systemnya tanpa bahan pengawet jadilah Floridina.

Nr : Froridina, Froridina Orange Fresh dari alam pilihan terbaikku Floridina.

Dikaitkan dengan teori tindak tutur. Tindak tutur ilokusi


yang terdapat pada konteks iklan tersebut adalah tindak
ilokusi direktif “ meminta”. BI 2 bermaksud “ meminta”
bahwa minuman Floridina telah habis. Hal itu terbukti BI 1
menunjukan botol Floridina yang telah habis kepada BI 2.

3) Iklan Mizone
Konteks :
Ada seseorang pelayan toko 1 yang sedang merapikan rak
minuman tetapi minuman tersebut beda merk dengan
minuman yang dekat dengan rak tersebut. Pelayan toko 2
menegur kepada pelayan toko 1 bahwa minuman
tersebut tidak diperbolehkan dirapikan di cdekat rak yang
dipegang oleh pelayan toko 1. Pelayan toko 2 merasa
kesal dan akhirnya toko pelayan 1 membuat rak minuma
sendiri dan digesernya dihadapan pelayan toko 2. Pelayan
toko 2 juga measa kesal. Akhirnya mereka saling
mendorong rak minuman tersebut.
Tuturan :
BI 1 : “ yang baru ya?
BI 2 : “ Iya Mizone juga tapi, bukan isotonik”.
BI 1 : “ Eh...eh bukan isotonik?
BI 2 : “ Kenapa?
BI 1 : “Disini isotonik, kan itu bukan”.
BI 2 : “ Trus taruh dimana dong?”
BI 1 : “ Terserah tapi jangan di sini”.
BI 2 : “Eh...eh...eh. apa-apaan ini?”
BI 1 : “Katanya terserah”.
Nr : Mizonen Fresin baru, bukan isotonik, perpaduan unik buah
vitamin dan ektrak white tea, segarnya benar-benar beda.
Dikaitkan dengan tindak tutur. Tindak ilokusi yang tedapat dalam
konteks iklan tersebut adalah tindak tutur direktif “
meminta”. Nr meminta kepada masyarakat agar membeli
dan mengkosumsi Mizone Fresin yang membuat segar
kembali dan segarnya benar-benar beda.
4) Iklan frestea versi truk gandeng
Kontek :
Di sebuah halte bus, ada seeorang pria yang sedang sendirian
dan melihat disekelilingnya banyak yang sedang
bermesraan. Tiba-tiba muncul anak kecil yang menyindir
pria tadi mengapa tidak punya pasangan dan menuntuk
kearah kendaraan truk. Munsul sebuah minuman yang
disorkan ke arah pria tadi dan diminumnya.
Tuturan :
BI 1 : “ Om..om”
BI 2 : Apa?”
BI 1 : Truk aja gandengan, masa om engga?” (sambil
ketawa).
Nr : Masalah besar jadikan masalah kecil, baru frestea
botol kecil.
Dikaitkan dengan tindak tutur, tindak ilokusi yang terdapat dalam
konteks iklan tersebut adalah tindak tutur direktif
“meminta”. Pengiklanan memiliki maksud kepada
konsumen tentang frestea yang apabila konsumen
memiliki masalah dan konsumsi frestea maka masalah
akan terasa ringan.

3. Tindak tutur komisif


Merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi untuk mendorong penutur
melakukan sesuatu, misalnya : menawarkan, berjanji, dan memanjatkan
doa. Pada iklan produk minuman terdapat data yang berisi tindak tutur
komisif, yaitu :
a. Menawarkan
1) Iklan Teh Pucuk Harum
Konteks :
Di daerah pegunungan, di sebuah pohon teh ada 3 ulat yang
sedang memburu pucuk daun teh. dua ulat yang lainnya
sudah berada di teengah tangkai daun teh namun yang
satunya masih berada bawah. Mereka asyik mengobrol
membecarakan kelebihan pucuk daun teh. ulat yang masih
berada di bawah tadi menjadi seemangat setelah
mendengar kelebihan pucuk daun teh, lalu diajaknya 2 ulat
tadi untuk lebih cepat berada di pucuk daun teh,
sesampainya di atas, pucuk daun teh telah dipetik oleh
petani teh. salah satu ulat tersebut meneropong sebuah
teh pucuk yang sudah menjadi kemasan botol minuman.
Tiba-tiba muncul 4 remaja yamg asyik mengkonsumsi
minuman pucuk harum ada 3 ulat tadi akhirnya terlempar
di kaca mobil.
Tuturan
All : “pucuk pucuk pucuk”
BI 1 : “Kenapa sih harus yang pucuk, kan sama-sama daun
teh”.
BI 2 : “Jelas brda, pucuk itu aromanya. Hmmmm”.
BI 3 : “Dan rasa pucuknya hmmm..yummyy”.
BI 1 : “Ayo ke pucuk”.
All : “yah telat lagi”.
Nr : pucuk teh terbaik ada di daun teh pucuk harum
rasanya pas, gak kemanisan. Pucuk.... teh pucuk
harum rasa teh. terbaik ada di pucuk.
Dikaitkan dengan tindak tutur, tindak ilokusi yang
terdapat dalam konteks iklan tersebut adalah tindak
tutur komisif “menawarkan”. Tindak ilokusi komidif
“menawarkan” terletak pada tuturan BI 1 “Ayo ke
pucuk” kepada All untuk mencari daun teh pucuk
namun dilam video BI All merasa cape karena harus
naik dan naik untuk menuju pucuk daun teh dan BI
1 menawarkan kepada BI 1 agar mau tidak naik ke
pucuk daun teh lagi.

4. Tindak tutur Ekpresif


Bagian dari tindak tutur ilokusi untuk mengekspresikan, mengungkapkan atau
mengutarakan sikap psikologis penutur. Tindakan tersebut meliputi
mengucapakan selamat dan memuji. Tindak tutur ekspresif terletak
pada data sebagai berikut :
a. Mengucapkan Selamat
1) Iklan My Tea
Konteks :
Ada seorang wanita yang akan member kejutan kepada seorang pria
namun muncul seorang yang bergambar animasi yang keluar
dari lemari dan memperkenalkan diri kepada wanita tersebut.
Datang seorang pria menyapa wanita tersebut, wanita tersebut
memberi kejutan berupa kue rainbow. Wanita tersebut memberi
kejutan hingga 4 kali lalu muncul the ulong memberi minuman
kepada pria tadi disaat mereka berdua sedang makan bersama.
Tuturan :
BI 1 : Hei, eh loe siapa?
BI 2 : Gue My Tea, teh ulong, bukan teh ijo, bukan teh item”.
(sambil membuka kulkas).
BI3 : “Halo sayang”.

BI1 : “Happy week anniversary”

BI1 : “Happy 10 harian yank”.

BI1 : “Selamat hari senin sayang”.

BI1 : “Happy Jum’at kliwon

BI2 : “Nih, My Tea, pas buat ngemil”

Nr : Karena teh ulong buat lemak lewat, jadi loe gak usah

khawatir, My Tea enak terus.

Dikaitkan dengan tindak tutur, tindak ilokusi yang terdapat dalam konteks iklan
tersebut adalah tindak tutur ekspresif “mengucapkan selamat”.
Tuturan “Happy week anniversary”, “Happy sepuluh harian
yank”, “Selamat hari senin sayang”, “Happy Jum’at kliwon”
kepada BI3 yang merupakan kekasihnya.

5. Tindak tutur deklaratif


merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi untuk tindak tutur yang
menghubungkan isi proposisi dengan realitas yang sebenarnya misalnya
menvonis, membaptis, menamai, dan mementukan.
a. Menamai
1) Iklan My Tea

Ada seorang wanita yang akan member kejutan kepada seorang pria namun muncul
seorang yang bergambar animasi yang keluar dari lemari dan
memperkenalkan diri kepada wanita tersebut. Datang seorang pria
menyapa wanita tersebut, wanita tersebut memberi kejutan berupa
kue rainbow. Wanita tersebut memberi kejutan hingga 4 kali lalu
muncul the ulong memberi minuman kepada pria tadi disaat mereka
berdua sedang makan bersama.

Tuturan :
BI 1 : Hei, eh loe siapa?
BI 2 : Gue My Tea, teh ulong, bukan teh ijo, bukan teh item”. (sambil
membuka kulkas).
BI3 : “Halo sayang”.

BI1 : “Happy week anniversary”

BI1 : “Happy 10 harian yank”.

BI1 : “Selamat hari senin sayang”.

BI1 : “Happy Jum’at kliwon

BI2 : “Nih, My Tea, pas buat ngemil”

Nr : Karena teh ulong buat lemak lewat, jadi loe gak usah

khawatir, My Tea enak terus.

Dikaitkan dengan tindak tutur, tindak ilokusi yang terdapat dalam konteks iklan tersebut
adalah tindak tutur deklaratif “menamai”.
Pengiklanan melakukan tindak ilokusi deklaratif “menamai”, maksudnya adalah
pengiklan menentukan suatu gaya hidup yang baru kepada
masyarakat bahwa setelah mengkonsumsi My Tea, lemak yang
berlebihan di dalam tubuh kita akan lewat dan menjaga
keseimbanagan berat badan kita.

Tindak Tutur Perlokusi

tindak tutur perlokusi merupakan tindak tutur yang memiliki maksud untuk
memengaruhi mitra tuturnya.

1. Fungsi representatif adalah fungsi yang diacu oleh maksud


tuturan di dalam pemakaiannya untuk menyampaikan kebenaran.
Tindak tutur perlokusi fungsi representatif.
a. Menunjukkan
Konteks:
Ada seorang wanita yang akan memberi kejutan kepada seorang pria
namun muncul seorang yang bergambar animasi yang keluar
dari lemari dan memperkenalkan diri kepada wanita tersebut.
Datang seorang pria menyapa wanita tersebut, wanita
tersebut memberi kejutan berupa kue rainbow. Wanita
tersebut memberi kejutan hingga 4 kali lalu muncul teh ulong
memberi minuman kepada pria tadi disaat mereka berdua
sedang makan bersama.
Tuturan:

BI 1 : Hei, eh loe siapa?


BI 2 : Gue My Tea, teh ulong, bukan teh ijo, bukan teh item”. (sambil
membuka kulkas).
BI3 : “Halo sayang”.

BI1 : “Happy week anniversary”


BI1 : “Happy 10 harian yank”.

BI1 : “Selamat hari senin sayang”.

BI1 : “Happy Jum’at kliwon

BI2 : “Nih, My Tea, pas buat ngemil”

Nr : Karena teh ulong buat lemak lewat, jadi loe gak usah

khawatir, My Tea enak terus.

Dikaitkan dengan tindak tutur, tindak ilokusi yang terdapat dalam konteks iklan tersebut
adalah tindak tutur representatif dalam konteks iklan tersebut
adalah fungsi representatif “menunjukkan”. Fungsi representatif
menunjukkan adalah fungsi yang mengajukan atau
memperlihatkan sesuatu dengan bukti. Tuturan yang dilakukan
oleh penutur kepada mitra tutur menunjukkan bahwa ada produk
minuman yang pas buat disaat ngemil.

Fungsi direktif

fungsi yang diacu oleh maksud tuturan agar mitra tutur melakukan tindakan seperti
yang disebutkan di dalam tuturan tersebut.

a. Mengajak
1) Iklan Q Guava
Konteks:

Ada 2 kelelawar yang sedang mendengus-dengus ke buah jambu yang ada di pohon,
mereka mencari buah yang sudah matang. Awalnya banyak buah yang
masih mentah sampai ketiga pohon yang mereka cari buah yang matang
lalu akhirnya muncul Q Guava yang memberikan aroma buah jambu yang
matang. Tiba-tiba muncul 2 bintang iklan yang sedang mengkonsumsi Q
Guava, mereka menikmati kesegaran minuman tersebut yang mempunyai
rasa unik.
Tuturan:

BI1 : (Sambil mendengus) “ini sih masih mentah”.

BI2 : “Yah..coba yang itu!”

BI1 : (Sambil mendengus) “Setengah mateng”.

BI2 : “Hmmm..yang itu!” BI1 : “Ini baru mateng”.

BI2 : “Dari aromanya memang beda”.

BI1 dan BI2 : “Hah..Q Guava”.

Bagian yang dicetak miring pada data di atas merupakan fungsi tindak tutur
perlokusi direktif mengajak. Fungsi tindak tutur perlokusi direktif mengajak adalah
fungsi meminta atau menyilaukan mitra tuturnya supaya turut melakukan sesuatu yang
disebutkan atau dimaksudkan di dalam penutur kepada mitra tuturnya. Tuturan yang
dilakukan oleh penutur kepada mitra tuturnya mengajak supaya mitra tutur mencari
buah jambu yang sudah matang.

Tanggapan Pemirsa

Dalam kaitan ini, mitra tutur dari bintang iklan yang melakukan tuturan
langsung berupa dialog adalah bintang iklan yang berkedudukan sebagai mitra tutur
dalam peristiwa tutur yang ada. Mitra tutur bintang iklan yang melakukan tuturan
berbentuk monolog adalah para audien atau penonton yang menyaksikan paket iklan
tersebut. Dari adanya tuturan tersebut pasti akan menimbulkan tanggapan oleh para
pemirsa. Dari data yang berhasil dikumpulkan, diperoleh beberapa tanggapan dari
penonton mengenai iklan produk minuman di televisi sebagai berikut:

1. Iklan Floridina
Mitra tutur : menurut saya iklan tersebut sanfat menarik. Iklan ini memberi sesuatu
kesegaran yang alami bagi konsumen sehingga konsumen dapat merasakan
sesuatu yang berbeda dari minuman lain kareena minuman mengandung
Floridina Orange fresh dan buliran jeruknya seperti baru di petik dan dikirim
dengan suhu 17ᵒ C.

Simpulan

Dari analisis data yang sudah dilakukan ada jenis tindak tutur yang sering
digunakan yaitu jenis tindak tutur direktif “meminta” yaitu ada 4 data iklan yaitu iklan
Floridina, Good Day, Mizone Fresin, Frestea versi truk gandeng, tidak ada jenis tindak
tutur perlokusi yang sering digunakan.

Hasil yang diperoleh dari wawancara antara peneliti dengan para informan
adalah para informan tertarik pada beberapa iklan yang memiliki nilai moral. Misalnya,
terhadap iklan Teh Pucuk Harum, informan sangat tertarik dengan iklan tersebut.
Informan lebih memilih Teh Pucuk Harum karena adanya pengaruh nilai moral yaitu
suatu kerjasama memang dibutuhkan saat berkomunikasi, di dalam tayangan iklan
menunjukkan adanya suatu proses kerjasama untuk mencapai suatu harapan yang baik.
Daftar Pustaka

Alwasilah, Chaedar. 1989. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.

Rani, Abdul dkk. 2004. Analisis Wacana Sebuah Kaji Bahasa dalam Pemakaian.
Malang: Bayumedia.

Bungin, Burhan. 2008. Komunikasi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitia
Wahana Kebudayaan Sastra Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.

Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset.

Rahardi. R Kunjana. 2009. Sosiolinguitik. Jakarta.Erlangga.

Youtube. 2018. Video Iklan Floridina.


http://www.youtube.com/watch? v=KWfkYOHj6Yk diakses pada tanggal 20 Desember 2018

Youtube. 2018. Video Iklan Good Day. http://www.youtube.com/watch? v=Z6C9aKN4TmI


diakses pada tanggal 20 Desember 2018

Youtube. 2018. Video Iklan My Tea. http://www.youtube.com/watch? v=Ds2EdMWyNtQ


diakses pada tanggal 20 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai