Disusun oleh:
PASCASARJANA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Studi Tafsir “Tafsir „ilmi: Tafsir Al-Jawahir Thathawi”
dengan baik.
1. Dr. H. Safrudin Edi Wibowo, Lc, M.Ag. dan Prof. Dr. H. Mahjuddin, M.
Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Tafsir
2. Kepada teman-teman program study Studi Islam yang telah membantu
dalam hal sarana prasarana juga dukungan motifasi dalam menyelesaikan
tugas ini.
Kami menyadari dalam setiap penulisan tiada kata sempurna, penulis mohon
kritik dan saran dalam hasil karya ini agar penulis dapat lebih baik lagi menulis
karya ilmiah kedepannnnya.
Penulis
i
ABSTRAK
Kesimpulan dari makalah ini Thanthawi Al-Jauhari lahir Pada Tahun 1287
H/ 1870 M di desa Kifr „Iwadiflah. Desa tersebut terletak disebelah timur kota
Mesir. Thanthawi wafat pada tahun 1358 H/ 1940 M. Thanthawi dalam
menyusun kitab tafsirnya, dengan menggunakan metode tahlili dengan
corak/nuansa penafsiran ilmi. Terkait corak penafsiran, Thanthawi Jauhari
menggunakan pendekatan tafsir ilmi, maka tidak heran bahwa dapat dipastikan
Thanthawi Jauhari dengan kepastian sebagai seorang yang ahli dalam bidang
agama dan gandrung dengan terhadap ilmu-ilmu sains baru yang berkembang.
ِ ب ِْس ِم: maksud dari penafsiran
Contoh penafsiran Tafsir Thanthawi Al-Jauhari, للا
ii
Husain al-Dhaahabi, Abdul Majid Abdussalam al-Muhtasib. Ulama yang kontra
yaitu: Muhamad Abduh, Imam al-Ghozali, Muhammad Ibrahim syaeh Kujin.
Contoh Tentang Malaikat Sebagai Cahaya Dan Pengaruh Cahaya Matahari
dalam tafsirannya pada surah al-Baqarah ayat 22. Thanthawi al-jauhari
bermaksud menulis tafsir ini dikarenakan karena berkeinginan agar kaum
muslimin mengkaji sains-sains kealaman, agar bisa membuat islam ini menjadi
maju dan agar bisa mengungguli Eropa dari berbagai bidang, baik dalam bidang
medis, arsitektur, matematika, pertambangan dan lain sebagainya.
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
Kesimpulan ................................................................................................ 15
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern diberbagai bidang ilmu pengetahuan, kedokteran,
industri, biologi, pertanian dan lain sebagainya mengakibatkan lemahnya
kemampuan manusia mengantisipasi perkembangan tersebut, timbulnya
perubahan dan menipisnya tata nilai dan sekaligus mengubah pola hidup
manusia, yang kemudian mempunyai pengaruh terhadap perkembangan akal
pikirannya dan ini juga berpengaruh dalam pengertian ayat-ayat al-Qur‟an
sedangkan al-Qur‟an dan juga hadis, merupakan sumber rujukkan yang harus
wajib dipegang.
Tafsir ilmi merupakan corak penafsiran modern yang amat berkaitan
dengan teori-teori ilmiah modern. Pada abad 14 H ini, tafsir dengan corak
ilmiah makin berkembang dan tumbuh. Tokoh yang kental nuansa ilmiah
dalam menafsirkan al-Qur‟an adalah Thanthawi Al-Jauhari serta metodologi
penafsirannya. Dengan ini pemakalah akan membahas mengenai Tafsir Ilmi:
Tafsir Al-Jauhari Thanthawi.
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Thanthawi Al-Jauhari?
2. Bagaimana metodologi, corak, sisitematika dan contoh penafsiran
Thanthawi Al-Jauhari?
3. Bagaimana pro kontra ulama‟ terhadap tafsir ilmi Thanthawi Al-Jauhari,
contoh tentang malaikat sebagai cahaya dan pengaruh cahaya matahari,
motivasi penulisan tafsir?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui biografi Thanthawi Al-Jauhari i
2. Untuk mengetahui metodologi, corak, sisitematika dan contoh penafsiran
Thanthawi Al-Jauhari
3. Untuk mengetahui pro kontra ulama‟ terhadap tafsir ilmi Thanthawi Al-
Jauhari, contoh tentang malaikat sebagai cahaya dan pengaruh cahaya
matahari, motivasi penulisan tafsir
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nani, Ayat-Ayata Kauniyah Tentang Menjaga Keseimbangan Ekologi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, 2017), Hal 36.
4
2
Fuad Taufiq Imron, Konsep Gunung Dalam Kitab Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim
(Perspektif Sains Modern), (Semarang: Uiversitas Islam Negeri Walisongo, 2016), hal 60-64.
3
Rizki Firmansyah, Metodologi Tafsir Ilmi: Studi Perbandingan Tafsir Sains Thanthawi Jauhari dan
Zaghlul an-Najjar, (Volume 3 Nomor 1 (2021) 88-102 P-ISSN 2656-839x E-ISSN 2716-4683 D0I: 10.
17467/ jdi.v3i2.314), hal: 93.
5
4
Armainingsih, MA. Hum, Studi Tafsir Saintifik Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Karya
Syeikh Tantawi Jauhari, (Jurnal At-Tibyan Vol. I No. 1 januari-juni 2016), hal 105-106.
5
Fuad Taufiq Imron, Konsep Gunung Dalam Kitab Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim
(Perspektif Sains Modern), (Semarang: Uiversitas Islam Negeri Walisongo, 2016), hal 60-64.
6
6
Armainingsih, MA. Hum, Studi Tafsir Saintifik Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Karya
Syeikh Tantawi Jauhari, (Jurnal At-Tibyan Vol. I No. 1 januari-juni 2016), hal 105-106.Hal 104-105.
8
8
Armainingsih, MA. Hum, Studi Tafsir Saintifik Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Karya Syeikh
Tantawi Jauhari, (Jurnal At-Tibyan Vol. I No. 1 januari-juni 2016), hal 112.
9
Fuad Taufiq Imron, Konsep Gunung Dalam Kitab Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim
(Perspektif Sains), Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo, 2016), Hal-79-80.
12
dan hasil dari rasonal, maka dalam al-Quran sudah ada beberapa
rumusan dan argumentasi tentang hal itu.10
c. Muhammad Ibrahim syaeh Kujin
Ia merupakan ketua utusan China di Universitasal-Azhar),
mengatakan dalam suratnya yang berisi bahwa, Thanthawi Jauhari
merupakan salah satu Ulama modern yang mengarang itab tafsir
dengan gaya bahasa yang indah dan berdasarkan pandangan-
pandangan ilmiah modern.11
2. Contoh Tentang Malaikat Sebagai Cahaya Dan Pengaruh Cahaya
Matahari
10
Armainingsih, MA. Hum, Studi Tafsir Saintifik Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Karya
Syeikh Tantawi Jauhari, (Jurnal At-Tibyan Vol. I No. 1 januari-juni 2016), hal 113.
11
Fuad Taufiq Imron, Konsep Gunung Dalam Kitab Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim
(Perspektif Sains), Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo, 2016), Hal-79-80.
13
dalam agamanya ada tiga Tuhan. Asal dari agama bertuhan bertiga ini
didapat dari Greek kuno. Menurut pendapat kamu falsafah: awal mula
Allah menjadikan Akal. Dengan melalui perantaran akal ini dan karena
adanya diri sehingga dari situlah terjadi pergerakan bintang-bintang
dan teraturlah dengan teratur. Sedangkan yang dimaksud cahaya
matahari adalah yang ada pada diri kita, jadi diri kitalah sinar cahaya
pada diri itu, dengan sebab itu mereka berkata: “ Allah, Akal, dan
Diri.” Demkian juga pada bangsa India yang bertuhan Tiga dalam
agamanya yaitu: Brahma, Wisnu, dan Shiva. Tidak hanya itu,
Tionghoa juga menyebut dalam agamanya ada tiga tuhan, Tuhan
pertam yang menjadikan sesuatu, Tuhan yang kedua bala tentara, dan
Tuhan yang ketiga ruh yang dicintai yang tinggal di langit. 12
3. Motivasi Penulisan Tafsir Ilmi
Pada umumnya para ilmuan-ilmuan berkeinginan atau bergerak
dalam mengeksplor ayat-ayat al-Qur‟an yang berdimensi ilmiah dan
ingin menjadikan penafsiran ini untuk menggali makna yang
terkandung serta sebagai inspirasi untuk menghasilkan penemuan-
penemuan baru yang agar bermanfaat bagi umat manusia dan yang
sedemikian membuat berkembangnya sains dan teknologi sehigga
terdorong munculnya penfasiran baru yang disebut dengan tafsir ilmi,
yang membuat tertarik para intelektual muslim membahas penafsiran
ini.13
secara khusus pada ulama jawahir al-Thanthawi bermaksud
menulis tafsir ini dikarenakan karena berkeinginan agar kaum
muslimin mengkaji sains-sains kealaman, agar bisa membuat islam ini
menjadi maju dan agar bisa mengungguli Eropa dari berbagai bidang,
baik dalam bidang medis, arsitektur, matematika, pertambangan dan
12
Ahmad Nabil Amir, Metode Tafsir Al-Ilmi (Saintiik) Antara Kitab Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-
Karim Dan Tafsir Al-Manae (Method of Scientific Tafsir (Tafsir Al-IlmiI) Between Kitab Al-Jawahir fi
Tafsir Al-Qur’an Al-Karim And Tafsir Al-Manar), Vol. 1, No. 4(2018) E-ISSN:2637-0271), Hal 37.
13
Rubini, Tafsir Ilmi (Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 6, Nomor 2, Desember
2016), hal 91.
14
14
Armainingsih, MA. Hum, Studi Tafsir Saintifik Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Karya
Syeikh Tantawi Jauhari, (Jurnal At-Tibyan Vol. I No. 1 januari-juni 2016), hal 103.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Para pakar terhadap pemikiran Thanthawi Jauhari ada yang pro dan kontra
terhadap Thanthawi al-jauhari, ulama yang pro yaitu: Abdul Aziz Ali al-Su’ud,
Amin al-Khuly, Muhammad Husain al-Dhaahabi, Abdul Majid Abdussalam al-
Muhtasib. Ulama yang kontra yaitu: Muhamad Abduh, Imam al-Ghozali,
Muhammad Ibrahim syaeh Kujin. Contoh Tentang Malaikat Sebagai Cahaya
Dan Pengaruh Cahaya Matahari dalam tafsirannya pada surah al-Baqarah ayat
22. Thanthawi al-jauhari bermaksud menulis tafsir ini dikarenakan karena
berkeinginan agar kaum muslimin mengkaji sains-sains kealaman, agar bisa
membuat islam ini menjadi maju dan agar bisa mengungguli Eropa dari berbagai
bidang, baik dalam bidang medis, arsitektur, matematika, pertambangan dan
lain sebagainya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Fathor. 2016. Tafsir Saintifik Thanthawi Jauhari Atas Surah Al-
FatihahI, (Hikmah, Vol. XII, No.2.
Rubini. 2016. Tafsir Ilmi. (Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 6,
Nomor 2, Desember.
Raja Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa‟ud. 1971. Al-Qur’an dan Terjemahkan (
Tanah Suci: Yayasan Penyelenggara Penterjemahan.