The possibility of
perception is more profound. It is the concentration of the conscious mind upon that sense“
Maria Montessori menyatakan ketika ada sebuah Indra yang diisolasi, maka Akan tercipta
Persepsi yang lebih kuat. Coba tuliskan bagaimana area Sensorial memperkuat Indra anak
manusia dan juga benefit dari pemerolehan Persepsi yang tajam dalam kehidupan sekarang
dan nantinya.
Pada zaman dahulu, kita tahu bahwa definisi belajar adalah duduk di sekolah sambil
mendengarkan guru bercerita atau membaca buku pelajaran. Saya masih ingat sewaktu duduk
di bangku sekolah dasar dan kita belajar mengenai lumut dan kita diminta untuk
mengumpulkan lumut tersebut dari lingkungan, tapi kebanyakan dari kita akhirnya salah
membawa sampel karena tidak paham lumut seperti apa yang dimaksud.
Disinilah masalah bermula, bahwa pembelajaran yang berbasis hanya dari buku atau
gambar tidak dapat menampilkan persepsi utuh di otak anak. Apakah yang dimaksud dengan
persepsi? Kalau diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya. Panca indera disini meliputi mata,
telinga, hidung, lidah dan kulit. Untuk bisa memiliki persepsi yang utuh, maka anak-anak
perlu dihadapkan dengan pengalaman nyata melihat, memegang, membaui objek yang
“The sensory education which prepares for the accurate perception of all the
differential details in the qualities of things, is therefore the foundation of the observation of
guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Persepsi bukan penerimaan
isyarat secara pasif tapi dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, pengalaman dan hasil observasi
Persepsi ini adalah sebuah hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena
sebagian besar topik yang kita bicarakan antara orang dewasa melibatkan persepsi ini. Misal
Bayangkan bila kita tidak pernah mengunjungi negara tersebut dan kita diajak mengobrol
tentang topik itu, tentunya sulit bagi kita membayangkan apa yang sedang teman kita
bicarakan.
Oleh karena itu, saya merasa penting sekali kita memperkaya pengalaman belajar anak
kita dengan pembelajaran multisensori karena pembelajaran seperti itu lebih melekat ke otak.
Saat ini saya menemukan fenomena dimana pembelajaran harus dilakukan secara
daring (online) karena pandemik dan ketika anak lebih banyak dikurung dalam rumah dengan
aktivitas terbatas dan durasi screentime yang panjang menimbulkan banyak masalah baru.
membayangkan sesuatu, dengan kata lain kemampuan persepsinya melemah. Ketika kita
diminta membayangkan sesuatu, otak kita mampu menampilkan visual utuh mengenai
bayangan benda tersebut. Misal ketika kita diminta membayangkan susu, maka otak kita
langsung membayangkan cairan berwarna putih. Meskipun kita melihat segelas susu dalam
tempat gelap dan warnanya kehitaman, otak kita tetap meyakinkan kita bahwa susu itu
berwarna putih. Hal itu disebabkan begitu kuat persepsi tentang benda tersebut dalam otak
kita.
Anak zaman sekarang begitu mudah menerima informasi melalui layar, baik itu dalam
pembelajaran online, menonton Youtube, atau mencari informasi lewat Google. Mereka
kekurangan pengalaman nyata sehingga otak mereka kesulitan membayangkan dan akhirnya
efeknya adalah menghindari percakapan. Hal ini secara nyata terjadi di anak saya sendiri.
wicara. Dalam terapi itu, si terapis wicara sering melontarkan tebak-tebakan atau pertanyaan
mendetail mengenai sebuah objek yang mana objeknya tidak ada dalam ruangan tersebut.
Anak saya jadi cenderung mengalihkan topik atau menghindari menjawab pertanyaan
tersebut. Lain halnya bila objeknya berada disana, dia tidak kesulitan menjawab pertanyaan
tersebut.
Semakin sering pengalaman nyata itu mereka ulang, maka persepsi yang terbentuk di otaknya
akan semakin kuat. Misal saat kita ingin menjelaskan mengenai buah mangga. Pada umumnya
pembelajaran di sekolah hanya melalui gambar buah mangga. Pada saat itu, yang ditunjukkan
adalah gambar buah mangga berkulit hijau. Lalu saat anak pulang ke rumah dan kita bilang
kepadanya bahwa kita menyiapkan snack buah mangga di dalam kulkas,si anak membuka
kulkas dan mencari buah tersebut di dalam kulkas tetapi tidak menemukannya. Dia tidak
menemukannya karena ternyata buah mangga itu sudah dikupas kulitnya dan dimasukkan ke
kotak dalam keadaan sudah terpotong-potong. Warnanya sudah tidak lagi hijau melainkan
kuning jingga karena daging buah mangga berwarna kuning jingga. Inilah yang dinamakan
mispersepsi. Di bayangan anak, buah mangga itu haruslah utuh dan berkulit hijau sesuai
dengan gambar yang dilihat, sedangkan yang disajikan wujudnya sudah berubah namun masih
Persepsi dibangun atas pengalaman nyata. Pengalaman nyata itu pula yang menjadi
bahan bakar permainan imajinasi. Saya menyadari mengapa anak zaman sekarang lebih suka
permainan imajinasi menjadi putri raja atau jadi pahlawan. Itu disebabkan mereka
mendapatkan input informasi dari video atau televisi dimana lebih banyak porsi sajian yang
berbau fantasi dan hiburan. Andaikata kita ingin bermain imajinasi menjadi polisi atau
“It is necessary to begin the education of the senses in the formative period, if we wish
to perfect this sense development with the education which is to follow. The education of the
senses should be begun methodically in infancy, and should continue during the entire period
Sangat penting untuk kita memberikan stimulus sensori ini dari sejak bayi usia 0-2
tahun karena ini adalah masa penyempurnaan sistem sensorik. Dengan sistem sensorik yang
matang sempurna, tumbuh kembang anak akan sesuai lajunya dengan yang seharusnya.
Kesalahan saya justru pada fase 0-2 tahun, saya tidak paham bagaimana memberikan
stimulus yang tepat untuk anak saya dan memberikannya banyak screentime karena melihat
hanya dengan screentime anaknya bisa fokus dan diam. Akibatnya dia mengalami banyak
masalah tumbuh kembang. Dia didiagnosa mengalami ketidakseimbangan sistem sensori dan
Sebagai ibu dari anak yang mengalami SPD (Sensory Processing Disorder), saya
sering dijelaskan mengenai bagan ini, bagaimana sistem sensori di tubuh kita mempengaruhi
kemampuan kita dalam menerima dan mengolah informasi. Anak saya memiliki banyak
tantangan dalam kesehariannya karena sistem sensori di tubuhnya tidak dipersepsikan secara
normal.
1. Tactile (sentuhan)
2. Vestibular (keseimbangan)
4. Olfactory (penciuman)
6. Auditory (pendengaran)
7. Gustatory (pengecapan)
8. Interoception (kesadaran akan proses yang terjadi dalam tubuh, seperti lapar, haus,
mengantuk)
Kedelapan sistem sensori itu bekerja sama untuk menerima input sensasi yang akan
diolah di otak (central nervous system). Jadi bila ada yang bermasalah dengan bagian central
nervous system tersebut maka anak akan mempersepsikan input sensori itu dengan tidak
normal.
1. Hypersensitif
2. Hyposensitif
3. Typical
1. Tidak suka dipegang orang baru kenal, tidak suka memegang benda lengket, tidak
suka mencoba makanan baru, atau melakukan pengalaman baru. (Hypersensitif taktil)
2. Tidak suka naik perosotan atau ayunan. Tidak suka melakukan kegiatan yang
(Hypersensitif vestibular)
proprioseptif)
4. Tidak suka suara keras seperti blender, vacuum cleaner. Saat suasana sepi sering
bertanya ada suara apa padahal suara yang terdengar sangat kecil (Hypersensitif
auditori)
5. Sulit menemukan benda di tengah tumpukan barang. Sulit bermain petak umpet. Sulit
6. Tidak suka makanan yang berbau menyengat seperti bawang putih. Tidak mau
Setelah mengobservasi semua ini, saya menemukan bahwa anak saya jadi mengalami
Development, misal ;
1. Postural Security
Anak saya jadi sulit mempertahankan posisi untuk waktu yang lama, misal saat belajar
online yang menbutukan duduk, maka dia hanya akan duduk 5 menit lalu kabur.
Awal-awal saya mengobservasi hal ini, saya menemukan dia memang sering lupa
menggunakan kedua tangan saat bekerja sehingga gerakannya menjadi kurang baik.
Contoh misal saat mencorat-coret dengan tangan kanan, tangan kirinya menggantung
3. Motor planning
menyadari bahwa untuk mengambilnya dia harus naik ke atas bangku. Dia belum
4. Body scheme
Body scheme ini seperti body awareness. Kesadaran bahwa dia memiliki anggota
tubuh seperti tangan dan kaki dan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhannya.
Terkadang ketidakmatangan di body scheme ini terlihat dari gerakannya yang kikuk,
sering terjatuh, menabrak, atau ketidakmampuan untuk tetap seimbang saat membawa
barang.
5. Reflex Maturity
Dulu bila anaknya fokus bermain dan menunduk, kita panggil namanya atau ajukan
pertanyaan, anaknya seolah tidak mendengar, itu karena ketidakmampuan dia memilah
Untuk anak siap masuk ke kemampuan akademis seperti baca, tulis,dan hitung, anak
Development adalah sebuah kemampuan anak yang berkembang untuk berinteraksi dengan
1. Eye-hand coordination
kemampuan membaca kalimat dan buku teks. Anak saya pada saat dites mencari
benda di tempat yang agak tersembunyi, dia agak kesulitan, namun hal ini perlu
terus dilatih karena pergerakan bola mata ini penting sebagai fondasi membaca.
Oleh karena itu, anak tidak disarankan screentime terlalu lama dimana mata
mereka hanya fokus ke 1 titik. Ini membuat otot mata mereka menjadi kurang
terlatih dan nantinya jadi mudah lelah ketika diminta untuk membaca kalimat dan
paragraf panjang.
3. Postural Adjustment
Beberapa hal yang bisa kita amati dari anak yang mengalami kesulitan dalam
Biasanya anak yang refleksnya belum terintegrasi akan mengalami kesulitan untuk
mempertahankan posisi. Mereka akan sering bangun dan berganti posisi, sering
menggeliat, melingkarkan kaki pada kursi, sering merebahkan kepala di atas meja,
atau duduk dengan posisi bersandar. Bila duduk di lantai, kakinya membentuk huruf
W.
Tulisannya berantakan, kadang terlalu besar hurufnya, kadang terlalu kecil. Menulis
menjadi lambat dan terlalu menekan. Ruas jari tengah jadi membengkak karena terlalu
banyak tekanan selama menulis. Kesulitan menyalin tulisan dari papan ke buku tulis.
Beberapa jenis olahraga membutuhkan koordinasi seluruh anggota tubuh misal seperti
berenang, bermain bola, bermain sepeda. Biasanya anak yang menghindari olahraga
• Caranya mengerjakan PR
Anak yang sulit mempertahankan posisi juga pasti kesulitan dalam menyelesaikan PR
atau instruksi yang diberikan. Biasa responnya antara dua, jadi asal-asalan
mengerjakan yang penting cepat selesai, atau jadi sangat lambat dan butuh bantuan
untuk mengerjakan.
• Sulit berkonsentrasi
Kesulitan untuk memusatkan perhatian pada satu tugas. Mudah melamun saat guru
mendengarkan guru.
menerjemahkannya menjadi bahasa. Dulu ketika anak saya usia 2 tahun dan
buku. Dia memiliki bank kata yang banyak namun tidak mampu
untuk membentuk persepsi dan penggunaan kata yang tepat ketika berbicara. Dan
hal itu tidak bisa didapatkan bila anak hanya menerima informasi dari gambar
Menurut saya lebih tepat bila disebut Visual Perceptual Skills, yaitu kemampuan
Visual Spatial Perception hanya salah satu dari Visual Perceptual Skills yang perlu
ditajamkan.
Berikut Visual Perceptual Skills yang dibutuhkan untuk anak bisa lebih cepat
• Visual Discrimination
objek lainnya baik dalam segi warna, bentuk, dimensi, ukuran, maupun
orientasi.
Kemampuan untuk mengingat rangkaian bentuk dari objek, misal seperti huruf
• Visual Closure
sebagian potongan dari objek tersebut. Misal mengenali hewan hanya dari
ekornya.
• Visual Memory
melihat. Semakin baik visual memorynya, maka meski hanya melihat sekilas,
Semakin baik Visual Perception Skills yang kita miliki, semakin mudah kita
duduk diam dan memperhatikan. Tubuhnya seperti haus ingin terus bergerak.
Matanya tidak terfokus ke satu titik, tapi terus bergerak mengelilingi ruangan
seiring dengan badannya. Ada juga tipe anak yang sepertinya selalu menunduk,
pemalu, tidak suka melakukan eye-contact, dan seperti tidak tertarik melakukan
kegiatan apapun.
fokus kepada apa yang penting untuk diperhatikan saat itu. Kita juga diharapkan
mampu untuk fokus dalam jangka waktu yang panjang untuk menyelesaikan tugas
“The senses, being explorers of the world, open the way to knowledge. Our apparatus for
educating the senses offers the child a key to guide his explorations of the world. (Maria
Dari semua permasalahan di atas, kita melihat kebutuhan bahwa untuk bisa berfungsi normal di
masyarakat, anak-anak dalam masa tumbuh kembangnya membutuhkan stimulus sensori yang
tepat yang bisa memuaskan inderanya. Maria Montessori membuat rangkaian apparatus
“Our sensorial material provides a kind of guide to observation, for it classifies the
impressions that each sense can receive : the colors, notes, noises, forms and sizes, touch-
sensations, odors, and tastes. This undoubtedly is also a form of culture, for it leads us to pay
attention both to ourselves and to our surroundings.” (Maria Montessori, The Absorbent
Mind, p.163)
Material Montessori di area Sensorial dirancang sedemikian rupa untuk menstimulasi dan
meningkatkan kemampuan Perceptual Motor skills si anak. Melalui material sensorial, anak
mengenai susunan, tatanan, dan urutan yang nantinya menjadi kemampuan dia dalam
yang sengaja diisolasikan supaya anak fokus hanya kepada penajaman 1 indera saja.
bentuk, ukuran, warna antara satu objek dengan objek lainnya secara bergradasi. Contoh
material Montessori yang menstimulasi indera visual anak adalah Knobbed Cylinder,
“Although the sense of touch is spread throughout the surface of the body, the Exercises
given to the children are limited to the tips of the fingers, and particularly, to those of
the right hand.” (Maria Montessori, The Discovery of the Child, p.117)
Meskipun indera peraba terletak di seluruh permukaan kulit tubuh, namun kita tahu
bahwa bagian yang paling sensitif dalam sentuhan adalah ruas ujung jari. Oleh karena itu,
stimulasi taktil difokuskan kepada ujung jari tangan kanan. Material yang menstimulasi
Kemampuan untuk mengenali perbedaan tekanan atau berat dari objek yang berbeda
materialnya adalah Thermic bottles dan Thermic Tablets. Material yang digunakan
biasanya perpaduan antara kayu, logam, kaca, kain, keramik. Mereka mempelajari
bagaimana tiap material bisa berbeda dalam menyerap panas dan dingin.
adalah sound boxes dan bells. Di sini anak belajar membedakan suara dan mempelajari
perbedaan kata suara keras, paling keras, suara pelan, paling pelan, sehingga memperkuat
Anak mempelajari perbedaan bau dengan material Smelling bottle. Di dalam botol
tersebut diletakkan beberapa aroma dengan karakteristik berbeda. Disini anak juga
mempelajari perbedaan kata bau dan wangi, mana bau yang menyengat dan menusuk
hidung, mana bau yang enak dicium dan menimbulkan perasaan nyaman.
Melalui material Tasting bottle, anak diajak mengenal 4 rasa yang bisa diidentifikasi
lidah yaitu rasa manis, rasa asin, rasa asam, dan rasa pahit.
Disini anak diajar untuk merasakan sebuah objek dan mengenal atau mengidentifikasi
“When the hand and arm are moved about an object, an impression of movement is
added to that touch. Such an impression is attributed to a special, sixth sense, which is
“muscular memory”, which recalls movements that have been made." (Maria Montessori,
1. Setiap material hanya membawa satu kualitas untuk diobservasi dan dikerjakan oleh si
anak. Misal Color tablet hanya membahas perbedaan warna tapi material dan ukuran
diciptakan sama.
2. Setiap material memiliki control of error sendiri supaya anak bisa bekerja mandiri tanpa
perlu dikoreksi orang dewasa. Contoh pada knobbed cylinder, bila anak memasukkan
silinder pada lubang yang tidak tepat, maka silinder tidak bisa dilepaskan kembali.
3. Material sensorial diciptakan secara rapi, presisi, dan indah dilihat mata.
4. Setiap material harus lengkap. Bila ada bagian yang cacat atau hilang maka material itu
5. Setiap material hanya ada satu set. Pertama, hal ini untuk melatih kesabaran anak untuk
menunggu giliran bila ingin menggunakannya. Kedua, supaya anak tetap terpancing rasa
ingin tahunya karena materialnya sifatnya terbatas, hanya dapat digunakan saat itu saja.
untuk membuat hal-hal abstrak menjadi konkret. Contoh bila kita ingin menjelaskan tentang
kualitas ‘berat” maka bisa ditunjukkan lewat pengalaman nyata melalui material baric
tablets.
finding mathematics idiotic and absurd, it finds them interesting and absorbing. It is a fact
mathematics. It is the preparation of their minds which enables them to derive this
Setiap pengalaman nyata yang dilakukan anak merupakan persiapan agar anak memiliki
mathematical mind. Matematika memiliki banyak konsep abstrak sehingga perlu fondasi
Maria Montessori juga menekankan pentingnya manipulasi objek agar anak lebih
memahami lingkungannya. Melalui pekerjaannya dalam material Sensorial, anak diajak untuk
Company. 2012
2007
Company. 2017
Gutek, Gerald Lee. The Montessori Method. Rowman & Littlefield Publisher. 2014