UNIVERSITAS AL MUSLIM STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI
A. Hakikat Anak Usia Dini
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14). Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk., 2005: 1.12 – 1.13) sebagai berikut. 1. Anak bersifat unik. 2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan. 3. Anak bersifat aktif dan enerjik. 4. Anak itu egosentris. 5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. 6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang. 7. Anak umumnya kaya dengan fantasi. 8. Anak masih mudah frustrasi. 9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak. 10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek. 11. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. 12. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.
Matematika anak usia dini
Standar tingkat pencapaian perkembangan: 1. Membilang banyak benda satu sampai sepuluh 2. Mengenal konsep bilangan 3. Mengenal lambang bilangan 4. Menyebutkan lambang bilangan 1- 10 5. Menggunakan lambang bilangan umtuk menghitung 6. Mencocokkan lambang bilangan dengan bilangan
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini
Strategi Pembelajaran Umum Pada PAUD Ada beberapa jenis strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan pada Pendidikan Anak Usia Dini. Strategi pembelajaran tersebut pada umumnya lebih menekankan pada aktivitas anak dalam belajar, namun, tidak berarti peranan guru pasif. Guru harus berperan sebagai fasilitator yang dapat memberikan kemudahan dan kelancaran kepada anak dalam proses belajar. Jenis-jenis strategi pembelajaran umum tersebut adalah: 1 meningkatkan keterlibatan indra, 2 mempersiapkan isyarat lingkungan, 3 analisis tugas, 4 scaffolding, 5 praktik terbimbing, 6 undanganajakan, 7 refleksi tingkah lakutindakan, 8 refleksi kata-kata, 9 contoh atau modelling, 10 penghargaan efektif, 11 menceritakanmenjelaskanmenginformasikan, 12 do-it-signal, 13 tantangan, 14 pertanyaan, dan 15 kesenyapan. Strategi pembelajaran anak usia dini merupakan ilmu dan seni menggunakan sumberdaya dalam pembelajaran bagi anak usia dini yang berorientasi pada tujuan yang mengarah pada tugas perkembangan, materi yang sesuai karakteristik anak, metode yang sesuai variasi, aktif, inovatif, menyenangkan, media dan kegiatan bermain yang tepat aman, nyaman, menarik, cukup waktu, dan menggunakan evaluasi partisipatif yang berkesinambungan Strategi Pembelajaran umum pada PAUD merupakan ilmu dan seni menggunakan sumberdaya dalam pembelajaran PAUD yang dapatmerupakan ilmu dan seni menggunakan sumberdaya dalam pembelajaran PAUD yang dapat diintegrasikandigabungkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang bervariasi 2.3.4.2.2 Strategi Pembelajaran Khusus pada PAUD Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat diterapkan di Taman Kanak-kanak. Penerapan strategi pembelajaran khusus tersebut pada prinsipnya sama dengan penerapan strategi pembelajaran umum, yaitu harus mempertimbangkan karakteristik tujuan, karakteristik anak dan cara belajarnya, karakteristik tempat yang akan digunakan, dan pola kegiatan. Jenis-jenis strategi pembelajaran khusus tersebut adalah 1 kegiatan eksploratori, 2 Penemuan Terbimbing, 3 Pemecahan Masalah, 4 Diskusi, 5 Belajar Kooperatif, 6 Demonstrasi, dan 7 Pengajaran Langsung.