Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.

1 April 2016, 56-63

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA

Jeanete Ophilia Papilaya, Neleke Huliselan

FKIP, Universitas Pattimura


Kampus B - PGSD Unpatti Jl. Dr. Tamaela Ambon

anneth_op@yahoo.com

Abstract

The objective of this study was to identify learning styles of students. The approach used in this study is a
quantitative approach with survey method. The variable in this study is a single variable , namely the identification
of student learning styles. The study population is students of Guidance and Counseling FKIP Pattimura University
totaling 388 people. Samples were used as samples in the amount of 10% of the population of 39 people. The
sampling technique using Simple Random Sampling. Learning styles questionnaire prepared based on the opinion
of De Poter & Hernacki is used as a data collection tool. Learning styles identified as visual learning style,
auditorial learning style, and kinesthetic learning style. Data analysis techniques in this study is the descriptive
statistical analysis methods. Based on the survey results revealed that students of guidance and counseling FKIP
Pattimura University has a tendency to one learning style. Of the 39 students found that 6 students had a tendency
visual learning style, 20 students have a tendency to auditory learning style, 1 student has a tendency kinesthetic
learning style, and 12 students have a tendency to mix between learning styles and learning styles visual auditory
learning styles.

Keywords : visual learning styles; auditory learning styles; kinesthetic learning styles; students

Abstrak

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Variabel dalam penelitian ini adalah
variabel tunggal, yaitu identifikasi gaya belajar mahasiswa. Populasi penelitian adalah mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Pattimura yang berjumlah 388 orang. Sampel yang digunakan sebagai
sampel penelitian yaitu sebesar 10% dari populasi yang berjumlah 39 orang. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket gaya
belajar yang disusun berdasarkan pendapat teori gaya belajar menurut De Poter & Hernacki. Gaya belajar yang
diidentifikasi yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinsetetik. Teknik analisis data
dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa mahasiswa program studi bimbingan dan konseling FKIP Universitas Pattimura memiliki kecenderungan
pada salah satu gaya belajar. Dari 39 mahasiswa diperoleh bahwa 6 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya
belajar visual, 20 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial, 1 mahasiswa memiliki
kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan 12 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar campuran antara
gaya belajar visual dan gaya belajar auditorial.

Kata Kunci : gaya belajar visual; gaya belajar audiotorial; gaya belajar kinestetik; mahasiswa

PENDAHULUAN sarana pendidikan yaitu universitas. Salah


satu komponen yang berinteraksi untuk
Pendidikan adalah aspek yang sangat menunjang sistem pendidikan dalam
penting dalam menunjang kemajuan masa universitas adalah mahasiswa. Fungsi dasar
depan bangsa. Manusia sebagai subjek mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu
pembangunan perlu dididik, dibina, serta pengetahuan dan memberikan perubahan
dikembangkan potensi-potensinya dengan yang lebih baik dengan intelektualitas yang
tujuan terciptanya subjek-subjek ia miliki selama menjalani pendidikan.
pembangunan yang berkualitas. Salah satu

56
Papilaya & Huliselen 57

Proses pembelajaran di universitas berbeda belajar merupakan kunci keberhasilan


dengan di SMP/SMA. Mahasiswa dituntut siswa dalam belajar.
untuk mampu belajar sendiri serta
menganalisis permasalahan dalam Di dalam mengikuti proses pembelajaran,
pembelajaran. Pembelajaran yang efektif setiap mahasiswa memiliki gaya belajar
mampu mengakomodasi kebutuhan yang berbeda-beda antara mahasiswa yang
mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat satu dengan yang lainnya. Dosen dalam
Sugihartono (2007) yang mengatakan mengajar harus memperhatikan gaya
bahwa salah satu karakteristik belajar mahasiswa. Ini dikarenakan dalam
pembelajaran yang efektif adalah jika setiap mengajar efektifitasnya akan sangat
pembelajaran dapat merespon kebutuhan bergantung pada cara atau gaya belajar
siswa. Kebutuhan khusus berkaitan dengan mahasiswa, disamping sifat pribadi dan
keunikan atau perbedaan antar mahasiswa. kemampuan intelektualnya.

Menurut Siswoyo (2007) mahasiswa dapat Gaya belajar dari mahasiswa bisa diamati
didefinisikan sebagai individu yang sedang dari kecerdasan majemuk yang mereka
menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, miliki dan setiap mahasiswa memiliki
baik negeri maupun swasta atau lembaga kecerdasan masing-masing yang lebih
lain yang setingkat dengan perguruan dominan. Pentingnya dosen mengetahui
tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat gaya belajar seluruh mahasiswanya
intelektualitas yang tinggi, kecerdasan didasarkan pada kurang efektifnya
dalam berpikir dan kerencanaan dalam pembelajaran di kelas. Musrofi (dalam
bertindak. Berpikir kritis dan bertindak Pratiwi, 2014) mengatakan hanya 30%
dengan cepat dan tepat merupakan sifat mahasiswa yang berhasil mengikuti
yang cenderung melekat pada diri setiap pembelajaran di kelas karena mereka
mahasiswa, yang merupakan prinsip saling mempunyai gaya belajar yang sesuai
melengkapi. dengan gaya mengajar yang diterapkan
dosen di dalam kelas. Sisanya, sebanyak
Setiap mahasiswa memiliki keunikan 70% mahasiswa mengalami kesulitan
pribadi yang berbeda dengan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas
yang lainnya. Setiap mahasiswa berbeda karena mereka memiliki gaya belajar lain,
dalam tingkat kinerja, kecepatan belajar, yang tidak sesuai dengan gaya mengajar
dan gaya belajar. Perbedaan cara belajar ini yang diterapkan di dalam kelas. Artinya,
menunjukkan cara termudah mahasiswa 70% gaya mahasiswa tidak terakomodasi
untuk menyerap informasi selama belajar. oleh gaya mengajar dosen dalam
Cara termudah dan tercepat seseorang pembelajaran.
dalam belajar dikenal sebagai gaya belajar
(Hamzah, 2010). Prashign (2007) Kekurangpahaman dosen terhadap gaya
mengatakan bahwa kunci menuju belajar mahasiswa berdampak merugikan
keberhasilan dalam belajar dan bekerja mahasiswa. Hal ini akan mengakibatkan
adalah mengetahui gaya belajar atau prestasi belajar mahasiswa tidak sesuai
bekerja yang unik dari setiap orang, dengan taraf kemampuan inteligensi
menerima kekuatan sekaligus kelemahan mahasiswa tersebut. Oleh sebab itu, dosen
diri sendiri dan sebanyak mungkin harus mengetahui dan mengenal gaya
menyesuaikan preferensi pribadi dalam belajar setiap mahasiswa sehingga bisa
setiap situasi pembelajaran, pengkajian mempermudah proses pembelajaran
maupun pekerjaan. Dengan demikian, gaya

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 56-63


58 Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa

Penelitian yang dilakukan Buali, Balaha & masing mahasiswa akan merasakan gaya
Muhaidab (2013) menghasilkan ada belajar mudah yang berbeda-beda. Setiap
perbedaan yang signifikan gaya belajar mahasiswa memiliki gaya belajar yang
antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. berbeda seperti yang dikatakan oleh
Siswa laki-laki lebih cenderung gaya Hamzah (2010) bahwa apa pun cara yang
belajar konvergen, sedangkan siswa dipilih, perbedaan gaya belajar
perempuan lebih cenderung gaya belajar menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi
divergen. Selain itu, Yazici (2005) dalam setiap individu untuk bisa menyerap sebuah
penelitiannya tentang bagaimana gaya informasi dari luar dirinya.
belajar siswa dalam belajar dalam kinerja
tim belajar menemukan bahwa gaya belajar Sukadi (2008) mengungkapkan bahwa gaya
dipengaruhi oleh pengalaman belajar, jenis belajar yaitu kombinasi antara cara
kelamin, dan bidang studi yang seseorang dalam menyerap pengetahuan
diminatinya. Hasil penelitian lain yang dan cara mengatur serta mengolah
dilakukan oleh Johnson & Miller (2010) informasi atau pengetahuan yang didapat.
yaitu gaya belajar mahasiswa ditentukan Sedangkan menurut Nasution (2008), gaya
oleh karakteristik bidang ilmu yang belajar adalah cara yang konsisten yang
diambilnya. Mahasiswa yang belajar di dilakukan oleh seorang murid dalam
disiplin ilmu fisika, matematika, dan kimia menangkap stimulus atau informasi, cara
lebih cenderung untuk memiliki gaya mengingat, berpikir, dan memecahkan soal.
belajar visual.
Menurut De Poter & Hernacki (1999),
Sejalan dengan hasil penelitian yang menjelaskan secara umum gaya belajar
dilakukan oleh Johnson & Miller (2010) manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok
maka dalam penelitian ini memiliki besar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar
karakteristik mahasiswa Program Studi auditorial dan gaya belajar kinestetik. Gaya
Bimbingan dan Konseling FKIP Unpatti belajar visual adalah gaya belajar dengan
yang dilatih untuk lebih empati, peka cara melihat, mengamati, memandang, dan
terhadap lingkungan, serta memiliki sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini
kemauan untuk melayani orang lain yang terletak pada indera penglihatan. Bagi
bermasalah. Adanya karakteristik sifat orang yang memiliki gaya ini, mata adalah
mahasiswa Program Studi Bimbingan dan alat yang paling peka untuk menangkap
Konseling FKIP Unpatti ini maka peneliti setiap gejala atau stimulus (rangsangan)
ingin mengetahui bagaiaman gaya belajar belajar. Ciri-Ciri individu yang memiliki
para mahasiswa sehingga nantinya bisa tipe gaya belajar visual yaitu menyukai
memiliki karakteristik - karakteristik kerapian dan ketrampilan, jika berbicara
tersebut. cenderung lebih cepat, suka membuat
perencanaan yang matang untuk jangka
Gaya belajar merupakan cara yang dipilih panjang, sangat teliti sampai ke hal-hal
seseorang untuk menggunakan yang detail sifatnya, mementingkan
kemampuannya (Santrock, 2010). Keefe penampilan baik dalam berpakaian maupun
(dalam Sugihartono, dkk, 2007) presentasi, lebih mudah mengingat apa
menyatakan bahwa gaya belajar yang dilihat daripada yang didengar,
berhubungan dengan cara anak belajar, mengingat sesuatu dengan penggambaran
serta cara belajar yang disukai. Sebagai cara (asosiasi) visual, tidak mudah terganggu
yang disukai, maka mahasiswa akan sering dengan keributan saat belajar, pembaca
menggunakan dan merasa mudah ketika yang cepat dan tekun, lebih suka membaca
belajar dengan gaya tersebut. Masing- sendiri dari pada dibacakan orang lain, tidak

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 56-63


Papilaya & Huliselen 59

mudah yakin atau percaya terhadap setiap gaya belajar ini lebih mudah menangkap
masalah sebelum secara mental merasa pelajaran apabila bergerak, meraba, atau
pasti, suka mencoret-coret tanpa arti selama mengambil tindakan. Ciri-ciri individu
berbicara di telepon atau dalam rapat, lebih yang memiliki tipe gaya belajar kinestetik
suka melakukan pertunjukan (demonstrasi) yaitu berbicara dengan perlahan,
daripada berpidato, lebih menyukai seni menyentuh untuk mendapatkan perhatian,
daripada musik, seringkali mengetahui apa berdiri dekat ketika berbicara dengan orang,
yang harus dikatakan akan tetapi tidak selalu berorientasi dengan fisik dan banyak
pandai memilih kata-kata, serta kadang- bergerak, menghafal dengan cara berjalan
kadang suka kehilangan konsentrasi ketika dan melihat, menggunakan jari sebagai
mereka ingin memperhatikan. penunjuk ketika membaca, banyak
menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar duduk diam untuk waktu lama,
dengan cara mendengar. Individu dengan memungkinkan tulisannya jelek, ingin
gaya belajar ini, lebih dominan dalam melakukan segala sesuatu, dan menyukai
menggunakan indera pendengaran untuk permainan yang menyibukkan.
melakukan aktivitas belajar. Individu
mudah belajar, mudah menangkap stimulus Penelitian ini mempunyai tujuan untuk
atau rangsangan apabila melalui alat indera mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa
pendengaran (telinga). Individu dengan Program Studi Bimbingan dan Konseling
gaya belajar auditorial memiliki kekuatan FKIP Universitas Pattimura (Unpatti).
pada kemampuannya untuk mendengar.
Ciri-Ciri individu yang memiliki tipe gaya METODE
belajar audiotorial yaitu saat bekerja sering
berbicara pada diri sendiri, mudah Pendekatan yang digunakan dalam
terganggu oleh keributan atau hiruk pikuk penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
disekitarnya, sering menggerakkan bibir dengan metode survey. Variabel dalam
dan mengucapkan tulisan dibuku ketika penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu
membaca, senang membaca dengan keras identifikasi gaya belajar mahasiswa.
dan mendengarkan sesuatu, dapat Definisi operasional gaya belajar yaitu cara
mengulangi kembali dan menirukan nada, individiu untuk menggunakan
birama, dan warna suara dengan mudah, kemampuannya dalam berkonsentrasi,
merasa kesulitan untuk menulis tetapi menyerap materi, menampung, serta
mudah dalam bercerita, pembicara yang memproses informasi yang baru dalam
fasih, lebih suka musik daripada seni yang proses pembelajaran.
lainnya, lebih mudah belajar dengan
mendengarkan dan mengingat apa yang Populasi dalam penelitian ini yaitu
didiskusikan daripada yang dilihat, suka keseluruhan mahasiswa Program Studi
berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan Bimbingan dan Konseling FKIP Unpatti
sesuatu dengan panjang lebar, dan lebih yang berjumlah 388 orang. Sampel yang
pandai mengeja dengan keras dari pada diambil sebagai sampel penelitian yaitu
menuliskannya. sebesar 10% dari populasi yang berjumlah
39 orang. Teknik pengambilan sampel
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan menggunakan simple random
dengan cara bergerak, bekerja, dan sampling.
menyentuh. Maksudnya ialah belajar
dengan mengutamakan indera perasa dan Angket gaya belajar disusun berdasarkan
gerakan-gerakan fisik. Individu dengan De Poter & Hernacki (1999) tentang tiga

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 56-63


60 Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa

jenis gaya belajar, yang mencakup gaya Total


belajar visual, gaya belajar auditorial, dan Nilai Nilai
M SD Item N
gaya belajar kinestetik. Jumlah pernyataan Min Maks
Valid
dalam angket gaya belajar secara 7,77 2,748 12 39 3 12
keseluruhan yaitu sebanyak 36 aitem.
Angket gaya belajar visual terdiri dari 11
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa hampir
aitem (α = 0,84), angket gaya belajar
sebagian besar mahasiswa memiliki gaya
auditorial terdiri dari 12 aitem (α = 0,89),
belajar visual pada kategori sedang
dan gaya belajar kinestetik terdiri dari 13
(43,6%). Adapun Mean angket gaya belajar
aitem (α = 0,82). Semua pernyataan di
audiotorial sebesar 7,77 dan Standar
dalam angket bersifat favorable dengan
Deviasi sebesar 2,748 dengan jumlah
skor Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3,
subyek (N) 39. Diperoleh skor minimal
Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak
sebesar 1 dan skor maksimal sebesar 10.
Setuju (STS) = 1. Teknik analisis data
Adapun pembagian 3 kategori pada gaya
dalam penelitian ini adalah dengan metode
belajar auditorial dapat dilihat pada tabel 4.
analisis statistik deskriptif.
Tabel 4
HASIL DAN PEMBAHASAN Kategori dan Frekuensi Gaya Belajar
Auditorial
Penelitian ini melibatkan subjek sebanyak Persentase
Kategori Skor F
39. Skor minimal yang diperoleh sebesar 1 (%)
dan skor maksimal sebesar 10. Rerata Tinggi X≥8 20 51.3%
angket gaya belajar visual sebesar 4,62 dan Sedang 4 ≤ X < 8 16 41%
Rendah X<4 3 7.7%
standar deviasi sebesar 2,632. Untuk
Total 39 100%
menentukan tinggi rendahnya hasil
pengukuran setiap gaya belajar, digunakan
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa hampir
3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
sebagian besar mahasiswa memiliki gaya
Tabel 1 belajar auditorial pada kategori tinggi
Hasil Analisis Deskriptif Gaya Belajar Visual (51.3%). Mean angket gaya belajar
Total kinestetik sebesar 2,46 dan Standar Deviasi
Nilai Nilai sebesar 2,644 dengan jumlah subyek (N)
M SD Item N
Min Maks 39. Diperoleh skor minimal sebesar 1 dan
Valid
4,62 2,632 11 39 1 10 skor maksimal sebesar 13.

Tabel 2 Tabel 5
Kategori dan Frekuensi Gaya Belajar Visual Hasil Analisis Deskriptif Gaya Belajar
Persentase Kinestetik
Kategori Skor F Total
(%)
Nilai Nilai
Tinggi X ≥ 7,3 6 15,4% M SD Item N
Min Maks
3,7 ≤ X < Valid
Sedang 17 43,6% 2,46 2,644 13 39 0 13
7,3
Rendah X < 3,7 16 41%
Total 39 100% Pembagian 3 kategori pada gaya belajar
Tabel 3 kinestetik dapat dilihat pada tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Gaya Belajar dibawah ini.
Auditorial
Tabel 6

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 56-63


Papilaya & Huliselen 61

Kategori dan Frekuensi Gaya Belajar gaya belajar campuran antara gaya belajar
Kinestetik visual dan gaya belajar auditorial.
Persentase
Kategori Skor F
(%)
25
Tinggi X ≥ 8,7 1 2,6%
4,3 ≤ X < 20
Sedang 6 15,4%
8,7
Rendah X < 4,3 32 82% 15
Total 39 100%
10 Kecenderungan
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa hampir gaya belajar
sebagian besar mahasiswa (82%) memiliki 5
gaya belajar kinestetik pada kategori
rendah. 0

Berdasarkan hasil analisis dari angket gaya


belajar visual, angket gaya belajar
auditorial, dan angket gaya belajar Gambar 1. Frekuensi Kecenderungan Gaya
kinestetik, maka diketahui kecenderungan Belajar Mahasiswa
gaya belajar mahasiswa jika dilihat dari
skor kategori tinggi. Adapun hasilnya Hasil penelitian ini berbeda dengan
menunjukkan bahwa 6 mahasiswa memiliki penelitian yang dilakukan oleh Buali,
kecenderungan gaya belajar visual, 20 Balaha & Muhaidab (2013) dimana jenis
mahasiswa memiliki kecenderungan gaya kelamin tidak menentukan gaya belajar
belajar auditorial, 1 mahasiswa memiliki seseorang. Begitu juga hasil penelitian ini
kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan tidak sejalan dengan penelitian yang
12 mahasiswa memiliki kecenderungan dilakukan oleh Yazici (2005) dan Johnson
gaya belajar campuran antara gaya belajar & Miller (2010) dimana gaya belajar
visual dan gaya belajar auditorial. seseorang pun tidak ditentukan oleh
pengalaman belajar dan bidang studi yang
Jika digambarkan dengan grafik maka dipelajarinya.
frekuensi mahasiswa yang memiliki
kecenderungan gaya belajar visual, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
auditorial, kinestetik, maupun campuran mahasiswa program studi bimbingan
tampak pada gambar 1. konseling FKIP Unpatti yang memiliki
kecenderungan gaya belajar visual lebih
Berdasarkan hasil penelitian diketahui suka membaca. Hal ini sesuai dengan
bahwa mahasiswa program studi bimbingan pendapat De Poter & Hernacki (1999)
dan konseling FKIP Unpatti memiliki bahwa gaya belajar visual lebih suka
kecenderungan pada salah satu gaya membaca. Mahasiswa dengan gaya belajar
belajar. Dari 39 mahasiswa diperoleh visual akan cenderung untuk lebih mudah
bahwa 6 mahasiswa memiliki mengingat sesuatu berdasarkan
kecenderungan gaya belajar visual, 20 penglihatannya, lebih memahami suatu
mahasiswa memiliki kecenderungan gaya perintah jika membaca perintah tersebut,
belajar auditorial, 1 mahasiswa memiliki bahkan bisa menikmati bacaan meskipun
kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan sedang berada di tengah keributan.
12 mahasiswa memiliki kecenderungan

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 56-63


62 Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa

Mahasiswa program studi bimbingan dan perpustakaan, audio system, infocus, laptop,
konseling FKIP Unpatti yang memiliki televisi, kamera, dan ruangan kuliah.
kecenderungan gaya belajar auditorial lebih Semua fasilitas tersebut dapat menunjang
mudah terganggu oleh keributan. Hal ini proses pembelajaran mahasiswa dengan
sesuai dengan pendapat De Poter & ketiga gaya belajar.
Hernacki (1999) bahwa gaya belajar Bagi mahasiswa yang memiliki
auditorial lebih dominan dalam kecenderungan gaya belajar visual
menggunakan indera pendengaran untuk diharapkan untuk lebih giat membaca
melakukan aktivitas belajar. Oleh sebab itu, dalam proses belajar mengajar, khususnya
mahasiswa program studi bimbingan dan ketika sedang kuliah. Bagi mahasiswa yang
konseling FKIP Unpatti yang memiliki memiliki kecenderungan gaya belajar
kecenderungan gaya belajar auditorial akan auditorial diharapkan untuk bisa merancang
mengalami kesulitan ketika membaca suatu proses belajar yang menggunakan
materi ketika teman-temannya ramai di suara sehingga lebih mudah untuk
dalam kelas, tidak bisa konsentrasi jika ada memahami sebuat materi belajar, seperti
keributan, bahkan tidak bisa focus belajar psychomovie dan psychoclip. Sedangkan
jika ada music yang diputar dengan volume bagi mahasiswa yang memiliki
besar. Hal ini disebabkan karena mahasiswa kecederungan gaya belajar kinestetik untuk
dengan gaya belajar auditorial lebih selalu menggunakan peraga dalam belajar,
cenderung untuk menggunakan telinganya seperti praktikum dalam perkuliahan.
sebagai media belajar, sehingga apabila ada
suara-suara lain yang berasal dari luar fokus Bagi para dosen agar lebih peka dan
belajarnya maka ia tidak akan bisa memahami gaya belajar masing-masing
konsentrasi dalam belajar. mahasiswa sehingga dapat membantu
mereka dalam proses belajar. Selain itu,
Gaya belajar kinestetik yang dimiliki oleh diharapkan juga untuk dosen memadu
mahasiswa program studi bimbingan dan padankan metode pembelajaran dimana ada
konseling FKIP Unpatti sangat lemah ketiga model gaya belajar ini sehingga para
dalam aktivitas verbal. Hal ini sesuai mahasiswa lebih mudah untuk memahami
dengan pendapat dari De Poter & Hernacki dan mengerti materi yang diberikan. Hal ini
(1999) yang mengatakan bahwa orang juga akan berdampak pada peningkatan
dengan gaya belajar ini lebih mudah prestasi belajar mahasiswa (IPK).
menangkap pelajaran apabila ia bergerak,
meraba, atau mengambil tindakan. Hal
inilah yang membuat mahasiswa program KESIMPULAN
studi bimbingan dan konseling FKIP
Unpatti yang memiliki kecenderungan gaya Berdasarkan hasil penelitian yang telah
belajar kinestetik tidak bisa mengingat dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
materi dengan cara menghapal, lebih bahwa setiap mahasiswa program studi
senang bersentuhan secara fisik ketika bimbingan dan konseling FKIP Unpatti
berbicara dengan orang lain, bahkan memiliki kecenderungan pada salah satu
berbicara sangat pelan ketika sedang gaya belajar baik gaya belajar visual, gaya
melakukan presentasi di kelas. belajar auditorial, dan gaya belajar
kinestetik. Sebagian besar mahasiswa
Fasilitas yang disediakan oleh Program memiliki kecenderungan gaya belajar
Studi Bimbingan dan Konseling FKIP auditorial sebanyak 20 mahasiswa. Selain
Unpatti sudah memadai dalam proses itu juga sebanyak 6 mahasiswa memiliki
pembelajaran. Fasilitas yang ada yaitu kecenderungan gaya belajar visual, 1

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 56-63


Papilaya & Huliselen 63

mahasiswa memiliki kecenderungan gaya pendidikan: Edisi kedua. Jakarta:


belajar kinestetik, dan 12 mahasiswa Kencana.
memiliki kecenderungan gaya belajar
campuran antara gaya belajar visual dan Siswoyo, D. (2007). Ilmu pendidikan.
gaya belajar auditorial. Yogyakarta: UNY Pers.

DAFTAR PUSTAKA Sugihartono., Fathiyah, K. N., Harahap, F.,


Setiawati, F. A., & Nurhayati, S. R.
Buali, H. W., Balaha, H. M., Muhaidab, S. (2007). Psikologi pendidikan.
N. A. (2013). Assessment of Yogyakarta: UNY Press.
learning style in a sample of saudi
medical students. Journal of Acta Sukadi. (2008). Progressive learning:
Inform Medical, 21(2). 83-88. Learning by spirit. Bandung: MQS.

De Poter, B. & Hernacki, M. (1999). Yazici, H. J. (2005). A study of


Quantum learning. Yogyakarta: collaborative learning style and
Kaifa. team learning performance.
Education & Training Journal, 47,
Hamzah, B. U. (2010). Orientasi baru 216-229.
dalam psikologi siswa yang
memiliki gaya belajar. Jakarta:
Bumi Aksara

Johnson, A., & Miller, J. (2010).


Comparison of student’s learning
style in STEM discipline.
Proceedings of the Industrial
Engineering Research Conference.

Nasution, S. (2008). Berbagai pendekatan


dalam proses belajar mengajar.
Bandung: Bumi Aksara

Prashign, B. (2007). The power of learning


styles: Memicu anak melejitkan
prestasi dengan mengenali gaya
belajarnya. Bandung: Kaifa.

Pratiwi, D. (2014). Gaya belajar dominan


pada siswa berprestasi dalam
kegiatan siswa yang memiliki gaya
belajar di SD Negeri 2 Gombong
tahun ajaran 2013/2014. Jurnal
FKIP, 7(3). Diakses dari
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.ph
p/pgsdkebumen/article/view/4016.

Santrock, J. W. (2010). Psikologi

Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1 April 2016, 56-63

Anda mungkin juga menyukai