Anda di halaman 1dari 8

Nama : Selvia rosa lita

Npm : 1913054020

Kelas : 2b

1.(1) Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan
lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya
kompetensi yang ditentukan.

(2) Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru di kelas.

(3) Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

(4) Metode  adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan taktik
mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.

(5) Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.
Misalnya, cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode berpidato yang dilakukan berjalan
efektif dan efisien?

2. Karena dengan adanya model pembelajaran maka berbagai kegiatan yang dicakup dapat dikendalikan
dan terarah.Selain itu dengan menggunakan model pembelajaran, guru dapat menyusun tugas-tugas
siswa menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Model pembelajaran juga dapat mengarah kepada
desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.

3.-Tujuan pendidikan (Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan
pendidikan.)

-Peserta didik (Pada dasarnya peserta didik adalah unsur penentu dalam proses belajar mengajar. Tanpa
adanya peserta didik, sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran.)

-Pendidik (Pendidik berperan sebagai pengajar, pembimbing, yang akan membantu proses pembelajaran
dikelas.)

-Bahan atau materi pelajaran (Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu,
pendidik yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya
pada anak didik.)

-Pendekatan dan metode (Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang atau titik tolak pendidik yang
digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Metode merupakan jabaran dari
pendekatan. Metode  adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan
taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.)
-Media atau alat (Media pembelajaran adalah setiap alat baik software maupun hardware yang
dipergunakan sebagai media komunikasi dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar
mengajar.)

-Sumber belajar (Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun
secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
mencapai kompetensi tertentu.)

-Evaluasi (Adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan


melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran belajar dan pembelajaran.)

4. A. Montessori

1. Sejarah singkat

Dr. Maria Montessori mengembangkan "Metode Montessori" sebagai hasil dari penelitiannya terhadap
perkembangan intelektual anak, yang pada awalnya diterapkan kepada anak yang mengalami
keterbelakangan mental tapi diketahui juga efektif untuk anak-anak normal[1]. Dengan berdasar hasil
kerja dokter Prancis, Jean Marc Gaspard Itard dan Edouard Seguin, ia berupaya membangun suatu
lingkungan untuk penelitian ilmiah terhadap anak yang memiliki berbagai ketidakmampuan fisik dan
mental. Mengikuti keberhasilan dalam perlakuan terhadap anak-anak ini, ia mulai meneliti penerapan
dari teknik ini pada pendidikan anak dengan kecerdasan rata-rata.

2. Konsep

a) Anak belajar jika melakukan aktivitas secara langsung

b) Anak bebas memilih apa yang dibutuhkannya untuk mengembangkan  kompetensinya.

c) Guru tidak boleh mendiktekan tujuan belajar kepada anak agar anak dapat memilih kegiatan dengan
bebas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

3. Kurikulum

Kurikulum dan pendekatan montessori memiliki area-area yang menjadi pusat latihan. Dasar pendidikan
Montessori menekankan pada tiga hal, yaitu pendidikan sendiri, masa peka, dan kebebasan. Montessori
menyediakan kurikulum terpadu dimana anak terlibat secara aktif dalam menggunakan materi konkret
sepanjang kurikulum- menulis, membaca, ilmu pengetahuan, matematika, geografi, dan seni. Kurikulum
Montessori terpadu oleh usia dan tahap perkembangan.

4. Prinsip belajar

Lima prinsip dasar yang mewakili pendidik Montessori yang diterapkan dalam berbagai jenis program
antara lain: (a.) Menghormati Anak, (b.) Menyerap pikiran anak, (c.) Periode sensitif, (d.) Lingkungan
yang siap, (e.) Autoeducation (Jatidiri pendidikan)

5. Materi pembelajaran

Montessori membagi belajar dalam tiga hal :


a. Tahap pertama: Pengenalan akan identitas. Contohnya buatlah suatu hubungan antara bendayang
sedang ditunjukkan dengan nama benda itu.

b. Tahap kedua : Pengenalan akan perbandingan Tahap kedua ini untuk meyakinkan bahwa anak
memahami.

c. Tahap ketiga : Perbedaan antara: benda-benda yang serupa.Untuk tahap ketiga ini lebih ditujukan
apakah anakanakitu benar-benar ingat nama benda itu. Tujuan proses belajar tiga tahap adalah, untuk
mengajarkan konsep-konsep baru dengan cara pengulangan. Dengan demikian akan membantuanak-
anak untuk memahami dengan lebih baik akan materi-materi yang disajikan kepadanya. Cara ini juga
membantu guru-guru melihat seberapa baik anak-anak menguasai dan menyerap apa yang sedang
diajarkan kepada mereka.

6. Peran guru

Berikut enam peran utama guru dalam program Montessori:

1) Menghormati anak dan pembelajarannya

2) Membuat anak sebagai pusat pembelajaran

3) Mendorong pemelajaran anak

4) Mengamati anak

5) Mempersiapkan lingkungan pembelajaran

6) Memperkenalkan materi pembelajaran dan mendemonstrasikan pelajaran.

7. Peran orangtua

Memberikan perhatian penuh pada anak dalam proses pendidikan di rumah tanpa membuat anak
merasa tertekan atau terbebani

8. Lingkungan belajar

a) Lingkungan yang siap menekankan aktivitas dasar sehari-hari.

b) Bingkai berpakaian.

c) Aktivitas berbasis air.

d) Latihan kehidupan praktis

9. Evaluasi

Pada model pembelajaran Montessori penilaian dilakukan dengan teknik observasi.

Evaluasi Hasil Belajar menurut Model Montessori bukan mengoreksi (teach by teaching, not by
correcting). Adapun penilaian yang dilakukan guru, diantaranya:

a) Usaha dan pekerjaan anak dihargai sebagaimana adanya.


b) Rapor tidak menggunakan sistem ranking, seperti angka atau nilai A, B, dan C dipicu kompetisinya.

c) Tidak mengenal sistem hukuman dan imbalan (reward and punishment).

10. Kelebihan dan kekurangan

a. Kelebihan

Konsep-konsep pendekatan Montessori dapat diberikan pada anak dari berbagai latar belakang dan
kondisi yang beragam, berhasil menghasilkan konsep dan material / alat pendidikan yang sistematis dan
operasional sesuai dengan tahapan perkembangan dan kemampuan anak, memiliki laboratorium
sekolah dan sistem penyelenggaraan yang terkontrol terhadap seluruh sistem pendidikan Montessori,
mengeluarkan panduan-panduan tentang sistem pembelajaran di sekolah Montessori, menggabungkan
anak dari berbagai usia yang berbeda akan membentuk sikap menghargai, menghormati, imitasi sikap
dan saling membantu pada anak.

b. Kelemahan

Terlalu bersifat perseorangan, sehingga memerlukan rasio perbandinganantara guru dan murid yang
kecil, memerlukan media pembelajaran yang sangat beragam serta harga material yang sangat mahal
sulit terjangkau oleh sekolah-sekolah umum, pelatihan penyelenggaraan konsep pendidikan Montessori
sangat mahal bagi guru-guru di sekolah umum, pendekatan ini menggabungkan anak yang beragam usia
dalam pembelajarannya, ini akan menyulitkan guru dalam menilai perkembangan anak yang tiap usia
berbeda tahap perkembangannya.

B. Bank street

1. Sejarah singkat

Model ini dikembangkan oleh Sprague Mithchell (1878-1967), Carroline Pratt dan Harrier Johnson
dengan mendirikan Play School yang disebut sebagai sekolah pengasuhan pertama Amerika Sarikat.
Pendekatan pembelajaran pada model Bank Street adalah anak-anak merupakan pebelajar, pencoba,
penjelajah, dan artis yang aktif. Anak- anak belajar dalam interaksinya dengan lingkungan. Model ini
kadang- kadang disebut dengan pendekatan interaksi-perkembangan. Filosopi model ini adalah
perkembangan kognitif dan afektif tidak terjadi secara terpisah tetapi saling berhubungan.

2. Konsep model

Konsep model Pembelajaran Bank Street , terlihat ruang kelas yang menyenangkan dan produktif
dimana siswa terlibat dalam pengalaman belajar, menyelidiki dunia alami dan sosial, belajar
berkolaborasi dan berkomunikasi, dan sedang mengembangkan keterampilan.

3. Kurikulum

Terfokus pada tema yang paling menarik bagi anak, masyarakat merupakan lingkungan pendidikan, seni
dan ilmu sentra pengalaman dan aktivitas yang membantu anak menemukan makna di dunia sekitar,
bermain dengan material yang bersifat buka-tutup, balok, air, kayu, kertas, materi-materi seni dan tanah
liat, bebas memilih permainan yang diinginkan Didorong untuk belajar dengan cara mereka sendiri,
bermain merupakan jantung dari pendekatan interaksi perkembangan.

4. Prinsip belajar
7) Perkembangan berawal dari simpel ke kompleks.

8) Sifat individual  terjadi secara kontinum. 

9) Peningkatan  perkembangan  memerlukan waktu yang lama  dan halhal baru yang dipelajari.

10) Anak mempunyai motivasi dalam dirinya  untuk secara aktif terlibat  dengan lingkungan.

11) Percaya diri anak  terbentuk dari pengalaman dengan orang lain dan objek dalam berinteraksi. 

12) Pertumbuhan dan perkembangan melibatkan konflik antara individu dan orang lain.

5. Materi pembelajaran

1. Matematika

Menghitung, meronce, mengukur dan mensortir

2. Sains

Observasi, Eksplorasi, Eksperimen, Menyimpulkan dan segala sesuatu yang ada dilingkungannya

3. Seni dan Musik

Mendengarkan suara-suara yang memiliki irama tertentu serta menciptakan sesuatu yan gada
disekitarnya

6. Peran Guru

Di dalam Model Bank Street peran guru adalah antara lain:

Menciptakan lingkungan belajar fisik dan psikhis.

Membangun suasana saling mempercayali antara guru dan murid dan antar murid. Memilih dan
menyusun benda-benda yang membangkitkan insiatif dan kemandirian anak.

Fasilitator yang bertanggung terhadap setiap anak.

Membangun atmosper hubungan kerjasama antara guru dan orang tua untuk lebih memahami anak.

7. Peran orangtua

Mengulang pembelajaran si anak yang mereka pelajari di sekolah, mendorong anak supaya tetap
semangat.

8. Lingkungan belajar

Kelas adalah lingkungan yang dinamis yang menerima peran serta aktif, kerjasama, dan kemandirian,
dan keragaman dalam ekspresi dan komunikasi.

Alokasi ruang memberikan tempat yang cukup untuk permainan sandiwara, menyusun balok, dan
pertemuan kelompok, serta ruang untuk bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil.
Bagian tetap kehidupan harian kelas adalah menciptakan lingkungan yang merangsang keterampilan
membaca dan menulis dengan banyak kesempatan yang beragam untuk bicara den menyimak,
percakapan dan diskusi, menyimak dan menulis cerita, menyanyi, dan berpantun.

9. Evaluasi

Faktor utama bagi penilaian adalah pengamatan reflektif dan mencatat perilaku anak-anak dari waktu ke
waktu.

Data untuk analisis ini meliputi cakupan penuh kegiatan kelas harian, interaksi, dan hasil karya
(misalnya, bermain, membaca, memecahkan soal matematika, bekerja dengan materi, dna berinteraksi
dengan yang lain).

Selain itu, pengujian dan penilaian seksama pada portofolio hasil karya anak-anak sepanjang waktu
menampilkan kisah penting pertumbuhan melalui karaya seni, tulisan, penghitungan, dan perakitan.

Data analisis juga memberikan dasar bermakna bagi pertemuan orang tua dan guru di mana orang tua
dan guru bisa berbagi pengetahuan mereka yang berbeda-beda tentang anak.

10. Kelebihan dan kekurangan

A. Kelebihan

Pendekatan pembelajaran dilakukan melalui hal-hal yang paling disukai oleh anak, anak bebas memilih
permainan yang diinginkan, anak-anak didorong untuk belajar dengan cara mereka sendiri, bank street
menggunakan bermain sebagai cara pembelajaran yang terbaik

B. Kekurangan

Pada pendekatan ini tidak tampak adanya keterlibatan orang tua, guru dituntut untuk menguasai topic
dan mendapatkan pelatihan, perlu adanya perhatian terhadap rasio guru dan anak, pendekatan ini
memerlukan sarana prasarana serta fasilitas pendidikan yang memadai

C. High scope

1. Sejarah singkat

Pendekatan Pendidikan di High/Scope yang digunakan sekarang ini untuk melayani  anak secara penuh
dari usia prasekolah  sampai usia awal sekolah dasar (Gestwicki, 2007). Pendekatan  ini dikembangkan
Oleh David Weikart  pada tahun 1962. Pendekatan High/Scope muncul dengan suatu rencana  proses
pendidikan yang dofukuskan  pada aktivitas kelompok kecil, sehingga melibatkan anak sebagai
pembelajar aktif.

2.Konsep model

Pengalaman kunci (key experience) merupakan konsep yang berbasis pad aide Piaget tentang
karakteristik kognitif dan potensi belajar anak usia dini

Merencanakan-melakukan-mengulas (plan-do-review), yakni anak memilih apa yang akan mereka


lakukan dalam setiap harinya, kemudian melaksanakannya. Setelah pelaksanaan, anak bersama guru
mengulas kembali apa yang telah mereka lakukan. Pada kegiatan ini guru bertindak sebagai asisten atau
fasilitator.
membekali anak untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir analisis, memiliki jiwa
kepemimpinan, mampu memecahkan masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri yang tinggi,
mampu mengemukakan pendapat dan memiliki pemahaman atas konsekuensi logis terhadap segala hal
yang terjadi.

3. Kurikulum

Kurikulum High/Scope berasal dari dua sumber: minat dan pengalaman utama anak, yang merupakan
daftar perilaku pembelajaran yang dapat diamati. Pendasaran kurikulum pada minat anak bersifat
sangat konstruktivis dan menerapkan filosofi Dewey dan Piaget.

4. Prinsip belajar

a. Partisipasi aktif anak dalam memilih, mengatur, dan mengevaluasi kegiatan  belajar, yang
dilaksanakan di bawah pengawasan dan bimbingan guru yang seksama dalam lingkungan belajar,
dipenuhi dengan berbagai macam materi yang disediakan di berbagai pusat belajar.

b. Perencanaan harian oleh staf pengajar yang sesuai dengan model kurikulum yang sesuai dengan
perkembangan dan observasi anak yang seksama dan

c. Tujuan dan materi yang sejalan dengan perkembangan anak bagi anak-anak berdasarkan indikator-
indikator utama perkembangan High/Scope.

5. Materi pembelajaran

Materi atau bahan yang dapat dieksplor anak

Pengolahan bahan atau materi yang dilakukan anak

Anak dapat diberikan kesempatan untuk memilih apa yang akan anak lakukan dengan materi atau bahan
tersebut

6. Peran guru

Guru membantu anak untuk memilih apa yang akan mereka lakukan setiap hari, melaksanakan rencana
mereka, dan mengulang kembali yang telah mereka pelajari

7. Peran orang tua

Interaksi yang dimiliki anak-anak dengan orang dewasa yang tinggal bersama mereka adalah kunci untuk
stabilitas emosi mereka. Karena itu penting bahwa ikatan emosional dibangun secara positif. Kata kunci
untuk jenis interaksi ini adalah dorongan.

8. Lingkungan belajar

Ruang kelas didesain sesuai minat anak yang mana setiap minat memiliki area tersendiri . Setiap area
diberikan nama sederhana yang mewakili gambaran dari area  yang diminati anak.

9. Evaluasi
High scope menilai perkembangan anak dengan pengamatan secara menyeluruh dari pada tes sempit.
Mengamati berbagai perilaku anak selama beberapa minggu atau bulan untuk memberi kita gambaran
yang lebih akurat tentang kemampuan anak-anak yang sebenarnya.

10. Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan Model Highscope yaitu:

 Membantu guru dalam berkonstibusi lebih banyak pada perkembangan anak, pada model
pembelajaran ini, anak dituntut untuk memilih pembelajaran apa yang akan mereka pelajari. Dan
dengan anak dibiarkan memilih kegiatan mereka sendiri maka itu akan sangat baik untuk perkembangan
kognitif dan bahasa anak dan membuat mereka mengingat materi lebih lama., Membentuk anak
menjadi pembelajar yang aktif, membentuk kemandirian anak dalam mengambil keputusan dan
memecahkan masalah

Kelemahan Model High Scope Yaitu:

Dalam model high scope, anak dan guru adalah mitra kerja dalam artian tidak ada pendidikan moral
dalam menghargai guru, guru harus kreatif menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk
aktif.

5. Saya akan memilih ke sekolah high scope karena menurut saya high scope mengembangkan bidang
sosial dan transisi bidang akademis. Lalu Anak-anak diizinkan membuat keputusan sendiri untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang mereka inginkan sehingga tidak ada unsur paksaan bahwa si anak
harus menguasai dan melakukan semua pelajaran dan semua kegiatan yang diberikan oleh guru.
Program high scope juga memberikan perhatian khusus bagi anak dan tidak hanya berfokus pada
perkembangan otak, tetapi juga menekankan pada pembangunan karakter.

Anda mungkin juga menyukai