Anda di halaman 1dari 36

Oleh;

Iroh Siti Zahroh, S.Pd. M.Si


Ismia Unasiansari, S.Pd.
 TUJUAN UMUM
Memahami dan mengembangkan komunikasi dalam pengasuhan
anak usia dini

 TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui dan memahami Komunikasi dan Bahasa Anak
2. Mengetahui dan memahami Hakikat Komunikasi Efektif
3. Mengetahui dan memahami Upaya Peningkatan Komunikasi
4. Mengetahui dan memahami Pola Asuh
5. Mengetahui dan memahami Macam-Macam Pola Asuh
6. Mengetahui dan Memahami Komunikasi Dalam Pengasuhan
7. Mengetahui dan Memahami Teknik Berkomunikasi Dengan
Anak sesuai tahapan usia, dan dengan teman sejawat
 KOMUNIKASI DAN BAHASA

 Komunikasi pada dasarnya merupakan


kegiatan penyampaian pesan

 Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu


proses pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan yang
terjadi di dalam diri seseorang dan atau di
antara dua atau lebih dengan tujuan
tertentu
 Komunikasiefektif adalah adanya saling
memahami apa yang dimaksud oleh si pemberi
pesan dan yang menerima pesan

 Segi komunikasi lisan


1. Penggunaan Terminologi Yang Tepat
2. Sinambung dan Runtut
3. Adanya Sinyal Ketika akan Berpindah Topik Bahasan
 Kendala dan Solusi Praktis pada Komunikasi
Efektif
1. Proses encoding siswa tidak berjalan baik
2. Tidak memahami sepenuhnya atau tidak bisa menangkap
lambang/simbol

 Peningkatan Komunikasi Efektif Melalui Pembinaan


Keterampilan Menyimak
1. Memberikan Perhatian
2. Memahami Komunikasi Verbal Dan Non Verbal
3. Meningkatkan Kemampuan Dalam Memahami Simbol Verbal
Dan Non Verbal Dengan Menambah Referensi Pemahaman.
4. Menyimak Untuk Menganalisa Dan Mengevaluasi.
5. Meningkatkan Keahlian Menyimak Antarpersonal
 Pengertian Bahasa Anak
Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan
keinginan, pikiran, harapan, perminaan, dan lain-
lain untuk dirinya sendiri
 Perkembangan dan Pembelajaran Bahasa Anak
Usia Dini
1. Teori Behavioristik (Teori Perilaku) dari Skinner
2. Teori Nativistik dari Chomsky
3. Teori Konstruktivisme dari Piaget, Vygotsky,
Gardner
POLA
ASUH

PENGERTIAN MACAM-MACAM
POLA ASUH POLA ASUH

pola asuh merupakan sikap


Pola Asuh Otoriter
orangtua dalam berinteraksi
dengan anak-anaknya (Kohn)
Pola Asuh Demokratis
( Authoritative)
pola asuh merupakan pola
interaksi antara orangtua dan
Pola Asuh Permisif
anak (Theresia Indira Shanti)
 Pola Asuh Otoriter
Identik dengan hukuman
 Pola Asuh Permisif
Anak-anak tumbuh dengan
kebebasan (serba boleh)
 Pola asuh Demokratis
Menyeimbangkan kebebasan dan
keteraturan
 Stimulasi atau rangsangan yang efektif 
rangsangan yang diberikan oleh orang dewasa dengan
cara yang tepat  sesuai dengan karakteristik dan
tahapan perkembangan anak

• Pujian dan dorongan dari orang


dewasa sangat penting bagi anak  gaya
bicara yang bersemangat & menyimak hal-
hal yang diutarakan oleh anak  dapat
memotivasi anak untuk mengembangkan
kemampuannya.
Pujian dan dorongan dari orang
dewasa sangat penting bagi anak
 Komunikasi  kegiatan yang sangat penting dalam
proses pengasuhan
 Cara berkomunikasi pada anak menggun-kan bahasa
verbal & bahasa tubuh, yang dikembangkan oleh
orang tua atau orang dewasa disekitar anak melalui
modeling dalam setiap kegiatan
 Bicara tergesa-gesa
 Beranggapan semua anak sama.
 Tidak membaca bahasa tubuh anak
 Tidak empati terhadap perasaan anak
 Menggunakan gaya komunikasi negatif
1) Memerintah 7) Menyalahkan
2) Meremehkan 8) Menasehati
3)Membandingkan 9) Membohongi
4) Mencap/melabel 10) Menghibur
5) Mengancam 11) Mengkritik
12) Menganalisis
6) Menyindir
Perkembangan keterampilan berkomunikasi
merupakan kunci untuk pengendalian diri dan
keberhasilan berhubungan dengan yang
lainnya
 Anak berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa verbal dan bahasa tubuhnya
 Perkembangan bahasa diperluas oleh guru/orang
dewasa melalui modeling dan peng”kode”an
kegiatan
 Kemampuan bahasa anak terus didorong untuk
membantu anak dalam memecahkan masalahnya
dan berhubungan dengan orang lain.
 Tidak berbicara tergesa-gesa
 Membaca bahasa tubuh anak
 Mendengarkan perasaan anak
 Hindari 12 Gaya Populer
 Mendengarkan aktif
 Tentukan masalah siapa
 Gunakan “pesan saya”
Karena:
- Kemampuan anak menangkap pesan masih
terbatas
- Dapat memberi kesempatan pada anak untuk
menganalisa pesan

Bila hal tersebut dilakukan, maka:


Anak tidak memahami pesan, akhirnya orang
dewasa menjadi emosi.
Karena:
- Bahasa tubuh tidak pernah berbohong
- Bahasa tubuh lebih nyata dibanding bahasa lisan

Bila hal tersebut tidak dilakukan, maka:


- Tidak akan memahami anak
- Anak lebih mudah emosi
1. Memerintah 7. Menyalahkan
2. Meremehkan 8. Menasehati
3. Membandingkan 9. Membohongi
4. Mencap/Label 10. Menghibur
5. Mengancam 11. Mengeritik
6. Menyindir 12. Menganalisa

Bila dilakukan:
- Anak tidak percaya pada perasaannya sendiri
- Anak tidak percaya diri
Untuk:
- Membangun hubungan sosial
- Membangun percaya diri anak

Caranya:
- Menjadi cermin yang memantulkan perasaan anak
- Menghadap langsung ke anak
Karena:
Tidak semua bantuan kita diperlukan anak

Akibatnya jika diabaikan:


- Anak tidak terbiasa mengatasi masalahnya sendiri
- Anak ketergantungan
- Anak tidak memiliki ketahan-malangan
- Anak tidak terlatih untuk mengambil keputusan
Untuk:
Melatih memahami perasaan orang lain

Caranya:
Ibu …………(perasaan kita) kalau …….. (“kode” perilaku
anak), karena ……………. (konsekuensi yang ditanggung
anak).
Mendengar Aktif
 Membangun hubungan sosial yang hangat antara
anak dan orang tua, sehingga meningkat
kecerdasaan emosi

Cara
- Membangun kepercayaan diri pada anak
- Menatap langsung mata anak dan harus
sejajar dengan mata anak
- Orang tua menjadi cermin yg memantulkan
perasaan anak, dengan menggunakan
kata-kata, seperti: terus... bagaimana?....,Ooo
begitu...., kemudian apalagi yang
dirasakan...., lalu...
- Orang tua mempunyai waktu yang cukup
dan sedang bebas masalah
Orangtua berkomunikasi
dengan anak

Anak belajar mengembangkan


kemampuan kontrol diri melalui aturan
Terima Kasih ...........
Tolong ...........
Maaf ............
Permisi .............
 Lingkungan yang positif dan bebas tekanan
 Pandang mata anak saat berbicara
 Menyampaikan pesan verbal diikuti dengan pesan non
verbal
 Melibatkan anak dalam komunikasi
 Gunakan ejaan yang benar
 Bicarakan apa yang benar-benar dilakukan dan
dialami anak
 Beri respon yang lebih banyak atas pertanyaan anak
 Gunakan tata bahasa yang benar dalam berbicara
 Betulkan kesalahan bahasa anak dengan lembut
Hindari memaksa anak untuk menghafal kata
 Mendengar
Tahap Mendengar
Baru lahir mendengarkan dengan suara-suara
Bayi dan Batita mendengarkan eksperimen,
bisa memberikan respon
Anak umur 3-4 tahun bercerita, menyanyi,
bermain dengan jari, menyebutkan nama-
nama, mengenal irama
Anak umur 4-5 tahun Sudah bisa membedakan
dan menghubungkan bunyi dan simbol
 Aktivitas Yang Mendukung Mendengarkan
 Bermain dengan mendengarkan musik
 Membuat gambar di buku dan berhubungan dengan
musik
 Menjabarkan sesuatu/benda fungsi/kegunaannya
contoh: pendidik memberikan eksperien tentang buah
atau benda
 Menceritakan tentang cerita/dongeng
 Memperdengarkan suara-suara (sound effects)
 Memperdengarkan cerita dengan musik
 Mempertanyakan apa yang di dengarkan
 Cerita dengan kabel (telepon)
Laku Pendidik Dalam Proses Mendengarkan

 Menjadi Model Yang Baik


 Berkomunikasi Yang Jelas Kepada Anak
 Memberikan Penguasaan Pengetahuan Dan Memberikan
Aktivitas Yang Berkenaan Dengan Mendengarkan
 Kemampuan berbicara berhubungan dengan
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik

 Unsur-Unsur Berbicara
 Perkembangan Kosa Kata
 Ekspresi
 Lafal Ucapan
 Komunikasi adalah keterampilan, maka harus
dipelajari dengan cara pelajaran motorik
umum, yaitu:
1. Mencoba
2. Meniru
3. Pelatihan
TERIMA KASIH

SELAMAT BEKERJA

Anda mungkin juga menyukai