Anda di halaman 1dari 14

6 tips pengasuhan di tengah

wabah virus corona (COVID-19)


Beberapa ide untuk membantu orang tua dan pengasuh memenuhi
tugas yang paling penting di dunia
UNICEF

UNICEF/2020/Dinda Veska
 Tersedia dalam:
 English
 Bahasa Indonesia

01 April 2020

Pandemi virus corona (COVID-19) berdampak pada kehidupan semua


keluarga di seluruh dunia. Ada begitu banyak kegiatan yang terhenti.
Pembelajaran dan pekerjaan diminta berlangsung dari rumah,
sementara imbauan untuk menjaga jarak fisik yang aman dari orang
lain terus diserukan. Situasi ini tidak mudah bagi siapa pun,
khususnya orang tua. Bekerja sama dengan inisiatif Parenting for
Lifelong Health, UNICEF mengumpulkan beberapa kiat praktis untuk
membantu para orang tua dan pengasuh menghadapi masa-masa ini.

1. Waktu berkualitas dengan masing-masing anak


 
Tidak dapat bekerja? Sekolah ditutup? Cemas perihal keuangan?
Dalam situasi sekarang, wajar apabila kita merasa resah atau
tertekan.

Di sisi lain, ditutupnya sekolah merupakan kesempatan untuk


mendekatkan hubungan dengan anak-anak kita. Caranya bisa dengan
membuat kegiatan istimewa bersama masing-masing anak. Cara
gratis dan seru ini membuat anak merasa dicintai, aman, sekaligus
mengetahui bahwa dirinya penting.

Tetapkan jadwal untuk berkegiatan dengan setiap anak


Tetapkan durasi waktu kegiatan—20 menit atau lebih lama, terserah
pada kita. Lakukan pada jam yang sama setiap harinya agar ada
sesuatu yang bisa dinantikan anak.
Minta anak memilih jenis kegiatan
Meminta anak memilih berarti membangun rasa percaya dirinya. Jika
anak memilih kegiatan yang harus dilakukan di tempat-tempat ramai,
inilah kesempatan kita berdiskusi dengannya mengenai situasi yang
sedang berlangsung.

Ide kegiatan dengan bayi/balita


 

 Meniru ekspresi wajah atau suara


 Menyanyikan lagu, membuat irama dengan mengetukkan benda-
benda sekitar seperti panci dan sendok
 Menumpuk blok atau cangkir mainan
 Mendongeng, membacakan buku, atau memperlihatkan gambar
 

Ide kegiatan dengan anak usia TK/sekolah dasar


 

 Membacakan buku atau melihat-lihat gambar


 Berjalan kaki – di alam terbuka atau di sekitar rumah
 Menari atau bernyanyi!
 Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah—membersihkan rumah atau
memasak bisa dijadikan permainan seru!
 Membantu anak mengerjakan tugas sekolah
 

Ide kegiatan dengan remaja


 

 Ajak anak mengobrol tentang topik yang mereka minati: olah raga,
musik, artis, teman-teman
 Berjalan kaki – di alam terbuka atau di sekitar rumah
 Berolah raga bersama diiringi musik kesukaan anak 

Selama bersama setiap anak, matikanlah TV dan jauhkan ponsel.


Simak dan tataplah mereka. Berikan anak perhatian yang penuh.
Selamat mencoba!

>> Unduh infographic di sini

>> Kembali ke atas

 
2. Tetap positif
 

Menjaga suasana hati yang baik tidak mudah saat harus menghadapi
anak dengan berbagai macam tingkah lakunya. Sering kali, akhirnya
orang tua menghardik, “Sudah, berhenti!” Padahal, kita tahu bahwa
anak akan lebih menurut jika diberikan perintah positif dan pujian
apabila ia berhasil melakukan sesuatu.

Fokus pada perilaku yang kita inginkan


Gunakan kalimat positif saat meminta anak melakukan sesuatu.
Contoh: “Tolong, simpan bajumu, ya”, bukan
“Jangan bikin berantakan!”

Nada suara itu penting


Membentak anak hanya akan menambah rasa stres dan marah, baik
pada diri orang tua maupun anak sendiri. Cobalah menarik perhatian
anak dengan memanggil nama mereka dan berbicara dengan suara
yang tenang.

Puji anak atas perilaku baiknya


Pujilah anak, termasuk si remaja, jika mereka menunjukkan perilaku
yang baik. Anak mungkin tidak menunjukkan ia senang, tetapi lain kali
ia akan mengulangi perilaku baiknya itu. Pujian juga menunjukkan
bahwa kita memperhatikan dan peduli kepada tingkah laku mereka.

Tetap realistis
Apakah permintaan kita realistis untuk dilaksanakan anak? Anak-anak
usia muda biasanya kesulitan untuk tetap tenang di dalam rumah
sepanjang hari penuh. Namun, mereka bisa tenang selama 15 menit
sementara orang tua menerima telepon.

Bantu si remaja tetap dekat dengan teman-temannya


Anak remaja memiliki kebutuhan lebih besar untuk berkomunikasi
dengan teman. Bantu anak tetap terhubung melalui media sosial dan
cara lain tanpa melanggar jarak aman. Orang tua pun bisa ikut!

>> Unduh infographic di sini

>> Kembali ke atas

 
3. Buat jadwal
COVID-19 menghentikan rutinitas kerja, rumah, dan sekolah. Inilah
situasi sulit bagi anak, baik yang berusia muda maupun remaja, dan
orang dewasa. Untuk mengatasinya, buatlah rutinitas baru.
 

Rutinitas fleksibel, namun konsisten 


 

 Buat jadwal untuk orang tua dan anak. Cantumkan waktu-waktu untuk
kegiatan terarah dan kegiatan santai. Jadwal membantu anak merasa
lebih aman dan tenang.
 Anak bisa membantu merancang jadwal—seperti jadwal pelajaran.
Jika dilibatkan, anak lebih mungkin akan mengikuti jadwal dengan
baik.
 Masukkan jadwal berolah raga setiap harinya. Olah raga membantu
meredakan stres dan menyalurkan energi anak.

Ajarkan anak tentang jarak aman dan cara


mempertahankannya
 

 Bawa anak ke luar rumah—jika masih diperbolehkan


 Buat surat atau gambar untuk dilihat orang-orang lain. Tempelkan di
jendela atau dinding rumah agar bisa dilihat!
 Yakinkan anak; sampaikan cara-cara yang akan dilakukan agar
mereka tetap aman.
 Dengarkan saran mereka dan pertimbangkan dengan serius

Cuci tangan dan bersih-bersih bisa jadi seru


 

 Buat lagu cuci tangan berdurasi dua puluh detik. Jangan lupa
tambahkan gaya, ya!
 Berikan anak poin dan pujian jika mencuci tangan dengan teratur
 Buat permainan bertema sentuhan wajah. Pemenangnya adalah
orang yang paling jarang menyentuh wajah (silakan jadi juri dengan
menghitung skor setiap orang)

Ingat, orang tua adalah panutan bagi anak


Mulailah dari diri sendiri dalam menerapkan jaga jarak dan kebersihan
serta memperlakukan orang lain dengan baik—terutama mereka yang
sakit atau rentan. Anak akan mencontoh perilaku yang ditampilkan
orang tua.

Di akhir hari, ajak anak berefleksi tentang hari mereka. Sampaikan


satu hal positif atau menyenangkan yang dilakukan anak. Jangan lupa
memuji diri sendiri juga atas perilaku baik anak. Andalah orang tua
dan pengasuh super!

>> Unduh infographic di sini

>> Kembali ke atas

 
4. Mengatasi perilaku kurang baik
 

Semua anak pernah berperilaku kurang baik. Hal ini wajar


saat anak lelah, lapar, takut, atau sedang belajar mandiri.
Lagipula, mereka pun jenuh karena harus terus-menerus
berada di dalam rumah.

Alihkan

 Atasi segera perilaku kurang baik dan alihkan perhatian anak ke


perilaku yang baik.
 Hentikan sebelum dimulai! Begitu anak mulai gelisah, alihkan
perhatiannya dengan menawarkan kegiatan menarik atau
menyenangkan, seperti mengajak mereka berjalan-jalan di sekitar
rumah.

Ambil napas
Frustrasi? Diri kita pun butuh jeda. Ambil sepuluh detik untuk
bernapas tenang. Hirup dan hembuskan napas dengan perlahan
sebanyak lima kali. Setelah itu, hadapi situasi dengan lebih tenang.
Banyak orang tua berkata cara ini sangat membantu.

 
Ajarkan anak konsekuensi
Konsekuensi membantu setiap anak bertanggung jawab atas
tindakannya. Konsekuensi juga menanamkan disiplin. Hal ini lebih
efektif dibandingkan memukul atau membentak.

 Minta anak memilih mengikuti arahan orang tua sebelum memberikan


konsekuensi.
 Cobalah tetap tenang saat memberikan konsekuensi
 Pastikan Anda juga konsisten dalam menerapkan konsekuensi.
Konsekuensi pun harus realistis. Menyita ponsel anak remaja selama
sepekan jauh lebih sulit dilakukan dibandingkan menyimpan
ponselnya selama satu jam.
 Setelah konsekuensi selesai, berikan anak kesempatan melakukan
hal baik, dan pujilah mereka.

Waktu berkualitas, memuji anak, dan rutinitas yang konsisten bisa


membantu mengatasi perilaku kurang baik.
Berikan juga anak dan remaja tugas sederhana yang mengandung
tanggung jawab. Pastikan tugas itu memang sanggup mereka
lakukan. Jangan lupa untuk memuji mereka setelah selesai!

>> Unduh infographic di sini

>> Kembali ke atas

 
5. Tetap tenang dan kelola stres

Masa-masa ini adalah masa saat stres mudah menyerang. Rawat diri
agar kita bisa merawat anak-anak.

Anda tidak sendiri


Ada jutaan orang lain dengan rasa takut yang sama. Carilah
seseorang yang dapat menjadi teman bicara. Dengarkan juga mereka.
Hindari media sosial yang bisa membuat panik.

Beristirahatlah
Kita semua butuh istirahat. Saat anak-anak tidur, lakukan kegiatan
yang kita sukai atau yang membuat tenang. Buat daftar kegiatan
sehat yang ANDA senangi. Anda pun layak terhibur!

Dengarkan anak-anak
Terbukalah dan dengarkan anak-anak. Anak mencari orang tua dan
pengasuh untuk mendapatkan dukungan dan ketenangan. Simak
cerita mereka. Terima perasaan mereka dan berikan mereka rasa
nyaman.

Jeda sejenak
Berikut adalah ide kegiatan satu menit yang bisa dilakukan setiap kali
timbul stress dan rasa cemas.

Langkah 1: Persiapan
 

 Cari posisi duduk yang nyaman. Telapak kaki menempel pada lantai
dan letakkan kedua tangan di atas pangkuan.
 Jika sudah merasa nyaman, pejamkan mata.

 
Langkah 2: Pikiran, perasaan, reaksi
 

 Berdialoglah dengan diri sendiri. Tanya, “Apa yang sedang saya


pikirkan?”
 Perhatikan pikiran yang muncul—negatif atau positif
 Perhatikan emosi yang timbul—bahagia atau sebaliknya
 Perhatikan reaksi tubuh—adakah yang bagian tubuh yang menjadi
tegang atau terasa nyeri?

 
Langkah 3: Fokus pada pernapasan
 

 Dengarkan napas masuk dan keluar


 Silakan letakkan satu tangan di atas perut. Rasakan perut naik dan
turun seirama napas
 Jika mau, berdialoglah lagi dengan diri sendiri. Katakan, “Jangan
khawatir. Apa pun yang sedang terjadi, saya baik-baik saja.”
 Teruskan mendengarkan napas sebentar.

 
Langkah 4: Kembali
 

 Perhatikan kondisi tubuh


 Dengarkan suara-suara di ruangan

 
Langkah 5: Berefleksi
 

 Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ada perasaan yang berbeda?”


 Setelah siap, buka kembali mata. Terbukalah dan dengarkan anak-
anak. Anak mencari orang tua dan pengasuh untuk mendapatkan
dukungan dan ketenangan. Simak cerita mereka. Terima perasaan
mereka dan berikan mereka rasa nyaman

Mengambil jeda seperti di atas juga dapat membantu jika anak-anak


terasa mengganggu atau kita melakukan kesalahan. Dengan
memusatkan perhatian pada diri sendiri selama satu menit, kita
memberikan diri kesempatan menjadi lebih tenang Menghirup napas
dalam-dalam beberapa kali dan merasakan lantai di bawah kaki bisa
membuat perbedaan besar. Anak pun dapat diajak melakukan
kegiatan ini!

>> Unduh infographic di sini

>> Kembali ke atas

 
6. Mendiskusikan COVID-19
Bersedialah berdiskusi. Anak-anak pasti mendengar berita. Lindungi
anak bukan dengan menolak menjelaskan atau menutup-nutupi
keadaan, melainkan dengan sikap jujur dan terbuka. Sesuaikan
penyampaian dengan tingkat pemahaman anak. Andalah yang paling
tahu.

Bersikap terbuka, dengarkan anak


Mulailah dengan mengajak anak Anda berbicara tentang topik
ini. Ajukan beberapa pertanyaan yang meminta mereka menjelaskan
suasana dari sudut pandangnya untuk mengetahui tingkat
pengetahuan mereka. Menggambar, membacakan cerita, dan
aktivitas lainnya dapat membantu membuka percakapan. 

Izinkan anak bebas berbicara. Yang terpenting, jangan menganggap


kecil atau menghindari keresahan mereka. Pastikan Anda mengakui
perasaan mereka dan meyakinkan mereka bahwa wajar untuk merasa
takut tentang hal-hal ini.

Bersikaplah jujur
Jawab setiap pertanyaan dengan jujur. Pertimbangkan usia anak dan
seberapa baik mereka dapat memahami informasi. Gunakan bahasa
yang sesuai dengan usia, perhatikan reaksi mereka, dan peka
terhadap tingkat kecemasan mereka.

Bersikaplah mendukung
Anak mungkin merasa takut atau bingung. Berikan mereka
kesempatan menyampaikan perasaannya. Yakinkan anak bahwa kita
ada untuk mereka.
Anda dapat membantu anak-anak Anda mengatasi stres dengan
menciptakan suasana yang kondusif bagi mereka untuk bermain dan
bersantai, jika memungkinkan. Pertahankan rutinitas dan jadwal rutin
sebanyak mungkin, terutama sebelum tidur.

Tunjukkan pada mereka cara melindungi diri dan teman-


teman mereka
Salah satu cara terbaik untuk menjaga anak-anak aman dari
coronavirus dan penyakit lain cukup dengan mengingatkan mereka
tentang pentingnya rutin cuci tangan dengan sabun. 

Anda juga dapat menunjukkan kepada anak-anak cara menutupi


batuk atau bersin dengan siku mereka, menjelaskan bahwa
cara terbaik adalah tidak terlalu dekat dengan orang-orang yang
memiliki gejala-gejala tersebut, dan meminta mereka untuk memberi
tahu Anda jika mereka mulai merasakan demam, batuk. atau
mengalami kesulitan bernafas.

Tidak tahu jawabannya? Tidak apa-apa


Tidak ada salahnya mengakui jika ada pertanyaan yang tidak dapat
kita jawab. Katakanlah, “Ayah/ibu tidak tahu, kami juga masih belajar,”
atau “Ayah/ibu tidak tahu, tetapi sepertinya…” Gunakan kesempatan
ini untuk belajar sesuatu yang baru bersama-sama anak!

Pahlawan, bukan perundung


Jelaskan bahwa COVID-19 tidak ada kaitannya dengan penampilan,
negara asal, atau bahasa seseorang. Sampaikan kepada anak bahwa
kita bisa mengasihi mereka yang tengah sakit atau petugas medis
yang terus bekerja. Coba cari kisah-kisah tentang orang-orang yang
bekerja keras untuk menghentikan wabah dan merawat pasien.

Menyortir kisah yang beredar


Ada begitu banyak informasi yang beredar, tetapi sebagian di
antaranya mungkin tidak benar. Selalu rujuk informasi ke sumber-
sumber terpercaya seperti UNICEF dan World Health Organization. 

Ingatkan anak bahwa mereka selalu dicintai


Penting untuk mengetahui bahwa Anda tidak meninggalkan anak-
anak dalam keadaan tertekan. Jangan lupa menanyakan keadaan
anak. Saat percakapan Anda selesai, cobalah untuk mengukur tingkat
kecemasan mereka dengan memperhatikan bahasa tubuh mereka,
mempertimbangkan apakah mereka menggunakan nada suara
mereka yang biasa dan memperhatikan pernapasan mereka.

Ingatkan bahwa kita peduli dan kita ada jika mereka butuh teman
bicara. Setelah itu, jangan lupa bersenang-senang!

Anda mungkin juga menyukai