Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 7

ILHAM RIZKY RITONGA


MITA ANGGRAINI
YUDI ADETIYA

METODELOGI DALAM
PENELITIAN BIOETIKA
1. SEJARAH BIOETIKA

• Bioetika di kemukakan oleh V.P. Potter tahun 1970 dalam bukunya Bioethics: A Bridge to the
Future, ia mendefenisikan bioetika sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengkombinasikan
pengetahuan biologi dengan pengetahuan sistem nilai manusiawi. Namun sebenarnya konsep
bioetika sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu sebagai warisan kemanusiaan.
• Bioetika atau bioethics atau etika biologi didefinisikan oleh Samuel Gorovitz (dalam
Shannon, 1995) sebagai “penyelidikan kritis tentang dimensi-dimensi moral dari pengambilan
keputusan dalam konteks berkaitan dengan kesehatan dan dalam konteks yang melibatkan
ilmu-ilmu biologis”. Jadi bioetika menyelidiki dimensi etis dari masalahmasalah teknologi,
ilmu kedokteran, dan biologi yang terkait dengan penerapannya dalam kehidupan.
• Istilah bioetika menunjuk pada 2 hal: 1) ilmu Pengetahuan dan 2) pemahaman mengenai
kemanusiaan. Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh institute for the study of society, ethics
and the life sciences, New York (Amerika Serikat) pada tahun 1969.
• Di Indonesia bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang dipelopori oleh pusat
pengembangan etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol setelah
universitas Gajahmada Yogyakarta yang melaksanakan pertemuan bioethics 2000., An International
Exchange dan pertemuan nasional 1 bioetika dan humaniora pada bulan agustus 2000.
• Dengan terselengaranya pertemuan nasional 2 bioetika dan humaniora pada tahun 2002 di bandung,
pertemuan3 pada tahun 2004 di Jakarta dan pertemuan 4 pada tahun 2006 di Surabaya serta telah
terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI) pada tahun 2002,
diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di seluruh indonesia pada masa
dating.
• Kelahiran bioetika didesak oleh berbagai dampak perubahan-perubahan besar dunia
sejak tahun 1950-an. Perubahan-perubahan besar ini terjadi dalam lingkungan global
dan khusus kesehatan (Kusmaryanto, 2015). Perubahan dalam lingkungan global
diantaranya :
a. Perubahan Tatanan dunia; Setelah terjadi perang Dunia ke-2 perombakan dalam
tatanan sosial, budaya, pendidikan, dan lain-lain. Pada tingkat pendidikan dan
penguasaan informasi pada masyarakat umum meningkat, yang mana orang makin
berani bicara tentang hak dan menuntut hak.
b. Pemaduan Ilmu, teknologi, dan bisnis global.
c. Perkembangan komunikasi, informasi, dan transportasi.
d. Dominasi budaya
• Sejarah ilmu bioetika muncul dimulai adanya penemuan yang berhubungn dengan
biologi molekuler. Pada tahun 1953, Watson dan Crick memenangkan hadiah Nobel
bidang blokimia, atas keberhasilan penelitian mereka dalam menyingkap (discoring)
struktur molekul dari DNA (Desoxyribo Nucleic Acid), yaitu suatu materi genetik.
yang bertanggung jawab dalam pemindahan sifat dari induk ke keturunannya.
• Temuan struktur kimia molekul DNA tersebut merupakan tonggak sejarah yang sangat
penting dalam perkembangan ilmu biologi; yang kemudian mengantarkan ilmu
biologi ke arah molekuler. Dalam sejarah awalnya, bioetika hanya fokus pada masalah
kesehatan dan kedokteran, tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat maka perkembangan bioetika bukan hanya terbatas
dengan dua bidang tersebut tetapi etika biomedika, etika gen manusia, etika binatang,
etika lingkungan hidup, dan etika pendidikan biologi juga mengalami kemajuan.
• Hal ini tercermin dari definisi yang diberikan L. Feito mengatakan bahwa
bioetika adalah ilmu baru yang mempelajari tindakan manusia dan ilmu
yang berkaitan dengan hidup. Francess Abel memahami bioetika sebagai
studi interdisipliner yang berorientasi pada pengambilan keputusan etika
berdasarkan berbagai sistem etika atas kemajuan ilmu kesehatan, dan
biologi, dalam skala mikro dan makrososial, mikro dan makro ekonomi
dan pengaruhnya dalam masyarakat dan sistem nilai, baik untuk masa kini
maupun masa mendatang.
• Berdasarkan pemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa bioetika
berorientasi kepada pengambilan keputusan etika.
2. PRINSIP ETIK SECARA UMUM

• penelitian wajib didasarkan pada tiga prinsip etik (kaidah dasar moral), yaitu :
- Respect for persons (other): secara mendasar bertujuan menghormati otonomi untuk mengambil
keputusan mandiri (self determination) dan melindungi kelompokkelompok dependent (tergantung)
atau rentan (vulnerable), dari penyalahgunaan (harm dan abuse)
- Beneficence & Non Maleficence, prinsip berbuat baik, memberikan manfaat yang maksimal dan
risiko yang minimal, sebagai contoh kalau ada risiko harus yang wajar (reasonalble), dengan desain
penelitian yang ilmiah, peneliti ada kemampuan melaksanakan dengan baik, diikuti prinsip do no
harm (tidak merugikan, non maleficence)
- Prinsip etika keadilan (Justice), prinsip ini menekankan setiap orang layak mendapatkan sesuatu
sesuai dengan haknya menyangkut keadilan destributif dan pembagian yang seimbang (equitable).
PENILAIAN ETIK USULAN PENELITIAN

• Perlu diperhatikan beberapa hal dalam melakukan penilaian etik, antara lain :
1. pembenaran etik dan keabsahan ilmiah penelitian yang mengikutkan manusia sebagai relawan;
2. semua usulan penelitian dinilai kelaikan ilmiahnya dan kelaikan etiknya;
3. perlu dilihat apakah penelitian dengan sponsor ekternal ? atau penelitian kerjasama antar
negara ? harus sudah ada ethical approval dari negara asal;
4. persetujuan setelah penjelasan (PSP) perorangan (individual informed consent), dengan
berbagai persyaratan yang ketat;
5. memperoleh PSP adalah kewajiban spnsor dan poneliti;
6. perangsang (inducement) untuk ikut serta dalam penelitian;
7. manfaat dan resiko keikut sertaan dalam penelitian;
8. penelitian yang mengikut sertakan manusia yang tidak mampu memberi PSP;
9. Penelitian pada masyarakat dengan sumber dana terbatas;
10. memilih pembanding (contoh) pada uji klinik;
11. distribusi beban dan manfaat yang adil/wajar pada penelitian kelompok subjek penelitian;
12. penelitian dengan mengikutkan manusia yang rentan (vulnerable), anak-anak, gangguan
jiwa, perempuan hamil;
13. perlindungan kerahasiaan;
14. subjek yang dirugikan (injured) menerima pengobatan dan kompensasi;
15. kemampuan untuk penilaian etik dan ilmiah penelitian kesehatan perlu ditingkatkan;
16. kewajiban etis sponsor ekternal untuk menyediakan jasa pelayanan kesehatan.
PENGGUNAAN HEWAN PERCOBAAN

• Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hewan


percobaan, antara lain yang ditulis di deklarasi Helsinki butir 11 dan12
mengenai kehati-hatian (caution) yang wajar diterapkan pada penelitian yang
dapat mempengaruhi lingkungan, kesejahteran hewan yang diteliti harus
dihormati. Ada hal lain, bahwa saat ini penyayang binatang berkembang
cepat, yang menuntut pengurangan jumlah penggunaan hewan percobaan
untuk penelitian dengan konsep 3 R (Reduction, refinement, replacement).
ETIKA PENULISAN NASKAH ILMIAH

• Ada beberapa katagori pelanggaran etik dalam menulis naskah ilmiah yang dapat didiskusikan antara lain ;
• 1) fabrication,
• 2) falsifications,
• 3) plagiarism,
• 4) authorships,
• 5) redundant,
• 6) membedakan cause and effect dan atau hanya hanya correlation,
• 7) abstract tanpa data, 8) conlict of interest.
• Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) 8 Dalam PNEPK ditegaskan bahwa penelitian kesehatan
yang mengikut-sertakan relawan manusia sebagai subjek penelitian wajib didasarkan pada tiga
prinsipetik umum, yaitu menghormati harkat martabat manusia (respect for persons), berbuat
baik (beneficence) dan keadilan (justice). Prinsip etik umum pertama, menghormati harkat
martabat manusia yang sebagai pribadi (persona) memiliki kebebasan berkehendak atau
memilih dan bertanggung jawab secara pribadi tentang keputusannya.
• Prinsip etik umum pertama bertujuan untuk:
• Menghormati otonomi, yang mempersyaratkan bahwa manusia yang mampu menalar pilihan
pribadinya harus diperlakukan dengan menghormati kemampuannya untuk mengambil
keputusan mandiri (self-determination)
• Melindungi manusia yang otonominya kurang atau terganggu. Hal ini mempersyaratkan
bahwa subjek yang berketergangtungan (dependent) atau rentan (vulnerable) perlu dilindungi
terhadap kerugian (harm) atau penyalahgunaan (abuse).
• Masalah PSP telah dibahas secara rinci dalam PNEPK, namun demikianperlu lagi
ditekankan bahwa PSP adalah pernyataan persetujuan ikut serta dalam penelitian dari
seorang awam. Karena itu PSP sewajarnya ditulis dengan menggunakan bahasa orang
awam tanpaperistilahan kedokteran. Lebih penting lagi perlu dijaga, seperti sekarang
makin sering terjadi, bahwa PSP tidak berubah menjadi dokumen hukum guna
melindungi peneliti, lembaga penelitian, sponsor atau donor. Jika dokumen hukum
dipersyaratkan oleh sponsor atau donor maka dokumen hukum, jika dianggap wajar,
dibuat terpisah dari PSP. Calon subjek penelitian hanya boleh dihubungi dan
dimintakan PSP jika penelitian telah mendapat persetujuan ilmiah dan etik dari komisi
yang berwenang.
PENGAJUAN ETHICAL CLEARANCE

• Usulan ethical clearance diserahkan kepada sekretariat Komisi Etik Penelitian Kesehatan. Kelengkapan berkas
terdiri dari :
• 1. Surat usulan dari institusi
• 2. Protokol penelitian
• 3. Daftar tim peneliti
• 4. CV peneliti utama
• 5. Surat persetujuan pelaksanaan penelitian dari scientific board (PPI)
• 6. Informed Consent (formulir persetujuan keikutsertaan dalam penel
• 7. Ethical Clearance dari institusi lain (bila ada)
• 8. Kuesioner / pedoman wawancara (bila ada)
• Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penilaian etik penelitian kesehatan:
• Surat usulan dari institusi tempat peneliti bekerja, bila usulan berasal dari luar institusi Badan Litbangkes yang
memiliki Komisi Etik Institusi, maka usulan harus berasal dari Komisi etik institusi tersebut (bukan dari peneliti
utama/pimpinan insitusi)
• Surat rekomendasi dari Panitia Pembina Ilmiah.
• Protokol penelitian meliputi tujuan dan manfaat, metodologi yang menjelaskan secara terperinci mengenai : tata cara
pengambilan sample (darah/urine/spesimen lainnya), tujuan pemeriksaan, intervensi yang diberikan, serta manfaat
bagi responden (bila ada uji klinik/ pengambilan sample), jumlah biaya yang diperlukan dalam penelitian tersebut.
• Daftar tim peneliti, beserta keahliannya
• Curriculum vitae peneliti utama atau Ketua Pelaksana, untuk melihat apakah kemampuan peneliti utama atau ketua
pelaksana sudah sesuai dengan apa yang akan dikerjakan.
• Keterangan pembiayaan, untuk melihat apakah sudah etis bila suatu penelitian dilihat dari jumlah biaya dan hasil
yang akan didapat.
• Ethical clearance dari institusi lain (bila ada).
• Penjelasan dan Informed Consent dalam 1 lembar / tidak terpisah
• Aspek-aspek yang perlu dicantumkan dalam suatu informed consent adalah sebagai berikut :
• Kesediaan subyek untuk secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam penelitian itu,
termasuk penelitian eksperimen.
• Penjelasan tentang penelitian.
• Pernyataan tentang berapa lama subyek penelitian perlu berpartisipasi dalam penelitian
• Gambaran tentang apa yang akan dilakukan terhadap subyek penelitian, sebagai peserta
sukarela penelitian. Setiap prosedur eksperimental perlu dijelaskan.
• Gambaran mengenai resiko dan rasa tidak enak yang mungkin dialami subyek, jika subyek
berpartisipasi dalam penelitian.
• Gambaran tentang keuntungan atau ganti rugi bagi subyek, jika subyek berpartisipasi dalam
penelitian ini.
• Informasi mengenai pengobatan dan alternatif lain yang akan diberikan kepada subyek, jika
subyek mengalami resiko dalam penelitian.
• Gambaran tentang terjaminnya rahasia biodata dan hasil pemeriksaan medis subyek.
• Penjelasan mengenai pengobatan medis dan ganti rugi yang akan diberikan kepada subyek, jika
subyek mengalami masalah yang berhubungan dengan penelitian.
• Nama jelas dan alamat berserta nomor telepon yang lengkap, kepada siapa calon subyek dapat
menanyakan tentang masalah kesehatan yang mungkin muncul berkaitan dengan penelitian
tersebut.
• Pengertian partisipasi dalam penelitian haruslah sukarela, bahwa subyek dapat memutuskan untuk
meninggalkan penelitian tanpa dirugikan, bahwa apabila ia bersedia berpartisipasi kemudian
sesudah jangka waktu tertentu ia meninggalkan penelitian, ia bebas pergi tanpa ada sanksinya.
• Jumlah subyek penelitian yang akan turut serta dalam penelitian dan lokasi penelitian akan
dilaksanakan.
• Subyek akan diberitahukan jika terjadi problem yang membahayakan subyek dalam penelitian
tersebut
SISTEMATIKA PENELITIAN

• Jenis Penelitian
• Historical Research
• Bertujuan membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif
• Tergantung pada data yang diobservasi orang lain
• Tertib-ketat, sistematis, dan tuntas (bukan berat sebelah)
• Data berasal dari data primer dan data sekunder
• Otentik, akurat dan relevan
• Mencari informasi dari sumber yang lebih luas
• Descriptive Research
• Bertujuan mendeskripsikan fenomena secara sistematis, faktual, dan akurat
• Tidak menerangkan saling hubungan
• Tidak menguji hipotesis
• Tidak membuat ramalan
• Bukan mencari makna atau implikasi
• Tidak melakukan generalisasi
• Biasanya disebut juga penelitian survei (survey research)
• Developmental Research
• Bertujuan menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan sebagai fungsi waktu
• Memusatkan pada perkembangan variabel selama beberapa waktu tertentu
• Dapat berupa studi longitudinal atau cross sectional
• Kurang tepat untuk digunakan sebagai prediksi jangka panjang
Case Study
• Bertujuan mempelajari secara intensif/mendalam tentang suatu fenomena
• Menghasilkan gambaran yang lengkap dan terorganisir secara baik
• Ruang lingkupnya mencakup keseluruhan siklus kehidupan atau hana segmen
tertentu saja
• Meneliti sejumlah unit yang kecil tapi menyangkut variabel yang banyak
• Tidak melakukan generalisasi
• Peka terhadap subjektivitas
Correlational Research
• Bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu variabel berkaitan dengan
variasi-variasi dalam satu atau lebih variabel lain
• Biasanya bersifat ex-post facto
• Cocok untuk variabel yang rumit yang tidak dapat dilakukan dengan eksperimen
• Melakukan pengukuran derajat hubungannya
Causal-Comparative Research
• Bertujuan menyelidiki hubungan sebab akibat antar variabel b
• Bersifat ex-post facto
• Menghasilkan informasi yang berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan
• Hanya membatasi pada sejumlah variabel saja
Experimental Research
• Bertujuan menyelidiki saling hubungan sebab-akibat dengan memberikan perlakuan tertentu
• Menuntut pengaturan variabel dan kondisi eksperimen secara tertib-ketat
• Menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding kelompok eksperimen
• Internal validity adalah sine qua non (keharusan)
• Berupaya untuk mengendalikan semua variabel agar tidak terjadi bias perlakuan
Action Research
• Bertujuan mengembangkan cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan cara penerapan
secara langsung
• Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual
• Kerangka kerja teratur dalam pemecahan masalah
• Fleksibel dan adaptif
• Tujuannya situasional dan sampelnya terbatas
Ex-Post Facto Research
• Variabel yang diteliti sudah terjadi dan tidak dapat dimanipulasi
• Kaitan antarvariabel terjadi tanpa intervensi langsung
• Biasanya melakukan generalisasi d. Tidak memberikan perlakuan sedikit pun
Naturalistic Research
• Bertujuan meneliti objek secara alamiah dan bersifat apa adanya
• Peneliti sebagai instrumen penelitian
• Lebih menekankan pada proses dan makna daripada generalisasi
• Biasanya pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam dan observasi berpartisipasi
• Kajiannya lebih khusus dan bersifat mendalam
• Tidak menggunakan sampling
• Biasanya disebut juga penelitian kualitatif murni
Evaluation Research
• Bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan sebuah program
• Temuannya merupakan feedback bagi penyempurnaan program
PRINSIP DASAR BIOETIKA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

•  Pendahuluan
• Etika penulisan penting dipahami.
• Banyak penulis yang tidak tahu.
• Akibatnya banyak plagiat tanpa sengaja.
• Sangsi plagiat sangat berat
• Kewajiban Penulis
• Menjunjung tinggi posisi terhormatnya.
• Tanggap terhadap usul/koreksi dari penyunting.
• Menjunjung tinggi hak orang lain.
• Menghormati pembaca.
• Merevisi karyanya jika diminta penerbit.
• Hak-hak Penulis
• Perlindungan atas karya tulisnya.
• Bebas mempublikasikan karyanya.
• Mendapat kesempatan yang sama untuk mempublikasikan.
• Mendapat biaya publikasi.
• Mendapat royalti atau honorarium
• Etika Penulisan Bertujuan Untuk:
• Menjamin akurasi temuan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
• Untuk melindungi hak kekayaan intelektual peneliti
• Untuk melindungi obyek penelitian dari pemalsuan dan kerusakan
• Menjaga reputasi ilmuwan 5. Menegakkan etika moral dalam berperilaku
• Menurut Permendiknas (No. 17/2010): “Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak
sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya
ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain
yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai
Metodelogi penelitian di bidang Bioetika
• Beberapa kasus Plagiasi
• Copy paste kalimat dari karya ilmiah lain tanpa sistem acuan yang baku
• Penambahan teks dari karya ilmiah lain
• Melakukan substitusi kata (sinonim) dari kalimat pada karya ilmiah lain
• Pengubahan kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya dari karya lain
• Paraphrase tanpa acuan, yaitu membuat kalimat lain, tapi idenya sama tanpa
• sumber acuan
THANK YOU !!

Anda mungkin juga menyukai