Anda di halaman 1dari 24

BIOETIKA

Etika penetilitian menggunakan organisme


hidup

Kelompok 6

Fadhila Humaira
Nurul ‘Izzati
Aulya Novita
Awal mula

Pada tahun 1976 Departemen Kesehatan Pendidikan dan


Kesejahteraan Amerika Serikat melahirkan The Belmont Report
yang merekomendasikan tiga prinsip etik Umum penelitian
kesehatan yang mengikutsertakan manusia sebagai subjek
penelitian Secara universal, ketiga prinsip tersebut telah disepakati
dan diakui sebagai prinsip etik umum Penelitian kesehatan yang
memiliki kekuatan moral, sehingga suatu penelitian dapat
dipertanggung jawabkan baik menurut pandangan etik maupun
hukum.
PRINSIP DASAR PENELITIAN
Kejujuran, yaitu jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode dan prosedur penelitian,
publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Jujur untuk mampu menghargai rekan peneliti dan
tidak mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan sendiri dinyatakan sebagai pekerjaan sendiri .

Profesionalisme, yaitu sebagai individu peneliti bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan
dan hasil yang akan dicapai sesuai dengan hal yang telah ditentukan.

Efektivitas, yaitu seberapa jauh target atau hasil yang diperoleh melalui penelitian yang dilakukan, sehingga semakin tinggi
target yang dicapai maka semakin tinggi pencapaian efektifitas dari tujuan penelitian.

Produktivitas, yaitu upaya peneliti untuk membaktikan diri pada pencairan kebenaran ilmiah demi memajukan BAB II Kode Etik
Penelitian dan Karya Ilmiah UHAMKA | 13 ilmu pengetahuan, menemukan teknologi dan menghasilkan inovasi bagi
peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia.
Kesetaraan, yaitu upaya peneliti untuk menghindari pembedaan perlakuan pada rekan kerja karena alasan jenis elamin, ras,
suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.

Keadilan, yaitu peneliti melakukan penelitian tanpa harus melihat siapa rekan kerja, untuk memperoleh
porsi yang sama dalam berpendapat dan memberikan masukan terhadap penelitian yang dilakukan.

Objektifitas, yaitu upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data,
penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.

Saling Menghargai, yaitu upaya peneliti mengelola penelitian secara bernurani dan berkeadilan terhadap
lingkungan penelitiannya, menghormati obyek penelitian manusia, sumber daya alam hayati dan non hayati
secara bermoral, berbuat sesuai dengan perkenan kodrat dan karakter objek penelitiannya, tanpa menimbulkan
rasa merendahkan martabat sesama ciptaan tuhan.
Amanah, yaitu upaya peneliti untuk mampu mengelola sumber daya keilmuan yang dimiliki dengan penuh rasa tanggungjawab kepada
Allah SWT dan kepada umat manusia umumnya, terutama dalam pemanfaatan hasil penelitian serta mampu mensyukuri nikmat
anugerah Allah SWT atas kemampuan sumber daya keilmuan yang dimilikinya dengan penuh rasa syukur.

Keterbukaan, yaitu secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian, termasuk terbuka terhadap
kritik dan ide-ide baru.
Kelayakan, yaitu upaya membahas secara mendalam mengenai objek yang dijadikan penelitian agar memperoleh hasil
penelitian yang baik dan sebenar – benarnya.
Menjunjung tinggi sikap ilmiah, yaitu kritis dalam pencarian kebenaran dan terbuka untuk diuji.

Bebas dari kepentingan dan persaingan untuk keuntungan pribadi agar hasil penelitian yang diperoleh bermanfaat untuk orang
banyak.

Arif, tanpa mengorbankan integritas ilmiah dalam berhadapan dengan kepekaan yang berbasis ras, agama, budaya, ekonomi
dan politik dalam melaksanakan kegiatan penelitian.

Berperilaku hormat pada martabat untuk saling menghormati hak hak peneliti serta ikut menolak dalam suatu
penelitian yang penuh prasangka.
ETIKA PENELITIAN
Dalam kegiatan penelitian, peneliti harus mematuhi etika penelitian dan/atau hukum
(peraturan) penelitian yang berlaku. Etika, menurut Cooper & Schindler, dapat diartikan
sebagai norma atau standar perilaku yang memandu pilihan moral mengenai perilaku kita
dan hubungan kita dengan orang lain. Jika kita lihat asal dari kata etika dari bahasa Yunani,
yakni ethos, maka etika artinya adalah “adat istiadat” atau yang berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu kelompok/masyarakat. Dalam
kegiatan penelitian, maka etika penelitian bertujuan untuk menjamin bahwa tidak
seorangpun yang dirugikan atau menanggung konsekuensi yang merugikan dari kegiatan
penelitian
Introduction
Kami melakukan pendekatan untuk menyelidiki pola dan penggunaan panen skala
kecil pada hutan mangrove di Teluk Assassins di Madagaskar barat daya, daerah
terpencil di mana bakau digunakan oleh sebagian besar masyarakat.

Pertama, kita mencirikan komposisi hutan mangrove dan struktur di seluruh


daerah.

Kedua, kita mengukur pola tekanan panen pada sistem bakau dan volume
biomassa yang dihapus.

Ketiga, kami menyelidiki penggunaan rumah tangga dari kayu bakau. Kami
mempertimbangkan implikasi manajemen penggunaan bakau saat ini dan
dampaknya di Teluk Assassins.
Lima etika dalam penelitian yang harus dihormati oleh setiap peneliti:

1. Peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk ikut serta dalam suatu
penelitian.
2. Peneliti tidak boleh memberikan keterangan yang keliru untuk mendorong
subyek agar mau ikut serta dalam suatu penelitian.
3. Tidak boleh membawa cedera (fisik maupun psikologis) bagi para subyek
penelitian: subyek penelitian adalah anonim (tidak dikenal) dan
confidential (rahasia).
4. Peneliti dituntut untuk menyajikan data penelitian secara jujur.
5. Hipotesis harus dibuat sebelum penelitian diawali, bukan setelah hasil
penelitian diketahui.
Menurut Komisi Etika Penelitian Unika Atma Jaya Jakarta
(2010:7-11), etika penelitian adalah pertimbangan rasional
mengenai kewajiban-kewajiban moral seorang peneliti atas
apa yang dikerjakannya dalam penelitian, publikasi, dan
pengabdiannya kepada masyarakat. Seorang peneliti selain
harus menguasai metodologi penelitian, juga perlu
memberikan perhatian pada prinsip-prinsip etika penelitian
• ATURAN HUKUM DALAM PENELITIAN
Diatur dalam UU Kesehatan no.23/1992 dan lebih lanjut diatur dalam PP
no. 39/1995 tentang penelitian dan pengembangan kesehatan.Disini
Penelitian /riset yang dimaksud adalah penelitian biomedik, mencakup
riset farmasetik, radiasi, sampel biologik, dll

Menurut UU pasal 18, Pemerintah berfungsi menumbuh kembangkan


motivasi, memberikan stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim
yang kondusif bagi perkembangan Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
Indonesia.
Dalam UU pasal 22, dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kepentingan
masyarakat, bangsa, dan negara serta keseimbangan tata kehidupan
manusia dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Untuk itu pemerintah
mengatur perizinan bagi pelaksanaan kegiatan penelitian, pengembangan,
dan penerapan ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang beresiko tinggi dan
berbahaya dengan memperhatikan standar nasional dan ketentuan yang
berlaku secara internasional (Pasal 22)

UU pasal 14 bertujuan memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan


teknologi bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan Negara, serta
meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam memperjuangkan
kepentingan Negara dalam pergaulan internasional.
Diatur dalam UU Kesehatan no.23/1992 dan lebih lanjut diatur dalam PP no. 39/1995
tentang penelitian dan pengembangan kesehatan.

Disini Penelitian /riset yang dimaksud adalah penelitian biomedik, mencakup riset
farmasetik, radiasi, sampel biologik, dll

Menurut UU ini, Pemerintah berfungsi menumbuh kembangkan motivasi, memberikan


stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
Indonesia (Pasal 18).

Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kepentingan masyarakat,


bangsa, dan negara serta keseimbangan tata kehidupan manusia dengan kelestarian fungsi lingkungan
hidup. Untuk itu pemerintah mengatur perizinan bagi pelaksanaan kegiatan penelitian,
pengembangan, dan penerapan ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang beresiko tinggi dan berbahaya
dengan memperhatikan standar nasional dan ketentuan yang berlaku secara internasional (Pasal 22).
.
KONSEKUENSI PELANGGARAN REGULASI ETIKA PENELITIAN KESEHATAN

Konsekuensi yang harus dilakukan oleh peneliti jika melanggar regulasi etika
penelitian kesehatan adalah:
1.Aspek keperdataan
Apabila karena kesalahan /kelalaian menimbulkan kerugian , maka wajib
mengganti rugi.
2.Aspek pidana

Apabila dalam pelaksanaan penelitian tidak memperhatikan norma yang berlaku


dalam masyarakat, tidak memperhatikan kesehatan, keselamatan, maka
dikenakan penjara 7 tahun dan membayar denda 140 juta rupiah yang ada
dalam PP No.39 Tahun 1995 pasal 5 ayat 2 dan 9
• PRINSIP DASAR BIOETIKA PENELITIAN ATAS SUBJEK MANUSIA

Penelitian manusia ialah penelitian yang dilakukan pada manusia untuk


mengetahui sebab ataupun gejala dari suatu penyakit, yang bertujuan
untuk memperoleh informasi yang akurat tentang perkembangan suatu
penyakit. Manfaatnya bagi umat manusia adalah untuk mengatasi,
mencegah dan mengobati penyakit yang dialami oleh manusia
• Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human
dignity).
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan
informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta
memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan
yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia,
adalah: peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed
consent) yang terdiri dari:
• penjelasan manfaat penelitian
• penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan
• penjelasan manfaat yang akan didapatkan
• persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan
dengan prosedur penelitian
• persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja
Melakukan Penelitian dalam Suasana Trasparan

Karena publisitas yang diberikan kepada problem-problem disekitar penelitian


terjadilah sebuah diskusi mengenai cara melakukan penelitian. Forum-forum
utama bagi perdebatan ini telah dibentuk oleh presiden Amerika Serikat, diskusi ini
dikembangkan dalam departemen Kesehatan Amerika Serikat dan
perkembangangannya pada taraf federal.
Etika Pengambilan Sampel Manusia

Sejalan dengan perkembangan ilmu antropologi dan kedokteran,penelitian dengan


menggunakan sampel manusia menjadi hal yang semakin umum dilakukan.
Perkembangan dalam topik penelitian manusia ke arah medis dan karakter genetik juga
semakin memperluas kemungkinan pengambilan sampel bagian tubuh atau jaringan
tubuh manusia. Berbicara tentang etika dalam pengambilan sampel manusia bisa sangat
rumit. Biasanya, kajian etika diawali dari intuisi moral si pengamat, meskipun seringkali
tidak berakhir pada hal yang sama. Pada kenyataannya, etika sangat berkaitan dengan
persepsi tentang hal yang sangat berarti, nilai-nilai yang dianut, biaya yang mungkin
dikeluarkan, serta resiko dan keuntungan yang mungkin diperoleh. Sehingga,
penyusunan materi etika suatu penelitian biasanya melibatkan tidak hanya dari kalangan
peneliti tetapi juga dari non- peneliti, seperti pakar filsafat, pakar ilmu sosial, organisasi
non pemerintah dan perwakilan berbagai agama. Hal ini disebabkan karena cara orang
mengambil kesimpulan tentang nilai-nilai etika sangat tergantung kepada pengalaman
mereka dalam bidangnya masing-masing.
Regulasi Etika Penelitian Kesehatan

Dalam melaksanan penilaian etika dalam suatu penelitian terdapat beberapa regulasi yang
mengatur etika dalam suatu peneitian khususnya penelitian kesehatan yang
melibatkan manusia sebagai subjek penelitian yang akan dijelaskan dibawah ini.

1. Deklarasi Helsinki

Standar internasional telah mengembangkan kajian ilmiah dan etik terhadap penelitian
biomedik dan perilaku yang melibatkan subjek manusia. Dimulai dari Nuremberd
Code, kemudian diperkuat dengan adanya deklarasi Helsinki yang beberapa kali
mengalami penyempurnaan dimulai dari tahun 1964 sampai yang terbaru adalah pada
tahun 2008.
Dalam deklarasi Helsinki, prinsip utama yang harus
dipenuhi yaitu (Lake et all, 2015).
a. Pada penelitian kesehatan yang melibatkan manusia
sebagai subjek penelitian, peneliti harus memberi
informasi tentang tujuan, metode, sumber biaya,
segala kemungkinan konflik kepentingan yang akan
terjadi, institusi asal dari peneliti, manfaat dari
penelitian, serta prosedur untuk mencegah risiko
yang dimungkinkan akan terjadi.
b. Subjek yang akan menjadi subjek penelitian, harus
diberikan informasi bahwa mereka memiliki hak untuk
menolak untuk menjadi subjek penelitian ataupun
keluar ketika penelitian berlangsung
c. Setelah memastikan calon subjek mengerti tentang
informasi penelitian, peneliti memberikan suatu formulir
yang harus disetujui oleh calon subjek
d. Seluruh penelitian kesehatan harus memberi informasi
berkaitan tentang hasil yang akan dicapai.
e. Perhatian khusus untuk kelompok vulnerable
population.
B. Etika Dalam Melakukan Uji Coba Hewan Dalam Penelitian

1. Hewan dengan tingkat reproduksi tinggi


Alasan yang pertama adalah tikus merupakan hewan yang tidak akan terancam punah.
Penyebabnya adalah tikus memiliki proses reproduksi yang tidak terlalu lama. Selain itu, jangka waktu
hidup mereka hanya berkisar antara dua hingga tiga tahun. Itulah mengapa tikus sering digunakan oleh
peniliti dalam percobaannya.
2. Tikus gampang adaptasi
Selain dari sisi populasi, pertimbangan lain adalah perilaku tikus itu sendiri. Hewan ini sangat
gampang untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Selain itu, bentuk tikus yang kecil membuat para
peneliti mudah dalam menanganinya.
3.Harga tikus yang murah
Harga hewan ini tergolong murah. Hal ini akan menghemat biaya penelitian jika membutuhkan
jumlah tikus yang banyak dalam percobaannya. Di sisi lain, tikus juga bisa dibeli dalam jumlah banyak.
gen yang mirip dengan manusia juga membantu hasil penelitian yang lebih akurat.
ada lima etika dalam penelitian yang harus dihormati oleh setiap peneliti:

1. Peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk ikut serta dalam suatu penelitian.

2. Peneliti tidak boleh memberikan keterangan yang keliru untuk mendorong subyek agar
mau ikut serta dalam suatu penelitian.

3. Tidak boleh membawa cedera (fisik maupun psikologis) bagi para subyek penelitian:
subyek penelitian adalah anonim (tidak dikenal) dan confidential (rahasia).

4. Peneliti dituntut untuk menyajikan data penelitian secara jujur.

5. Hipotesis harus dibuat sebelum penelitian diawali, bukan setelah hasil penelitian
diketahui Babbie (Sunarto, 1993:230) .
• 4. Struktur tubuh tikus yang mudah dipahami
Perubahan pada struktur anatomi, fisiologi, dan genetika pada tikus saat percobaan
lebih mudah dipahami oleh para peneliti. Selain itu, penyebab dari perubahannya juga mudah
untuk dianalsisis. Itulah mengapa hampir 95% laboratorium menggunakan tikus dalam
penelitiannya.

• 5.Karakteristik tikus yang mirip dengan manusia


Beberapa kajian tentang diabetes, obesitas, kanker, dan penyakit jantung menggunakan
tikus dalam percobaannya. Hal ini dikarenakan karakter biologis dan tingkah lakunya yang
mirip dengan manusia. Bahkan penyakit manusia juga bisa dimasukkan ke dalam tubuh tikus.
Selain itu, struktur gen yang mirip dengan manusia juga membantu hasil penelitian yang lebih
akurat.
C.Komite Etik Penelitian
Merupakan badan independent yang dibentuk untuk mengawasi agar penelitian
pada manusia dilaksankan sesuai primsip-prinsip ICH-GCP
Bertujuan menilai proposal penellitian yang akan dilakukan di rumah-rumah sakit ,
pusat penelitian atau riset.
Fungsi :
Komisi etik penelitian memiliki peran sebagai pengkaji/penelaah secara ilmiah dan etis
terhadap semua usulan penelitian yang melibatkan manusia sebagai subjek secara langsung
maupun menggunakan informasi tertentu tentang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai