Kelompok 6
Fadhila Humaira
Nurul ‘Izzati
Aulya Novita
Awal mula
Profesionalisme, yaitu sebagai individu peneliti bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan
dan hasil yang akan dicapai sesuai dengan hal yang telah ditentukan.
Efektivitas, yaitu seberapa jauh target atau hasil yang diperoleh melalui penelitian yang dilakukan, sehingga semakin tinggi
target yang dicapai maka semakin tinggi pencapaian efektifitas dari tujuan penelitian.
Produktivitas, yaitu upaya peneliti untuk membaktikan diri pada pencairan kebenaran ilmiah demi memajukan BAB II Kode Etik
Penelitian dan Karya Ilmiah UHAMKA | 13 ilmu pengetahuan, menemukan teknologi dan menghasilkan inovasi bagi
peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia.
Kesetaraan, yaitu upaya peneliti untuk menghindari pembedaan perlakuan pada rekan kerja karena alasan jenis elamin, ras,
suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
Keadilan, yaitu peneliti melakukan penelitian tanpa harus melihat siapa rekan kerja, untuk memperoleh
porsi yang sama dalam berpendapat dan memberikan masukan terhadap penelitian yang dilakukan.
Objektifitas, yaitu upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data,
penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.
Saling Menghargai, yaitu upaya peneliti mengelola penelitian secara bernurani dan berkeadilan terhadap
lingkungan penelitiannya, menghormati obyek penelitian manusia, sumber daya alam hayati dan non hayati
secara bermoral, berbuat sesuai dengan perkenan kodrat dan karakter objek penelitiannya, tanpa menimbulkan
rasa merendahkan martabat sesama ciptaan tuhan.
Amanah, yaitu upaya peneliti untuk mampu mengelola sumber daya keilmuan yang dimiliki dengan penuh rasa tanggungjawab kepada
Allah SWT dan kepada umat manusia umumnya, terutama dalam pemanfaatan hasil penelitian serta mampu mensyukuri nikmat
anugerah Allah SWT atas kemampuan sumber daya keilmuan yang dimilikinya dengan penuh rasa syukur.
Keterbukaan, yaitu secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian, termasuk terbuka terhadap
kritik dan ide-ide baru.
Kelayakan, yaitu upaya membahas secara mendalam mengenai objek yang dijadikan penelitian agar memperoleh hasil
penelitian yang baik dan sebenar – benarnya.
Menjunjung tinggi sikap ilmiah, yaitu kritis dalam pencarian kebenaran dan terbuka untuk diuji.
Bebas dari kepentingan dan persaingan untuk keuntungan pribadi agar hasil penelitian yang diperoleh bermanfaat untuk orang
banyak.
Arif, tanpa mengorbankan integritas ilmiah dalam berhadapan dengan kepekaan yang berbasis ras, agama, budaya, ekonomi
dan politik dalam melaksanakan kegiatan penelitian.
Berperilaku hormat pada martabat untuk saling menghormati hak hak peneliti serta ikut menolak dalam suatu
penelitian yang penuh prasangka.
ETIKA PENELITIAN
Dalam kegiatan penelitian, peneliti harus mematuhi etika penelitian dan/atau hukum
(peraturan) penelitian yang berlaku. Etika, menurut Cooper & Schindler, dapat diartikan
sebagai norma atau standar perilaku yang memandu pilihan moral mengenai perilaku kita
dan hubungan kita dengan orang lain. Jika kita lihat asal dari kata etika dari bahasa Yunani,
yakni ethos, maka etika artinya adalah “adat istiadat” atau yang berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu kelompok/masyarakat. Dalam
kegiatan penelitian, maka etika penelitian bertujuan untuk menjamin bahwa tidak
seorangpun yang dirugikan atau menanggung konsekuensi yang merugikan dari kegiatan
penelitian
Introduction
Kami melakukan pendekatan untuk menyelidiki pola dan penggunaan panen skala
kecil pada hutan mangrove di Teluk Assassins di Madagaskar barat daya, daerah
terpencil di mana bakau digunakan oleh sebagian besar masyarakat.
Kedua, kita mengukur pola tekanan panen pada sistem bakau dan volume
biomassa yang dihapus.
Ketiga, kami menyelidiki penggunaan rumah tangga dari kayu bakau. Kami
mempertimbangkan implikasi manajemen penggunaan bakau saat ini dan
dampaknya di Teluk Assassins.
Lima etika dalam penelitian yang harus dihormati oleh setiap peneliti:
1. Peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk ikut serta dalam suatu
penelitian.
2. Peneliti tidak boleh memberikan keterangan yang keliru untuk mendorong
subyek agar mau ikut serta dalam suatu penelitian.
3. Tidak boleh membawa cedera (fisik maupun psikologis) bagi para subyek
penelitian: subyek penelitian adalah anonim (tidak dikenal) dan
confidential (rahasia).
4. Peneliti dituntut untuk menyajikan data penelitian secara jujur.
5. Hipotesis harus dibuat sebelum penelitian diawali, bukan setelah hasil
penelitian diketahui.
Menurut Komisi Etika Penelitian Unika Atma Jaya Jakarta
(2010:7-11), etika penelitian adalah pertimbangan rasional
mengenai kewajiban-kewajiban moral seorang peneliti atas
apa yang dikerjakannya dalam penelitian, publikasi, dan
pengabdiannya kepada masyarakat. Seorang peneliti selain
harus menguasai metodologi penelitian, juga perlu
memberikan perhatian pada prinsip-prinsip etika penelitian
• ATURAN HUKUM DALAM PENELITIAN
Diatur dalam UU Kesehatan no.23/1992 dan lebih lanjut diatur dalam PP
no. 39/1995 tentang penelitian dan pengembangan kesehatan.Disini
Penelitian /riset yang dimaksud adalah penelitian biomedik, mencakup
riset farmasetik, radiasi, sampel biologik, dll
Disini Penelitian /riset yang dimaksud adalah penelitian biomedik, mencakup riset
farmasetik, radiasi, sampel biologik, dll
Konsekuensi yang harus dilakukan oleh peneliti jika melanggar regulasi etika
penelitian kesehatan adalah:
1.Aspek keperdataan
Apabila karena kesalahan /kelalaian menimbulkan kerugian , maka wajib
mengganti rugi.
2.Aspek pidana
Dalam melaksanan penilaian etika dalam suatu penelitian terdapat beberapa regulasi yang
mengatur etika dalam suatu peneitian khususnya penelitian kesehatan yang
melibatkan manusia sebagai subjek penelitian yang akan dijelaskan dibawah ini.
1. Deklarasi Helsinki
Standar internasional telah mengembangkan kajian ilmiah dan etik terhadap penelitian
biomedik dan perilaku yang melibatkan subjek manusia. Dimulai dari Nuremberd
Code, kemudian diperkuat dengan adanya deklarasi Helsinki yang beberapa kali
mengalami penyempurnaan dimulai dari tahun 1964 sampai yang terbaru adalah pada
tahun 2008.
Dalam deklarasi Helsinki, prinsip utama yang harus
dipenuhi yaitu (Lake et all, 2015).
a. Pada penelitian kesehatan yang melibatkan manusia
sebagai subjek penelitian, peneliti harus memberi
informasi tentang tujuan, metode, sumber biaya,
segala kemungkinan konflik kepentingan yang akan
terjadi, institusi asal dari peneliti, manfaat dari
penelitian, serta prosedur untuk mencegah risiko
yang dimungkinkan akan terjadi.
b. Subjek yang akan menjadi subjek penelitian, harus
diberikan informasi bahwa mereka memiliki hak untuk
menolak untuk menjadi subjek penelitian ataupun
keluar ketika penelitian berlangsung
c. Setelah memastikan calon subjek mengerti tentang
informasi penelitian, peneliti memberikan suatu formulir
yang harus disetujui oleh calon subjek
d. Seluruh penelitian kesehatan harus memberi informasi
berkaitan tentang hasil yang akan dicapai.
e. Perhatian khusus untuk kelompok vulnerable
population.
B. Etika Dalam Melakukan Uji Coba Hewan Dalam Penelitian
1. Peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk ikut serta dalam suatu penelitian.
2. Peneliti tidak boleh memberikan keterangan yang keliru untuk mendorong subyek agar
mau ikut serta dalam suatu penelitian.
3. Tidak boleh membawa cedera (fisik maupun psikologis) bagi para subyek penelitian:
subyek penelitian adalah anonim (tidak dikenal) dan confidential (rahasia).
5. Hipotesis harus dibuat sebelum penelitian diawali, bukan setelah hasil penelitian
diketahui Babbie (Sunarto, 1993:230) .
• 4. Struktur tubuh tikus yang mudah dipahami
Perubahan pada struktur anatomi, fisiologi, dan genetika pada tikus saat percobaan
lebih mudah dipahami oleh para peneliti. Selain itu, penyebab dari perubahannya juga mudah
untuk dianalsisis. Itulah mengapa hampir 95% laboratorium menggunakan tikus dalam
penelitiannya.