BIOETIKA
OLEH
KELOMPOK 6
FADHILA HUMAIRA
AULYA NOVITA
NURUL IZZATI
JURUSAN BIOLOGI
2019
1. Bayi Tabung
Bayi tabung yaitu Bayi yang di hasilkan bukan dari persetubuhan, tetapi dengan cara
mengambil mani/sperma laki – laki atau ovum perempuan, lalu dimasukan dalam suatu alat
dalam waktu beberapa hari lamanya. Setelah hal tesebut dianggap mampu menjadi janin,
maka dimasukan dalam rahim ibu. Sel sperma tersebut kemudian akan membuahi sel telur
bukan pada tempatnya yang alami. Sel telur yang telah dibuahi ini kemudian diletakkan pada
rahim isteri dengan suatu cara tertentu sehingga kehamilan akan terjadi secara alamiah di
dalamnya. Bayi tabung atau yang dikenal sebagai Fertilisasi-in-vitro (dalam dunia medis) ini
merupakan suatu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung petri yang
dilakukan oleh petugas medis.
Keunggulan program bayi tabung adalah dapat memberikan peluang kehamilan bagi
pasutri yang sebelumnya menjalani pengobatan infertilitas biasa, namun tidak pernah
membuahkan hasil. Sedangkan kelemahan dari program ini adalah tingkat keberhasilannya
yang belum mencapai 100 persen. waktu untuk mengikuti program ini cukup lama dan
memerlukan biaya yang mahal.
Berbagai dukungan yang pro mengenai program bayi tabung ini kebanyakan adalah
dari kalangan medis dan pasangan suami istri yang sulit memperoleh keturunan. Kebanyakan
yang pro (mendukung) adanya program bayi tabung ini melihat dari aspek positif yang
nantinya akan diperoleh. Mereka pro dengan adanya bayi tabung ini dengan alasan antara
lain :
- Dengan adanya program bayi tabung maka pasangan suami istri yang awalnya tidak bisa
menghasilkan keturunan dalam waktu yang lama akhirnya bisa memperoleh keturunan
yang didam-idamkan dalam setiap kehidupan rumah tangga
- Kesulitan untuk memperoleh keturunan tersebut dapat di atasi dengan suatu upaya medis
agar pembuahan antara sel sperma dengan sel telur dapat terjadi di luar tempatnya yang
alami. Setelah sel sperma suami dapat sampai dan membuahi sel telur isteri dalam suatu
wadah yang mampunyai kondisi alami rahim, rahim isteri. Dengan demikian kehamilan
alami diharapkan dapat terjadi dan selanjutnya akan dapat dilahirkan bayi secara normal.
Proses seperti ini merupakan uapaya medis untuk mengatasi kesulitan yang ada.
- Untuk memenuhi Sunnah rasul, sebagaimana seperti hadist yang Diriwayatkan dari Anas
RA bahwa, Nabi SAW telah bersabda :
فَــِانـِّـي مـُـَك اثـٌر ِبكـُـُم األنــِبـيَــاَء يـَـوَم الِقـــيَــاَم ــِة، تَـَز َّوُجـْو ا اْلـــَو ُد ْو َد الَو ُلــْو َد
“ Menikahlah kalian dengan perempuan yang penyayang dan subur, sebab sesunguhnya
aku aku akan berbangga dihadapan nabi dengan banyaknya jumlah kalian pada Hari
Kiamat nanti.” (HR. Ahmad).
Berdasarkan pada sabda Rasul tersebut maka mereka pro dengan program bayi
tabung, karena mereka beranggapan dengan adanya program bayi tabung tersebut adalah
merupakan suatu terobosan atau upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh
Islam, yaitu kelahiran dan berbanyak anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar dari
suatu pernikahan.
Pihak-pihak yang kontra dengan adanya program bayi tabung ini kebanyakan
adalah dari pihak alim ulama. Pihak yang kontra ini kebanyakan memandang bayi
tabung dari segi negative (segi madharat) yang nantinya akan ditimbulkkan akibat dari
adanya bayi tabung ini. Kebanyakan dari mereka beranggapan sebagai berikut :
- Dengan adanya program bayi tabung akan menimbulkan sesuatu yang haram (melihat
aurat jenis kelamin lain), hal itu dapat terjadi tatkala apabila dokter yang menangani
program bayi tabung tersebut adalah seorang laki-laki, ketika proses pengambilan mani
(sel ovum wanita) tersebut maka akan ada konsekuesi, minimalnya sang dokter (laki-laki)
akan melihat aurat wanita lain, dimana wanita itu bukanlah mahramnya. Sedangkan
dalam agama jelas dikatakan bahwasanya melihat aurat orang lain yang bukan
mahramnya adalah salah satu perbuatan yang diharamkan.
- Ada yang beranggapan bahwasanya keturunan merupakan salah satu rizki dari Allah
SWT, sehingga apabila cara bayi tabung ini ditempuh, maka berarti dia tidak ridha
dengan takdir dan ketetapan dari ALLAH SWT.
- Adanya pandangan yang menganggap dengan adanya bayi tabung, itu sama saja dengan
menciptakan sendiri keturunan. Dengan demikian maka ditakutkan akan ada
ketidakpercayaan lagi dengan tuhan.
- Adanya tanggappan skeptis terhadap orang-orang Barat (kaum kuffar), yang
menyimpulkan bahwa dengan menempuh cara ini (bayi tabung) dianggap sebagai sikap
taklid (tunduk dan patuh) terhadap peradaban Barat.
، َو َلْن َيْد ُخ ـَلَهـا هللا الجَــَّنَة، أيُّـمَـااْم ـَر أٍة َأْدَخ ـَلْت َعلَى َقـْو ٍم َنَس ــًبا َليْــَس ِم نْـُهْم فَـَلْيـَس ْت ِم َن هللا ِفي َشـْيٍئ
وأيُّـَم ـاَر ُجــٍل َح جَــَد َو لَــَد ُه َو ُهـَو َيـْنـُظـُـر ِاَلْيــِه ِاْح ــَتَج َب هللا ِم ْنُه َو َفَض ـَح ُه َعلَى ُر ُؤ ْو ِس األَّو لِــْيَن َو اآلِخ ــِرين.
“Siapa saja perempuan yang telah memasukkan kepada suatu kaum nasab yang bukan
dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan mendapat apapun dari Allah dan Allah tidak
akan pernah memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang mengingkari
anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka Allah akan tertutup darinya
dan Allah akan membeberkan perbuatannya itu di ahadapan orang-orang yang terdahulu
dan kemudian (pada Hari Kiamat nanti) (HR. Ibnu Majah)
Sumber : Muhammad Zainal Abidin, dalam
Tentang bayi tabung sekitar 30 tahun lalu seorang bayi perempuan dilahirkan dari
rahim seorang perempuan. Sekilas kelahiran tersebut merupakan kelahiran biasa, normal.
Namun, kelahiran itu sebenarnya merupakan hasil dari pembuahan di luar tubuh manusia.
Metode tersebut dikembangkan oleh ilmuwan Inggris, Louise Brown. Pada mulanya, hasil
percobaan ”bayi tabung” tersebut memicu protes di berbagai belahan dunia, akan tetapi
sekaligus mengubah pandangan akan kehidupan dan kemajuan sains. Metode tersebut telah
menandai perubahan mendasar dalam perkembangan ilmu kedokteran.
Bayi Tabung dan hukumnya secara tersurat tidak didapatkan dari kitab-kitab maraji'
islam, baik dari Al-Qur'an, Hadits, maupun kitab-kitab ulama klasik. Penentuan hukum
mengenai bayi tabung ini murni merupakan ijtihad dari para ulama maupun kaum muslim
sekarang. Dengan demikian salah cara yang dapat dilakukan untuk menenttukan pandangan
mengenai bayi tabung ini adalah dengan cara ppendekatan dalam bidang ushul fiqih (yaitu
suatu metode yang dilakukan ulama terdahulu dalam memutuskan hukum terhadap suatu
realitas yang tidak pernah dijumpai sebelumnya).
Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan
yang sah . Dari teks undang-undang ini mendeskribiskan bahwa perkawinan yang sah yang
dijadikan sebagai titik acuan dalam menilai anak yang dilahirkan sah atau tidak. Teks ini juga
yang melandasi halal-haramnya negara memberi penekanan akan kelahiran anak yang sah.
Penerapan teknik bayi tabung sebagai langkah menghasilkan anak yang sah perlu
dikontrol oleh nilai-nilai normatif agama agar penerapannya tidak menyimpang dari rute
Ilahi. Berdasarkan landasan inilah, Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
memfatwakan mengenai inseminasi buatan/ bayi tabung ini.
Hasil Komisi Fatwa, tertanggal 13 Juni 1979 , menerangkan bahwa:
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami istri yang sah hukumnya
mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.
2. Bayi tabung dari pasangan suami istri dengan titipan rahim istri yang lain (misalnya dari
istri kedua dititipkan pada istri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah sadd az
zari'ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan
masalah warisan (khusunya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai
ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya)
3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia
hukumnya haram berdasarkan kaidah sadd az zari'ah, sebab hal ini akan menimbulkan
masalah yang pelik, baik dari kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam
kaitannya dengan hal kawarisan.
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami istri yang sah
hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis
diluar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah sadd az zariah, yaitu untuk
menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.
Sumber : M. Mujamil, S.PdI dalam
Ternyata tidak hanya Agama saja yang menindak lanjuti mengenai adanya program bayi
tabung ini. Hukum Perdata di Indonesia juga memppunyai peraturan yang khusus dalam
menangani bayyi tabung ini. Berikut merupakan beberapa Hukum Perdata mengenai anak
yang dilahirkan dari proses bayi tabung.
Donor organ memang harus dikerjakan secara sukarela. Jika hal itu dilanggar, dengan
melakukan jual beli organ, itu sudah melanggar kode etik kedokteran dan ini merupakan
prinsip yang utama. Prinsip yang kedua adalah anggota tubuh seseorang adalah diciptakan
Tuhan. Orang harus menyadari dan percaya bahwa organ tubuh adalah anugerah Tuhan
secara cuma-cuma bukannya untuk diperjualbelikan. Jika itu diperjualbelikan, prinsip
perlindungan kepada manusia itu dilanggar sehingga suatu hari ia bisa saja menjual jarinya,
telinga, dan anggota tubuh yang lain. Akhirnya, hakikat manusia dan kemanusiaan menjadi
hilang. Itu yang dijaga UU dan ketentuan-ketentuan dalam ilmu kedokteran
Achadiat, Chrisdiono.M. 2006. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan
Zaman. Jakarta : EGC.
Hanafiah, M.Jusuf. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC.
Suhaemi Mimin Emi, Dra. MPd. 2003. Etika Keperawatan. Jakarta : EGC