Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATA KULIAH AGAMA

“JENIS PROGRAM TABUNG AIH (SPERMA SUAMI) DAN AID (SPERMA


DONOR”

DOSEN PENGAJAR :

Fitri

DISUSUN OLEH :

Dhea Putri Ananda 11920003

YAYASAN RAUDHATUL MUTA’ALLIMIN

AKADEMI KEBIDANAN AL-IKHLAS

JL. HANKAM DS.JOGJOGAN KEC.CISARUA – BOGOR

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat ALLAH SWT, karena atas berkah rahmat
dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya
adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Agama yang berjudul “JENIS PROGRAM TABUNG AIH (SPERMA SUAMI)DAN
AID (SPERMA DONOR”

Dalam penyelesaian makalah ini , saya banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang kami miliki. Namun, berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak kami dapat menyelesaikan makalah tepat
pada waktu yang telah ditentukan oleh guru pembimbing, sudah sepantasnya jika
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.
  Saya sadar, sebagai seorang Mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan saya, semoga makalah yang
sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda. 

Cianjur, Oktober 2020


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar belakang


Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang
alami pula(hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang I tetapkan Allah untuk
manusia. Setiap pasagan suami istri pasti mengharapkan hadirnyaseorang atau
beberapa orang anak sebagai buah hati dari perkawinan mereka. Akan tetapi
pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena rusaknya atau
tertutupnya  saluran indung telur (tuba fallopii) yang membawa sel telur ke rahim,
atau karena sel sperma suami lemah sehingga tidak mampu menjangkau rahim istri.
Semua ini akan meniadakan kelahiran dan menghambat suami istri untuk
mendapatkan anak.
Dengan kemajuan yang pesat dibidang teknologi. Kini banyak teknologi-teknologi
yang mampu menciptakan bermacam-macam produk hasil teknologi yang berkualitas.
Diantara produk teknologi mutakhir adalah di bidang biologi. Salah satunya yaitu bayi
tabung unutuk mangatasi permasalahan yang telah di uraikan di atas. Pada dasarnya
orang orang memuji kemajuan di bidang teknologi tersebut, namun mereka balum
tahu pasti apakah produk-produk hasil teknologi itu dibenarkan menurut hukum
agama.
Makalah tentang bayi tabung ini di maksudkan agar masyarakat terutama dari
kalangan agama islam member tanggapan dan masukan tentang proyek
pengembangan bayi tabung di Indonesia yang mulai terbuka untuk peminat bayi
tabung. Sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan modern dan teknologi
kedokteran dan biologi canggih, maka teknilogi bayi tabung juga maju dengan pesat,
sehingga kalau teknologi bayi tabung ini di tangani oleh orang-orang yang kurang
beriman dan bertaqwa, dikhawatirkan dapat merusak peradaban umat manusia, bias
merusak ilai-nilai agama, moral, dan budaya bangsa.
1.2.         Rumusan masalah
Masalah utama dalam penulisan ini adalah tinjauan hokum islam mengenai bayi
tabung. Permasalahan ini dirinci dalam rumusan masalah seperti berikut ini:
         Apa yang dimaksud dengan bayi tabung ?
         Bagaimana proses bayi tabung ?
         Bagaimana hukum serta dalil mengenai bayi tabung ?
         Apakah ada perbedaan pendapat antara alim ulama mengenai bayi tabung ?
         Bagaimana mutharat dan maslahah teknik bayi tabung ?
         Bagaimana status anak bayi tabung menurut hukum islam ?

1.3.          Tujuan penulisan


Tujuan secara umum dari diadakannya penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui
informasi tentang perkembangan teknologi bayi tabung dan kesesuaian dengan hukum
agama islam.

1.4.          Manfaat penulisan


Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari penulisan makalah ini yaitu kita dapat
mempelajari hal-hal yang ada didunia medis yang dilaang oleh hukum-hukum islam.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.                      Pengertian bayi tabung


Bayi tabung atau pembuahan in vitro adalah sebuah teknik pembuahan yang
sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Ini merupakan salah satu metode untuk
mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil, dalam istilah
kerennya in vitro vertilization (IVF). In vitro adalah bahasa latin yang berarti dalam
gelas/tabung gelas (nyambung juga kan dengan kata tabung) dan vertilization adalah
bahasa Inggrisnya pembuahan.
Dalam proses bayi tabung atau IVF, sel telur yang sudah matang  diambil dari
indung telur. Secara teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur wanita
dengan alat yang di sebut “laparoscop” yang ditemukan dr. Patrick C. Steptoe dari
inggris. Lalu dibuahi dengan sperma di dalam sebuah medium cairan. Setelah
berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke dalam rahim dengan harapan dapat
berkembang menjadi bayi.Atau dapat di definisikan juga bahwa Bayi Tabung atau
dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah suatu upaya
memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur dalam
suatu wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini berlangsung di dalam
saluran tuba.
Proses yang berlangsung di laboratorium ini dilaksanakan sampai
menghasilkan suatu embrio yang akan ditempatkan pada rahim ibu. Embrio ini juga
dapat disimpan dalam bentuk beku  dan dapat digunakan kelak jika dibutuhkan.Bayi
tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu- ibu yang memiliki
gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang telah matang
akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba fallopi) untuk
selanjutnya menunggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada
saluran tuba maka proses ini tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya.
Bayi tabung pertama yang lahir ke dunia adalah Louise Joy Brown pada
tahun 1978 di Inggris.

2.2.                     Proses bayi tabung


Proses bayi tabung adalah proses dimana sel telur wanita dan sel sperma pria
diambil untuk menjalani proses pembuahan. Proses pembuahan sperma dengan ovum
dipertemukan di luar kandungan pada satu tabung yang dirancang secara khusus.
Setelah terjadi pembuahan lalu menjadi zygot kemudian dimasukkan ke dalam rahim
sampai dilahirkan.
Berikut adalah beberapa proses bayi tabung (IVF) yang dijelaskan dengan gambar
agar suami istri semakin yakin apakah pilihan yang mereka ambil tepat atau tidak.
  Perjuangan Sperma Menembus Sel Telur
Untuk mendapatkan kehamilan, satu sel sperma harus bersaing dengan sel sperma
yang lain. Sel Sperma yang kemudian berhasil untuk meneronos sel telur merupakan
sel sperma dengan kualitas terbaik saat itu. jadi merupakan perjuangan yang besar ya
bagi sperma untuk menembus sel telur.
  Perkembangan Sel telur
Selama masa subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur. Sel telur tersebut
akan berjalan melewati saluran telur dan kemudian bertemu dengan sel sperma pada
kehamilan yang normal.
  Injeksi
Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya. Dokter
kemudian memilih sel telur terbaik dengan melakukan seleksi. Pada proses ini pasien
disuntikkan hormon untuk menambah jumlah produksi sel telur. Perangsangan
berlangsung 5 – 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan siap dibuahi.
Proses injeksi ini dapat mengakibatkan adanya efek samping.
  Pelepasan Sel telur
Setelah hormon penambah jumlah produksi sel telur bekerja maka sel telur siap untuk
dikumpulkan. Dokter bedah menggunakan laparoskop untuk memindahkan sel-sel
telur tersebut untuk digunakan pada proses bayi tabung (IVF) berikutnya.
  Sperma beku
Sebelumnya suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan kemudian
dibekukan untuk menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan disimpan dalam
nitrogen cair yang dicairkan secara hati-hati oleh para tenaga medis.

  Menciptakan Embrio
Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat mudah bagi dokter
untuk menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun bila sperma tidak sehat
sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur, maka akan dilakukan ICSI.
  Embrio Berumur 2 hari
Setelah sel telur dipertemukan dengan sel sperma, akan dihasilkan sel telur yang telah
dibuahi (disebut dengan nama embrio). Embrio ini kemudian akan membelah seiring
dengan waktu. Embrio ini memiliki 4 sel, yang diharapkan mencapai stage
perkembangan yang benar.
  Pemindahan Embrio
Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan ke
sistem reproduksi si pasien.
  Implanted fetus
Setelah embrio memiliki 4 – 8 sel, embrio akan dipindahkan kedalam rahim wanita
dan kemudian menempel pada rahim. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang
seperti layaknya kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal janin dapat dideteksi
melalui pemeriksaan USG seperti tampak pada gambar diatas.
2.3.                     Hukum serta dalil tentang bayi tabung
Bayi tabung merupakan produk kemajuan teknologi kedokteran yang demikian
canggih yang ditemukan oleh pakar kedokteran Barat yg notabene mereka adalah
kaum kafir . Bayi tabung adalah proses pembuahan sperma dengan ovum
dipertemukan di luar kandungan pada satu tabung yang dirancang secara khusus.
Setelah terjadi pembuahan lalu menjadi zygot kemudian dimasukkan ke dalam rahim
sampai dilahirkan. Jadi proses tanpa melalui jima’ .
“Tidak boleh karena proses pengambilan mani tersebut berkonsekuensi minimal
sang dokter akan melihat aurat wanita lain. Dan melihat aurat wanita lain hukumnya
adalah haram menurut pandangan syariat sehingga tidak boleh dilakukan kecuali
dalam keadaan darurat.
Sementara tidak terbayangkan sama sekali keadaan darurat yang mengharuskan
seorang lelaki memindahkan mani ke istri dengan cara yang haram ini. Bahkan
terkadang berkonsekuensi sang dokter melihat aurat suami wanita tersebut dan ini pun
tidak boleh.

Seseorang yang menempuh cara ini untuk mendapatkan keturunan dikarenakan


tidak diberi rizki oleh Allah berupa anak dengan cara alami berarti dia tidak ridha
dengan takdir dan ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala atasnya. Jikalau saja
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan dan membimbing kaum
muslimin untuk mencari rizki berupa usaha dan harta dengan cara yang halal maka
lebih lagi tentu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan dan
membimbing mereka untuk menempuh cara yang sesuai dengan syariat dalam
mendapatkan anak.”
Bayi tabung ini mencuat ke permukaan karena adanya keinginan dari banyak
pasangan suami istri karena satu hal dan yang lainnya yang tidak bisa mempunyai
keturunan, sedang mereka sangat merindukannya, dan bayi tabung ini adalah salah
satu alternatif yang bisa ditempuh untuk mewujdkan impian mereka tersebut.
Inseminasi buatan adalah: proses yang dilakukan oleh para dokter untuk
menggabungkan antara sperma dengan sel telur, seperti dengan cara menaruh
keduanya di dalam sebuah tabung, karena rahim yang dimiliki seorang perempuan
tidak bisa berfungsi sebagaimana biasanya. Yang perlu diperhatikan terlebih dahulu
bagi yang ingin mempunyai anak lewat bayi tabung, bahwa cara ini tidak boleh
ditempuh kecuali dalam keadaan darurat, yaitu ketika salah satu atau kedua suami istri
telah divonis tidak bisa mempunyai keturunan secara normal.
Perlu menjadi catatan di sini bahwa bayi tabung telah berkembang pesat di Barat,
tetapi bukan untuk mencari jalan keluar bagi pasangan suami istri yang tidak bisa
mempunyai anak secara normal, tetapi mereka mengembangkannya untuk proyek-
proyek maksiat yang diharamkan di dalam Islam, bahkan mereka benar-benar telah
menghidupkan kembali pernikahan yang pernah dilakukan orang-orang jahiliyah Arab
sebelum kedatangan  Islam, yaitu para suami menyuruh para istri untuk datang kepada
orang-orang yang mereka anggap cerdas dan pintar atau pemberani agar mereka mau
menggauli para istri tersebut dengan tujuan anak mereka ikut menjadi cerdas dan
pemberani. Hal sama telah dilakukan di Amerika dimana mereka mengumpulkan
sperma orang-orang pintar dalam bank sperma, kemudian dijual kepada siapa yang
menginginkan anaknya pintar dengan cara  enseminasi buatan dan bayi tabung.
Subhanallah sekali ya teman-teman,kaum kafir tidak henti-hentinya terus mencari
cara untuk menyerang kita, salah satunya dengan teknologi bayi tabung ini.

2.4.                     Perbedaan pendapat para Ulama’


         Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya pada tanggal 13 Juni 1979
menetapkan 4 keputusan terkait masalah bayi tabung, diantaranya :
1.      Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah
agama. Asal keadaan suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara
inseminasi buatan untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami,
suami istri tidak berhasil memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih
 “Hajat (kebutuhan yang sangat penting) diperlakukan seperti dalam keadaan
terpaksa. Padahal keadaan darurat/terpaksa itu membolehklan melakukan hal-hal yang
terlarang”.
Sedangkan para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan
suami-istri yang dititipkan di rahim perempuan lain dan itu hukumnya haram, karena
dikemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya
dengan warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai
ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
2.      Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia
hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah. Sebab, hal ini akan
menimbulkan masalah yang pelik baik kaitannya dengan penentuan nasab maupun
dalam hal kewarisan.
3.       Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri yang
sah hal tersebut juga hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan
kelamin antar lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias perzinahan.
         Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah dalam
Forum Munas di Kaliurang, Yogyakarta pada tahun 1981. Ada 3 keputusan yang
ditetapkan ulama NU terkait masalah Bayi Tabung, diantaranya :
1.      Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim wanita tersebut
ternyata bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram. Hal itu
didasarkan pada sebuah hadist yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW
bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah
SWT, dibandingkan dengan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya
(berzina) didalam rahim perempuan yang tidak halal baginya.”
2.      Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara
mengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. Mani Muhtaram
adalah mani yang keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh
syara’. Terkait mani yang dikeluarkan secara muhtaram, para ulama NU mengutip
dasar hukum dari Kifayatul Akhyar II/113. “Seandainya seorang lelaki berusaha
mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan tangan istrinya, maka hal
tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat atau wahana yang
diperbolehkan untuk bersenang-senang.”
3.      Apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri yang sah dan cara
mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukkan ke dalam rahim istri sendiri,
maka hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh).
Berikut ini dalil-dalil syar’i yang dapat menjadi landasan hukum untuk
mengharamkan inseminasi buatan dengan donor, ialah sebagai berikut:
Surat Al-Isra ayat 70 :
 “Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan”.
Surat At-Tin ayat 4 :    
 “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya”.
Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai
makhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi makhluk-
makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan manusia, maka
sudah seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya sendiri dan juga
menghormati martabat sesama manusia. Sebaliknya inseminasi buatan dengan donor
itu pada hakikatnya merendahkan harkat manusia (human dignity) sejajar dengan
hewan yang diinseminasi.
        Ulama Saudi Arabia
Menurut salah satu putusan Fatwa Ulama Saudi Arabia, disebutkan bahwa Alim
ulama di lembaga riset pembahasan ilmiyah, fatwa, dakwah dan bimbingan Islam di
Kerajaan Saudi Arabia telah mengeluarkan fatwa pelarangan praktek bayi tabung.
Karena praktek tersebut akan menyebabkan terbukanya aurat, tersentuhnya kemaluan
dan terjamahnya rahim. Kendatipun mani yang disuntikkan ke rahim wanita tersebut
adalah mani suaminya. Menurut pendapat saya, hendaknya seseorang ridha dengan
keputusan Allah Ta’ala, sebab Dia-lah yang berfirman dalam kitab-Nya: “Dia
menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki”. (QS. 42:50)
        Ulama di Malaysia
Ulama di Malaysia yang tergabung dalam Jabatan Kemajuan Islam Malaysia
memberi fatwa tentang bayi tabung yang menghasilkan keputusan sebagai berikut:
Keputusan 1
a. . Bayi Tabung Uji dari benih suami isteri yang dicantumkan secara “terhormat”
adalah sah di sisi Islam. Sebaliknya benih yang diambil dari bukan suami isteri yang
sah bayi tabung itu adalah tidak sah. 
b. .Bayi yang dilahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan berhak
menerima harta pesaka dari keluarga yang berhak.
c. .Sekiranya benih dari suami atau isteri yang dikeluarkan dengan cara yang tidak
bertentangan dengan Islam, maka ianya dikira sebagai cara terhormat.
Keputusan 2
a. Bayi Tabung Uji dari benih suami isteri yang dicantumkan secara “terhormat”
adalah sah di sisi Islam. Sebaliknya benih yang diambil dari bukan suami isteri yang
sah bayi tabung itu adalah tidak sah.
b. .Bayi yang dilahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan berhak
menerima harta pesaka dari keluarga yang berhak.
c. .Sekiranya benih dari suami atau isteri yang dikeluarkan dengan cara yang tidak
bertentangan dengan Islam, maka ianya dikira sebagai cara terhormat.
2.5.                     Mutharat dan maslahah teknik bayi tabung
Sebagaimana kita ketahui bahwa inseminasi buatan pada manusia dengan donor
sperma dan/atau ovum lebih banyak mendatangkan mudharat daripada maslahah.
Maslahah yang dibawa inseminasi buatan ialah membantu suami-isteri yang mandul,
baik keduanya maupun salah satunya, untuk mendapatkan keturunan atau yang
mengalami gangguan pembuahan normal. Proses bayi tabung merupakan sebuah
proses yang tidak alami dan biasanya sesuatu yang tidak alami itu ada efek
sampingnya.
2.5.1.  Mutharat
1.      Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS), merupakan komplikasi dari proses
stimulasi perkembangan telur dimana banyak folikel yang dihasilkan sehingga terjadi
akumulasi cairan di perut. Cairan bisa sampai ke rongga dada dan yang paling
parah harus masuk rumah sakit karena cairan harus dikeluarkan dengan membuat
lubang dibagian perut. Kalau tidak dikeluarkan bisa menggangu fungsi tubuh yang
lain. Jangan takut dulu, OHSS yang parah ini hanya dialami oleh sekitar 1% dari
pasien… kata dokter. Dan sayangnya ini terjadi terhadap saya…
2.      Kehamilan kembar, bukan merupakan rahasia lagi kalau proses bayi tabung bisa
menghasilkan lebih dari satu bayi. Kelihatannya enak punya anak kembar, tapi
katanya resiko melahirkannya lebih tinggi dari kalau hanya satu bayi. Tidak jarang
bayinya bisa masuk ICU karena prematur. Tak terbayang rasanya kalau mengandung
bayi lebih dari satu, kalau kembar dua sih umum… coba kalau tiga atau lebih … aduh
perut bisa kaya apa yah?
3.      Keguguran. Ini memang bisa juga terjadi pada kehamilan normal. Tingkat
keguguran kehamilan bayi tabung sekitar 20%.
4.      Kehamilan diluar kandungan atau kehamilan ektopik, kemungkinan terjadi sekitar
5%.
5.      Resiko pendarahan pada saat pengambilan sel telur (Ovum Pick Up), sangat jarang
terjadi.  Karena prosedurnya menggunakan jarum khusus yang dimasukkan ke dalam
rahim, resiko pendarahan bisa terjadi yang tentunya membutuhkan perawatan lebih
lanjut.
6.      Percampuran nasab, padahal Islam sangat menjada kesucian/kehormatan kelamin
dan kemurnian nasab, karena nasab itu ada kaitannya dengan kemahraman dan
kewarisan.
7.      Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
8.      Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena terjadi percampuran
sperma pria dengan ovum wanita tanpa perkawinan yang sah.
9.      Kehadiran anak hasil inseminasi bisa menjadi sumber konflik dalam rumah tanggal.
5.      Anak hasil inseminasi lebih banyak unsur negatifnya daripada anak adopsi.
10.  Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama bagi bayi
tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada pasangan suami-isteri
yang punya benihnya sesuai dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara
alami. (QS. Luqman:14 dan Al-Ahqaf:14).
11.  Munculnya persewaan rahim dan permasalahannya.
12.  Bertentangan dengan kodrat dan fitrah manusia sebagai mahluk tuhan.
13.  Kemajuan teknologi telah memperbudak manusia.
14.  Memerlukan biaya yang besar sehingga hanya dapat dijangkau oleh kalangan
tertentu.
2.5.2.  Maslahah
Adapun maslahah dari teknik bayi tabung, antara lain :
1.      Memberi harapan kepada pasangan suami istri yang lambat punya anak atau
mandul.
2.      Memberikan harapan bagi kesejahteraan umat manusia.
3.      Menghindari penyakit (seperti penyakit menurun/genetis, sehingga untuk kedepan
akan terlahir manusia yang sehat dan bebas dari penyakit keturunan.
4.      Menuntut manusia untuk menciptakan sesuatu yang baru.
2.6.                     Status Anak Bayi Tabung Menurut Islam
Status anak hasil inseminasi dengan donor sperma atau ovum menurut hukum
islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil prostitusi. UU
Perkawinan pasal 42 No.1/1974: ”Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam
atau sebagai akibat perkawinan yang sah.” maka memberikan pengertian bahwa bayi
tabung dengan bantuan donor dapat dipandang sah karena ia terlahir dari perkawinan
yang sah. Tetapi inseminasi buatan dengan sperma atau ovum donor tidak di izinkan
karena tidak sesuai dengan Pancasila, UUD 1945 pasal 29 ayat 1.            Pasal dan
ayat lain dalam UU Perkawinan ini, terlihat bagaimana peranan agama yang cukup
dominan dalam pengesahan sesuatu yang berkaitan dengan perkawinan. Misalnya
pasal 2 ayat 1 (sahnya perkawinan), pasal 8 (f) tentang larangan perkawinan antara
dua orang karena agama melarangnya, dll. lagi pula negara kita tidak mengizinkan
inseminasi buatan dengan donor sperma dan/atau ovum, karena tidak sesuai dengan
konstitusi dan hukum yang berlaku.             Asumsi Menteri Kesehatan bahwa
masyarakat Indonesia termasuk kalangan agama nantinya bisa menerima bayi tabung
seperti halnya KB. Namun harus diingat bahwa kalangan agama bias menerima KB
karena pemerintah tidak memaksakan alat/cara KB yang bertentangan dengan agama.
Contohnya : Sterilisasi, Abortus. Oleh karena itu pemerintah diharapkan mengizinkan
praktek bayi tabung yang tidak bertentangan dengan agama.

BAB III
 PENUTUP
3.1.    Kesimpulan
Masalah ini tetap menjadi titik perbedaan pendapat dari dua kalangan yang
berbeda pandangan. Wajar terjadi perbedaan ini, karena ketiadaan nash yang secara
langsung membolehkan atau mengharamkan tekhnik bayi tabung. Nash yang ada
hanya bicara tentang hukum bayi tabung, sedangkan syarat-syaratnya masih berbeda.
Dan karena berbeda dalam menetapkan syarat itulah makanya para ulama berbeda
dalam menetapkan hukumnya.            Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa:
1.      Inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan tidak
ditransfer embrionya kedalam rahim wanita lain(ibu titipan) diperbolehkan oleh
islam, jika keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar
memerlukan. Dan status anak hasil inseminasi macam ini sah menurut Islam.
2.      Inseminasi buatan dengan sperma dan ovum donor diharamkan oleh
Islam. Hukumnya sama dengan Zina dan anak yang lahir dari hasil inseminasi macam
ini statusnya sama dengan anak yang lahir diluar perkawinan yang sah
3.2.    Saran

Saya sadar, tidak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan hanya milik
Allah S.W.T, dan saya sadar makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka
dari itu saya meminta kritik dan sarannya yang membangun, agar kedepannya saya
bisa lebih baik dalam membuat makalah. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi kita semua. Amiinn.

Anda mungkin juga menyukai