Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Piji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas limpahan rahmat-
Nya,sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.

Makalah ini berjudul “BAYI TABUNG DAN AGAMA”.Dengan tujuan penulisan sebagai
sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi ini.

Selain itu,penulisan makalah ini tak terlepas pula dengan tugas mata kuliah Pendidikan
Agama.

Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.

Meskipun demikian,penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca.

Kupang, 23 Desember 2022

Bertawelsy Laulela

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar .........................................................................................................1

Daftar isi .........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3

1.1.Latar belakang .........................................................................................................3

1.2.Tujuan .........................................................................................................4

1.3.Rumusan masalah .........................................................................................................4

1.4.Manfaat penulisan .........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5

2.1.Pengertian bayi tabung.......................................................................................................5

2.2.Tujuan bayi tabung .........................................................................................................5

2.3.Jenis bayi tabung .........................................................................................................5

2.4.Proses pembentukan bayi tabung.......................................................................................6

2.5.Dampak dari bayi tabung...................................................................................................6

2.6.Bayi tabung di pandang dari berbagai sudut......................................................................8

2.6.1.Pandangan dari sudut hukum medis di indonesia...........................................................8

2.6.2.Pandangan dari sudut agama kristen protestan................................................................11

BAB III PENUTUP .........................................................................................................15

3.1.Kesimpulan .........................................................................................................15

Daftar pustaka .........................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keinginan memiliki momongan atau seorang anak selalu didambakan bagi
para calon ayah dan ibu di seluruh dunia. Namun sering adanya halangan atau
hambatan dari sang calon ayah atau sang calon ibu yang membuat keinginan ini selalu
terhambat. Hambatan dari calon ayah adalah ketidaksuburan sperma yang tidak
mampu mencapai di sel ovum dan melakukan pembuahan. Ada hambatan dari calon
ayah, adapula hambatan dari calon ibu yaitu tumbuhnya kista pada dinding rahim atau
bisa disebut Endometriosis.
Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
hampir segala permasalahan yang menyangkut dengan reproduksi dapat diatasi
melalui Bioteknologi. Arti bioteknologi ini sendiri adalah pemanfaatan prinsip ilmiah
(berupa alat/teknologi yang ada) dengan menggunakan subjek makhluk hidup untuk
menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia. Banyak hasil yang telah
dibuat melalui bioteknologi ini mulai dari hewan dan tumbuhan hingga ke makanan
serta pembuatan anak melalui bayi tabung pun telah dibuat melalui bioteknologi.
Bayi tabung merupakan salah satu hasil bioteknologi modern yang telah
banyak disarankan oleh para ahli untuk mengatasi masalah yang terjadi antara calon
ibu dan ayah. Teknik bayi tabung pertama kali diuji pada tahun 1978 terhadap seorang
bayi yang bernama Louise Brown. Teknik ini berhasil atas penelitian De. Steptoe dan
Dr. Edwards dari Cambridge University. Dan di Indonesia teknik bayi tabung dikenal
juga dengan in vitro fertilization (IVF) yang diterapkan pertama kali pada tahun 1987
di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Harapan Kita, Jakarta. Tahun berikutnya, lahir
Nugroho Karyanto yang merupakan hasil dari penerapan IVF pertama kali di
Indonesia.
Ada dukungan serta ada juga penolakan di kalangan masyarakat. Sehingga
dalam makalah ini akan membahas mengenal lebih dalam lagi bayi tabung mulai dari
pengertian hingga pro kontra dari adanya teknik bayi tabung ini.

Dari semua hal yang disebut diatas,maka tulisan ini dibuat untuk melihat
bagaimana pandangan agama tentang hal itu dalam judul agama dan bayi tabung.

3
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “Pandangan Agama
Kristen Protestan tentang Bayi Tabung” sebagai berikut:
1. Mengetahui serta memahami tentang bayi tabung mulai dari pengertian, tujuan,
prosesnya, dampak, pandangan dari agama serta resiko saat dewasa.
2. Memenuhi tugas akhir dari mata kuliah agama.

1.3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah yang berjudul “Pandangan


Agama Kristen Protestan tentang Bayi Tabung” sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Bayi Tabung?
2. Apa tujuan dari Bayi Tabung?
3. Apa jenis – jenis Bayi Tabung?
4. Bagaimana proses Bayi Tabung?
5. Apa dampak dari Bayi Tabung?
6. Bagaimana pandangan dari berbagai sudut pandang tentang Bayi Tabung?
7. Bagaimana resiko bayi tabung ketika dewasa?
8. Tujuan Penulisan

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat dari pembuatan makalah yang berjudul “Pandangan Agama Kristen
Protestan tentang Bayi Tabung” adalah dapat digunakan sebagai referensi bagi
pasangan yang susah memiliki keturunan dan mengetahui pandangannya dengan
agama.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung adalah individu atau bayi yang pembuahannya terjadi diluar tubuh
wanita, dengan cara mempertemukan sel gemete (ga-met) betina (ovum) dengan sel
jantan (spermatozoon) dalam sebuah bejana (petridisk) yang didalam bejana telah
disediakan medium yang cocok (suhunya dan lembabnya) dengan didalam rahim
sehingga ayigote (hasil pembuahan) yang terjadi dari dua sel tadi menjadi morulla
(moerbei) dan kemudian menjadi blastuta (pelembungan).  Pada stadium blastuta calon
bayi dimasukkan (diinflantasikan) dalam selaput lendir wanita yang siap untuk dibuahi
dalam masa subur (sekresi). Teknik ini biasa dikenal dengan Fertilisasi in Vitro (FIV).
2.2. Tujuan Bayi Tabung
Tujuan dari program bayi tabung ini awalnya adalah untuk membantu
pasangan suami istri yang tidak dapat memiliki anak dikarenakan sang suami dan
sang istri yang mengalami kerusakan organ reproduksinya seperti kerusakan pada
tuba fallopii. Seiring dengan jalannya waktu, tujuan dari program bayi tabung
bertambah dengan membantu pasangan suami istri yang memiliki penyakit atau
kelainan lain yang menyebabkan istri tidak boleh hamil seperti penyakit kanker
rahim.
2.3. Jenis Bayi Tabung
Berdasarkan sperma, ovum dan tempat embrio ditransplantasikan, bayi tabung
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya adalah:
1. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami istri
kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim sendiri
2. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami istri
kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim ibu pengganti
(surrogate mother)
3. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami dan ovum dari donor
kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim istri
4. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari donor dan ovum dari istri
kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim istri
5. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari donor dan ovum dari istri dan
kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim ibu penggati
(surrogate mother)

5
6. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami dan ovum dari donor
kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim ibu pengganti
(surrogate mother)
7. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari donor dan ovum dari kemudian
embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim ibu pengganti (surrogate mother)
8. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari donor kemudian
embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim istri
9. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari kemudian embrionya
ditransplantasikan ke dalam rahim ibu pengganti (surrogate mother).
2.4. Proses Pembentukkan Bayi Tabung
Berikut beberapa tahapan dalam proses bayi tabung adalah sebagai berikut:
1. Seleksi pasien. Pada proses ini, tingkat kesuburan anda dan suami akan dilihat.
Anda pun harus menjalani pemeriksaan untuk memastikan kondisi rahim sehat,
bebas dari mioma atau kanker, dan tidak mengidap penyakit menular.
2. Merangsang indung telur. Dalam ovulasi alami dibutuhkan hanya satu sel telur.
Dalam proses bayi tabung dibutuhkan banyak sel telur untuk dibuahi oleh sperma
sehingga dokter dapat memilih embrio yang paling berkualitas untuk dimasukkan
kembali ke rahim sang ibu.
3. Pemantauan pertumbuhan folikel (cairan tempat pertumbuhan sel telur) melalui
ultrasonografi untuk melihat kematangan sel telur yang akan diambil.
4. Mematangkan sel telur.
5. Pengambilan sel telur dari tubuh ibu.
6. Pengambilan sel sperma suami melalui mansturbasi. Pemilihan sel
sperma berkualitas yaitu sperma yang gesit dan berjalan lurus.
7. Pembuahan yang dibantu oleh dokter di laboratorium.
8. Pengembangan menjadi embrio. Embrio terbaik akan dimasukkan kembali
ke dalam rahim ibu.
9. Penguatan dinding rahim agar siap menerima kehadiran janin.
10. Embrio yang tersisa akan dibekukan dan disimpan, dan akan kembali dimasukkan
ke dalam rahim ibu jika kehamilan gagal terjadi atau untuk kehamilan selanjutnya.

2.5. Dampak dari Bayi Tabung


Bayi tabung memiliki 2 dampak positif dan negatif yaitu sebagai berikut.
1. Dampak Positif

6
Bayi tabung merupakan proses yang diperuntukkan bagi pasangan suami
istri yang tidak dapat memiliki keturunan, sehingga bayi tabung adalah sebuah
harapan bagi pasangan suami istri.
2. Dampak Negatif
Selain memiliki dampak positif terdapat pula dampak negatif yaitu sebagai
berikut:
a. Kemungkinan kelainan genetic
Bayi tabung adalah teknik pembuahan yang dilakukan secara tidak
alami, maka dari itu ada kemungkinan bahwa teknik ini membawa suatu
resiko. Risiko yang dapat terjadi berdampak banyak kepada calon anak. Salah
satu hal yang diduga dapat terjadi adalah cacat bawaan terhadap bayi sebagai
dampak dari teknik bayi tabung, meski belum diketahui pasti jikalau cacat
yang timbul memang murni bawaan bayi tabung atau memang ada faktor lain
yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Cacat yang dapat timbul mencangkup
fisik dan yang mungkin tidak terlihat seperti kelainan ginjal, jantung dan organ
tubuh lainnya.
b. Lahirnya bayi kembar
Terjadinya bayi kembar diakibatkan dari proses pembuahan yang
dilakukan terhadap beberapa sel telur sekaligus dimana beberapa sel telur
tersebut terkadang dapat berkembang secara bersamaan didalam rahim.
Akibatnya, terjadi kehamilan kembar bisa lebih dari dua. Dan jikalau hal ini
terjadi, peluang janin untuk berkembang didalam rahim akan semakin sedikit.
c. Efek samping dari obat pemicu ovulasi dalam proses bayi tabung
Dampak atau efek samping dari menggunakan obat pemicu ini seperti
nyeri di perut,mual dan muntah, dan kurang nafsu makan.
3. Pandangan dari berbagai sudut pandang tentang Bayi Tabung
Cara pandang setiap orang mengenai teknik bayi tabung tidak selalu sama.
Bahkan, tidak semua orang menyetujui penerapan dari teknik ini. Di Indonesia
khususnya, masing-masing individu atau kelompok atau lembaga atau
kepercayaan memiliki tanggapan yang relatif berbeda antara satu dengan yang
lainnya.

7
2.6. Bayi Tabung di Pandang dari Berbagai Sudut
2.6.1. Pandangan dari Sudut Hukum Medis di Indonesia
Di Indonesia, hukum dan perundangan mengenai teknik reproduksi buatan
diatur dalam:
a. UU Kesehatan no. 36 tahun 2009, pasal 127 menyebutkan bahwa upaya
kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri
yang sah dengan ketentuan:
i. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan
ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;
ii. dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu;
iii. pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
b. Keputusan Menteri Kesehatan No. 72/Menkes/Per/II/1999 tentang
Penyelenggaraan Teknologi Reproduksi Buatan, yang berisikan: ketentuan umum,
perizinan, pembinaan, dan pengawasan, Ketentuan Peralihan dan Ketentuan
Penutup. Adapun bunyinya adalah sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 :
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Teknologi reproduksi buatan adalah upaya pembuahan sel telur dengan sperma di
luar cara alami, tidak termasuk kloning;
2. Persetujuan tindakan medik (Informed Consent) adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan
medik yang akan dilakukan terhadap pasien;
3. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada
sarana pelayanan kesehatan.
4. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan.
BAB II
PERIZINAN
Pasal 2 :

8
Rumah Sakit dapat memberikan pelayanan teknologi reproduksi buatan setelah
mendapat izin dari Direktur Jenderal.
Pasal 3 :
1. Pelenggaran terhadap ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini
dapat dikenakan tindakan administratif.
2. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
peringatan sampai dengan pencabutan izin penyelenggaraan pelayanan teknologi
reproduksi buatan.
BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 11 :
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Anak dan
Bersalin Harapan Kita dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo yang telah
memberikan pelayanan teknologi reproduksi buatan, berdasarkan peraturan ini
dinyatakan diberi izin penyelenggaraan pelayanan, penelitian dan pengembangan
dengan ketentuan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak ditetapkan peraturan ini
harus menyesuaikan diri dengan ketentuan peraturan ini.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12 :
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka Instruksi Kesehatan Nomor
3794/Menkes/VII/1990 tentang Program Pelayanan Bayi Tabung dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Pasal 13 :
1. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
2. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

9
Selanjutnya Keputusan MenKes RI tersebut dibuat Pedoman Pelayanan Bayi Tabung
di Rumah Sakit, oleh Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta, DepKes RI, yang
menyatakan bahwa:
1. Pelayanan teknik reprodukasi buatan hanya dapat dilakukan dengan sel sperma
dan sel telur pasangan suami-istri yang bersangkutan.
2. Pelayanan reproduksi buatan merupakan bagian dari pelayanan infertilitas,
sehingga sehinggan kerangka pelayannya merupakan bagian dari pengelolaan
pelayanan infertilitas secara keseluruhan.
3. Embrio yang dipindahkan ke rahim istri dalam satu waktu tidak lebih dari 3, boleh
dipindahkan 4 embrio dalam keadaan:
a. Rumah sakit memiliki 3 tingkat perawatan intensif bayi baru lahir.
b. Pasangan suami istri sebelumnya sudah mengalami sekurang-kurangnya dua
kali prosedur teknologi reproduksi yang gagal.
c. Istri berumur lebih dari 35 tahun.
4. Dilarang melakukan surogasi dalam bentuk apapun.
5. Dilarang melakukan jual beli spermatozoa, ovum atau embrio.
6. Dilarang menghasilkan embrio manusia semata-mata untuk penelitian. Penelitian
atau sejenisnya terhadap embrio manusia hanya dapat dilakukan apabila tujuannya
telah dirumuskan dengan sangat jelas
7. Dilarang melakukan penelitian dengan atau pada embrio manusia dengan usia
lebih dari 14 hari setelah fertilisasi.
8. Sel telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa manusia tidak boleh dibiakkan in
vitro lebih dari 14 hari (tidak termasuk waktu impan beku).
9. Dilarang melakukan penelitian atau eksperimen terhadap atau menggunakan sel
ovum, spermatozoa atau embrio tanpa seijin dari siapa sel ovum atau spermatozoa
itu berasal.
10. Dilarang melakukan fertilisasi trans-spesies, kecuali fertilisasi tran-spesies
tersebut diakui sebagai cara untuk mengatasi atau mendiagnosis infertilitas pada
manusia. Setiap hybrid yang terjadi akibat fretilisasi trans-spesies harus diakhiri
pertumbuhannya pada tahap 2 sel.
Etika Teknologi Reproduksi Buatan belum tercantum secara eksplisit dalam
Buku Kode Etik Kedokteran Indonesia. Tetapi  dalam addendum 1, dalam buku
tersebut di atas terdapat penjelasan khusus dari beberapa pasal revisi Kodeki Hasil

10
Mukernas Etik Kedokteran III, April 2002. Pada Kloning dijelaskan bahwa pada
hakekatnya menolak kloning pada manusia, karena menurunkan harkat, derajat dan
serta martabat manusia sampai setingkat bakteri, menghimbau ilmuwan khususnya
kedokteran, untuk tidak mempromosikan kloning pada manusia, dan mendorong agar
ilmuwan tetap menggunakan teknologi kloning pada :
1. sel atau jaringan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan misalnya untuk
pembuatan zat antigen monoklonal.
2. sel atau jaringan hewan untuk penelitian klonasi organ, ini untuk melihat
kemungkinan klonasi organ pada diri sendiri.
2.6.2. Pandangan dari Sudut Agama Kristen Protestan
1. Pandangan Etika Kristen Terhadap Bayi Tabung
Norman L Geisler, di dalam buku Etika Kristen Pilihan dan Isu,
memberikan lima pandangan  mengenai etika yang harus dipegang oleh orang
Kristen didalam menjalankan kehidupannya serta didalam pengambilan keputusan
etika dan moral:

a. Etika Kristen haruslah berdasarkan kepada kehendak Allah.

Dalam pandangan ini, kita sebagai orang Kristen harus mengambil


keputusan etika  terhadap bayi tabung, dengan meletakkan bayi tabung pada
“bejana” kehendak ALLAH, dalam hal ini Alkitab haruslah menjadi standar
utama penilaian terhadap bayi tabung, apakah sesuai atau tidak ?

b. Etika Kristen bersifat mutlak.

Etika Kristen yang berlaku dan yang kita pegang berdasarkan Alkitab
tersebut, tidaklah diperbolehkan untuk dikompromikan dengan isu- isu yang
tidak sesuai dengan standar etika Kristen, pada point manapun. Etika Kristen
berdasarkan wahyu Allah. Karena etika Kristen berdasarkan wahyu ALLAH
maka etika Kristen tidaklah boleh disejajarkan dengan standar etika yang
bersumber dari apapun diluar wahyu ALLAH.

c. Etika Kristen bersifat menentukan.

Orang Kristen berdasarkan etika yang dipegang dan dilaksanakan


didalam hidupnya, harus berani menentukan langkahnya, berpihak atau
menolak bayi tabung pada manusia

11
d. Etika Kristen itu Deontologis.

Etika Kristen itu bersifat seperti sebuah aturan yang wajib dan
mengikat. Jika secara penilaian etika Kristen menyetujui kloning pada
manusia, maka kita juga wajib menyetujuinya, akan tetapi jika etika Kristen
menentang bayi tabung maka itu juga bersifat mengikat bagi kita untuk
menentang bayi tabung.

2. Pandangan Alkitab tentang Penerapan (Proses) Bayi Tabung


Berdasarkan dari alkitab, terdapat beberapa hal yang diperhatikan
berdasarkan proses bayi tabung, yaitu sebagai berikut:
a. Melanggar Hukum ke-6 yaitu Jangan Membunuh
Masalah utama di dalam bayi tabung dari perspektif  Kristen adalah
berhubungan dengan embrio-embrio “yang terbuang” Sebagian besar metode-
metode dalam teknologi reproduksi memaksa untuk mengorbankan banyak
embrio guna mendapatkan satu embrio yang lebih unggul dan dapat bertahan
hidup.  Dengan kata lain, kita sengaja menyebabkan kematian banyak
manusia.  Pilihan untuk mengikuti proses bayi tabung secara etika dan moral
maupun iman kristen adalah pilihan salah.
i. Ayub 1:21Alkitab dengan jelas berkata bahwa kita tidak berdaulat atas
hidup kita sendiri. “Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil”.
ii. Ulangan 32:39 Allah berkata kepada Musa, “Akulah yang mematikan
dan Akulah yang menghidupkan” .
iii. Kejadian 1: 21,27 Allah yang menciptakan kehidupan. dan dia sendirilah
yang menopangnya (Kis 17:28).
iv. Kej 9:6, Kel 20:13  Karena itu kita tidak mempunyai hak untuk
mengambil hidup yang tidak bersalah.

Segala sesuatu dalam hidup ini adalah atas kuasa Tuhan. Dengan
demikian jelas bahwa bukan manusia yang berkuasa untuk menciptakan
kehidupan. Bayi tabung merupakan kegiatan yang melanggar ketetapan Allah
karena manusia berusaha menciptakan kehidupan.

Secara medis, teknik bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF) tidak


dipermasalahkan.  Tetapi menurut iman Kristen sebaiknya tidak dilakukan
walaupun jika dalam proses IVF sel telur dan sperma yang digunakan memang

12
dari pasangan suami-istri yang sah. Namun demikian, IVF juga menyisakan
masalah yang jika dilihat dari iman Kristen tidaklah diperbolehkan.
Masalahnya adalah dalam proses IVF, IVF akan mengambil beberapa sel telur
dan sperma dari pasangan suami-istri tersebut sehingga nanti akan
tercipta beberapa “batch” hasil pembuahan. Batch yang menunjukkan hasil
pembuahan terbaiklah yang kemudian akan dikembangkan selanjutnya dalam
rahim si ibu. Sementara hasil pembuahan lain yang juga berhasil terjadi tetapi
dianggap “kualitasnya kurang prima” dibuang/dimusnahkan.  Pemusnahan
bayi-bayi yang lain ini yang termasuk dalam pembunuhan, yang berarti
melanggar hukum ke-6.  Teknik bayi tabung yang dikembangkan kemudian
ternyata juga tidak menjawab masalah-masalah yang ditimbulkan, bahkan
memperrumit dan menambahnya dengan masalah pelik yang baru.

b. Masturbasi adalah Perbuatan Dosa


Kata “onani” berasal dari kata ONAN yang dikisahkan dalam kitab
Perjanjian Lama (Kejadian 38:8), dimana Yehuda menyuruh anaknya, Onan
untuk pergi mengawini dan melakukan hubungan seksual dengan istri
kakaknya yang baru janda.  Onan sebenarnya menolak membuahi istri kakak
iparnya.  Demikian asal kata Onani.  Masturbasi adalah rangsangan alat-alat
kelamin yang disengaja dengan tujuan membangkitkan kenikmatan seksual.
“Kenyataan ialah bahwa, baik Wewenang Mengajar Gereja dalam tradisinya
yang panjang dan tetap sama maupun perasaan susila umat beriman tidak
pernah meragukan, untuk mencap masturbasi sebagai satu tindakan yang
sangat bertentangan dengan ketertiban”, karena penggunaan kekuatan seksual
dengan sengaja, dengan motif apa pun itu dilakukan, di luar hubungan suami
isteri yang normal, bertentangan dengan hakikat tujuannya.
Persatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri
yang normal. IVF/ bayi tabung jelas meniadakan aspek ‘persatuan/union’
antara suami dengan istri.  Aspek pro-creation juga disalahgunakan, karena
dilakukan secara tidak normal.   Jadi kedua aspek hubungan suami istri yang
disebutkan dalam Humanae Vitae 12, tidak dipenuhi dengan normal. Praktek
IVF atau bayi tabung menghilangkan hak sang anak untuk dikandung dengan
normal, melalui hubungan perkawinan suami istri.  Jika melibatkan ‘ibu

13
angkat’, ini juga berarti menghilangkan haknya untuk dikandung oleh ibunya
yang asli.
c. Resiko Bayi Tabung Ketika Dewasa
Proses bayi tabung menggunakan suatu alat tidak menggunakan
alat organ yang telah diberikan Tuhan Allah kepada manusia melalui
perempuan. Oleh sebab itu menyebabkan munculnya resiko yang akan diderita
oleh anak yang berasal dari proses bayi tabung ketika menginjak masa dewasa.
Resiko yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Sakit Jantung
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Ciculation ini relative
kecil sehingga tidak cukup menunjukan bahwa orang yang dilahirkan
melalui prosedur bayi tabung lebih beresiko menderita seragan jantung
atau storke. Temuan ini hanya menunjukan bahwa orang yang dilahirkan
dari bayi tabung lebih mungkin terserang tekanan darah tinggi, diabetes,
serangan jantung, atau stroke menjelang paruh baya.
2. Sakit Kanker
Untuk pertama kalinya, sebuah studi besar tentang kondisi
kesehatan anak-anak hasil program bayi tabung dirilis. Hasilnya antara lain
menyebutkan, bayi hasil pembuahan di luar rahim mempunyai risiko tinggi
terkena penyakit kanker. Namun para peneliti mengatakan kemungkinan
tidak ada hubungannya dengan bagaimana bayi itu dikandung.
Kemungkinan besar, itu terkait dengan genetika dari orangtua yang beralih
ke fertilisasi in vitro (IVF) karena infertilitas, demikian simpulan
penelitian. Penelitian sebelumnya menunjukkan, bayi hasil program
fertilitas in vitro cenderung lahir prematur dan memiliki masalah
pernapasan saat lahir ciri terkait dalam penelitian lain dengan risiko kanker
meningkat. Namun, kanker pada anak – anak jarang terjadi meskipun
mereka berisiko tinggi.

14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bayi tabung adalah individu atau bayi yang pembuahannya terjadi diluar tubuh
wanita, dengan cara mempertemukan sel gemete (ga-met) betina (ovum) dengan sel
jantan (spermatozoon) dalam sebuah bejana (petridisk) yang didalam bejana telah
disediakan medium yang cocok (suhunya dan lembabnya) dengan didalam rahim
sehingga ayigote (hasil pembuahan) yang terjadi dari dua sel tadi menjadi morulla
(moerbei) dan kemudian menjadi blastuta (pelembungan).
Tujuan dari program bayi tabung ini awalnya adalah untuk membantu
pasangan suami istri yang tidak dapat memiliki anak dikarenakan sang suami dan
sang istri yang mengalami kerusakan organ reproduksinya seperti kerusakan pada
tuba fallopii.
Segala sesuatu dalam hidup ini adalah atas kuasa Tuhan. Dengan demikian
jelas bahwa bukan manusia yang berkuasa untuk menciptakan kehidupan. Bayi
tabung merupakan kegiatan yang melanggar ketetapan Allah karena manusia berusaha
menciptakan kehidupan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab. 2012. Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia
Guwandi, J. 2007. Hukum dan Dokter. Jakarta : CV. Sagung Seto.
Jacoeb, T. Z. 2002. Bayi Tabung (fertilisasi in vitro) sebagai pilihan pasangan suami-istri
pendamba anak. Jakarta : Yayasan SamMarie Binafiat.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Soimin, Soedharyo. 1995. Kitab Undang – Undang Hukum Perdata. Jakarta : Sinar Grafika.

16

Anda mungkin juga menyukai