Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 2

1.ANDAN P.H PATI


2.DELON NITE DUPA
3.RUBIYANTO SOARES
4.YOHANA PENI
5.YUDIANTY BETTY
6.SHERLY JAKARIA
7.YUNITA MONE
8.PETRONELA A. RADJA
9.ANASTASHYA NAMAH
10.WIWIN SONBAY
11.RINTIS NOMLENE
12.JENITA PINTO
13.JULDES NINO
14.MARDIANA NENO
15.YUMITA TUALAKA
GANGGUAN RASA NYAMAN(NYERI)

• DEFENISI
Pengertian
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda dengan
setiap orang dalam hal skala atau tingkatnya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat mkenjelaskan atau mengevaluasi rasa
nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya (Tamsuri 2007).
Etiologi

Panas atau Iskemia jaringan Trauma Kejang otot


dingin yang Perubahan dalam
sel infeksi
berlebihan jaringan misalnya
oederm
Blok pada Kerusakan
Kerusakan arteri coronary sel
jaringan Pemekaan pada reseptor
Pelepasan mediutor
nyeri bradikinin
nyeri(Histamin,bradik
Merangsang inin,prostaglandin
thermosensitiv serotonili,ion
e reseptor kalium,dll

Merangsang
nosiseptor

Dihantarkan serabut tipe A


Serabut tipe C

Medula spinalis

Hipotalamus,thalamus, dan sistem limbik

Otak
Kortiks somasensorik
Persepsi nyeri

Nyeri

Nafsu makan
menurun Nyeri pada
ekstermitas Intderansi Gangguan
aktivitas rasa nyaman

Gangguan Ansietas
mobilitas
fisik
Nafsu
Deficit Intervensi
makan Gangguan rasa
perawatan diri aktivitas
menurun nyaman

Intake
berkurang Pengabaian
diri
Deficit perawatan
Resiko diri berpakaian Stres
ketidakseimbanga
berlebihan
n nutrisi kurang Gangguan pola tidur
dari
Deficit
perawatan
diri mandi
Kurus Resiko
Resiko
keterlambatan ketidakberdayaan
pertumbuhan dan
perkembangan

Resiko harga diri


rendah situasional
Etiologi
1. Mekanisme
a. Trauma jaringan tubuh > Kerusakan jaringan, iritasi langsung pada
reseptor nyeri, peradangan
b. Perubahan dalam jaringan misalnya : Oedem > Pemekaan pada reseptor
nyeri bradikinin > merangsang reseptor nyeri
c. Sumbatan pada saluran tubuh > distensi lumen saluran
d. Kejang otot > perangsangan pada reseptor nyeri
e. Tumor > penekanan pada reseptor nyeri iritasi padea ujung-ujung syaraf
2. Thermis
a. Panas atau dingin yang berlebihan misal : luka bakar > kerusakan
jaringan merangsang thermo sensitif reseptor nyeri
3. Kimia
a. Iskemia jaringan mis : Blok pada akteri koronary > perangsangan pada
reseptor karena tertumpunya asam laktat atau bradikimia di jaringan
b. Kejang otot > sekunder dari ransangan mekanis menyebabkan iskemia
jaringan
Patofisiologi
Munculnya nyeri berkaitan dengan reseptor dan adanya rangsangan.Reseptor nyeri yang
dimaksud adalah nocieceptor ujung-ujung syaraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki nyeri yang tersebar pada kulit dan mukosa.Khususnya pada
visera,persendian dinding arteri,hati dan kandung empedu reseptor nyeri dapat
memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan.Stimulasi tersebut dapat
berupa zat kimiawi seperti histamine,bradikinin,prostaglandin,dan macam asam yang
dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigen stimulasi
yang lain dapat berupa termalistrik atau mekanis
Stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan ke serabut C serabut-
serabut averen masuk ke spinal melalui akar (dorsal root) serta sinaps pada dorsal horn.
Dorsal horn, terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling bertautan diantara
lapisan 2 dan 3 berbentuk substansia gelatinosa yang merupakan saluran utama impuls.
Kemudian, impuls nyeri menyebrangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan
bersambung kejalur spinal asendes yang paling utama, yaitu jalur spinot halamic tract
(STT) atau jalur spinor halamus tract (SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan
lokasi nyeri. Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu
jalur opiate dan jalur spinal disendes dari talamus yang melalui otak tengah dan medulla
ketanduk dorsal dari sumsum tulang-tulang belakang yang berkonduksi dengan
nociceptor impuls supresif seratonim merupakan neurotransmiter dalam impuls supresif.
Sistem supresif lebih mengantifkan stimulasi nociceptor yang transmisikan oleh serabut A
. Jalur Non Apiate merupakan jalur desendes yang tidak memberikan respon terhadap
naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya. (Barbara C. Long. 1989).
Manifestasi klinik
Tanda dan gejala nyeri
- Gangguang tidur
- Posisi menghindari nyeri
- Gerakan menghindari nyeri
- Raut wajah kesakitan ( menangis,l merintih)
- Perubahan nafsu makan
- Nadi meningkat
- Pernapasan meningkat
- Depresi frustasi
Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekanan di abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ tubuh dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan lab sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
d. CT Scan ( cedera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah diotak
Pelaksaan medis
1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya ketidakpercayaan
kesalahpahaman, ketakutan dan kelelahan
2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik berikut ini
- Teknik latihan pengalihan :
a. Menonton televisi
b. Berbincang-bincang dengan orang lain
c. Mendengarkan musik
- Teknik relaksasi
Mengajukan pasien untuk menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara,
menghembuskan secara perlahan.
Melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama
sambil terus berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman tenang dan relax
- Stimulus kulit
a. Menggosok dengan halus pada daerah nyeri
b. Menggosok punggung
c. Mengompres dengan air hangat atau dingin
d. Memijat dengan air mengalir
3. Pemeberian obat analgesic
merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri karena obat ini memblok transmisi
stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri.
Walaupun analgesic dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, perawat dan dokter masih
cenderung tidak melakukan upaya analgesic dalam penanggungan nyeri karena informasi obat
yang tidak benar, karena adanya kekuatiran klien akan mengalami ketagihan obat cemas akan
melakukan kesalahan dalam menggunakan analgetik narkotik dan pemberian obat yang kurang
dari yang diresepkan.
Ada 3 jenis anagetik,yakni:
a. Non narkotika dan obat antiinflamasi dan nonsteroid(NSAID)
b. Analgetik narkotika dan opiate
c. Obat tambahan (adjurant atau koanalgesik.
4. Pemberian stimulator listrik
Yaitu dengan memblok atau mengubah stimulus nyeri dengan stimulus yang dirasakan
Bentuk stimulor metode stimulus listrik meliputi :
Transcutaneus electrical stimulator (TENS), digunakan untuk mengendalikan stimulus manual
daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa electrode di luar.
- Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat stimulator sumsum
tulang belakang dan epidural stimulator yang disimpulkan dibawah kulit dengan transistor
timah penerima yang dimasukan ke dalam kulit pada daerah epidural dan culumina vertebrata.
- Stimulator culumina vertebrata sebuah stimulator dengan stimulus alat terima transistor
dicangkok dengan kantung kulit intraelavicula atau abdomen, yaitu electrode ditanam melalui
pembedahan pada dorsum sumsum tulang belakang.
Komplikasi
1. Edema pulmanal
2. Kejang
3. Masalah mobilisasi
4. Hipertensi
5. Hipertermi
6. Gangguan pola istirahat dan tidur
Nama Mahasiswa: Meryani
Bay DX Medis: Fertigo
Ruangan: Nembrala No MR : 03.03.34.05
Tanggal: 24 Agustus 2022 Jam: 07.05
Tanggal MRS: 24 Agustus
2022

Identitas Diri Klien


Nama Ny.M Sumber Informasi: Keluarga
TTL: Manggarai,06 Mei 1971 Penanggung Jawab: Suami
Umur: 51 Tahun Keluarga yang dapat dihubungi:
Jenis Kelamin: Perempuan Suami
Alamat: Alak Pendidikan: SMA
Status Perkawinan: Sudah kawin Pekerjaan: PDAM
Agama/suku: Kristen Khatolik Alamat: Alak
Warga Negara: WNI Hubungan dengan klien: Suami
Pendidikan: SMA
Pekerjaan: Mengurus rumah tangga
STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Alasan Masuk: Pasien mengatakan alasan masuk rumah
sakit karena rasa nyeri pada bagian abdomen.
2. Riwayat Masuk: Pasien mengatakan pusing.
3. Keluhan saat dikaji: Pasien mengatakan rasa nyeri pada
bagian abdomen dan sering pusing.
RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami: Pasien mengatakan dia
mengalami hipertensi.
2. Riwayat alergi: Pasien mengatatakan tidak ada riwayat
alergi.
3. Pengobatan: Pasien mengatakan belum pernah berobat.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum: Sedang, kesadaran: komposmentis(kesedaran normal)
GCS: E(4) C(5) M(6) Nilai GCS: 15
2. Tanda vital TD
TD: 173/85 mmHg
Nadi: 77x / menit
Suhu: 36,3 derajat celcius
RR: 19x / menit
3. Kepala: Normal
Inspeksi: Normal
Palpasi: Normal
4. Mata: Normal
Inspeksi: Normal
Palpasi: Normal
5. Telinga: Normal
Inspeksi: Normal
Palpasi: Normal
6. Hidung: Normal
Inspeksi: Normal
Palpasi: Normal
7. Mulut dan tenggorokan: Normal
Inspeksi: Normal
Palpasi: Normal
8. Dada: Normal
Inspeksi: Normal
Palpasi: Normal
Perkusi: Normal
Auskultasi: Normal
9. Abdomen: Bentuk tidak normal dan abdomen dan terlihat membesar
Auskultasi: Suara tidak normal
Palpasi: Terdapat nyeri pada abdomen bagian kiri atas
10.Genitalia: Normal
Inspeksi: Normal
Palpasi: Normal
11.Ekstermitas: Normal
Inspeksi: Normal
Palpasi: Normal
Data (DS/DO) Etiologi Masalah
DS Agen Pencederah Nyeri akut
• Pasien mengatakan Fisiologis
nyeri pada bagian (Mis.Inflamasi,Iskemia,Ne
abdomen. oplasma)
• Tidak dapat beraktivitas
dengan bebas.
DO
• Pasien tampak
meringgis dan gelisa.
• Pasien mengatakan sulit
tidur.

P: Nyeri pada abdomen


Q: Nyeri seperti ditikam
R: Nyeri tidak menyebar
S: S
T: Menetap

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera
Fisiologis (Mis.Inflamasi,Iskemia,neoplasma) dan
ANALISIS DATAdengan tampak meringis,gelisah,dan sulit tidur.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Hari/tanggal Diagnosa SLKI(L.08066) SIKI(1.08238)
keperawatan
Rabu,24 Agustus Nyeri akut Tingkat nyeri setelah Manajemen nyeri
2022 berhubungan dengan dilakukan intervensi a.Obsevasi
Agen Pencedera keperawatan selama 1. Identifikasi
Fisiologis(Mis.Infla 3x24 jam maka karakteristik
masi,iskemia,neoplas tingkat nyeri dengan ,durasi,freku
ma)dan dengan kriteria hasil: ensi,intensit
tampak 1. Keluhan nyeri(S) as nyeri.
meringis,gelisa,dan menurun. 2. Identifikasi
sulit tidur. 2. Meringis(S) skala nyeri.
menurun. 3. Identifikasi
3. Keluhan sulit respon nyeri
tidur(S) non verbal.
menurun. 4. Memonitor
4. Gelisa(S) efek
menurun. samping
penggunaan
analgetik.
SIKI(1.08238)

b. Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri(Mis.Tenshipnosis,akupresur,terapi musik,biofeedback,terapi pijat,aroma
terapi,teknik imajinasi,terbimbing,kompres hangat atau dingin,terapi bermain).
2. Fasilitas istirahat dan tidur.
c. Edukasi
3. Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri.
4. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
5. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi

Rabu,24 Agustus Nyeri akut 1. Menganjurkan S: Pasien


2022 berhubungan dengan teknik mengatakan nyeri
Agen Pencedera nonfarmakologis sudah berkurang.
Fisiologis(Mis.Infla untuk O: Pasien wajah
masi,iskemia,neopla mengurangi rasa tampak tidak
sma) dan dengan nyeri. meringis seperti
tampak 2. Menganjurkan hari-hari
meringis,gelisa dan menggunakan sebelumnya.
sulit tidur. analgetik secara TD: 173/85
tepat. Nadi: 77x / menit
3. Menganjurkan Suhu: 36,3 derajat
memonitor nyeri celcius
secara mandiri. RR: 19x / menit
4. Menjelaskan A: Masalah nyeri
penyebab akut sudah dapat
periode,dan teratasi.
pemicu nyeri. P: Intervensi
dihentikan
Evaluasi

P: Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang


Q: Pasien terlihat sehat
R: Pasien terlihat sudah tenang
S: Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang(1)
T: Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri lagi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai