Di Susun oleh :
PRODI PETERNAKAN
i
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna,dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan peternakan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kebuntingan ternak............................................................................2
B. Fase – fase yang terjadi pada proses kebuntingan…………………………….2
C. Pengertian Kelahiran Ternak…………………………………………………..5
D. Tanda-tanda Umum Periode Kelahiran………………………………………..6
E. Persiapan Yang Perlu Dilakukan Menjelang Kelahiran……………………….6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebuntingan berarti suatu keadaan dimana embrio sedang berkembang didalam uterus
ternak betina.Secara visual, periode kebuntingan pada umumnya dihitung mulai dari
perkawinan yang terakhir sampai terjadinya kelahiran anak secara normal.Pengertian lain dari
kebuntingan adalah dimana ternak mengandung janin yang sedang berkembang.Proses
kebuntingan biasanya berlangsung selama 280 – 294 hari.
Setelah terjadinya proses kebuntingan proses yang terjadi pada ternak yaitu proses
kelahiran.Kelahiran pada ternak merupakan hasil dari tingginya produktivitas pada ternak.
Semakin tingginya kelahiran ternak, maka semakin banyak produksi ternak tersebut dan
semakin memberikan keuntungan bagi peternak dan sebaliknya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan kebuntingan pada ternak?
2. Apa saja fase- fase yang terjadi pada ternak dalam proses kebuntingan ?
3. Apa yang di maksud kelahiran pada ternak ?
4. Bagaimana tanda – tanda umumnya ?
5. Bagaimana persiapan yang perlu dilakukan menjelang kelahiran ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari kebuntingan dan fase – fase yang terjadi pada saat proses
kebuntingan.
2. Mengetahui pengertian dari kelahiran serta bagaimana tanda – tanda kelahiran pada
umumnya.
3. Mengetahui tentang apa saja yang perlu di siapkan menjelang kelahiran pada ternak.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pada hari ke- 6 setelah fertilisasi ovum berkembang membentuk rongga yang
mengarah keluar dan menjadi blastocyte. Blastocyst ini merupakan sebuah single layer dari
sel-sel spherical (sel bola tunggal), trophoblast, dengan pusat berlubang, serta kelompok sel
dengan massa sel terdapat pada sisi bagian dalam. Massa sel ini nanti yang akan berkembang
membentuk embrio, sedangkan trophoblast atau trophectoderm berperan sebagai
penyedia nutrient. Pada tahap perkembagan selanjutnya trophoblast ini akan
membentuk chorion.
Pada hari ke 8 zona pellucida mula terfragmentasi dan blastocyst mulai terbentuk
atau yang dikenal dengan “menetas” nya blastocyst dan selanjutnya diikuti oleh
periode elongasi blastocyst. Proses ini dipengaruhi oleh hormon progesteron yang
menstimulasi uterus sehingga zona pellucida dapat dengan mudah mengalami ruptur
sehingga blastocyst dapat dilepaskan.
Pada hari ke 14 perkembangan germ layer sudah mulai terjadi dan merupakan awal
fase embrio. Pada fase awal memasuki fase embrio ini, tiga germ layer mulai berkembang
dan muncul dari massa sel bagian dalam (inner cell) yang selanjutnya dikenal
sebagai ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Ektoderm ini selanjutnya yang berkembang
dan berperan memunculkan struktur ekternal seperti kulit, bulu, kuku, kelenjar susu, dan
sistem syaraf. Lapisan mesoderm akan berkembang menjadi jantung, tulang, dan otot, dan
lapisan endoderm akan membentuk organ internal lainnya.
Pada hari ke- 16, embrio sudah cukup berkembang dan memberikan sinyal
kehadirannya kepada maternal system sehingga mencegah luteulisis sebagaimana yang
terjadi jika sapi tidak dalam keadaan bunting. Proses luteulisis ini terjadi karena adanya
interaksi antara corpus luteum dengan uterus.Pada hari ke- 45 pembentukan organ-organ
primitif telah selesai dan ini merupakan awal fase fetus (janin).
Embrio pada dasarnya dapat bertahan sementara waktu di uterus dengan menyerap
nutrient dari jaringannya sendiri dan dari cairan uterus, akan tetapi pada tahapan
perkembangan selanjutnya akan sepenuhnya bergantung dari suplai nutrien dari induknya.
Suplai nutrien dari induk ini terjadi karena embrio menempel pada endometrium sehingga
kebutuhan nutrien embrio dapat dipenuhi. Proses ini disebut implantasi dan diperkirakan
terjadi saat embrio berumur 20 hari.
3
Yolk Sac, struktur ini berfungsi untuk mentrasfer nutrien dari uterus kepada embrio
yang sedang berkembang. Yolk sac penting namun hanya bersifat sementara dan terbentuk
sebagai penggelembungan dari usus yang sedang berkembang.
Yolk sac ini terpisah dari dinding uterus hanya oleh layer terluar blastocyst dan
pembuluh darahnya menyerap nutrient. Fungsi yolk sac kelak akan diambil alih
oleh alantois yang nanti akan dibahas dibawah.
3. Implantasi
Kelahiran (parturition, partus, delivery, mise bas) merupakan akhir dari periode
kebuntingan (Soeparna; Solihati, nurcholidah: 2014). Kelahiran merupakan proses
melahirkan yang dibagi dalam tiga tahap, yang diawali dengan dilatasi/pelebaran serviks
bersamaan dengan kontraksi uterus dan diakhiri dengan pengeluaran fetus serta membran
plasenta. (Yusuf, Muhammad : 2012).
5
D. Tanda-tanda Umum Periode Kelahiran
- Lestari, Tita Damayanti., Ismudiono. 2013. “Ilmu Reproduksi Ternak”. Surabaya: Airlangga
University Press.
- Soeparna., Solihati, Nurcholidah. 2014. “Ilmu reproduksi Ternak”. IPB Press: Bogor.
- Yusuf, Muhammad. 2012. “Ilmu Reproduksi Ternak”. Uniiversitas hasanudin: Makassar.
- https://wsejati.wordpress.com/2015/04/18/kebuntingan-kelahiran-dan-pertolongan-kelahiran-
pada-ternak/