Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


TRISEMESTER 1 DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM
DI KLINIK PRATAMA JANNAH JL. MAKMUR

DISUSUN OLEH :

1. AMELIA KARTIKA
(P07524419046)
2. ANNISA RAHMA
POHAN (P07524419046)
3. ANNISA
TAMPUBOLON
(P07524419046)
4. HIKMATUL FADHILAH
LUBIS (P07524419046)

PRODI D4 KEBIDANAN MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Asuhan Kebidanan Di Klinik Pratama Jannah.
Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan Real Setting yang merupakan salah
satu mata kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan. Dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Betty Mangkuji, SST, M.Keb sebagai Ketua Jurusan Kebidanan Medan
2. Melva Simatupang, SST, M.Kes sebagai Pembimbing Pendidikan (CI) Di Poltekkes
Kemenkes Medan
3. Satiani Aziz, AmKeb sebagai pembimbing lahan praktik (CI) Di Klinik Pratama
Jannah
4. Kakak - kakak bidan serta rekan-rekan yang telah memberi banyak masukan dalam
laporan ini
Yang telah memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis sehingga laporan ini
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
dengan demikian penulis sangan mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari dosen
pembimbing. Akhir kata semoga hasil laporan ini memb/erikan manfaat yang berguna bagi
yang membutuhkannya.

Medan, 01 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
A. Latar Belakang...........................................................................................................................5
B. Tujuan........................................................................................................................................6
C. Manfaat......................................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................13
TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................13
BAB IV...............................................................................................................................................19
PEMBAHASAN.................................................................................................................................19
BAB V.................................................................................................................................................19
SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................................19
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

I. Kehamilan

Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
antepartum (Helen Varney, 2007 ; 492).

1. Proses Kehamilan
1) Fertilisasi

Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya didaerah ampulla
tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:

(1) Tahap penembusan korona radiata


(2) Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa
menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
(3) Penembusan zona pellusida
(4) Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu
terlihat mampu menembus oosit.
(5) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
(6) Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom
diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX
unutk wanita dan XY untuk laki - laki)
2) Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel,8 sel,
sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan
bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah membentuk morula
(4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida
masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur –angsur ruang

4
antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah  rongga/blastokel sehingga
disebut blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar
disebut trofoblas. Zona pellusida  akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa
masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista
tingkat lanjut.

3) Nidasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior
korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim
sedang berada pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar
rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak
cairan (Marjati,dkk.2010 ; 37)
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
1) Masa pre embrionic

Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses pembelahan


sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan
utama yaitu ekstoderm, endoderm serta mesoderm.

2) Masa embrionic

Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada didalam
bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali
disebut masa organogenesis/ masa pembentukan organ.

3) Masa fetal

Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir


Minggu ke-12     : Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh
berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat refleks menghisap
dan menelan, genitalia tampak dan dapat ditentukan jenis kelaminnya.

5
Minggu ke 16     : Panjang badan  16 cm, berat 10 gram, kulit sangat transparan
sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak terjadi rambut mulai
tumbuh pada tubuh.

Minggu ke 20     : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB, wajah nyata,
telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh sempurna. Skeleton
terlihat pada pemeriksaan sinar X  kelenjar minyak telah aktif dan verniks kaseosa
akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat ibu setelah kehamilan minggu ke 18,
traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 – 17 ml urine dikeluarkan setiap 24
jam.

Minggu ke 24     : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap dengan vernix
kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam merespon rangsangan.

Minggu ke 28     : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan baik,
rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak subkutan menyebabkan kerutan
kulit berkurang, testis turun ke skrotum.

Minggu ke 32     : Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat karena
lemak disimpan disana, testis terus turun.

Minggu ke 36     : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih tertutup
verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam skrotum pada minggu ke 36
ovarium perempuan masih berada di sekitar batas pelvis, kuku jari tangan dan kaki
sampai mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terlihat lebih dipusat abdomen.

Minggu ke 40     : Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan
ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui jalan lahir. Sekarang
terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus mendapatkan tambahan BB hampir
1 kg pada minggu tersebut.

II. Emesis Gravidarum

6
Emesis Gravidarum adalah gejala yang sering terjadi pada kehamilan trimester I. Mual
biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat juga terjadi setiap saat dan malam hari
(Wiknjosastro, 2007).
Emesis Gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu hamil
trimester I. Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap
saat pada malam hari (Prawiharjo, 2010).
Emesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan
muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat
peningkatan hormon esterogen, progesteron, dan dikeluarkanya human chorionic
gonadothropine hormone. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan terjadinya
emesis gravidarum (Manuaba,2010).
Jadi, emesis gravidarum adalah keluhan umum yang dirasakan pada kehamilan muda
berupa mual-mual dan muntah sampai usia kehamilan 4 bulan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mempersiapkan peserta didik untuk menjadi kandidat bidan dalam
mengaplikasikan ilmu diperkuliahan agar menjadi bidan yang profesional.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui pengkajian secara sistematis yang dilakukan pada pasien
dengan Preemesis hingga hyperemesis gravidarum di Klinik Pratama Jannah.
b. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan pada
pasien dengan Preemesis hingga hyperemesis gravidarum di Klinik Pratama
Jannah.
c. Mahasiswa mengetahui diagnosis pada pasien dengan Preemesis hingga
hyperemesis gravidarum di Klinik Pratama Jannah
d. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan pada pasien dengan Preemesis hingga
hyperemesis gravidarum di Klinik Pratama Jannah.
C. Manfaat

1. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan
dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, keterampilan dan mutu pelayanan yang
profesional oleh tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan preemesis hingga hyperemesis gravidarum
3. Bagi Mahasiswa
7
Menambah wawasan keilmuan dan pengalaman sertaketerampilan dalam melakukan
asuhan kebidanan pada ibu dengan preemesis hingga hyperemesis gravidarum
4. Bagi Klien
Dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan selama masa hamil dengan
preemesis hingga hyperemesis gravidarum

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di definisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau menurut kalender internasional”
(Sarwono,2009).

Mual dan muntah dikenal dengan morning sickness atau emesis gravidarum. Penyebab
pastinya sampai saat ini belum di ketahui, tetapi di duga karena ada peningkatan hormone
HCG (human chorionic gonadotropin) namun, tidak semua ibu hamil mengalami seperti ini
(Wibisono,dkk,2008).

8
Mual muntah memang merupakan salah satu tanda kehamilan. Menurut Suririnah (2005),
hampir 50-90% dari wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama (3 bulan pertama
kehamilannya). Keluhan mual muntah ini dikatakan wajar jika dialami pada usia kehamilan
8–12 minggu dan semakin berkurang, umumnya terjadi pada awal kehamilan, biasanya pada
trisemester pertama. Kondisi ini umumnya dialami oleh lebih dari separuh wanita hamil yang
disebabkan karena meningkatnya kadar hormon estrogen. Dalam beberapa kasus, gejala yang
sama pula dialami oleh para wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, atau menjalani
bentuk-bentuk terapi hormonal tertentu. Gejala ini biasanya timbul di pagi hari dengan
frekuensi yang akan menurun setiap harinya sering dengan bertambahnya usia kehamilan.

Emesis gravidarum akan bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum menyebabkan


ibu muntah terus menerus tiap kali minum maupun makan, akibatnya tubuh ibu sangat lemah,
muka pucat dan frekuensi buang air kecil menurun derastis sehingga cairan tubuh semakin
berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang dapat melambatkan peredaran
darah yang berarti konsumsi oksigen dan makanan kejaringan juga ikut berkurang,
kekurangan makanan dan oksigen akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan kesehatan janin yang dikandungnya (Hidayati, 2009)

Hyperemesis Gravidarum adalah kondisi emesis gravidarum yang frekuensi muntahnya


sangat sering hingga mengganggu aktifitas sehari– hari. Saat Hyperemesis Gravidarum
terjadi, sang ibu kesulitan mengonsumsi makanan sehingga asupan makan benar– benar
menurun.

B. Etiologi
1. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan hormon kelamin
yang diproduksi selama hamil.

9
2. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan. Tetapi,
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan emosional. Mual di
pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan
asam gastrik yang diendapkan semalaman.
3. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran asam
lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari .
4. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama hamil muda
pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon hipofise
5. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh perubahan psikologis
dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama kehamilan (Suririnah, 2009).

C. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.Emesis gravidarum ini dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton dalam darah. Muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah
turun. Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Di samping dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan
lambung ( sindroma mollary-weiss ), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

D. MANIFESTASI KLINIS

10
Gejala klinik emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama   pagi hari, disertai
mual muntah sampai kehamilan 4 bulan (Manuaba,2010) . Akibat mual dan muntah nafsu
makan berkurang (Ai yeyeh, 2010)

Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :

1. Rasa mual, bahkan dapat sampai munta mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari,
biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
2. Nafsu makan berkurang
3. Mudah lelah
4. Emosi yang cenderung tidak stabil

(http://d3kebidanan.blogspot.com/2009/11/emesis-gravidarum.html)

E. Faktor Resiko

Sekitar 2-5% keadaan muntah dan mual semakin menghebat, dan begitu menghebatnya
sehingga memerlukan rawat inap di rumah sakit. Salah satu komplikasi yang paling sering
dialami adalah dehidrasi atau disebut juga kekurangan cairan. Andaikata dehidrasi tersebut
tidak segera diganti dengan cairan yang cukup dan benar maka sudah dipastikan akan
mempengaruhi janin yang ada dalam kandungan (Admin, 2005).

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.

2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.

11
3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan


menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah lengkap,
urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar), analisis gas darah, tes
fungsi hati dan ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien dicurigai menderita hipertiroid dapat
dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid dengan parameter TSH dan T4. Pada kasus hiperemesis
gravidarum dengan hipertiroid 50-60% terjadi penurunan kadar TSH. Jika dicurigai terjadi
infeksi gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibodi Helicobacter pylori.
Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan tanda-tanda dehidrasi dan pemeriksaan
berat jenis urin, ketonuria, peningkatan Blood Urea Nitrogen, kreatinin dan hematokrit.
Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda ataupun
mola hidatidosa.(Prawiroharjho, 2008).

G. Penatalaksanaan
1. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda yang selalu dapat
disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai umur kehamilan 4
bulan.
2. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur, sehingga tercapai adaptasi
aliran darah menuju susunan saraf pusat.
3. Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang
merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari.
4. Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis gravidarum :
1) Vitamin yang diperlukan : (Vitamin B kompleks, mediamer B6 sebagai vitamin dan
antimuntah)
2) Pengobatan
Anti mual muntah : Stimetil, primperan, emetrol dan lainnya.

3) Nasehat Pengobatan
(1)   Banyak minum air atau minuman lain
(2)   Hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi  iritasi lambung

12
4) Nasehat Kontrol Antenatal :
(1)   Pemeriksaan hamil lebih sering
(2)   Segera datang bila terjadi keadaan abnormal (Manuaba,2010)

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

TRISEMESTER 1 DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM

DI KLINIK PRATAMA JANNAH

Hari/Tanggal   : Sabtu, 13 November 2021               

Pukul                : 15:30 WIB                                     

1. SUBJEKTIF DATA
1. Identitas

13
Istri Suami

Nama   Ny. S Tn. D

Umur   22 tahun 26 tahun

Agama Islam Islam

Suku/Bangsa Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia

Pendidikan SMA SMA

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Wiraswasta

Alamat Jl. Makmur

2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan hamil ±2 bulan ingin memeriksakan kehamilannya mengeluh
mual diserai muntah sejak tadi malam.
3. Riwayat perkawinan : kawin 1 kali, pertama kali kawin umur 22 tahun dengan
suami sekarang sudah 2 bulan.

4. Riwayat haid
Menarche umur    : 13 tahun
Siklus                   : 30 hari
Teratur / tidak      : teratur
Lamanya              :7 hari
Banyaknya           : ± 2-3 kali ganti pembalut/hari
Dysmenorrhea      : terkadang
HPHT                   : 18-10-2021

14
Taksiran Partus     : 25-07-2022

5. Riwayat Obstetri :

Penyuli
t Ket
Kehamilan Persalinan Bayi
.

Nifas
N Tahu
o n
Penyu Tempat / Penyu Keadaa

U - U Car - B P Sek n

K K a Penolon B B s

Lit g lit Lahir

1. 2021 Ini -

6. Riwayat keluarga berencana


Jenis         : -
Lama        : -
Masalah    :

7. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu

Dikarenakan ini kehamilan pertama, ibu belum terlalu mengetahui tentang


kehamilannya, tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung,
penyakit keturunan seperti asma, diabetes mellitus dan penyakit menular
seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS dan penyakit lainnya.

15
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan ibu kandungnya tidak menderita hipertensi, dari pihak
keluarga lain tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung,
penyakit keturunan seperti asma, diabetes mellitus dan penyakit menular
seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS dan penyakit lainnya serta tidak ada
riwayat kembar.

8. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Selama hamil ibu periksa di        : BPM
b. Mulai periksa sejak kehamilan    : baru pertama kali
c. Frekuensi periksa
1) Trimester I                             : -
2) Trimester II                           : -
3) Trimester III                          : -
d. Imunisasi TT                               : Lengkap   

    

e. Keluhan selama hamil

No Keluhan Umur Tindakan Dan Oleh Ket.


Kehamila Terapi
n

1. Mual 4-6 KIE, makan sedikit Bidan Masalah


minggu tapi sering, hindari teratasi
makanan yang
berbau menyengat,
B6, Kalk, Asam
folat, Fe.

16
9. Pola Kebutuhan Sehari-hari
1. Nutrisi

Makanan Minuman

Jenis Nasi, Lauk-pauk, sayur Air putih,

Frekuensi 2 kali sehari 7-8 kali sehari

Porsi 1 piring 1 gelas

Masalah Tidak ada Tidak ada

2. Eliminasi
1) BAB
a) Frekuensi                        : 1 kali sehari
b) Konsistensi                     : lembek
c) Warna                             : kuning kecokelatan
d) Masalah                          : Tidak ada

2) BAK
a) Frekuensi                        : 1-2 kali sehari
b) Warna                             : kuning keruh
c) Bau                                 : khas urin
d) Masalah                          : Tidak ada
3. Personal hygiene
1) Frekuensi mandi                    : 2 kali sehari
2) Frekuensi gosok gigi             : 2 kali sehari
3) Frekuensi ganti pakaian        : sesuai kebutuhan
4. Aktivitas

17
Ibu mengatakan selama hamil sudah tidak dapat melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah dan lain-
lain.
5. Tidur dan istirahat
1) Siang hari                              : 2-3 jam
2) Malam hari                            : 4-5 jam
3) Masalah                                 : muntah
f. Pola seksual
Masalah                                                                : Tidak ada

6. Data psikososial dan Spiritual


a. Tanggapan ibu terhadap keadaan kehamilannya : cemas
b. Tanggapan keluarga terhadap kehamilannya       : Senang
c. Ketaatan ibu dalam beribadah                             : Shalat 5 waktu
d. Pemecahan masalah dari ibu                                : Suami
e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya             : Orang tua dan Bidan
f. Budaya yang dipercayai selama kehamilan         : tidak ada
g. Lingkungan yang berpengaruh
1) Ibu tinggal bersama                                       : Suami
2) Hewan peliharaan                                         : Tidak ada
h. Hubungan sosial ibu dengan keluarga                 : Baik
i. Jumlah penghasilan                                              : Mencukupi
j. Penentu pengambilan keputusan dalam keluarga: Suami
k. Yang menanggung biaya ANC dan persalinan    : Suami

2. OBJEKTIF DATA
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum          : Baik
b. Kesadaran                  : Composmentis
c. Berat badan
1) Sebelum hamil      : 42 kg
2) Sekarang              : 40 kg
d. Tinggi badan              : 150 cm
e. LILA                          : 22,5 cm
f. Tanda Vital   
1) Tekanan Darah     : 90/70 mmHg

18
2) Respirasi               : 20 kali/menit
3) Nadi                     : 80 kali/menit
4) Suhu                     : 36,5 oC         
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi

Kepala :Kulit kepala tampak bersih, tidak berketombe, rambut


hitam dan tidak rontok.

:Tidak tampak pucat, tidak oedem, tidak ada chloasma


Gravidarum.
2)     Muka

:Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera


tidak  kuning.

3)     Mata     
:Simetris, tidak ada pengeluaran serumen.

:Tidak ada polip, tidak ada pergerakan cuping hidung.

4)     Telinga
:Tidak pucat, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada
sariawan, tidak ada caries gigi, gigi tidak berlubang.
5)     Hidung

:Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar


6)     Mulut tyroid.

:Simetris, tidak tampak retraksi dinding dada saat


inspirasi dan ekspirasi.
7)     Leher

:Simetris, puting susu menonjol, terdapat


Hiperpigmentasi pada areola.

8)     Dada :Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan, tidak


ada jaringan parut, tidak ada luka bekas operasi.

:Tidak ada keluar cairan atau keputihan.

19
9)     Mamae :Tampak oedem dan tidak tampak varises.

Perut :Tidak teraba pembesaran vena jugularis dan kelenjar


tyroid.

:Tidak ada nyeri tekan dan massa.

Genetalia

Tungkai
:

b.       Palpasi

1)     Leher    
:-

2)     Mamae 

3)     Abdomen
:-

a)      Leopold I

:-

b)     Leopold II
:-

: -

: Teraba adanya oedem dan tidak teraba varises

20
c)      Leopold III

d)     Leopold IV

e)      TFU          

4)     TBJ           

5)     Tungkai

b. Auskultasi

c. Perkusi
1) Reflek Patella       : kiri/kanan, (+)/(+)
2) Cek Ginjal            : kiri/kanan, (-)/(-)
d. Pemeriksaan panggul luar
1) Distansia spinarum           : Tidak dilakukan
2) Distansia kristarum          : Tidak dilakukan
3) Conjugata eksterna          : Tidak dilakukan
4) Lingkar panggul               : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang tanggal 13 November 2021
HB                             : 12 gr% nilai normal 12-16gr%
Protein urine               : negatif

C. ANALISA DATA
A. Diagnosa Kebidanan        : G1P0A0 hamil 4-6 minggu dengan hyperemesis gravidarum.
B. Masalah                            : Cemas menghadapi kondisi kehamilannya
C. Kebutuhan                       : KIE, teknik Relaksasi

D. PENATALAKSANAAN

21
a. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu TD : 90/70 mmHg,
Pernapasan : 20 kali/menit, Nadi : 80 kali/menit, Suhu : 36,5 oC, UK : 4-6
minggu, dan taksiran partus : 25-07-2022. “Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan”
b. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami hyperemesis dengan di tandai oleh
mual disertai muntah yang berlebihan, protein urine negatif serta penurunan
berat badan 2 kg dari berat badan sebelum hamil. “Ibu tidak mengetahui
keadaan yang dialaminya saat ini”
c. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG. :
1) Pdx     : -
2) Mdx   : -
d. KIE    :
1) Penanganan rasa mual dan muntah
2) Penanganan cemas

Penatalaksanaan :

1) Mengatasi mual dan mutah dengan cara memberikan obat Pereda


mual dan muntah, disertai menjaga pola makan, makanan yang
dikomsumsi.“Ibu mengerti dan merasa lebih tenang”
2) Memotivasi ibu dalam mengahadapi kehamilannya yaitu dengan
menganjurkan ibu untuk berdoa agar mengurangi rasa cemas. “Ibu
merasa lebih tenang”
BAB IV
PEMBAHASAN

Mual muntah memang merupakan salah satu tanda kehamilan. Menurut Suririnah (2005),
hampir 50-90% dari wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama (3 bulan pertama
kehamilannya). Keluhan mual muntah ini dikatakan wajar jika dialami pada usia kehamilan
8–12 minggu dan semakin berkurang, umumnya terjadi pada awal kehamilan, biasanya pada
trisemester pertama. Kondisi ini umumnya dialami oleh lebih dari separuh wanita hamil yang
disebabkan karena meningkatnya kadar hormon estrogen. Dalam beberapa kasus, gejala yang
sama pula dialami oleh para wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, atau menjalani
bentuk-bentuk terapi hormonal tertentu. Gejala ini biasanya timbul di pagi hari dengan
frekuensi yang akan menurun setiap harinya sering dengan bertambahnya usia kehamilan.

Emesis gravidarum akan bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum menyebabkan


ibu muntah terus menerus tiap kali minum maupun makan, akibatnya tubuh ibu sangat lemah,

22
muka pucat dan frekuensi buang air kecil menurun derastis sehingga cairan tubuh semakin
berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang dapat melambatkan peredaran
darah yang berarti konsumsi oksigen dan makanan kejaringan juga ikut berkurang,
kekurangan makanan dan oksigen akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan kesehatan janin yang dikandungnya (Hidayati, 2009)

Pada hari Sabtu,13 November 2021, Ny. S datang ke Klinik Pratama Jannah bersama
dengan suaminya dengan keluhan mual disertai muntah yang berlebihan. Ibu mengatakan
hamil anak pertama memasuki usia kehamilan ±3 bulan ingin memeriksakan kehamilannya,
ibu mengeluh mual disetai muntah sejak semalam. Setelah dilakukan anamnesa ibu terlihat
sedikit lesu dikarenakan kurangnya waktu tidur. Pada hasil pemeriksaan diketahui keadaan
umum pada tekanan darah ibu 90/70 mmHg, hasil palpasi keadaan janin baik. Ibu dianjurkan
untuk menghindari minum the, air es, makanan asam, pedas, sate. Ibu dan suami mengerti
dengan anjuran bidan.

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. S umur 22 tahun G1IP0A0 hamil 4-6 minggu
dengan hyperemesis gravidarum mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, analisa data serta
penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hyperemesis Gravidarum adalah kondisi emesis gravidarum yang frekuensi muntahnya


sangat sering hingga mengganggu aktifitas sehari– hari. Saat Hyperemesis Gravidarum
terjadi, sang ibu kesulitan mengonsumsi makanan sehingga asupan makan benar– benar
menurun.
2. Sabtu, 13 November 2021, Ny. S datang ke Klinik Pratama Jannah bersama suaminya
ingin memeriksakan kehamilannya. Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik,
tekanan darah 90/70 mmHg, protein urine negatif. Ibu diberikan KIE dan obat oleh bidan
agar mual disertai muntah ibu berkurang
3. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. S umur 22 tahun G 1P0A0 hamil 4-6 minggu
dengan hyperemesis gravidaru, mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium,
analisa data serta penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada.

23
B. Saran

1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi institusi pendidikan
dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, keterampilan dan mutu
pelayanan yang profesional oleh tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan
kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan preemesis hingga hyperemesis.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta
keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan preemesis hingga
hyperemesis.Bagi Klien
Diharapkan klien dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan selama masa
hamil dengan preemesis hingga hyperemesis.

24

Anda mungkin juga menyukai