Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA

SEKOLAH
( Konsep Psikologi Perkembangan Manusia dari Sebelum Lahir (Prental-9 bulan), Baru
Lahir (0-2 Minggu), Masa Kanak-Kanak Awal (Early Childhood), dan Masa Kanak-
Kanak Akhir (Later Childhood))

Dosen pengampu : Tri Marini, SST,M.Keb

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Danila Yusra ( P07524419051 )


2. Elma Lia Putri ( P07524419054 )
3. Annisa Tampubolon (P07524419047)

Kelas : D-IV 3B

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat-Nya makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu dan berjalan dengan baik. Makalah ini berupa pemgumpulan data dan
referensi sehingga dapat terkumpul dan tersusun dengan baik dan bermakna.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua, serta
teman-teman yang atas dukungannya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar
dan tepat waktu.
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca,
terutama bagi mahasiswa kebidanan Poltekkes medan sehingga dapat mengerti dan memahami
tentang Kegawatdaruratan Pada Maternal Dan Neonatal serta prinsip rujukan.

Medan, Februari 2022

Penulis

DAFTAR   ISI

KATA PENGANTAR  .......................................................................................…………………2

DAFTAR ISI…………....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN…………....………………………….………………………………...4

2
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................4

1.2 Rumusan
masalah...........................................................................................................5

1.3 Tujuan Penulis…………...…………………………................................................


….5

1.4 Manfaat Penulisan .........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….….…
7

2.1 Prenatal sampai 9 bulan…….……………………………..


….......................................7

2.2 Bayi Baru Lahir (0-2 Minggu)…..………..……….........…….…..............


………......17

2.3 Masa Kanak-Kanak Awal (2-6 Tahun)……………...……...…........


………………...25

2.4 Masa Kanak-Kanak Akhir (6-12 Tahun)


……………………………………………..29

BAB III  PENUTUP…………...…………………………………..………………………...…..38

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................38

3.2
Saran.............................................................................................................................38

DAFTAR  PUSTAKA 40

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa pranatal merupakan masa (waktu) dimana manusia mengalami perkembangan
untuk pertama kalinya atau biasa disebut dengan awal perkembangan. Masa ini terjadi selama
dalam rahim seorang ibu, yaitu berkisar sekitar 9 bulan lebih 10 hari, ini merupakan perkiraan
rata-rata yang sering dialami oleh sebagian besar perkembangan manusia di dalam rahim
meskipun terkadang sering juga ditemukan usia janin yang kurang dari usia tersebut yang biasa
disebut dalam ilmu kedokteran sebagai janin prematur (waktu yang semestinya bayi belum bisa
dilahirkan).

Secara parsial, psikologi perkembangan dapat dipecah menjadi beberapa subdisiplin,


yaitu perkembangan masa prenatal, perkembangan anak, perkembangan remaja, perkembangan
orang dewasa, dan gerontologi (psikologi perkembangan yang mempelajari masa usia lanjut).
Dengan demikian, ruang lingkup psikologi perkembangan dimulai sejak masa konsepsi sampai
manusia meninggal.

Pengaruh utama terhadap penyesuaian diri pasca lahir adalah sikap orang tua. Bila sikap
orang tua menguntungkan, hubungan orang tua dan anak akan baik. Hubungan orang tua-anak
ini akan dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang dialami
setelah lahir. Selan itu, pendidikan dan pengasuhan bagi seorang anak bukanlah tugas mudah
yang di dalamnya orang tua dapat melakukannya dengan sedikit atau tanpa upaya keras.
Kenyataanya, tugas ini membutuhkan penanganan dan temperamen yang lembut. Ada banyak
poin yang perlu dipertimbangkan demi mencapai keberhasilan upaya ini. Orang tua mesti
mengakrabkan dirinya dengan jiwa anaknya, ia tidak dapat melakukan tugasnya tanpa
mengetahui aspek psikologis anak.

Perkembangan akhir masa kanak-kanak untuk memperoleh tempat di dalam kelompok


sosial , anak yang lebih besar harus menyelesaikan pelbagai tugas dalam perkembangan.

4
Kegagalan dalam pelaksanaannya mengakibatkan pola prilaku yang tidak matang, sehingga sulit
diterima oleh kelompok teman-teman sebayanya yang sudah menguasai tugas-tugas
perkembangan tersebut. Sekarang penguasaan ini menjadi tanggung jawab guru-guru dan
sebagian kecil tanggung jawab kelompok teman-temannya. Jadi, bukan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab orang tua seperti tahun-tahun prasekolah. Kematangan seksual anak laki-laki
lebih lambat dari anak perempuan, sehingga masa kanak-kanak yang dialami lebih lama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Masa Prenatal-9 Bulan?

2. Apa yang dimaksud dengan Masa 0-2 minggu?

3. Apa yang dimaksud dengan Masa Kanak-Kanak Awal?

4. Apa yang dimaksud dengan Masa Kanak-Kanak Akhir?

5. Apa saja yang menjadi tanda Pertumbuhan dan perkembangan Masa Prenatal?

6. Apa saja yang menjadi tanda Pertumbuhan dan perkembangan Masa 0-2 minggu?

7. Apa saja yang menjadi tanda Pertumbuhan dan perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal?

8. Apa saja yang menjadi tanda Pertumbuhan dan perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir?

1.3 Tujuan Penulis

1. Untuk mengetahui pengertian Masa Prenatal-9 Bulan

2. Untuk mengetahui pengertian Masa 0-2 minggu

3. Untuk mengetahui pengertian Masa Kanak-Kanak Awal

4. Untuk mengetahui pengertian Masa Kanak-Kanak Akhir

5. Untuk mengetahui tanda Pertumbuhan dan perkembangan masa prenatal-9 bulan

5
6. Untuk mengetahui tanda Pertumbuhan dan perkembangan masa 0-2 minggu

7. Untuk mengetahui tanda Pertumbuhan dan perkembangan masa kanak-kanak awal

8. Untuk mengetahui tanda Pertumbuhan dan perkembangan masa kanak-kanak akhir

1.4 Manfaat Penulisan

1. Untuk menguraikan konsep Psikologi perkembangan manusia dari sebelum lahir (Prenatal-9
Bulan)

2. Untuk menguraikan konsep Psikologi perkembangan manusia baru lahir (0-2 Minggu)

3. Untuk menguraikan konsep Psikologi masa kanak-kanak awal (Early Childhood) 2-6 Tahun

4. Untuk menguraikan konsep Psikologi masa kanak-kanak akhir (Later Childhood) 6-12 Tahun

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PRENATAL SAMPAI 9 BULAN

Menurut William Sallenbach dalam buku Psikologi Perkembangan, periode prenatal atau
pralahir merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, emosi dan mental bayi. Ini adalah masa
ketika kedekatan hubungan antara bayi dan orang tua mulai terbentuk dengan konsekuensi yang
akan berdampak panjang, terutama berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam
kandungan.

Para ahli psikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia dimulai dari
bertemunya sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Sel sperma bergabung dengan sel telur
(ovum) dan menghasilkan satu bentuk satu sel yang telah dibuahi, yang disebut zygot ,nutfah.
sperma dan sel telur dibuat oleh sel-sel perkembangbiakan yang disebut sel benih (germ cell).
Sel-sel ini mengandung 46 kromosom yang didapatkan dari sperma ayah dan ovum ibu yang
dibentuk menjadi 23 pasang. Setiap satu kromosom terdiri satu kromosom ayah dan satu
kromosom ibu.

Meskipun kenyataan bahwa periode perkembangan pertama dalam rentang kehidupan ini
merupakan periode yang paling singkat dari seluruh periode perkembangan, namun dalam
banyak hal periode ini penting atau bahkan yang terpenting dari semua periode. Periode ini, yang
mulai pada saat pembuahan dan berakhir pada kelahiran, kurang lebih panjangnya 270 sampai
280 hari atau sembilan bulan. Meskipun relatif singkat, periode pranatal mempunyai enam ciri
penting, masing-masing ciri mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang
kehidupan. Ciri-ciri itu adalah:

1. Pada saat sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan
selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya. Sementara itu kondisi-kondisi yang
baik atau tidak baik, baik sebelum atau sesudah kelahiran sampai tingkat tertentu,
dapat dan mungkin mempengaruhi sifat-sifat fisik dan psikologis yang membentuk

7
sifat-sifat bawaan ini, per\ubahan-perubahan yang terjadi bersifat kuantitatif dan
bukan kualitatif.
2. Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat
bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya
bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang akan datang. Ada saatnya
dalam rentang kehidupan sifat bawaan sangat dipengaruhi kondisi-kondisi lingkungan
seperti halnya selama periode pranatal.
3. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan
dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya
dengan sifat bawaan kecuali kalau dilakukan pembedahan dalam operasi perubahan
kelamin, jenis kelamin individu yang suda
4. ditetapkan pada saat pembuahan tidak akan berubah. Operasi semacam itu sangat
jarang dilakukan dan hanya sebagian kecil saja berhasil.
5. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode
prenatal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
Selama Sembilan bulan sebelum kelahiran, individu tumbuh dari sel kecil yang
tampak dari mikroskop menjadi bayi yang panjangnya sekitar dua puluh inci dan
beratnya rata-rata 7 ons. Diperkirakan bahwa selama masa itu berat badan bertambah
sebelas juta kali. Demikian pula, halnya dengan perkembangan yang kelihatannya
berlangsung begitu cepat. Dari sebuah sel berbentuk bulat pada masa itu
berkembanglah setiap anggota tubuh manusia, baik eksternal maupun internal. Pada
waktu kelahiran, bayi dapat dikenali sebagai manusia, meskipun banyak ciri-ciri
eksternalnya secara proposional berbeda dengan ciri-ciri anak yang lebih tua usianya,
dengan anak remaja atau dengan seorang dewasa.
6. Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik
maupun psikologis, meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan
periode yang paling berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan banyak yang
percaya bahwa masa anak-anak lebuh berbahaya tetapi jelas bahwa periode ini
merupakan masa dimana bahaya-bahaya lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis
dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat
mengakhiri suatu perkembangan.

8
7. Periode prenatal merupakan dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk
sikap-sikap pada diri individu yang baru diciptakan. Sikap-sikap ini akan sangat
mempengaruhi cara bagaimana individu-individu ini diperlakukan, terutama selama
tahun-tahun pertama pembentukan kepribadiannya. Kalau sikap- sikap ini sangat
bersifat emosional, maka hal ini dapat dan seringkali merusak keseimbangan ibu
(mother’s homeostasis), dan dengan demikian mengganggu kondisi-kondisi di dalam
tubuh ibu yang sangat penting bagi perkembangan normal dari individu yang baru
diciptakan.

Menurut Paul Henry Mussen menjelaskan dengan bahasa berbeda bahwa perkembangan
masa prenatal dibagi menjadi tiga periode berikut:

1. Periode zigot (sejak pembuahan sampai akhir minggu ke-2). Periode ini berlangsung
dari pembuahan sampai implementasi pada dinding Rahim, sekitar 10 hari setelah
pembuahan. Jika sperma memasuki ovum, terjadi peleburan inti sperma dengan inti
ovum yang telah dibuahi yang disebut zigot (yang mengandung 23 kromosom).
Kemudian, ovum yang telah dibuahi mulai membelah diri (melakukan pembelahan),
dari saluran sel telur tempat ia dibuahi menuju uterus dan akan ditanam (menempel)
di dinding uterus (implantasi).
2. Periode embrio (akhir minggu ke-2 sampai akhir bulan ke-2 berdasarkan hitungan
bulan). Periode ini ditandai dengan perkembangan yang cepat sekali dari susunan
saraf. Pada periode ini kepala lebih besar dibandingkan dengan bagian badan yang
lain. Ini menunjukkan 8 minggu yang pertama merupakan suatu periode yang sensitif
untuk integritas susunan saraf.
3. Periode janin atau fetus (akhir bulan ke-2). Periode ini berlangsung dari akhir bulan
ke-2 sampai lahir.

A. Perkembangan Prenatal dari Segi Kognitif

Perkembangan dalam belajar dan mengingat yaitu perkembangan belajar janin telah
diketahui ketika dia mengisap jari di dalam rahim. Sementara perkembangan mengingat
diketahui ketika bayi merekam setiap pembicaraan ibunya, atau ketika ibu sedang membacakan
cerita- cerita dengan keras pada masa kehamilan. Membacakan cerita-cerita dengan suara keras

9
lebih mengaktifkan rekaman ingatan bayi ketimbang ibu yang sama sekali tak pernah
membacakan cerita pada masa kehamilan.

Perkembangan kognitif anak dalam kandungan, di mana menurut laporan para ilmuwan
dalam bidang perkembangan anak pralahir yang melakukan beberapa penelitian mutakhir makin
menguatkan dugaan bahwa anak dapat belajar selama berada dalam Rahim ibunya. Dia juga bisa
merasa, dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Bahkan pada usia kandungan lima
bulan (20 pekan), kemampuan bayi dalam kandungan untuk merasakan

rangsangan telah berkembang dengan sangat baik sehingga proses pendidikan dapat
dilakukan. Dan anak-anak yang diberi pendidikan sejak masih dalam kandungan cenderung
mengalami peningkatan kecerdasan otak, mampu berkomunikasi lebih baik dan mudah
beradaptasi dengan lingkungan ketika besar nanti.Pentingnya pemberian rangsangan sejak dini
merupakan satu hal yang perlu diberikan kepada anak untuk meningkatkan tingkat intelektual
dan tingkat kreativitas anak.

B. Perkembangan Prenatal dari Segi Emosi-Sosial

Berkomunikasi dengan buah hati tidak hanya bisa dilakukan setelah bayi lahir dan bisa
berbicara. Namun, sebetulnya komunikasi antara ibu dan janin, lingkungan dengan janin sudah
dimulai tercipta sejak dalam kandungan. Tanpa banyak disadari, ibu dan janin sudah memiliki
hubungan emosional yang sangat kuat. Biasanya dimulai sejak usia kehamilan enam bulan. Janin
sudah bisa merasakan emosi ibu, baik saat senang atau sedih melalui hormon ibu yang disalurkan
kedalam tubuh janin. Tentu kesempatan berharga untuk menjalin kedekatan secara emosional
dengan buah hati tidak boleh dilewatkan.

Beberapa pakar anak mengemukakan bahwa jika janin dalam kandungan secara terus-
menerus mendapatkan stimulasi (rangsangan) positif, maka kelak anak tersebut akan menjadi
anak yang lebih cepat perkembangan otaknya jika dibandingkan dengan teman-temanya yang
tidak mendapatkan stimulasi saat masih dalam kandungan. Pada umumnya seorang anak telah
memiliki ikatan atau jalinan yang kuat dengan ibu, walaupun masih dalam kandungan. Berbagai
cara yang dapat dilakukan untuk memberi stimulasi pada janin, diantaranya sebagai berikut :

1. Membelai, menepuk, dan mengusap dengan lembut

10
2. Mengajak bicara
3. Mendongengkan.

Selain memberi stimulus, keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai
pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal. Hal ini dikarenakan ketika seorang
ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi
perubahan psikologis, antara lain yang meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar.
Adanya produksi hormon andrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat
aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin janin kekurangan udara.

Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama
kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal
dibandingkan dengan ibu yang relative tenang dan aman. Goncangan emosi diasosiasikan dengan
kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat,
kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik. Disamping itu, stres dan
kecemasan yang dialami ibu setelah kehamilan, diasosiasikan dengan bayi yang sangat aktif
lekas marah (pemarah), dan tidak teratur dalam makan, tidur, dan buang air. Kecemasan pada ibu
itu kemungkinan terus berlanjut sampai setelah anak lahir. Suatu studi memperlihatkan hubungan
antara kecemasan ibu selama kehamilan dan kondisi bayi yang baru lahir. Dalam studi ini, ibu-
ibu menjawab suatu kuesioner tentang kecemasan mereka setiap 3 bulan selama kehamilan.
Ketika bayi sudah lahir, berat bayi, tingkat aktivitas, dan tangisannya diukur. Bayi dari ibu yang
lebih cemas menangis lebih banyak sebelum diberi makan dan lebih aktif daripada bayi yang
dilahirkan oleh ibu-ibu yang kurang cemas.

Bahaya psikologis dapat menimbulkan akibat yang tetap ada pada perkembangan
individu dan dapat mempengaruhi lingkungan sesudah dilahirkan dan perlakuan yang diterima
anak dari orang-orang yang berarti selama tahun-tahun pertumbuhan awal. Tiga bahaya
psikologis yang penting berupa:

1. Kecepercayaan tradisional yaitu kepercayaan yang lebih tradisional dan lebih


merusak mengenai periode perkembangan pranatal daripada kepercayaan mengenai
periode-periode lain dalam rentang kehidupan. Kepercayaan demikian dapat dan
memang mempengaruhi perlakuan orang tua kepada anak-anaknya dan seringkali

11
mempengaruhi sikap anak satu terhadap anak yang lainnya. Meskipun sejumlah
temuan ilmiah membuktikan sebaliknya, tetapi banyak orang, misalnya masih
percaya bahwa penentuan jenis kelamin anak dapat mereka kendalikan. Kepercayaan
tradisional tentang bagaimana seseorang dapat meramalkan jenis kelamin anak yang
belum lahir juga dapat mengakibatkan kebencian dan kekecewaan yang terungkap
dalam sikap yang kurang menyenangkan terhadap anak, hal ini seringkali tetap ada
selama hidupnya. Kalau misalnya dipercaya bahwa para dokter dapat meramalkan
dengan 100% jenis kelamin anak yang belum lahir melalui tes denyut jantung atau tes
air liur, orangtua seringkali sangat kecewa kalau jenis kelamin anak yang dilahirkan
ternyata berbeda dengan apa yang diramalkan. Sampai sekarang, cara cara meramal
jenis kelamin anak yang belum lahir dengan ketepatan yang tinggi hanyalah melalui
tes amniocentesis.
2. Tekanan yang dialami ibu, banyak hal yang menyebabkan tekanan pada ibu selama
kehemilan, dan yang sangat sering timbul adalah: tidak menghendaki kehadiran anak
karena adanya kesulitan dalam perkawinan atau keuangan atau karena kelahiran anak
akan mengganggu program pendidikan ataupun pekerjaan, gangguan-gangguan fisik
yang berat dan yang cukup sering terjadi sehingga menjadikan calon ibu gelisah,
cepat marah, dan umumnya mengalami gangguan emosi, merasa kurang sesuai dalam
peran sebagai orangtua, takut kalau anaknya akan mengalami cacat fisik atau
keterbelakangan mental, karena seringkali ditingkatkan oleh adanya laporan media
massa mengenai seringnya terjadi cacat lahir dan penyebab khusus cacat itu, seperti
rubella dan thalidomide. Tekanan ibu mempengaruhi anak yang sedang berkembang
baik sebelum maupun sesudah kelahiran. Sebelum kelahiran, adanya
ketidakseimbangan kelenjar yang hebat dan menetap karena tekanan tersebut dapat
mengakibatkan ketidak teraturan dalam perkembangan anak dan komplikasi pada
waktunya. Rasa bingung dan cemas mempengaruhi kontraksi uterine, sehingga proses
kelahiran berlangsung lebi lama daripada yang normal dan kemungkinan terjadi
komplikasi lebih besar karena bayi seringkali harus dilahirkan dengan menggunakan
alat. Lagi pula rasa khawatir, cemas, sering mengakibatkan banyak makan dan
pertambahan berat badan yang berlebihan dalam kehamilan yang selanjutnya akan
menyulitkan persalinan.

12
3. Sikap-sikap yang kurang menyenangkan di pihak orang-orang yang berarti, efek yang
paling serius dan paling mendalam, karena sekali setiap berkembang maka sikap itu
cenderung mapan dan hanya ada sedikit sekali perubahan atau modifikasi. Terdapat
bukti bahwa banyak sikap yang kurang menyenangkan mulai berkambang pada saat
kemungkinan kelahirannya diketahui orangtua, saudara. Seperti anak yang tidak
diinginkan, tidak menghendaki anak pada saat ini, lebih menyukai anak dengan jenis
kelamin tertentu, konsep anak impian, tidak menginginkan anak-anak kembar,
menginginkan pengguguran atau aborsi dan penghinaan kepada anak.

C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal

1. Teratogen

Unsur-unsur yang menyebabkan adanya kelainan pada kelahiran akibat dari proses
kehamilan yang tidak optimal. Bila teratogen beraksi pada awal kehamilan saat proses
pembuahan dan organogenesis, bisa jadi berdampak negatif pada janin yang mengakibatkan
kelainan anatomis. Namun, apabila teratogen beraksi pada saat organogenesis sudah lengkap dan
matang di usia kehamilan tua, kemungkinan tidak menyebabkan kelainan anatomis.(Hapsari
2017).

2. Faktor ibu

Ibu menjadi kunci utama yang sangat berpengaruh terhadap yang berusia paruh baya,
kehamilan bisa berakibat keguguran, keterbelakangan mental pada bayi, dan komplikasi
penyakit.

3. Faktor ayah

Ayah juga berperan penting dalam perkembangan optimal janin. Perhatian dan kasih
saying seorang ayah kepada ibu akan membuat emosi ibu akan stabil, tenang dan bahagia.
Stimulasi ayah pada janin dan sering mengajak bicara janin dalam kandungan juga dapat
menenangkan janin, membangun ikatan emosional bayi dengan ayah dari suara dan sentuhan
bayi, bisa berdampak pada perkembangan bahasa bayi. Selain itu, usia ayah yang sudah terlalu
tua mengakibatkan anak kekurangan kalsium sehingga tinggi badannya kurang dan bisa
mengakibatkan anak mengalami keterbelakangan mental seperti down syndrome.(Hapsari 2017).

13
4. Lingkungan

Polusi dan bahan-bahan beracun yang semakin banyak di suatu lingkungan dapat
membahayakan kondisi janin dalam kandungan dan berakibat keterbelakangan mental pada
anak. Terkontaminasi polusi dan bahan-bahan beracun dapat mengakibatkan keterbelakangan
mental pada anak. Ibu yang sedang mengandung sebaiknya sangat berhati- hati dengan
lingkungan dan apa yang akan di konsumsinya, karena jika ia mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi bahan-bahan beracun dapat mengganggu perkembangan janin.(Hapsari 2017)

D. Komplikasi Prenatal

a. Kemandulan

Kemandulan terjadi apabila tidak terjadi pembuahan setelah 1 tahun melakukan hubungan
suami istri secara teratur. Kemandulan dapat terjadi dari ayah maupun ibu. Beberapa penyebab
yang terjadi dari faktor ibu adalah sel telur yang dihasilkan tidak normal, adanya hambatan
dalam saluran telur, memiliki penyakit yang dapat menghambat penanaman sel telur dalam
rahim. Sedangkan faktor ayah adalah bisa jadi sedikit menghasilkan sperma, kualitas sperma
rendah, salurannya terhambat, atau spermanya abnormal. Menurut Bracken, laki-laki pengguna
kokain berdasar penelitian menghasilkan sperma dengan jumlah dan kualitas yang rendah serta
abnormal.

b. Kehamilan beresiko tinggi

Beberapa ibu mengalami kehamilan beresiko ketika mengandung yang mengharuskan mereka
bedrest dan perlu minum banyak obat penguat rahim. Hal ini dapat disebabkan karena faktor ibu
maupun faktor janinnya. Kehamilan 15 tahun ke bawah atau kehamilan di atas 35, berat ibu
kurang dari 40kg atau obesitas, tinggi badan kurang dari 140cm, riwayat komplikasi kehamilan
sebelumnya, riwayat pendarahan, hamil dengan miom, hipertensi, kelainan jantung, ketidak
cocokkan rhesus ibu dan janin, riwayat operasi besar, kelainan darah, infeksi vagina dan rahim,
TORCH dan penyakit ginjal. Sedangkan faktor dari janin bisa karena kehamian kembar, kelainan
pertumbuhan janin ataupun adanya kelainan pada janin.

14
c. Hamil anggur

Mola Hidatidosa atau hamil anggur adalah kehamilan dengan kondisi rahim yang berisi
gelembung-gelembung cairan yang bentuknya seperti buah anggur. Selsel yang seharusnya
tumbuh menjadi plasenta atau ari-ari yang banyak berisi pembuluh darah tidak terbentuk
melainkan membentuk sel-sel muda yang menyerupai gelembung-gelembung seperti anggur dan
berisi cairan. Sedangkan sel-sel yang seharusnya berkembang menjadi janin berhenti
berkembang. Jenis hamil anggur ada tiga, mola komplit (janin tidak berkembang sama sekali
karena tidak ada makanan), mola parsial (janin sempat tumbuh tapi tidak sempurna, hanya
segumpal daging tanpa tulang dan organ), dan janin tumbuh namun disertai jaringan mola.

d. TORCH

TORCH, atau Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Toksoplasma disebabkan


parasit toxoplasma gondi yang hidup di organisme lain sebagai induk seperti kelinci, kucing,
anjing, kambing, atau babi. Parasit tersebut bisa bertahan selama setahun pada tinja hewan
tersebut.

Rubella atau campak Jerman disebabkan virus rubella dan bisa menular melalui urine dan
udara. Bila terjadi di trisemester pertama bisa mengakibatkan keguguran, sindrom rubella
bawaan seperti tuli dan katarak, mikorsefalus, retadasi mental dan kelainan jantung. Begitu pula
bila terjadi di kehamilan lebih dari 20 minggu.

CMV disebabkan oleh virus cytomegalo yang merupakan golongan virus keluarga herpes,
sering disebut sebagai virus paradox. Penularan CMV bisa melalui kontak langsung sumber
infeksi bukan melalui makanan, minuman, atau hewan. Janin bisa beresiko tertular melalui darah
atau plasenta dan dapat menyebabkan cacat bawaan seperti hidrosefalus, mikrosefalus,
pengapuran otak, pembesaran hati dan tuli.

Herpes simpleks disebabkan virus herpes simpleks tipe 1 di sekitar mulut yang umumnya
terjadi pada anak-anak atau herpes simpleks tipe 2 di sekitar vagina yang umum terjadi pada
orang dewasa terkait dengan aktivitas seksualnya. Bila janin terinfeksi bisa menyebabkan

15
kematian karena virus sampai ke sirkulasi darah menuju plasenta. Kelainan yang terjadi bisa
radang selaput otak, radang di mata dan hati.(Hapsari 2017). e. Kehamilan kosong

Kehamilan kosong terjadi apabila sel telur yang telah dibuahi tidak berkembang sempurna
melainkan membentuk plasenta berisi cairan. Plasenta tetap ada sehingga seolah-olah ada janin
padahal kosong. Bisa disebabkan karena kromosom ibu, TORCH, diabetes melitus, usia suami
istri tua sehingga kualitas sperma dan ovum menurun.

f. Miom dan kista

Miom adalah sel otot dinding rahim yang berubah menjadi tumor. Perkembangannya ada
yang perlahan dan ada yang cepat, tidak berbahaya dan jarang berubah menjadi kanker. Sedang
kista adalah kantong berisi cairan. Biasanya terdapat pada ovarium atau indung telur selain di
paru-paru, otak maupun kulit. Pertumbuhannya sangat pelan. Kista bisa berubah menjadi kanker
ganas di usia 45 tahun ke atas.

g. Hamil di luar kandungan

Hamil ektopik atau hamil di luar kandungan adalah kondisi di mana janin tidak berkembang di
dalam rahim melainkan di luar rahim seperti di saluran telur. Pada kondisi ini janin tidak
berkembang dan akan menimbulkan pendarahan yang berbahaya bagi janin maupun ibu.
Penyebabnya bisa karena ibu pernah mengalami radang panggul, pernah operasi di saluran telur
yang membuat salurannya sempit dan menghambat perjalanan zigot dan terdapat tumor yang
menekan dinding saluran telur.(Hapsari 2017).

h. Mual dan muntah berlebihan

Saat kehamilan terjadi terkadang beberapa ibu mengalami gejala hyperemesis gravidarum
seperti morning sickness atau muntah di pagi hari. Namun muntahnya ini tidak biasa melainkan
berlebihan dan terus menerus sepanjang hari yang bisa menyebabkan berat badan ibu turun dan
mengalami dehidrasi. Biasanya, dapat menyebabkan kondisinya lemas. Beberapa penyebabnya
bisa karena peningkatan hormon HCG pada kehamilan kembar, stress atau kehamilan anggur.

i. Pra-eklampsia

16
Pra-eklampsia terjadi dengan gejala tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmhg, kaki
bengkak, bahkan seluruh tubuh, ada kadar protein di urine akibat gangguan ginjal. Disebabkan
oleh hamil bayi kembar, kehamilan pertama, riwayat hipertensi, hamil di atas usia 35, diet buruk,
gangguan ginjal. Bisa menyebabkan stroke, kejang bahkan kematian. Untuk kasus ini biasanya
persalinan dilakukan dengan Caesar.

j. Anemia zat besi

Anemia akibat kekurangan zat besi dapat dilihat tanda-tandanya seperti letih, lesu, dan lemah.
Anemia bisa disebabkan karena jarak kehamilan yang dekat, mengandung janin
kembar, pola makan buruk, mual muntah berlebihan, dan menderita tuberkulosis. Anemia bisa
berbahaya saat hamil, saat persalinan dan sesudah persalinan karena kurangnya suplai oksigen
yang membuat ibu lesu, lemah dan tidak berdaya.(Hapsari 2017).

2.2 BAYI BARU LAHIR (0-2 MINGGU)

Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua
minggu. Semakin hari bayi akan tumbuh dan berkembang menjadi semakin besar dan mandiri
dan disebut dengan masa kanak-kanak. Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-
kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan. Pada masa ini, bayi
mengalami beberapa perkembangan, di antara perkembangan jasmaniyah mulai dari
perkembangan fisik, perkembangan kognitif (IQ), perkembangan psikososialnya yang
didalamnya terdapat perkembangan emosional anak (EQ) dan perkembangan yang menyangkut
spiritualnya (SQ).

Pengaruh utama terhadap penyesuaian diri pasca lahir adalah sikap orang tua. Bila sikap
orang tua menguntungkan, hubungan orang tua dan anak akan baik. Hubungan orang tua-anak
ini akan dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang dialami
setelah lahir. Selan itu, pendidikan dan pengasuhan bagi seorang anak bukanlah tugas mudah
yang di dalamnya orang tua dapat melakukannya dengan sedikit atau tanpa upaya keras.
Kenyataanya, tugas ini membutuhkan penanganan dan temperamen yang lembut. Ada banyak

17
poin yang perlu dipertimbangkan demi mencapai keberhasilan upaya ini. Orang tua mesti
mengakrabkan dirinya dengan jiwa anaknya, ia tidak dapat melakukan tugasnya tanpa
mengetahui aspek psikologis anak.

A. Masa Post Natal (Kelahiran)

Post-natal adalah masa sesudah kelahiran atau masa dimana bayi sudah keluar dari dalam
kandungan. Setelah bayi lahir keluar dari kandungan akan mengalami perkembangan yang
meliputi masa bayi, masa awal anak-anak, masa pertengahan dan akhir anak-anak, masa remaja,
masa awal dewasa, masa dewasa, masa akhir dewasa, dan sampai masa tua.

Dalam masa post-natal (sesudah lahir) terdapat juga masa neonatus yaitu dimulai pada
waktu lahir sampai akhir minggu kedua setelah bayi lahir, dan masa partunatus yaitu berlangsung
sejak bayi lahir sampai di potong tali pusarnya. Sesudah di potong tali pusarnya bayi akan
memasuki masa neonatus, jadi masa partunatus ini sangat pendek sekali sehingga dalam seluruh
masa partunatus biasa di anggap masa neonatus saja.

Menurut Soesilowindradini, dalam bukunya ada beberapa hal yang mempengaruhi


penyesuaian-penyesuaian Neonatus, di antaranya;

1. Sekitar dalam masa prenatal

Kesehatan ibu dan keadaan emosional ibu selama mengandung sangat berpengaruh
kepada bayi untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Oleh Karena itu harus benar-benar di
perhatiakn, jika keadaan fisik dan emosional ibu yang baik akan membuat bayi dapat
menyesuaikan diri dengan cepat dan baik.

2. Kelahiran

Mudah atau tidaknya bayi meyesuaikan diri juga tergantung pada kelahiranya. Bayi yang
dilahirkan secara normal biasanya dapat menyesuaikan diri dengan cepat dengan kehidupan post-
natal.

3. Prematuritas

Bayi bisa dibilang prematur apabila lahir sebelum waktunya, biasanya bayi yang
dilahirkan dengan cara prematur akan mengalami hambatan dalam masa post natalnya.
18
4. Sikap Orang Tua

Mudah atau tidaknya bayi dalam menyesuaikan dirinya setelah lahir juga tergantung dari
orang tuanya terutama ibu, apabila ibu kesehatannya terganggu atau banyak fikiran akan
berdampak pada bayinya juga sehingga dalam mengurus bayinya sikap ibu jadi kurang tenang,
dan biasanya juga orang tua yang baru pertama kali melahirkan akan merasa khawatir serta
bingung dalam menghadapi bayinya sehingga bayinya juga akan merasa tidak nyaman dan tidak
tenang.

B. Pengaruh Kelahiran Pada Perkembangan

Pada waktu dilakukannya penyesuaian terhadap lingkungan pasca lahir, tidak ada
perubahan nyata yang terjadi dalam perkembangan. Oleh karena itu dapat dianggap sebagai
”dataran” dalam perkembangan, yaitu ketika perkembangan memasuki keadaan diam untuk
sementara, atau bahkan menunjukkan tanda kemunduran. Karena kebanyakan bayi akan
melakukan penyesuaian terhadap hidup pasca lahir, masa bayi seringkali disebut ”periode bayi
yang baru lahir” atau periode neonatal. Anak yang baru lahir dikenal sebagai bayi yang baru lahir
atau neonatal.

Bahaya yang Berkaitan dengan Kelahiran

1. Bahaya Fisik
a. Kematian bayi
b. Postmaturitas
c. Kerusakan otak
2. Bahaya psikologis
a. Dataran perkembangan
b. Kesenjangan perkembangan
c. Ketidakberdayaan individualitas
d. Kemurungan orang tua baru

Banyak ahli psikologi perkembangan yang memperhatikan adanya pengaruh pranatal


terhadap tingkah laku bayi sesudah dilahirkan. Banyak opini, dugaan, dan juga masalah terkait
dengan hal ini. Menurut definisi WHO, sebutan pra-maturitas (prematurity) adalah apabila bayi

19
yang dilahirkan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram dan periode kehamilan kurang dari
37 minggu. Pra-maturitas sering dianggap sebagai salah satu sebab gangguan tingkah laku,
meskipun masih banyak pendapat yang simpang siur. Pengaruh pada masa prenatal adalah faktor
lingkungan dan sikap ibu.(Monks dan Knoers 2006).

Minggu-minggu setelah proses kelahiran menghadirkan banyak tantangan bagi orang tua
baru dan anak mereka. Periode setelah melahirkan, ini adalah saat di mana ibu menyesuaikan diri
baik secara fisik maupun psikologis. Periode pasca melahirkan mencakup banyak penyesuaian
diri dan adaptasi. Bayi harus dirawat, ibu harus sembuh setelah melahirkan, ibu harus belajar
bagaimana merawat bayi, ibu harus belajar merasa nyaman dengan dirinya sendiri sebagai
seorang ibu, ayah harus belajar bagaimana merawat istrinya yang sedang dalam masa
penyembuhan, dan ayah perlu belajar bagaimana merasa nyaman dengan dirinya sendiri sebagai
seorang ayah. Beberapa hal yang terjadi pada masa pasca melahirkan:

1. Penyesuaian fisik

Penyesuaian fisik selama periode pasca melahirkan dipengaruhi oleh apa yang terjadi
sebelumnya. Selama kehamilan, tubuh perempuan secara bertahap menyesuaikan diri terhadap
perubahan fisik, tetapi kini tubuh dipaksa untuk bereaksi dengan cepat. Metode kelahiran dan
lingkungan di sekitar proses kelahiran mempengaruhi kecepatan tubuh ibu untuk menyesuaikan
diri kembali. Setelah melahirkan, tubuh perempuan mengalami perubahan yang tiba-tiba dan
dramatis dalam produksi hormon. Saat plasenta dilepaskan, tingkat estrogen dan progesteron
menurun drastis dan tetap rendah sampai ovarium mulai memproduksi hormon kembali.
(Santrock 2007).

2. Penyesuaian emosional dan psikologis

Fluktuasi emosi adalah umum bagi ibu dalam periode pasca melahirkan. Fluktuasi
emosional ini mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti perubahan hormon, kelelahan,
tidak adanya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang baru lahir, atau
lamanya waktu dan tuntutan dalam merawat bayi yang baru lahir. Bagi beberapa perempuan
fluktuasi emosi menurun dalam beberapa minggu setelah melahirkan, tetapi perempuan lain
mengalami naik turunnya emosi yang berlangsung lebih lama.

20
a. Baby blues dan depresi pasca melahirkan. Sekitar 70% ibu yang telah melahirkan
anaknya, mengalami baby blues sekitar dua hingga tiga hari, mereka mulai merasa
depresi, cemas, dan marah. Perasaan seperti ini bisa datang dan pergi selama
beberapa bulan. Perasaan ini seringnya memuncak sekitar tiga hingga lima hari
setelah melahirkan. Bahkan tanpa perawatan, perasaan ini biasanya hilang setelah
satu atau dua minggu. Salah satu studi baru-baru ini, menemukan bahwa depresi
pasca melahirkan tidak hanya dapat mempengaruhi ibu tetapi juga bayinya.
b. Penyesuaian ayah. Ayah juga melalui banyak penyesuaian dalam periode pasca
melahirkan, bahkan saat mereka bekerja jauh dari rumah setiap hari. Salah satu reaksi
suami yang paling umum adalah perasaan bahwa bayinya adalah nomor satu dan
mendapat seluruh perhatian. Dalam beberapa perkawinan, laki-laki dapat memiliki
hubungan yang sama dengan istrinya dan kini merasa bahwa bayi mereka telah
menggantikan posisinya. Salah satu strategi yang dapat berguna untuk mengatasi
reaksi pasca melahirkan pada ayah adalah dengan menyisihkan waktu khusus untuk
berada bersama pasangannya. Bagi ayah dan ibu, penting untuk menyediakan waktu
dan pikiran untuk menjadi orang tua yang kompeten bagi anaknya. Keduanya perlu
menyadari kebutuhan anak secara fisik dan psikologis serta emosional. Baik ibu dan
ayah perlu mengembangkan hubungan yang peka dan nyaman dengan anak.(Santrock
2007).
3. Bonding

Bonding adalah pembentukan sebuah ikatan antara orang tua dengan bayinya, khususnya
ikatan fisik dalam periode singkat setelah kelahiran. Beberapa dokter percaya bahwa selama
periode singkat setelah kelahiran, orang tua dan bayi yang baru lahir perlu membentuk kedekatan
emosional sebagai landasan bagi perkembangan optimal di tahun-tahun mendatang.(Santrock
2007).

C. Masa Perkembangan

1. Perkembangan Fisik

 Pada masa ini, biasanya terjadi penurunan berat badan akibat kesulitan bayi baru lahir
untuk menyesuaikan diri secara cepat dengan lingkungan baru (luar rahim). Penyesuaian

21
diri ini mencakup perubahan suhu, mengisap dan menelan, bernapas, dan pembuangan
kotoran.
 Seringkali terdapat rambut-rambut halus di kepala dan punggung, tetapi yang di
punggung biasanya akan segera menghilang.
 Proporsi kepala dengan panjang tubuh kira-kira 1:4 (bandingkan dengan pada orang
dewasa kira-kira 1:7).

2. Perkembangan Motorik

Gerakan-gerakan bayi baru lahir bersifat acak dan tidak berhubungan dengan kejadian-kejadian
di lingkungan. Secara umu, gerakan tersebut dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:

a. Gerakan menyeluruh.

Gerakan menyeluruh terjadi di seluruh tubuh bila salah satu bagian tubuh distimulasi,
walaupun gerakan yang paling menonjol terjadi pada bagian yang diberi stimulasi. Biasanya
gerakan menyeluruh semakin meningkat dan semakin sering terjadi dari hari ke hari. Gerakan
terbesar biasanya terjadi pada pagi hari setelah tidur yang relatif lama, sedangkan paling sedikit
di siang hari mungkin lelah karena dimandikan dan dikenakan pakaian pada pagi harinya. Rasa
lapar, sakit, dan perasaan tidak enak juga akan menimbulkan banyak gerakan.

b. Gerakan khusus

Gerakan khusus meliputi bagian-bagin tubuh tertentu. Gerakan ini termasuk gerak refleks, yang
merupakan tanggapan terhadap rangsangan indria khusus dan yang tidak berubah dengan
pengulangan rangsang yang sama.

3. Perkembangan Bahasa

Bahasa pada masa ini lebih tepat dikatakan sebagai vokalisasi, yang dapat dibagi menjadi dua
kategori yaitu suara tangis dan suara eksplosif.

a. Menangis

Selama masa neonatal dan bulan-bulan pertama masa bayi, tangis merupakan bentuk
suara yang menonjol. Menangis pada waktu lahir merupakan gerak refleks yang terjadi ketika

22
udara masuk ke dalam tali suara yang meyebabkan tali suara bergetar, yang berguna memompa
paru-paru sehingga memungkinkan pernapasan dan memberikan oksigen yang cukup untuk
darah. Ostwald dan Peltzman menguraikan nilai sosial dari tangisan bayi, dengan mengatakan
bahwa tangisan bayi merupakan perilaku pertama yang mempunyai nilai sosial, yang
menandakan ketergantungan total pada satu makhluk – yaitu ibu hamil – pada kemungkinan
berkomunikasi dengan sekelompok manusia di dalam lingkungan. Menangis dapat terjadi setiap
saat, tetapi yang paling sering dan paling kuat terjadi adalah dari pukul enam sore sampai tengah
malam.

b. Suara eksplosif

Kadang-kadang bayi baru lahir mengeluarkan suara eksplosif seperti napas yang berat.
Suara itu merupakan ucapan tanpa arti atau tujuan dan terjadi secara kebetulan kalau otot-otot
suara mengerut. Biasanya bunyi-bunyi itu disebut “dekutan”, “degukan”, atau “dengkuran”.
Lambat laun bunyi-bunyi tersebut diperkuat dan berkembang menjadi ocehan yang selanjutnya
menjadi bicara.

4. Perkembangan Kesadaran dan Emosi

Kesadaran bayi baru lahir masih kabur, artinya bayi baru lahir tidak menyadari sepenuhnya
tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Reaksi emosional pun belum berkembang secara khusus.
Reaksi emosional hanya berkaitan dengan keadaan yang menyenangkan (ditandai oleh tubuh
yang tenang) dan tidak menyenangkan (ditandai oleh tubuh yang tegang).

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Postnatal

Faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa post-natal di antaranya yaitu:

1. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor yang terpenting dan berpengaruh pada
perkembangan anak. Apabila ibu mempunyai pengetahuan yang kurang tentang mengasuh anak
maka bisa berdampak kurang baik bagi anaknya kelak, tetapi sebaliknya jika ibu pengetahuannya

23
banyak atau mengerti tentang cara mengasuh anak yang sesuai dengan psikologi maka
pertumbuhan dan perkembangan anaknya kelak akan baik.

2. Gizi

Untuk tumbuh kembangnya anak sangat memerlukan makanan yang bergizi yang banyak
mengandung vitamin, zat besi, karbohidrat, protein dll. Semua itu harus di berikan dalam porsi
yang cukup apabila kebutuhan gizinya kurang maka akan mengahambat tumbuh kembang si
anak tersebut.

3. Budaya lingkungan

Dalam hal ini masyarakat juga berpengaruh dalam tumbuh kembang anak, oleh karena itu
orang tua harus bener-bener memperhatikan pola hidup lingkunagn sekitar agar anak tetap
berada pola hidup yang sehat.

4. Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak,
bila status ekonomi dalam keluarganya tinggi maka kebutuhan si anak bisa cukup terpenuhi
tetapi apabila status ekonomi keluarganya rendah maka kebutuhan si anak belum bisa di
katakana cukup.

5. Lingkungan Fisik

Keadaan lingkungan yang kurang baik atau kurang sehat seperti kurangnya sinar
matahari, kurangnya kebersiahan, populasi udara yang terkena asap itu semua akan berdampak
pada anak.

6. Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan anak ini interaksi ibu dengan anak sangat di butuhkan.
Interaksi ibu dengan anak akan menimbulkan keakraban dan anak nantinya akan terbuka kepada
kedua orang tuanya dan mudah berinteraksi juga dengan lingkungan sekitar.

7. Stimulasi

24
Perkembangan pasti memerlukan stimulasi, pada perkembangan anak stimulasi yang di
berikan seperti misalnya memberikan mainan, keterlibatan ibu dan anggota keluarga yang lain
terhadap kegiatan anak. Anak yang mendapatkan stimulasi terarah akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang bahkan tidak mendapatkan stimulasi.

8. Olahraga atau latihan fisik

Olahraga dapat memacu perkembangan anak karena dapat meningkatkan sirkulasi darah
sehingga akan meningkatkan pertumbuhan otot dan sel jadi anak tidak gampang sakit.

E. Hubungan Masa Prenatal Dan Post Natal Dengan Ilmu Psikologi

Ilmu psikologi secara umum dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang berfokus pada
perilaku dan berbagai proses mental yang memiliki tujuan untuk dapat mengenal diri sendiri,
mengenal siapa “aku” dengan pengenalan ini seseorang bisa menyesuaikan dirinya dengan orang
lain.

Dari definisi ilmu psikologi diatas dan setelah memahami apa itu masa prenatal dan post-
natal dapat ditarik hubungkan yang amat penting antara keduanya, yaitu jika seorang calon ibu
hamil telah memiliki pemahaman yang baik tentang sikis dan spikis diri pribadi serta mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, maka ketika dia sudah mengandung calon
bayi dia akan siap secara sempurna bagaimana semestinya dan apa saja yang dibutuhkan si calon
bayi untuk awal perkembangannya secara optimal, dan kelak ketika bayi tersebut sudah
dilahirkan maka si ibu tadi yang sudah mengerti ilmu psikologi akan faham bagaimana cara
mengasuh dan mendidik anaknya dengan baik dan benar. Oleh karena itu mempelajari psikologi
itu sangat penting dan bernanfaat sekali bagi kehidupan.

2.3 MASA KANAK-KANAK AWAL (2-6 TAHUN)

Masa anak anak awal menurut Hurlock masa anak anaak awal disebut juga PROMBLEM
AGE, karena orang tua sering dihadapkan pada masalah-masalah seperti Tidak menurut ,Keras
kepala, Negativisme. Para pendidik menyebutnya sebagai Masa Prasekolah, yaitu masa
persiapan baik secara fisik maupun mental untuk menghadapi tugas-tugas saat mereka mulai
mengikuti pendidikan formal. Para ahli psikologi menyebut masaanak aanak awal sebagai :

25
 Usia Kelompok, yaitu masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku
sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan
untuk penyesuaian diri saat mereka masuk kelas satu.
 Usia Menjelajah/Eksplorasi, yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui
keadaan lingkungannya (lingk. hidup dan benda mati), mekanismenya,
perasaannya, dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungannya.
 Usia Bertanya, yaitu anak banyak bertanya sebagai salah satu cara menjelajah
lingkungan.
 Usia Meniru, merupakan ciri yang sangat menonjol pada masa ini, yaitu anak
meniru pembicaraan dan tindakan orang lain.
 Usia Kreatif, dimana pada masa ini anak lebih menunjukkan kreativitas dalam
bermain dibandingkan dengan pada masa-masa perkembangan lainnya.

A. Tugas perkembangan masa anak anak awal

Tugas perkembangan awal pad amasa kanak kanak awal menurut haavighust adalah sebagai
berikut ;

1. Belajar mengerti tentang perilaku seks yang benar

Pelajaran seks ialah pelajaran yang wajib di berikan pada usia kanak kanak , peran otrang
tua sangat besar untuk mengenalkan edukasi seks. Pembelajaran seperti ini masih di anggap tabu
bagi sebagian masyarakat, banyak kasus yang memakan anak anak karena tidak di ajarkan
edukasi seks sejak dini. Pada masa ini sangat penting anak untuk mengenal edukasi seks. Dalam
psikologi mengenal toilet training , toilet training adalah semacam edukasi untuk anak – anak
sebaya belajar menggunakan toilet untuk ganti baju. Selain itu anak – anak juga diajari cara
melindungi dirinya dari manusia psikopat anak – anak.

2. Belajar membedakan benar dan salah dalam hubungannya dengan orang2 di luar
rumah terutama di lingkungan tetangga, sekolah dan teman bermain

Di sini anak mulai belajar mengenal lingkungan mereka baik itu sekolah maupun
lingkungan teman sebayanya. Anak anak mulai menyesuaikan diri untuk berinteraksi dengan
teman temannya. Dan mulai bisa menganalisis kejadian yang dialami dan dilihat sendiri. Pada
tahap ini akan terlihat kritis ketika melihat sesuatu atau perilaku yang tidak bisa di dapatkan .

26
maka dari itu peran lingkungan sangat berpengaruh penting dalam pembentukan kkarakter
anak. Apa yang lihat akan ia jadikan contoh.

3. Belajar mengembangkan hati nurani

Anak anak ibaratkan lembaran kertas yang masih kososng, tergantung siapa yang akan
menorah pendidikan ke dalamnya. Sejalk din sejatinya anak- anak di tanamkan nilai- nilai
kebaikan seperti cinta tanak air, cinta agama, cinta kedua orang tua dan lingkungan. Dengan
menanamkan nilai seprti itu anak anak- anak akan memiliki rasa tanggung jawab dalam
dirinya. Dengan cara memebrikan stimulus dari orang tua maupun lingkungan yang nantinya
anak akan merespon secara positif.

4. Belajar memberi dan menerima kasih saying

Masa kanak kanak awal ialah masa pembentukan karakter, dalam psikologi di sebut
golden age. Sedari dini kanak – kanak harus di berikan pengertian dalam hidup.

B. Perkembangan kognitif masa anak anak

Perkembangan kongnitif adalah perkembangan kemampuan anak untuk mengeksplorasi


lingkungan karena bertambah besarnya koordinasi dan mengendalian mtorik, maka dunia
kognitif anak berkembang pesat, makin kreatif, bebas, dan imajinatif. Pada masa anak anak awal
tahap perkembangan kognitif berada taraf pemikiran praoperasional. Pemikiran praoperasional
dapat dibagi ke dalam dua subtahap ;

a. sub tahap fungsi simbolis, pad atahap ini anak engembangkan kemampuan untuk
membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada
b. subtahap pemikiran intuitif, pada tahap ini anak mulai mengguankan penalaran
proimitif dan ingin tahu jawaban atas semua bentuk pertanyaan.
c. Perkembangan kognitif menurut piaget

C. Perkembangan Bicara/Bahasa anak anak awal

Pada masa kanak-kanak awal, perkembangan bahasa ditandai dengan: (Hurlock, 1990):

27
• Pengucapan kata-kata ; anak sulit mengucapkan bunyi tertentu dan kombinasi bunyi seperti z,
w, d, s dan g dan kombinasi huruf mati st, str, dr dan fl

• Menambah kosa kata

•Membentuk kalimat

D. Perkembangan Sosial anak anak awal

Pada masa kanak-kanak awal, perkembangan sosial ditandai dengan:

• Ada sosialisasi dengan kelompok teman sebaya:

• Setelah pada masa bayi cenderung melakukan peramainan yang bersifat menyendiri (Solitary
play), pada awal masa kanak-kanak ini, seorang anak mulai menunjukkan minat yang nyata
untuk melihat teman-temannya dan berusaha mengadakan kontak sosial - Parallel play (2-3
tahun) - ada bersama-sama tapi bermain sendiri-sendiri, tidak bermain dengan anak lain.

• Secara bertahap, anak mulai terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak- anak lain
- Assosiative play

• Pada sekitar usia 3 tahun, anak mulai bermain pura-pura (Make believe play), misalnya
bersama temannya bermain berpura-pura menjadi polisi melawan perampo

• Pada akhir tahun ke-3 (tahun ke-4), sejalan dengan meningkatnya kontak sosial, anak menjadi
anggota kelompok dan saling berinteraksi - Cooperative play, misalnya melakukan permainan-
permainan yang memiliki aturan-aturan dan menguji keterampilan, seperti permainan melempar
dan menangkap bola.

E. Perkembangan Emosi

Pada masa kanak-kanak awal (saat baru belajar berjalan), anak mulai mengembangkan
keterampilan untuk mengatur emosi mereka dengan munculnya bahasa. Kemampuan
mengartikulasikan keadaan emosi memiliki efek mengatur yang menjadikan anak mampu
mengkomunikasikan perasaannya terhadap orang yang dapat membantu mereka mengelola
keadaan emosi mereka. Berbicara juga membantu anak melakukan pengaturan diri (self-
regulation), menggunakan bahasa yang baik untuk menceritakan diri sendiri melalui situasi-

28
situasi sulit. perkembangan emosi masa kanak-kanak sebagaimana dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:

Usia Perkembangan Emosi


Anak mulai mengembangkan kemampuan berempati.Perkembangan empati
2 tahun
memerlukan kemampuan membaca tanda-tanda emosi seseorang, memahami bahwa
orang lain merupakan satuan (entitas) yang berbeda dari diri sendiri, dan
menempatkan diri sendiri dalam posisi orang lain). Kemampuan kognitif ini belum
terbentuk sebelum usia satu tahun. Tanda pertama dari empati pada anak terjadi saat
mereka mencoba untuk meredakan distres. Anak akan menggunakan bahasa yang
enak didengar dan memulai kontak fisik dengan ibu mereka saat mereka merasa
distres.

3 tahun Anak belajar bahwa ekspresi kemarahan dan agresi dikendalikan dengan hadirnya
orang dewasa. Namun, di sekitar teman sebaya, anak kurang mau menekan perilaku
emosi negatif. Perbedaan ini muncul sebagai akibat dari konsekuensi yang berbeda
yang mereka terima sehubungan dengan ekspresi emosi mereka di hadapan orang
dewasa maupun teman sebaya. Anak mulai menginternalisasi aturan masyarakat
yangmenentukan tentang ekspresi emosi yang sesuai.

4 tahun Anak mampu merubah ekspresi emosi. Pada usia ini, anak sudah mampu
menunjukkan ekspresi emosi eksternal yang tidak selalu sama dengan keadaan emosi
internal. Kemampuan ini mensyaratkan anak untuk memahami perlunya merubah
tampilan emosi, mengambil perspektif dari sudut pandang orang lain, mengetahui
bahwa keadaan eksternal tidak selalu sesuai dengan keadaan internal, dapat
mengendalikan otot-otot untuk menghasilkan ekspresi emosi, sensitif terhadap
konteks sosial yang menyadarkan mereka untuk merubah ekspresi mereka, dan
memiliki motivasi untuk menunjukkan ekspresi yang berbeda tersebut dalam cara
yang meyakinkan.

Permulaan Anak mengembangkan pemahaman yang sangat baik tentang keadaan emosional
usia 4-5
orang lain. Meningkatnya perkembangan kognitif menjadikan anak pra sekolah
tahun
mampu sampai pada pemahaman yang lebih kompleks tentang emosi. Melalui
pengalaman yang berulang-ulang, anak mulai mengembangkan teori mereka sendiri

29
tentang keadaan emosi orang lain dengan mengacu pada sebab-akibat dari emosi,
dan dengan mengobservasi dan menjadi sensitif terhadap tanda-tanda perilaku yang
mengindikasikan distres emosi. Anak pada usia ini juga mulai memprediksi tentang
pengalaman orang lain dan ekspresi emosi orang lain, misalnya memprediksi
bahwa
anak yang gembira akan mau berbagi mainan yang dimilikinya.

3.4 MASA KANAK-KANAK AKHIR (6-12 TAHUN)

Masa Kanak-kanak akhir dimulai dari usia enam tahun sampai kira-kira usia 12 tahun
atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Selama setahun atau dua tahun
terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga dapat
mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai-nilai, dan perilaku. Menjelang berakhirnya periode
ini anak mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis untuk memasuki masa remaja. Anak
pada masa ini digolongkan sebagai anak usia sekolah karena anak sudah memasuki dunia
sekolah yang lebih seriusa, walaupun pembelajaran di sekolah tetap harus disesuaikan dengan
dunia anak-anak yang khas. Masa ini juga ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan
perilaku, yang membuat anak lebih mampu dan siap untuk belajar dibandingkan sebelumnya.

Perkembangan akhir masa kanak-kanak untuk memperoleh tempat di dalam kelompok


sosial , anak yang lebih besar harus menyelesaikan pelbagai tugas dalam perkembangan.
Kegagalan dalam pelaksanaannya mengakibatkan pola prilaku yang tidak matang, sehingga sulit
diterima oleh kelompok teman-teman sebayanya yang sudah menguasai tugas-tugas
perkembangan tersebut. Sekarang penguasaan ini menjadi tanggung jawab guru-guru dan
sebagian kecil tanggung jawab kelompok teman-temannya. Jadi, bukan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab orang tua seperti tahun-tahun prasekolah. Kematangan seksual anak laki-laki
lebih lambat dari anak perempuan, sehingga masa kanak-kanak yang dialami lebih lama.

A. Perkembangan Fisik Masa Kanak-Kanak Akhir

Perkembangan fisik pada masa ini tidak lagi sepesat masa anak awal. Dibandingkan
sebelumnya pertumbuhan berjalan lebih lambat dan merupakan periode tenang sebelum

30
memasuki pertumbuhan yang pesat pada masa pubertas atau menjelamng masa remaja.
Umumnya pada masa ini anak duduk di sekolah dasar.

1.Tinggi

Kenaikan tinggi pertahun adalah 2-3 inchi. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai
tinggi badan 58 inchi dan anak laki-laki 57,5 inchi.

2.Berat

Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3-5 per tahun. Rata-rata
anak perempuan sebelas tahun mempunyai berat 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon.
3.Perbandingan tubuh

Beberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang dengan bertambah besarnya mulut
dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin berisi, hidung menjadi lebih besar dan lebih
membentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada
melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang, tangan dan kaki dengan lambat
tumbuh membesar.
4.Kesederhanaan

Perbandingan tubuh yang kurang baik yang sangat mencolok pada masa akhir kanak-kanak
menyebabkan eningkatnya kesederhaan pada saat ini. Disamping itu kurangnya perhatiaan
terhadap penampilan dan kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-teman tanpa
memperdulikan pantas tidaknya, juga menambah kesederhanaan.
5.Perbandingan otot lemak

Selama akhir masa kanak-kanak jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot
yang perkembangannya baru mulai melejit pada awal pubertas. Anak yang berbentuk
endomorfik jaringan lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan otot sedangkan pada tubuh
mesomorfik keadaannya terbalik. Pada bentuk tubuh ektomorfik tidak terdapat jaringan yang
melebihi jaringan lainnya sehingga cenderung tampak kurus.
6.Gigi

31
Pada permulaan pubertas , umumnya seorang anak sudah mempunyai 22 buah gigi tetap.
Keempat gigi terakhir, muncul selama masa remaja. (hurlock, 1953)

B. Faktor Yang Dapat Mempengarui Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Adalah


Sebagai Berikut :

a). Faktor heredokonstusionil adalah Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi
pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan
antara gen ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting
dalam transmisi sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus tertentu, tipe
tertentu dan dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat bahwa
beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena gangguan endokrin
atau gizi. Peranan genetik pada sifat perkembangan mental masih merupakan hal yang
diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disangsikan lagi mempunyai peranan yang besar
tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme tersebut tidak dapat diabaikan. Pada saat sekarang
para ahli psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi
dibandingkan dengan lingkungan.Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan
temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas.

1. Jenis kelamin, Pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar,
kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran
normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun,
pria mulai pada umur 12 tahun.

2. Ras atau bangsa, Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai
tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak juga
bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Italia.

3. Keluarga, Tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek
anggota keluarga lainnya tinggi.

4. Umur, Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa
adolesensi

32
b). Faktor lingkungan (Pranatal dan pascanatal)

 Gizi (defisiensi vitamin, jodium dan lain-lain). Dengan menghilangkan vitamin tertentu
dari dalam makanan binatang yang sedang hamil, Warkany menemukan kelainan pada
anak binatang tersebut. Jenis kelainan tersebut dapat diduga sebelumnya dengan
menghilangkan vitamin tertentu. Telah dibuktikan pula bahwa kurang makanan selama
kehamilan dapat meningkatkan angka kelahiran mati dan kematian neonatal. Diketahui
pula bahwa pada ibu dengan keadaan gizi jelek tidak dapat terjadi konsepsi.
 Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma,
oligohidroamnion).Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan
oligohidroamnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia
dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa
kehidupan intrauterin akhir.
 Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dan lain-lain).Telah lama
diketahui bahwa obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kelainan seperti misalnya
palatoskizis, hidrosefalus, distosis kranial.
 Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain).Pemakaian radium dan sinar Rontgen yang
tidak mengikuti aturan dapat mengakibatkan kelainan pada fetus. Contoh kelainan yang
pernah dilaporkan ialah mikrosefali. Spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak. Kelainan yang ditemukan akibat radiasi bom atom di Hiroshima pada
fetus ialah mikrosefali, retardsai mental, kelainan kongenital mata dan jantung
 Infeksi (trimester I: rubella dan mungkin penyakit lain, trimester II dan berikutnya:
toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain).Rubela (German measles) dan
mungkin pula infeksi virus atau bakteri lainnya yang diderita oleh ibu pada waktu hamil
muda dapat mengakibatkan kelainan pada fetus seperti katarak, bisu-tuli, mikrosefali,
retardasi mental dan kelainan kongenital jantung. Kongenital merupakan contoh infeksi
yang dapat menyerang fetus intrauterin hingga terjadi gangguan pertumbuhan fisik dan
mental. Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali kongenital atau
mikrosefali dan retinitis.g). Imunitas (eritroblastosis fetalis, kernicterus)Keadaan ini
timbul atas dasar adanya perbedaan golongan darah antara fetus dan ibu, sehingga ibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah bayi yang kemudian melalui plasenta

33
masuk ke dalam peredaran darah bayi yang akan mengakibatkan hemolisis. Akibat
penghancuran sel darah merah bayi akan timbul anemia dan hiperbilirubinemia. Jaringan
otak sangat peka terhadap hiperbilirubinemia ini dan dapat terjadi kerusakan.

C. Keterampilan Akhir Masa Kanak-Kanak

Pada akhir permulaan akhir masa kanak-kanak, anak-anak mempunyai sejumlah besar
keterampilan yang mereka pelajari selama tahun-tahun prasekolah. Keterampilan yang dipelajari
oleh anak-anak sebagian besar bergantung pada lingkungan, sebagian pada kesempatan untuk
belajar, sebagian pada bentuk tubuh dan sebagian lagi bergantung pada apa yang sedang
digemari oleh teman-teman sebaya.

Perbedaan seks yang menonjol misalnya, tidak hanya terdapat dalam keterampilan
bermain tetapi juga dalam tingkat kesempurnaan menampilkan permainan tersebut . Pada
umumnya, anak perempuan melebihi anak laki-laki dalam berbagai keterampilan yang
melibatkan oto-otot yang lebih halus, seperti melukis, menjahit, dan menganyam, sedangkan
anak laki-laki pandai dalam berbagai keterampilan yang melibatkan otot-otot yang lebih kasar,
seperti melempar basket, menendang bola dalam jarak jauh, dan melakukan lompat jauh.

Status sosial ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi jumlah dan jenis keterampilan
yang dipelajari anak-anak. Anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi atas pada umumnya
cenderung mempunyai lebih sedikit keterampilan dari pada anak yang berasal dari tingkatan
yang lebih rendah, karena keterampilan yang dipelajari lebih terpusat dalam bidang
keterampailan menolong yang bersifat sendiri dan sosial, sedangkan anak yang tingkat sosial
menengah dan tinggi lebih terpusat pada kelompok keterampilan bermain.

Keterampilan akhir-akhir kanak-kanak dapat ke dalam empat kategor, yaitu :

1. Keterampilan Menolong Diri Sendiri. Anak yang lebih besar, harus dapat makan, berpakaian,
mandi, dan berdandan sendiri. Hampir secepat dan semahir orang dewasa, dan keterampilan
tidak memerlukan perhatian sadar yang penting pada awal masa kanak-kanak.

2.Keterampilan Menolong Orang Lain. Keterampilan menurut Keterkategori ini bertalian dengan
menolong orang-orang lain. Di rumah mencakup membersihkan tempat tidur, membersihkan
debu dan menyapu, di sekolah mencakup mengosongkan tempat sampah dan membersihkan

34
papan tulis, dan didalam kelompok bermain mencakup menolong membuat rumah-rumah atau
merencanakan lapangan basket.

3.Keterampilan Sekolah. Di sekolah anak mengembangkan berbagai keterampilan yang


diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, membentuk tanah liat, menari, mewarnai
dengan krayon, menjahit, memasak dan pekerjaan tangan dengan menggunakan kayu.

4.Keterampilan Bermain. Anak belajar berbagai keterampilan bermain sepertimelempar dan


menangkap bola, naik sepeda, sepatu roda dan berenang, keterampilan bermain lebih penting
bagi anak pada awal periode ini dibandingkan dengan pada saat ia menjelang puber. Perlu
diperhatikan bahwasanya semua keterampilan masa akhir kanak-kanak mempengaruhi sosialisasi
anak secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam kehidupam sehari-hari, untuk melaukan berbagai kegiatan seperti


makan,menulis,menerima,atau memberikan sesuatu,sebagian besar individu menggunakan
tangan kanannya. Namun, beberapa lainnya menggunakan tangan kirinya. Oleh karena itu
sebagian besar orang pengguna tangan kiri sering diartikan tidak sopan atau tidak menghargai.
Demikian pula ketika orang tua dan guru melatih anak-anaknya menggunakan tangan kanan
termasuk menulis, saat anaknya mempunyai kecenderungan kidak atau menggunakan tangan kiri
biasanya akan dipaksa untuk mrnggunakan tangan kanan. Kini perlu dipahami bahwa
perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga ada kemungkinan
perkembangan anak satu dengan yang lainnya berbeda, termasuk dalam masalah penggunaan
tangan kiri. Saat ini, anak-anak pengguna tangan kiri tidak perlu dipaksa untuk mengubah
ketangan kanan sejauh mereka merasa nyaman dan tidak mengalami hambatan besar dalam
melakukan berbagai hal.

Santrock (2007) menyatakan bahwa guru tidak perlu memaksa anak-anak kidal untuk
menggunakan tangan kanan, kerena justru akan menimbulakan kesulitan dan gangguan
emosional. Lebih baik guru mendorong anak-anak kidal untuk menggunakan tangan kanan
dalam mempelajari keteramilan baru dan hanya bila anak menunjukkan keinginan yang kuat
untuk mengubah penggunaan tangan kiri menjadi tangan kanan.

D. Perkembangan Emosional Serta Perilaku Sosial Pada Masa Akhir Kanak Kanak

35
i. Perkembangan Emosi Masa akhir Kanak Kanak

Perkembangan emosi dan sosial adalah proses berkembangnya kemampuan anak untuk
menyesuaikan diri terhadap dunia sosail yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini anak
diharapkan mengerti atau memahamai orang lain yang berarti mempu menggambarkam ciri-
cirinya, mengenai apa yang dipikirkan, dirasa, dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada
sudut pandang orang lain tersebut tanpa “Kehilangan” dirinya sendiri. Selama masa ini,anak
meluangkan banyak waktunya dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Orang tua hanya
mempunyai waktu sedikit dengan anak-anak selama masa kanak-kanak akhir ini, tetapi masih
merupakan pelaku sosialisasi yang kuatb dan penting.

Pada masa ini, anak menjadi lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan perasaan orang
lain. Mereka dapat menjadi lebih baik mengatur ekspresi emosionalnya dalam situasi sisoal dan
mereka dapat merespon tekanan emosional orang lain. Pada usia 7-8 tahun, rasa malu dan
bangga mempengaruhi pandangan anak terhadap diri mereka sendiri. Secara bertahap anak juga
dapat memverbalisasi emosi yang saling bertentangan. Selain itu anak juga mulai dapat
melakukan kontrol terhadap emosi negatif. Anak-anak belajar tentang apa yang membuat mereka
marah,sedih,dan takut, serta bagaimana orang lain berekasi dalam menunjukkan emosi ini dan
mereka belajar mengadaptasikan perilaku mereka dengan emosi-emosi tersebut. Anak-anak yang
lebih besafr juga makin mengetahui bahwa emosi dapat ditekan walaupun emosi tersebut masih
tersisa.

Hurlock mengemukakan bahwa masa ini sering disebut sebagai usia berkelompok karena
ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman, ,meningkatnya keinginan yang
kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok, dan akan merasa kesepian dan tidak puas
bila tidak bersama dengan teman-temannya. Anak ingin bersama dengan kelompoknya karena
hanya dengan demikian terdapat cukup teman untuk bermain dan berolahraga serta memberikan
kegembiraan. Hal ini berlaku untuk anak laki-laki maupun perempuan

Perkembangan emosi, yaitu :

Ø Menunjukan dan menamakan perasaan

Ø Memiliki kontrol emosi yang lebih baik

36
Ø Memperlihatkan konsentrasi rendah bila berpisah dengan orang tua

Ø Menunjukan selera humor

Ø Belajar bemnner dan salah

Ø Mengembangkan hati nurani (empati) memperlihatkan reaksi dengan orang lain

Ø Sensitif dengan tertawaan dan kritik

Ø Menunjukan kekhawatiran berlebih seperti: perang , kehilangan orang tua

Ø Memperlihatkan ketekunan

Ø Menunjukan empati : merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak akhir tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan social. Orang-orang disekitarnyalah yang banyak mempengaruhi perilaku
sosialnya. Dunia sosioemosional anak menjadi semakin kompleks dan berbeda pada masa ini.
Interaksi dengan keluarga, teman sebaya, sekolah dan hubungan dengan guru memiliki peran
yang pentingdalam hidup anak.maka di bawah ini akan dilanjutkan dengan pemaparan mengenai
perkembangan sosial pada masa akhir kanak kanak. (Rahma,2014)

Fungsi Kelompok, walaupun dapat menimbulkan akibat yang tidak baik, namun
keanggotaan kelompok merupakan hal yang penting dalam rangka membantu proses sosialisasi
antara lain :

 Belajar bekerja sama


 Belajar perilaku sosial yang baik
 Belajar bersaing dengan orang lain
 Belajar menerima dan melaksanakan tanggung jawab
 Belajar bersikap sportif
 Belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok
 Belajar bebas atau tidak tergantung orang dewasa

Khusus berkaitan dengan perkembangan emosi, beberapa peneliti (Santrock,2007) menyatakan


bahwa beberapa perubahan atau peningkatan penting, yaitu :

37
 Peningkatan kemampuan untuk memahami emosi kompleks, misalnya
kebanggaan dan rasa malu
 Peningkatan pemahaman bahwa mungkin saja seseorang mengalami lebih dari
satu emosi dalam situasi tertentu.
 Peningkatann kecenderungan untuk lebih mempertimbangkan kejadian-kejadian
yang menyebabkan reaksi emosi tertentu.
 Peningkatan kemampuan untuk menekan atau menutupi reaksi emosional yang
negatif
 Penggunaan strategi personal untuk mengalihkan perasaan tertentu, seperti
mengalihkan atensi atau pikiran ketika mengalami emosi tertentu.

ii. Perkembangan sosial dan emosional dalam konteks sekolah

Avelies,Andreson,dan Davila (2006) menyatakan bahwaa perkembangan sosial dan


ekonomi pada masa kanak-kanak akhir dipengaruhi oleh lingkungan rumah,masyarakat, dan
sekolah. Perkembangan sosial emosional yang baik sangat berperan dalam kesiapan anak untuk
bersekolah dan memperoleh prestasi belajar yang baik.

Oleh karena itu, berkaitan dengan perkembangan sosial emosional pada masa kanak-
kanak akhir, selain peran orang tua maka sekolah juga harus terlibat untuk berperan karena anak-
anak lebih banyak menghabiskan waktunya disekolah dibandingkan saat masa kanak-kanak awal
(prasekolah). Pada masa kanak-kanak akhir (6-12 tahun) merupakan masa anak memasuki
sekolah dasar. Ahli-ahli profesional seperti psikolog atau konselor sekolah perlu dilibatkan untuk
membantu guru merancang kegiatan-kegiatan yang efektif untiuk mengembangkan sosial
emosinal anak.

BAB III

PENUTUP

38
3.1 Kesimpulan

Masa pranatal merupakan masa (waktu) dimana manusia mengalami perkembangan


untuk pertama kalinya atau biasa disebut dengan awal perkembangan. Masa ini terjadi selama
dalam rahim seorang ibu, yaitu berkisar sekitar 9 bulan lebih 10 hari, ini merupakan perkiraan
rata-rata yang sering dialami oleh sebagian besar perkembangan manusia di dalam rahim
meskipun terkadang sering juga ditemukan usia janin yang kurang dari usia tersebut yang biasa
disebut dalam ilmu kedokteran sebagai janin prematur (waktu yang semestinya bayi belum bisa
dilahirkan).

Secara parsial, psikologi perkembangan dapat dipecah menjadi beberapa subdisiplin,


yaitu perkembangan masa prenatal, perkembangan anak, perkembangan remaja, perkembangan
orang dewasa, dan gerontologi (psikologi perkembangan yang mempelajari masa usia lanjut).
Dengan demikian, ruang lingkup psikologi perkembangan dimulai sejak masa konsepsi sampai
manusia meninggal.

Pengaruh utama terhadap penyesuaian diri pasca lahir adalah sikap orang tua. Bila sikap
orang tua menguntungkan, hubungan orang tua dan anak akan baik. Hubungan orang tua-anak
ini akan dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang dialami
setelah lahir. Selan itu, pendidikan dan pengasuhan bagi seorang anak bukanlah tugas mudah
yang di dalamnya orang tua dapat melakukannya dengan sedikit atau tanpa upaya keras.
Kenyataanya, tugas ini membutuhkan penanganan dan temperamen yang lembut. Ada banyak
poin yang perlu dipertimbangkan demi mencapai keberhasilan upaya ini. Orang tua mesti
mengakrabkan dirinya dengan jiwa anaknya, ia tidak dapat melakukan tugasnya tanpa
mengetahui aspek psikologis anak.

Perkembangan akhir masa kanak-kanak untuk memperoleh tempat di dalam kelompok


sosial , anak yang lebih besar harus menyelesaikan pelbagai tugas dalam perkembangan.
Kegagalan dalam pelaksanaannya mengakibatkan pola prilaku yang tidak matang, sehingga sulit
diterima oleh kelompok teman-teman sebayanya yang sudah menguasai tugas-tugas
perkembangan tersebut. Sekarang penguasaan ini menjadi tanggung jawab guru-guru dan
sebagian kecil tanggung jawab kelompok teman-temannya. Jadi, bukan sepenuhnya menjadi

39
tanggung jawab orang tua seperti tahun-tahun prasekolah. Kematangan seksual anak laki-laki
lebih lambat dari anak perempuan, sehingga masa kanak-kanak yang dialami lebih lama.
5.2 Saran
Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melengkapi materi yang ada
dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

40
Daftar Pustaka

Alfiyan, Akhmad dan Rokhmah, Alfi Manzilatur (2018) Periodisasi Perkembangan Masa


Kanak-kanak Awal. Universitas muhammadiyah sidoarjo.

Aprilia W. 2020. Perkembangan Pada Masa Pranatal Dan Kelahiran.Yogyakarta

Daud Muh.,dkk.2021.Buku Ajar:Psikologi Perkembangan Anak.Jakarta:Kencana

Hari Christiana.2018.Seri Psikologi Perkembangan:Perkembangan Anak sejak pembuahan


sampai dengan kanak-kanak akhir.Jakarta:Kencana

Jannah & Mirta. 2018. Periodesasi Perkembangan Masa Prenatal Dan Post Natal. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo

Kambali. 2018. Pertumbuhan Dan Perkembangan Emosional Serta Intelektual Di Masa


Prenatal. Risâlah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam

Maziyatul, dkk. 2020. Perkembangan Kognitif, Fisik, Dan Emosi Sosial Pada Masa Prenatal.
Wisdom: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini

Murni, 2017. Perkembangan Fisik, Kognitif, Dan Psikososial Pada Masa Kanak-Kanak Awal 2-
6 Tahun.Universitas Ar-Raniry.Vol III.

Shoffa M.,dkk.2021.Psikologi Perkembangan.Yogyakarta:Deepublish

41
POLTEKKES DOKUMEN LEVEL: KODE:

KEMENKES POLTEKKES JKB/


MEDAN
KEMENKES MEDAN

FORMULIR PENILAIAN SEMINAR MATA KULIAH TANGGAL BERLAKU:

1 SEPTEMBER 2018

AREA POLTEKKES KEMENKES MEDAN TANGGAL REVISI:

JULI 2018
Nomor

Nama /Kode Mata Kuliah

Bobot SKS

Tgl/ Semester

Dosen

FORM PENILAIAN SEMINAR TOPIK : ..........................................................................................

KELOMPOK/NAMA: ......................................................................................................................

Petunjuk : Berikan Nilai yang sesuai dengan penampilan presentasi individu/ kelompok pada kolom!

Dengan kriteria : 4 = Sangat baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = kurang 0 = sangat kurang

2
No Aspek yang dinilai 4 3 2 1 0

I Makalah

1. Sistimatika sesuai dengan petunjuk

2. Kelengkapan isi

3. Kejelasan keseluruhan materi

4. Sumber yang digunakan

II Presentasi

1. Ketetapan waktu (15 menit)

2. Kejelasan penyajian (intisari materi)

3. Efektivitas alat bantu

III Tanya jawab/diskusi/masukan (35 menit)

1. Ketepatan menjawab

2. Kemampuan berargumentasi

3. Kemampuan mengkoordinasi

3
4. Penampilan profesional dan meyakinkan dalam tanya jawab

Jumlah

Nilai Akhir: (Jumlah total x 22) : 11 = Score (…………….x 25) : 11=……………..

Rekap Nilai

No NAMA MAHASISWA JUMLAH NILAI SCORE AKHIR

4
1.

2.

3.

4.

5.

Penanya dan Pertanyaan:

NO NAMA PERTANYAAN

5
Jawaban Penyaji/Anggota Kelompok Lain:

6
NO NAMA URAIAN JAWABAN

Kesimpulan:
7
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai