Anda di halaman 1dari 13

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal Universitas Muhammadiyah Semarang

PENGALAMAN KEHILANGAN DAN BERDUKA PADA IBU


YANG MENGALAMI KEMATIAN BAYI DI DEPOK

Zakiyah Mujahidah1, Achir Yani S. Hamid 2 dan Yossie Susanti E.P. 3

1. Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan Departemen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu


Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa
Barat-16424
2. Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
3. Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Email: zakiyahmujahidah@yahoo.com

ABSTRACT

Mothers who experienced the death of a baby would be going through the process of lost and grieving.
The purpose of this research study was to explore the experience of lost and grieving among women who
experienced infant deaths. This research used a qualitative research method with phenomenological
design to ten participants consisted of mothers in subdistrict Limo Depok city meeting the criteria. The
result of this study revealed seven themes: the causes of infant deaths, the phase of grieving, responses
after loss, social systems support, the lessons of lost, after loss expectations and coping strategies. It’s
recommended that the units should be actively involved in facilitating and providing nursing care to the
mothers to enable the mothers to cope with the feeling of lost and continues with their happy life.

Key words: Phenomenology, Lost and grieving, Mother

PENDAHULUAN Amerika Serikat. Angka kematian bayi di


Angka kematian bayi dapat menjadi Amerika Serikat adalah 6,1 kematian
acuan ataupun tolak ukur dari tingkat bayi per 1000 kelahiran hidup. Amerika
sosial-ekonomi suatu daerah maupun menempati peringkat 26 dari jumlah
Negara (Ranuh, 2005). Angka kematian kematian bayi diantara negara-negara
bayi secara global pada tahun 2013 maju dan berkembang. Pada
adalah 34 jiwa per 1000 kelahiran hidup. pengelompokkan kematian bayi yang
Berdasarkan data tersebut jumlah dilahirkan di atas 24 minggu angka
kematian bayi pertahun adalah 4,6 juta kematian di Amerika Serikat menjadi 4,2
pada tahun 2013 (WHO, 2014). kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
(Mac Dorman, Mathews, Mohangoo,
Beberapa negara di benua Asia, Eropa, Zeitlin, 2014)
dan Amerika tercatat mempunyai angka
kematian bayi antara 3-6 kematian bayi Negara yang memiliki angka kematian
per 1000 kelahiran hidup pada tahun bayi cukup tinggi di dunia adalah
2010. Angka kematian bayi masing- Indonesia. Survei Demografi dan
masing di Jepang dan Korea adalah 2.3 Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
dan 3.2 kematian bayi per 1000 kelahiran mendata Angka Kematian Neonatal
hidup mewakili negara-negara di Asia. (AKN) di Indonesia dengan besaran 19
Sementara Jerman dan Itali yang kematian/1000 kelahiran hidup serta
mewakili negara-negara Eropa Angka Kematian Bayi (AKB) dengan
mempunyai besaran angka kematian bayi besaran 32 kematian/1000 kelahiran
yang realtif sama yaitu 3.4 kematian bayi hidup.
per 1000 kelahiran hidup. Bagi negara-
negara di benua Amerika negara yang Salah satu provinsi di Indonesia yang
tertinggi angka kematian bayinya adalah memiliki angka kematian bayi terbesar

124 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 3, No. 2, November 2015; 124-136


adalah provinsi Jawa Barat. Berdasarkan reaksi syok dan mati rasa yang terjadi
data yang didapatkan dari Laporan selama proses koping karena kehilangan
Program Kesehatan Anak antara tahun anak secara tiba-tiba.
2010-2012, banyaknya kematian
neonatus di Jawa Barat adalah 3.624 jiwa Grunnet dan Alden (2008) dalam
dan kematian bayi adalah 4.650 jiwa penelitiannya menyatakan bahwa setiap
(Hendriyana, 2013) ibu yang mengalami kehilangan anak dan
. dijadikan partisipan dalam penelitian ini
Berdasarkan data yang diperoleh oleh mengalami trauma berat dalam hidupnya.
peneliti didapatkan jumlah kematian bayi Hal ini sulit dihadapi karena tidak
tahun 2009; 117 orang, tahun 2010 ;116 pernah diduga-duga dalam hidupnya
orang, tahun 2011 jumlahnya 119 orang akan terjadi hal semacam ini. Selain
dan tahun 2012 sebanyak 114 orang pada mengalami trauma para ibu tersebut juga
tahun 2013 jumlah kematian bayi 113 kehilangan keteraturan diri. Kesedihan
orang dengan penyebab BBLR, asfiksia, menjadi sebuah jalan hidup bagi mereka.
infeksi, masalah laktasi (Dinkes Kota Kesedihan mereka dirasakan tidak
Depok, 2013). pernah hilang dalam hidupnya sekalipun
sudah melalui fase kehilangan.
Data pada tahun 2010-2014 angka
kematian bayi di kecamatan Limo Pengalaman kehilangan anak dalam hal
masing-masing pada tahun 2010 sebesar ini bayi menimbulkan duka dan luapan
6 jiwa, tahun 2011 sebesar 2 jiwa, tahun emosi yang mendalam. Tidak jarang hal
2012 sebesar 2 jiwa, tahun 2013 sebesar ini mengakibatkan perasaan tertekan dan
0 jiwa dan di tahun 2014 sebesar 3 jiwa. menjadi stressor bagi Ibu yang
Berdasarkan data-data tersebut maka bisa mengalami. Mengingat adanya hal
disimpulkan bahwa angka kematian bayi tersebut diperlukan cara-cara untuk dapat
di kecamatan Limo sangatlah fluktuatif mengatasi rasa kehilangan dan berduka
dan kecamatan Limo belum bisa bebas yang dialami oleh Ibu tersebut. Peneliti
dari kematian bayi meskipun cakupan dalam hal ini mencoba melakukan
pemberian layanan kesehatan dan tenaga beberapa tinjauan beberapa literatur,
kesehatan relatif terjadi peningkatan belum mendapatkan penelitian yang
setiap tahunnya. secara khusus membahas tentang
pengalaman kehilangan dan berduka
Setiap individu pernah mengalami proses pada ibu yang mengalami kematian bayi
kehilangan dalam hidupnya. Salah satu khususnya yang pernah dilakukan di kota
kehilangan yang pernah dialami oleh Depok. Oleh karena itu peneliti tertarik
seseorang adalah kehilangan anggota untuk mengangkat judul “Pengalaman
keluarganya seperti kehilangan anak. Kehilangan dan Berduka Pada Ibu yang
Seseorang yang menghadapi kehilangan Mengalami Kematian Bayi di Kecamatan
akan melaluinya dengan respon yang Limo Kota Depok” ke dalam penelitian
berbeda-beda. Proses kehilangan diikuti kualitatif.
dengan masa berduka yang sangat
tergantung pada kemampuan adaptasi METODE
dan mekanisme koping yang biasa Penelitian ini akan menggunakan desain
digunakan serta pengalaman terdahulu penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
ketika menghadapi kehilangan. bertujuan untuk mengetahui fenomena
sosial dan perspektif individu terhadap
Beberapa penelitian sebelumnya fenomena sosial yang dijalaninya dalam
diantaranya yang dilakukan oleh Michal hidup. (Dharma, 2011). Sementara itu
(2008) menyatakan bahwa ada beberapa Basrowi dan Suwandi (2008)
respon yang ditunjukkan oleh ibu yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif
berduka karena kehilangan anaknya adalah penelitian yang datang dari rasa
secara tiba-tiba yaitu adanya diantara keingintahuan yang alamiah dan pada

Pengalaman Kehilangan dan Berduka pada Ibu yang Mengalami Kematian Bayi di Depok 125
Zakiyah Mujahidah, Achir Yani S. Hamid dan Yossie Susanti E.P.
penelitian ini proses pengolahan data- divalidasi oleh peneliti, mengumpulkan
datanya tidak menggunakan kata-kata kunci yang telah didapatkan
penghitungan statistik. Penelitian dan mencoba membuat kategori,.
kualitatif yang digunakan akan melakukan pengumpulan dari masing-
menggunakan pendekatan fenomenologi. masing kategori yang telah ditemukan
Fenomenologi merupakan salah satu dan selanjutnya peneliti merumuskan sub
pendekatan dalam penelitian kualitatif tema dan tema dari masing-masing
yang digunakan untuk menemukan kategori yang berhubungan.
makna hidup terhadap suatu fenomena
berupa pengalaman yang dialami HASIL PENELITIAN
seseorang dalam hidup. Adapun etika Karakteristik Partisipan
penelitian yang digunakan adalah adalah Jumlah 10 orang dengan usia 20-40
beneficience, anonymity, confidentiality, tahun. Semua partisipan dalam penelitian
dan autonomy. ini merupakan ibu-ibu yang pernah
mempunyai pengalaman kehilangan
PARTISIPAN berupa kematian bayi. Kematian bayi
Partisipan dalam penelitian ini adalah yang dialami oleh para partisipan berada
ibu-ibu yang pernah mengalami dalam kurun waktu 2005-2015. Usia
kehilangan bayi. Dengan menggunakan kematian bayi berada antara 0-18 bulan.
sampel purposive diharapkan partisipan Jumlah anak para partisipan antara 1-4
dapat mengungkapkan pengalamannya orang anak. Pekerjaan partisipan
secara gamblang, jelas dan alamiah (apa beragam, partisipan 8 diantaranya adalah
adanya), sesuai dengan desain penelitian ibu rumah tangga, selebihnya guru TK
yang dipilih yaitu kualitatif. dan wiraswasta. Seluruh partisipan
beragama Islam. 6 dari partisipan yang
Pada penelitian jumlah partisipan ada merupakan keluarga inti (nuclear
sebanyak 10 orang sesuai dengan saturasi family) sementara sisanya tinggal
data yang didapat. Polit dan Beck (2012) bersama-sama keluarga besarnya
menyatakan bahwasanya dalam (extended family).
penelitian studi fenomenologi sampel
yang biasa digunakan jumlahnya sedikit Hasil Analisis Tema
antara 10 sampel ataupun lebih sedikit Beberapa tema yang dihasilkan dalam
dari jumlah tersebut. penelitian ini yaitu: penyebab kematian
bayi, tahapan berduka, respon
ANALISA DATA kehilangan, dukungan sistem sosial,
Pada penelitian ini peneliti akan hikmah kehilangan, harapan pasca
menggunakan pendekatan Moustakas kehilangan, dan strategi koping. Berikut
(1994) yang disebut dengan deskripsi penjabaran tema-tema tersebut:
esensi, pendekatan ini dilakukan dimana 1. Partisipan mengalami kematian
peneliti nantinya akan menceritakan bayi dengan penyebab yang
kembali fenomena yang dialami oleh berbeda-beda
partisipan dengan melibatkan alur cerita Partisipan menyatakan penyebab
berupa waktu kejadian, isi kejadian dan kematian bayinya adalah demam yang
akhir dari kejadian tersebut. Adapun menyebabkan dehidrasi berat yang
proses analisa data yang dilakukan pada akhirnya menimbulkan kematian bayi.
penelitian ini meliputi: Dua partisipan lainnya mengatakan
Memberikan gambaran terhadap penyebab kematian bayinya adalah
fenomena yang diteliti, mengumpulkan diare. Penyebab kematian bayi
daftar pernyataan-pernyataan dari para selanjutnya adalah posisi bayi yang
partisipan, membaca transkrip hasil kurang menguntungkan dan bayi
wawancara yang berisi pernyataan- prematur yang dialami masing-
pernyataan, membaca berulang-ulang masing oleh dua orang partisipan.
traskrip wawancara yang telah dibuat dan Kondisi berikutnya yang menjadi

126 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 3, No. 2, November 2015; 124-136


penyebab kematian bayi adalah ini,,naik apa,,motor saya bilang,
adanya masalah air ketuban yang emang gak ada tindakan katanya,
dialami oleh dua orang partisipan. gak, gak disuruh pakai ambulance,
Penyebab kematian bayi terakhir yang gak saya bilang gitu, ya udah,,ya,,ini
ditemukan adalah perkembangan bayi bu udah gak ada anaknya, masa sih
kurang optimal yang dialami oleh tiga dok tadi kan masih nangis, saya
partisipan, seperti yang tertera dalam bilang, iya ni,,ibu tuh,,bener,,,tapi
pernyataan berikut ini: emang maih anget banget gitu,
“,,,gara-gara,, kena DBD sih heeh matanya masih melek pas saya lihat
menurut dokter sih gitu DBD katanya ya udah mau apalagi ya gitu aja,,,”
udah tingkat akhir eee,,, jadi karena (P7)
terlalu panas jadi dehidrasi berat Tahapan berikutnya yang dilalui oleh
juga gitu,,,” (P1) partisipan adalah tahapan marah.
Penyebab kematian bayi dapat Pada tahapan ini muncul perasaan iri
bermacam-macam. Hal utama yang pada teman yang melahirkan selamat
perlu diperhatiakn oleh para partisipan dan mempunyai anak, selain itu juga
yaitu dengan memberikan pertolongan ada perasaan kecewadengan kondisi
segera pada bayi mereka saat sakit. yang dialami. Seperti yang
Pemahaman kondisi bayi bisa diungkapakan partisipan berikkut ini:
menentukan pemberian penanganan “,,,semacam temen deh gitu, punya
sedini mungkin sehingga hal-hal yang anak kan ah gw iri nih gitu, coba
tidak diinginkan bisa dicegah dan kalau anak gue masih ada atau hidup
diatasi. Penyebab kematian bayi gitu kan kayak gitu,,,”(P2)
seperti dehidrasi ataupun asfiksia yang Tahapan berikutnya adalah tahapan
dialami oleh beberapa partisipan tawar-menawar. Pada tahapan ini
merupakan gejala umum yang apabila partisipan suka melakukan
ditangani secara dini dapat pengandaian jika saja kondisi yang
menyelamatkan jiwa bayi. dialami tidak terjadi selain itu
2. Partisipan mengalami tahapan partisipan juga merasakan
berduka setelah kematian bayinya penyesalan. Hal ini seperti yang
Semua partisipan mengalami tahapan diungkapkan dalam pernyataan
berduka berupa tahapan penolakan, berikut ini:
tahapan marah, tahapan tawar- “,,,: Oh coba kalau anak gue hidup
menawar, tahapan depresi dan pasti udah segini-segini, nih kayak
terakhir yaitu tahapan penerimaan. ini (menunjuk anak kecil di sekitar
Lima partisipan menunjukkan sikap rumahnya), nih,,kecilan sedikit
penolakan pada saat kematian dah,,,,,”(P2)
bayinya. Pada tahapan ini muncul Tahapan selanjutnya adalah tahapan
sikap pengingkaran terhadap depresi. Pada tahapan ini muncul
kematian anaknya, perasaan sedih, perasaan ketidakmampuan mengurus
tidak percaya dan tidak menentu. anak, partisipan menjadi sensirtif,
Salah satu ungkapan pada tahapan merasakan trauma yang mendalam,
penolakan yaitu: merasa kesendirian, dan sulit untuk
“…pas nyampe di prikasih ya udah melupakan peristiwa kehilangan
cuma ditadangin sama suster aja yang dialami. Berikut salah satu
udah gak ada padahal tuh dari prima pernyataan partisipan pada tahapan
husada masih nangis, di saya berduka:
tuh,,masih nangis dia masih nangis, “,,,yang kita bikin sedih, yang bikin
masih kelojotan masih nangis, pas di sedih, bikin nyesel, kecewa,
danau tuh yang situ langsung diem semuanya ada di situ, kenapa kita
dia langsung dingin semua terus gak bisa perjuangin anak gitu, itu
kata dokter prikasih gini, ibu dari doang, cuma dari faktor biaya itu
prima husada naik apa gitu? naik ,,,,”(P3)

Pengalaman Kehilangan dan Berduka pada Ibu yang Mengalami Kematian Bayi di Depok 127
Zakiyah Mujahidah, Achir Yani S. Hamid dan Yossie Susanti E.P.
Tahapan terakhir yaitu tahapan perlu, biar tahu juga di rahim kita
penerimaan. Pada tahapan ini gitu posisi anak bagaimana,”(P4)
partisipan mulai bisa bersabar atas Respon partisipan didasarkan pada
kehilangannya dan berserah diri penglaman yang dialami oleh
pada Tuhan. Berikut salah satu masing-masing. Beberapa partisipan
pernyataan partisipan pada tahapan merasakan penting bagi mereka
ini: untuk dapat bertahan atas kondisi
“,,,gitu aja sekarang saya coba kehilangan yang dihadapi. Partisipan
bersabar gitu, emang jika Dia (Allah ingin bangkit dari kesedihannya dan
SWT) mau saya keturunan lagi saya memulai hidup kembali. Beberapa
terima, kalau emang udah di situ partisipan lainnya mempunyai sikap/
adanya ya udah gitu aja,,,”(P7) keyakinan terhadap kesehatan yang
Partisipan yang mengalami kematian menjadikan mereka jauh lebih
bayi menjalani tahapan berduka berhati-hati apabila dikaruniai bayi
berdasarkan tahapan yang berbeda- kembali.
beda. Beberapa partisipan mengalami 4. Partisipan memperoleh berbagai
tahapan penolakan dengan kurun sumber bentuk dukungan dari
waktu kehilangan dibawah 6 bulan berbagai pihak setelah kematian
dan 1 tahun namun ada juga beberapa bayinya
partisipan yang sudah ada pada Hampir keseluruhan dari partisipan
tahapan marah dan penerimaaan menyatakan memperoleh dukungan.
meskipun peristiwa kematian bayi Sumber dukungan yang diperoleh
yang dialaminya baru beberapa bulan datang dari orang-orang terdekat
saja. Beberapa partisipan sudah seperti suami, keluarga, teman
melalui tahapan penerimaan karena ataupun tetangga. Bentuk dukungan
sudah mengalami peristiwa kematian yang diterima bermacam-macam
bayi 5 hingga 10 tahun. Namun dengan tujuan untuk selalu
sesekali partisipan tersebut berada menyemangati. Hal ini seperti yang
dalam tahapan tawar-menawar dinyatakan oleh salah seorang
karena masih sering mengingat dan partisipan:
berandai-andai jika saja bayinya
masih hidup hingga sekarang. “,,,Dari orangtua apalagi mertua ya,
3. Respon partisipan setelah Alhamdulillah sih makanya semua
menghadapi peristiwa kematian keluarga mendukung saya, intinya
bayi kita semangat aja jangan
Beberapa partisipan menyatakan eee,,,apa,,jangan mikirin yang udah-
respon yang muncul setelah kematian udah kayak gitu, kembali semangat
bayi mereka adalah bangkit dari jangan sampai terjadi lagi
kesedihan. Sementara beberapa gitu,,,”(P4)
partisipan lainnya menyatakan Dukungan bagi partisipan dalam
respon mereka adalah adanya suatu melalui peristiwa kematian bayi
sikap/keyakinan terhadap kesehatan menjadi sangat signifikan agar bisa
yang mereka jadikan acuan untuk terus bertahan dalam kondisi yang
mengantisipasi gangguan yang teramat sulit. Dukungan yang
mengancam kesehatan bayi pada datangpun beragam. Partisipan juga
saat dikandung maupun dilahirkan. menyatakan dukungan yang datang
Seperti halnya pernyataan partisipan dari berbagai sumber berupa bentuk
berikut ini: dukungan seperti semangat/ motivasi
maupun support.
“Penting banget, buat tahu eee,,, si 5. Berbagai hikmah setelah kematian
jabang bayi udah sampai mana bayi yang diperoleh partisipan
perkembangannya, ya di USG juga Sebagian partisipan dengan sebagian
yang lainnya memperoleh hikmah

128 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 3, No. 2, November 2015; 124-136


yang berbeda-beda atas kematian “,,,jadi harapan saya ya,,ini cuman
bayinya. Beberapa partisipan buat pengalaman aja gitu,,,buat
mengaku dirinya menjadi lebih dekat pengalaman tetangga kan jadinya
dengan Tuhan, sementara dua apa,,saya kan yang udah kena seperti
partisian lain mengaku lebih dekat ini jadi tetangga kan tahu,
dengan keluarga setelah peristiwa ada,,ya,,istilahnya ada baiknya juga
kematian bayinya. Hikmah lain yang jadi,, untuk hati-hati aja
didapat oleh partisipan berupa gitu,,,,,,”(P3)
pembelajaran untuk kehamilan Selain harapan tadi tiga partisipan
berikutnya dan juga pelajaran untuk lainnya mempunyai harapan
memperbaiki diri kedepan, mempunyai keturunan kembali yang
sebagaimana pernyataan salah sehat dan panjang umur. Harapan
seorang partisipan berikut ini: yang dimiliki partisipan merupakan
“,,,Kitanya juga jadi kalau mau representasi dari keinginan partisipan
ninggalin (sholat) itu nggak berat pasca kematian bayinya. Tentu saja
gitu rasanya, Alhamdulillah yang sebagian besar dari partisipan
tadinya kita udah malas-malasan menginginkan agar peristiwa ematian
(sholat), dia gak ada jadinya kita bayi yang dialaminya tidak terjadi
Alhamdulillahnya deket jadinya kembali. Besar keinginan dari para
sama Allah, gitu aja,,,”(P7) partisipan untuk dapat memiliki
Berbagai hal yang dilalui oleh keturunan kembali. Keturunan ini
partisipan selama melalui kehilangan menjadi obat dari rasa sedih yang
dan berduka menjadikan pengalaman muncul karena kematian bayinya.
bagi mereka untuk mendapatkan 7. Beragam strategi koping yang
pelajaran dalam hidupnya. Kematian dilakukan partisipan untuk
bayi yang dialami oleh partisipan menghadapi kematian bayinya
menjadikan partisipan lebih dekat Separuh dari jumlah partisipan yang
dan percaya dengan ketetntuan yang ada mencaoba untuk mencari
sudah digariskan Tuhan. Partisipan dukungan spiritual dengan cara
menjadi lebih sering beribadah dan mencari kisah-kisah inspirartif dan
berserah diri. Selain itu partiipan juga meningkatkan ibadah. Hal lain yang
lebih menyayangi anak yang diungkapkan partisipan adalah
dimilikinya, betapa partisipan dengan berupaya mengalihkan
menghargai arti dari sebuah kedukaan dengan bekerja, berbagi
kehidupan yang dimiliki. Kehilangan dengan orang lain, mencari hiburan
menjadikan partisipan menghargai ataupun menerima secara pasif,
arti memiliki. Hal ini juga menjadi seperti pernyataan salah satu
pelajaran partisipan untuk menjaga partisipan berikut ini:
kehamilan berikutnya agar lebih “,,,cari kisah-kisah yang
baik. Kematian bayi yang dialami menginspirasi gitu, kisah-kisah gitu,
juga memotivasi partisipan untuk aku baca ternyata banyak yang dapat
memperbaiki diri karena hal tersebut cobaan lebih dari aku tapi mereka
bisa mendewasakan lagi diri kuat, disitu aku pikir mereka aja bisa
partisipan. kuat masa aku nggak,,,”(P1)
6. Setiap partisipan mempunyai Peristiwa kematian bayi yang
harapan pasca kematian bayinya dihadapi oleh partisipan bukanlah hal
Setengah dari keseluruhan jumlah yang mudah untuk dilaluinya.
partisipan berharap peristiwa Guncangan emosi dan jiwa bisa dan
kehilangan bayinya tidak terulang sangat mungkin dialami oleh
lagi, seperti pernyataan salah seorang partisipan setelah peristiwa tersebut.,
partisipan berikut ini: meskipun hal itu telah berlalu
beberapa lama. Beberapa partisipan
mencoba untuk menggunakan

Pengalaman Kehilangan dan Berduka pada Ibu yang Mengalami Kematian Bayi di Depok 129
Zakiyah Mujahidah, Achir Yani S. Hamid dan Yossie Susanti E.P.
strategi koping dengan mencari menyatakan pada umumnya kematian
dukungan spiritual. kondisi bayi disebabkan adanya komplikasi dari
spiritualitas partisipan yang baik kelahiran kurang bulan (prematur),
diharapkan bisa membantu partiispan asfiksia atau trauma selama proses
dalam melalui peristiwa kematian melahirkan, infeksi, kecacatan berat
bayi dan tahapan berduka. Selain itu maupun sebab-sebab khusus perinatal
partisipan juga dapat mengalihkan lainnya. Sebaran maupun ragam dari
kedukaannya sehingga rasa setiap tempat berbeda-beda. Beberapa
kehilangan dan berduka yang tempat yang jumlah kematian bayinya
dialaminya dapat teralih ke hal-hal lebih rendah umumnya disebabkan
lain yang posistif seperti bekerja. karena kelahiran prematur dan kecacatan
berat, sedangkan beberapa tempat yang
PEMBAHASAN jumlah kematian bayinya lebih tinggi
Masalah kesehatan bayi yang ditemukan umumnya disebabkan oleh asfiksia,
berdasarkan pengalaman partisipan tetanus, dan infeksi yang lebih besar.
penelitian sangatlah beragam. Tiga dari Faktor kesehatan dan gizi ibu ibu selama
sepuluh partisipan menyatakan bayinya kehamilan memegang peranan penting
meninggal dikarenakan demam dan air bagi kesehatan bayi yang akan
ketuban, dan dua diantara sepuluh dilahirkannya kelak. Sementara infeksi
partisipan menyatakan kematian bayinya yang dioalami ibu selama kehamilan dan
dikarenakan diare, posisi bayi kurang melahirkan bisa menyebabkan hal yang
menguntungkan, bayi prematur dan kurang baik bagi bayi yang akan
perkembangan bayi tidak optimal. dilahirkan.
Masing-masing partisipan mempunyai
pengalaman tersendiri dalam menghadapi Bagi negara-negara maju penyebab
penyakit yang diderita oleh bayi mereka. kematian bayi cenderung berbeda seperti
negara Amerika Serikat yang mempunyai
Hal ini sesuai dengan penelitian yang kematian yang cukup tinggi dengan
dilakukan oleh Carlo et al. (2010) yang penyebab kematian bayi yang beragam
menyatakan penyebab utama kematian sesuai dengan penelitian yang dilakukan
bayi di dunia adalah asfiksia, berat badan oleh MacDorman, Hoyert, Mathews
lahir rendah dan prematur. Hal ini pada (2013) dalam penelitiannya menyatakan
akhirnya menjadi perhatian pemerintah penyebab utama kematian bayi pada
untuk mengadakan pelatihan dan anjuran tahun 2011 diantaranya adalah cacat
pemberian intervensi oleh tenaga bawaan, melahirkan prematur / berat
kesehatan dalam rangka mengurangi lahir rendah, sindrom kematian bayi
kematian bayi dengan mengajarkan mendadak (Sudden Infant Death
resusitasi neonatal dan perawatan skin to Syndrome), komplikasi pada ibu hamil,
skin. dan cedera yang tidak disengaja.

Hasil penelitian ini menyebutkan Selain penyebab kematian bayi yang


beberapa penyebab kematian bayi yang berbeda-beda dari para partisipan, ada
dialami pertisipan yang sebagian besar tahapan berduka yang dihadapi oleh
dikarenakan infeksi seperti diare, demam, partisipan. Tahapan berduka yang
maupun air ketuban dan selebihnya muncul dari partisipan ditunjukkan
dikarenakan bayi premature, posisi bayi dengan beragam ungkapan verbal
yang kurang menguntungkan, maupun non verbal. Tahapan berduka
perkembangan bayi yang tidak optimal. dari para partisipan sendiri dibagi
Hal ini sesuai dengan penelitian yang menjadi lima tahap yaitu tahap
dilakukan oleh Zupan (2005) yang penolakan, tahap marah, tahap tawar-
melakukan penelitian tentang penyebab menawar, tahap depresi dan terakhir
kematian bayi pada negara-negara tahap penerimaan. Tahapan penolakan
berkembang, penelitian tersebut hingga penerimaan inilah yang

130 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 3, No. 2, November 2015; 124-136


dirumuskan sebagai sub tema dari tema Tahapan tawar-menawar juga dirasakan
tahapan berduka oleh beberapa partisipan. Pada penelitian
yang dilakukan muncul pengandaian dan
Perasaan yang muncul dalam tahapan penyesalan. Menurut Karger (2014) hal
penolakan seperti perasaan sedih dan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk
tidak menentu sesuai dengan penelitian pengendalian perasaan atas kehilangan
yang dilakukan oleh Olivas (2013), yang telah terlanjur terjadi. Pada tahapan
dalam penelitian itu disebutkan ini partsipan cenderung membandingkan
pengertian dari tahapan penolakan itu kondisi sebelum peristiwa kehilangan
sendiri, selain itu dalam penelitiannya terjadi dengan kondisi yang akan terjadi
mengatakan seseorang dalam seandainya bayi mereka hidup.
penyangkalan akan merasakan
kehampaan hidup, hal ini terlihat dari Tahapan yang juga ditemukan dalam
adanya perasaan tidak menentu, untuk penelitian ini adalah depresi, dalam
melaluinya individu tersebut akan tahapan ini didapatkan muncul perasaan
berusaha setiap harinya menemukan cara ketidakmampuan mengurus anak,
untuk terus bertahan dalam hidup. sensitif, perasaan trauma yang
mendalam, merasakan kesendirian, dan
Tahapan lainnya yang dirasakan oleh sulit melupakan. Menurut Videbeck
partisipan adalah tahapan marah, dalam (2008) tahapan ini lebih banyak dilalui
tahapan ini didapatkan dua kategori yaitu dengan banyak mengenang sesuatu yang
perasaan iri terhadap teman yang telah terjadi.
melahirkan selamat dan memiliki anak
dan kecewa. Masih menurut Olivas Tahapan penerimaan merupakan bagian
(2013) Perasaan marah karena akhir dari tahapan berduka yang
kehilangan jika tidak dikendalikan dapat ditemukan pada beberapa partisipan.
menjauhkan seseorang dari keluarga dan Pada tahapan ini partisipan bersikap
teman-temannya karena perasaan ini sabar atas kehilangan dan berserah diri
dapat memberikan pengaruh yang kurang pada Tuhan. Seperti yang dinyatakan
baik bagi lingkungan, hal ini sesuai Karger (2014) dalam penelitiannya
dengan respon yang muncul dalam bahwa pada tahapan ini seseorang
tahapan marah yaitu merasa iri dengan menemukan kembali harapan untuk masa
orang lain yang memiliki bayi dan depannya. Hal ini seperti yang
kecewa Perasaan iri inilah yang dihadapi diungkapkan oleh beberapa partisipan.
oleh beberapa partisipan. Seorang Kehilangan memunculkan beragam
partisipan menunjukkan sikap iri karena respon dari partisipan. Respon tersebut
melihat temannya yang melahirkan berupa keinginan untuk bangkit dari
selamat dan mempunyai anak hingga kesedihan dan sikap/keyakinan terhadap
besar. Sedangkan partisipan lainnya kesehatan. Faktor usia yang relatif muda
seolah bertanya tentang keadilan Tuhan yang menjadi semangat kedua partisipan
mengapa bayinya diambil kembali. Hal- ini untuk bangkit dari kesedihan dan
hal itulah yang merepresentasikan tidak ingin berlarut-larut dalam
kemarahan dalam diri masing-masing kesedihan. Selain itu seorang partisipan
partisipan. Selain perasaan iri tadi mengungkapkan lebih bisa melalui
muncul juga perasaan kecewa pada proses berduka dengan baik dikarenakan
tahapan marah karena partisipan telah mempunyai pengalaman kehilangan
menganggap lambatnya penanganan bayi sebanyak dua kali. Hal ini sesuai
medis mambuat kondisi bayi mereka dengan penelitian yang dilakukan oleh
semakin buruk dan berujung pada Harris (2015) yang menyebutkan faktor-
kematian. Hal ini dapat terlihat dari faktor yang dapat mempengaruhi proses
bagaimana partisipan mengutarakan berduka pada orang tua karena
kekecewaannya pada petugas medis yang kehilangan bayinya yaitu pengalaman
menangani bayinya. kehilangan yang dilalui oleh orang tua

Pengalaman Kehilangan dan Berduka pada Ibu yang Mengalami Kematian Bayi di Depok 131
Zakiyah Mujahidah, Achir Yani S. Hamid dan Yossie Susanti E.P.
terdahulu, kehilangan bayi pada sekitar tempat tinggal partisipan yaitu
kehamilan sebelumnya, proses berduka dukungan tetangga dan teman-teman.
yang belum terselesaikan dari kehilangan
sebelumnya, kepribadian seseorang, jenis Selain sumber dukungan ada juga bentuk
kelamin, maupun budaya yang dipegang dukungan yang datang kepada partisipan.
oleh individu tersebut. Bentuk dukungan yang diberikan berupa
motivasi dan juga nasehat unrtuk tetap
Respon setelah kehilangan berikutnya semangat melanjutkan hidup dan
adalah sikap/keyakinan terhadap berusaha lagi untuk mendapatkan anak.
kesehatan. Hal ini ditemui pada dua Sistem pendukung beserta bentuk
orang partisipan yang pada akhirnya dukungan yang diberikan seseorang pada
belajar dari pengalaman kehilangan ibu yang berduka memang sangat
sebelumnya. Salah seorang partisipan diperlukan untuk melalui kedukaan. Hal
menyadari peran penting tenanga ini sesuai dengan pernyataan Gordon
kesehatan terdidik dalam membantu (2009) yang menyatakan seseorang yang
proses persalinan. Partisipan lainnya juga mempunyai sistem pendukung yang baik
memiliki keyakinan untuk mendengarkan akan dapat melalui kehilangan namun
rekomendasi dari tenanga kesehatan agar jika tidak memiliki sistem pendukung
peristiwa kehilangan kemarin tidak yang adequat maka berduka kronis bisa
terjadi lagi. menjadi gejala psikis patologis dan
berujung depresi. Sistem pendukung
Hal ini didukung dengan penelitian yang hampir dimiliki oleh semua partisipan
dilakukan oleh Mills et. al (2013) yang namun dengan bentuk dukungan yang
menyatakan adanya perasaan berbeda-beda berupa dukungan dari
kekawatiran dan ketakutan yang keluarga seperti suami dan orang tua.
dirasakan oleh orang tua apabila Bentuk dukungan berupa semangat dan
peristiwa kematian bayi terulang dukungan.
kembali, maka upaya pencegahan pun
dilakukan seperti pemeriksaan seperti Partisipan yang mengalami kehilangan
kontrol rutin yang dilakukan setiap bulan, dan berduka dapat memetik hikmah dari
pemeriksaan USG, hingga lebih kritis kejadian tersebut. Hikmah dari
dan asertif terhadap anjuran ataupun kehilangan dan berduka yang dapat
saran dari tenaga kesehatan professional dipetik oleh partisipan adalah menjadi
guna terhindar dari hal-hal yang tidak lebih dekat dengan Tuhan, menjadi lebih
diinginkan selama kehamilan ataupun dekat dengan keluarga, pembelajaran
beresiko terhadap keselamatan bayi. untuk kehamilan berikutnya dan
pembelajaran untuk memperbaiki diri.
Partisipan dalam menghadapi kehilangan Townsend (2011) menyatakan George
sangat membutuhkan dukungan. Engel membagi tahapan berduka menjadi
Dukungan yang datang dari partsisipan lima tahapan yaitu syok/tidak percaya,
selama melalui proses kehilangan dan pembentukan kesadaran, restitusi,
berduka adalah dukungan yang resolusi kehilangan, dan pemulihan. Pada
bersumber dari suami, orang tua/mertua, tahapan resolusi kehilangan seseorang
maupun keluarga sebagai orang terdekat mulai beralih dari kesedihannya. Tahapan
partisipan. Menurut Flenady et al. (2014) ini memungkinkan seseorang terpusat
sumber dukungan yang dari teman dalam kehilangannya namun berusaha
keluarga maupun jaringan sosial yang untuk bangkit dan mencari hikmah dari
lebih luas dapat mengurangi tekanan kehilangan yang dialami.
yang dirasakan oleh ibu yang mengalami
kematian bayi dalam jangka panjang. Hikmah yang didapat dari peristiwa
Sumber dukungan lainnya berupa kehilangan ini yaitu menjadi lebih dekat
dukungan yang datang dari lingkungan kepada Tuhan. Peristiwa kehilangan
dapat menambah sisi spiritualitas

132 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 3, No. 2, November 2015; 124-136


seseorang karena kehilangan karena mengajarkan kita untuk belajar
kematin dapat mengingatkan seseorang menghargai hidup dan mengisinya
kembali akan kodratnya sebagai dengan hal-hal yang bermanfaat bukan
manusia.. Hal ini sesuai dengan Coyle dengan kesia-siaan. Hal inilah yang
(2002) dalam Benedict dan Montgomery didapat dari beberapa partisipan untuk
(2013) yang menyatakan spiritualitas lebih memperbaiki dirinya setelah
dapat dilihat dari berbagai macam kematian bayinya. Bersikap introspektif
pendekatan yaitu: pendekatan struktur- bisa menjadi hal baik yang dilakukan
perilaku yang berfokus pada perilaku setelah kematian bayi mereka.
seseorang seperti doa. Berikutnya adalah
pendekatan nilai-panduan yang Setelah berlalunya peristiwa kehilangan
menjadikan spiritualitas sebagai kerangka maka para partisipan mempunyai
kerja untuk menumbuhkan potensi diri harapan-harapan untuk diwujudkan
seseorang ; dan pendekatan transendensi kedepannya. Harapan yang diutarakan
yang dimiliki seseorang dengan cara para partsisipan adalah tidak ingin
berhubungan dengan kekuatan yang lebih terulang lagi peristiwa kehilangan
tinggi ataupun bermakana dalam anaknya di kemudian hari. Harapan pasca
hidupnya. kehilangan dibutuhkan untuk memotivasi
partisipan melanjutkan hidupnya.
Hikmah lainnya yang didapat oleh Kehilangan merupakan peristiwa yang
partisipan adalah lebih dekat dengan bersifat traumatis sehingga besar harapan
keluarga, hal ini dilakukan oleh beberapa para partisipan hal tersebut tidak terjadi
partisipan. Kehilangan bayi memang lagi di kemudian hari seperti yang
menyebabkan luka yang mendalam bagi diinginkan oleh partisispan. Berdasarkan
seorang ibu. Grunnet dan Alden (2008) pernyataan Andrews dan Ahearn (2009)
menyatakan seorang ibu yang kehilangan berduka tidak akan pernah dirasakan
bayinya tentu akan merasakan kedukaan secara tuntas maupun hilang dari
dalam hidupnya sekalipun fase berduka kehidupan. Proses berduka tidak akan
sudah dilalui beberapa bulan bahkan pernah dilalui secara mulus. Seseorang
bertahun-tahun yang lalu. Hal ini tidak akan pernah lolos dari rasa berduka
menjadikan partisipan tersebut lebih selama perjalanan hidupnya karena
memperhatikan anaknya yang lain agar berduka dapat terjadi dimana dan kapan
peristiwa serupa tidak terulang lagi. saja.
Pengalaman-pengalaman kehilangan
tersebut dirasakan sangat menyedihkan Harapan lainnya yang diinginkan
dan menimbulkan trauma di diri partisipan adalah memiliki keturunan
partisipan dan menjadi pengalaman kembali. Partisipan berharap adanya
berharga. keturunan dapat membantu seorang ibu
untuk mengurangi kesedihannya.
Beberapa partisipan mendapatkan Maguire et al. (2014) menyatakan
hikmah berupa pembelajaran bagi sebagian besar ibu yang pernah
kehamilan berikutnya agar lebih berhati- mengalami kematian bayi mempunyai
hati. Trauma mendalam kehilangan anak harapan untuk kehamilan berikutnya
membuat beberapa partisipan lebih dapat dijalani dengan baik tanpa
berhati-dan waspada terutama saat hambatan yang berarti janin yang
kehamilan dan persalinan berikutya dikandungnya sehat dan dapat menjadi
seperti yang dialami oleh salah seorang sebuah resolusi dari kehilangan dan
partisipan. berduka yang pernah dialami
sebelumnya.
Pembelajaran berikutnya yang dapat
dijadikan hikmah oleh partisipan adalah Harapan muncul setelah terjadinya
didapat dari para partisipan adalah kehilangan dan selama menghadapi
memperbaiki diri. Kematian bisa kehilangan dan proses berduka

Pengalaman Kehilangan dan Berduka pada Ibu yang Mengalami Kematian Bayi di Depok 133
Zakiyah Mujahidah, Achir Yani S. Hamid dan Yossie Susanti E.P.
dibutuhkan strategi koping. Strategi dengan membuat pertanyaan-pertanyaan
koping yang dilakukan oleh partisipan mengenai eksistensi hidup manusia
meliputi mencari dukungan spiritual (kenapa manusia hidup, manusia akan
yaitu dengan mencari kisah-kisah kemana setelah hidup, dsb). Hal ini
inspiratif dan meningkatkan ibadah dilakukan agar orang tua memahami arti
sementara strategi koping kedua yaitu dari kematian dan menyadari sepenuhnya
melakukan upaya untuk mengalihkan bahwa ia bukanlah pemilik kehidupan.
kedukaan dengan bekerja, berbagi
dengan orang lain, mencari hiburan dan Selain hal tadi yang dilakukan oleh
menerima secara pasif. beberapa partisipan adalah dengan
bekerja, berbagi dengan orang lain,
Mencari kisah-kisah inspiratif adalah mencari hiburan maupun menerima
cara partisipan untuk menemukan secara pasif . bekerja berarti
kelompok yang sama dalam menghadapi memanfaatkan potensi diri guna
kehilangan dan berduka, dengan cara ini mengalihkan pikiran sehingga
partisipan dapat berbagi perasaan dan konsentrasi tidak terpusat pada
harapan serta memeproleh cara-cara kehilangan dan berduka seperti yang
untuk beralih dari rasa berduka yang dilakukan pada beberapa partisipan
dialami karena kehilangan bayi. Hal ini sementara partisipan lainnya berbagi
dikuatkan dengan hasil penelitian yang dengan lingkungan berarti memanfaatkan
dilakukan oleh Dyregrov, Dyregrov, sistem pendukung yang da di sekitar
Johnsen (2014) yang menyatakan ada partisipan untuk mengalihkan perasaan
beberapa keuntungan yang didapat dari kehilangan dan berduka. Cara lain yang
seseorang yang berduka jika bergabung bisa dilakukan adalah dengan mencari
dengan kelompok yang mempunyai hal hiburan dan menerima secara pasif
yang sama diantaranya: 1) bertemu dengan berusaha tidak memikirkan
dengan teman-teman dengan masalah kehilangan dan menggantinya dengan
yang sama dan dapat memperoleh hal-hal lain.
masukan bagaimana caranya untuk bisa
kembali menjalani kehidupan yang KESIMPULAN
normal pasca kehilangan, 2) dapat Penelitian mengenai pengalaman
mencurahkan perasaan dan pikiran yang kehilangan dan berdukapada ibu yang
mengganggu, 3) memberi dan mengalami kematian bayi menghasilkan
memperoleh hubungan timbal-balik tujuh tema. Tema-tema tersebut yaitu:
dengan sesama, 4) bertukar saran dan penyebab kematian bayi, tahapan
informasi, 5) dapat berbagi harapan ke berduka, respon setelah kehilangan,
depan setelah peristiwa kahilangan yang dukungan sistem sosial, harapan pasca
dilalui. kehilangan, hikmah kehilangan, dan
strategi koping. Penyebab kematian bayi
Dukungan spiritual lainnya yang yang ditemukan sangat beragam dari
didapatkan partisipan adalah dengan demam, air ketuban hingga
meningkatkan ibadah. Hal ini sesuai perkembangan bayi yang tidak optimal.
dengan penelitian Karger (2014) dalam Adapaun tahapan berduka masing-
penelitiannya iman dan spiritual dapat masing partisipan sesuai dengan tahapan
mengusir kesedihan agar seseorang yang yang sedang dilaluinya adalah tahapan
berada dalam proses berduka sehingga penolakan, marah, tawar-menawar,
partisipan tidak jatuh dalamn kondisi depresi, dan penerimaan.
yang buruk. Pengalaman kehilangan bayi yang
dirasakan oleh partisipan memunculkan
Currie (2014) menyatakan Orang tua respon berupa bangkit dari kesedihan dan
yang kehilangan anaknya akan berusaha sikap/keyakinan terhadap kesehatan.
menggunakan strategi koping untuk Partisipan dalam melalui kehilangan dan
merasionalkan sebuah kehilangan, berduka membutuhkan dukungan sistem

134 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 3, No. 2, November 2015; 124-136


sosial yang datang dari pasangan (suami), pihak lainnya seperti ayah maupun
orang tua/mertua, anggota keluarga anggota keluarga lainnya agar
lainnya, tetangga maupun teman. diketahui apa saja persamaan
Dukungan dari orang terdekat sangat maupun perbedaan yang muncul dari
diperlukan untuk mengembalikan hasil penelitian tersebut.
semangat dan memotivasi partisipan 4. Keluarga
yang mengalami kehilangan dan berduka Keluarga sangatlah perlu
karena kematian bayi. mendampingi dan memberikan
Ada berbagai hikmah yang didapat semangat, nasihat dan motivasi bagi
partisipan dari peristiwa kehilangan bayi ibu yang mengalami kehilangan dan
diantaranya lebih mendekatkan diri pada berduka karena kematian bayi.
Tuhan, lebih dekat dengan keluarga, Keluarga sebagai support system
pembelajaran untuk memperbaiki diri merupakan lingkungan terdekat dan
dan pembelajaran untuk kehamilan terjangkau bagi ibu untuk
berikutnya. Selain hikmah ada juga memperoleh bantuan guna pemulihan
harapan yang diinginkan oleh partsispan fisik dan mentalnya pasca berduka.
dari kejadian yang dialami yaitu tidak
ingin terulang lagi dan cukup menjadi DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran hidup kedepan juga serta Andrews, E.E. & Ahearn. (2009). Grief,
harapan untuk dikaruniai buah hati Grieving And Death. Thesis
kembali. Strategi koping diperlukan Submitted To The University of
untuk mengatasi rasa duka yang dialami New Hampshire In Partial
oleh partisipan. Penerapan strategi Fulfillment of The Requirements
koping dalam menghadapi kehilangan For The Degree Of Master of Arts
berupa dukungan spiritual dan upaya In Counseling.
pengalihan rasa berduka. Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami
penelitian kualitatif. Jakarta: P.T.
SARAN Rineka Cipta.
1. Pelayanan keperawatan jiwa Benedict, M. M. & Montgomery. (2013).
Pelayanan keperawatan jiwa di klinik Our Spirits, Ourselves : The
maupun di komunitas dihimbau dapat Relationships between Spiritual
meningkatkan pelayanan bagi Intelligence, Self-Compassion, and
pemberian asuhan keperawatan Life Satisfaction. A DissertationIn
khususnya bagi ibu yang mengalami Partial Fulfillment of the
kehilangan dan berduka karena Requirements of the DegreeDoctor
kematian bayinya, guna menghindari of Philosophy. Alliant International
munculnya gangguan jiwa pada ibu University. September. 2013.
yang mengalami kematian bayi Carlo, W.A., et al. (2010). Newborn-Care
2. Keilmuan keperawatan jiwa Training and Perinatal Mortality in
Pemberian asuhan keperawatan Developing Countries. 362:615
kehilangan dan berduka yang spesifik Currie, E. R. ( 2014). Parent
bagi ibu yang mengalami kematian Perspectives of Neonatal Intensive
bayi mengingat banyaknya respon Care At The End Of Life And
psikologis yang dialami karena Subsequent Bereavement And
peristiwa tersebut dan perlunya Coping Experiences After Infant
penanganan lanjut bagi beberapa ibu Death. A Dissertation Submitted To
dengan masalah kehilangan berulang The Graduate Faculty of The
dan tetentu untuk memulihkan dan University of Alabama At
menguatkan mental ibu. Birmingham,In Partial Fulfillment
3. Peneliti of The Requirements For The
Peneliti selanjutnya perlu Degree Ofdoctor of Philosophy.
mengembangkan penelitian ini lebih University of Alabama,
lanjut dari sudut pandang pihak– Birmingham. 2014.

Pengalaman Kehilangan dan Berduka pada Ibu yang Mengalami Kematian Bayi di Depok 135
Zakiyah Mujahidah, Achir Yani S. Hamid dan Yossie Susanti E.P.
Dharma, Kelana Kusuma. (2011). Prevention National Center For
Metodologi Penelitian Keperawatan Health Statistics National Vital
Panduan Melaksanakan dan Statistics System, 63 (5),1-2.
Menerapkan Hasil Penelitian. Maguire, M. et al. (2014). Grief after
Jakarta: Trans Info Media. second-trimester termination for
Dyregrov, K., Dyregrov, A., Johnsen, I. fetal anomaly: a qualitative study.
(2013). Positive And Negative 91(2015), 234.
Experiences From Grief Group Michal, S. (2008). Coping, Grief
Participation: A Qualitative Study. Management, and Self-Discovery of
68 (1), 45-62. Mothers Who Have Lost Children
Flenady, V., et al. (2014). Meeting the to Sudden Death. Dissertation
needs of parents after a stillbirth or Submitted in Partial Fulfillment of
neonatal death. 121 (Suppl. 4): 138. the Requirements for the Degree of
Gordon, J. (2009). An Evidence-Based Doctor of Philosophy Psychology,
Approach For Supporting Parents Walden University. May. 2008.
Experiencing Chronic Sorrow. Mills, T.A., et al. (2013). Parents’
Pediatric Nursing. 35 (2). experiences and expectations of
Grunnet & Alden. (2008). The meaning care in pregnancy after stillbirth or
of her child's death: A mother's neonatal death: a metasynthesis.
experience of grief. Dissertation 121:945–946.
Submitted to the Faculty of the Olivas, L. (2013). After-Death
Institute for Clinical Social Work in Communication: A Parent Who Has
Partial Fulfillment for the Degree of Lost a Child. Dissertation Submitted
Doctor of Philosophy, Chicago, in Partial Fulfillment of the
Illinois. March. 2008. Requirements for the Degree of
Harris, J. (2015). A Unique Grief. Doctor of Philosophy Counseling
International Journal of Childbirth Psychology. Walden University
Education. 30 (1), 82. November. 2013.
Infant Mortality Situation And Trends Polit, D. F. & Beck, C.T. (2012). Nursing
oleh WHO (2014, Research: Generating And
http://www.who.int, diperoleh Assessing Evidence For Nursing
tanggal 22 november 2014). Practice. 9rd Edition. Philadelphia :
Jawa Barat penyumbang terbesar angka Lippincott Williams & Wilkins.
kematian bayi di Indonesia oleh Tabel profil kota Depok 2013 oleh
Artanti Hendriyana (2013, Dinkes ( http://dinkes.depok.go.id,
http://www.unpad.ac.id, diperoleh diperoleh tanggal 4 Maret 2015).
tanggal 24 November 2014). Tim Pasca Sarjana FIK UI. (2008).
Karger, M. (2014). Exploring Mothers’ Pedoman Penyusunan Tesis
Experiences Over Time Following .Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan
Death of Their Young Child From Universitas Indonesia.
Cancer: Implications For Practice. Townsend, M. C. (2011). Essentials of
A Dissertation Submitted In Partial Psychiatric Mental Health Nursing:
Fulfillment of The Requirements Concepts of Care In Evidence
For The Degree of Doctor of Based Practice . 5 th Edition.
Psychology. University of New Philadeplhia: FA Davis Company.
Jersey. October. 2014. Videbeck, S. L. (2008). Buku Ajar
MacDorman, Mathews, Mohangoo, Keperawatan jiwa. Alih Bahasa:
Zeitlin. (2014). International Komalasari, R. & Hany A. Jakarta:
Comparisons of Infant Mortali ty EGC.
and Related Factors:United States Zupan, J. (2005). Perinatal Mortality in
and Europe, 2010. U.S. Department Developing Country. 352: 2047
of Health and Human Services
Centers For Disease Control And

136 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 3, No. 2, November 2015; 124-136

Anda mungkin juga menyukai