Anda di halaman 1dari 55

ANALISIS FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEJADIAN KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN


BOYOLALI

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1

Disusun Oleh :
IDILIANI TITIN SYAFITRI
J 410 130 071

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
LATAR BELAKANG

Di kawasan ASEAN AKB di Indonesia 4,2


Menurut World Health Organization
kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,2 kali
(WHO) tahun 2015 , dari 4,5 juta kematian
lebih tinggi dari Filipina, dan 2,2 kali
balita, 75% kematian terjadi pada tahun
lebih tinggi dari Thailand (Kemenkes,
pertama kehidupannya.
2013).

Dari data profil Dinas Kesehatan


Provinsi Jawa Tengah (2015), AKB pada
tahun 2014 sebesar 10,08 per 1.000
Di Indonesia, provinsi dengan Angka
kelahiran hidup, terjadi sedikit
Kematian Bayi tertinggi terdapat di Papua
penurunan bila dibandingkan dengan
Barat sebesar 74 per 1.000 kelahiran
tahun 2013 yaitu sebesar 10,41 per
hidup (Kemenkes, 2013)
1.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada
tahun 2015 AKB sebesar 10 per 1.000
kelahiran hidup.
Lanjutan...
Tahun 2013 = 7,5 per 1.000
kh atau 111 kematian bayi

Tahun 2014 = 9,5 per 1.000


kh atau 143 kematian bayi
AKB di
Kabupaten
Tahun 2015 = 8,64 per
Boyolali 1.000 kh
Dari 29 puskesmas, 26
Januari 2016 - April diantaranya memiliki
2017 = 155 kasus kasus kematian bayi

Faktor yang mempengaruhi kematian bayi antara lain faktor


ibu, faktor bayi, kondisi sosial ekonomi dan pelayanan
kesehatan.
RUMUSAN MASALAH

“Faktor ibu apa saja yang berhubungan


dengan kejadian kematian bayi di
Kabupaten Boyolali ?”.
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN

Bagi Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai faktor ibu


Masyarakat yang berpengaruh terhadap kejadian kematian bayi, sehingga
masyarakat dapat mengetahui dan melakukan upaya
pencegahan.

Bagi Institusi Sebagai masukan bagi perumus kebijakan khususnya dalam


Kesehatan upaya pencegahan kesakitan dan kematian bayi dan
peningkatan program kesehatan ibu dan anak di wilayah
Kabupaten Boyolali.

Bagi Ilmu
Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
pengembangan khasanah ilmu pengetahuan dan bahan
informasi untuk penelitian selanjutnya.
Angka Pengertian
Kematian Kematian
Bayi
Bayi Penyebab
Kematian Bayi

Faktor-Faktor yang
Berhubungan
dengan Kematian
Bayi

Faktor Ibu Faktor Pelayanan


Faktor Bayi
Kesehatan
Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian
Sumber : Modifikasi Manuaba (1998) dan Wiknjosastro (2006)
Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian kematian bayi di
Kabupaten Boyolali.

Ada hubungan antara paritas dengan kejadian kematian bayi di


Kabupaten Boyolali.

Ada hubungan antara Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan kejadian


kematian bayi di Kabupaten Boyolali.

Ada hubungan antara kunjungan ANC dengan kejadian kematian


bayi di Kabupaten Boyolali.

Ada hubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian kematian


bayi di Kabupaten Boyolali.
Jenis dan Penelitian observasional dengan pendekatan kasus
Rancangan kontrol (case control)
Penelitian
Faktor Risiko +
Kematian
Bayi

Faktor Risiko -
Kasus
Populasi
(Sampel)
Faktor Risiko +

Bayi Hidup

Faktor Risiko -

Kontrol

Waktu • Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni


2017
• Melibatkan 13 Puskesmas yang ada di wilayah
Tempat Kabupaten Boyolali.
Populasi dan Sampel

Populasi Seluruh kematian bayi yang ada di Kabupaten Boyolali


pada periode Januari 2016 sampai April tahun 2017 dan
seluruh bayi yang lahir hidup pada periode Januari 2016
sampai dengan April tahun 2017 di Kabupaten Boyolali.

Sampel
Jumlah Sampel
Minimal

Jumlah sampel terbesar adalah 69 responden.


Kemudian untuk mengantisipasi efek non respon,
jumlah sampel minimal yang diperlukan harus
diperhitungkan dengan perkiraan jumlah subyek yang
non respon.
Lanjutan...

Sampel minimal yang diperoleh sebanyak 69


responden kemudian diambil menjadi 75
responden, dengan perbandingan 1:1 untuk
kelompok kasus dan kelompok kontrol maka
besar sampel penelitian ini adalah 75 sampel
kasus dan 75 sampel kontrol. Jadi, jumlah
sampel secara keseluruhan sebesar 150
responden.
Teknik Pengambilan Sampel
1. Sampel Kelompok
Kasus

Cluster Random
Sampling dengan
teknik total
sampling
2. Sampel Kelompok
Kontrol

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi


• Bayi lahir hidup pada periode Januari
2016 sampai April tahun 2017 dan masih • Pindah tempat tinggal saat dilaksanakan
hidup pada usia lebih dari 11 bulan. penelitian.
• Bersedia menjadi responden. • Tidak bersedia menjadi responden.
• Bertempat tinggal tetap di Kabupaten
Boyolali.
• Bertempat tinggal di wilayah yang sama
dengan kasus.
Definisi Operasional Variabel (DOV)

a. Umur Ibu

Umur responden pada saat hamil bayi


Definisi
yang meninggal.

Alat Ukur Kuesioner

1. Berisiko (<20 tahun) dan (>35 tahun)


Kategori 2. Tidak Berisiko (20 – 35 tahun)

Skala Ordinal.
b. Paritas

Jumlah anak yang telah dilahirkan oleh


Definisi
ibu.

Alat Ukur Kuesioner

1. Berisiko (paritas 1) dan (paritas ≥4)


Kategori
2. Tidak berisiko (paritas 2 - 3)

Skala Ordinal.
c. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Pemberian ASI kepada bayi dalam waktu


Definisi
30 menit-1 jam pasca bayi dilahirkan.

Alat Ukur Kuesioner

1. Ya
Kategori
2. Tidak

Skala Nominal
d. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Pemeriksaan kesehatan yang dijalani ibu semasa


kehamilannya. Jumlah pemeriksaan ANC yang
dilakukan oleh ibu minimal 4 kali selama masa
Definisi kehamilannya, dengan distribusi waktu sebagai berikut:
minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali
pada trimester kedua, dan minimal 2 kali pada
trimester ketiga.
Alat Ukur Kuesioner
1. Lengkap (apabila memenuhi jumlah minimal
kunjungan dan sesuai distribusi waktu yang telah
ditetapkan)
Kategori 2. Tidak lengkap (apabila tidak memenuhi jumlah
kunjungan atau tidak sesuai distribusi waktu yang
telah ditetapkan)

Skala Ordinal
e. Paparan Asap Rokok

Ibu hamil yang merokok atau terpapar


Definisi oleh asap rokok orang lain (suami/anggota
keluarga) selama kehamilannya.

Alat Ukur Kuesioner

1. Terpapar
Kategori
2. Tidak terpapar

Skala Ordinal
f. Kematian Bayi

Kematian pada bayi sebelum umur mencapai 11


Definisi
bulan.

1. Kasus = Bayi meninggal usia 0-11 bulan


Kategori
2. Kontrol = Bayi masih hidup sampai usia lebih dari 11 bulan.
Pengumpulan Data

Jenis Data
• Data kuantitatif

Sumber Data
• Data primer
• Data sekunder

Cara
Pengumpulan • Instrumen Penelitian : Kuesioner
Data • Teknik Pengambilan Data : Wawancara
Langkah-Langkah Penelitian

Tahap
Penyelesaian
Tahap
Pelaksanaan

Tahap
Persiapan
Coding

Scoring Entry

Pengolahan
Editing Data Tabulating
Analisis Data

Analisis Analisis
Univariat Bivariat
Untuk mengetahui
Analisis data yang
hubungan antara
dilakukan untuk
masing-masing variabel
mendeskripsikan
bebas dengan variabel
variabel yang diteliti
terikat

Uji statistik Chi-


Square dan uji
Fisher’s Exact Test
Gambaran Lokasi Penelitian

Luas wilayah kab. Boyolali = 1.015,1020 km2


Jumlah penduduk = 971.245 jiwa
Kepadatan penduduk = 957 jiwa per km2
Jumlah penduduk laki-laki = 478.264 jiwa
Jumlah penduduk perempuan = 492.981 jiwa.

Jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Boyolali yaitu 11


Rumah Sakit, 29 Puskesmas dimana diantaranya adalah
puskesmas perawatan, 1.807 Posyandu, 19 Klinik/Balai
Kesehatan dan 215 Puskesdes yang tersebar di seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali (BPS Kab. Boyolali,
2016).
Hasil dan Pembahasan
Analisis Univariat

Usia Ibu Saat Hamil


Paritas
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Kunjungan
ANC
Paparan
Asap Rokok
Analisis Bivariat

Ada hubungan yang signifikan antara usia ibu saat hamil


dengan kematian bayi. (p-value= 0,004; OR= 8,377; 95%CI=
1,832-38,306).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Prabamurti, dkk


(2008), yang menyatakan bahwa usia ibu <20 tahun dan >35 tahun
7,69 kali lebih besar menyebabkan kematian bayi dibandingkan
usia ibu 20-35 tahun.

Menurut teori Behrman dan Vaughan (1994) menyatakan bahwa


kehamilan <20 tahun maupun kehamilan oleh wanita berusia >35 tahun
mempunyai risiko yang meningkat akan terjadinya retardasi pertumbuhan
dalam kandungan, gawat janin dan kematian intra uteri
Ada hubungan yang signifikan antara usia ibu yang terlalu
muda (<20 tahun) dengan kematian bayi (p-value= 0,022).

Pada ibu yang berusia terlalu tua (>35 tahun) hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara usia ibu yang terlalu tua (>35 tahun) dengan kematian
bayi (p-value= 0,045; OR 5,385; 95%CI= 1,121-25,871).
Lanjutan...

Dapat disimpulkan bahwa umur ibu yang terlalu tua


lebih berisiko dibandingkan ibu yang berusia terlalu
muda, hal ini mungkin bisa terjadi karena sampel yang
terlalu kecil pada kelompok ibu yang berusia terlalu
muda. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa usia tua menyebabkan risiko
timbulnya penyakit-penyakit yang menyertai umur dan
juga semakin meningkatnya kombinasi antara penyakit
usia tua dan kehamilan yang menyebabkan risiko
meninggal atau cacat pada janin menjadi bertambah
tinggi (Sinsin, 2008).
Ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan
kematian bayi. (p-value= 0,021; OR= 2,302; 95%CI=1,185-
4,471).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sunarsih, dkk (2014),


menyatakan bahwa ada pengaruh antara paritas ibu dengan
kematian neonatal dengan nilai OR=1,85.

Adanya pengaruh antara paritas dengan kematian bayi


disebabkan karena pada ibu yang memiliki paritas 1, ibu belum
pernah memiliki pengalaman kehamilan dan persalinan
sebelumnya yang akan berdampak pada pola perilaku ibu dalam
menghadapi masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan. Sedangkan paritas diatas 4 dan usia tua, secara fisik
ibu mengalami kemunduran untuk menjalani kehamilan.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia ibu yang
memiliki paritas 1 dengan kematian bayi (p-value= 0,073).

Sedangkan pada paritas ≥4 hasil yang diperoleh menunjukkan


bahwa ada hubungan yang signifikan antara ibu yang memiliki
paritas ≥4 dengan kematian bayi (p-value=0,040; OR= 5,667 (95%
CI= 1,136-28,269).
Dapat disimpulkan bahwa ibu yang memiliki paritas ≥4 lebih
berisiko dibandingkan ibu yang memiliki paritas 1. Hal ini
berkaitan karena menurunnya fungsi organ reproduksi yang
dapat berakibat pada kehamilan dan persalinan pada ibu yang
memiliki paritas ≥4. Biasanya ibu dengan paritas ≥4 kurang
memperhatikan kehamilannya karena dianggap pernah
mengalami kehamilan, persalinan dan nifas yang normal serta
tidak memiliki komplikasi terhadap bayi yang dilahirkannya.
Ada hubungan yang signifikan antara Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) dengan kematian bayi (p-value=0,002; OR=
4,774; 95%CI=1,808-12,606).

Berdasarkan penelitian Edmond (2006) dalam


Widuri (2013), di Ghana menyimpulkan bahwa
16% kematian bayi dapat dicegah jika semua
bayi disusui sejak hari pertama dan 22% dapat
dicegah bila menyusui dimulai selama satu jam
pertama setelah melahirkan
Dengan program IMD diharapkan bisa mengurangi
kematian bayi, motivasi ini berupa himbauan kepada
ibu hamil agar satu jam pertama setelah proses
melahirkan bersedia melakukan IMD bagi bayi mereka,
dan juga memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara
langsung selama 6 bulan tanpa susu formula. Program
IMD dengan ASI langsung dapat memberikan kesehatan
yang lebih baik terhadap bayi dan kebaikan terhadap
kesehatan ibu (Roesli, 2008).
Ada hubungan yang signifikan antara kunjungan ANC
dengan kematian bayi (p-value=0,006).

Hasil ini sejalan dengan penelitian Hendari, dkk


(2012), yang menyatakan bahwa frekuensi ANC
yang tidak lengkap berisiko 4,44 kali lebih besar
untuk mengalami kematian bayi dibandingkan
frekuensi ANC yang lengkap.
Berdasarkan hasil penelitian, tidak lengkapnya kunjungan ANC
yang dilakuan ibu dapat terjadi karena sebagian besar ibu pada
kelompok kasus bekerja sebanyak 40 orang (53,3%), sehingga ibu
tidak sempat atau tidak bisa melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin. Dan juga suami yang sibuk bekerja tidak bisa
menemani ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ke
tempat pelayanan kesehatan secara rutin.
Ada hubungan yang signifikan antara paparan asap
rokok dengan kematian bayi (p-value=0,001; OR= 4,444;
95% CI= 1,855-10,648) .

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian


Andriani (2015), membuktikan bahwa 100%
dari responden yang mengalami kematian bayi
terpapar asap rokok yang berasal dari suami.
Menurut pendapat Djauzi (2005), pengaruh rokok terhadap
kehamilan sangat serius. Rokok dapat mengurangi aliran darah
ke ari-ari (plasenta) sehingga berisiko menimbulkan gangguan
pertumbuhan janin. Rokok juga dapat meningkatkan risiko
keguguran, berat badan bayi rendah dan gangguan saluran pada
nafas bayi. Sesuai dengan penelitian Ramadhan (2012),
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
ibu hamil perokok pasif dengan kejadian BBLR (p=0,004), dimana
BBLR merupakan faktor penyebab kematian bayi paling banyak.
Sesuai dengan penelitian Sunarsih, dkk (2014), menyatakan
bahwa ada hubungan antara BBLR dengan kematian neonatal
(p=0,023).
SIMPULAN

1. Ada hubungan antara usia ibu saat hamil dengan kematian bayi di
Kabupaten Boyolali (p-value=0,004; OR= 8,377; 95% CI= 1,832-38,306).

2. Ada hubungan antara paritas dengan kematian bayi di Kabupaten Boyolali


(p-value=0,021; OR= 2,302; 95% CI= 1,185-4,471).

3. Ada hubungan antara Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan kematian bayi
di Kabupaten Boyolali (p-value=0,002; OR= 4,774; 95% CI= 0,079-0,553).

4. Ada hubungan antara kunjungan ANC dengan kematian bayi di Kabupaten


Boyolali (p-value=0,006).

5. Ada hubungan antara paparan asap rokok dengan kematian bayi di


Kabupaten Boyolali (p-value=0,001; OR= 4,444; 95% CI= 1,855-10,648).
SARAN

Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pemahaman masyarakat tentang berbagai macam
penyebab kematian bayi. Sehingga dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat khususnya pada ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya di tempat pelayanan
kesehatan secara rutin, tetapi harus lengkap dan sesuai
standar yang dianjurkan WHO agar permasalahan selama
kehamilan dapat diketahui secara dini.
Bagi Dinas Kesehatan
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
pentingnya pemeriksaan antenatal care yang lengkap
dan sesuai standar WHO baik di Puskesmas, Posyandu,
pertemuan-pertemuan organisasi kewanitaan, dan
acara-acara lain, serta melakukan pemantauan dan
pengawasan terhadap ibu hamil, khususnya ibu hamil
dengan risiko tinggi.

Perlu adanya upaya pendidikan kesehatan kepada ibu-


ibu hamil dan suaminya untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai perawatan kehamilan, awal
persalinan dan kegawatdaruratan, persalinan yang
bersih dan aman, serta perawatan bayi agar terjadi
perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik.
Lanjutan

Melakukan upaya peningkatan promotif dan preventif


dengan melakukan upaya penanggulangan faktor risiko
melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor dan
mem`berikan penyuluhan dalam rangka meningkatkan
kesadaran dan partisipasi masyarakat berkaitan dengan
upaya menekan angka kematian bayi melalui upaya
preventif sejak dini.

Edukasi terhadap suami dan keluarga ibu hamil


mengenai bahaya asap rokok yang tidak hanya
berdampak kepada perokok aktif tapi juga berdampak
pada perokok pasif yaitu ibu hamil dan janinnya serta
edukasi pada masyarakat perokok aktif di lingkungan
kerja untuk melakukan aktivitas merokok di tempat
terpisah terutama tidak merokok di dekat ibu hamil.
Bagi Peneliti Lain
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan
penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai faktor
risiko lain yang berhubungan dengan kematian bayi,
dengan meneliti variabel lain seperti pendidikan, jarak
kelahiran, hamil dengan penyakit, hamil dengan
komplikasi dan status gizi ibu hamil di tempat yang sama
maupun di tempat lainnya.
Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai