Anda di halaman 1dari 52

Per 20 Agustus 2021

Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

Bahan Belajar Kuis drg. Herawati


KIA
(imunisasi halaman 28)

1. Apa itu KIA?


Kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, anak prasekolah (6
tahun), wanita usia subur (kan judulnya “kesehatan IBU dan anak”), dan calon pengantin.
Catatan tambahan: pelayanan KIA selalu terdiri dari cakupan dan kualitas dari: pelayanan
ANC, persalinan, dan PNC

2. Apa hal yang penting dari pelayanan KIA?


• Untuk ibu: meningkatkan cakupan dan kualitas kesehatan ibu dan anak serta
mengurangi AKI dan AKB
• Untuk nakes adalah tenaga kesehatannya harus terampil dan berkualitas
• Untuk masyarakat adalah pengetahuannya harus ditingkatkan supaya ibu selamat
selama hamil, melahirkan, dan masa nifas. Selain itu juga harus mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan dengan penggunaan KB, sehingga bisa menghindari abortus
kriminalis yang berisiko meningkatkan AKI

3. Siapa sasaran program KIA?


• Ibu hamil, bersalin, dan nifas (ibu maternal)
• Neonatus
• Bayi
• Balita
• Pasangan usia subur (pasangan dengan istri yang berusia 15-49 tahun atau >49 tahun
tapi masih menstruasi)
• Calon pengantin yang menikah di KUA.

4. Mengapa program KIA menjadi salah satu program prioritas?


Program KIA dianggap efisien karena biayanya murah dan mudah dilaksanakan, serta
efektif karena dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB)

5. Apa itu women empowerment?


Usaha pemberdayaan wanita agar wanita dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri
dan kepentingan dirinya sendiri (ini gue ngasal, boleh dibenerin kalo ada yang inget).

1
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

Contohnya untuk menentukan ingin memiliki anak berapa, metode persalinannya apa,
merencanakan kehamilannya, mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dll.

6. Apa definisi MMR dan IMR?


MMRatio ialah angka kematian ibu maternal (ibu yang meninggal karena proses reproduksi
yang mencakup kehamilan, persalinan dan nifas) per 1.000 kelahiran hidup dalam 1 tahun.
IMRate (Infant Mortality Rate) ialah angka kematian bayi (0 – 1 tahun) per 1.000 kelahiran
hidup. *agak bingung kenapa MMR per 1.000 ya, padahal kalo gak salah mestinya 100.000,
tapi drg. Hera bilang penyebut tu cuma ada persen dan per mil; persen itu per 100, per mil
itu per 1.000.

7. Siapa saja empat kelompok rentan? Bayi, balita, ibu maternal (wanita dewasa yang berada
dalam proses reproduksi yaitu kehamilan, persalinan, atau nifas (0-42 hari pascasalin)), dan
lansia.

8. Kenapa MMR dan IMR jadi tolak ukur kesejahteraan suatu negara?
Bayi, balita, dan ibu maternal adalah kelompok rentan terkena suatu penyakit

9. Mengapa rate berubah menjadi ratio pada MMR dan IMR


Rumus MMR adalah jumlah kematian ibu maternal (dilihat dari surat kematian) per 1.000
kelahiran hidup pada periode tertentu.
Penyebutnya bukan “jumlah ibu maternal yang berisiko meninggal karena proses
reproduksi (kehamilan, persalinan dan masa nifas)” karena data mengenai jumlah ibu
maternal yang berisiko meninggal tidak akurat. Alasan data tsb tidak akurat adalah karena
yang melaporkan kematian ibu maternal hanya instansi kesehatan saja (Puskesmas, RS,
Klinik Bersalin) dan tidak semua ibu maternal datang ke pelayanan kesehatan.
Sedangkan data mengenai jumlah bayi lahir hidup lebih akurat; bisa dilihat dari akta
kelahiran dan dianggap bahwa bayi lahir hidup pasti berasal dari satu ibu maternal
(seharusnya jumlah bayi lahir mati juga diikutsertakan, tetapi tidak diikutsertakan, karena
bayi lahir mati tidak pernah mengalami kehidupan sehingga jumlah bayi lahir mati tidak
akurat).

Rumus IMR adalah jumlah kematian bayi usia <1 tahun per 1.000 kelahiran hidup.
Penyebutnya bukan jumlah bayi yang berisiko mati (jumlah bayi lahir hidup + lahir mati)
karena datanya tidak akurat, khususnya data jumlah bayi lahir mati. Yang melaporkan
hanya berasal dari instansi kesehatan saja (Puskesmas, RS, Klinik Bersalin), tapi banyak
proses persalinan yang terjadi di tempat lain sehingga tidak tercatat. Data jumlah lahir
hidup lebih akurat; bisa dilihat dari akta kelahiran di kantor catatan sipil. *kalau lahir mati
berarti sudah 100% mati

10. Berapa jumlah MMR dan IMR di Indonesia saat ini? Interpretasikan angka tersebut!
Berdasarkan survei penduduk antar sensus (SUPAS) tahun 2015, MMR tahun 2015 masih
305 per 100.000 kelahiran hidup. MMR tersebut masih tergolong tinggi jika mengacu ke

2
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

target MDGs yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Dibanding negara di Asia Tenggara
lain seperti Brunei, Thailand, mereka udah lebih rendah (mereka MMRnya <1 per mille).
Indonesia masih paling tinggi itungannya. Drg. Hera mengharapkan kita jawab MMRnya
Indonesia adalah 3 per mille (per mille adalah per 1.000; jadi 305/100.000, kalau diubah
penyebutnya jadi per 1.000 akan jadi 3,05 per mille)
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, AKB atau IMR
mencapai 24 per 1.000 kelahiran hidup. Kalau dari SUPAS tahun 2015 IMRnya 22 per
1.000 kelahiran hidup. Target MDGs untuk IMR adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup. Jadi
masih relatif tinggi juga.

MMR dan IMR menjadi tolak ukur tingkat kesehatan suatu negara. Kalau MMR dan IMR
tinggi maka tingkat kesehatan suatu negara bisa dianggap rendah. Tingkat kesehatan negara
berbanding lurus dengan kesejahteraan suatu negara.

11. Berapa target MDGs 2015 untuk MMR dan IMR?


MMR targetnya 102 per 100.000 kelahiran hidup
IMR targetnya 23 per 1.000 kelahiran hidup.

12. Apa bedanya lahir mati dan lahir hidup?


Lahir mati sudah pasti 100% mati. Lahir hidup tidak tahu pasti risiko kematiannya.

13. Apa bedanya lahir mati dan kematian?


Lahir mati artinya tidak sempat hidup di luar kandungan karena langsung mati (mati
intrauterin), kalau sempat hidup lalu mati namanya kematian.

14. Apa tujuan program KIA? Sebutkan berbagai kegiatan yang merupakan indikator yang
dapat menurunkan tingkat kematian ibu maternal dan bayi baru lahir = tujuan khusus
program KIA
Ada tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum program KIA adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
maternal, bayi dan balita sehingga derajat kesehatan ibu maternal, bayi dan balita bisa
meningkat.
Tujuan khusus program KIA: (katanya harus urut)
1. Pelayanan antenatal bagi seluruh ibu hamil sesuai standar
2. Pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil
3. Pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar
4. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan
maupun masyarakat
5. Penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat
6. Pelayanan kesehatan neonatus sesuai standar

3
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

7. Pelayanan kesehatan bayi sesuai standar


8. Pelayanan kesehatan anak balita sesuai standar
9. Pelayanan KB berkualitas sesuai standar

Kalau tujuan program KIA menurut pedoman puskesmas ada tiga:


• Tercapainya kemampuan hidup sehat ibu dan anak melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal
• Asuhan kebidanan bagi ibu dan anak menuju kehamilan sehat yang menghasilkan ibu
dan bayi sehat, dan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
• Jaminan kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak yang optimal sebagai landasan
bagi peningkatan kualitas hidup manusia seutuhnya.

15. Apa saja upaya yang dilakukan untuk mempercepat penurunan AKI maternal?
Idem tujuan khusus program KIA

16. Apa saja yang termasuk pelayanan neonatus dasar?


IMD, ASI eksklusif, vitamin K1, salep mata, perawatan tali pusat untuk mencegah infeksi
tetanus (diberikan betadine)

17. KB berkualitas itu seperti apa?


Yaitu yang bisa menurunkan angka fertilitas dengan alat kontrasepsi yang dianjurkan
pemerintah, yaitu pil, IUD, implan, suntik, sterilisasi (kontap / kontrasepsi mantap i.e.
vasektomi dan tubektomi), yang digunakan secara teratur.
Berarti ibu pasca persalinan harus menjadi? Peserta KB aktif. Apa pengertiannya? Peserta
KB baru dan lama yang sampai saat ini masih aktif menggunakan alat atau obat kontrasepsi
(current user)

18. Jelaskan secara singkat macam-macam KB?


• Pil KB: isi hormon. Ada dua macam: yang dengan plasebo atau tanpaplasebo
• IUD: alat KB yang dipasang di dalam rahim
• Implan: alat KB yang berbentuk seperti tabung plastik elastis berukuran kecil (seperti
batang korek api) yang dimasukkan ke jaringan lemak di lengan atas wanita.\
• Suntik: ada dua jenis tergantung durasinya yaitu 1 bulan dan 3 bulan
• Metode operasi (kontrasepsi mantap / kontap): MOW (metode operasi wanita, yaitu
tubektoi), MOP (metode operasi pria, yaitu vasektomi).

4
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

19. Jenis KB apa yang diutamakan pemerintah?


KB jangka panjang, yaitu IUD dan implan

20. Apa saja usaha pemerintah untuk mengatasi masalah KIA di Indonesia?
Ada intervensi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang
Intervensi jangka pendek:
• Menyediakan fasilitas khusus untuk membantu menangani komplikasi obstetri pada ibu
hamil di puskesmas dan rumah sakit, yaitu PONED. Puskesmas yang punya PONED
adalah puskesmas kecamatan. Rumah sakit yang ada PONEK adalah RSUD atau RS
tipe B.
• Setiap kabupaten atau kota diwajibkan memiliki minimal empat puskesmas kecamatan
mampu PONED (pelayanan obstetrik neonatal emergensi darurat). PONED hanya ada
di puskesmas kecamatan.
• Setiap kabupaten atau kota diwajibkan memiliki minimal satu rumah sakit
kabupaten/kota atau rumah sakit swasta tipe B atau C dengan fasilitas PONEK. PONEK
hanya ada di RS kab/kota atau RS swasta tipe B dan C
• Pencegahan hipotermia, asfiksia, dan resusitasi bayi di puskesmas dengan fasilitas
khusus (fasilitas PONED). Kalau tidak bisa baru dirujuk ke RS

Intervensi jangka menengah:


• Meningkatkan gizi ibu hamil untuk memperkecil risiko ibu meninggal kalau mengalami
komplikasi
• Meningkatkan pendidikan ibu hamil untuk meningkatkan kesadaran ibu dalam
mendeteksi/mengenali gejala dan tanda komplikasi secara dini, serta supaya mencari
pertolongan tenaga kesehatan untuk menurunkan risiko kematian

Intervensi jangka panjang:


• Kegiatan pemberdayaan perempuan dan kemitraan laki-laki-perempuan (keluarga) agar
perempuan bisa mengambil keputusan sendiri dalam merencanakan kehamilan,
persalinan, dan pasca-salin (KB).

21. Apa indikator upaya penurunan AKI?


Indikator dampak: MMR, IMR, dan lifetime risk (selama wanita berada dalam usia subur)
Indikator proses:

5
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Cakupan asuhan/pelayanan antenatal (K1 dan K4)


• Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terampil (Pn)
• Cakupan pelayanan komprehensif kesehatan obstetrik dan neonatal yang berkualitas,
termasuk pelayanan pasca keguguran
• Ketersediaan puskesmas mampu PONED
• Ketersediaan PONEK selama 24 jam di tiap RS kab/kota
• Cakupan pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran

22. Apa saja standar pelayanan ANC?


Drg. Hera kalo ga salah maunya 10T. Tetapi dalam rangka menambah ilmu, dalam ANC
ada 7T, 10T dan 14T. 10T:
1) (Timbang) BB dan ukur TB
2) Ukur (Tekanan) darah. Normal <130/80
3) Nilai status gizi (LLA). Status gizi ibu hamil dinilai dengan mengukur LLA. Normal
>23.5 cm. Kalau <23.5 cm itu harus diedukasi makanan tinggi kalori dan tinggi protein
(yang murah dan gampang didapat seperti tempe, tahu, telur, ikan)
4) Ukur (Tinggi) fundus uteri
5) (Tentukan) presentasi janin dan DJJ
6) Skrining status imunisasi (Tetanus) dan berikan imunisasi TT
7) Pemberian (Tablet) besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) (Test) laboratorium - rutin dan khusus
• Tes urin untuk memastikan kehamilan
• Tes darah rutin (Hb, Ht, leukosit, trombosit)
• Tes khusus untuk IMS. Sifilis cek VDRL dari darah (antibodi terhadap cardilipin-
lecithin-cholesterol). TPHA juga bisa: antibodi terhadap antigen treponemal
(hemagglutinin assay)
• Pemeriksaan HIV dan HBsAg kalau ada indikasi saja
9) (Tatalaksana) kasus
10) (Temu) wicara/konseling termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K) serta KB pasca persalinan

6
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

Sebagai nice to know, 14T itu 10T dengan tambahan:


• Pemeriksaan protein urin atas indikasi
• Pemeriksaan reduksi urin atas indikasi
• Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
• Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria

23. Apa yang harus dilakukan kalau Hb <11 (anemia)?


Edukasi bahaya anemia, edukasi makanan yang tinggi kandungan zat besi seperti ati ayam,
sayur-sayur yang mengandung besi (bayam), serta diberikan tablet besi pada ibu. Pada
kunjungan pertama kita berikan 30 tablet (3x sehari tiap 8 jam), dan selama kehamilan
minimal kita berikan 90 tablet besi. Di Jakarta utara kita anjurkan berikan ikan, karena ikan
banyak tersedia di Jakarta Utara dan tinggi zat gizi.

24. Kenapa banyak ibu hamil yang gak mau minum tablet besi?
Rasanya tidak enak, rasa besi, Ada efek samping juga: BAB keras, mual muntah, nyeri
perut. Kalau mau yang lebih mahal: tablet lain c/: sangobion

25. Jelaskan faktor sosial-budaya yang memengaruhi kesehatan ibu dan bayi baru lahir!
• Kebiasaan melarang/pantang jenis makanan tertentu selama masa kehamilan dan
menyusui (laktasi). Seperti jangan makan ikan (agar anaknya tidak amis kayak ikan),
kepiting (supaya anaknya tidak nakal tangannya);
• Makanan pendamping ASI (MPASI) yang seharusnya diberikan setelah 6 bulan, sudah
diberikan pada usia < 6 bulan (bisa menyebabkan obstruksi usus)
• Anggapan bahwa komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas sebagai kejadian
normal
• Kurangnya pengetahuan ibu, suami dan keluarga tentang pentingnya pelayanan
antenatal, kehamilan berisiko, persiapan persalinan dan kegawatdaruratan, dan
pertolongan/penanganan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil.
• Kolustrum sering dibuang karena warnanya keruh padahal memiliki kandungan gizi
yang tinggi.

7
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

26. Data pelayanan PWS KIA


• Jumlah akses pelayanan antenatal (K1)
• Jumlah pelayanan ibu hamil (K4)
• Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
• Jumlah ibu nifas yang dilayani 3x oleh tenaga kesehatan
• Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan kesehatan pada umur 6-48 jam
• Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan kesehatan lengkap (KN lengkap)
• Jumlah ibu hamil, bersalin, nifas dengan faktor risiko atau komplikasi yang dideteksi
oleh masyarakat.
• Jumlah kasus obstetri yang ditangani
• Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
• Jumlah bayi 29 hari - 12 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan minimal 4x
• Jumlah balita 12 bulan - 59 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan minimal 8x
• Jumlah anak balita sakit yang mendapat pelayanan
• Jumlah peserta KB aktif

27. Apa itu PONED dan apa yang bisa dilakukan di PONED?
Intinya PONED itu pelayanan obstetri dan neonatus yang dapat:
• Memberikan oksitosin, antibiotik, sedasi parenteral
• Membantu persalinan pervaginam dengan ekstraksi forseps dan vakum
• Melakukan kuretase pada abortus inkomplit
• Untuk neonatus bisa resusitasi, mengatasi asfiksia, dan hipotermia

28. Apa itu PONEK dan apa yang bisa dilakukan di PONEK?
Intinya PONEK itu pelayanan obstetri dan neonatus yang dapat:
• Semua yang PONED bisa lakukan
• Bisa melakukan bedah SC
• Bisa transfusi darah
PONEK bertugas menangani rujukan dari PONED puskesmas. PONEK hanya ada di RS
kab/kota dan RS swasta tipe B dan C

8
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

29. Puskesmas yang mampu memberikan PONED meliputi…


Pelayanan obstetri
• Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas
• Pencegahan dan penanganan HT dalam kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia)
• Pencegahan dan penanganan infeksi
• Penanganan partus lama/macet
• Penanganan abortus
• Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi rujukan.
Pelayanan neonatus
• Pencegahan dan penanganan asfiksia
• Pencegahan dan penanganan hipotermia
• Penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR)
• Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus ringan sedang
• Pencegahan dan penanganan gangguan minum
• Stabilisasi komplikasi neonatus untuk dirujuk dan transportasi rujukan

30. Apa kegiatan puskesmas untuk menurunkan AKI?


• Pelayanan ANC bagi ibu hamil sesuai standar
• Pelayanan kesehatan ibu nifas (PNC) sesuai standar
• Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan
atau masyarakat
• Penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus sesuai standar
• Pelayanan kesehatan neonatus sesuai standar
• Pelayanan kesehatan bayi sesuai standar
• Pelayanan kesehatan balita sesuai standar
• Pelayanan KB berkualitas

31. Siapa sasaran program KIA:


• Ibu maternal (ibu hamil, bersalin, dan nifas)
• Neonatus
• Bayi dan balita
• Pasangan usia subur (PUS)

9
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

32. Apa itu rujukan medis dan rujukan teknis?


Rujukan medis adalah rujukan pelayanan bagi pasien/spesimen yang meliputi upaya
kuratif atau rehabilitatif ke pelayanan kesehatan lain yang lebih tinggi tingkatannya
(vertikal) atau sama tingkatannya (horizontal).
Rujukan teknis adalah rujukan bagi tenaga kesehatan yang berupa pengetahuan dan
keterampilan untuk menangani instrumen-instrumen yang ke pelayanan kesehatan lain
yang fasilitasnya lebih memadai seperti RSUD.
(FYI) Rujukan kesehatan adalah rujukan pelayanan bagi pasien yang umumnya berkaitan
dengan upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).

33. Mengapa strategi pelayanan KIA masih belum efektif?


• Akses dan tenaga terlatihnya kurang memadai
• Tingkat pengetahuan ibu yang rendah
• Masih banyak persalinan yang ditolong tenaga tradisional di daerah pedalaman
• Pemerintah belum mampu menyediakan sarana prasarana sampai ke pelosok
• Pemerintah belum mampu memobilisasi ibu maternal untuk memanfaatkan instansi
kesehatan dan kelompok masyarakat tertentu yang menolak imunisasi bagi anak
• Kurangnya informasi kesehatan.

34. Apa faktor-faktor yang menyebabkan pelayanan K1 dan K4 belum merata?


• Tingkat pendidikan
• Kemiskinan
• Pembangunan sosial
• Geografis (akses sulit ke faskes)
• Kurangnya keterampilan nakes

35. Apa penyebab tingginya AKI di Indonesia? Sebutkan trias klasik penyebab kematian ibu!
Penyebab tingginya AKI di Indonesia ada penyebab langsung dan tidak langsung.
Penyebab langsungnya:

10
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Perdarahan (28%): dapat terjadi pada saat masa nifas (retensio plasenta dan atonia uteri)
yang menunjukkan kurang baiknya manajemen tahap 3 proses kelahiran dan pelayanan
emergensi obstetri dan perawatan neonatal tepat waktu
• Eklampsia (13%)
• Aborsi yang tidak aman (11%): kematian ini sebenarnya dapat dicegah jika perempuan
mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanan kontrasepsi serta perawatan
terhadap komplikasi aborsi
• Infeksi/sepsis (10%): terjadi karena kebersihan yang buruk pada saat persalinan atau
karena penyakit menular akibat hubungan seks yang tidak terobati
• Partus lama (9%): sering disebabkan oleh CPD, kelainan letak dan gangguan kontraksi
uterus.
Penyebab tidak langsungnya:
• Anemia dan penyakit menular (malaria, TB, hepatitis, HIV-AIDS). Anemia pada ibu
hamil dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, bayi BBLR, serta
kematian ibu dan bayi yang baru lahir
• Kekurangan energi kronik (KEK)
• Tingkat sosial ekonomi, pendidikan faktor budaya dan akses terhadap sarana kesehatan
dan transportasi.
Trias klasik penyebab kematian ibu adalah:
• Perdarahan; dicegah dengan pemberian tablet besi
• Eklampsia dan preeklampsia: dicegah dengan ANC, cek tekanan darah dan lab rutin
• Infeksi: dicegah dengan mengusahakan semua persalinan dilakukan di faskes

36. Apa masalah utama/sebab kematian bayi baru lahir? Asfiksia, infeksi, dan hipotermia.

37. Apa yang dimaksud risiko tinggi pada ibu maternal dari sudut pandang ibu dan sudut
pandang petugas kesehatan? Ibu hamil risiko tinggi itu apa saja?
Dari sudut pandang ibu (tanda-tanda yang dianggap biasa saja/wajar oleh ibu hamilnya,
padahal berbahaya; biasanya habis ini ditanya 5 terlambat)
• Mual-muntah terus menerus: risiko malnutrisi
• Sakit kepala terus menerus: risiko hipertensi
• Pandangan kabur: risiko anemia

11
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Kedua kaki bengkak: risiko preeklampsia dan eklampsia


Dari sudut pandang petugas kesehatan:
• Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas dengan komplikasi
• Kelainan jumlah, besar dan letak janin
• TB ibu < 145 cm atau kelainan bentuk panggul/tulang belakang
• Anemia (Hb normal ibu hamil >11; nice to know: sebenernya tergantung trimester
berapa sih, trimester I dan III cutoff anemia <11, tapi trimester II cutoff anemia <10.5)
• Hipertensi (normal ibu hamil <130/80)
• TB
• DM
• Riwayat keluarga (DM, hipertensi, cacat kongenital)
• Kelainan jantung – ginjal – hati
• Keganasan
• Katanya drg. Hera gak mau jawaban 4T, tapi tanggal 23/8/21 jawaban 4T masih
diterima. 4T itu terlalu tua (>35), terlalu muda (<20), terlalu banyak (>4 anak), terlalu
dekat (jarak kehamilan <2 tahun).

38. Apa itu 5 terlambat?


• Terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan berisiko tinggi: mual muntah terus-
menerus (dehidrasi), sakit kepala terus menerus (hipertensi), pandangan kabur
(anemia), kedua kaki bengkak
• Terlambat dalam memutuskan karena kompromi kesehatan
• Terlambat merujuk
• Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
• Terlambat memperoleh pertolongan di fasilitas kesehatan.

39. Apa saja faktor yang menyebabkan keterlambatan rujukan?


• Keterlambatan keluarga ataupun dokter dalam mengambil keputusan untuk merujuk
• Ibu yang tidak mau dirujuk
• Ketiadaan/sulit transportasi
• Sulitnya akses ke fasilitas kesehatan

12
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Tidak tersedianya tenaga kesehatan yang terampil dan perlengkapan serta obat-obatan
(+ darah untuk transfusi) yang dibutuhkan pada fasilitas kesehatan (karena pemerintah
telah mengadakan peralatan-peralatan yang dibutuhkan pada PONED?)
• Manajemen dan fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak cepat tanggap.

40. Apa itu 4T atau 4 terlalu?


• Terlalu tua untuk hamil (> 35 tahun)
• Terlalu muda/dini untuk hamil (< 20 tahun)
• Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4)
• Terlalu dekat/sering (jarak antar kelahiran < 2 tahun)

41. Faktor apa saja yang menyebabkan pemanfaatan KIA rendah?


• Akses dan tenaga terlatihnya kurang memadai
• Tingkat pengetahuan ibu yang rendah
• Masih banyak persalinan yang ditolong tenaga tradisional di daerah pedalaman
• Pemerintah belum mampu menyediakan sarana prasarana sampai ke pelosok
• Pemerintah belum mampu memobilisasi ibu maternal untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan dan kelompok masyarakat tertentu yang menolak imunisasi bagi anak
• Kurangnya informasi kesehatan.

42. Masalah apa saja yang dijumpai dalam program KIA?


Masalah input
• Sarana dan prasarana kurang memadai dan kualitasnya rendah (sarana RS yang
terbatas, belum memiliki bank darah, fasilitas deteksi terhadap HIV dan Hepatitis B,
alat sterilisasi)
• Apa saja sarana penunjang KB? Obgyn-bed, IUD kit, implant removal kit, VTP-kit
(vasektomi tanpa pisau), KIE kit, media informasi, pedoman klinis, dan pedoman
manajemen.
• Rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan
• Kesenjangan pembiayaan pelayanan kesehatan
• Kurangnya peyampaian informasi kesehatan akibat kurangnya akses informasi
kesehatan

13
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Ketidakberdayaan perempuan dalam pengambilan keputusan sementara peran suami


dan mertua sangat dominan

Masalah proses
• Rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
• Kurangnya motivasi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
• Pemanfaatan sistem rujukan yang belum optimal akibat rendahnya pengetahuan ibu
hamil dan keluarga dalam mengenali tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas
(pemberdayaan perempuan yang kurang)
• Kurangnya pengaturan sistem transportasi rujukan

Masalah output
• Cakupan K1, K4, pemberian tablet besi, drop out ANC

43. Apa yang dimaksud dengan drop out ANC?


Ibu hamil yang tidak mendapatkan ANC ke-4. Drop out ANC bisa disebabkan ibu yang
kontak pertama (K1) dengan tenaga kesehatan kehamilannya sudah berumur lebih dari 3
bulan, sehingga perlu intervensi peningkatan pendataan ibu hamil yang lebih intensif. Batas
tertinggi untuk DO K1 – K4 adalah 10%. Apabila DO K1 – K4 lebih dari 10 persen maka
perlu adanya penelusuran dan intervensi lebih lanjut.

44. Masalah apa saja yang dihadapi negara berkembang di seluruh dunia?
• Informasi yang belum memadai karena pencatatan dan pelaporan tidak sempurna
• Strategi pelayanan kesehatan ibu yang belum efektif karena tidak dimanfaatkan secara
maksimal, akses, tenaga terlatih tidak ada
• Peran serta masyarakat (Desa Siaga) yang kurang dalam menyediakan transportasi
milik bersama, dana, dan bidan siaga.

45. Apa itu desa siaga?


Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri. Desa yang dimaksud di sini
adalah kelurahan. Ciri-ciri desa siaga:
14
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Minimal memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan dasar
(dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik bangunan,
perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke puskesmas)
• Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
• Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
• Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

46. Prinsip yang perlu diperhatikan oleh penolong kesehatan pada program KIA
• Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten (Sp. OG, dokter umum, bidan)
• Pencegahan infeksi (prosedur aman dan bersih)
• Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
• Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi
• Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
• Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir
• Ibu diajari tentang ASI ekslusif dan cara pemberian ASI dengan benar.

47. Apa itu pelayanan nifas atau postnatal care (PNC)?


PNC adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar mulai 6 jam s.d. 42 hari
pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Minimal kunjungan sebanyak 3 kali dengan rincian:
• Pertama pada 6 jam – 3 hari setelah persalinan
• Kedua pada hari ke-4 – hari ke-28 setelah persalinan
• Ketiga pada hari ke-29 – hari ke-42 setelah persalinan
PNC terdiri dari :
• Pemeriksaan TTV (TD, nadi, RR, suhu)
• Pemeriksaan TFU (involusi uterus)
• Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya
• Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan
• Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali:
• Pertama: segera setelah melahirkan
• Kedua: 23 jam setelah pemberian kapsul vitamin A pertama

15
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Pelayanan KB pasca salin, yaitu pelayanan yang diberikan kepada ibu yang mulai
menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan (sampai dengan 42 hari
sesudah melahirkan).

48. Apa itu upaya safe motherhood?


Safe motherhood adalah upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu agar kehamilan
dan persalinannya aman dan sehat sehingga menghasilkan bayi yang sehat.

49. Apa tujuan dari safe motherhood?


Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maternal dan angka
kesakitan dan kematian bayi baru lahir.

50. Apa saja 4 pilar safe motherhood?


• KB. Ibu nifas diharapkan menggunakan alat atau obat kontrasepsi untuk menjarangkan
kehamilan, menunda kehamilan, dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan,
sehingga diharapkan dapat menghindari kehamilan dengan risiko tinggi akan
komplikasi.
• Asuhan antenatal. Sasarannya ibu hamil, jadi ibu hamil diharapkan mendapatkan
pemeriksaan berkala selama kehamilannya hingga saat akan bersalin. Tujuannya adalah
memastikan ibu memiliki kehamilan yang sehat, mendeteksi risiko tinggi sedini
mungkin dan intervensi sedini mungkin, hingga akhirnya dapat bersalin dengan sehat
dan aman, dan melahirkan bayi yang juga sehat dan baik.
• Pelayanan obstetrik esensial. Yang dimaksud adalah PONED dan PONEK, yaitu ibu
hamil dengan risiko tinggi dan komplikasi obstetri diberikan pertolongan dan mencegah
kematian ibu.
• Persalinan yang bersih dan aman. Ini mengacu ke prinsip penolong harus memberikan
pertolongan kepada ibu hamil dengan prinsip sterilitas, supaya mencegah terjadinya
infeksi.

51. Apa saja strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia?
Ada empat strategi nasional MPS di Indonesia:
• Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang
berkualitas, cost effective dan berdasarkan bukti-bukti

16
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama lintas program, lintas sektor
dan mitra lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumber daya yang
tersedia serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS
• Mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan
untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir
• Mendorong partisipasi masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

52. Apa saja pesan kunci MPS?


• Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil (dibantu BPJS)
• Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. Ini yang
diharapkan dengan adanya PONED dan PONEK.
• Setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

53. Apa yang dimaksud dengan pemantauan wilayah setempat KIA (PWS KIA)?
Alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA secara terus menerus di suatu
wilayah kerja agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat

54. Tujuan PWS KIA


Ada tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah terpantaunya cakupan dan
mutu pelayanan KIA secara terus menerus di setiap wilayah kerja. Jawaban tambahan:
dengan PWS dapat diketahui apakah programnya ada masalah atau tidak, sehingga kalau
ada masalah bisa diberikan intervensi sedini mungkin, supaya programnya tidak melenceng
dari perencanaan awal.
Tujuan khususnya:
• Memantau pelayanan KIA secara individu melalui kohort
• Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara teratur
(bulanan) dan terus menerus
• Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standard pelayanan KIA. Maksudnya
menilai apakah ada kesenjangan antara pelayanan dengan SOP yang berlaku, apakah
pelayanan KIA sudah sesuai SOP atau belum.
17
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target yang


ditetapkan
• Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan ditangani secara intensif
berdasarkan besarnya kesenjangan
• Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan yang
potensial untuk digunakan
• Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi
sumber daya
• Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
KIA

55. Apa manfaat/harapan dari PWS KIA?


• Meningkatkan cakupan pelayanan KIA dengan menjangkau seluruh target di wilayah
kerja tersebut
• Sebagai sarana advokasi, informasi, dan komunikasi
• Advokasi adalah suatu bentuk rangkaian komunikasi strategis yang dirancang
secara sistematis dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu baik oleh individu
ataupun kelompok dengan maksud agar pembuat keputusan membuat, merubah
atau memperbaiki suatu kebijakan publik sehingga menguntungkan bagi kelompok
masyarakat banyak dan masyarakat marjinal.
• KIE adalah kegiatan komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan serta
memperbaiki sikap dan perilaku keluarga, masyarakat dan penduduk dalam
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

56. Apa saja kegiatan PWS KIA?


Pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpreetasi data, serta penyebarluasan informasi
ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait untuk tindak lanjut

57. Apa saja yang diawasi oleh PWS KIA?


• Pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu dengan komplikasi kebidanan
• KB
• Bayi baru lahir dengan atau tanpa komplikasi

18
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Bayi dan balita

58. Apa indikator KIA?


• Ibu hamil
• Jumlah K1
• Jumlah K4
• Ibu bersalin
• Jumlah persalinan yang ditolong nakes
• Jumlah ibu berisiko tinggi yang dideteksi
• Jumlah ibu berisiko tinggi yang ditangani
• Ibu nifas
• Jumlah ibu pasca persalinan (atau pasca keguguran) yang menjadi peserta aktif KB
(akseptor)

59. Apa saja indikator PWS KIA?


• Akses pelayanan antenatal (cakupan K1). Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang
pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K1 untuk mengetahui jangkauan pelayanan
antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat
• Cakupan pelayanan ibu hamil (cakupan K4). Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat
kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan
2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan
K4 menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, di samping
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA
• Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn). Cakupan Pn adalah cakupan ibu
bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan, di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Cakupan
Pn digunakan untuk memperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga
kesehatan dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam
pertolongan persalinan sesuai standar

19
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3). Cakupan KF3 adalah cakupan
pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai
standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam s/d hari ke-3 (KF1), hari ke-
4 s/d hari ke-28 (KF2) dan hari ke-29 s/d hari ke-42 (KF3) setelah bersalin di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan KF3 dapat menggambarkan
jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas, KB di samping menggambarkan
kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA
• Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN1), yakni pada 6-48 jam setelah lahir.
Cakupan KN1 adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan
cakupan KN1 dapat diketahui akses/jangkauan pelayanan kesehatan neonatal
• Cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN lengkap). Cakupan KN lengkap
adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit
tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke 3 - hari ke 7
dan 1 kali pada hari ke 8 - hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Dengan cakupan KN lengkap dapat diketahui efektivitas dan kualitas
pelayanan kesehatan neonatal.
• Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh masyarakat. Cakupan ini meninjau cakupan
ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang ditemukan oleh kader atau dukun
bayi atau masyarakat yang dirujuk ke tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Masyarakat disini, bisa keluarga ataupun ibu hamil, bersalin,
nifas itu sendiri. Indikator ini menggambarkan peran serta dan keterlibatan masyarakat
dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas
• Cakupan penanganan komplikasi obstetrik (PK). Cakupan PK adalah cakupan ibu
dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang
ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada
tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif adalah
penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap
kasus komplikasi kebidanan. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program
KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional kepada ibu
hamil bersalin dan nifas dengan komplikasi
• Cakupan penanganan komplikasi neonatus. Cakupan ini adalah cakupan neonatus
dengan komplikasi yang ditangani secara definitif oleh tenaga kesehatan kompeten

20
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus
komplikasi neonatus yang pelaporannya dihitung 1 kali pada masa neonatal. Kasus
komplikasi yang ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya
hidup atau mati. Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan
dalam menangani kasus kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian
ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya, atau dapat dirujuk ke tingkat pelayanan
yang lebih tinggi.
• Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari – 12 bulan (kunjungan bayi). Cakupan ini
adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu satu
kali pada umur 29 hari 2 bulan, satu kali pada umur 3-5 bulan, dan satu kali pada umur
6-8 bulan dan satu kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektivitas, continuum of
care dan kualitas pelayanan kesehatan bayi.
• Cakupan pelayanan anak balita (12 bulan – 59 bulan). Cakupan ini adalah cakupan anak
balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan
pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun,
pemberian vitamin A 2x setahun
• Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS. Cakupan
ini adalah cakupan anak balita (umur 12-59 bulan) yang berobat ke puskesmas dan
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (MTBS) di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
• Cakupan peserta KB aktif. Cakupan ini adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan
lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) dibandingkan
dengan jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai
alokon terus menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau
yang mengakhiri kesuburan.

60. Siapa sasaran PWS KIA? Data apa yang diperlukan untuk mendukung PWS KIA? Data
apa yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir?
Diperlukan data sasaran dan data pelayanan. Data sasaran mencakup:
• Ibu hamil, bersalin, nifas

21
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Bayi
• Balita
• PUS
Data pelayanan mencakup:
• Jumlah K1
• Jumlah K4
• Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
• Jumlah ibu nifas yang dilayani 3 kali (KF3) oleh tenaga kesehatan
• Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada umur 6 – 48 jam
• Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan lengkap (KN lengkap)
• Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan faktor risiko/komplikasi yang dideteksi
oleh masyarakat
• Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani
• Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
• Jumlah bayi 29 hari – 12 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan min 4 kali
• Jumlah anak balita (12 – 59 bulan) yang mendapatkan pelayanan kesehatan min 8 kali
• Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
• Jumlah peserta KB aktif.

61. Apa saja kegiatan pokok dalam pelayanan KIA di puskesmas? Apa saja yang diharapkan
atau tujuan pelayanan KIA? Yang diharapkan dari pelayanan KIA?
Jawaban singkatnya: ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan dan pertolongan
persalinan yang sehat dan aman sehingga menghasilkan bayi yang sehat.
Jawaban panjangnya:
• Pelayanan antenatal bagi seluruh ibu hamil sesuai standar. Harapan / tujuannya adalah
menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan
dan penanganan komplikasi.
• Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil sesuai standar. Harapan /
tujuannya adalah menyediakan pelayanan persalinan yang sehat dan aman.
• Pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar. Harapan / tujuannya adalah deteksi dini
komplikasi ibu nifas dan meningkatkan cakupan KB pasca persalinan

22
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Pelayanan kesehatan neonatus sesuai standar. Harapan / tujuannya adalah


meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar serta mendeteksi
sedini mungkin kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Hal ini penting karena
risiko terbesar kematian neonatus adalah pada 24 jam pertama kehidupan, minggu
pertama, dan bulan pertama kehidupan.
• Pelayanan KB berkualitas sesuai standar. Harapan / tujuannya adalah menurunkan Aki
dan tingkat fertilitas (kesuburan) bagi pasangan yang sudah memiliki cukup anak (2
anak lebih baik) serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan yang ingin mempunyai
anak.
• Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan
maupun masyarakat. Harapan / tujuannya adalah menemukan ibu hamil yang memiliki
faktor risiko dan komplikasi kebidanan, supaya bisa dilakukan penanganan adekuat
sedini mungkin. Hal tersebut adalah kunci keberhasilan dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi yang dilahirkan.
• Penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat. Harapan / tujuannya
adalah supaya ibu dengan komplikasi kebidanan mendapatkan penanganan definitif
sesuai standar.
• Pelayanan kesehatan bayi sesuai standar. Harapan / tujuannya adalah mengetahui sedini
mungkin kalau ada kelainan kesehatan pada bayi, sehingga bisa diberikan penanganan
sedini mungkin; meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar; serta
melakukan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan, imunisasi, dan stimulasi tumbuh kembang untuk meningkatkan kualitas
hidup bayi. Harapan / tujuan lain adalah untuk memenuhi hak anak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
• Pelayanan kesehatan anak balita sesuai standar. Harapan / tujuannya adalah mengatasi
masalah kesehatan balita.

62. Siapa saja yang termasuk sebagai peserta KB aktif? Siapa saja yang termasuk sebagai
pasangan usia subur (PUS)?
Peserta KB aktif adalah peserta KB baru dan lama yang masih aktif menggunakan alat
dan/obat kontrasepsi (ALOKON). Pasangan usia subur adalah pasangan dengan istri yang
berusia 15-49 tahun atau >49 tahun tapi masih mengalami menstruasi.

23
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

63. Apa istilah untuk peserta KB aktif? Akseptor.

64. Apa perbedaan peserta KB baru dan lama?


Peserta KB lama = sebelum periode yang ditentukan dan sampai sekarang masih menjadi
akseptor. Peserta KB baru = baru menjadi akseptor pada periode sekarang.

65. Apa yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi?


Monitoring: pemantauan secara bertahap selama program berlangsung
Evaluasi: MENILAI yang dikerjakan puskesmas pada suatu program. Apa yang dinilai?
Output.
Tujuan pemantauan dan evaluasi adalah bila selama program berlangsung ada masalah,
bisa diperbaiki (dengan pemantauan, kita bisa menjaga agar setiap kegiatan sejalan dengan
ketentuan program)

66. Kalau evaluasi dideskripsikan dalam 1 kata, apa itu? MENILAI. Apa yang dinilai? Output!
Yaitu hasil program imunisasi. Apa hasil program imunisasi? Cakupan imunisasi.
Maksudnya apa yang dihitung? Jumlah anak yang diimunisasi DARI SETIAP
ANTIGENnya yaitu BCG, DPT-HB-HiB (3x), polio (4x), dan campak (harus dipisah itu
DPT-HB-HiB 1, 2, dan 3; begitu pula polio 1, 2, 3, dan 4, harus disebut masing-masing).
Jadi indikatornya apa untuk setiap imunisasi? Cakupan imunisasinya mencapai 90% dan
drop outnya 10% untuk setiap antigen. Jadi kalau cakupannya 80% gimana? Artinya
targetnya tidak tercapai dan programnya tidak berhasil.

67. Apa itu indikator?


Indikator adalah variabel untuk menilai keberhasilan program.

68. Apa indikator program imunisasi?


Cakupan imunisasi di setiap wilayah pada periode tertentu untuk SETIAP ANTIGENNYA

69. Kinerja itu asalnya dari kata kerja, artinya “apa yang diKERJAkan oleh puskesmas”

70. Kalau dilihat dari data DKI, cakupan campak hanya mencapai 30-40%, apa artinya?
Cakupannya rendah. Kenapa campak cakupannya paling rendah? Karena jika imunisasi

24
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

sebelumnya tidak lengkap, maka campak tidak diberikan. Selain itu juga karena jarak dari
imunisasi terakhir (DPT-HB-HiB 3) ke campak cukup jauh, yaitu lima bulan (usia 4 bulan
sampai 9 bulan), jadi orangtua sering lupa.

71. Apa akibat dari ibu yang mengalami gizi buruk?


BBLR (bayi berat lahir rendah), rentan infeksi, anemia, rentan komplikasi saat bersalin e.g.
perdarahan

72. Apa itu total fertility rate (TFR)?


TFR adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia
suburnya. TFR sebesar 2.35 berarti wanita (usia 15-49 tahun) secara rata-rata memiliki 2-
3 anak selama masa usia suburnya

73. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan pelayanan K1 dan K4 belum merata / sebutkan
faktor-faktor yang menyebabkan pemanfaatan KIA rendah!
• Tingkat pendidikan → kurang mendapat informasi kesehatan
• Kemiskinan → tidak punya uang untuk transport ke layanan kesehatan sehingga segala
persalinan diurus ke dukun
• Pembangunan sosial → sarana dan prasarana kesehatan yang kurang memadai apalagi
di pelosok
• Geografis → akses yang sulit ke fasilitas kesehatan
• Kurangnya keterampilan tenaga kesehatan
• Kualitas pelayanan masih rendah → ibu tidak ditangani secara adekuat jadi dirujuk-
rujuk akhirnya mati dijalan (yang dikeluhkan oleh MenKes)

74. Berapa kali ibu hamil harus datang ANC kalau low risk dan high risk?
Ibu hamil low risk minimal 4 kali, yaitu satu kali di trimester I, satu kali di trimester II, dan
dua kali di trimester III.
Ibu hamil high risk minimal 8 kali, yaitu hampir tiap bulan datang ANC untuk mencegah
komplikasi yang tidak diinginkan.

75. Apa indikator keberhasilan ANC? Data apa yang dibutuhkan untuk evaluasi program KIA
/ program ANC?

25
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Cakupan K1 dan K4. K1 untuk skrining fungsinya, K4 untuk persiapan persalinan


supaya lancar dan aman. FYI: kalau datang ANC pertama kali di minggu ke-20,
dihitungnya tetap K1 walau bukan di trimester I, tapi sebenarnya ini tidak ideal. Kalau
sudah demikian, maka tidak sesuai jadwal, dan tidak bisa tercapai K4nya (perlu tanya
ke bidan kenapa banyak yang tidak K4).
• Imunisasi TT1 dan TT2 (FYI: TT1 diberikan di K1 dan TT2 1 bulan setelahnya)
• Pemberian tablet besi (Fe1 dan Fe3)
• Ibu hamil risiko tinggi atau dengan komplikasi yang dideteksi oleh nakes

76. Apa indikator untuk kematian lansia?


Indeks Swaroop. Indeks ini menilai proporsi kematian yang berusia 50 tahun ke atas.
Semakin tinggi nilai indeks Swaroop maka semakin tinggi jumlah orang yang meninggal
setelah usia 50 tahun. Dengan kata lain, banyak orang yang bisa mencapai usia tua (>50
tahun) sebelum meninggal (at least orangnya gak mati di bawah 50 tahun gitu mungkin ya
istilahnya?)

77. Apa itu surveillance?


Surveillance kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang sistematis dan
terus menerus terhadap suatu penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan
untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien

78. Apa perbedaan PWS dengan surveillance?


Sama sama merupakan pemantauan yang terus menerus tapi yang berbeda adalah apa yang
diawasi. Yang diawasi surveilans adalah suatu penyakit secara terus menerus, apakah
meningkat atau tidak. Kalau meningkat harus ada pencegahan supaya kematiannya tidak
semakin tinggi. Pada PWS yang dipantau adalah bagaimana jalan programnya.

79. Apa perbedaan PWS dengan evaluasi?


Yang berbeda adalah kapan dilakukannya. PWS dilakukan terus menerus / setiap periode.
Kalau evaluasi dilakukan di akhir program.

26
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

80. Pemantauan pelayanan individu bisa melalui apa?


Kohort, yaitu dari orang ke orang dipantau secara terus menerus, pelayanan apa saja yang
sudah diberikan.

81. Tugas instansi kesehatan / puskesmas dalam program KIA kepada masyarakat?
• KB: edukasi dan promkes tentang KB (jenis KB, kapan harus KB, manfaat KB).
Manfaat KB adalah menurunkan angka fertilitas, menunda kehamilan, menjarangkan
kehamilan, dan mencegah kehamilan
• ANC: edukasi dan motivasi ibu untuk mau ANC selama kehamilan untuk mencegah
risiko tinggi sehingga menurunkan risiko komplikasi
• Persalinan bersih dan aman: semua pelayanan dilakukan di instansi kesehatan, dan
nakes sebagai penolong persalinan supaya ibu terhindar dari infeksi
• Pelayanan obstetri esensial: PONED dan PONEK. Ditujukan kepada ibu hamil risiko
tinggi, ibu hamil dengan komplikasi obstetri, dan juga neonatus yang mengalami
kegawatdaruratan.

82. Kenapa pelayanan kesehatan Indonesia dianggap buruk / jelek?


• jumlah fasilitas kesehatan sarana prasarana, faskes, alat tidak mencapi pelosok
• kurangnya nakes yang terampil
• aksesnya masih buruk, tidak bisa menjangkau daerah pedalaman/pelosok
• kurangnya pemanfaatan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada
• koordinasi di lapangan masih buruk
• disalahin: pembiayaan kurang (jampersal udah dibayarin pemerintah)

27
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

Bahan Belajar Kuis drg. Herawati


Imunisasi

83. Apa yang dimaksud target dan cakupan?


Target adalah ekspektasi atau harapan yang ingin dicapai. Cakupan adalah
realisasinya di lapangan. Realisasi itu maksudnya apa, yang lebih sederhananya? Jumlah
anak yang diimunisasi.

84. Kenapa target dibandingkan dengan cakupan?


Untuk melihat apakah program berhasil atau tidak. Jadi keberhasilan program bisa dilihat
dengan membandingkan cakupan dengan target

85. Apa target yang ditentukan dalam program imunisasi di Indonesia?


Target imunisasi yang ditetapkan dalam program Imunisasi Indonesia adalah
Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara
merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2014. Rinciannya adalah cakupan
imunisasi kontak pertama (BCG, Polio 1, DPT-HB-HiB 1) mencapai 90% + DO 10% DAN
cakupan imunisasi kontak lengkap (sampai campak) mencapai 80% dengan DO 10%.
JANGAN BILANG LANGSUNG DROPOUTNYA 20%
Imunisasi yang bisa dropout adalah imunisasi yang >1x, yaitu polio, DPT-HB-HiB.
Yang diberikan 1x tidak ada dropout, yaitu BCG, campak

86. Apa data yang dibutuhkan untuk menentukan target dalam perencanaan program
imunisasi?
• Peta wilayah dengan jumlah penduduk/sasaran;
• Data wilayah, jumlah tenaga, jumlah peralatan imunisasi, unit pelayanan imunisasi
yang ada;
• Data kesakitan dan kematian;
• Hasil analisis pemantauan wilayah setempat dan hasil evaluasi.

87. Sebutkan definisi imunisasi!


Imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit (sampai batas optimal), sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
Definisi lain imunisasi adalah peningkatan titer antibodi untuk mencegah terjadinya
penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi dan kematian.

88. Sebutkan tujuan imunisasi!


Meningkatkan titer antibodi seseorang untuk mencegah penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) seperti TBC berat, polio, difteri, pertussis, tetanus, hep B, dan
campak.

28
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

89. Apa yang dimaksud dengan titer antibodi yang “optimal”?


Cukup untuk memberikan pertahanan terhadap virusnya

90. Apa yang memengaruhi pembentukan titer antibodi seseorang dalam vaksinasi/imunisasi?
• Status gizi
• Cara pemberian vaksin
• Dosis dan interval vaksin
• Penyakit metabolik terkontrol (masih boleh divaksin)

91. Sebutkan tujuan PROGRAM imunisasi!


Ada tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum program imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan
kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). PD3I mencakup
penyakit-penyakit yang ada di jadwal imunisasi: TBC, difteri, pertussis, tetanus, Hep B,
polio, campak, Haemophilus influenza B (HiB). (DPT-Hb-Hib dianggap sudah “tidak ada”
di Indonesia. Campak dan HiB sifatnya sangat menular dan bisa menyebabkan kematian)
Tujuan khusus program imunisasi:
1. Tercapainya target UCI: cakupan imunisasi kontak lengkap minimal 80% secara
merata pada bayi di seluruh desa/kelurahan pada tahun 2014
2. Tervalidasinya “Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal”, yaitu insiden < 1 per
1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun pada tahun 2013
3. Tercapainya “Eradikasi Polio Global” pada tahun 2018
4. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian rubella pada
tahun 2020
5. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman dan pengelolaan limbah medis
yang baik (safety injection practice dan waste disposal management)

92. Imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan adalah:


Imunisasi dasar adalah imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang
perlindungan yang diberikan pada bayi sebelum berusia satu tahun. Imunisasi dasar terdiri
atas: 1) Bacillus Calmette Guerin (BCG), 2) Diphtheria Pertussis Tetanus-Hepatitis B
(DPT-HB) atau Diphtheria Pertussis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus influenza type B
(DPT-HB-Hib), 3) Hepatitis B pada bayi baru lahir, 4) Polio dan 5) Campak.
Imunisasi lanjutan adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau
untuk memperpanjang masa perlindungan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun
(batita), anak usia sekolah dasar, dan wanita usia subur.

93. Mengapa imunisasi lengkap harus diberikan sebelum usia 1 tahun? Sebutkan tiga kelompok
usia berisiko pada bayi!
Imunisasi lengkap diberikan sebelum usia 1 tahun untuk menekan angka kematian bayi
(AKB) atau infant mortality rate (IMR). IMR adalah salah satu tolak ukur tingkat kesehatan
suatu negara.

29
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

Tiga kelompok usia berisiko pada bayi:


• Perinatal: 0-7 hari
• Neonatus: 7-28 hari
• Post-natal: 28 hari-1 tahun

94. Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) adalah:


BIAS adalah suatu bentuk operasional dari imunisasi lanjutan yang diberikan untuk anak
sekolah; BIAS dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran semua
anak kelas 1, 2, dan 3 di seluruh Indonesia

95. Rantai vaksin atau cold chain adalah:


Pengelolaan distribusi vaksin dari pabrik sampai ke sasaran vaksin sesuai prosedur untuk
menjaga vaksin tersimpan pada suhu dan kondisi yang telah ditetapkan tanpa terganggu
(harus sebut suhu 2 – 8 °C).

96. Crash program adalah:


Kegiatan yang ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat untuk
mencegah terjadinya KLB. Kriteria pemilihan daerah untuk dilakukan crash program
adalah:
1) Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi;
2) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang;
3) Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai UCI.
Crash program bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis imunisasi, misalnya campak atau
campak terpadu dengan polio.

97. Pekan imunisasi nasional (PIN) adalah:


1) Kegiatan imunisasi yang dilaksanakan serentak di suatu negara dalam waktu singkat.
Tujuan PIN adalah untuk memutus mata rantai penyebaran suatu penyakit (misalnya polio).
Imunisasi yang diberikan pada PIN diberikan tanpa memandang status imunisasi
sebelumnya.
2) (terkait polio) PIN merupakan upaya untuk mempercepat pemutusan siklus kehidupan
virus polio importasi dengan cara memberikan vaksin polio kepada setiap balita termasuk
bayi baru lahir tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Pemberian

30
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

imunisasi dilakukan dua kali; masing-masing dua tetes dengan selang waktu satu bulan.
Pemberian imunisasi polio pada waktu PIN di samping untuk memutus rantai penularan,
juga berguna sebagai booster atau imunisasi ulangan polio.

98. Cara penghitungan perencanaan kebutuhan vaksin:


Hal yang dibutuhkan untuk menghitung perencanaan kebutuhan vaksin:
• Jumlah sasaran
• Jumlah pemberian
• Target cakupan
• Indeks pemakaian (IP) vaksin
• Dengan memperhitungkan sisa vaksin (stok) sebelumnya.
Indeks pemakaian vaksin adalah pemakaian rata–rata setiap kemasan vaksin. Cara
menghitung IP adalah dengan membagi jumlah cakupan dengan jumlah vaksin yang
dipakai.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛
𝐼𝑃 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑎𝑘𝑠𝑖𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑥 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛


𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 = − 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑠𝑡𝑜𝑘
𝐼𝑃 𝑣𝑎𝑘𝑠𝑖𝑛

99. Jelaskan mengenai kerja sama lintas program dan lintas sektoral dari program imunisasi!
Kerja sama lintas program: yaitu kerjasama dengan program lain di puskesmas misalnya
dengan KB, KIA
• Keterpaduan Imunisasi – KIA. Petugas KIA memberi pelayanan imunisasi TT kepada
ibu hamil pada ANC dan imunisasi dasar lengkap untuk bayi.
• Keterpaduan Imunisasi – Survaillans. Unit surveilans menyediakan informasi tentang
kasus tetanus neonatorum dan poliomielitis akut serta daerah kantong (daerah dengan
cakupan imunisasi rendah). Unit surveilans bertanggung jawab untuk menghilangkan
daerah kantong (daerah dengan cakupan imunisasi rendah).
• Keterpaduan KB – Kesehatan [Imunisasi, Gizi, Diare, KIA, PKM (Program Kreativitas
Mahasiswa), KB]
• Keterpaduan Imunisasi – UKS
Kerja Sama Lintas Sektoral: kerjasama dengan sektor lain di luar sektor kesehatan

31
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Kerja sama Imunisasi – Kementerian Agama. Contohnya pasangan yang mau menikah
di KUA harus imunisasi TT dulu untuk membantu meningkatkan cakupan TT pada ibu
hamil yang masih rendah. Kenapa dilakukan di KUA? Karena Indonesia mayoritas
Muslim, sehingga nikah banyak di KUA, cakupannya bakal lebih banyak di KUA
dibanding kalau kerja samanya dilakukan di kantor catatan sipil (bisa juga untuk Non-
Islam kerja sama dengan kantor catatan sipil atau gereja misalnya). Petugas nanti
merujuk pengantin wanita ke puskesmas untuk imunisasi TT. Sebelum mencapai akad
nikah, calon pengantin perempuan dianjurkan untuk melengkapi dosis kedua TT.
• Kerja sama Imunisasi – Kementerian Dalam Negeri. Contohnya koordinasi dengan
camat lurah untuk izin lapangan.
• Kerja sama Imunisasi – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Contohnya:
koordinasi dengan pihak sekolah supaya menanyakan status imunisasi dari calon murid
SD kelas 1 yang mau masuk sekolah. Contoh lain adalah kerjasama dalam bentuk UKS
imunisasi. Bisa juga dalam bentuk penyuluhan tentang PD3I dan melakukan imunisasi
DT, Td, campak.
• Kerja sama Imunisasi – Organisasi [IDI, IDAI, POGI, IBI (Ikatan Bidan Indonesia),
PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), dll. Contohnya dengan melibatkan
organisasi profesi melalui pertemuan konsultasi atau berita aktual dari program,
membuat kesepakatan tentang sasaran, jadwal, dan juga kontraindikasi imunisasi, serta
kerja sama dalam bentuk pencatatan dan pelaporan cakupan imunisasi.
• Peran bantu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), LSM. Contohnya dengan
memotivasi sasaran untuk mendapatkan imunisasi, menggerakkan sasaran ke tempat
imunisasi, dan membantu mencatat sasaran dalam format F2 PKK (?)
• Badan Internasional [WHO, UNICEF (UN Children’s Fund), GAVI (aliansi vaksin;
kerjasama pemerintah-swasta), USAID (US Agency for International Development),
AusAID (Australian Agency for International Development), PATH, JICA, CIDA]

100. Apa itu missed opportunity dan dropout?


Missed opportunity itu ibu datang membawa anaknya untuk diimunisasi pada jadwal yang
telah ditetapkan namun tidak mendapat imunisasi yang dapat disebabkan seperti stok
vaksin habis, petugas tidak datang atau kontra indikasi yang dilebih-lebihkan.

32
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

Drop out: ibu tidak datang membawa anaknya kembali untuk menerima vaksin selanjutnya
setelah kontak pertama karena tidak mengetahui manfaat imunisasi dan akibat bila
imunisasi tidak dilakukan.

101. Kenapa bisa terjadi missed opportunity?


Kontraindikasi yang dilebih-lebihkan oleh tenaga kesehatan (batuk pilek atau demam 37,8
°C saja dianggap sebagai suatu kontraindikasi), stok vaksin habis, tenaga kesehatan tidak
ada (jarang terjadi di wilayah yang banyak Fakultas Kedokterannya).

102. Kontraindikasi imunisasi


• Demam >38C
• Riwayat kejang
• Penyakit kulit yang luas sehingga tidak ada lokasi penyuntikkan yang ideal. Menurut
drg. Hera jangan terlalu kaku; kalau nunggu daerah penyuntikkan yang ideal, anaknya
malah jadi disuruh pulang terus dan tidak diimunisasi (missed opportunity???)
• Diare + dehidrasi
• ISPA + batuk + ronkhi + sesak napas. Kalau cuma batuk-pilek, tanpa demam, tanpa
ronkhi, tanpa sesak, suntik saja. Jangan melebih-lebihkan kontraindikasi.
• Gizi kurang (malnutrisi).

103. Apa yang terjadi kalau anak gizi kurang diimunisasi?


Titer antibodi yang terbentuk tidak optimal.

104. Kenapa target imunisasi tidak tercapai?


• Missed opportunity
• Drop out
• Promkes tidak jalan sehingga edukasi masyarakat kurang (tidak paham akan pentingnya
imunisasi)
• Jadwal imunisasi yang berubah-ubah
• Pencatatan dan pelaporan program masih belum baik (masih banyak yang asal isi)
• Daerah dengan mobilitas tinggi (sulit didata karena orang keluar masuk terus)

33
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Bencana banjir (sulit untuk bisa mencapai lokasi. Hal ini sering di Jakarta Utara karena
terjadi banjir rob)
• (jawaban tambahan opsional) faktor geografis: daerah terpencil dimana sarana
prasarana masih kurang memenuhi standar
• Pandemi. Orang orang takut keluar rumah untuk membawa anaknya imunisasi. Takut
terkena COVID-19

105. Masalah yang masih dapat dijumpai dalam program imunisasi:


a. Input
• Sarana prasarana kurang/tidak memenuhi standar;
• Stok dan distribusi vaksin yang tidak memadai;
• Stok vaksin yang kadaluarsa;
• Jumlah disposable spuit steril yang terbatas;
• Tenaga kesehatan yang kurang khususnya di luar kota besasr
• Sistem cold chain yang buruk.
b. Proses
• Kurangnya motivasi tenaga kesehatan
• Jadwal imunisasi yang berubah-ubah
• Vaksin yang rusak
c. Output
• Cakupan imunisasi rendah
• Pencatatan dan pelaporan program imunisasi yang belum baik
• Drop out dan missed opportunity yang masih tinggi
d. Outcome
• Angka kesakitan dan kematian akibat PD3I tinggi

106. Apa saja yang perlu dipantau dalam PWS imunisasi?


Drg. Hera maunya kita sebut mulai dari yang paling penting dulu: (1) cakupan imunisasi
dan dropout, (2) stok vaksin, (3) sistem cold chain. Setelah itu baru tambahan-tambahannya
Input:
• Sarana dan prasarana: stok vaksinnya, alat suntiknya, tempat membuang vaksin
• Tenaga kesehatan

34
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Sistem cold chain


Proses:
• Semua yang dijalankan sesuai rencana
• (jawaban tambahan opsional) akses terhadap wilayah sasaran
• Evaluasi pelaksanaan sesuai dengan rencana kegiatan
Output:
• Cakupan imunisasi dan drop out
• Umpan balik masyarakat
• Pencatatan dan pelaporan program YANG AKURAT (jangan bilang yang rutin atau
yang baik, soalnya pasti memang rutin dilakukan, tapi harus akurat)
Outcome:
• Angka kesakitan dan kematian akibat PD3I

107. Untuk pemantauan tren imunisasi, apa yang harus dilakukan?


PWS imunisasi harus berjalan untuk pemantauan dari bulan ke bulan (contoh: DHF???)

108. Cara menyimpan vaksin yang benar:


• Disimpan dalam lemari es di suhu 2-8 C dengan termometer dan termostat untuk
mengukur suhu tempat penyimpanan. Termometer diletakkan di antara tumpukan
vaksin.
• Dihindari dari sinar matahari langsung
• Catat suhu penyimpanan 2x/hari
• Tidak membuka tutup lemari es penyimpanan vaksin >2x/hari karena berisiko
menyebabkan perubahan suhu di lemari es.
• Tidak menyimpan makanan dan minuman di lemari es penyimpanan vaksin karena
berisiko meningkatkan frekuensi buka tutup lemari es.
• Vaksin tidak boleh diletakkan di rak pintu lemari es; vaksin disimpan dibagian dalam
sehingga mencegah paparan dunia luar. Ketika pintu lemari es dibuka, bagian pintu itu
adalah yang paling dahulu terpapar hawa panas lingkungan luar.
• Vaksin yang sudah dibuka tidak boleh disimpan lagi karena potensi vaksin akan
menurun setelah dipakai.
• Bila ingin dibawa keluar harus menggunakan vaccination kit

35
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Vaksin campak, polio, BCG boleh ditaruh di freezer. Campak dan BCG boleh karena
bentuknya bubuk jadi tidak akan beku. Polio tidak beku juga kalau di freezer.
• Pelarut vaksin bubuk (NaCl atau aquabides) dimasukin ke lemari es juga karena kalau
tidak, bisa memengaruhi perubahan suhu saat dicampur dengan vaksin.
• Cek apakah vaksin sudah rusak atau belum (Normalnya ada granul halus yang kasat
mata, tapi kalau rusak, granul semakin besar dan timbul endapan)

109. Hal-hal yang bisa merusak vaksin:


• Suhu penyimpanan >8C
• Suhu penyimpanan <2C (untuk vaksin HB, BCG, DPT, DT, TT)
• Paparan sinar matahari langsung

110. Apa itu jurim?


Juru imunisasi.

111. Syarat yang perlu dipenuhi jurim untuk bisa memberikan vaksin:
• Tenaga yang terlatih (mendapatkan pelatihan imunisasi)
• Bisa membaca label vaksin
• Bisa menulis untuk mencatat pelaporan
• Bisa menyuntikan vaksin

112. Apa kelebihan memberdayakan jurim?


Lebih murah

113. Empat jenis kekebalan tubuh dan contohnya


• Kekebalan aktif alami: perlindungan yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh
seseorang setelah menderita suatu penyakit.
• Kekebalan aktif dibuat: kekebalan yang diperoleh seseorang setelah mendapatkan
imunisasi dasar dan lanjutan. Contoh: anak yang mendapat vaksin.
• Kekebalan pasif alami: perlindungan yang diberikan oleh zat antibodi yang diberikan
ibunya saat masih berada dalam kandungan ataupun di luar kandungan melalui ASI.
Contoh: antibodi bayi terhadap tetanus dari ibu yang sudah mendapat vaksin TT.

36
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Kekebalan pasif dibuat: kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum untuk
mencegah penyakit tertentu. Contoh: anti tetanus serum.

114. Apa yang dimaksud dengan eradikasi polio?


Keadaan dimana tidak ditemukan kasus polio dalam 3 tahun berturut-turut setelah program
PIN terakhir

115. Apakah Indonesia sudah bebas polio?


Sudah, tahun 2014.

116. Apa yang dimaksud eliminasi tetanus neonatorum? Apa kebijakan pemerintah terkait
hal tersebut?
Usaha yang dilakukan dengan harapan mencapai kematian akibat tetanus neonatorum <= 1
dari 1000 kelahiran bayi. Usaha yang dilakukan:
• Meningkatkan pengetahuan ibu hamil untuk mendapatkan imunisasi TT di pelayanan
kesehatan
• Melakukan imunisasi TT ibu hamil
• Bekerja sama dengan menteri agama untuk memvaksin calon pengantin yang mau
menikah di KUA (kerja sama lintas sektoral?)
• Meningkatkan kinerja pelayanan imunisasi

117. Apa upaya pemerintah untuk menurunkan MMR dan IMR?


Dengan menjadikan program imunisasi (dan KIA?) sebagai program prioritas

118. Sebutkan alasan program imunisasi menjadi program prioritas!


• Imunisasi memberikan dampak yang cepat dalam menurunkan angka kesakitan dan
kematian bayi dan balita;
• Memiliki cakupan yang luas karena dalam 1 kegiatan bisa ada banyak orang yang
datang;
• Tidak membutuhkan tenaga profesional;
• Alat yang digunakan sederhana dan mudah untuk dilakukan.

37
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

119. Kenapa vaksin harus diberikan dengan selang 1 bulan?


Rentang waktu yang dibutuhkan tubuh untuk merangsang pembentukan antibodi paling
optimal di jarak 1 bulan. Pembentukan antibodi mencapai puncaknya dalam waktu 1 bulan
setelah vaksin diberikan, kemudian akan turun perlahan sehingga suntikan kedua harus
diberikan pada puncak titer antibodi sebelum titernya turun.
Kalau vaksin diberikan semau pasiennya (semau gue) dan lebih dari interval yang
dianjurkan, saat suntikan kedua ya titer antibodinya hanya mencapai puncak yang
pertama lagi, tidak makin tinggi (tidak optimal).

120. Apa tolak ukur keberhasilan program imunisasi?


Setiap bayi usia 0 – 12 bulan mendapatkan cakupan imunisasi kontak pertama 90% dan
imunisasi dasar lengkap 80% dengan drop out masing-masing sebesar maksimal ≤ 10%
(sesuai UCI)

121. Apa saja yang harus dijelaskan kepada orangtua saat imunisasi?
• Definisi imunisasi
• Tujuan imunisasi
• Manfaat (keuntungan) imunisasi
• Akibat (kerugian) bila tidak imunisasi
• Jadwal imunisasi
• Tempat imunisasi (posyandu, puskesmas)
• Ibu tidak perlu tahu kontraindikasi, cukup dokter yang tahu kontraindikasi dan
komplikasi supaya bisa menangani???

122. Apa itu herd immunity?


Suatu kekebalan kelompok yang didapatkan karena sebagian besar orang (70% populasi)
telah mendapatkan kekebalan melalui imunisasi sehingga tidak terjadi penularan penyakit.
Ibaratnya yang tidak diimunisasi ikutan mendapat “kekebalan”.
Herd immunity bisa saja terjadi secara alamiah pada penyakit penyakit dimana
penyintasnya tetap hidup (gak mati akibat penyakit tsb). Pada penyakit yang mortalitasnya
tinggi, gak jadi herd immunity. Itulah alasan pada COVID-19 tidak diharapkan timbul herd
immunity secara alamiah karena tingkat mortalitasnya tinggi.

38
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

123. Bagaimana cara menghitung cakupan imunisasi?


Perbandingan antara jumlah anak usia 1-2 tahun yang telah mendapat imunisasi
lengkap dengan jumlah anak usia 1-2 tahun, dan biasanya dinyatakan dalam persen.
Cakupan imunisasi memberikan gambaran tingkat pelayanan kesehatan terhadap anak usia
1-2 tahun. Cakupan yang baik minimal 80 persen.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 1−2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑖𝑚𝑢𝑛𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝
𝐶𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑖𝑚𝑢𝑛𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 = 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 1−2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

124. Apa saja kebijakan dan strategi pemerintah dalam meningkatkan cakupan imunisasi?
• Memantau cakupan imunisasi secara terus menerus (apakah terjadi
peningkatan/penurunan drastis)
• Kerjasama lintas sektor (dalam departemen), program (dalam faskes sendiri), swasta
• Jika terjadi KLB, harus segera ditangani.
• Pelaksanaan PWS secara teratur.
• Pemberdayaan masyarakat.
• Pembinaan & pelatihan petugas kesehatan.
• Kualitas pelayanan harus dijaga mutunya.
• Semua kegiatan harus merata sampai ke pelosok.
• Semua peralatan, vaksin, cold chain tersedia → pemerintah menjamin vaksin tetap ada.
• Pelaksaan sesuai SOP.
• Mengikuti perkembangan metode & teknologi terbaru

125. Apa yang dimaksud imunisasi dasar lengkap?


Imunisasi dasar lengkap adalah pemberian lima jenis vaksin (BCG, DPT-HB-HiB, polio,
campak) pada setiap bayi sebelum usia 1 tahun (0-12 bulan).

126. Apakah vaksin polio boleh disimpan di freezer?


Boleh kalau belum akan digunakan dalam jangka waktu lama. Kalau akan digunakan dalam
jangka waktu pendek, sebaiknya jangan disimpan di freezer

39
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

127. Apa yang dimaksud vaksin “belum lengkap” dan “tidak lengkap”?
Belum lengkap adalah kalau bayi masih <12 bulan dan belum mendapat imunisasi dasar
lengkap. Tidak lengkap adalah kalau bayi sudah >12 bulan dan belum mendapat imunisasi
dasar lengkap.

128. Apa tujuan diberikannya booster?


Meningkatkan titer antibodi sampai batas optimal, mencegah penurunan antibodi, dan
memperpanjang masa perlindungan.

129. Jelaskan definisi rate, ratio, dan proporsi!


• Rate adalah frekuensi kemungkinan munculnya suatu kejadian pada sekelompok
masyarakat. Perbandingan jumlah suatu penyakit dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit yang dimaksud pada waktu yang sama.
• Ratio: perbandingan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang tidak berhubungan.
• Proporsi: perbandingan antara pembilang dengan penyebut dimana pembilang
merupakan bagian atau termasuk dari penyebut dengan satuan persen.

130. Apa tujuan PWS imunisasi?


PWS imunisasi memantau kegiatan imunisasi selama kegiatan dan mengidentifikasi
masalah yang timbul di lapangan guna meningkatkan efisiensi (sumber daya seperti vaksin,
dana, tenaga, dll) dan efektivitas (dampak) program imunisasi secara terus menerus.
Jawaban tambahan: diintervensi kalau ada masalah supaya program tidak melenceng dari
perencanaan awal

131. Apa prinsip PWS imunisasi?


Sumbernya dari Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
a. Memanfaatkan data yang ada: dari cakupan/laporan cakupan imunisasi
b. Menggunakan indikator sederhana dan tidak terlalu banyak; Indikator PWS
imunisasi, untuk masing-masing antigen:
• Hepatitis B 0-7 hari: jangkauan/aksesibilitas pelayanan
• BCG: jangkauan/aksesibilitas pelayanan
• DPT-HB 1: jangkauan/aksesibilitas pelayanan
• Campak: tingkat perlindungan (efektivitas program)

40
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Polio 4: tingkat perlindungan (efektivitas program)


• Drop out DPT-HB 1-Campak: efisiensi/manajemen program.
c. Dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan setempat
d. Teratur dan tepat waktu (setiap bulan)
e. Teratur untuk menghindari hilangnya informasi penting
f. Tepat waktu agar tidak terlambat dalam mengambil keputusan
g. Lebih dimanfaatkan sendiri atau sebagai umpan balik untuk dapat mengambil
tindakan daripada hanya dikirimkan sebagai laporan;
h. Membuat grafik dan menganalisa data dengan menggunakan software PWS dalam
program microsoft excel.

132. Kalau misalnya cakupan campak atau imunisasi lain pada saat pandemi COVID turun,
apa yang harus dilakukan?
Menghubungi keluarga yang belum vaksin untuk follow up dan mengingatkan + minta
bantuan kader untuk mengingatkan yang belum vaksin
JAWABAN YANG SALAH: datangi rumah warga atau turun ke lapangan

133. Apa yang dimaksud dengan GAIN?


GAIN atau Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional diadakan dengan tujuan untuk
mencapai UCI. GAIN terdiri dari:
• Penguatan PWS
• Menyiapkan dan memanfaatkan berbagai sumber daya
• Pemberdayaan masyarakat
• Pemerataan jangkauan

134. Apa strategi pemerintah dalam GAIN?


Sumbernya Permenkes RI Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
• Penguatan PWS dengan memetakan wilayah berdasarkan cakupan dan analisa masalah
untuk menyusun kegiatan dalam rangka mengatasi permasalahan setempat.
• Menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan termasuk tenaga, logistik (vaksin, alat
suntik dan safety box), biaya, dan sarana pelayanan.
• Pemberdayaan masyarakat melalui TOGA, TOMA, aparat desa dan kader. Contoh
TOGA adalah ustad, contoh TOMA adalah ibu PKK, RT, RW, dll
41
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Pemerataan jangkauan terhadap semua desa/kelurahan yang sulit atau tidak terjangkau
pelayanan.
• Membangun kemitraan dengan lintas sektor (dengan masyarakat) dan lintas program
(misal dengan program malaria, gizi dan KIA) dalam meningkatkan cakupan dan
jangkauan
• Advokasi, sosialisasi dan pembinaan

135. Setiap program sebelum dimulai harus ada kebijakan dan strategi. Apa yang perlu
dilakukan?
• Dilakukan pemeriksaan ketersediaan vaksin yang sampai seluruh indonesia, peralatan,
dan cold chain harus sampai di semua pelosok Indonesia
• Tenaga kesehatan harus terlatih (pemerintah mengadakan pelatihan secara berkala dan
kontinu karena jurim bisa ganti-ganti terus)
• Kerjasama dengan lintas sektor (misal TOGA, TOMA diikutsertakan sebagai bentuk
partisipasi masyarakat dalam program), swasta, LSM, WHO / Lintas program: dengan
program yang ada di puskesmas / instasi kesehatan lainnya c/ KIA x imunisasi

136. Apa itu KLB? Apa kriteria KLB?


KLB adalah timbul/meningkatnya kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dan dalam kurun waktu tertentu.
Kriteria KLB :
a. Timbul penyakit tertentu yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal
b. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama tiga kurun waktu dalam jam, hari
atau minggu
c. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan sebelumnya
d. Jumlah penderita baru meningkat dua kali atau lebih dalam satu bulan dibandingkan
dengan rerata bulan sebelumnya
e. Rata rata jumlah kesakitan perbulan meningkat dua kali atau lebih dalam satu tahun
dibandingkan dengan rata rata perbulan dalam satu tahun sebelumnya
f. Case fatality rate dalam satu kurun waktu mengalami kenaikan >= 50% dibanding
periode sebelumnya
g. Proportional rate penderita baru pada satu periode mengalami kenaikan dua kali atau
lebih dibanding satu periode sebelumnya.

42
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

137. Siapa yang menentukan KLB?


Menteri kesehatan (menkes).

138. Siapa yang menentukan pandemi?


WHO

139. Seharusnya kalau sudah herd immunity kan masyarakatnya kebal, tapi kenapa bisa
terjadi KLB difteri di Jawa Timur pada tahun 2017? Apa penyebab KLB difteri? (versi lain
dari pertanyaan ini: sebutkan alasan mengapa anak yang sudah menerima imunisasi dasar
lengkap dapat terkena difteri bahkan meninggal)
• Vaksin rusak (cold chain terganggu? Indonesia adalah negara tropis)
• Vaksin kadaluarsa
• Dosis tidak tepat (harusnya pentabio 0.5cc)
• Gizi buruk
• Interval pemberian tidak tepat (selang 1 bulan 1 bulan)
• Pemberian tidak lengkap (seharusnya sampai tiga kali, tapi tidak sampai tiga kali)
• (di operan katanya ini jangan dijawab) stigma di masyarakat mengenai antivaksin
• Imunodefisiensi/imunokompromis/imunosupresi (gangguan imun)
• Penyakit herediter yang menyebabkan penurunan imun

140. Kalau cara penyuntikan vaksin sudah benar, interval sudah benar, dosis sudah benar,
kenapa masih bisa sakit?
Karena tergantung kondisi kesehatan anaknya juga. Khususnya pada yang menderita
penyakit kronis seperti malnutrisi, TB, ISPA. Sehingga tidak terbentuk reaksi antigen
antibodi karena terhambat oleh penyakit tersebut

141. Kapan BCG diberikan menurut PMK dan menurut praktik di lapangan dan drg. Hera?
Berdasarkan PMK BCG diberikan segera setelah bayi lahir. Pada praktik di lapangan BCG
diberikan di usia 1 bulan, bukan setelah bayi lahir (sebagai kebijakan rumah sakit).
Alasannya karena 1 flacon BCG yang telah diencerkan dapat diberikan untuk sekitar 20?
anak padahal jumlah bayi yang lahir di (contohnya) RS Atma Jaya tidak lebih dari 3 dan
vaksin sisa tidak dapat disimpan kembali atau digunakan setelah dikeluarkan dari lemari es
43
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

penyimpanan dan dilarutkan > 8 jam (jangan bilang setelah vaksin “dibuka”, flakon tidak
dibuka). Jadi kesimpulannya, kalau BCG diberikan pada saat bayi baru lahir, tidak efisien
(bukan tidak efektif ya, beda).
Karena kebijakan tersebut, pihak RS biasanya memberikan vaksin Hepatitis B untuk bayi
baru lahir sebelum pulang dari RS sehingga ibu dan keluarga tidak bertanya-tanya mengapa
anaknya tidak mendapatkan suntikan apa-apa (kata drg. Hera: “buat nyenengin ibunya aja
bayinya disuntik gitu”)

142. Siapa yang menjadi sasaran dalam pelayanan imunisasi rutin? Siapa target imunisasi?
Berikan jadwal imunisasi rutin sesuai sasaran secara lengkap!
Sasaran atau target imunisasi menurut drg. Hera adalah bayi, balita, anak SD kelas 1-3 dan
ibu hamil, dan wanita usia subur yang akan menikah di KUA. Sedangkan menurut
Permenkes Imunisasi, sasaran imunisasi rutin adalah bayi, balita, anak usia SD dan wanita
usia subur (WUS). IKUTILAH AJARAN DRG. HERA, karena kalian ujian dengan drg.
Hera bukan dengan Menteri Kesehatan.
Tabel jadwal di bawah ini adalah ajaran Drg. Hera. Berbeda dengan PMK yang bilang kalau
usia 0 bulan diberikan Hepatitis B0 dan 1 bulan dikasi BCG dan Polio 1. Sekali lagi,
IKUTILAH AJARAN DRG. HERA!
Usia Jenis Dosis Cara Selang Tempat
vaksin pemberian pemberian
Bayi dan balita
BCG 0.05 cc IK Lengan
kanan atas
0 bulan
Polio 1 0.1 cc (2 PO 1 bulan Mulut
tetes)
DPT-HB- 0.5 cc IM/SK 1 bulan Bayi di paha.
HiB 1 dalam Batita di
lengan kanan
2 bulan
atas
Polio 2 0.1 cc (2 PO 1 bulan Mulut
tetes)
DPT-HB- 0.5 cc IM/SK 1 bulan Bayi di paha.
HiB 2 dalam Batita di
lengan kanan
3 bulan
atas
Polio 3 0.1 cc (2 PO 1 bulan Mulut
tetes)
DPT-HB- 0.5 cc IM/SK Bayi di paha.
4 bulan
HiB 3 dalam Batita di

44
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

lengan kanan
atas.
Polio 4 OPV 0.1 cc PO + IM/SK Mulut
(2 tetes) + dalam Paha
IPV 0.5 cc
Campak 0.5 cc SK Lengan kiri
9 bulan
atas
DPT-HB- 0.5 cc IM/SK Bayi di paha.
18 bulan HiB dalam Batita di
(T3) lengan kanan
atas.
Campak 0.5 cc SK Lengan kiri
24 bulan
atas
Anak usia SD
Campak 0.5 cc SK Lengan kiri
Kelas 1 SD atas
(T4) DT 0.5 cc IM Lengan kiri
atas
Kelas 2 SD Td 0.5 cc IM Lengan kiri
(T5) atas
Td 0.5 cc IM Lengan kiri
Kelas 3 SD
atas
Ibu hamil
TT1 0.5 cc IM/SK
K1
dalam
TT2 0.5 cc IM/SK 1 bulan / 4 Perlindungan
K2 dalam minggu 3 tahun
setelah TT1
TT3 0.5 cc IM/SK 6 bulan Perlindungan
dalam setelah TT2 5 tahun
TT4 0.5 cc IM/SK 1 tahun Perlindungan
dalam setelah TT3 10 tahun
TT5 0.5 cc IM/SK 1 tahun Perlindungan
dalam setelah TT4 25 tahun
*PUS yang mau nikah di KUA kasih TT 1 kali saja, sebagai persiapan, untuk mencegah
tetanus maternal dan neonatus.
*Polio dan DPT-HB-HiB diberikan setiap 1 bulan (bukan 4 minggu, menurut drg. Hera).
Itu alasannya posyandu diadakan setiap 1 bulan sekali.
*IM/SK dalam itu beda sudut saja menurut drg. Hera

143. Kenapa calon pengantin di KUA divaksin TT, padahal kan belum hamil?
Karena cakupan imunisasi TT di puskesmas masih rendah, sehingga pemerintah melakukan
kerja sama lintas sektoral dengan departemen agama yaitu calon pengantin yang mau
menikah di KUA harus vaksin TT satu kali.

45
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

144. Apakah imunisasi dasar lengkap di Indonesia sama dengan negara lain?
Tidak, karena kebijakan pemerintah mengenai imunisasi dasar lengkap didasarkan pada
angka kesakitan dan kematian penyakit (prevalensi) dari bayi, balita dan ibu maternal
(sebagai kelompok yang paling rentan) yang berbeda-beda di tiap negara.

145. Kalau setelah selesai kegiatan imunisasi di lapangan masih ada sisa vaksin, mau diapain
vaksinnya?
Buang. Vaksin hanya bertahan 8 jam sebelum akhirnya rusak jika berada di suhu 0-8C
ATAU 4-6 jam untuk campak DAN 3 jam untuk BCG.

146. Vaksin apa saja yang bentuknya bubuk?


BCG dan campak

147. Bagaimana cara menghitung dropout program imunisasi?


𝐷𝑃𝑇 𝐻𝐵 𝐻𝑖𝐵 1 − 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘
𝐷𝑂 = 𝑥100%
𝐷𝑃𝑇 𝐻𝐵 𝐻𝑖𝐵 1
DPT HB HiB1 adalah kontak pertama. Campak dianggap sebagai kontak terakhir di
imunisasi dasar lengkap (9 bulan)

148. Apa yang dimaksud dengan pemberian vaksin sesuai standar?


• Vaksin diberikan tenaga kesehatan yang kompeten
• Vaksin diberikan sesuai jadwal
• Ada pencatatan dan pelaporan setelah melakukan imunisasi

149. Kenapa bayi baru lahir harus langsung divaksin BCG?


Karena prevalensi TBC di Indonesia masih tinggi. (praktiknya biasa diberikan di usia 1
bulan, bukan saat lahir)

150. Apa saja antigen pada imunisasi dasar lengkap? Kenapa dari banyak penyakit, hanya
antigen-antigen tersebut yang dijadikan program imunisasi dasar lengkap di Indonesia?
BCG, polio, DPT-HB-HiB, dan campak.

46
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

TBC: di Indonesia prevalensinya tinggi. TBC tidak bersifat fatal (tidak langsung mati;
masih bisa hidup bertahun-tahun). Dengan kata lain, TBC bukan bersifat akut, tapi kronis
Polio: kecacatan permanen
DPT-HB-HiB: pemyebaran dan penularannya mudah, tingkat keganasannya tinggi, dan
cepat mati (case fatality rate tinggi). Penyakit dengan fatality rate tinggi = penyakit akut
Campak: penularannya cepat dan tingkat kematiannya tinggi

151. Apa saja yang bisa dilakukan di posyandu?


Imunisasi, KIA (pemberian tablet besi), eradikasi polio, KB (pemberian pil KB),
pemantauan gizi (pengukuran BB TB ibu dan bayi; dicatat di kartu menuju sehat / KMS),
pencegahan dan penanggulangan diare

152. Kenapa polio diberikan 4 kali? Kenapa DPT-HB-HiB cukup 3 kali?


Polio 4 kali supaya terbentuk kekebalan yang optimal, DPT-HB-HiB cukup 3 kali karena
sudah mencapai titer antibodi optimum

153. Kenapa pemerintah mulai mengganti polio jadi bentuk suntik?


Ada perubahan/perkembangan metode/ilmu. Kalau oral nanti bisa keluar melalui feses
dadan justru tersebar karena masih banyak orang yang suka BAB sembarangan (misal di
sungai). Penularan polionya secara fekal oral upaya eradikasi polio

154. Apa saja jenis vaksin tetanus?


Ada TT (tetanus toksoid) dan ATS (anti-tetanus serum)

155. Kenapa dalam program imunisasi tetanus yang diberikan TT?


Supaya memberikan perlindungan jangka panjang terhadap tetanus

156. Kenapa luka pasien kecelakaan dikasihnya serum bukan toksoid?


Karena serum lebih cepat terbentuk kekebalannya (mengandung antibodi langsung
terhadap toksoid tetanus)

157. Apa kekurangan serum tetanus dibanding toksoid?


Mahal, antibodinya tidak bertahan lama

47
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

158. Selain tetanus, contoh serum untuk membentuk antibodi apalagi?


Plasma konvalesen dari penyintas COVID-19

159. Pada imunisasi TT, jika sebelumnya beruntut, apakah perlu suntik lagi?
Ya, tapi cuma 1 kali, dan diharapkan bersalin di fasilitas kesehatan

160. Perbedaan suntikan IK, SK dalam, dan IM?


Sudut penyuntikannya. IK sudut 15 derajat dan tanda keberhasilannya adalah timbul
gelembung (wheal). Bagaimana supaya bisa timbul gelembung itu? Harus disuntikan di
bawah kulit, bukan di otot.
SK dalam sudutnya 45 derajat. IM sudutnya 90 derajat

161. Ada gambar VVM (vaccine vial monitoring) dari senior:

162. Kenapa orang dewasa tidak perlu diimunisasi lagi? (sebenernya perlu sih WKWK)
Karena reaksi antigen antibodi sudah lebih baik dibanding sistem imun bayi dan anak-anak

163. Apa indikator keberhasilan imunisasi?


Dilihat dari jumlah orang yang diimunisasi (cakupan imunisasi) di suatu wilayah untuk
SETIAP ANTIGENNYA (kata senior itu penting bagian terakhirnya)

164. Apa yang dimaksud dengan insidensi dan prevalensi? Apa perbedaan insidensi dan
prevalensi?

48
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

Insidensi adalah angka kejadian yang sakit sekarang pada periode tertentu.
Prevalensi adalah frekuensi penyakit yang ada pada populasi tertentu dari sebelum periode
yang ditentukan + periode yang sekarang (terutama pada penyakit kronis e.g. TBC)
Perbedaan insidensi dan prevalensi adalah bahwa prevalensi menunjukkan “proporsi
individu yang sakit dari populasi berisiko pada waktu tertentu” sedangkan insidensi
menunjukkan “proporsi kasus baru pada populasi berisiko pada wartu tertentu”

165. Dalam statistik ada tahapan apa saja?


Pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian, dan interpretasi data.

166. Apa itu data primer, data sekunder, dan data tersier?
Data primer adalah data yang diperoleh OLEH PENELITI tanpa mengambil dari literatur
atau hasil penelitian orang lain; data tersebut dikumpulkan, diolah, dianalisis, dan
diinterpretasi OLEH PENELITI SENDIRI. Contohnya peneliti mengambil data mentah
yang harus diolah. Peneliti harus memilah-milah kembali datanya sesuai dengan apa yang
dibutuhkan/diinginkan (misal data pada kategori umur tertentu)
Data sekunder adalah data yang sudah diolah oleh orang atau instansi lain (misal: data
kependudukan sudah ditabulasikan oleh kelurahan kemudian diolah instansi kesehatan;
peneliti tinggal ambil hasil pengolahan datanya). Peneliti tidak memilah milah lagi karena
sudah ditabulasi
Data tersier adalah data yang dari laporan penelitian atau publikasi jurnal yang sudah
diringkas.

167. Apa saja 4 komponen program?


Input, proses, output, dan outcome.

168. Apa perbedaan output dan outcome?


Output adalah hasil yang dikerjakan dari program e.g. cakupan imunisasi, angka dropout,
feedback masyarakat
Outcome adalah dampak jangka panjang e.g. angka kesakitan dan kematian akibat PD3I

169. Evaluasi program dimulai dari komponen program yang mana?


Dari output dulu.

49
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

170. Kenapa COVID-19 di Indonesia paling tinggi dibanding negara lain?


Karena pelayanan kesehatan di Indonesia masih buruk

171. Kenapa pasien banyak mati di RS?


Karena faskes terbatas, dan pasien seringkali datang saat sudah kritis

172. Kenapa tetanus lebih banyak dulu dibanding sekarang?


Dulu orang lahiran lebih banyak dengan dukun beranak yang alat-alatnya tidak steril.

173. Apa bedanya endemi dan pandemi?


Endemi adalah penyakit yang muncul di suatu daerah secara terus menerus dan menjadi
karakteristik wilayah tertentu. Contoh endemi adalah malaria di Papua dan gondok di
dataran tinggi atau pegunungan. Pada epidemi, angka kesakitan dan kematian menetap di
daerah tertentu.
Pandemi adalah penyakit yang menyebar ke berbagai benua dan negara di seluruh dunia.

174. Apa contoh penyakit yang harus terus dipantau oleh surveillance?
DBD karena sifatnya musiman
Apakah COVID-19 termasuk? Tidak, karena oleh faktor manusia (?).

175. Kenapa vaksin COVID-19 di Indonesia belum optimal?


Vaksin COVID-19 cold-chainnya buruk. Sinovac harus 2-8C, pfizer harus -70C

176. Kenapa penularan COVID-19 masih tinggi di nakes?


• Vaksin rusak akibat cold chain yang buruk (Sinovac harus 2-8C, pfizer harus -70C)
• Ada penyakit komorbid yang tidak terdeteksi sehingga efektivitas vaksin terhalangi
• Tiap jenis vaksin masih berbeda efektivitasnya dan masih dalam tahap penelitian,
sehingga interval pemberiannya masih belum sempurna.

177. Kenapa pelayanan kesehatan Indonesia buruk menurut WHO?

50
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

Banyak nakes dan pasien yang jumlah kesakitan dan kematiannya tinggi, banyak pasien
yang tidak tertangani. Fasilitas kesehatan yang “memadai dan adekuat” masih kurang eg
obat, ventilator, dll. Perbandingan jumlah dokter dan warganya masih jauh.

178. Apa tatalaksana syok anafilaksis?


Adrenalin dan antihistamin

179. Jelaskan segitiga agen, pejamu, dan lingkungan pada COVID-19 (??)
• Agen: virulensi/varian virus, viral load, lama paparan
• Pejamu: komorbid, respon imun yang berbeda pada setiap orang
• Lingkungan: ruangan tertutup, ventilasi

180. Apa komponen dari protokol kesehatan 5M atau 6M?


• Memakai masker
• Menjaga jarak
• Mencuci tangan
• Membatasi mobilitas
• Menghindari kerumunan
• Menghindari ruangan tertutup

181. Apa indikator program gizi?


“SKDN”
• S: jumlah balita di daerah tersebut
• K: jumlah balita yang memiliki KMS
• D: jumlah balita yang ditimbang berat badannya
• N: jumlah balita yang ditimbang dan naik berat badannya
• Jumlah balita yang ditimbang dan tidak naik berat badannya

182. Tambahan: baca berita “Mati ala Madura”


• Intinya orang Madura tidak percaya ada COVID

51
Per 20 Agustus 2021
Soal yang dobel-dobel digabungin; maaf kalau masih ada yang dobel

• Gubernurnya bilang rakyatnya gak mau divaksin


• Mereka tidak mau menyebut COVID sebagai penyakit
• Kalau mati tidak bisa disholatkan
• Sumber tambahan: https://news.detik.com/berita/d-5665836/heboh-mati-ala-madura-
kemenkes-minta-satgas-daerah-edukasi-warga
• PPKM level 3-4 tapi warga masih kegiatan kayak biasa, malah banyak hajatan
• Tidak ada prokes sama sekali
• Warga katanya “percaya” COVID-19 tapi tidak mau selalu mikirin COVID terus
• Kematian warga tidak mau diumumkan lewat toa masjid supaya psikisnya terjaga
• Kematian akibat COVID tidak dilapor ke puskesmas, tapi dimandikan dan
disholatkan seperti biasa, sehingga tidak masuk data resmi COVID di kbaupaten
setempat
• Tidak lama setelah membantu pemakaman COVID, warga sekitar ikut meninggal.
• Warga tidak menerima istilah “COVID”, tapi disebut sebagai “penyakit yang
sekarang ini”, “mati sesak nafas”, “mati capo (influenza”).

52

Anda mungkin juga menyukai