Anda di halaman 1dari 14

Soal TB1

Pembimbing : ​dr. Nelly Tina Widjaja, M.S.


Dibuat Oleh : ​Stefanie 201806010084/2015060144
Felisia Limanto 201806010120/2015060224

No. Masalah Kesenjangan Akibat yang Kemampu Keuntung Total Urutan


antara target ditimbulkan an sumber an sosial Skor Priorit
dengan data daya as
yang diperoleh

1. CDR yang 2 5 3 5 15 I
diobati

2. Angka 2 5 3 4 14 III
keberhasilan
pengobatan TB
semua kasus

3. Persentase 1 4 4 3 12 IV
pasien TB yang
mengetahui
status HIV

4. Cakupan kasus 2 5 4 3 14 II
penemuan TB
anak

Pertanyaan :
1. Analisa kriteria prioritas berdasarkan NACCHO/PANAM-Adapted Hanlon :
a. Berdasarkan metode prioritas yang digunakan pada soal terdapat 4 kriteria yang
digunakan dalam menentukan permasalahan program kesehatan mengenai TB
yaitu kesenjangan antara target dengan data yang diperoleh, akibat yang
ditimbulkan, kemampuan sumber daya, dan keuntungan sosial. Jika mengacu
pada metode prioritas NACCHO/PANAM-Adapted Hanlon, berikut kesesuaian di
antara kedua metode prioritas :
Metode prioritas soal NACCHO/PANAM-Adapted
Hanlon

Kesenjangan antara target dengan data Sesuai dengan komponen A (​size of


yang diperoleh, menggambarkan problem)​ yang pada lingkup program
kekurangan cakupan program yang kesehatan mengarah kepada prevalensi
dilaksanakan dari target awal. ataupun insiden penyakit. Perhitungan
Dengan standar : besar kesenjangan sendiri mengacu
- Skor 1 : 0-19,99% kepada prevalensi / insiden dari
- Skor 2 : 20-39,99% penyakit tersebut.
- Skor 3 : 40-59,99%
- Skor 4 : 60-79,99%
- Skor 5 : 80-100%

Akibat yang ditimbulkan, B (​seriousness of problem​) pada


menggambarkan dampak suatu lingkup program kesehatan dapat
indikator terhadap kehidupan diartikan sebagai keparahan penyakit
masyarakat. yang dapat menimbulkan
Dengan standar : permasalahan dalam bidang ekonomi
- Skor 1 : tidak berpengaruh ataupun sosial. Dengan begitu,
terhadap masyarakat keparahan masalah kesehatan akan
- Skor 2 : ragu-ragu (1-3) mempengaruhi kehidupan masyarakat
- Skor 3 : cukup berpengaruh dalam bidang apapun.
terhadap masyarakat
- Skor 4 : ragu-ragu (3-5)
- Skor 5 : sangat berpengaruh
terhadap masyarakat
Kemampuan sumber daya, C (​effectiveness of intervention)​ pada
menggambarkan seberapa besar lingkup program kesehatan dapat
sumber daya seperti SDM, sarana, diartikan sebagai seberapa besar
prasarana, pembiayaan, dan lainnya intervensi yang dilakukan dapat
dapat mengatasi masalah kesehatan menurunkan keparahan penyakit.
yang ada. Intervensi sendiri dipengaruhi oleh
Dengan standar : kemampuan sumber daya. Semakin
- Skor 1 : tidak dapat mengatasi baik kemampuan sumber daya, akan
- Skor 2 : ragu-ragu (1-3) semakin efektif suatu program
- Skor 3 : kurang dapat kesehatan untuk dijalankan.
mengatasi
- Skor 4 : ragu-ragu (3-5)
- Skor 5 : dapat mengatasi

Keuntungan sosial, menggambarkan B (​seriousness of problem​) pada


dampak sosial yang dapat muncul lingkup program kesehatan dapat
pada lingkup masyarakat. diartikan sebagai keparahan penyakit
Dengan standar : yang dapat menimbulkan
- Skor 1 : tidak menarik permasalahan dalam bidang ekonomi
masyarakat ataupun sosial. Dengan begitu,
- Skor 2 : ragu-ragu (1-3) keparahan masalah kesehatan akan
- Skor 3 : cukup menarik mempengaruhi kehidupan masyarakat
masyarakat salah satunya dalam bidang sosial.
- Skor 4 : ragu-ragu (3-5) Dengan penanganan yang baik,
- Skor 5 : sangat menarik keparahan penyakit akan mengalami
masyarakat penurunan dan keuntungan sosial akan
lebih dirasakan oleh masyarakat.
b. Formulasi kriteria masalah berbeda-beda, menurut kami formulasi yang lebih
tepat harus didasari dari jenis permasalahan kesehatan yang ada, seperti apa yang
telah dipaparkan oleh NACCHO/PANAM-Adapted Hanlon. Pada metode tersebut
membedakan masalah kesehatan menjadi dua yaitu penyakit dan bukan penyakit.
Jika permasalahan kesehatan yang muncul adalah penyakit seperti TB, HIV,
diare, dan lainnya, maka kriteria penentuan prioritas masalah akan lebih baik jika
menggunakan besar masalah yang mana melihat prevalensi ataupun insiden dari
penyakit tersebut, dampak ataupun akibat yang mengarah kepada pengaruh
negatif yang diakibatkan oleh penyakit tersebut, serta sumber daya yang
mengarah kepada besaran sumber daya dalam menurunkan penyakit tersebut. Jika
permasalahan kesehatan yang muncul bukan penyakit seperti kesehatan ibu dan
anak, kesehatan lansia dan lainnya, maka kriteria penentuan prioritas masalah
akan cenderung mengarah kepada kurangnya cakupan dari program kesehatan,
yang dampaknya nanti akan mengarah kepada dampak dari program jika tidak
mencapai target, serta melihat seberapa efektif program menurunkan masalah
kesehatan tersebut.

2. Buat analisis mengenai indikator prioritas masalah, apakah sesuai dengan Health
Indicator pada NACCHO/PANAM-adapted Hanlon yang mencakup Public health
processes, program dan intervensi?
a. Jelaskan masing-masing indikator pada bahan tugas
■ Case Detection Rate ​(CDR) - CDR adalah jumlah semua kasus TB yang
diobati dan dilaporkan di antara perkiraan jumlah semua kasus TB
(insiden).
Rumus
Perkiraan jumlah semua kasus TB merupakan insiden dalam per 100.000
penduduk dibagi dengan 100.000 dikali dengan jumlah penduduk.
Misalnya: perkiraan insiden di suatu wilayah adalah 200 per 100.000
penduduk dan jumlah penduduk sebesar 1.000.000 orang maka perkiraan
jumlah semua kasus TB adalah (200:100.000) x 1.000.000 = 2.000 kasus.
CDR menggambarkan seberapa banyak kasus TB yang terjangkau oleh
program
■ Angka keberhasilan pengobatan TB semua kasus - Jumlah semua
kasus TB yang sembuh dan pengobatan lengkap di antara semua kasus TB
yang diobati dan dilaporkan. Dengan demikian angka ini merupakan
penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus dan angka pengobatan
lengkap semua kasus. Angka ini menggambarkan kualitas pengobatan TB.
Rumus:

Angka kesembuhan semua kasus yang harus dicapai minimal 85%


sedangkan angka keberhasilan pengobatan semua kasus minimal 90%.
Walaupun angka kesembuhan telah mencapai 85%, hasil pengobatan
lainnya tetap perlu diperhatikan, meninggal, gagal, putus berobat (lost to
follow up), dan tidak dievaluasi.
■ Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV - Jumlah pasien TB
yang mempunyai hasil tes HIV yang dicatat di formulir pencatatan TB
yang hasil tes HIV diketahui termasuk pasien TB yang sebelumnya
mengetahui status HIV positif di antara seluruh pasien TB. Indikator ini
akan optimal apabila pasien TB mengetahui status HIV ≤15 hari terhitung
dari pasien memulai pengobatan
■ Cakupan kasus penemuan TB anak - ​Jumlah seluruh kasus TB anak
yang ditemukan di antara perkiraan jumlah kasus TB anak yang ada di
suatu wilayah dalam periode tertentu.
Rumus

Perkiraan jumlah kasus TB anak adalah 12% dari perkiraan jumlah semua
kasus TB (insiden). Angka perkiraan jumlah kasus TB anak ini,
didasarkan pada “Mathematical modelling Study” yang dilakukan oleh
Dodd et al, dipublikasikan di Lancet pada tahun 2014, dimana Indonesia
masuk ke dalam kategori 22 negara dengan beban TB anak tinggi.
Indikator ini menggambarkan berapa banyak kasus TB anak yang berhasil
dijangkau oleh program di antara perkiraan kasus TB anak yang ada.

b. Formulasi indikator berbeda-beda (Mis. Ada yang dengan cakupan ada yang
tidak dengan cakupan), menurut anda bagaimana seharusnya yang lebih
tepat?
Menurut kami, pada program TB, formulasi indikator yang tersedia sudah cukup
tepat. Cakupan data yang dimasukkan pada indikator program TB adalah cakupan
pengobatan semua kasus TB (CDR) yang diobati, serta cakupan kasus penemuan
TB anak. Menurut kami sebenarnya melihat luasnya jangkauan dari dua poin ini
sudah dapat memberikan data yang adekuat terkait pencapaian program TB.
Apabila ingin dijadikan persentase, maka kepentingan dari data yang dihasilkan
dapat digunakan untuk melihat penyebaran TB secara usia, dan juga seberapa
besar pasien yang mendapatkan penanganan terkait TB. Untuk data persentase,
yaitu persentase pasien TB yang mengetahui status HIV, menurut kami juga
sudah tepat disajikan sebagai persentase. Hal ini disebabkan karena jumlah
koinfeksi yang tinggi antara TB dan HIV, sehingga dibutuhkan data yang bersifat
rasio untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan.

3. Pemberian nilai indikator


a. Berat ringannya masalah berdasarkan kesenjangan antara target dengan data yang
peroleh

Tabel Skor Besar Masalah

No Masalah E O G Skor

1 Cakupan pengobatan 76% 42,4% 33,6% 2


semua kasus TB
(CDR) yang diobati

2 Angka keberhasilan >90% 87,8% 2,2% 1


pengobatan TB
semua kasus

3 Persentase pasien 40% 1,85% 38,15% 2


TB yang mengetahui
status HIV

4 Cakupan kasus 49% 9% 40% 3


penemuan TB anak

■ Cakupan pengobatan semua kasus TB (CDR) yang diobati


Pada tahun 2017, target dari indikator ini adalah 76% akan tetapi
pencapaian yang diperoleh dari data tahun 2017 di Indonesia sebesar
42,4%, sehingga menghasilkan kesenjangan data sebesar 33,6%. Atas
pertimbangan ini, dan parameter yang digunakan ​sesuai jika diberikan
skor 2.
■ Angka keberhasilan pengobatan TB semua kasus
Target dari indikator ini adalah >90% akan tetapi pencapaian yang
diperoleh dari data tahun 2017 di Indonesia adalah sekitar 87,8%,
sehingga menghasilkan kesenjangan sebesar 2,2%. Atas pertimbangan ini,
dan parameter yang digunakan ​tidak sesuai​ jika diberikan skor 2.
■ Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV
Target dari indikator ini sebesar 40% pada tahun 2017, dari data yang
diperoleh pada tahun 2017 menyatakan persentase pasien TB yang
mengetahui status HIV sebesar 1,85%, sehingga kesenjangan yang
diperoleh sebesar 38,15%. Atas pertimbangan ini, dan parameter yang
digunakan ​tidak sesuai​ jika diberikan skor 1.
■ Cakupan kasus penemuan TB anak
Target dari indikator ini adalah sebesar 49% pada tahun 2016, dari data
yang diperoleh pada tahun 2016, cakupan kasus penemuan TB anak
adalah sebesar 9%, maka ada kesenjangan sebanyak 40%. Atas
pertimbangan ini, dan parameter yang digunakan ​tidak sesuai ​jika
diberikan skor 2.
b. Berat ringannya masalah berdasarkan akibat yang ditimbulkan
■ Cakupan pengobatan semua kasus TB (CDR) yang diobati
Kurangnya cakupan pengobatan semua kasus TB dapat berdampak kepada
peningkatan penularan pada keluarga maupun lingkungan sekitar pasien.
Besarnya cakupan pengobatan TB ini menjadi salah satu indikator yang
sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Atas pertimbangan ini, dan
parameter yang digunakan ​sesuai​ jika diberikan skor 5.
■ Angka keberhasilan pengobatan TB semua kasus
Indikator ini menggambarkan jumlah semua kasus TB yang sembuh dan
mendapat pengobatan. Pada capaian indikator, angka keberhasilan
pengobatan pasien TB belum memenuhi target. Hal tersebut menunjukkan
masih adanya sejumlah pasien dengan TB yang belum sembuh dan
menerima pengobatan sampai tuntas. Sejumlah pasien yang belum sembuh
tersebut dapat menularkan penyakit tersebut ke masyarakat. Karenanya,
angka keberhasilan pengobatan TB semua kasus dapat dikatakan sangat
berpengaruh kepada masyarakat. Atas pertimbangan ini, dan parameter
yang digunakan ​sesuai​ jika diberikan skor 5.
■ Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV
Jumlah pasien TB dengan status HIV positif sering sekali ditemukan
karena koinfeksi TB dan HIV dapat dikatakan umum. Kepentingan dari
koinfeksi ini sangat bermakna apabila pasien mengetahui status penyakit
keduanya, agar mendapat tatalaksana yang adekuat pada waktu yang
sesuai. Pasien dengan status HIV positif seringkali memiliki infeksi
sekunder multipel, dan hanya infeksi tersebut yang ditangani tanpa adanya
kecurigaan ke arah HIV. Maka dari itu, pengetahuan tentang status HIV
pada pasien dengan TB dapat dikatakan cukup berpengaruh kepada
masyarakat. Atas pertimbangan ini dan juga parameter yang digunakan,
maka ​sesuai​ jika diberikan skor 4.
■ Cakupan kasus penemuan TB anak
Kasus TB pada anak dapat berdampak pada tumbuh kembang anak,
sehingga kedepannya akan lebih banyak masalah kesehatan yang dihadapi
oleh anak tersebut yang dapat menurunkan kualitas hidup anak tersebut.
Dengan mempertimbangkan juga angka kematian anak, maka kasus TB
pada anak memiliki peran terhadap angka ini. Kesehatan anak perlu
diperhatikan untuk kesejahteraan sosial dan meningkatkan kualitas
masyarakat, sehingga atas pertimbangan ini poin ini ​sesuai jika diberikan
skor 5.
c. Berat ringannya masalah berdasarkan sumber daya
■ Cakupan pengobatan semua kasus TB (CDR) yang diobati
Angka cakupan pengobatan dipengaruhi oleh sumber daya manusia,
jaminan ketersediaan obat, alat kesehatan. Di Indonesia sendiri pada tahun
2014, hanya 38% rumah sakit yang melakukan pelayanan DOTS, serta
pembiayaan yang ada sampai saat ini lebih mengarah kepada aspek
kuratif. Namun demikian, sudah terdapat 98% tenaga puskesmas dan 24%
Atas pertimbangan tersebut, poin ini ​sesuai jika diberikan skor 3 karena
secara keseluruhan sumber daya yang ada cukup untuk mengatasi masalah
TB.
■ Angka keberhasilan pengobatan TB semua kasus
Capaian indikator ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya seperti
yang telah dijelaskan diatas.Selain itu faktor kepatuhan untuk minum
OAT, standar pelayanan telah diadakan berdasarkan ISTC (​International
Standards for Tuberculosis Care)​ . Atas pertimbangan tersebut, poin ini
sesuai jika diberikan skor 3 karena secara keseluruhan sumber daya yang
ada cukup untuk mengatasi masalah TB.
■ Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV
Capaian indikator ini dipengaruhi oleh ketersediaan dan keterjangkauan
dari pemeriksaan VCT untuk HIV. Dengan adanya stigma yang masih
kurang baik di kalangan masyarakat, sering kali pemeriksaan untuk HIV
masih terlewatkan. Selain itu, sumber daya serta ketersediaan ARV untuk
penanganan HIV masih sangat terbatas, terutama di kota-kota yang lebih
kecil. Atas pertimbangan ini, ​tidak sesuai jika diberikan skor 4, karena
masih banyak pasien yang mengalami kesulitan akses untuk pemeriksaan
status HIV.
■ Cakupan kasus penemuan TB anak
Capaian indikator ini dipengaruhi oleh keterampilan tenaga medis dalam
mengenali gejala TB pada anak, serta data pelaporan yang tersedia.
Seringkali kasus TB pada anak tidak dilaporkan dengan baik karena gejala
yang tidak khas pada TB anak, dan juga tidak seluruh pusat kesehatan
memiliki akses terhadap uji tuberkulin maupun foto thorax. Atas
pertimbangan ini, ​tidak sesuai ​jika diberikan skor 4 karena terdapat
kesenjangan yang cukup besar antara target dan outcome, yaitu sebesar
40%.

d. Berat ringannya masalah berdasarkan keuntungan sosial


■ Cakupan pengobatan semua kasus TB (CDR) yang diobati
Jumlah kasus TB yang belum terdeteksi dapat merugikan masyarakat
akibat penularannya. Jika angka cakupan pengobatan mencapai target,
keuntungan yang dirasakan oleh masyarakat juga besar. Atas
pertimbangan ini, dan parameter yang digunakan ​sesuai jika diberikan
skor 5.
■ Angka keberhasilan pengobatan TB semua kasus
Peningkatan angka keberhasilan pengobatan TB dapat menurunkan angka
kesakitan, kematian, penularan TB dan resistensi OAT. Dengan
meningkatnya angka tersebut, keuntungan sosial akan mengalami
peningkatan. Keuntungan tersebut tidak hanya dirasakan oleh pasien yang
telah sembuh, sehingga dapat menjalani kembali aktivitas sehari-hari
tanpa takut menularkan penyakit. Tetapi juga menguntungkan bagi
keseluruhan masyarakat disekitarnya. Atas pertimbangan ini, dan
parameter yang digunakan ​sesuai​ jika diberikan skor 4.
■ Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV
Dengan mengetahui status HIV dari setiap pasien TB, kelompok pasien
tersebut akan mendapatkan penatalaksanaan lebih menyeluruh untuk
kedua jenis penyakit tersebut. Pasien TB idealnya mengetahui status HIV
mereka <15 hari, sehingga dapat dilakukan tatalaksana pada TBnya
terlebih dahulu, kemudian mulai ARV. Penting untuk mengetahui status
HIV pasien dengan TB sebab koinfeksi ini sering terjadi dalam saat yang
bersamaan. Atas pertimbangan ini, maka ​sesuai​ jika diberikan skor 3.
■ Cakupan kasus penemuan TB anak
Cakupan penemuan kasus TB pada anak melalui diagnosis dini TB pada
anak, akan mempercepat penatalaksanaan terhadap anak tersebut sehingga
cakupan kasus penemuan TB anak tersebut memberikan keuntungan sosial
terutama bagi lingkungan sosial terkecil yaitu keluarga. Atas
pertimbangan tersebut, karena pengaruhnya secara langsung terhadap
keluarga ​sesuai​ jika diberikan skor 3.

b. Penilaian indikator yang tidak sesuai, antara lain :


i. Kesenjangan antara target dengan data yang diperoleh :
● Angka keberhasilan pengobatan TB semua kasus
Target dari indikator ini adalah >90% akan tetapi pencapaian yang
diperoleh dari data tahun 2017 di Indonesia adalah sekitar 87,8%,
sehingga menghasilkan kesenjangan sebesar 2,2%. Atas pertimbangan ini,
dan parameter yang digunakan ​tidak sesuai jika diberikan skor 2.
Menurut kami, lebih sesuai jika diberikan skor 1 karena kesenjangan
berada diantara 0-19,99%
● Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV
Target dari indikator ini sebesar 40% pada tahun 2017, dari data yang
diperoleh pada tahun 2017 menyatakan persentase pasien TB yang
mengetahui status HIV sebesar 1,85%, sehingga kesenjangan yang
diperoleh sebesar 38,15%. Atas pertimbangan ini, dan parameter yang
digunakan ​tidak sesuai jika diberikan skor 1.Menurut kami, lebih sesuai
jika diberikan skor 2 karena kesenjangan berada di antara 20-39,99%
● Cakupan kasus penemuan TB anak
Target dari indikator ini adalah sebesar 49% pada tahun 2016, dari data
yang diperoleh pada tahun 2016, cakupan kasus penemuan TB anak
adalah sebesar 9%, maka ada kesenjangan sebanyak 40%. Atas
pertimbangan ini, dan parameter yang digunakan ​tidak sesuai ​jika
diberikan skor 2, lebih sesuai jika diberikan skor 3 karena kesenjangan
berada diantara 40-59,99%

ii. Sumber daya yang tersedia :


● Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV
Capaian indikator ini dipengaruhi oleh ketersediaan dan keterjangkauan
dari pemeriksaan VCT untuk HIV. Dengan adanya stigma yang masih
kurang baik di kalangan masyarakat, sering kali pemeriksaan untuk HIV
masih terlewatkan. Selain itu, sumber daya serta ketersediaan ARV untuk
penanganan HIV masih sangat terbatas, terutama di kota-kota yang lebih
kecil. Atas pertimbangan ini, ​tidak sesuai jika diberikan skor 4, karena
masih banyak pasien yang mengalami kesulitan akses untuk pemeriksaan
status HIV. Akan lebih sesuai jika diberikan skor 3 (cukup dapat diatasi).
● Cakupan kasus penemuan TB anak
Capaian indikator ini dipengaruhi oleh keterampilan tenaga medis dalam
mengenali gejala TB pada anak, serta data pelaporan yang tersedia.
Seringkali kasus TB pada anak tidak dilaporkan dengan baik karena gejala
yang tidak khas pada TB anak, dan juga tidak seluruh pusat kesehatan
memiliki akses terhadap uji tuberkulin maupun foto thorax. Atas
pertimbangan ini, ​tidak sesuai ​jika diberikan skor 4 karena terdapat
kesenjangan yang cukup besar antara target dan outcome, yaitu sebesar
40%. Akan lebih sesuai jika diberikan skor 3 pada poin ini.
Dengan demikian, menurut kami skoring dan prioritas masalah yang sesuai adalah
sebagai mana yang tertera pada tabel dibawah. Urutan prioritas masalah yang didapatkan
tidak mengalami perubahan, namun total skor pada masing-masing indikator mengalami
sedikit perubahan

Tabel Rekapitulasi Skoring dan Prioritas Masalah

No. Masalah Kesenjangan Akibat yang Kemampu Keuntung Total Urutan


antara target ditimbulkan an sumber an sosial Skor Priorit
dengan data daya as
yang diperoleh

1. CDR yang 2 5 3 5 15 I
diobati

2. Angka 1 5 3 4 13 III
keberhasilan
pengobatan TB
semua kasus

3. Persentase 2 4 3 3 12 IV
pasien TB yang
mengetahui
status HIV

4. Cakupan kasus 3 5 3 3 14 II
penemuan TB
anak

Anda mungkin juga menyukai