Anda di halaman 1dari 31

PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN DI

MASYARAKAT

Oleh : Nuryadi, Yennike Tri Herawati, Christyana Sandra

Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menyusun perencanaan program kesehatan di
masyarakat.

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari pokok bahasan dalam materi ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian perencanaan
2. Melakukan analisis situasi
3. Menentukan masalah kesehatan masyarakat dan faktor penyebab
4. Menentukan prioritas masalah kesehatan
5. Menyusun rencana program kesehatan
6. Menyusun rencana kegiatan dari program kesehatan

1.1 Pendahuluan
Sehat adalah suatu keadaan yang optimal, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Keempat dimensi kesehatan
tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan
seseorang, kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya kesehatan secara holistik agar tercipta kesehatan masyarakat yang
optimal.
Status kesehatan individu, keluarga dan masyarakat bersifat
multifaktor karena merupakan hasil interaksi berbagai faktor determinan,
baik faktor internal (faktor fisik dan psikis) maupun faktor eksternal
(lingkungan fisik, lingkungan sosial, politik, ekonomi, sosial, budaya
masyarakat serta pendidikan). Kegiatan yang ditujukan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat perlu memperhatikan aspek faktor determinan kesehatan
tersebut. Selain itu, setiap upaya atau kegiatan kesehatan tersebut perlu
dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi aktif stakeholder dan seluruh
potensi masyarakat. Hal ini bukan berarti semua stakeholder khususnya
2|Perencanaan Program Kesehatan

non kesehatan harus mempunyai program kesehatan, namun hendaknya


dalam setiap kebijakan program sektor non kesehatan juga memperhatikan
dan mempertimbangkan kemungkinan dampak terhadap kesehatan
masyarakat.
Program kesehatan merupakan bagian dari program pembangunan
kesehatan. Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharan kesehatan dengan titik berat pada upaya peningkatan kualitas
hidup dan pencegahan penyakit, di samping pengobatan dan pemulihan.
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara tidak langsung
akan meningkatkan kualitas masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan
perlu dilakukan dengan serius diantaranya melalui peningkatan status gizi
penduduk, peningkatan akses pada pelayanan kesehatan dasar, subsidi
biaya pelayanan kesehatan, dan perbaikan keadaan lingkungan. Hal
tersebut tidak lepas dari peran pemerintah dengan mendukung ketersediaan
sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat dinikmati oleh seluruh
lapisan masyarakat serta peran masyarakat dalam berperilaku hidup sehat,
memelihara, dan melindungi kesehatan diri dan lingkungan.
Peran aktif masyarakat perlu diarahkan, dibina dan dikembangkan
sehingga dapat melakukan fungsi dan tanggung jawab sosialnya sebagai
mitra pemerintah. Sedangkan peran pemerintah lebih dititik beratkan pada
pembinaan, pengaturan dan pengawasan untuk terciptanya pemerataan
pelayanan kesehatan dan tercapainya kondisi yang serasi dan seimbang
antara upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan
masyarakat termasuk swasta.

1.2 Pengertian
Perencanaan program adalah proses terdiri dari analisis situasi,
perumusan masalah dan faktor penyebab, prioritas masalah, menetapkan
program, menentukan tujuan program, menentukan sasaran (target group),
rencana kegiatan program, menyusun rencana pelaksanaan, dan
menetapkan kriteria evaluasi. Perencanaan kesehatan dapat diartikan
sebagai sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan
yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya
yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan
menyusun langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses dalam perencanaan dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
analis situasi (termasukmenentukan masalah kesehatan dan faktor
penyebabnya), menentukan prioritas masalah kesehatan, dan menyusun
rencana program dan kegiatan.
|3

1.3 Analisis Situasi


1.3.1 Pengertian
Analisis situasi adalah langkah awal dalam perencanaan yang
bertujuan untuk identifikasi masalah yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah kesehatan
masyarakat.
Analisis situasi ini merupakan langkah yang sangat penting karena
akan menentukan langkah-langkah selanjutnya sehingga diperoleh
perencanaan yang tepat. Kesalahan dalam analisis situasi akan
memberikan konsekuensi yang besar terhadap isi keseluruhan
perencanaan.

1.3.2 Tujuan
Tujuan dari analisis situasi, antara lain :
a. Memahami masalah secara jelas dan spesifik
Pengumpulan data secara tepat dan akurat dari berbagai aspek akan
dapat memberikan informasi tentang masalah-masalah kesehatan yang
terjadi di suatu masyarakat.
b. Mempermudah menentukan prioritas masalah
Informasi tentang masalah kesehatan yang diketahui melalui analisis
situasi sangat membantu menentukan manakah masalah yang segera
diatasi dibandingkan dengan masalah lainnya.
c. Mempermudah penentuan alternatif pemecahan masalah
Analisis situasi juga menghasilkan informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian suatu masalah kesehatan serta kemudahan atau
hambatan apa yang mungkin dihadapi dalam menanggulanginya.
Dengan informasi ini, maka dapat menentukan alternatif pemecahan
masalah dengan tepat.

1.3.3 Langkah-langkah
Adapun langkah-langkah analisis situasi terdiri dari : pengumpulan
data, pengolahan data, penyajian data, dan analisis data (identifikasi
masalah dan faktor penyebab).
4|Perencanaan Program Kesehatan

Pengelompokan data Pengolahan data

Analisa data : Identifikasi Penyajian data


masalah kesehatan dan
faktor penyebab

Gambar 1.1 Alur kegiatan analisis situasi dalam perencanaan program


kesehatan

1.3.3.1 Pengumpulan Data


Hendrik L. Blum telah mengembangkan suatu kerangka konsep
tentang hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan digunakan sebagai kerangka atau acuan dalam analisis situasi.

Gambar 1.2 Faktor-faktor mempengaruhi derajat kesehatan


|5

Pada dasarnya, derajat kesehatan adalah sasaran utama upaya


kesehatan. Analisis derajat kesehatan akan menjelaskan masalah kesehatan
apa yang dihadapi. Analisis ini akan menghasilkan ukuran-ukuran derajat
kesehatan secara kuantitatif, penyebaran masalah tersebut menurut
kelompok umur penduduk, menurut tempat dan menurut waktu. Ini berarti
pendekatan yang dipergunakan dalam analisis derajat kesehatan adalah
pendekatan epidemiologis.
Ukuran-ukuran yang lazim dipakai untuk menentukan masalah
kesehatan adalah angka mortalitas dan morbiditas.
1) Angka mortalitas
Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate)

Jumlah Kematian Bayi usia< 1 thn


IMR = x 1.000
Jumlah Kelahiran Hidup

Angka Kematian Balita / AKB

Jumlah Kematian Balita dalam 1thn


Angka Kematian = x 100.000
Balita Jumlah Balita

Angka Kematian Menurut Penyebab (cause spesific death rate)

Jumlah Kematian Akibat Penyakit Tertentu


CSDR = x 100.000
Jumlah Penduduk

a. CSDR Umum : yaitu penyebab utama kematian pada umumnya


(untuk semua kelompok umur)
b. CSDR Balita : yaitu penyebab utama kematian Balita
c. CSDR Bayi : yaitu penyebab utama kematian bayi
Pada tingkat kabupaten, hampir dapat dipastikan bahwa data
tersebut tidak tersedia. CSDR biasanya dihasilkan dari survei-survei
khusus. Mengingat sulitnya menghitung CSDR (kecuali dilakukan survei)
maka hal yang dapat membantu adalah menghitung sebab-sebab kematian
6|Perencanaan Program Kesehatan

di wilayah kabupaten. Hal ini pun tidak bisa diperoleh hasil perhitungan
yang tepat. Oleh karena itu dipergunakan data rumah sakit.

2) Angka Morbiditas
Incidence dan Prevalence
a. Incidence rate adalah jumlah kasus baru suatu penyakit tertentu
yang terjadi dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, dalam
masa tertentu pula

Jumlah Kasus Baru Suatu Penyakit tertentu


Incidence = x 1.000
rate Jumlah Penduduk yg menghadapi risiko
Terkena penyakit tersebut pada
Periode waktu yg sama

b. Prevalence Rate

Jumlah Penduduk yang sakit


Period selama waktu tertentu
Prevalence = x 1.000
Rate Jumlah Penduduk

Pada penyakit yang bersifat akut, angka incidence merupakan


indikator yang baik, misalnya dalam jangka waktu 1 minggu, 1 bulan dan
lain-lain. Sedang untuk penyakit kronis, angka incidence maupun angka
prevalence penting sekali untuk menggambarkan keadaan penyakit
tersebut dalam masyarakat. Angka prevalence biasanya berguna untuk
merencanakan penyediaan pelayanan keeshataan, sedangkan angka
incidence berguna dalam penilaian dalam program kesehatan. Dengan
melihat distribusi penyakit menurut kelompok umur, maka dapat diketahui
pada kelompok umur mana penyakit tersebut menjadi masalah utama.

Case Fatality Rate


Case Fatality Rate adalah proporsi orang yang mati akibat suatu
penyakit tertentu diantara orang-orang yang mendapat penyakit tersebut.
Misal:dari 1000 orang anak yang menderita morbili 50 diantaranya
meninggal dunia karena penyakit morbili tersebut, maka dalam hal ini
Case Fatality Rate penyakit morbili adalah :
50
CFR =
1000
= 5% (CFR penyakit morbili)
|7

Konsep Blum menunjukkan empat faktor yang mempengaruhi


derajat kesehatan yaitu: faktor keturunan (genetic factors), faktor
pelayanan kesehatan (health service factors), faktor pola hidup atau
perilaku (behavior factors), dan faktor lingkungan (environment factors).
Dalam menyusun analisis situasi secara komprehensif maka keempat
faktor tersebut menjadi area telaahan, sebagai berikut :
1) Analisis faktor lingkungan
Analisis ini meliputi lingkungan yang bersifat fisik, biologis,
sosial budaya dan ekonomi. Analisis lingkungan fisik akan
menggambarkan masalah air bersih, keadaaan rumah, limbah rumah
tangga, sarana transportasi dan lain-lain. Analisis lingkungan biologis
akan menghasilkan informasi tentang vektor penyakit. Analisis
lingkungan sosial budaya akan menggambarkan derajat interaksi sosial
dalam masyarakat. Analisis ekonomi akan menghasilkan informasi
tentang pendapatan penduduk, angka penganguran, dan lain-lain.
Dalam menginterpretasikan keadaan lingkungan diperlukan
adanya suatu ukuran, baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang
disebut sebagai indikator. Berikut adalah beberapa contoh indikator
untuk lingkungan :
Penggunaan air bersih = % penduduk yang memperoloeh sumber air
yang sehat
Pembuangan tinja = % penguguk yang menggunakan jamban
Angka-angka tersebut dapat menunjukkan apakah keadaan lingkungan
di suatu wilayah dalam gradasi optimal atau minimal.

Gambar 1.3 Kondisi lingkungan yang menyebabkan permasalahan


lingkungan
8|Perencanaan Program Kesehatan

Ciri kesenjangan lingkungan dapat dilihat melalui ciri lingkungan


itu sendiri. Lingkungan yang optimal adalah ciri masyarakat modern.
Ciri masyarakat modern ditandai dengan kemudahan sarana untuk
melakukan kegiatan pribadi seperti kebutuhan air bersih, listrik,
sanitasi lingkungan, transportasi dan lain sebagainya. Sedangkan
lingkungan yang minimal menggambarkan ketidak tersediaan sarana
tersebut secara layak, misalnya keadaan lingkungan di daerah kumuh
perkotaan. Lingkungan yang buruk ditandai dengan banyaknya
penyakit yang berhubungan dengan lingkungan, misalnya penyakit
kuli, malaria, demam berdarah, dan TBC
Secara kuantitatif kesenjangan lingkungan ini dapat diukur dengan
formula tertentu. Semakin besar kesenjangan keadaan lingkungan,
semakin kuat asumsi kita menyatakan lingkungan sebagai penyebab
penyakit (masalah kesehatan) di suatu wilayah.
2) Analisis faktor perilaku (pola hidup)
Analisis ini memberi gambaran tentang sikap dan perilaku masyarakat
sehubungan dengan kesehatan maupun upaya kesehatan. Dengan
menjabarkan komponen-komponen perilaku yang berhubungan
dengan status ataupun masalah kesehatan kita akan mengetahui
komponen apa yang mempunyai kesenjangan yang menyimpang
sehingga menimbulkan masalah kesehatan.

Gambar1.4Perilaku yang berhubungan dengan masalah kesehatan


|9

Oleh karena itu konsep analisis faktor perilaku dari L.W. Green
dapat dipakai dalam analisis ini. Menurut Green, penyebab masalah
kesehatan bisa karena faktor perilaku maupun non-perilaku, dan
perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :
a. Faktor predisposing : pengetahuan, sikap dan nilai
b. Faktor enabling : sumber daya, dan ketrampilan
c. Faktor reinforcing : sikap petugas, dan dukungan
keluarga/masyarakat

Indikator dan komponen dalam perilaku penduduk terhadap


kesehatan menurut Sistem Kesehatan Nasional digambarkan melalui
pemakaian atau pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan, tindakan
pencegahan, pola hidup dan konsumsi, serta menjaga diri sendiri.
Semakin besar kesenjangan perilaku masyarakat, semakin kuat asumsi
kita untuk menyatakan bahwa perilaku tersebut sebagai timbulnya
suatu masalah kesehatan di suatu wilayah.

Gambar1.5 Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan, tindakan


pencegahan, pola hidup dan konsumsi, serta menjaga diri
sendiri
10 | P e r e n c a n a a n P r o g r a m K e s e h a t a n

3) Analisis faktor pelayanan kesehatan


Analisis ini menghasilkan data input, proses, output dan dampak
dari pelayanan kesehatan (upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif). Input upaya kesehatan meliputi ‘6 M’ man (ketenagaan),
money (biaya), material (sarana), methode (metode atau standar),
machine (peralatan) dan market (pemasaran). Proses pelayanan
kesehatan meliputi mekanisme pemberian upaya kesehatan seperti
perencaan, pengorgansasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Sedangkan
output adalah hasil upaya kesehatan seperti cakupan pelayanan
(cakupan imunisasi, cakupan antenatal care, cakupan akseptor KB,
dan lain-lain).
Kesenjangan terjadi apabila hasil pelaksanaan input, proses, output
dan dampak dari pelayanan kesehatan tidak sesuai dengan indikator
yang telah ditentukan.

4) Analisis faktor keturunan


Analisis faktor ini lebih diarahkan pada analisis faktor
kependudukan, dimana akan menghasilkan ukuran-ukuran demografis
dalam suatu wilayah tertentu, misalnya jumlah penduduk, penyebaran
penduduk, penyebaran penduduk menurut umur dan wilayah, angka
kelahiran, angka kematian, dan lain-lain. Angka tersebut berguna
dalam perencanaan kesehatan untuk beberapa hal yaitu sebagai
denominator angka-angka derajat kesehatan atau output program,
sebagai dasar perhitungan besarnya kelompok masyarakat yang
menjadi target pelayanan kesehatan, dan sebagai dasar menghitung
intensitas atau jumlah pelayanan kesehatan yang diperlukan, sehingga
dapat memprediksikan masalah kesehatan yang dihadapi dan beban
program kesehatan.

Adapun sumber data dibedakan menjadi tiga macam yaitu sumber :


1. Primer
Sumber data primer adalah hasil pemeriksaan atau wawancara
langsung dengan masyarakat.
2. Sekunder
Sumber data sekunder berasal dari laporan Puskesmas dan kecamatan.
3. Tersier
Sumber data berasal dari hasil publikasi badan-badan resmi seperti
kantor dinas statistik, dinas kesehatan, dan kantor pemerintah
kabupaten.
| 11

Cara mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara, sebagai


berikut :
1. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang diperoleh
dari laporan yang ada, seperti laporan atau profil puskesmas, laporan
di desa/kelurahan atau kecamatan.
2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data secara lisan dari responden, atau bercakap-cakap
berhadapan muka dengan responden tersebut.Untuk wawancara
terpimpin (structured interview) dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Pencatatan data wawancara dapat dilakukan dengan cara:
pencatatan langsung, pencatatan ingatan, pencatatan dengan alat
recording, pencatatan dengan field ratting, dan pencatatan dengan
field coding.
3. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah suatu prosedur yang terencana,
antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas
tertentu yang ada hubungannya dengan maslah yang diteliti. Beberapa
alat bantu dalam observasi yaitu: check list, rating scale, daftar
riwayat kelakuan, dan alat elektronik.
4. Angket.
Angket merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir, diajukan
secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan tanggapan,
informasi, dan jawaban.
Oleh karena itu diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan
aparat setempat, penduduk (terutama tokoh masyarakat), puskesmas,
rumah sakit, dan instansi lain yang terkait.

Jumlah responden dalam pengumpulan data dapat sebagian atau


seluruh penduduk (sensus). Bila kemampuan tersedia dengan cukup maka
jumlah responden mencakup seluruh penduduk, namun hal ini sulit
dilakukan. Oleh karena itu dapat menggunakan responden sebagian
penduduk saja. Mengingat kegiatan ini merupakan survey deskriptif maka
besarnya responden dapat ditentukan dengan menggunakan ketentuan atau
rumus sampel sebagai berikut :
1. Alternatif 1.
Menurut pakar metodologi (Silalahi, 2003; Sedarmayanti dan
Hidayat, 2002), jumlah responden :
12 | P e r e n c a n a a n P r o g r a m K e s e h a t a n

– Gay dan Diehl  besar sampel penelitian deskriptif = 10 % dari


populasi. Utk populasi sangat kecil = minimum 20 %
– Fraenkel dan Wallen  besar sampel penelitian deskriptif = 100
responden
2. Alternatif 2,yaitu besar sampel dengan teknik sampling acak
sederhana (Zainuddin, 2003; Eriyanto, 2007):
N . Z α² .p .q
n=
d² . (N – 1) + Z α² .p .q

Keterangan :
n = jumlah sampel
p = estimator proporsi populasi  dianggap 0,5
q =1–p
Z α² = harga kurva normal yg tgt dr harga alpha  1,96
N = jumlah populasi
d² = standar deviasi  5 % = 0,05, atau 10 % = 0,1

3. Alternatif 3, yaitu besar sampel dengan teknik sampling acak yang


lebih kompleks (stratified, cluster, multistage)(Zainuddin, 2003;
Eriyanto, 2007):

g. N . Z α² .p .q
n=
d² . (N – 1) + Z α² .p .q

Keterangan :
n = jml sampel
p = estimator proporsi populasi  dianggap 0,5
q =1–p
Z α² = harga kurva normal yg tgt dr harga alpha  1,96
N = jml populasi
d² = standar deviasi  5 % = 0,05, atau 10 % = 0,1
g = Estimasi nilai efek desain  1,5; 1,8; dst.
| 13

4. Alternatif 4, yaitu bila populasi kecil atau < 10.000


dapatmenggunakan rumus sederhana (Notoatmodjo, 2005;
Sedarmayanti dan Hidayat, 2002):

N
n=
1 + N (d²)

Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan (0,05)

Sedangkan cara pengambilan sampel dapat dilakukan dengan empat


cara yaitu simple random sampling, sistemic random sampling, stratified
random sampling, Multistage random sampling,dan cluster random
sampling.

Komponen pengumpulan data dalam analisa situasi di masyarakat :


A. Profil masyarakat
1. Karakteristik masyarakat (data sekunder)
• Jumlah penduduk
• Struktur penduduk menurut : umur, wilayah, jenis kelamin,
pendidikan, agama, dll.
• Fasilitas umum : jalan umum (berbatu, aspal, tanah), sungai
(bersih/tidak), pasar (km ?)  observasi
2. Karakteristik responden (KK dan anggota) data primer
• Jumlah anggota keluarga
• Umur danjenis kelamin
• Pendidikan
• Agama
• Pekerjaan (pekerjaan utama)
• Pendapatan keluarga
• Pengeluaran (jenis, besar)
• Masa kerja (tahun) : sesuai dengan pekerjaan utama
responden
• Jam kerja dan lama istirahat : cukup/tidak responden (bila
ada keluhan akibat kerja)
3. Keadaan gegrafis (topografi)
• Luas dan batas wilayah (dilengkapi dengan denah)
14 | P e r e n c a n a a n P r o g r a m K e s e h a t a n

• Keadaan tanah
• Iklim dan cuaca
4. Struktur organisasi pemerintahan desa
5. Adanya industri (home industri, pabrik, dll) responden, dan atau
observasi
B. Status Kesehatan Masyarakat
1. Mortalitas
• Angka kematian bayi (infant mortality rate), maternal mortality
rate (MMR)  wawancara dengan bidan/aparat desa, dan atau
data sekunder
• Angka kematian balita  wawancara dengan bidan/aparat desa,
dan atau data sekunder
• Angka kematian menurut penyebab (cause spesific death rate)
• Anggota keluarga yang meninggal karena penyakit : jumlah
dan jenis penyakit yg menyebabkan
2. Morbiditas
• Keluarga yang pernah sakit dalam 1 bulan, 3 bulan terakhir 
responden
• Anggota keluarga yang sering sakit  responden
• Penyakit yang sering diderita  responden
• Jumlah penderita : jenis penyakit dan golongan umur 
polindes/bidan desa, atau puskesmas
• 10 penyakit tertinggi  polindes/bidan desa, atau puskesmas
• Kejadian luar biasa (KLB)  polindes/bidan desa, atau
puskesmas
• Case Vatality Rate Puskesmas,
• Prevalensi gondok, Kurang energi protein (KEP), anemia,
Kurang vitamin A (KVA)  puskesmas
• Kecelakaan akibat kerja  responden
• Berat badan lahir rendah (BBLR)  polindes/bidan desa
3. Status gizi masyarakat : berat badan (BB) waktu lahir, rata-rata BB
& TB (tinggi badan) anak balita, lingkar lengan atas (LILA) untuk
wanita usia subur (WUS) dan bayi, masukan kalori/protein
keluarga responden
4. Masalah mental/psikologis
5. Masalah sosial

C. Aspek Kependudukan
1. Angka kelahiran (crude birth rate/CBR, fertility rate/FR, total
fertility rate/TFR)  profil desa, dan atau bidan desa (bila ada)
| 15

2. Angka kematian  profil desa, dan atau aparat desa (bila ada)
• Crude death rate (CDR)
• Age specific death rate (ASDR)
3. Angka ketergantungan (dependency ratio)
4. KB : kepesertaan, alat kontrasepsi yang dipilih, tempat akses,
keluhan pemakaian

D. Aspek Kesehatan Lingkungan


1. Lingkungan fisik
• Penyediaan air bersih : mata air, sungai, PDAM, sumur, air
hujan  responden
• sumber air minum : mata air, sungai, PDAM, air minum
kemasan, air minum isi ulang, sumur, air hujan  responden
• Sumur : kepemilikan, kedalaman sumur dan kriteria sumur 
responden
• Fisik air bersih : bau, rasa, warna  observasi
• Pengelolaan air limbah : sumber (kamar mandi, cucian, dapur,
dll), pengolahan (langsung, tidak langsung), saluran
pembuangan air limbah (SPAL) observasi
• Pengelolaan sampah : jenis sampah, diangkut petugas, diolah
sendiri (landfill, open dumping, dibakar, composting, daur
ulang, pemakaian ulang), dan tempat sampah  responden &
observasi
• MCK : jamban (kepemilikan, kondisi, jenis), jarak jamban dg
sumber air; kamar mandi (kepemilikan, kondisi)  responden
& observasi
• Rumah sehat : bangunan fisik (lantai, dinding, langit-langit,
atap), ventilasi (jendela, lubang angin, kipas angin, AC), cahaya
(sinar matahari, lampu), luas bangunan, fasilitas lain 
observasi
• Sanitasi kandang : kondisi, jarak dengan rumah, pencemaran
dan bau  observasi
2. Lingkungan biologis
 Vektor : nyamuk, lalat, kecoa  responden
 Rodent : tikus  responden
3. Pemaparan lingkungan berbahaya

E. Aspek Perilaku Kesehatan


1. Pengetahuan gizi : menu seimbang, jenis dan manfaat zat gizi 
responden
2. Pola konsumsi : jenis dan frekuensi makan  responden
16 | P e r e n c a n a a n P r o g r a m K e s e h a t a n

3. Pola makan seimbang : tingkat konsumsi makanan seimbang


meliputi kecukupan energi, karbohidrat, protein dan lemak
(diambil 10 % dari total responden)  responden
4. Cara pengolahan dan penyimpanan pangan : pemberian dan
penyimpanan garam beryodium, penyimpanan makanan/sayur
sebelum dan sesudah masak  responden
5. Pemberian ASI (air susu ibu) : umur (6 bulan), kolostrum 
responden
6. Pemberian PASI (penganti ASI): jenis PASI, umur diberikan
PASI, MP ASI (makanan penganti ASI), prelacteal  responden
7. Persepsi tentang sehat dan sakit : option gradasi kondisi sakit/sehat
 responden
8. Tindakan pencegahan dan hidup sehat : memasak air, membuang
sampah, cuci tangan, makan makanan mentah, kebiasaan mandi,
kebiasaan BAB, menggosok gigi, memotong kuku, kebiasaan
merokok  responden
9. Pencarian pertolongan kesehatan ketika sakit : persediaan obat
sederhana (mengobati sendiri), konsultasi petugas kesehatan, ke
dukun, dibiarkan, termasuk pemilihan tempat persalinan 
responden
10. Akses informasi tentang kesehatan : frekuensi, tempat, sumber dan
media  responden
11. Pengetahuan dan perilaku tentang K3 (kesehatan dan keselamatan
kerja): bahaya, APD (alat pelindung diri)  responden
12. Penyuluhan K3 untuk desa/kelurahan yang terdapat home industri
: pernah/tidak  responden

E. Aspek Pelayanan Kesehatan


1. Kader kesehatan : jumlah, jml aktif  bidan/kader
2. Sarana kesehatan (Rumah Sakit, puskesmas, klinik, pusat
pelayanan kesehatan kelurahan/desa, puskesmas pembantu) : jam
layanan, jarak/akses, siapa petugas kesehatan yang menangani saat
memanfaatkan sarana kesehatan responden
3. Posyandu : jumlah, waktu, jenis layanan/program, pemberian
makanan tambahan (PMT), jam layanan, jarak, jumlah kunjungan
 Kader posyandu/bidan
4. Tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) : jumlah, kualifikasi,
jam pelayanan  bidan desa/kelurahan
5. Dukun bayi : jumlah, kualifikasi (terlatih/tidak), ikut
kemitraan/tidak bidan desa/kelurahan
| 17

6. Biaya kesehatan keluarga : alokasi jumlah per bulan/tahun 


responden
7. Jaminan pemeliharaan kesehatan : jenis, keikut sertaan sebagai
anggota, besarnya iuran, paket pelayanan kesehatan (yang
diketahui)  responden
8. Polindes :jumlah, waktu, jenis layanan/program, pemberian
makanan tambahan (PMT), jam layanan, jarak, jumlah kunjungan
 bidan desa/kelurahan
9. Desa siaga : sudah/belum, ada/tidak pengurus  bidan
desa/kelurahan
10. Poskesdes : ada/tidak  bidan desa/ kelurahan
11. Pemeriksaan jentik dan ada/tidak kader jumantik (juru pemantau
jentik)  kader/bidan desa/ kelurahan
12. Pelaksanaan fogging : ada/tdk, kapan  bidan desa/ kelurahan
13. Pemantauan sanitasi tempat umum dan hygiene sanitasi makanan
dan minuman : ada/tidak Puskesmas
14. Antenatal care : pemeriksaan K1 K2 K3 K4, dan tempat
pemeriksaan  responden dan bidan desa/ kelurahan
15. Status imunisasi : kelengkapan  Lihat KMS (kartu menuju
sehat) yang ada di rumah/di bidan

1.3.3.2 Pengolahan Data


Pengolahan data yang telah dikumpulkan adalah menyusun data
yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimilikinya.
Cara pengolahan data dapat dibedakan atas tiga macam yaitu secara
manual, mekanikal, dan elektrikal.

1.3.3.3 Penyajian Data


Cara penyajian data dapat dibedakan menjadi tiga yaitu dalam
bentuk teks (tekstular), bentuk tabel (tabular), dan bentuk grafik (grafikal).
Penyajian secara textular biasanya digunakan untuk data kualitatif,
penyajian tabel digunakan untuk data yang sudah diklasifikasi atau
ditabulasi. Apabila data akan diperlihatkan secara kuantitatif maka
disajikan dalam bentuk grafik. Meskipun demikian pada prakteknya ketiga
bentuk penyajian ini dipakai secara bersama-sama karena memang saling
melengkapi.
18 | P e r e n c a n a a n P r o g r a m K e s e h a t a n

1.3.3.4 Analisa Data (Identifikasi Masalah dan Faktor Penyebab)


Analisa data dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat dan faktor penyebabnya. Masalah adalah terdapatnya suatu
kesenjangan (gap) antara apa yang diharapkan/yang telah direncanakan
(what should be) dengan apa yang terjadi/hasil dari rencana yang telah
dilaksanakan.Masalah kesehatan masyarakat dapat ditunjukkan oleh
status/derajatkesehatan masyarakat.
Dalam lingkup manajemen, pengertian ini lebih dinamis. Dikatakan
masalah apabila memenuhi persyaratan :
– Adanya kesenjangan (G : gap)
Target TT 1 = 1500 bumil/tahun dan TT 2 = 1200 bumil/tahun. Hasil
kegiatan TT 1 = 1200 bumil/tahun dan TT 2 = 600 bumil/tahun
Kesenjangan TT 1 = 300 bumil/tahun dan TT 2 = 600 bumil/tahun
– Administrator kesehatan merasa tidak puas dengan adanya kesenjangan
tersebut (C : concern)
Ada perhatian dari administrator Rumah Sakit, Puskesmas, Dinas
kesehatan terhadap kesenjangan tersebut.
– Administrator merasa bertanggung jawab atas masalah tersebut (R :
responsibility).

Masalah = G x C x R

Adapun metode atau tehnik terhadap pengenalan masalah dan faktor


penyebab, sebagai berikut :
1. Pendekatan HL. Blum
| 19

Contoh :
Masalah kesehatan masyarakat  mortalitas :
 Tingginya angka kematian ibu (AKI) sebesar 50/1000 penduduk dan
angka kematian bayi (AKB) sebesar 75/1000 penduduk tahun 2005 di
desa Pakusari
Faktor penyebab : pertolongan oleh tenaga kesehatan rendah, penyakit
infeksi pada bayi, pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan
rendah

Data :
• Tingginya angka kematian ibu (AKI) sebesar 50/1000 pddk
• Tingginya angka kematian bayi (AKB) sebesar 75/1000 penduduk
• Pertolongan oleh tenaga kesehatan rendah sebesar 30 %
• Tingginya penyakit infeksi pada bayi sebesar 60 %
• Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan rendah

Masalah kesehatan masyarakat Morbiditas :


 Tingginya kejadian diare sebesar 70 % tahun 2005 di desa Pakusari
Faktor penyebab : cara makan yg salah, alat makan terkontaminasi,
pengetahuan tentang penyebab diare rendah

Data :
• Tingginya kejadian diare sebesar 70 %
• Cara makan yang salah sebesar 80 %
• Alat makan terkontaminasi sebesar 80 %
• Pengetahuan tentang penyebab diare rendah sebesar 60 %
20 | P e r e n c a n a a n P r o g r a m K e s e h a t a n

2. Pendekatan Tulang Ikan (Fish Bone)

3. Pendekatan sistem

Input Proses Output Outcome Dampak

Contoh
• Input : terbatasnya petugas imunisasi, terbatasnya penyediaan vaksin
• Proses : mekanisme pemberian imunisasi kurang tepat
• Output : cakupan imunisasi rendah sebesar 60 %
• Outcome : tingginya angka penyakit akibat tidak diimunisasi
• Dampak : derajat kesehatan anak rendah

 Rendahnya cakupan imunisasi sebesar 60 % tahun 2005 di desa


pakusari
Faktor penyebab : terbatasnya petugas imunisasi, terbatasnya
penyediaan vaksin, mekanisme pemberian imunisasi kurang tepat.
| 21

4. Pendekatan Segitiga Pelayanan

Provider
Organisasi, manajemen,
kepemimpinan

Lingkungan Masyarakat
Fisik, biologi, kimia, Mortalitas, morbiditas,
Sosekbud Disabilitas, perilaku

Contoh :
Aspek masyarakat mortalitas :
 Tingginya angka kematian ibu (AKI) sebesar 50/1000 penduduk dan
angka kematian bayi (AKB) sebesar 75/1000 penduduk tahun 2005 di
desa Pakusari
Faktor penyebab : pertolongan oleh tenaga kesehatan rendah, penyakit
infeksi pada bayi, pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan
rendah

Data :
• Tingginya angka kematian ibu (AKI) sebesar 50/1000 pddk
• Tingginya angka kematian bayi (AKB) sebesar 75/1000 penduduk
• Pertolongan oleh tenaga kesehatan rendah sebesar 30 %
• Tingginya penyakit infeksi pada bayi sebesar 60 %
• Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan rendah

Aspek masyarakat Morbiditas :


 Tingginya kejadian diare sebesar 70 % tahun 2005 di desa Pakusari
Faktor penyebab : cara makan yg salah, alat makan terkontaminasi,
pengetahuan tentang penyebab diare rendah
22 | P e r e n c a n a a n P r o g r a m K e s e h a t a n

Data :
• Tingginya kejadian diare sebesar 70 %
• Cara makan yang salah sebesar 80 %
• Alat makan terkontaminasi sebesar 80 %
• Pengetahuan tentang penyebab diare rendah sebesar 60 %

Aspek masyarakat Perilaku :


 Rendahnya pemanfaatan yankes sebesar 65 % tahun 2005 di desa
Pakusari
Faktor penyebab : jarak terhadappelayanan kesehatan jauh,
kemampuan membayar rendah, pengetahuan rendah

Data :
• Rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan sebesar 65 %
• Jarak terhadap pelayanan kesehatan jauh sebesar 70 %
• Kemampuan membayar rendah sebesar 80 %
• Pengetahuan rendah sebesar 60 %

Gambar 1.6 Kerangka analisis situasi


| 23

1.4 Prioritas Masalah Kesehatan


Teknikuntuk menentukan prioritas masalah kesehatan, antara lain:
1. Nominal group technique (NGT) / delbecq technique
2. Skoring = Multiple criteria utility assesment
3. Ranking
4. Focus group discution (FGD)
5. Hanlon

Gambar 1.7 Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa untuk merumuskan


masalah dan memprioritaskan masalah

1. Nominal Group Technique (NGT) Modifikasi


Nominal Group Technique (NGT) adalah proses dinamika
kelompok untuk electing opini dan pengambilan keputusan untuk
meningkatkan rasionalitas dan kreativitas saat menghadapi situasi masalah
yang tidak terstruktur. Dilaksanakan melalui suatu forum pertemuan para
ahli (ahli kesehatan/ health professionals dan kelompok
perencana/planning committee)
Adapun Persiapan NGT, sebagai berikut :
• Ruang pertemuan
– Cukup besar dan nyaman dengan pengaturan meja-meja dimana
para peserta dapat duduk mengitari setiap mejanya
– Disediakan flipchart
24 | P e r e n c a n a a n P r o g r a m K e s e h a t a n

• Sarana
– Kertas flip chart
– Alat tulis, spidol (3 buah hitam, 3 buah merah), kalkulator
• Prakata oleh pemimpin kelompok
– Ucapan selamat datang dan penjelasan tentang teknik proses
– Tujuan pertemuan yang berorientasi padaproblem minded or
solution minded
• Deskripsi tugas
– Menentukan yang bertugas menulis pada flipchart, menghitung hasil
untuk menentukan rangking, dll.
– Petugas menulis masalah kesehatan yang ditemukan dalam analisis
situasi pada flipchart
Proses NGT Modifikasi, sebagai berikut :
a. Diskusi (serial discussion of ideas = 10 mnt)
b. Voting priority
c. Hasil diskusi (discussion of vote)
d. Silent rerank and rate of priority

2. Tehnik Scoring
Langkah dalam tehnik scoring :
• Penetapan kriteria
• Penetapan bobot kriteria atau skor nilai
• Penghitungan skor prioritas

Tabel 1.1 Prioritas masalah dengan teknik scoring

Kriteria
Masa- Besar- Komit-
Kegawa Perhati Urutan
lah nya men Total
tan an Priori-
Masa- Peme- Skor
Masalah Masy tas
lah rintah
ISPA

Diare
TB
Paru
Nilai/rating tiap kriteria : 1 - 5
| 25

Indikator Kriteria
• Besarnya masalah
– Mortalitas
– Morbiditas
– Disabilitas
• Kegawatan
– Case fatality rate
• Komitmen pemerintah
– Dukungan
• Perhatian masyarakat
– Pengetahuan dan sikap
– Keterlibatan
– Urgensi menurut masyarakat

3. Metode Ranking
Metode ini banyak digunakan dalam epidemiologi. Dalam
aplikasinya harus mempunyai informasi kuantitatif dari masing-
masingcriteria.
Adapun langkah-langkah metode rangking, sebagai berikut :
– Susun masalah epidemiologi berdasarkan kriteria prevalensi
– Tentukan rangking atas dasar besar prevalensi
– Masukkan case fatality rate pada setiap masalah
– Tentukan rangking atas dasar CFR
– Buat tabel matrik
– Tentukan urutan prioritas dari hasil perkalian rangking (indeks)

Tabel 1.2 Prioritas masalah dengan teknik ranking


26 | P e r e n c a n a a n P r o g r a m K e s e h a t a n

1.5 Penyusunan Rencana Program


Penyusunan rencana program kesehatan di masyarakat meliputi :
1. Menetapkan program
2. Menentukan tujuan program,mencakup tujuan umum dan tujuan
khusus
3. Menyusun rencana kegiatan program, terdiri dari :
• Sasaran (target group) kegiatan
• Waktu (jadwal) & tempat kegiatan
• Pelaksana (personel dan pembagian tugas)
• Metode kegiatan
• Sumber daya pendukung (media/peralatan, anggaran, dan perlu
dipertimbangkan penyusunan jaringan kerja)
Jaringan kerja  identifikasi institusi/sektor terkait, dan
peningkatan keterpaduan
• Kriteria (indikator) evaluasi kegiatan
4. Menetapkan kriteria (indikator) evaluasi program

Adapun contoh penyusunan rencana program kesehatan, sebagai


berikut :
Contoh :
• Program Kesehatan :
Penurunan angka kematian bayi karena tetanus
• Tujuan umum :
Angka kematian bayi karena tetanus menurun sebesar 10 % pada tahun
2013
 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan ibu hamiltentang tetanus pada bayi
sebesar 80%
2. Meningkatkan cakupan imunisasi TT pada bumil sebesar 90%
3. Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam menolong
persalinan sebesar 90%.
Tabel 1.3 Rencana Kegiatan
| 27
28 | P e r e n c a n a a n P r o g r a m K e s e h a t a n

Rujukan Lebih Lanjut


Azwar. A., (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga,
Jakarta: Binarupa Aksara.
Muninjaya, A.A.G., (2004). Manajemen Kesehatan, Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S., (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi,
Jakarta: Rineka Cipta
Supriyanto, dan Damayanti, N.A., (2003). Perencanaan dan Evaluasi,
Buku Satu, Surabaya: Bagian AKK - FKM Universitas Airlangga.

Rangkuman Bab
1. Perencanaan kesehatan dapat diartikan sebagai sebuah proses untuk
merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang
dimasyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun
langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Tahapan dalam perencanaan terdiri atas beberapa langkah yaitu analis
situasi (termasuk menentukan masalah kesehatan dan faktor
penyebabnya), menentukan prioritas masalah kesehatan, dan
menyusun rencana program dan kegiatan.
3. Analisis situasi adalah langkah awal dalam perencanaan yang
bertujuan untuk identifikasi masalah yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah kesehatan
masyarakat.
4. Langkah-langkah analisis situasi terdiri dari : pengumpulan data,
pengolahan data, penyajian data, dan analisis data (identifikasi
masalah dan faktor penyebab).
5. Masalah kesehatanadalah terdapatnya suatu kesenjangan (gap) antara
apa yang diharapkan atau yang telah direncanakan (what should be)
dengan apa yang terjadidi masyarakat.
6. Metode atau teknik menetukan masalah kesehatan dan faktor
penyebabnya, meliputi : pendekatan H.L. Blum, pendekatan tulang
ikan, pendekatan sistem, dan pendekatan segitiga pelayanan.
7. Teknik untuk menentukan prioritas masalah kesehatan, antara lain
:Nominal group technique (NGT) modifikasi, Skoring,Ranking, Focus
group discution (FGD), dan Hanlon
8. Langkah dalam penyusunan rencana program kesehatan di masyarakat
meliputi : 1) Menetapkan program, 2) Menentukan tujuan
program,mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, 3) Menyusun
rencana kegiatan program, dan 4) Menetapkan kriteria (indikator)
evaluasi program
| 29

Soal
1. Sebutkan langkah dari tahap perencanaan program kesehatan di
masyarakat ?
2. Sebutkan langkah-langkah dalam analisis situasi di masyarakat ?
3. Uraikan komponen data yang harus dikumpulkan dalam kegiatan
pengumpulan data di masyarakat ?
4. Sebutkan instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan
pengumpulan data di masyarakat ?
5. Apa yang dimaksud dengan masalah kesehatan ?
6. Uraikan metode/teknik yang dapat digunakan dalam merumuskan
masalah kesehatan dan factor penyebab ?
7. Sebutkan metode yang dapat digunakan dalam prioritas masalah
kesehatan ?
8. Uraikan komponen dari penyusunan rencana program ?

Latihan
1. Perhatikan komponen data pada aspek kesehatan lingkungan di bawah
ini :
 Penyediaan air bersih : mata air, sungai, PDAM, sumur, air hujan
 sumber air minum : mata air, sungai, PDAM, air minum kemasan,
air minum isi ulang, sumur, air hujan
 Sumur : kepemilikan, kedalaman sumur dan kriteria sumur
 Fisik air bersih : bau, rasa, warna
 Pengelolaan air limbah : sumber (kamar mandi, cucian, dapur, dll),
pengolahan (langsung, tidak langsung), SPAL
 Pengelolaan sampah : jenis sampah, diangkut petugas, diolah
sendiri (landfill, open dumping, dibakar, composting, daur ulang,
pemakaian ulang), dan tempat sampah
 MCK : jamban (kepemilikan, kondisi, jenis), jarak jamban dg
sumber air; kamar mandi (kepemilikan, kondisi)
 Rumah sehat : bangunan fisik (lantai, dinding, langit-langit, atap),
ventilasi (jendela, lubang angin, kipas angin, AC), cahaya (sinar
matahari, lampu), luas bangunan, fasilitas lain
 Sanitasi kandang : kondisi, jarak dengan rumah, pencemaran dan
bau

Buatlah instrumen untuk pengumpulan data di atas !


30 | P e r e n c a n a a n P r o g r a m K e s e h a t a n

2. Perhatikan kasus di bawah ini !


Kasus :
Analisis situasi di Desa Sogaan Kecamatan Pakuniran Kabupaten
Probolinggo diperoleh data : angka kejadiandiare sebanyak 70 %,
Tingginya buang air besar di sungai sebesar 73%, Rendahnya
kepemilikan jamban sebesar 80%, Makanan dan minuman
terkontaminasi bakteri/virus, disebabkan : penyiapan dan
penyimpanan makanan tidak higienes, kebersihan alat makan kurang,
makanan dimasak tanpa dicuci terlebih dahulu, tidak menutup
makanan yang telah dimasak, dan adanya vektor kecoak, lalat dan
tikus sebesar 100%; Air yg terkontaminasi tinja, disebabkan : jarak
sumur dan septik tank 7,5 m, Tidak cuci tangan pakai sabun sebelum
makan dan setelah BAB, Kurang gizi sebesar 40 %
a. Tentukan masalah kesehatan masyarakat dan faktor penyebabnya?
b. Tentukan program kesehatan, dan buatlah rencana programnya ?

3. Tugas mandiri di lapangan :


Buatlah perencanaan program kesehatan di satu RT/RW dari
desa/kelurahan
Tujuan Umum : mahasiswa mampu membuat perencanaan program
kesehatan di masyarakat
Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan program, mencakup :
a. Analisis situasi (pengumpulan data, pengolahan, dan analisa
data berupa masalah dan faktor penyebab/diagnosa komunitas)
b. Penentuan prioritas masalah kesehatan
2. Mahasiswa mampu menyusun rencana program :nama program,
tujuan umum dan khusus, bentuk/jenis kegiatan (tiap kegiatan
diuraikan meliputi : sasaran, waktu & tempat, metode,
media/sarana, pelaksana, rencana anggaran, dan indikator
evaluasi), dan indikator evaluasi program
Mekanisme :
 Bentuk kelompokyang terdiri dari 10-15 orang
 Tentukan ketua, sekretaris dan anggota kelompok
 Tentukan RT/RW yang akan dijadikan studi kasus secara riil
 Setiap mahasiswa melakukan pengumpulan data terhadap minimal
2 KK, Ketua kelompok membagi tugas
 Membuat instrumen pengumpulan data dan konsultasi
dosen(lakukan beberapa minggu sebelum pengumpulan data dalam
praktek lapangan).
| 31

 Melakukan pengumpulan data primer maupun sekunder di RT/RW


yang ditentukan.
 Tugas mandiri, mahasiswa mengolah data dan menganalisa data,
serta membuat draft masalah kesehatan dan faktor penyebab
(diagnosa komunitas)
 Diskusi kelompok tentang hasil pengumpulan data s.d prioritas
masalah dipandu oleh dosen (setiap kelompok harus membawa
hasil laporan kelompok tentang hasil pengumpulan data s.d
diagnosa komunitas)
 Diskusi kelompok tentang prioritas dan penyusunan rencana
program secara fiktif dipandu oleh dosen (setiap kelompok harus
membawa hasil laporan kelompok tentang penyajian data s.d
diagnosa komunitas, dan draft prioritas s/d rencana
program/kegiatan)

Anda mungkin juga menyukai