Anda di halaman 1dari 6

Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat

Menetapkan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat saat ini
merupakan tugas yang penting dan semakin sulit. Manager kesehatan masyarakat sering
dihadapkan pada masalah yang semakin menekan dengan sumber daya yang semakin
terbatas. Metode untuk menetapkan prioritas secara adil, masuk akal, dan mudah dihitung
merupakan perangkat manajemen yang penting.Metode yang dijelaskan di sini memberikan
cara untuk membandingkan berbagai masalah kesehatan dengan cara yang relatif, tidak
absolut/mutlak, memiliki kerangka, sebisa mungkin sama/sederajat, dan objektif. Metode ini,
yang disebut dengan Metode Hanlon maupun Sistem Dasar Penilaian Prioritas (BPRS),
dijelaskan dalam buku Public Health: Administration and Practice (Hanlon and Pickett,
Times Mirror/Mosby College Publishing) dan Basic Health Planning (Spiegel and Hyman,
Aspen Publishers).

Metode ini memiliki tiga tujuan utama:

* Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksplisit


yang harus diperhatikan dalam menentukan prioritas

* Untuk mengorganisasi faktor-faktor ke dalam kelompok yang memiliki bobot relatif satu
sama lain

* Memungkinkan faktor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan dinilai
secara individual.

Formula Dasar Penilaian Prioritas

Berdasarkan tinjauan atas percobaan berulang yang dilakukan dalam mengidentifikasi


masalah-masalah kesehatan, pola kriteria yang konsisten menjadi kelihatan jelas. Pola
tersebut tercermin pada komponen-komponen dalam sistem ini.

Komponen A = Ukuran/Besarnya masalah

Komponen B = Tingkat keseriusan masalah


Komponen C = Perkiraan efektivitas solusi

Komponen D = PEARL faktor ((propriety, economic feasibility, acceptability, resource


availability, legality--Kepatutan, kelayakan ekonomi, dapat diterima, ketersediaan sumber
daya, dan legalitas)

Semua komponen tersebut diterjemahkan ke dalam dua rumus yang merupakan nilai numerik
yang memberikan prioritas utama kepada mereka penyakit / kondisi dengan skor tertinggi.
Nilai Dasar Prioritas/Basic Priority Rating (BPR)> BPR = (A + B) C / 3
Nilai Prioritas Keseluruhan/Basic Priority Rating (OPR)> OPR = [(A + B) C / 3] x D
Perbedaan dalam dua rumus akan menjadi semakin nyata ketika Komponen D (PEARL)
dijelaskan.Penting untuk mengenal dan menerima hal-hal tersebut, karena dengan berbagai
proses seperti itu, akan terdapat sejumlah besar subyektivitas. Pilihan, definisi, dan bobot
relatif yang ditetapkan pada komponen merupakan keputusan kelompok dan bersifat
fleksibel. Lebih jauh lagi, nilai tersebut merupakan penetapan dari masing-masing individu
pemberi nilai. Namun demikian, beberapa kontrol ilmiah dapat dicapai dengan menggunakan
definisi istilah secara tepat, dan sesuai dengan data statistik dan akurat.

Komponen

Komponen A - Ukuran/Besarnya Masalah

Komponen ini adalah salah satu yang faktornya memiliki angka yang kecil. Pilihan
biasanya terbatas pada persentase dari populasi yang secara langsung terkena dampak dari
masalah tersebut, yakni insiden, prevalensi, atau tingkat kematian dan angka.

Ukuran/besarnya masalah juga dapat dipertimbangkan dari lebih dari satu cara. Baik
keseluruhan populasi penduduk maupun populasi yang berpotensi/berisiko dapat menjadi
pertimbangan. Selain itu, penyakit –penyakit dengan faktor risiko pada umumnya, yang
mengarah pada solusi bersama/yang sama dapat dipertimbangkan secara bersama-sama.
Misalnya, jika kanker yang berhubungan dengan tembakau dijadikan pertimbangan, maka
kanker paru-paru, kerongkongan, dan kanker mulut dapat dianggap sebagai satu. Jika akan
dibuat lebih banyak penyakit yang juga dipertimbangkan, penyakit cardiovascular mungkin
juga dapat dipertimbangkan. Nilai maksimal dari komponen ini adalah 10. Keputusan untuk
menentukan berapa ukuran/besarnya masalah biasanya merupakan konsensus kelompok.

Komponen B – Tingkat Keseriusan Masalah

Kelompok harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin dan menentukan


tingkat keseriusan dari masalah. Sekalipun demikian, angka dari faktor yang harus dijaga
agar tetap pada nilai yang pantas. Kelompok harus berhati-hati untuk tidak membawa
masalah ukuran atau dapat dicegahnya suatu masalah ke dalam diskusi, karena kedua hal
tersebut sesuai untuk dipersamakan di tempat yang lain. Maksimum skor pada komponen ini
adalah 20. Faktor-faktor harus dipertimbangkan bobotnya dan ditetapkan secara hati-hati.
Dengan menggunakan nomor ini (20), keseriusan dianggap dua kali lebih pentingnya dengan
ukuran/besarnya masalah.

Faktor yang dapat digunakan adalah:

* Urgensi: sifat alami dari kedaruratan masalah; tren insidensi, tingkat kematian, atau faktor
risiko; kepentingan relatif terhadap masayarakat; akses terkini kepada pelayanan yang
diperlukan.
* Tingkat keparahan: tingkat daya tahan hidup, rata-rata usia kematian, kecacatan/disabilitas,
angka kematian prematur relatif.

* Kerugian ekonomi: untuk masyarakat (kota / daerah / Negara), dan untuk masing-masing
individu.

Masing-masing faktor harus mendapatkan bobot. Sebagai contoh, bila menggunakan empat
faktor, bobot yang mungkin adalah 0-5 atau kombinasi manapun yang nilai maksimumnya
sama dengan 20. Menentukan apa yang akan dipertimbangkan sebagai minimum dan
maksimum dalam setiap faktor biasanya akan menjadi sangat membantu. Hal ini akan
membantu untuk menentukan batas-batas untuk menjaga beberapa perspektif dalam
menetapkan sebuah nilai numerik. Salah satu cara untuk mempertimbangkan hal ini adalah
dengan menggunakannya sebagai skala seperti:
0 = tidak ada

1 = beberapa

2 = lebih (lebih parah, lebih gawat, lebih banyak, dll)

3 = paling

Misalnya, jika kematian prematur sedang digunakan untuk menentukan keparahan,


kemudian kematian bayi mungkin akan menjadi 5 dan gonorea akan menjadi 0.

Komponen C - Efektivitas dari Intervensi

Komponen ini harus dianggap sebagai "Seberapa baikkan masalah ini dapat diselesaikan?"
Faktor tersebut mendapatkan skor dengan angka dari 0 - 10. Komponen ini mungkin
merupakan komponen formula yang paling subyektif. Terdapat sejumlah besar data yang
tersedia dari penelitian-penelitian yang mendokumentasikan sejauh mana tingkat
keberhasilan sebuah intervensi selama ini.

Efektivitas penilaian, yang dibuat berdasarkan tingkat keberhasilan yang diketahui dari
literatur, dikalikan dengan persen dari target populasi yang diharapkan dapat tercapai.

Contoh: Berhenti Merokok

Target populasi 45.000 perokok

Total yang mencoba untuk berhenti 13.500

Efektivitas penghentian merokok 32% atau 0,32


Target populasi x efektivitas 0,30 x 0,32 = 0,096 atau 0,1 atau 1

Contoh: Imunisasi

Target populasi 200.000

Jumlah yang terimunisasi yang diharapkan 193.000

Persen dari total 97% atau 0,97

Efektivitas 94% atau 0,94

Populasi yang tercapai x efektivitas 0,97 x 0,94 = 0,91 atau 9,1

Sebuah keuntungan dengan mempertimbangkan populasi target dan jumlah yang diharapkan
adalah akan didapatkannya perhitungan yang realistis mengenai sumber daya yang
dibutuhkan dan kemampuan yang diharapkan untuk memenuhi tujuan yang ditetapkan.

Komponen D – PEARL

PEARL yang merupakan kelompok faktor itu, walaupun tidak secara langsung berkaitan
dengan masalah kesehatan, memiliki pengaruh yang tinggi dalam menentukan apakah suatu
masalah dapat diatasi.

P – Propierity/Kewajaran. Apakah masalah tersebut berada pada lingkup keseluruhan misi


kita?
E – Economic Feasibility/Kelayakan Ekonomis. Apakah dengan menangani masalah tersebut
akan bermakna dan memberi arti secara ekonomis? Apakah ada konsekuensi ekonomi jika
masalah tersebut tidak diatasi?

A – Acceptability. Apakah dapat diterima oleh masyarakat dan / atau target populasi?

R – Resources/Sumber Daya. Apakah tersedia sumber daya untuk mengatasi masalah?

L – Legalitas. Apakah hukum yang ada sekarang memungkinkan masalah untuk diatasi?

Masing-masing faktor kualifikasi dipertimbangkan, dan angka untuk setiap faktor PEARL
adalah 1 jika jawabannya adalah "ya" dan 0 jika jawabannya adalah "tidak." Bila penilaian
skor telah lengkap/selesai, semua angka-angka dikalikan untuk mendapatkan jawaban akhir
terbaik. Karena bersama-sama, faktor-faktor ini merupakan suatu produk dan bukan
merupakan jumlah. Singkatnya, jika salah satu dari lima faktor yang "tidak", maka D akan
sama dengan 0. Karena D adalah pengali akhir dalam rumus , maka jika D = 0, masalah
kesehatan tidak akan diatasi dibenahi dalam OPR, terlepas dari seberapa tingginya peringkat
masalah di BPR. Sekalipun demikian, bagian dari upaya perencanaan total mungkin termasuk
melakukan langkah-langkah lanjut yang diperlukan untuk mengatasi PEARL secara positif di
masa mendatang. Misalnya, jika intervensi tersebut hanya tidak dapat diterima penduduk,
dapat diambil langkah-langkah bertahap untuk mendidik masyarakat mengenai manfaat
potensial dari intervensi, sehingga dapat dipertimbangkan di masa mendatang.

Basic Priority System last revised April 19, 2004 (epowell)

Anda mungkin juga menyukai