html
windy sulistya rini
Kamis, 24 November 2011
MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH
Kita sering menghadapi berbagai macam masalah, namun kita
sering kurang tau masalah yang seharusnya menjadi prioritas
utama dan harus segera diselesaikan. Sebelum kita mencari
pemecahan dari suatu masalah, kita harus mencari penyebab
utama serta penyebab lain dari masalah sehingga dapat menyusun
rencana kegiatan yang lebih spesifik dan mampu menyelesaikan
masalah.
Menetapkan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di
masyarakat saat ini merupakan tugas yang penting dan semakin
sulit. Manager kesehatan masyarakat sering dihadapkan pada
masalah yang semakin menekan dengan sumber daya yang
semakin terbatas. Metode untuk menetapkan prioritas secara adil,
masuk akal, dan mudah dihitung merupakan perangkat manajemen
yang penting.
Berikut merupakan berbagai metode yang dapat digunakan:
1.
METODE HANLON
Metode yang dijelaskan di sini memberikan cara untuk
membandingkan berbagai masalah kesehatan dengan cara yang
relatif, tidak absolut/mutlak, memiliki kerangka, sebisa mungkin
sama/sederajat, dan objektif.
Metode ini, yang disebut dengan Metode Hanlon maupun Sistem
Dasar Penilaian Prioritas (BPRS), dijelaskan dalam buku Public
Health: Administration and Practice (Hanlon and Pickett, Times
Mirror/Mosby College Publishing) dan Basic Health Planning (Spiegel
and Hyman, Aspen Publishers).
Metode ini memiliki tiga tujuan utama:
Memungkinkan
para
pengambil
keputusan
untuk
mengidentifikasi
faktor-faktor
eksplisit
yang
harus
diperhatikan dalam menentukan prioritas
Untuk mengorganisasi faktor-faktor ke dalam kelompok yang
memiliki bobot relatif satu sama lain
Memungkinkan faktor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai
dengan kebutuhan dan dinilai secara individual.
Formula Dasar Penilaian Prioritas
1 = beberapa
2 = lebih (lebih parah, lebih gawat, lebih banyak, dll)
3 = paling
Misalnya, jika kematian prematur sedang digunakan untuk
menentukan keparahan, kemudian kematian bayi mungkin akan
menjadi 5 dan gonorea akan menjadi 0.
Komponen C - Efektivitas dari Intervensi
Komponen ini harus dianggap sebagai "Seberapa baikkan masalah
ini dapat diselesaikan?" Faktor tersebut mendapatkan skor dengan
angka dari 0 - 10. Komponen ini mungkin merupakan komponen
formula yang paling subyektif. Terdapat sejumlah besar data yang
tersedia dari penelitian-penelitian yang mendokumentasikan sejauh
mana tingkat keberhasilan sebuah intervensi selama ini. Efektivitas
penilaian, yang dibuat berdasarkan tingkat keberhasilan yang
diketahui dari literatur, dikalikan dengan persen dari target populasi
yang diharapkan dapat tercapai.
Contoh:
Berhenti Merokok
Target populasi 45.000 perokok
Total yang mencoba untuk berhenti 13.500
Efektivitas penghentian merokok 32% atau 0,32
Target populasi x efektivitas 0,30 x 0,32 = 0,096 atau 0,1 atau 1
Contoh:
Imunisasi
Target populasi 200.000
Jumlah yang terimunisasi yang diharapkan 193.000
Persen dari total 97% atau 0,97
Efektivitas 94% atau 0,94
Populasi yang tercapai x efektivitas 0,97 x 0,94 = 0,91 atau 9,1
Sebuah keuntungan dengan mempertimbangkan populasi target
dan jumlah yang diharapkan adalah akan didapatkannya
perhitungan yang realistis mengenai sumber daya yang dibutuhkan
dan kemampuan yang diharapkan untuk memenuhi tujuan yang
ditetapkan.
Komponen D PEARL
PEARL yang merupakan kelompok faktor itu, walaupun tidak secara
langsung berkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki pengaruh
yang tinggi dalam menentukan apakah suatu masalah dapat diatasi.
Do-D
>> Terlibat dalam pendidikan dan pelatihan
>> Implementasi pekerjaan
Check-C
>> Cek akibat dari implementasi
Act-A
>> Mengambil tindakan yang sesuai
Bagaimana Menggunakan Diagram Fishbone?
Ya.inilah bagian yang paling penting. Ishikawa san telah
menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan
memampukan
setiap
orang
atau
organisasi/perusahaan
menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya.
Kumpulkanlah beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan
keahlian memadai menyangkut problem yang terjadi. Semua
anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam
mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut
terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan
memberikan pendapat dan pandangan setiap individu.
Penggunaan
1. Melakukan identifikasi penyebab masalah;
2. Mengkatagorikan berbagai sebab potensial suatu masalah
dengan cara yang sistematik;
3. Mencari akar penyebab masalah;
4. Menjelaskan hubungan sebab akibat suatu masalah.
5. Pedoman Pelaksanaan
6. Identifikasi semua penyebab yang relevan berdasarkan fakta
dan data;
7. Karakteristik yang diamati benar-benar nyata berdasarkan
fakta, dapat diukur atau diupayakan dapat diukur;
8. Dalam diagram tulang ikan, faktor-faktor yang terkendali
sedapat mungkin seimbang peranan atau bobotnya;
9. Faktor penyebab yang ditemukan adalah yang mungkin
dapatdiperbaiki, bukan yang tidak mungkin diperbaiki
ataudiselesaikan;
10.
Dalam menyelesaikan fakta dimulai pada tulang
yang kecil,selanjutnya akanmemperbaiki faktor tulang besar
yang akanmenyelesaikan masalah;
11.
Perlu dicatat masukan yang diperoleh selama
pertemuan dalam pembuatan diagram tulang ikan.
POHON MASALAH
4.
BRAINSTORMING (Curah pendapat)
Suatu teknik yang efektif untuk membantu melakukan identifikasi
masalah,
menentukan penyebab masalah danmencari cara pemecahan
masalah,
merupakan metoda yang digunakan untukmenggali ide atau
pemikiran baru yang secara efektif melibatkan seluruh anggota
kelompok.
Kelebihan metoda brainstorming:
a. Mendapatkan
masalah,
penyebab
masalah dan
cara
pemecahan masalah dengan cepat;
b. Merupakan data primer karena sumber data dapat langsung
diperoleh;
c. Dapat digunakan bila tidak mempunyai data sekunder;
d. Menghasilkan ide atau pemikiran baru yang kreatif dan
inovatif dengan cepat
Kekurangan MetodaBrainstorming
tidak dapat digunakan pada sampel atau peserta yang besar serta
terjadi dan risiko terjadinya subyektivitas sangat besar bilatidak
ditunjang dengan data-data yang ada.
Manfaat