Anda di halaman 1dari 13

PLANNING OF ACTION (POA)

NAMA KELOMPOK FRANSISKUS :

1. Daniel Setiawan P (032017008)


2. Lois Sihombing (032017009)
3. Jeka Ranita S (032017027)
4. Sara N.K Zega (032017038)
5. Angenia Itoniat Zega (032017044)
6. Nestariang Laia (032017049)
7. Putrasyah Halawa (032017055)
8. Josua Fransiskus S (032017067)
9. Graicia Sihombing (032017068)
10. Dewi Fortuna S (032017071)
11. Desta Lenta Zebua (032017080)
12. Cindy Pasaribu (032017081)
13. Uli Delima Simbolon (032017109)

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia yang diberikan pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Plan Of Action” ini tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini kami tidak lupa untuk mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
kami yang telah memberikan kesempatan, saran serta masukan untuk kami dalam
mengikuti dan menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
baik dari teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu kami mengharapkan saran
dan kritik yang membangun agar kami dapat memperbaikinya.

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 23 November 2020

Penulis

` Kelompok Fransiskus
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu masalah tidak akan terselesaikan apabila tidak ditindak lanjuti dengan
tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam menyelesaikan masalah,
perlu diidentifikasi terlebih dahulu penyebab dari masalah agar dapat menentukan
tindakan apa yang tepat. Setelah diketahui penyebab dari suaatu masalah, maka
diperlukan rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Menurut Terry (1960), istilah perencanaan (planning) dikenal sebagai salah satu
fungsi manajemen, disamping fungsi lain seperti pengorganisasian (organizing),
penggerakkan (actuating), dan pengawasan (controlling). Bahkan, perencanaan
merupakan fungsi yang pertama dan utama dalam setiap aktivitas manajemen. Di
dalam perencanaan, terkandung rumusan mengenai tujuan-tujuan atau sasaran yang
ingin dicapai, pendayagunaan segenap sumber daya, baik manusia maupun materiil
(human and material resources) serta waktu (time). Sebagai fungsi utama, maka
seluruh kegiatan manajemen tidak akan terlepas dari perencanaan. Keberhasilan
aktivitas organisasi ditentukan oleh bagaimana perencanaan itu disusun.
Tujuan kegiatan harus jelas dan dan dapat dilakukan pengukuran
keberhasilannya. Selain itu, konsep yang jelas dalam rencana kegiatan sangat
diperlukan agar kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Jika konsep yang akan dilakukan tidak dipikirkan secara matang, maka
kemungkinan kegiatan yang akan dilakukaan akan mengalami kegagalan. Konsep
kegiatan sebaiknya meninjau kekuatan pendorong dan hambatan yang ada di
lapangan, sehingga didapatkan konsep yang sesuai dengan kondisi lapangan. Jadi,
apabila tidak ada rencana usulan kegiatan, maka bisa terjadi ketidaksinambungan
antara kegiatan dengan tujuan yang seharusnya atau bias jadi tidak akan ada program
untuk penyelesaian masalah yang terjadi. Oleh karena itu, stakeholder perlu
memahami konsep penyusunan rencana usulan kegiatan ini dengan baik.
1.2 Tujuan

1.1.1 Tujuan Umum


Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Management Keperawatan pada bagian Plan Of Action (POA)
1.1.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan yang dicapai setelah penyampaian materi tentang ronde
keperawatan di harapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui dan memahami pengertian Plan Of Action (POA)
2. Mengetahui dan memahami tujuan Plan Of Action (POA)
3. Mengetahui dan memahami Kriteria Plan Of Action (POA)
4. Mengetahui dan memahami Komponen Plan Of Action (POA)
5. Mengetahui dan memahami Unsur-Unsur Plan Of Action (POA)
6. Mengetahui dan memahami Langkah-Langkah Plan Of Action (POA)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian POA (Planning Of Action)


Action planning merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan pembagian tugas
diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu program. Lebih lanjut, Action
Planning merupakan penghubung antara “tataran konsep” atau cetak biru dengan
kumpulan kegiatan dalam jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Plan of
action adalah rencana yang sifatnya arahan yang bisa dilaksanakan. Jadi berupa suatu
rencana yang telah diatur agar bisa direncanakan.
Action plan (rencana aksi) adalah satu set tugas yang diberikan kepada individu
atau tim yang berisi daftar target untuk setiap tugas serta tenggat waktu, orang yang
bertanggung jawab, dan langkah-langkah untuk sukses. Rencana aksi memberikan
gambaran untuk individu atau tim bagaimana kesuksesan mereka akan
mempengaruhi pencapaian tujuan seluruh organisasi.
Biasanya POA berlaku untuk program-program yang tertentu atau kegiatan
tertentu. Hal ini dipergunakan agar :
1) Tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut
2) Tidak ada tahapan penting terlewati
3) Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan kewajibannya.
Bagi yang bisa bekerja di lapangan sering hal ini dianggap menyita waktu,
karena menganggap telah biasa melaksanakan. Keadaan seperti ini akan menghambat
proses bekerja dari pengalaman.
Karena POA akan jelas :
1) Apa yang dilakukan
2) Bagaimana melakukan
3) Bagaimana cara mengukur hasil
Dengan POA yang tercatat, akan bisa dievaluasi untuk dapat meningkatkan
mutu pelayanan. Disadari, suatu konsep/ cetak biru tanpa tindak lanjut atau
pelaksanaan diibaratkan wacana atau “buzz  word” yang tidak memberikan nilai
tambah bagi kebaikan dan kemajuan organisasi.Sedangkan pelaksanaan/ kegiatan
tanpa konsep, akuntabilitas pihak pelaksana dan target-target dan ukuran akan
mengundang kekacauan. Ibarat nahkoda tanpa haluan, kegiatan-kegiatan yang
dijalankan diatas menjadi semacam kumpulan kegiatan reaktif, tidak
berpola.Sehingga dalam jangka panjang akan mengakibatkan demotivasi para
anggota organisasi dan bahkan akan menyebabkan organisasi berhenti bertumbuh,
dimana organisasi hanyut kedalam “pusaran ritual” yang berputar di satu tempat.
Proses action planning memerlukan keterampilan, komitmen dan motivasi
tinggi dari para pelaksana. Keterampilan, keahlian, competency, pengalaman yang
didapat merupakan modal dasar penentu bagi sukses atau tidaknya pelaksanaan cetak
biru tersebut.tanpa bekal keterampilan, keahlian, competency yang dibutuhkan serta
pengalaman yang memadai, maka pencapaian target terhadap hasil yang diharapkan
oleh atasan akan jauh.
Komitmen di sisi lain diperlukan, meskipun si pelaksana memiliki
keterampilan yang mumpuni.Namun tanpa komitmen,integritas,loyalitas si pelaksana
pada pekerjaan, maka pencapaian target akan menyimpang dari yang diharapkan.
Motivasi, semangat,spirit untuk menjalankan pekerjaan hingga tuntas sangat
diperlukan untuk memastikan tidak ada waktu/ tenaga yang terbuang (tidak terarah)
untuk mengerjakan hal-hal yang tidak memberikan kontribusi bagi organisasi. In
action 3 modal dasar (keterampilan, komitmen, motivasi) secara berimbang
menjamin tidak adanya peluang untuk tidak menjalankan apa yang telah dijanjikan
pelaksana diawal, penyimpanan target, dan terbuangnya waktu dan tenaga sia-sia.

2.2 Tujuan Plan Of Action (POA)


Tujuan dari Plan of Action (PoA), antara lain:
1) Mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan
2) Menguji dan membuktikan bahwa:
a. Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan
b. Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran
c. Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh
d. Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran dapat diperoleh
e. Adanya beberapa alternatif yang harus diperhatikan.
3) Berperan sebagai media komunikasi
a. Hal ini menjadi lebih penting apabila berbagai unit dalam organisasi
memiliki peran yang berbeda dalam pencapaian
b. Dapat memotivasi pihak yang berkepentingan dalam pencapaian sasaran.

2.3 Kriteria Plan Of Action (POA) yang baik


Dalam penerapannya, Plan of Acton (PoA) harus baik dan efektif agar
kegiatan program yang direncanakan dapat dijalankan sesuai dengan tujuan. Berikut
ini beberapa kriteria Plan of Acton (PoA) dikatakan baik, antara lain:
1) Spesific (spesifik)
Rencana kegiatan harus spesifik dan berkaitan dengan keadaan yang ingin
dirubah. Rencana kegiatan perlu penjelasan secara pasti berapa Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dibutuhkan, siapa saja mereka, bagaimana dan kapan
mengkomunikasikannya.
2) Measurable (terukur)
Rencana kegiatan harus dapat menunjukkan apa yang sesungguhnya telah
dicapai.
3) Attainable/achievable (dapat dicapai)
Rencana kegiatan harus dapat dicapai dengan biaya yang masuk akal. Ini
berarti bahwa rencana tersebut harus sederhana tetapi efektif, tidak harus
membutuhkan anggaran yang besar. Selain itu teknik dan metode yang
digunakan juga harus yang sesuai untuk bisa dilakukan.
4) Relevant (sesuai)
Rencana kegiatan harus sesuai dan bisa diterapkan di suatu organisasi atau di
suatu wilayah yang ingin di intervensi. Harus sesuai dengan pegawai atau
masyarakat di wilayah tersebut.
5) Timely (sesuai waktu)
Rencana kegiatan harus merupakan sesuatu yang dibutuhkan sekarang atau
sesuatu yang segera dibutuhkan. Jadi waktu yang sesuai sangat diperlukan
dalam rencana kegiatan agar kegiatan dapat berjalan efektif.
2.4 Komponen Plan of action
Bagaimana komponen atau tahap-tahap penting bagi POA yang harus ada.
Dan harus menjamin :
1) Kelengkapan rencana
2) Urutan tahapan yang urut
3) Jelas apa yag harus dikerjakan

2.5 Unsur-unsur Perencanaan


Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut
sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
1) Tindakan apa yang harus dikerjakan
2) Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3) Dimana tindakan tersebut dilakukan
4) Kapan tindakan tersebut dilakukan
5) Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6) Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik.
Sifat rencana yang baik yakni :
1) Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami
oleh yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat
ditiadakan.
2) Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang
seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah
dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku
harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3) Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus
dijaga stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4) Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor
produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5) Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang
ada dalam organisasi.
2.6 Langkah Plan Of Action (POA)
1) Mengidentifikasi masalah dengan pernyataan masalah (Diagram 6 kata:
What, Who, When, Where, Why, How), sebagai berikut:
a. Masalah apa yang terjadi?
b. Dimana masalah tersebut terjadi?
c. Kapan masalah tersebut terjadi?
d. Siapa yang mengalami masalah tersebut?
e. Mengepa msalah tersebut terjadi?
f. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
2) Setelah masalah diidentifikasi, tentukan solusi apa yang bisa dilakukan.
3) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun Plan of Action atau Rencana Usulan Kegiatan
(RUK), antara lain:
a. Pembahasan Ulang Masalah
Setelah menentukan masalah dan melakukan analisis penyebab masalah,
dapat dilihat keadaan atau situasi yang ada saat ini dan mencoba
menggambarkan keadaan tersebut nantinya sesuai dengan yang
diharapkan.
b. Perumusan Tujuan Umum
Dengan melihat situasi yang ada saat ini dengan gambaran situasi yang
diharapkan nantinya dan juga atas dasar tujan umum pembangunan
kesehatan, maka dapat dirumuskan tujuan umum program atau kegiatan
yang akan dilaksanakan. Tujuan umum adalah suatu pernyataan yang
bersifat umum dan luas yang menggambarkan hasil akhir (outcome atau
dampak) yang diharapkan.
c. Perumusan Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan pernyataan yang bersifat spesifik, dapat diukur
(kuantitatif) dengan batas waktu pencapaian untuk mencapai tujuan umum.
Bentuk pernyataan dalam tujuan khusus sifatnya positif, merupakan
keadaan yang diinginkan. Penentuan indicator tujuan khusus program
dapat menggunakan kriteria SMARTS (Smart, Measurable, Attainable,
Realistic, Time-bound, Sustainable)
d. Penentuan Kriteria Keberhasilan
Penentuan kriteria keberhasilan atau biasa disebut indicator keberhasilan
dari suatu rencana kegiatan, perlu dilakukan agar organisasi tahu seberapa
jauh program atau kegiatan yang direncanakan tersebut berhasil atau
tercapai. Menentukan kriteria atau indikator keberhasilan disesuaikan
dengan tujuan khusus yang telah ditentukan.
Pada program kegiatan yang diusulkan harus mengandung unsur 5W+1H,
yaitu:
 Who : Siapa yang harus bertanggung jawab untuk melaksanakan
rencana kegiatan?
 What : Pelayanan atau spesifik kegiatan yang akan dilaksanakan
 How Much : Berapa banyak jumlah pelayanan atau kegiatan yang
spesifik?
 Whom : Siapa target sasaran atau populasi apa yang terkena program?
 Where : Dimana lokasi atau daerah dimana aktivitas atau program
dilaksanakan?
 When : Kapan waktu pelaksanaan kegiatan atau program?
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dalam bentuk matriks
(Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, target,
waktu, besaran kegiatan (volume), dan hasil yang diharapkan. Berikut ini
bentuk matriks Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK):

Tabel 1.1 Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK)

No Upaya Keg Tujuan Sasaran Target Waktu Volume Hasil


Kesehatan Keg Diharapkan
4) Langkah keempat, Bersama-sama dengan pihak yang berkepentingan menguji
dan melakukan validasi rencana kegiatan untuk mendapatkan kesepakatan
dan dukungan.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Plan of Action (PoA) atau disebut juga Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dilakukan setelah suatu
organisasi melakukan analisis situasi, menetapkan masalah, merumuskan
masalah, dan mencari penyebab masalah. Dalam menyusun Plan of Action
(POA) perlu memperhatikan kemampuan sumber daya organisasi atau
komponen masukan (input), seperti: Informasi, Teknologi, dan Sumber Daya
Manusia (SDM). Tujuan dari melakukan Plan of Action (POA) adalah untuk
mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan, untuk menguji dan
membuktikan berbagai komponen terkait perencanaan , dan berperan sebagai
media komunikasi. Plan of Action (PoA) dapat dilakukan dengan cara
mengidentifikasi masalah dengan pernyataan masalah, menentukan solusi apa
yang bisa dilakukan, menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dan menguji
serta melakukan validasi rencana kegiatan untuk mendapatkan kesepakatan dan
dukungan.
DAFTAR PUSTAKA

Goyena, R., & Fallis, A. . (2019). Bab 2 Keperaatan. Journal of Chemical


Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Nursalam. (2006). Manajemen keperawatan. 117.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan. Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai