Anda di halaman 1dari 12

POA (PLAN OF ACTION)

DI RUANGAN ST. ELISABETH RS ELISABETH MEDAN

Disusun Oleh:
Jenita Bakara (032017013)
Selvi Gowasa (032017017)
Susi Rajagukguk (032017021)
Irma Devi Lubis(032017022)
Andi Novel Limbong (032017023)
Nurtalenta Lafau (032017042)
Melina Cecilia Tarigan (032017065)
Desi Pratiwi Samosisr (032017066)
Yuni Sarah Panjaitan (032017083)
Fanny Ningsih Hura (032017086)
Lucia Cindy Situmorang (032017116)
Gohizhizokhi Halawa (032017107)

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK


STIKES SANTA ELISABETH MEDAN
T. A 2019/ 2020
1. Pengertian POA (Planning Of Action)

Planning of action merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan pembagian tugas

diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu program. Lebih lanjut, planning of action

merupakan penghubung antara “tataran konsep” atau cetak biru dengan kumpulan kegiatan

dalam jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Plan of action adalah rencana yang

sifatnya arahan yang bisa dilaksanakan. Jadi berupa suatu rencana yang telah diatur agar bisa

direncanakan.

Biasanya POA berlaku untuk program-program yang tertentu atau kegiatan tertentu.

Hal ini dipergunakan agar :

1) Tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut

2) Tidak ada tahapan penting terlewati

3) Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan kewajibannya

Bagi yang bisa bekerja di lapangan sering hal ini dianggap menyita waktu, karena

menganggap telah biasa melaksanakan. Keadaan seperti ini akan menghambat proses

bekerja dari pengalaman.

Karena POA akan jelas :

1) Apa yang dilakukan

2) Bagaimana melakukan

3) Bagaimana cara mengukur hasil

Dengan POA yang tercatat, akan bisa dievaluasi untuk dapat meningkatkan mutu

pelayanan. Disadari, suatu konsep/ cetak biru tanpa tindak lanjut atau pelaksanaan diibaratkan

wacana atau “buzz  word” yang tidak memberikan nilai tambah bagi kebaikan dan kemajuan

organisasi.Sedangkan pelaksanaan/ kegiatan tanpa konsep, akuntabilitas pihak pelaksana dan


target-target dan ukuran akan mengundang kekacauan. Ibarat nahkoda tanpa haluan, kegiatan-

kegiatan yang dijalankan diatas menjadi semacam kumpulan kegiatan reaktif, tidak

berpola.Sehingga dalam jangka panjang akan mengakibatkan demotivasi para anggota

organisasi dan bahkan akan menyebabkan organisasi berhenti bertumbuh, dimana organisasi

hanyut kedalam “pusaran ritual” yang berputar di satu tempat.

Proses action planning memerlukan keterampilan, komitmen dan motivasi tinggi dari

para pelaksana. Keterampilan, keahlian, competency, pengalaman yang didapat merupakan

modal dasar penentu bagi sukses atau tidaknya pelaksanaan cetak biru tersebut.tanpa bekal

keterampilan, keahlian, competency yang dibutuhkan serta pengalaman yang memadai, maka

pencapaian target terhadap hasil yang diharapkan oleh atasan akan jauh.

Komitmen di sisi lain diperlukan, meskipun si pelaksana memiliki keterampilan yang

mumpuni.Namun tanpa komitmen,integritas,loyalitas si pelaksana pada pekerjaan, maka

pencapaian target akan menyimpang dari yang diharapkan. Motivasi, semangat,spirit untuk

menjalankan pekerjaan hingga tuntas sangat diperlukan untuk memastikan tidak ada waktu/

tenaga yang terbuang (tidak terarah) untuk mengerjakan hal-hal yang tidak memberikan

kontribusi bagi organisasi. In action 3 modal dasar (keterampilan, komitmen, motivasi) secara

berimbang menjamin tidak adanya peluang untuk tidak menjalankan apa yang telah dijanjikan

pelaksana diawal, penyimpanan target, dan terbuangnya waktu dan tenaga sia-sia.

2. Tujuan Plan Of Action (POA)

Tujuan dari Plan of Action (PoA), antara lain:

1) Mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan

2) Menguji dan membuktikan bahwa:


a. Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan

b. Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran

c. Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh

d. Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran dapat diperoleh

e. Adanya beberapa alternatif yang harus diperhatikan.

3) Berperan sebagai media komunikasi

a. Hal ini menjadi lebih penting apabila berbagai unit dalam organisasi memiliki peran

yang berbeda dalam pencapaian

b. Dapat memotivasi pihak yang berkepentingan dalam pencapaian sasaran.

3. Kriteria Plan Of Action (POA

Dalam penerapannya, Plan of Acton (PoA) harus baik dan efektif agar kegiatan

program yang direncanakan dapat dijalankan sesuai dengan tujuan. Berikut ini beberapa

kriteria Plan of Acton (PoA) dikatakan baik, antara lain:

1) Spesific (spesifik)

Rencana kegiatan harus spesifik dan berkaitan dengan keadaan yang ingin dirubah.

Rencana kegiatan perlu penjelasan secara pasti berapa Sumber Daya Manusia (SDM)

yang dibutuhkan, siapa saja mereka, bagaimana dan kapan mengkomunikasikannya.

2) Measurable (terukur)

Rencana kegiatan harus dapat menunjukkan apa yang sesungguhnya telah dicapai.

3) Attainable/achievable (dapat dicapai)

Rencana kegiatan harus dapat dicapai dengan biaya yang masuk akal. Ini berarti bahwa

rencana tersebut harus sederhana tetapi efektif, tidak harus membutuhkan anggaran yang
besar. Selain itu teknik dan metode yang digunakan juga harus yang sesuai untuk bisa

dilakukan.

4) Relevant (sesuai)

Rencana kegiatan harus sesuai dan bisa diterapkan di suatu organisasi atau di suatu

wilayah yang ingin di intervensi. Harus sesuai dengan pegawai atau masyarakat di

wilayah tersebut.

5) Timely (sesuai waktu)

Rencana kegiatan harus merupakan sesuatu yang dibutuhkan sekarang atau sesuatu yang

segera dibutuhkan. Jadi waktu yang sesuai sangat diperlukan dalam rencana kegiatan agar

kegiatan dapat berjalan efektif.

4. Komponen Plan of action

Bagaimana komponen atau tahap-tahap penting bagi POA yang harus ada. Dan harus

menjamin :

1. Kelengkapan rencana

2. Urutan tahapan yang urut

3. Jelas apa yag harus dikerjakan

5. Unsur-unsur Perencanaan

Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai

unsur-unsur perencanaan yaitu :

1. Tindakan apa yang harus dikerjakan

2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan

3. Dimana tindakan tersebut dilakukan


4. Kapan tindakan tersebut dilakukan

5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut

6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.

Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat

rencana yang baik yakni :

1) Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang

menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.

2) Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya

bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan

peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun

keadaan lain dari yang direncanakan.

3) Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga

stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.

4) Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi

kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.

5) Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam

organisasi.

6. Langkah Plan Of Action (POA)

1. Mengidentifikasi masalah dengan pernyataan masalah (Diagram 6 kata: What, Who,

When, Where, Why, How), sebagai berikut:

a) Masalah apa yang terjadi?

b) Dimana masalah tersebut terjadi?

c) Kapan masalah tersebut terjadi?


d) Siapa yang mengalami masalah tersebut?

e) Mengepa msalah tersebut terjadi?

f) Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?

2) Setelah masalah diidentifikasi, tentukan solusi apa yang bisa dilakukan.

3) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).

Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

menyusun Plan of Action atau Rencana Usulan Kegiatan (RUK), antara lain:

a. Pembahasan Ulang Masalah

Setelah menentukan masalah dan melakukan analisis penyebab masalah, dapat dilihat

keadaan atau situasi yang ada saat ini dan mencoba menggambarkan keadaan tersebut

nantinya sesuai dengan yang diharapkan.

b. Perumusan Tujuan Umum

Dengan melihat situasi yang ada saat ini dengan gambaran situasi yang diharapkan

nantinya dan juga atas dasar tujan umum pembangunan kesehatan, maka dapat

dirumuskan tujuan umum program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuan

umum adalah suatu pernyataan yang bersifat umum dan luas yang menggambarkan

hasil akhir (outcome atau dampak) yang diharapkan.

c. Perumusan Tujuan Khusus

Tujuan khusus merupakan pernyataan yang bersifat spesifik, dapat diukur (kuantitatif)

dengan batas waktu pencapaian untuk mencapai tujuan umum. Bentuk pernyataan

dalam tujuan khusus sifatnya positif, merupakan keadaan yang diinginkan. Penentuan

indicator tujuan khusus program dapat menggunakan kriteria SMARTS (Smart,

Measurable, Attainable, Realistic, Time-bound, Sustainable)


d. Penentuan Kriteria Keberhasilan

Penentuan kriteria keberhasilan atau biasa disebut indicator keberhasilan dari suatu

rencana kegiatan, perlu dilakukan agar organisasi tahu seberapa jauh program atau

kegiatan yang direncanakan tersebut berhasil atau tercapai. Menentukan kriteria atau

indikator keberhasilan disesuaikan dengan tujuan khusus yang telah ditentukan.

Pada program kegiatan yang diusulkan harus mengandung unsur 5W+1H, yaitu:

1. Who : Siapa yang harus bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana kegiatan?

2. What : Pelayanan atau spesifik kegiatan yang akan dilaksanakan

3. How Much : Berapa banyak jumlah pelayanan atau kegiatan yang spesifik?

4. Whom : Siapa target sasaran atau populasi apa yang terkena program?

5. Where : Dimana lokasi atau daerah dimana aktivitas atau program dilaksanakan?

6. When : Kapan waktu pelaksanaan kegiatan atau program?

Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart)

yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, target, waktu, besaran kegiatan

(volume), dan hasil yang diharapkan. Berikut ini bentuk matriks Gantt Chart Usulan

Kegiatan (RUK):

Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK)

No Upaya Keg Tujuan Sasaran Target Waktu Volume Hasil

Kesehatan Keg Diharapkan


4) Langkah keempat, Bersama-sama dengan pihak yang berkepentingan menguji dan

melakukan validasi rencana kegiatan untuk mendapatkan kesepakatan dan dukungan.


No Masalah Tujuan Program/kegiatan Indikator/Ta
Keberhasila
1 Ketenagaan M1 Meningkatkan Mengusulkan: 1. Peningkatan j
1)Ada perawat/ bidan kualitas SDM dan 1. Peningkatan skill pegawai pendidikan da
yang belum pelayanan ibu dan melalui pelatihan atau pegawai
mengikuti pelatihan bayi seminar mengenai 2. Penigkatan ki
khusus (Pelatihan (Pelatihan Ponek, Pelatihan pegawai
Ponek, Pelatihan Poned dan BLS)
Poned dan BLS)
sebanyak 5 orang (3
perawat dan 2
bidan)
2 M2 Mengupayakan 1. Identifikasi kebutuhan 1. Terpenuhinya
1)Kurangnya jumlah terpenuhinya sarana dan prasarana yang kebutuhan fas
kursi roda di kebutuhan dapat diperbaiki sesuai standar
ruangan Elisabeth fasilitas 2. Mengusulkan kebutuhan 2. Rasio alat kes
2)Maintenance alat- pelayanan sesuai standar peralatan dengan pasien
alat yang tidak rutin 3. Melakukan pengembangan
(di ruangan Monika) atau pembaharuan barang-
barang agar dapat dipakai
kembali
3 M3 Dapat 1. Melakukan edukasi 1. Agar pera
a. Perawat belum menerapkan mengenai perawatan lebih bidan dap
menentukan metode yang lanjut mengenai pasien menerapk
rencana untuk sesuai dalam kepada keluarga 2 hari atau metode as
memberikan pelayanan 3 kali sehari. sesuai yan
edukasi mengenai keperawatan 2. Kepala ruangan atau kepala sudah dite
cara perawatan tim melakukan pengarahan 2. Agar kelu
pasien untuk dan evaluasi kepada dapat
kedepannya, perawat/ bidan setiap 1 memberik
discharge planning minggu per shift perawatan
hanya dilakukan 3. Menyediakan leaflet lanjutan
ketika pasien mau secukupnya untuk dapat dirumah t
pulang saja dibawa pulang/ dipakai harus data
b. Pendokumentasian selama melakukan kerumah
tidak segera discharge planning terjadinya
dilakukan setelah perawatan
melakukan berulang
tindakan tetapi
kadang-kadang
dilengkapi saat
pasien mau pulang
atau apabila mau
pertukaran shift.
c. Tidak tersedianya
brosur atau leaflet
pada saat
melakukan
discharge planning
4 M5 Untuk 1) Memberikan pengarahan
1) Kurangnya meningkatkan mengenai cari
kepuasan pasien pelayanan berkomunikasi dengan baik
dalam menerima kesehatan baik dan benar
pelayanan kesehatan pada ruangan 2) Memberikan pelayanan
yang diberikan maupun pada yang selayaknya tanpa
melalui angket atau rumah sakit itu membeda-bedakan
kuesioner contoh sendiri karakteristik pasien
dalam hal
komunikasi atau
dalam memberikan
asuhan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai