Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SANITASI RUMAH SAKIT

ANALISIS PERATURAN PERMENKES NO.1204 TAHUN 2004


DENGAN PERMENKES NO.7 TAHUN 2019 TERKAIT MANAJEMEN
SANITASI RUMAH SAKIT

Dosen mata kuliah:


Agus Riyanto, SKM., MKM
Dr. Wartiniyati, SKM., M.Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK 8

Fikih Prihantoro P23133117014

Irfan Maulana P23133117019

Mochammad Ilyasa Hardian P23133117024

Pratiwi Kusuma Dewi P23133117028

TINGKAT 4 STR A KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643 Fax.
021.7397769 E-mail: info@poltekkesjkt2.ac.id
Website: http://poltekkesjkt2.ac.id
2020
LATAR BELAKANG

A. Pengertian Plan of Action (PoA)


Perencanaan adalah proses penyusunan rencana yang digunakan untuk mengatasi
masalah kesehatan di suatu wilayah tertentu. Suatu perencanaan kegiatan perlu dilakukan
setelah suatu organisasi melakukan analisis situasi, menetapkan prioritas masalah,
merumuskan masalah, mencari penyebab masalah dengan salah satunya memakai metode
fishbone, baru setelah itu melakukan penyuunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
Plan of Action (PoA) atau disebut juga Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan
sebuah proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan. Rencana kegiatan dapat
memiliki beberapa bentuk, antara lain:
1. Rangkaian sasaran yang lebih spesifik dengan jangka waktu lebih pendek,
2. Rangkaian kegiatan yang saling terkait akibat dipilihnya alternatif pemecahan
masalah
3. Rencana kegiatan yang memiliki jangka waktu spesifik, kebutuhan sumber daya
yang spesifik, dan akuntabilitas untuk setiap tahapannya.
Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), Perlu beberapa hal yang dipertimbangkan
sebelum menyusun Plan of Action (PoA), yaitu dengan memperhatikan kemampuan
sumber daya organisasi atau komponen masukan (input), seperti: Informasi, Organisasi
atau mekanisme, Teknologi atau Cara, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

B. Tujuan Plan of Action (PoA)


Tujuan dari Plan of Action (PoA), antara lain:
1. Mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan
2. Menguji dan membuktikan bahwa:
a. Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan
b. Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran
c. Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh
d. Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran dapat diperoleh
e. Adanya beberapa alternatif yang harus diperhatikan.
3. Berperan sebagai media komunikasi
a. Hal ini menjadi lebih penting apabila berbagai unit dalam organisasi
memiliki peran yang berbeda dalam pencapaian
b. Dapat memotivasi pihak yang berkepentingan dalam pencapaian sasaran.
C. Kriteria Plan of Action (PoA) yang Baik
Dalam penerapannya, Plan of Action (PoA) harus baik dan efektif agar kegiatan
program yang direncanakan dapat dijalankan sesuai dengan tujuan. Berikut ini beberapa
kriteria Plan of Acton (PoA) dikatakan baik, antara lain:
1. Spesific (spesifik) :
Rencana kegiatan harus spesifik dan berkaitan dengan keadaan yang ingin dirubah.
Rencana kegiatan perlu penjelasan secara pasti berapa Sumber Daya Manusia
(SDM) yang dibutuhkan, siapa saja mereka, bagaimana dan kapan
mengkomunikasikannya.
2. Measurable (terukur) :
Rencana kegiatan harus dapat menunjukkan apa yang sesungguhnya telah dicapai.
3. Attainable/achievable (dapat dicapai) :
Rencana kegiatan harus dapat dicapai dengan biaya yang masuk akal. Ini berarti
bahwa rencana tersebut harus sederhana tetapi efektif, tidak harus membutuhkan
anggaran yang besar. Selain itu teknik dan metode yang digunakan juga harus yang
sesuai untuk bisa dilakukan.
4. Relevant (sesuai) :
Rencana kegiatan harus sesuai dan bisa diterapkan di suatu organisasi atau di suatu
wilayah yang ingin di intervensi. Harus sesuai dengan pegawai atau masyarakat di
wilayah tersebut.
5. Timely (sesuai waktu) :
Rencana kegiatan harus merupakan sesuatu yang dibutuhkan sekarang atau sesuatu
yang segera dibutuhkan. Jadi waktu yang sesuai sangat diperlukan dalam rencana
kegiatan agar kegiatan dapat berjalan efektif.

D. Langkah Plan of Action (PoA)


1. Mengidentifikasi masalah dengan pernyataan masalah (Diagram 6 kata: What,
Who, When, Where, Why, How), sebagai berikut:
a. Masalah apa yang terjadi?
b. Dimana masalah tersebut terjadi?
c. Kapan masalah tersebut terjadi?
d. Siapa yang mengalami masalah tersebut?
e. Mengepa msalah tersebut terjadi?
f. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
2. Setelah masalah diidentifikasi, tentukan solusi apa yang bisa dilakukan.
3. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menyusun Plan of Action atau Rencana Usulan Kegiatan (RUK), antara lain:
a. Pembahasan Ulang Masalah
Setelah menentukan masalah dan melakukan analisis penyebab masalah,
dapat dilihat keadaan atau situasi yang ada saat ini dan mencoba
menggambarkan keadaan tersebut nantinya sesuai dengan yang diharapkan.
b. Perumusan Tujuan Umum
Dengan melihat situasi yang ada saat ini dengan gambaran situasi yang
diharapkan nantinya dan juga atas dasar tujan umum pembangunan
kesehatan, maka dapat dirumuskan tujuan umum program atau kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Tujuan umum adalah suatu pernyataan yang bersifat umum dan luas yang
menggambarkan hasil akhir (outcome atau dampak) yang diharapkan.
c. Perumusan Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan pernyataan yang bersifat spesifik, dapat diukur
(kuantitatif) dengan batas waktu pencapaian untuk mencapai tujuan umum.
Bentuk pernyataan dalam tujuan khusus sifatnya positif, merupakan
keadaan yang diinginkan. Penentuan indikator tujuan khusus program dapat
menggunakan kriteria SMARTS (Smart, Measurable, Attainable, Realistic,
Time-bound, Sustainable)
d. Penentuan Kriteria Keberhasilan
Penentuan kriteria keberhasilan atau biasa disebut indikator keberhasilan
dari suatu rencana kegiatan, perlu dilakukan agar organisasi tahu seberapa
jauh program atau kegiatan yang direncanakan tersebut berhasil atau
tercapai. Menentukan kriteria atau indikator keberhasilan disesuaikan
dengan tujuan khusus yang telah ditentukan.

Pada program kegiatan yang diusulkan harus mengandung unsur 5W+1H, yaitu:
a) Who : Siapa yang harus bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana
kegiatan?
b) What : Pelayanan atau spesifik kegiatan yang akan dilaksanakan
c) How Much : Berapa banyak jumlah pelayanan atau kegiatan yang spesifik?
d) Whom : Siapa target sasaran atau populasi apa yang terkena program?
e) Where : Dimana lokasi atau daerah dimana aktivitas atau program
dilaksanakan?
f) When : Kapan waktu pelaksanaan kegiatan atau program?

Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang
berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, target, waktu, besaran kegiatan (volume), dan hasil
yang diharapkan. Berikut ini bentuk matriks Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK):

Tabel 1.1 Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK)


No. Upaya Keg. Tujuan Sasaran Target Waktu Volume Hasil
Kesehatan Keg. Diharapkan

4. Langkah keempat, Bersama-sama dengan pihak yang berkepentingan menguji dan


melakukan validasi rencana kegiatan untuk mendapatkan kesepakatan dan
dukungan.

ANALISIS
A. AIR
PERMENKES NO.7 TAHUN 2019
 Terdapat Standar Baku Mutu dan Penyelenggaraan Penyehatan
 Standar baku mutu untuk pemeriksaan Kualitas mutu air
 Penyehatan air adalah upaya penanganan kualitas dan kuantitas air di rumah sakit
 Penjelasan secara Teknis lebih lengkap seperti penjelasan Tangki Air, dan
Mekanisme Pengawasan maupun Waktu Inspeksi Kesehatan Lingkungan

KEPMENKES NO.1204/MENKES/SK/X/2004
 Penyehatan Air Minum Sumber penyediaan air minum dan untuk keperluan rumah
sakit
 Adanya Persyaratan Kuliatas Air, meliputi : Kualitas air minum dan Kualitas air
yang digunakan di ruang khusus (ruang operasi, ruang farmasi dan hemodialisis)

B. LIMBAH
PERMENKES NO.7 TAHUN 2019
 Terdapat Penyelenggaraan pengamanan limbah dan radiasi
 Jenis limbah termasuk Limbah padat domestik, Limbah B3 (limbah infeksius dan
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah bahan kimia, limbah
dengan kandungan logam tinggi, kontainer bertekanan, limbah radioaktif), Limbah
cair, Limbah gas
 Terdapat Penyelenggaraan pengamanan limbah padat domestik
 Terdapat penyelenggaraan pengamanan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
 Limbah infeksius dan benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
bahan kimia, limbah dengan kandungan logam tinggi, kontainer bertekanan,
limbah radioaktif termasuk kedalam tata laksana limbah B3
 Terdapat penjelasan Limbah Kimia Cair
 Cara pengolahan limbah dengan kandungan logam berat tinggi langsung bisa
diserahkan ke perusahaan pengolahan limbah B3

KEPMENKES NO.1204/MENKES/SK/X/2004
 Terdapat Pengelolaan Limbah, namun tidak ada pengamanan seperti Permenkes
No.7 Tahun 2019
 Jenis limbah : Limbah medis padat, Limbah padat non-medis, Limbah cair,
Limbah gas, Limbah infeksius, Limbah sangat infeksius, Limbah sitotoksis
 Terurainya persyaratan limbah medis
 Terdapat Tata laksana limbah medis padat dan limbah padat non medis yang
dimana jika di Permenkes No.7 Tahun 2019disatukan menjadi Limbah Domestik
 Limbah infeksius dan benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
bahan kimiawi, limbah dengan kandungan logam tinggi, kontainer bertekanan,
limbah radioaktif termasuk kedalam tata laksana limbah medis padat, sedangkan di
Permenkes No.7 Tahun 2019 masuk ke dalam tata laksana limbah B3
 Terdapat penjelasan tentang Limbah Farmasi
 Penjelasan Tata laksana limbah sitotoksis lebih detail dibandingkan Permenkes
Permenkes No.7 Tahun 2019
 Cara pengolahan limbah dengan kandungan logam berat tinggi harus diserahkan ke
negara yang mempunyai fasilitas pengolah limbah dengan kandungan logam berat
tinggi
 Terdapat penjelasan Limbah Radioaktif, sedangkan Permenkes No.7 Tahun 2019
tidak ada
 Tata laksana limbah sitotoksis lebih detail dibandingkan Permenkes No.7 Tahun
2019
 Terdapat Tata laksana limbah cair yang lebih detail dibandingkan Permenkes No.7
Tahun 2019 yang singkat dan bernama Penyelenggaraan pengelolaan limbah cair
 Terdapat Tata laksana limbah gas yang lebih detail dibandingkan Permenkes No.7
Tahun 2019 yang singkat dan bernama Penyelenggaraan pengamanan tata laksana
limbah gas

C. PERSYARATAN PENGAMANAN RADIASI


PERMENKES NO.7 TAHUN 2019
 Penyelenggaraan pengamanan radiasi (masuk dalam bab penyelenggaraan
pengamanan limbah dan radiasi)
 Tidak terdapat Jaminan kualitas
KEPMENKES NO.1204/MENKES/SK/X/2004
 Persyaratan pengamanan radiasi (terdapat bab tersendiri)
 Terdapat jaminan kualitas

D. TEMPAT PENCUCIAN LINEN


PERMENKES NO.7 TAHUN 2019
 Penyelenggaraan pengawasan linen (laundry)
 Terdapat banyak Persyaratan seperti Jarak rak linen, identifikasi jenis B3,
Penggunaan jenis deterjen dan desinfektan, tersedia keran air keperluan higiene
dan sanitasi, Bangunan laundry dibuat permanen dan memenuhi persyaratan,
melakukan pencucian secara terpisah antara linen infeksius dan noninfeksius,
Khusus untuk pencucian linen infeksius dilakukan diruangan khusus, dilengkapi
saluran air limbah tertutup, Bangunan laundry terdiri dari ruang-ruang terpisah
sesuai, Laundry harus dilengkapi “ruang antara”, Alur penanganan proses linen,
tersedia fasilitas wastafel, Proses pencucian laundry yang dilengkapi dengan suplai
uap panas (steam), Ruangan laundry dilengkapi ruangan menjahit, gudang khusus
untuk menyimpan bahan kimia
 Hanya terdapat Perlakuan terhadap linen tidak ada tata laksana sudah, tata laksana
terdapat di bagian persyaratan

KEPMENKES NO.1204/MENKES/SK/X/2004
 Pengelolaan tempat pencucian linen
 Hanya terdapat 3 persyaratan
 Tata Laksana, sama halnya dengan persyaratan di PERMENKES NO.7 TAHUN
2019

E. UDARA
PERMENKES NO.7 TAHUN 2019
 Standar baku mutu dan persyaratan kesehatan udara dan Penyelenggaraan
pengamaan udara
 Persyaratan kesehatan udara sangat lengkap
 Ada pembahasan Penyelenggaraan penyehatan udara

KEPMENKES NO.1204/MENKES/SK/X/2004
 Kualitas udara ruang (terdapat pada penyehatan ruang bangunan dan halaman
rumah sakit)
 Indeks atau standar baku mutu (terdapat pada penyehatan ruang bangunan dan
halaman rumah sakit)

F. BANGUNAN LINGKUNGAN
PERMENKES NO.7 TAHUN 2019
 Standar baku mutu dan persyaratan kesehatan sarana dan bangunan, dan
penyelenggaraan penyehatan sarana dan bangunan
 Terdapat standar baku mutu dan persyaratan kesehatan sarana dan bangunan
 Ruang Bangunan dijabarkan berdasarkan aspek kesehatan lingkungan.
 Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban, peturasan dan tempat cuci
tangan) tersendiri. Khususnya untuk unit rawat inap dan kamar karyawan harus
tersedia kamar mandi.
 Pemeliharaan Ruang Bangunan terdapat 2 poin prosedur

KEPMENKES NO.1204/MENKES/SK/X/2004
 Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
 Tidak terdapat standar baku mutu dan persyaratan kesehatan sarana dan bangunan
 Ruang bangunan hanya Dijabarkan berdasarkan risiko zona.
 Tidak tersedia toilet (jamban, peturasan dan tempat cuci tangan) tersendiri.
Khususnya untuk unit rawat inap dan kamar karyawan kamar mandi.
 Pemeliharaan Ruang Bangunan hanya terdapat 1 poin prosedur (Harus
menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih (pel) yang
memenuhi syarat dan bahan antiseptik yang tepat.)

G. VEKTOR
PERMENKES NO.7 TAHUN 2019
 Terdapat Penyelenggaraan pengendalian vektor dan bunatang pembawa penyakit
 Terdapat standar baku mutu dan persyaratan kesehatan vektor dan binatang
pembawa penyakit sedangkan Permenkes 1204/2004 tidak dijelaskan
 Terdapat perbedaan untuk pengendalian lalat jika di Permenkes 7/2019 “Bila di
Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) kepadatan lalat melebihi 8 ekor/fly grill
(100 X 100 cm) dalam pengukuran 30 menit atau angka kepadatan kecoa (Indeks
kecoa) yang diukur maksimal 2 ekor/plate dalam pengukuran 24 jam atau tikus
terlihat pada siang hari”
 Untuk pengendalian binatang pengganggu jika di Permenkes 7/2019 Bekerjasama
dengan Dinas Peternakan setempat

KEPMENKES NO.1204/MENKES/SK/X/2004
 Dijelaskan mulai dari surveilans, pencegahan, dan pemberantasan, sedangkan
Permenkes 7/2019 tidak dijelaskan
 Terdapat perbedaan untuk pengendalian lalat jika di Permenkes 1204/2004 “Bila
kepadatan lalat di sekitar tempat sampah (perindukan) melebihi 2 ekor per block
grill”

H. TANAH
 Terdapat penyelenggaraan penyehatan tanah di Permenkes 7/2019 sedangkan di
Permenkes 1204/2004 belum diatur

I. MAKANAN MINUMAN
PERMENKES NO.7 TAHUN 2019
 Penyelenggaraan penyehatan pangan siap saji

KEPMENKES NO.1204/MENKES/SK/X/2004
 Persyaratan higiene dan sanitasi makanan dan minuman
 Tata cara pelaksanaan Persyaratan higiene dan sanitasi makanan dan minuman

J. DEKONTAMINASI
PERMENKES NO.7 TAHUN 2019
 Terdapat Penyelenggaraan pengawasan pada proses dekontaminasi melalui
disinfeksi dan sterilisasi, sedangkan Permenkes 1204/2004 hanya Dekontaminasi
melalui disinfeksi dan sterilisasi
 Keduanya memiliki persyaratan dekontaminasi, namun di Permenkes 7/2019 lebih
singkat dan jelas
 Terdapat upaya untuk mencapai pemenuhan penyelenggaraan dekontaminasi
melalui disinfeksi dan sterilisasi, sedangkan Permenkes 1204/2004 tidak ada

KEPMENKES NO.1204/MENKES/SK/X/2004
 Terdapat Tata laksana dekontaminasi yang lebih detail dibandingkan Permenkes
7/2019 yang singkat dan bernama Penyelenggaraan Dekontaminasi

K. Lain-Lain
 Terdapat Upaya Promosi Kesehatan dari aspek Kesehatan Lingkungan di
Permenkes 1204/2004 sedangkan di Permenkes 7/2019 tidak diatur
 Terdapat Persyaratan tenaga, kurikulum dan pemeriksaan kesehatan
lingkungan rumah sakit di Permenkes 1204/2004 sedangkan di Permenkes
7/2019 tidak diatur
 Terdapat Pembinaan dan pengawasan di Permenkes 7/2019 sedangkan di
Permenkes 1204/2004 belum diatur

Berdasarkan pasal yang telah dicantumkan terkait dengan Manajemen kesehatan


lingkungan di rumah sakit sebagai bentuk dukungan terselenggaranya rumah sakit ramah
lingkungan diperlukannya beberapa aspek perencanaan yang matang serta organisasi yg jelas
sehingga kegiatan yang dilakukan akan tepat sasaran dan mencapai tujuan yang diinginkan
serta sumber daya yang adapun mendukung terlaksananya kegiatan tersebut.
Berkaitan dengan Manajemen kesling di rumah sakit tercantum pada Bab IV bahwa
seorang ahli kesehatan lingkungan harus dapat memahami dan melakukan penyelenggaraan
manajemen kesehatan lingkungan di rumah sakit, secara garis besar tugas yang harus
dilaksanakan yaitu :
1. Kebijakan tertulis dan komitmen pimpinan rumah sakit
2. Perencanaan dan organisasi
a. Program kerja kesehatan lingkungan rumah sakit mengacu pada hasil
analisis risiko kesehatan lingkungan dan atau meliputi seluruh aspek
kesehatan lingkungan.
b. Program kerja yang disusun berupa program kerja tahunan yang dapat
dijabarkan ke program kerja per triwulan dan atau per semester.
c. Susunan program kerja mengacu pada ketentuan yang berlaku, minimal
berisi latar belakang, tujuan, dasar hukum program kerja, langkah kegiatan,
indikator, target, waktu pelaksanaan, penanggungjawaban dan biaya.
d. Program kerja dilakukan monitoring dan evaluasi, ditindak lanjuti,
dianalisa, dan disusun laporan
3. Sumber daya
a. Sumber daya manusia
b. Peralatan kesehatan lingkungan
4. Pelatihan kesehatan lingkungan
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Penilaian kesehatan lingkungan rumah sakit

L. KESIMPULAN
Manajemen Kesehatan Lingkungan perlu dilakukan guna terciptanya Sanitasi Rumah
Sakit yang Baik Pada PERMENKES NO.7 TAHUN 2019 telah dijelaskan dengan lengkap
Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan, Mulai Dari Perencanaan hingga tahap
pengawasan sampai evaluasi, Erat kaitannya Manajemen Sanitasi Lingkungan dengan
konsep Planning of Action (PoA) Seperti Organisasi atau mekanisme, Teknologi atau
Cara, dan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pada KEPMENKES
NO.1204/MENKES/SK/X/2004 menjelaskan Aspek-aspek sanitasi Rumah sakit yang
harus dilakukan sebagaimana mestinya oleh Sanitarian. Penjelasan baik dari standar baku
mutu hingga petunjuk tata lakasana, hingga form Inspeksi Sanitasi pun telah dijelaskan
membantu dalam proses perancangan hingga pelaksanaan program. Program yang di
bentuk bila mana telah di setujui bersama dan didukung pelaksanaan oleh pihak Rumah
sakit dapat mewujudkan visi misi rumah sakit dan memberi dampak positif baik
mendapatkan penilaian kualitas yang baik dll.
Kedua Peraturan diatas saling melengkapi dan menjadi sebuah satu kesatuan dalam
pedoman sanitarian dalam menjalankan tugasnya di bidang sanitasi rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

PERMENKES NO.7 TAHUN 2019


KEPMENKES NO.1204/MENKES/SK/X/2004
World Health Organization (WHO). 2003. Materi Pelatihan Plan of Action. Pelatihan
Ketrampilan Manajerial SPMK. Diakses tanggal 6 November 2014. Dari
www.kmpk.ugm.ac.id/data/.../9-POA(revWas%20&%20Feb'03).doc

Anda mungkin juga menyukai