Anda di halaman 1dari 17

Makalah Perencanaan Program

Blok Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut


Kelas E
Kelompok 3
Disusun Oleh:

Rafi Adzka Ibrahim (201811117)


Rai Amara (201811118)
Ramadhoni Putra (201811119)
Raniah Nabilah Arifin (201811120)
Rayinda Putri M. Sanaiskara (201811121)
Ridzky Rainrisa Arief (201811122)
Riska Farida Nurazizah (201811123)
Safina Salsabila Wardhana (201811124)
Salsabila Putri Uno (201811125)

Dosen Fasilitator: Pindobilowo, drg. M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO


(BERAGAMA)

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, yang telah
memberikan izin kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Perencanaan Program” tepat pada waktunya. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
dosen kami yang telah membimbing serta memberikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik dalam isi
maupun sistematikanya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman dan
berguna untuk menambah pengetahuan para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
membantu dalam penyusunan karya tulis ini.

Jakarta, 21 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii

PENDAHULUAN…………………………………………………………..…………...... 1

ISI
A. Definisi dan Konsep Perencanaan Program Kesehatan Gigi dan Mulut……….. 1
B. Tujuan Perencanaan Program Kesehatan Gigi dan Mulut……………………… 7
C. Kegunaan Perencanaan Program………………………………………………... 8
D. Siklus Perencanaan Program…………………………………………………….8

RINGKASAN………………………………………………………………...…………… 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 14

ii
PENDAHULUAN
Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen
diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Kurang sempurnanya usulan perencanaan
bisa disebabkan oleh kekurangan dibagian sumber daya seperti kebijakan, tenaga, dana,
sarana prasarana, serta data dan informasi. Perencanaan kesehatan yang ideal adalah
perencanaan yang dibuat berdasarkan fakta dan kondisi wilayah wilayah. Pembangunan
kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang agar terwujud
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan upaya kesehatan
(promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang di selenggarakan secara berkesinambungan. Perencanaan kesehatan pada
dasarnya adalah merupakan salah satu fungsi manajemen untuk memecahkan masalah-
masalah kesehatan. Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan
sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun
langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.1,2
Berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan
penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan terpadu, terintegrasi,
berkesinambungan, dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan,
pelayanan kesehatan gigi masyarakat, dan usaha kesehatan gigi sekolah. Program pelayanan
asuhan keperawatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah
kesehatan gigi dan mulut.3

ISI
A. Definisi dan Konsep Perencanaan Program Kesehatan Gigi dan Mulut
1. Definisi Perencanaan Program Kesehatan Gigi dan Mulut
Menurut Newman (1937), planning is deciding in advance what is to be done,
yaitu perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan.
Sedangkan, menurut A. Allen (1958), planning is the determination of a course of
action to achieve a desired result, yaitu perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pada dasarnya yang dimaksud
dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what),

1
siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why) dan bagaimana (how).
Menurut Sutarno NS (2004), perencanaan diartikan sebagai perhitungan dan
penentuan tentang hal yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu,
dimana menyangkut tempat, oleh siapa pelaku itu atau pelaksana dan sebagaimana
tata cara mencapai itu. Cropper (1992) berpendapat bahwa planning is the basis from
which other function are spawned. Without a congruent plan, organizations usually
lack a central focus. Artinya, perencanaan adalah unsur dasar yang akan
dikembangkan menjadi seluruh fungsi berikutnya.4
Perencanaan pelayanan kesehatan merupakan inti kegiatan manajemen
kesehatan, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan
tersebut. Dengan perencanaan memungkinkan para pengambil keputusan atau
manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya
guna. Untuk mendukung keberhasilan pembaharuan kebijakan pembangunan, telah
disusun sistem kesehatan nasional yang mampu menjawab dan merespons berbagai
tantangan pembangunan kesehatan masa kini maupun untuk masa mendatang.5
Penyelenggaraan sistem kesehatan dituangkan dalam berbagai program
kesehatan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian
serta pertanggungjawaban secara sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan.
Perencanaan pelayanan atau program kesehatan adalah sebuah proses untuk
merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program
yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena
semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Pada
umumnya, perencanaan kesehatan yang baik berisikan enam unsur yaitu, what, where,
when, who, why, dan how.5
a. Tindakan yang harus dikerjakan (what)
Menguraikan kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan yang akan
dilaksanakan serta faktor-faktor pendukung yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut agar pelayanan kesehatan yang
menjadi tujuan dapat dihasilkan.5

2
b. Penyebab tindakan tersebut harus dilaksanakan (why)
Menguraikan alasan suatu kegiatan harus dikerjakan dan tujuan harus
dicapai. Contoh: program imunisasi sebagai program pemerintah untuk
mengurangi angka kematian dan kesakitan bayi dan anak.5

c. Tempat tindakan tersebut harus dilaksanakan (where)


Menguraikan lokasi fisik setiap kegiatan yang harus dikerjakan
sehingga tersedia segala fasilitas yang dibutuhkan untuk mengerjakan program
tersebut. Contoh: tindakan imunisasi dapat dilaksanakan di puskesmas.5

d. Waktu yang tepat untuk melaksanakan tindakan (when)


Menguraikan waktu dimulainya pekerjaan dan diselesaikannya
pekerjaan baik untuk tiap-tiap bagian pekerjaan maupun untuk seluruh
pekerja. Di sini harus ditetapkan standar waktu untuk mengerjakan, baik
bagian-bagian pekerjaan maupun untuk seluruh pekerjaan. Contoh: kegiatan
imunisasi dan menimbang berat badan balita dapat dilakukan secara
sistematis.5

e. Subjek yang akan melaksanakan tindakan (who)


Menguraikan para petugas yang akan mengerjakan pekerjaan, baik
mengenai kuantitas maupun kualitas, seperti kualifikasi pegawai (keahlian,
pengalaman), wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing pegawai.
Contoh: petugas imunisasi, penyuluhan KB.5

f. Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan (who)


Menguraikan tindakan untuk mengefektifkan waktu dan biaya.5

2. Konsep Perencanaan Program Kesehatan Gigi dan Mulut


Enam tahapan utama perencanaan pelayanan kesehatan gigi telah dijelaskan
(WHO, 1976): (i) analisis situasi, (ii) identifikasi masalah dan perumusan tujuan, (iii)
perumusan dan analisis strategi alternatif, (iv) identifikasi upaya, (v) pemilihan
strategi dan (vi) perumusan program.6

3
Gambar 1. Informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan. (Hiremath SS. Textbook of Public Health
Dentistry. 3rd ed. India: Elsevier; 2016: 204).6

a. Analisis Situasi
Pada tahap pertama, dilakukan tinjauan terhadap layanan yang ada dan
informasi dikumpulkan tentang populasi yang akan dilayani dan sumber daya
yang tersedia. Kebijakan nasional dan lokal harus diperhitungkan dan langkah-
langkah yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan atas setiap
perubahan. Jenis informasi yang relevan bagi perencana mencakup data
tentang kebutuhan penduduk, sumber daya yang tersedia, dan kinerja layanan.6
Untuk memulai dengan deskripsi populasi berdasarkan kelompok umur
dengan proyeksi perubahan yang diharapkan dilakukan. Informasi demografi
diperlukan mengenai kepadatan penduduk, distribusi dan mobilitas serta
komposisi kelas sosial daerah tersebut. Transportasi dan komunikasi mungkin
penting dalam menentukan layanan apa yang harus disediakan. Selain
penyediaan layanan yang ada, dan informasi tingkat penyakit harus
dikumpulkan.6
Informasi juga diperlukan tentang pengetahuan, harapan, sikap dan
perilaku masyarakat terkait kesehatan gigi termasuk penggunaan tindakan
pencegahan seperti suplemen fluoride dan pasta gigi. Sebuah laporan harus
disiapkan tentang layanan yang ada, termasuk tenaga kerja dan fasilitas, dan
distribusinya. Tingkat kinerja harus dianalisis dan kemungkinan perubahan
diselidiki. Demikian pula setiap kendala yang dipaksakan oleh nilai-nilai dan
sikap profesional harus diidentifikasi.6

4
Gambar 2. Perencanaan pelayanan kesehatan gigi. (Hiremath SS. Textbook of Public Health
Dentistry. 3rd ed. India: Elsevier; 2016: 204).6

b. Identifikasi Masalah dan Perumusan Tujuan


Tujuan keseluruhannya adalah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
gigi masyarakat. Kebutuhan akan perawatan kesehatan muncul ketika
seseorang memiliki penyakit atau kecacatan yang memerlukan pengobatan
atau penyembuhan yang efektif dan dapat diterima. Pemilihan konsep
kebutuhan sangat penting dalam identifikasi masalah dan penetapan tujuan.
Secara tradisional pelayanan kesehatan gigi dan mulut direncanakan
berdasarkan informasi yang dikumpulkan dalam penilaian kebutuhan normatif,
meskipun memiliki kekurangan mendasar tertentu.6
Pengenalan masalah relevan yang tepat untuk diintervensi dilakukan
dengan menyadari cara di mana nilai-nilai profesional dan politik masuk ke
dalam jenis keputusan ini. Jenis tujuan yang dipilih harus ditentukan oleh sifat
masalah yang diidentifikasi. Tujuan harus realistis, dapat dicapai, dan dapat
diukur. Mereka harus mencakup definisi populasi target, pernyataan prioritas,
dan dinyatakan dalam indeks gigi (DMF atau sebagainya) atau indikator non-
gigi (ketersediaan/akseptabilitas).6

c. Perumusan dan Analisis Strategi Alternatif


Berbagai kombinasi tindakan pencegahan, berbagai cara memberikan
layanan pengobatan di daerah pedesaan (unit keliling/klinik tetap) dapat
dipertimbangkan. Masing-masing strategi alternatif perlu dikaji dengan cermat
dalam hal kelayakan teknis, sosial, politik dan keuangannya. Kendala logistik

5
akan mempersempit pilihan, dan opsi yang tersisa harus dianalisa secara kritis
atas biayanya dalam kaitannya dengan manfaat yang kemungkinan akan
meningkat.6

d. Identifikasi Upaya
Setiap perubahan yang direncanakan melibatkan pembuatan pilihan
berdasarkan prediksi yang digabungkan dengan elemen risiko. Tingkat risiko
dapat dikurangi dengan menguji proposal dalam skala kecil sebelum
diterapkan secara luas. Hal ini memerlukan pengumpulan data khusus, uji
coba lapangan atau studi percontohan, rekrutmen dan program pelatihan untuk
memastikan bahwa hasilnya valid dan membentuk dasar yang kuat untuk
menilai nilai proyek.6

e. Pemilihan Strategi
Pemilihan strategi yang paling diinginkan dilakukan setelah
mempertimbangkan semua alternatif yang layak serta kelebihan dan
kekurangannya. Untuk mendapatkan kerjasama dan dukungan untuk
implementasi di masa depan, langkah-langkah harus diambil untuk melibatkan
tidak hanya ahli teknis dan administrator tetapi juga penyedia dan konsumen
layanan.6
Mungkin perlu merevisi tujuan berdasarkan kelayakan dan penerimaan
proposal, bahkan pada saat ini. Persetujuan sementara dari otoritas terkait
harus diperoleh sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.6

f. Perumusan Program
Hal ini diperlukan untuk merencanakan implementasi rinci setelah
strategi dipilih. Ini terdiri dari penyusunan jadwal sub-tujuan yang meliputi
metode, tenaga kerja, fasilitas dan keuangan. Ini menjelaskan teknik yang
akan digunakan, cakupan yang diinginkan dari populasi sasaran dan
bagaimana program akan dikelola dan dikendalikan. Rencana tersebut harus
menunjukkan secara tepat apa yang harus dilakukan oleh siapa, kapan dan
berapa biayanya.6
Rencana tersebut harus mencakup deskripsi metode evaluasi dan solusi
untuk pengumpulan data yang diperlukan. Sifat informasi dan kriteria yang

6
digunakan harus relevan dengan tujuan sehingga tingkat keberhasilan dalam
mencapainya dapat dinilai.6

B. Tujuan Perencanaan Program Kesehatan Gigi dan Mulut


Tujuan dari penyuluhan atau program kesehatan gigi dan mulut bagi masyarakat
adalah:7
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut.7
2. Membangkitkan kemauan dan membimbing masyarakat dan individu untuk
meningkatkan dan melestarikan kebiasaan pelihara diri di dalam bidang kesehatan
gigi dan mulut.7
3. Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah.7
4. Menghilangkan atau mengurangi penyakit gigi dan mulut dan gangguan lainnya pada
gigi dan mulut.7
5. Mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut.7
Salah satu manfaat penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yaitu penambahan
pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi
dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu,
kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan gigi
dan mulutnya sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat.
Penyuluhan diharapkan dapat memberi manfaat yang berkesinambungan dengan sasaran
perubahan konsep sehat pada aspek pengetahuan, sikap dan perilaku individu maupun
masyarakat.7
Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
tujuannya terbagi menjadi tujuan umum dan khusus:8
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu, cakupan, efisiensi pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dalam rangka tercapainya kemampuan pelihara diri di bidang kesehatan gigi dan
mulut, serta status kesehatan gigi dan mulut yang optimal.8

2. Tujuan Khusus
● Meningkatnya pengetahuan, sikap dan kemampuan masyarakat untuk
berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi dan mulut. Tujuan yang ingin

7
dicapai adalah agar masyarakat mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut.
Memelihara kesehatan gigi dan mulut meliputi upaya melaksanakan sikat gigi
di pagi dan malam hari, membiasakan diri mengkonsumsi makanan yang
berserat dan berair, menghindari atau mengurangi makanan yang kariogenik,
melakukan pemeriksaan gigi dan mulut rutin minimal setiap 6 bulan sekali.
Dengan membiasakan diri melakukan kebiasaan-kebiasaan baik tersebut,
masyarakat diharapkan mampu melaksanakan upaya untuk mencegah
terjadinya penyakit gigi dan mulut.8
● Agar masyarakat mengetahui kelainan-kelainan kesehatan gigi dan mulut serta
mampu mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya. Upaya ini antara
lain dapat dilakukan dengan aktif memberikan pengetahuan, dan menyebarkan
informasi – informasi penyakit gigi dan mulut, kelainan-kelainan, bagaimana
mengatasi penyakit atau kelainan tersebut.8
● Agar masyarakat mampu menggunakan sarana pelayanan kesehatan gigi yang
tersedia secara wajar. Yang dimaksud dengan wajar adalah masyarakat
memanfaatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan.8

C. Kegunaan Perencanaan Program


1. Perencanaan membantu untuk menjadi proaktif dalam pengambilan keputusan
daripada terus-menerus bereaksi terhadap tekanan dan permintaan.9
2. Memungkinkan penentuan prioritas.9
3. Ini mengidentifikasi di mana sumber daya dapat diarahkan untuk memiliki dampak
terbesar.9

Langkah pertama :
1. Identifikasi masalah atau masalah secara keseluruhan.9
2. Membentuk panitia/satgas.9
3. Identifikasi tujuan keseluruhan.9

D. Siklus Perencanaan Program


1. Penilaian Kebutuhan
Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan mulut dan
kekhawatiran masyarakat.9
Ini membantu untuk:9

8
a. Mendefinisikan sebuah masalah dan mengidentifikasi luas dan kerasnya.9
b. Mendapatkan profil komunitas untuk mengetahui penyebab masalah.9
c. Mengembangkan tujuan dan sasaran yang tepat untuk memecahkan masalah.9
d. Mengevaluasi efektivitas program pencegahan dengan: memberikan informasi
dasar dan membandingkan kemajuan dicapai dalam memecahkan masalah selama
periode waktu tertentu.9

Ini melibatkan:
a. Pengumpulan status kesehatan mulut terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbagai teknik seperti kuesioner survei, pemeriksaan klinis atau melalui
komunikasi pribadi.9
b. Evaluasi program kesehatan gigi yang ada dan keberhasilannya.9
c. Mengumpulkan informasi mengenai personel, fasilitas, sumber daya dan dana
yang tersedia 9
d. Mengetahui faktor-faktor sosial dan budaya yang dapat mempengaruhihasil
program.9
e. Mengetahui status pendidikan masyarakat.9

2. Mengidentifikasi Prioritas
Hal ini menyepakati area target untuk tindakan. Prioritasnya tidak ditentukan,
program mungkin tidak melayani individu atau kelompok yang paling membutuhkan
perawatan.9
Itu termasuk:
a. Mencari tahu masalah yang mempengaruhi banyak orang.9
b. Masalah yang lebih serius harus diprioritaskan.9
Dengan sumber daya yang terbatas menjadi penting untuk menetapkan
prioritas untuk memungkinkan alokasi sumber daya yang paling efisien.9
Kelompok kebutuhan gigi berisiko tinggi meliputi:9
a. Anak-anak pra-sekolah dan sekolah.9
b. Orang tua.9
c. Orang yang cacat fisik/mental.9
d. Orang yang terdiri secara medis.9

9
3. Mengembangkan Maksud dan Tujuan
Tujuan adalah keseluruhan tujuan yang ingin dicapai, sedangkan Tujuan
adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Organisasi
Kesehatan Dunia mendefinisikan tujuan sebagai: “Hasil akhir dari suatu program,
proyek atau lembaga yang ingin dicapai. Titik akhir, kondisi, atau situasi tertentu
yang ingin dicapai seseorang”.9

Manfaat dari Tujuan :


A. Tujuan akan memberikan kerangka kerja untuk proyek dengan menetapkan tolak
ukur keberhasilan.9
B. Tujuan adalah tindakan spesifik untuk mencapai “Tujuan”.9
C. Tujuan memberikan kejelasan kepada tim tentang hasil yang diharapkan.9
Dalam menetapkan tujuan, waktu dan sumber daya merupakan suatu faktor
penting. Mereka tidak hanya merupakan panduan untuk bertindak tetapi juga
membantu untuk mengukur pekerjaan setelah selesai. Tujuan mungkin bersifat jangka
pendek atau jangka panjang.9

Panduan dalam Menetapkan Tujuan “SMART”:


● S – Spesifik – tujuan harus spesifik untuk masalah diidentifikasi.9
● M – Measurable – tujuan harus dapat diukur dengan sumber data yang tersedia.9
● A – Dapat dicapai – tujuan harus dapat dicapai. Simpan saja sederhana dan mudah
dicapai.9
● R – Relevan – tujuan harus relevan dengan masyarakat dan berdasarkan bukti.
Misalnya, sebagai karies prevalensi biasanya tidak menurun secara dramatis
dalam waktu singkat, tujuan untuk mengurangi karies prevalensi sebesar 8%
dalam periode satu tahun tidak akan realistis. Sebaliknya, mengurangi prevalensi
sebesar 2% dalam dua tahun rentang mungkin lebih tepat, atau mengurangi
insiden (kasus baru) sebesar 10% dalam periode dua tahun dimungkinkan.9
● T – Tepat waktu – tujuan harus memiliki definitif jadwal, seperti mengurangi
prevalensi karies sebesar X% di a periode waktu tertentu.9

10
Tujuan lebih spesifik dan menjelaskan:
● Apa: yang harus dicapai.9
● Siapa: untuk siapa itu harus dicapai.9
● Luas: atau besarnya situasi yang ingin dicapai.9
● Dimana dan kapan: lokasi dan waktu yang tepat dari program.9

4. Menilai Sumber Daya dan Kendala


Ini termasuk mengidentifikasi berbagai sumber daya yang tersedia untuk
memfasilitasi implementasi rencana, mis. personil, bahan dan peralatan. Sumber daya
harus diidentifikasi untuk setiap tujuan dan aktivitas. Dalam kedua kasus,
penyelenggara harus berhati-hati untuk memastikan sumber daya yang memadai
tersedia untuk melaksanakan kegiatan yang akan mencapai tujuan rencana.9

Apa yang Termasuk dalam Sumber Daya :


a. Personil
b. Ruang
c. Waktu
d. Persediaan
e. Perjalanan
f. Kebutuhan finansial
g. Kontribusi dalam bentuk barang.9

Kendala
Ini adalah hambatan atau hambatan untuk mencapai tujuan atau sasaran
tertentu. Jika hambatan-hambatan ini diidentifikasi sejak awal perencanaan maka
program dapat dimodifikasi sesuai dengan itu. Kendala dapat terjadi karena:9
a. Keterbatasan sumber daya
b. Kebijakan pemerintah
c. Sistem transportasi yang tidak memadai
d. Kekurangan tenaga kerja
e. Fasilitas yang tidak memadai
f. Karakteristik sosial ekonomi, budaya dan pendidikan masyarakat.9

11
Strategi Alternatif
Setelah kendala diketahui, perencana harus mempertimbangkan tindakan
alternatif untuk mencapai tujuan dengan sumber daya yang tersedia. Semakin banyak
jumlah alternatif strategi semakin baik. Dari sekian banyak perencana dapat memilih
strategi terbaik.9

5. Implementasi
Ini mengubah rencana menjadi tindakan. Perencana harus mengetahui setiap
aktivitas spesifik yang akan dilakukan untuk mengembangkan strategi implementasi.
Pertimbangan harus diberikan kepada:9
a. Definisi peran dan tugas.9
b. Bahan, media, metode dan teknik yang akan digunakan.9
c. Seleksi, pelatihan, motivasi dan supervisi tenaga kerja yang terlibat.9
d. Urutan kronologis kegiatan.9
e. Organisasi dan komunikasi.9
Banyak kekurangan yang sering muncul pada tahap ini. Eksekusi rencana
tergantung pada keberadaan organisasi yang efektif.9

6. Evaluasi
Evaluasi berarti mengukur perubahan yang dihasilkan dari rencana. Ini
membutuhkan pemantauan. Ini adalah proses yang berkelanjutan; pengamatan,
pencatatan dan pelaporan seberapa baik program tersebut memenuhi tujuan yang
dinyatakan. Evaluasi mengukur kemajuan dan efektivitas setiap kegiatan. Siklus
perencanaan klasik dapat diringkas dalam format Problem, Objective, Activities,
Resources, and Evaluation (POARE) yang sederhana. Format ini menyediakan proses
langkah-demi-langkah yang mudah untuk mengatur dan mengevaluasi proyek.9

12
2
Gambar 2. Siklus suatu perencanaan.

RINGKASAN
Perencanaan pelayanan kesehatan merupakan inti kegiatan manajemen kesehatan,
karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan
perencanaan memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan
sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Dalam konsep perencanaan
program kesehatan gigi dan mulut, terdapat enam tahapan utama perencanaan pelayanan
kesehatan gigi telah dijelaskan (WHO, 1976): (i) analisis situasi, (ii) identifikasi masalah dan
perumusan tujuan, (iii) perumusan dan analisis strategi alternatif, (iv) identifikasi upaya, (v)
pemilihan strategi dan (vi) perumusan program.
Tujuan dari program kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, membangkitkan
kemauan dan membimbing masyarakat dan individu untuk meningkatkan dan melestarikan
kebiasaan pelihara diri di dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, menanamkan perilaku
sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah, menghilangkan atau mengurangi penyakit gigi
dan mulut dan gangguan lainnya pada gigi dan mulut, mengingatkan kepada masyarakat
tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, Juga menurut Kemenkes, terdapat dua
tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Kegunaan perencanaan program ialah untuk membantu menjadi proaktif dalam
pengambilan keputusan daripada terus-menerus bereaksi terhadap tekanan dan permintaan,

13
Memungkinkan penentuan prioritas, mengidentifikasi di mana sumber daya dapat diarahkan
untuk memiliki dampak terbesar.
Siklus perencanaan program melibatkan langkah-langkah yaitu Penilaian kebutuhan,
Mengidentifikasi prioritas, Mengembangkan maksud dan tujuan, Menilai Sumber Daya dan
Kendala, Implementasi dan Evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Jasrida Yunita. Sumber Daya Kesehatan dalam Penyusunan Perencanaan Dinas
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Kesehatan Komunitas. 2011;1(2).
2. Syafrawati. Analisis Perencanaan Tahunan Kesehatan Sub Dinas Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2002. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2006;1(1).
3. Junaidi, Pahrur Razi. The Implementation of Oral and Dental Care Services Program
Toward Dental Health Status in Elementary School 134 / IV Jambi City. Jurnal
Kesehatan Gigi. 2018;5(1).
4. Syamsul Arifin, Fauzie Rahman, Anggun Wulandari, Vina Yulia Anhar. Buku Ajar
Dasar-dasar Manajemen Kesehatan. Banjarmasin: Pustaka Buana; 2016.
5. Reni Asmara Ariga. Buku Ajar Implementasi Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam
Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish Publisher; 2020.
6. Hiremath SS. Textbook of Public Health Dentistry. 3rd ed. India: Elsevier; 2016:203-
205.
7. Arsyad. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan pada Murid Kelas IV dan V
SD. Media Kesehatan Gigi. 2018;7(1).
8. Erni Gultom, RR. Ratnasari Dyah P. Konsep Dasar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
dan Mulut. Jakarta: Kemenkes RI; 2017.
9. Marya CM. Textbook of Public Health Dentistry. New Delhi:Jaypee Brothers.
2011:236-238.

14

Anda mungkin juga menyukai