Kelompok 1 (Pertemuan 4) :
UNIVERSITAS JAMBI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan oleh penyusun
sebagaimana mestinya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan dengan judul “Perencanaan
Prestasi/Indikator Kinerja Kesehatan”. Pada makalah ini dibahas teori, sistem, teknik
serta contoh perencanaan prestasi/indikator kinerja kesehatan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..............................................................................................36
3.2 Saran.......................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................37
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca khususnya mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat Universitas
Jambi agar dapat lebih memahami serta menguasai konsep perencanaan
prestasi/indikator kinerja kesehatan yang dipelajari pada mata kuliah pembiayaan
dan penganggaran kesehatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
“Perencanaan merupakan suatu proses yang kontinu yang meliputi dua aspek,
yaitu formulasi perencanaan dan pelaksanaannya. Perencanaan dapat digunakan
untuk mengontrol dan mengevaluasi jalannya kegiatan, karena sifat rencana itu
adalah sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.” (Listyangsih, 2014:90).(6)
3
Perencanaan yaitu:
Types of Plann:
Istilah Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
(kinerja atau prestasi nyata) yang berkaitan dengan segala aktifitas dalam suatu
organisasi kerja. Pengertian kinerja oleh Mukhlis (2005: 27) adalah hasil kinerja
sesuai kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektif yang dicapai sesorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Lebih lanjut, Anwar Prabu Mangkunegara (200:2) mengemukakan kinerja adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal dan tidak
melanggar hukum serta sesuai dengan moral dan etika.(10)
Kane (1996) argues that the performance is “something that a person leaves
behind and which exists outside the said purpose”. According to Kane, performance
is defined at the level of each individual withim the organization or at organization
level. It is perceived as understanding of the achieved results. The author
emphasizes the particular nature of the definition and the impossibility of outlining a
general definition. Therefore, we can speak of an accuracy of the definition at
particular level and an ambiguity of it at general level.(11)
4
Bernadin (1995) points out that “performance should be defined as the sum of
the effects of work, becauce they provide the strongest relationship with the
organization’s strategic objectives, the customer’s satisfaction and the outputs (the
result of the effort put in). This definition equates performance with the sum of the
effects of work”. Performance is achieved when all efforts are focused towards
achieving the set objectives and meeting customer’s satisfaction. Objectives and
customer satisfaction can not however be accurately mensured.
5
Kegunaan dari perencanaan kinerja ini diantaranya untuk melihat masa depan,
memaksimalkan kinerja yang akan datang.
1. Rencana pengembangan
Rencana pengembangan ini dilakukan untuk membantu pekerja meningkatkan
atau menjaga pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki untuk
melakukan pekerjaan.
2. Waktu perencanaan
Hal ini bertujuan agar setiap apa yang diharapkan sesuai dengan keinginan
pada saat evaluasi.
3. Tanggung jawab manager
Meliputi tanggung jawab seluruh aspek pada devisi yang diembannya, agar
perencanaan kinerja sampai pada sasaran yang diharapkan.
4. Tanggung jawab pekerja
Pekerja diharapkan mampu men-support setiap keputusan yang telah diambil
oleh managernya, sehingga adanya keselarasan untuk mencapai tujuan.
5. Rencana tindak
Hal ini dilakukan agar pekerja mengetahui sejauh mana action plan yang
dilaksanakan, dan manager dapat melakukan fungsi control-nya dengan
mudah.
a) Ketersediaan
b) Keterjangkauan/aksesibilitas
c) Acceptability
d) Mutu
6
Di dalam perencanaan kesehatan pastinya diperlukan program kesehatan yang
dapat mendukung kelancaran dari perencanaan kesehatan tersebut. Program
kesehatan merupakan program yang memiliki peran strategis dalam pembangunan
negara Indonesia, secara nasional maupun di masing-masing daerah.
Memperoleh kesehatan merupakan hak setiap individu dan hak warga negara.
Secara global dirunjukkan bahwa Kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia tercantum
dalam:
7
Dalam membuat suatu perencanaan kinerja, perlu diterapkan standar kinerja.
Standar kinerja adalah tolak ukur terhadap mana kinerja diukur agar efektif. Standar
kinerja yaitu kondisi yang akan terjadi ketika segmen pekerjaan dikerjakan dengan
baik. Menurut pendapat Kirkpatrick (2006:37) standar kinerja memiliki pengertian
sebagai “Kondisi yang akan terjadi ketika segmen pekerjaan dikerjakan dengan cara
yang dapat “diterima.” Standar kinerja ini sangat perlu diterapkan dalam membuat
suatu perencanaan kinerja karena:
8
kesehatan. Rencana kinerja ini berfungsi sebagai tolak ukur yang digunakan untuk
menilai keberhasilan setiap periode satu tahun.
Penilaian kinerja Rumah sakit sangat sulit dan kompleks untuk dilakukan,
dibutuhkan informasi lebih dalam bidang non finansial. Sistem penilaian kinerja
dilakukan dengan tujuan mengendalikan, memonitoring dan memperbaiki kualitas
pelayanan perusahaan kesehatan (Lin, Liu, Liu, & Wang, 2013). Agar penilaian
kinerja dapat dilaksanakan dengan tepat, perusahaan perlu menetapkan indikator
kinerja yang relevan. Indikator kinerja tidak hanya berupa indikator keuangan tetapi
juga indikator non keuangan terutama untuk mengukur hasil (outcome).(15)
a) Jenis data
Menurut Blum (1976) dalam Muninjaya (2004), jenis data kesehatan ada 4
macam, yaitu, data tentang perilaku (behavior), lingkungan (environment),
pelayanan kesehatan (health service) dan keturunan (heredity). Dari
keempat jenis data tersebut, maka dapat diuraikan menjadi:
Data Keadaan Geografis
Data keadaan geografis yang penting adalah tentang luas dan batas-
batas wilayah, keadaan tanah, keadaan iklim dan cuaca, keadaan flora,
dan keadaan fauna.
Data Pemerintah
Data yang dikumpulkan, yaitu tentang bentuk pemerintahan, peraturan
perundang-undangan yang berlaku, anggaran pendapatan dan belanja
kesehatan, serta mekanisme dan proses pengambilan keputusan, data ini
terutama digunakan dalam merumuskan prioritas jalan keluar.
Data Kependudukan
Data yang diperlukan antara lain tentang jumlah penjabaran (susunan
umur, jenis kelamin dan geografis), angka pertambahan, serta angka
kelahiran penduduk.
Data Pendidikan
Data yang diperlukan antara lain tentang tingkat pendidikan penduduk
serta fasilitas pendidikan yang tersedia.
Data Pekerjaan dan Mata Pencaharian
Data ini mengenai macam pekerjaan dan mata pencaharian penduduk,
karena jenis pekerjaan cenderung mengakibatkan penyakit tertentu serta
penting untuk melihat kemampuan penduduk untuk membiayai pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan.
Data Keadaan Sosial Budaya
Data tentang budaya meliputi pandangan, kebiasaan, larangan, dan
anjuran yang ada kaitannya dengan bidang kesehatan termasuk
didalamnya soal-soal pengobatan tradisional, yang kesemuanya dapat
10
dimanfaatkan atau dipertimbangkan dalam merencanakan program
kesehatan
Data Keadaan Kesehatan
Secara umum data kesehatan dapat dibedakan atas tiga yaitu:
Data yang menunjukkan status kesehatan penduduk, seperti angka
kematian (umum, bayi, ibu, dan penyakit tertentu), angka harapan
hidup rata-rata, tingkat insidensi, angka kesakitan dan lain-lain.
Data yang menunjukkan kesehatan lingkungan pemukiman, seperti
persentase penduduk yang mempunyai sumber air bersih, mempunyai
jamban, mempunyai tempat sampah, mempunyai rumah sehat, dan
lain-lain.
Data yang menunjukkan jumlah fasilitas kesehatan, jumlah dokter,
jumlah paramedis, jumlah kunjungan, luas cakupan, dan sebagainya.
b) Sumber data
Sumber data secara umum dibagi atas 3 macam, yaitu primer misalnya
wawancara langsung, sekunder misalnya laporan bulanan puskesmas, dan
tertier misalnya hasil publikasi badan-badan resmi seperti Kantor Dinas
Statistik, Dinas Kesehatan dan Kantor Kabupaten. Cara mengumpulkan data
ada 4 macam, yakni wawancara, pemeriksaan, pengamatan, serta peran
serta, misalnya dalam bentuk penelitian epidemiologi.
a) Pentingnya masalah
Makin penting (Importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan
penyelesaiannya. Ukuran pentingnya masalah antara lain:
(1) Besarnya masalah (prevalence).
(2) Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity).
(3) Kenaikan besarnya masalah (rate of increase).
(4) Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet
need).
(5) Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit).
(6) Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern).
(7) Suasana politik (political climate).
b) Kelayakan teknologi (Technical Feseability)
Kelayakan teknologi yang dimaksud disini adalah menunjuk pada
penguasaan ilmu dan teknologi yang sesuai, namun jika indikator-indikator
tersebut tidak dipunyai maka penentuan prioritas masalah dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu teknik Delphi dan teknik Belbeq.
3. Menentukan Tujuan
Menentukan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-
ketetapan tertentu yang ingin dicapai oeh perencanaan tersebut. Semakin jelas
rumusan masalah kesehatan maka akan semakin mudah menentukan tujuan.
Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secara kongkret dan dapat diukur.
11
Perumusan sebuah tujuan operasional program kesehatan harus bersifat
SMART: Spesific (jelas sasarannya dan mudah dipahami oleh staf pelaksana),
Measurable (dapat diukur kemajuannya), Appropriate (sesuai dengan strategi
nasional, tujuan program dan visi/misi institusi, dan sebagainya), Realistic (dapat
dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan kapasitas organisasi yang ada), Time
bound (sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk
mencapai tujuan program seuai dengan target waktu yang telah ditetapkan).
Goal (tujuan umum): bersifat jangka panjang, masih umum, abstrak, dan
tidak terpengaruh oleh perubahan situasi.
Tujuan kebijaksanaan: merupakan bagian dari goal, sasaran populasinya
belum ada. Tujuan ini sudah bersifat spesifik karena bersifat sektoral dan
ditujukan untuk masyarakat di desa.
Tujuan program: target populasinya sudah lebih jelas, ada identifikasi
dampak khusus yang dapat diukur jika tujuan program tercapai.
Tujuan pelayanan: tujuan ini sudah memiliki kejelasan atau spesialisasi
jenis dan tingkat pelayanan yang perlu dilaksanakan.
Tujuan sumber: tujuan di sini memerlukan identifikasi masukan spesifik
(input atau sumber daya tertentu) untuk mencapai tujuan pelayanan.
Tujuan implementasi: tujuan di sini menjelaskan produk spesifik yang ingin
di capai dan juga dapat di ukur.
12
Iklim atau musim hujan
Tingkat penddikan masyarakat rendah
Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif
Perilaku masyarakat yang kurang partisipatif
1) Faktor predisposisi, misalnya umur, jenis kelamin, dan penyakit terakhir yang
diidap. Mungkin dapat saja menciptakan sebuah keadaan yang rentan terhadap
sebuah penyakit.
2) Faktor yang memungkinkan, misalkan pendapatan rendah, gizi buruk,
perumahan yang kumuh, dan perawatan medis yang tidak adekuat mungkin
saja mendorong kearah terjadinya pengembangan penyakit.
3) Faktor-faktor pencetus, misalkan papaparan terhadap agent penyakit yang
spesifik atau agent beracun yang mungkin berasosiasi dengan terjadinya
penyakit atau keadaan tertentu.
4) Faktor-faktor pemberat, misalkan pengulangan paparan dan kerja keras yang
tidak beraturan mungkin dapat mendorong kearah terjadinya sebuah penyakit
yang tertentu atau keadaan yang tertentu pula.
13
a. Efektivitas Jalan Keluar
Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektivitasnya paling tinggi. Untuk
menentukan efektivitas jalan keluar dipergunakan kriteria tambahan seperti:
1) Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (magnitude).
2) Pentingnya jalan keluar (importancy).
3) Sensitivitas jalan keluar (vulnerability).
b. Efisiensi Jalan Keluar
Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk
melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang dipergunakan makin tidak
efisien jalan keluar tersebut. Untuk mengukur nilai prioritas (P) untuk setiap
alternatif jalan keluar, dengan membagi hasil perkalian nilai M (Magnitude) x I
(Importancy) x V (Vulnerability) dengan nilai C. Jalan keluar dengan nilai P
tertinggi, adalah prioritas jalan keluar terpilih.
a. Rumusan Misi
Suatu rencana yang baik harus mengandung rumusan tentang misi (mision
formulation) yang dianut oleh organisasi yang menyusun rencana, antara lain
berisi tentang latar belakang, cita- cita, tujuan pokok, tugas pokok, serta ruang
lingkup kegiatan organisasi.
b. Rumusan masalah
Rumusan masalah tersebut harus memenuhi syarat:
14
1) Harus mempunyai tolak ukur, yaitu tentang apa masalahnya, siapa yang
terkena masalah, serta berapa besar masalahnya.
2) Bersifat netral, yaitu tidak mengandung uraian yang dapat diartikan sebagai
menyalahkan orang lain.
c. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus.
a) Tujuan Umum
Syarat tujuan umum:
1) Jelas keterkaitannya dengan misi organisasi.
2) Jelas keterkaitanya dengan masalah yang ingin diatasi.
3) Menggambarkan keadaan yang ingin dicapai.
b) Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah keadaan (hasil atau outcome) akhir yang diinginkan
yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu. Tujuan khusus
mempunyai ciri-ciri tambahan seperti:
a) Menantang
b) Dapat diraih
c) Sejauh mungkin dapat diukur
d) Harus konsisten dengan tujuan umum dari organisasi
d. Rumusan Kegiatan
Kegiatan yang dimaksud disini adalah disatu pihak dapat mengatasi masalah
dan dipihak lain dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jenis kegiatan
ada dua, yaitu:
1) Kegiatan pokok
2) Kegiatan tambahan
e. Asumsi Perencanaan
Asumsi perencanaan ada dua, yaitu:
1) Asumsi perencanaan yang bersifat positif, yaitu uraian tentang berbagai
faktor penunjang yang diperkirakan ada dan yang berperan dalam
memperlancar pelaksanaan rencana, seperti tingginya kemampuan
masyarakat membiayai pelayanan kesehatan.
2) Asumsi perencanaan yang bersifat negatif, yaitu kebalikan dari point di
atas, seperti tingkat pendidikan penduduk yang rendah.
f. Startegi pendekatan
Secara umum strategi pendekatan ada dua, yaitu pendekatan institusi
danpendekatan komunikasi.
g. Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran (target group), yaitu kepada siapa program tersebut
ditujukan, secara umum dibagi atas dua, yaitu:
1) Kelompok sasaran langsung, yaitu anggota masyarakat yang
memanfaatkan langsung program kesehatan.
2) Kelompok sasaran tidak langsung, yaitu kelompok sasaran antara
h. Waktu
Ada dunia faktor yang mempengaruhi penetapan jangka waktu pelaksanaan
program, yaitu kemampuan organisasi dalam mencapai target dan strategi
pendekatan yang akan diterapkan.
i. Organisasi dan tenaga pelaksana
Suatu rencana harus mencantumkan uraian tentang organisasi serta tenaga
pelaksana yang akan menyelenggarakan rencana, serta tugas dan
wewenangnya masing-masing.
15
j. Biaya
Suatu rencana harus mencantumkan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan rencana.
k. Metode Penilaian dan Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan dikelompokkan kedalam tiga macam, yaitu:
1) Kriteria keberhasilan unsur masukkan.
2) Kriteria keberhasilan unsur proses.
3) Kriteria keberhasilan unsur keluaran (Amiruddin, 2006).
l. Evaluasi
Evaluasi merupakan rangkuman hasil pengukuran capaian kinerja selama
waktu berjalan, yang berkontribusi terhadap capaian outcome yang ditetapkan dalam
Rencana Strategi (Renstra) atau Rencana Operasional. Capaian kinerja output dan
outcome diukur dengan menggunakan berbagai indikator kinerja yang telah
ditetapkan dalam Renstra tersebut. Keseluruhan capaian kinerja merupakan ukuran
keberhasilan manajemen program dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.
1. Standar Prestasi
Dalam organisasi kesehatan yang berupa rumah sakit, standar yang dimiliki
sesuai dengan tuntutan daripada kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh
rumah sakit provinsi/kabupaten/kota. Karena itu, mereka harus memberikan
pelayanan untuk keluarga miskin dengan biaya ditanggung oleh pemerintah
kabupaten/kota. Secara khusus, selain pelayanan yang harus diberikan kepada
masyarakat wilayah setempat, rumah sakit juga harus meningkatkan manajemen
dalam rumah sakit.
16
Manajemen sumber daya manusia
Manajemen keuangan
Manajemen sistem informasi rumah sakit ke dalam dan luar rumah sakit
Sarana dan prasarana
Mutu pelayanan
Akuntansi Kesehatan
Berikut salah satu contoh standar dan program dalam dokumen The Ontario
Public Health Standard.
17
3) Terdapat peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan
program secara menyatu dan komprehensif untuk mengurangi penyakit
kronis.
4) Mitra masyarakat mempunyai kapasitas terkait faktor risiko dengan penyakit
kronis, termasuk diet ketat, obesitas, penggunaan tembakau, fisik yang
aktif, penyalahgunaan alkohol, serta pengungkapan radiasi ultraviolet.
c. Outcome bagi dewan kesehatan
1) Dewan kesehatan menyadari dan menggunakan epidemiology untuk
mendorong pengembangan kebijakan kesehatan masyarakat beserta
program dan pelayanannya untuk pencegahan penyakit kronis.
2) Terdapat peningkatan kesadaran di antara mitra masyarakat tentang faktor-
faktor terkait dengan penyakit kronis yang dibutuhkan dalam
memberitahukan perencanaan program dan pengembangan kebijakan,
termasuk:
Status kesehatan masyarakat
Resiko, sifat melindungi, dan faktor kegembiraan, serta
Pentingnya menciptakan lingkungan yang sehat
3) Pembuat kebijakan mempunyai informasi yang dibutuhkan untuk
menjalankan atau mengamendemen kebijakan yang berlaku atau
mengembangkan kebijakan baru yang mempunyai dampak pada
pencegahan penyakit kronis.
4) Masyarakat sadar pentingnya makanan sehat, berat badan yang sehat,
pengendalian tembakau yang komprehensif, kegiatan fisik, mengurangi
penggunaan alkohol, dan mengurangi radiasi ultraviolet.
5) Masyarakat sadar manfaat pendeteksian kanker secara dini dan penyakit
kronis lainnya.
6) Masyarakat memprioritaskan mempunyai keahlian dalam makanan dan
mengadopsi perilaku makan makanan sehat.
7) Masyarakat memprioritaskan mengadopsi hidup yang bebas tembakau.
8) Penjual tembakau harus memenuhi Undang-Undang Ontario Bebas Rokok.
9) Kaum muda harus mengurangi akses kepada produk tembakau.
d. Penilaian dan pengamatan (assessment and surveillance) Kebutuhan
1) Dewan kesehatan melakukan analisis secara epidemiologi dari data
pengamatan, termasuk monitoring kecenderungan dari waktu ke waktu,
memunculkan kecenderungan, dan prioritas masyarakat. Ini selaras dengan
Population Health Assessment and Surveillance Protocol (2008) atau
sebagaimana saat ini di area:
Makan sehat
Berat badan sehat
Pengendalian tembakau secara komprehensif
Kegiatan fisik
Penggunaan alkohol
Paparan radiasi ultraviolet
2) Dewan kesehatan seharusnya memonitor keterjangkauan makanan terkait
dengan Nutritious Food Basket Protocol (2008) atau yang berlaku sekarang
dan Population Health Assessment and Surveillance Protocol Promosi
kesehatan dan pengembangan kebijakan Kebutuhan (2008) atau yang
berlaku sekarang.
18
e. Promosi kesehatan dan pengembangan kebijakan kebutuhan
1) Dewan kesehatan seharusnya bekerja dengan dewan sekolah atau aturan
staf pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, menggunakan pendekatan
kesehatan komprehensif untuk memengaruhi pengembangan dan
pelaksanaan kebijakan kesehatan, serta menciptakan peningkatan
lingkungan pendukung yang ditujukan untuk topik:
Makan sehat
Berat badan sehat
Pengendalian tembakau secara komprehensif
Kegiatan fisik
Penggunaan alkohol
Paparan radiasi ultraviolet
Upayanya:
19
Paparan radiasi ultraviolet
5) Dewan kesehatan seharusnya meningkatkan kapasitas mitra masyarakat
untuk mengoordinasi serta mengembangkan program dan layanan
regional/lokal terkait dengan:
Makanan sehat, termasuk aktivitas masyarakat berbasis makanan
Berat badan sehat
Pengendalian komprehensif tembakau
Kegiatan fisik
Penggunaan alkohol
Paparan radiasi ultraviolet
21
B. Indikator kesehatan secara umum
Indikator merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan
indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu. Untuk mengukur kinerja rumah sakit,
ada beberapa indikator seperti berikut.
1) Input
Dapat mengukur alat sistem prosedur atau orang yang memberikan
pelayanan, misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap, dan
lain-lain.
2) Proses
Dapat mengukur perubahan saat pelayanan, misalnya kecepatan
pelayanan, pelayanan dengan ramah, dan lain-lain.
3) Output
Dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang
dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, dan kebersihan ruangan.
4) Outcome
Menjadi tolak ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayanan, misalnya
keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan dan lain-lain.
5) Benefit
Tolak ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit ataupun
penerima pelayanan/pasien, misalnya biaya pelayanan yang lebih murah
atau peningkatan pendapatan rumah sakit.
6) Dampak
Tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas, misalnya angka
kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
dan meningkatnya kesejahteraan karyawan.
a. Harapan hidup
b. Kematian premature
c. Usia spesifik angka kematian (misalnya, bayi atau remaja)
d. Penyebab kematian spesifik (misalnya, paru-paru atau kanker serviks)
e. Kelahiran pada remaja
f. Sangat/berat badan lahir rendah
g. Kecukupan perawatan prenatal
h. Karakteristik sosial orang tua (misalnya, tingkat pendidikan ibu)
Bed occupancy rate (BOR) atau pemakaian tempat tidur dipergunakan untuk
melihat berapa banyak tempat tidur di rumah sakit yang digunakan pasien dalam
suatu masa.
22
Jumlah hari perawatan rumah sakit
BOR= ×100 %
Jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode
Persentase ini menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian tempat tidur yang
tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Apabila nilai ini mendekati 100,
itu berarti ideal. Akan tetapi, apabila BOR rumah sakit 60- 80%, itu sudah bisa
dikatakan ideal. BOR antara rumah sakit yang berbeda tidak bisa dibandingkan
karena adanya perbedaan fasilitas rumah sakit, tindakan medis, dan perbedaan
teknologi intervensi. Semua perbedaan tadi disebut sebagai case mix. Turn over
internal (TOI): waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu antara satu
tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh pasien lain.
TOI diusahakan lebih kecil daripada lima hari. Bed turn over (BTO): berapa kali
satu tempat tidur ditempati pasiendalam satu tahun. Usahakan BTO lebih besar dari
40. Length of stay yang baik 5-13 hari atau maksimum 12 hari, 6-10 hari. Infant
mortality rate (angka kematian bayi): standar 20%.
23
Standar pelayanan minimal (SPM) kesehatan adalah tolok ukur kualitas
kinerja minimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah
kabupaten/kota. Standar pelayanan minimal merupakan sebuah kebijakan
publik yang mengatur kualitas jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga
secara minimal. Standar pelayanan minimal rumah sakit Standar pelayanan
rumah sakit daerah adalah penyelenggaraan kualitas pelayanan minimal
dari manajemen rumah sakit pada pelayanan medis, pelayanan penunjang,
dan pelayanan keperawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan, yang
diselenggarakan oleh unit dalam rumah sakit.
Tujuan
Sasaran dan indikator kinerja sasaran tersebut diatas diharapkan dapat dicapai
melalui program dan kegiatan sebagai berikut :
24
N Anggaran
Program Kegiatan
o (Rp)
1 Program Pelayanan 1 Penyediaan Pelayanan 2,554,077,0
Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran 00
2 Program Peningkatan 1 Pemeliharaan Rutin /Berkala
90,000,000
Sarana dan Kendaraan Dinas /Operasional
Prasarana Aparatur 2 Pengadaan Sarana dan
333,000,000
Prasarana Gedung Kantor
3 Pemeliharaan
rutin/berkala/sedang/berat
322,599,447
gedung kantor/bangunan
pendukungnya
4 Pemeliharaan
rutin/berkala/sedang/berat
81,930,000
sarana dan prasarana gedung
kantor
3 Program Peningkatan 1 Pengadaan Pakaian Khusus
591,500,000
disiplin Aparatur Hari hari Tertentu
4 Program Perencanaan 1 Penyusunan Rencana
35,000,000
Strategis dan Pelaporan Strategis SKPD
Capaian Kinerja serta 2 Penyusunan Rencana Kerja
Keuangan SKPD 5,000,000
SKPD
3 Penyusunan laporan capaian
kinerja SKPD 73,000,000
4 Penyusunan Laporan
9,958,915
Keuangan SKPD
Sasaran dan indikator kinerja sasaran tersebut diatas diharapkan dapat dicapai
melalui program dan kegiatan sebagai berikut :
N Anggaran
Program Kegiatan
o (Rp)
1 Peningkatan Kesehatan 1 Jaminan Persalinan 3,052,740,0
dan Keselamatan Ibu 00
2 Program Peningkatan 1 Pencegahan Komplikasi 89,731,000
Kesehatan Keluarga dan Kehamilan
25
Gizi 2 Perawatan Ibu dan Anak Pasca
58,945,000
Persalinan
3 Pencegahan Komplikasi
20,631,900
Pelayanan KB
4 Pelatihan dan Pedidikan
25,260,000
Perawatan Anak Balita
5 Pembinaan, bimbingan dan
pemeriksaan kesehatan anak 57,791,700
usia sekolah dan remaja
6 Pelayanan Pemeliharaan
82,135,000
Kesehatan Lansia
7 Pemberian Makanan dan Vitamin
109,480,000
8 Penanggulangan Kurang Energi
Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kurang Yodium
123,020,900
(GAKY) Kurang Vitamin A dan
Kekurangan Zat Gizi Mikro
lainnya
9 Pemberdayaan Masyarakat untuk
100,000,000
pencapaian Keluarga Sadar Gizi
Rencana
Sasaran Indikator Pencapaian Sasaran Satuan Tingkat
Capaian
Terkendalinya Angka kematian ( Case Fatality
Persen <1
kasus penyakit Rate/CFR ) kasus DBD
menular, tidak Angka kesembuhan TB paru
menuilar, Persen 92%
( BTA + )
kejadian wabah Cakupan desa/Kelurahan UCI Persen 100%
dan kualitas PTM tidak termasuk dalam 10
kesehatan besar penyakit Persen >10
lingkungan
Sasaran dan indikator kinerja sasaran tersebut diatas diharapkan dapat dicapai
melalui program dan kegiatan sebagai berikut :
N Anggaran
Program Kegiatan
o (Rp)
1 Program 1 Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk
368,250,000
Pencegahan
dan 2 Pengadaan Alat Fogging dan Bahan
180,000,000
Penanggulanga Bahan Fogging
n Penyakit 3 Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita dan Anak 167,875,000
Menular sekolah
26
dan Tidak 4 Pelayanan dan Pencegahan dan
350,369,500
Menular Penanggulangan Penyakit Menular
5 Pencegahan Penularan Penyakit
196,500,000
Endemik/Epidemik
6 Peningkatan Survellance Epidemiologi dan
35,139,000
Penanggulangan Wabah
7 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
85,000,000
Penyakit Tidak Menular
2 Program 1 Penyelenggaraan Pelayanan UPTD
98,000,000
Pengembangan Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Lingkungan 2 Pengembangan Kabupaten Sehat
Sehat dan 117,500,000
Kesehatan 3 Inspeksi Air Bersih dan Sanitasi
Matra 19,000,000
Rencana
Indikator Pencapaian
Sasaran Satuan Tingkat
Sasaran
Capaian
Meningkatnya Prosentase Penyalahgunaan
pengawasan bahan berbahaya pada
terhadap makanan Persen 20%
peredaran obat
dan makanan
Sasaran dan indikator kinerja sasaran tersebut diatas diharapkan dapat dicapai
melalui program dan kegiatan sebagai berikut :
Anggara
No Program Kegiatan n
(Rp)
1 Program 1 Peningkatan Pengawasan Keamanan
50,000,000
Pengawasan, Pangan dan Bahan Berbahaya
Pengendalian 2 Pengawasan Keamanan dan Kesehatan
Obat dan Makanan 30,000,000
Kesehatan Hasil Industri
Makanan 3 Pengawasan dan Pengendalian 33,000,000
27
Keamanan dan Kesehatan makanan
hasil produksi rumah tangga
Indikator
Rencana Tingkat
Sasaran Pencapaian Satuan
Capaian
Sasaran
Meningkatnya Prosentase Desa Persen
promosi Siaga 100%
kesehatan dan Aktif
pemberdayaan Prosentase Rumah Persen
masyarakat 58%
Tangga sehat
Sasaran dan indikator kinerja sasaran tersebut diatas diharapkan dapat dicapai
melalui program dan kegiatan sebagai berikut :
N Anggaran
Program Kegiatan
o (Rp)
1 Program 1 Pengembangan Media Promosi dan
216,546,500
Promosi Informasi Sadar Hidup Sehat
Kesehatan dan 2 Penguatan Upaya Kesehatan Bersama
Pemberdayaan Masyarakat 300,000,000
Masyarakat
Sasaran dan indikator kinerja sasaran tersebut diatas diharapkan dapat dicapai
melalui program dan kegiatan sebagai berikut :
N Anggaran
Program Kegiatan
o (Rp)
1 Program Obat 1 Pengadaan Obat dan Perbekalan 4,505,232,00
dan Kesehatan 0
Perbekalan 2 Peningkatan Pemerataan Obat dan
Kesehatan Perbekalan Kesehatan 48,388,000
28
Kesehatan Miskin Di Puskesmas Jaringannya 00
Masyarakat 2 Pengadaan, Peningkatan dan
1,610,918,00
Perbaikan Sarana dan Prasarana
0
Puskesmas dan Jaringannya
3 Bantuan Keuangan Khusus Bidang
-
Kesehatan
4 Pelayanan Operasional Puskesmas
134,506,100
Puskesmas Jelakombo
5 Pelayanan Operasional Puskesmas
160,308,100
Puskesmas Pulolor
6 Pelayanan Operasional Puskesmas
130,716,100
Puskesmas Jabon
7 Pelayanan Operasional Puskesmas
88,285,470
Puskesmas Tambakrejo
8 Pelayanan Operasional Puskesmas
991,000,000
Puskesmas Cukir
9 Pelayanan Operasional Puskesmas
124,071,903
Puskesmas Brambang
N Anggaran
Program Kegiatan
o (Rp)
10 Pelayanan Operasional Puskesmas
300,403,800
Puskesmas Blimbing
11 Pelayanan Operasional Puskesmas
99,500,100
Puskesmas Plumbon Gambang
12 Pelayanan Operasional Puskesmas
213,870,300
Puskesmas Bandar kedungmulyo
13 Pelayanan Operasional Puskesmas
270,474,290
Puskesmas Perak
14 Pelayanan Operasional Puskesmas
96,102,100
Puskesmas Megaluh
15 Pelayanan Operasional Puskesmas
195,239,700
Puskesmas Tembelang
16 Pelayanan Operasional Puskesmas
107,144,000
Puskesmas Jatiwates
17 Pelayanan Operasional Puskesmas
129,270,400
Puskesmas Ploso
18 Pelayanan Operasional Puskesmas
234,809,000
Puskesmas Kabuh
19 Pelayanan Operasional Puskesmas
199,721,600
Puskesmas Plandaan
20 Pelayanan Operasional Puskesmas
312,872,200
Puskesmas Tapen
21 Pelayanan Operasional Puskesmas
127,467,900
Puskesmas Keboan
22 Pelayanan Operasional Puskesmas 897,312,700
Puskesmas Mojoagung
29
23 Pelayanan Operasional Puskesmas
124,294,500
Gambiran
24 Pelayanan Operasional Puskesmas
426,964,300
Puskesmas Sumobito
25 Pelayanan Operasional Puskesmas
108,800,400
Puskesmas Jogoloyo
26 Pelayanan Operasional Puskesmas
328,751,700
Puskesmas Kesamben
27 Pelayanan Operasional Puskesmas
67,466,600
Puskesmas Blimbing Kesamben
28 Pelayanan Operasional Puskesmas
625,752,500
Puskesmas Peterongan
29 Pelayanan Operasional Puskesmas
93,703,100
Puskesmas Dukuhklopo
30 Pelayanan Operasional Puskesmas
289,136,800
Puskesmas Mayangan
31 Pelayanan Operasional Puskesmas
47,258,700
Puskesmas Jarak Kulon
32 Pelayanan Operasional Puskesmas
174,647,000
Puskesmas Pulorejo
33 Pelayanan Operasional Puskesmas
83,082,500
Kesamben Ngoro
34 Pelayanan Operasional Puskesmas
178,289,100
Puskesmas Mojowarno
35 Pelayanan Operasional Puskesmas
58,719,630
Puskesmas Japanan
36 Pelayanan Operasional Puskesmas
665,238,500
Puskesmas Bareng
37 Pelayanan Operasional Puskesmas
183,806,400
Puskesmas Wonosalam
N Anggaran
Program Kegiatan
o (Rp)
38 Bantuan Operasional Kesehatan
475,467,840
Puskesmas Jelakombo
39 Bantuan Operasional Kesehatan
479,164,690
Puskesmas Pulolor
40 Bantuan Operasional Kesehatan
425,625,995
Puskesmas Jabon
41 Bantuan Operasional Kesehatan
502,959,390
Puskesmas Tambakrejo
42 Bantuan Operasional Kesehatan
577,907,225
Puskesmas Cukir
43 Bantuan Operasional Kesehatan
454,822,890
Puskesmas Brambang
44 Bantuan Operasional Kesehatan 447,198,440
Puskesmas Blimbing
30
45 Bantuan Operasional Kesehatan
454,832,140
Puskesmas Plumbon Gambang
46 Bantuan Operasional Kesehatan
539,451,790
Puskesmas Bandar kedungmulyo
47 Bantuan Operasional Kesehatan
560,092,140
Puskesmas Perak
48 Bantuan Operasional Kesehatan
561,726,390
Puskesmas Megaluh
49 Bantuan Operasional Kesehatan
478,509,840
Puskesmas Tembelang
50 Bantuan Operasional Kesehatan
539,873,290
Puskesmas Jatiwates
51 Bantuan Operasional Kesehatan
739,892,840
Puskesmas Ploso
52 Bantuan Operasional Kesehatan
710,919,390
Puskesmas Kabuh
53 Bantuan Operasional Kesehatan
663,770,790
Puskesmas Plandaan
54 Bantuan Operasional Kesehatan
488,209,690
Puskesmas Tapen
55 Bantuan Operasional Kesehatan
607,615,540
Puskesmas Keboan
56 Bantuan Operasional Kesehatan
533,282,890
Puskesmas Mojoagung
57 Bantuan Operasional Kesehatan
524,637,690
Puskesmas Gambiran
58 Bantuan Operasional Kesehatan
474,993,090
Puskesmas Sumobito
59 Bantuan Operasional Kesehatan
534,043,990
Puskesmas Jogoloyo
60 Bantuan Operasional Kesehatan
Puskesmas Kesamben 616,917,790
61 Bantuan Operasional Kesehatan
451,373,290
Puskesmas Blimbing Kesamben
62 Bantuan Operasional Kesehatan
466,594,590
Puskesmas Peterongan
63 Bantuan Operasional Kesehatan
481,984,460
Puskesmas Dukuhklopo
64 Bantuan Operasional Kesehatan
651,011,900
Puskesmas Mayangan
N Anggaran
Program Kegiatan
o (Rp)
65 Bantuan Operasional Kesehatan
420,128,200
Puskesmas Jarak Kulon
66 Bantuan Operasional Kesehatan 464,725,000
Puskesmas Pulorejo
31
67 Bantuan Operasional Kesehatan
472,155,700
Puskesmas Kesamben Ngoro
68 Bantuan Operasional Kesehatan
570,440,000
Puskesmas Mojowarno
69 Bantuan Operasional Kesehatan
466,835,000
Puskesmas Japanan
70 Bantuan Operasional Kesehatan
667,659,000
Puskesmas Bareng
71 Bantuan Operasional Kesehatan
541,000,000
Puskesmas Wonosalam
72 Pelayanan Jaminan Kesehatan
932,184,000
Nasional Puskesmas Jelakombo
73 Pelayanan Jaminan Kesehatan
769,586,400
Nasional Puskesmas Pulolor
74 Pelayanan Jaminan Kesehatan
602,474,400
Nasional Puskesmas Jabon
75 Pelayanan Jaminan Kesehatan
651,578,400
Nasional Puskesmas Tambakrejo
76 Pelayanan Jaminan Kesehatan 2,599,898,4
Nasional Puskesmas Cukir 00
77 Pelayanan Jaminan Kesehatan 1,185,294,0
Nasional Puskesmas Brambang 00
78 Pelayanan Jaminan Kesehatan 1,293,811,2
Nasional Puskesmas Blimbing 00
79 Pelayanan Jaminan Kesehatan
Nasional Puskesmas Plumbon 688,512,000
Gambang
80 Pelayanan Jaminan Kesehatan
1,796,652,0
Nasional Puskesmas Bandar
00
kedungmulyo
81 Pelayanan Jaminan Kesehatan 1,890,108,0
Nasional Puskesmas Perak 00
82 Pelayanan Jaminan Kesehatan
985,248,000
Nasional Puskesmas Megaluh
83 Pelayanan Jaminan Kesehatan 1,132,876,8
Nasional Puskesmas Tembelang 00
84 Pelayanan Jaminan Kesehatan
614,064,000
Nasional Puskesmas Jatiwates
85 Pelayanan Jaminan Kesehatan 1,680,228,0
Nasional Puskesmas Ploso 00
86 Pelayanan Jaminan Kesehatan 2,025,856,0
Nasional Puskesmas Kabuh 85
87 Pelayanan Jaminan Kesehatan 1,528,164,0
Nasional Puskesmas Plandaan 00
88 Pelayanan Jaminan Kesehatan 1,436,529,6
Nasional Puskesmas Tapen 00
89 Pelayanan Jaminan Kesehatan 1,141,272,0
32
Nasional Puskesmas Keboan 00
90 Pelayanan Jaminan Kesehatan 1,964,001,6
Nasional Puskesmas Mojoagung 00
91 Pelayanan Jaminan Kesehatan 1,031,844,0
Nasional Puskesmas Gambiran 00
33
N Anggaran
o Program Kegiatan (Rp)
34
Peningkatan dan Puskesmas Megaluh
Perbaikan Sarana 2 Rehabilitasi sedang/berat
300,000,000
dan Puskesmas Bawangan Ploso
Prasarana 3 Pembangunan Puskresmas 1,900,000,0
Puskesmas/Puskesm Plumbon Gambang 00
as 4 Rehabilitasi sedang/berat
Pembantu dan 150,000,000
Puskesmas Pembantu Jatibanjar
Jaringannya 5 Rehabilitasi sedang/berat
150,000,000
Puskesmas Pembantu Darurejo
6 Rehabilitasi sedang/berat
150,000,000
Puskesmas Pembantu Asemgede
7 Rehabilitasi sedang/berat
Puskesmas Pembantu 150,000,000
Curahmalang
8 Rehabilitasi sedang/berat
150,000,000
Puskesmas Pembantu Gedangan
5 Program Pembinaan 1 Penyediaan/pemeliharaan sarana
Lingkungan Sosial pelayanan kesehatan di Puskesmas
Bidang Kesehatan bagi masyarakat yang terkena 300,000,000
penyakit akibat dampak konsumsi
rokok dan penyakit lainnya
35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan menspesifikasikan apa yang harus dicapai atau dilakukan pada masa
datang dan bagaimana hal itu dapat dilaksanakan. Fungsi perencanaan mencakup
aktivitas manajerial yang menentukan tujuan dan alat yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut.
3.2 Saran
Setiap instansi kesehatan, baik dinas kesehatan, puskesmas dan yang sejenisnya
perlu membuat sebuah perencanaan prestasi/indikator kerja baik yang bersifat
bulanan maupun tahunan, dengan begitu setiap aktivitas dan anggaran yang
direncanakan untuk kedepannya tertata dan tersistem dengan baik sehingga dapat
menghasilkan performa yang baik bagi instansi serta pegawai yang berkerja di
dalamnya.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
2011;1(4):179–83.
12. Basori M., Prahiawan W, Daenulhay. Pengaruh Kompetensi Karyawan Dan
Lingkungan Kerja Dan Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja
Sebagai Variabel Intervening. J Ekon. 2017;Vol 1 No 1:149–58.
13. Healthcare Performance Management | Excardo [Internet]. [cited 2021 Mar 2].
Available from: https://excardo.com/content/healthcare-performance-
management/index.html
14. FAJI FAJI. Perencanaan Prestasi. Faji.org [Internet]. 2020;1–27. Available
from: http://www.faji.org/binpres.php
15. Citra Wiguna. Penerapan Malcolm Baldrige Dalam Sistem Penilaian Kinerja
Manajemen Bidang Kesehatan. J Sist Cerdas. 2018;1(1):10–8.
16. Herina D. Perencanaan Program Kesehatan - PDFCOFFEE.COM [Internet].
[cited 2021 Mar 2]. Available from: https://pdfcoffee.com/perencanaan-
program-kesehatan-8-pdf-free.html
17. Ikosnomos. Panduan Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi |
monitoringevaluation [Internet]. 2011 [cited 2021 Mar 2]. Available from:
https://monitoringevaluation.wordpress.com/2011/09/30/panduan-
perencanaan-monitoring-dan-evaluasi/
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kesehatan/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5778676/#:~:text=Definitions%20of
%20health%20by%20the%20World%20Health%20Organization&text=This
%20generally%20accepted%20definition%20states,or%20infirmity%E2%80%9D
%20(11)
https://www.slideshare.net/FirlyZulkifli/perencanaan-kinerja-review-kinerja
http://kesehatanbers.blogspot.com/2016/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
http://nurfaizinyunus.blogspot.com/2015/07/perencanaan-kesehatan.html?m=1
https://id.scribd.com/document/457484136/makalah-ppk-docx
Bastian,Indra & Yeni Widiastuti. 2016. Perencanaan Prestasi Kesehatan, 27(1), 25-
26
Wiguna,Citra & Yudha Saitika. 2018. Sistem Penilaian Kinerja Manajemen Bidang
Kesehatan, 324(1), 10-17
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://dinkes.jombangkab.go.id/assets/files/RKT/RKT
38
%2520Dinkes%2520Kab%2520Jombang
%25202018.pdf&ved=2ahUKEwiIqdaXks7uAhWv_XMBHcHgC8cQFjABegQICxAB&
usg=AOvVaw24h_xaoi7Kr7XDzZZGWMxl
39