OLEH :
KELOMPOK 4
DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Esthika Ariany Maisa, M.Kep
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, segala
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat
selesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul Perencanaan Keperawatan ini kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini ada manfaatnya untuk masyarakat ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................................................1
Rumusan Masalah........................................................................................................................1
Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
Definisi Perencanaan....................................................................................................................3
Teori Perencanaan........................................................................................................................3
Tujuan Perencanaan.....................................................................................................................6
Syarat Perencanaan......................................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................................13
Kesimpulan................................................................................................................................13
Saran...........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
2. Untuk mengetahui teori-teori perencanaan
3. Untuk mengetahui tujuan perencanaan
4. Untuk mengetahui syarat-syarat perencanaan
5. Untuk mengetahui komponen perencanaan
6. Untuk mengetahui jenis-jenis perencanaan Karu
7. Untuk mengetahui proses penyusunan rencana
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah upaya manusia secara sadar memilih alternatif masa depan
yang dikehendaki dan kemudian mengarahkan sumber daya untuk mewujudkan tujuan.
Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang mencakup penelitian
lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara keseluruhan memperjelas visi, misi
dan filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya organisasi, mengidentifikasi dan
memilih langkah-langkah tindakan, memperkirakan efektifitas tindakan dan menyiapkan
karyawan untuk melaksanakannya (Mugianti, Sri. 2016)
Perencanaan (planning), merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua
fungsi dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan. Maksudnya fungsi-fungsi
yang lain dari manajemen tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya perencanaan
yang baik. Hal ini sesuai dengan definisi perencanaan dari Swansburg dan Swansburg
(1999), bahwa perencanaan adalah proses berkelanjutan yang diawali dengan menetapkan
tujuan, dan kemudian melaksanakannya sesuai dengan proses, memberikan umpan balik
dan melakukan modifikasi rencana jika diperlukan. Lebih lanjut Swansburg dan
Swansburg (1999) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses berfikir atau
proses mental dalam membuat keputusan dan peramalan yang berorientasi pada masa
yang akan datang. (Mugianti, Sri. 2016)
Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses
manajemen agar faktor produksi yang biasanya sangat terbatas dapat diarahkan secara
maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, oleh karena itu perencanaan
harus mengandung unsur-unsur yang dapat menjawab What, Why, Where, When, Who
dan How. (Mugianti, Sri. 2016)
3
kemudian selanjutkan menetapkan langkah langkah untuk menuju tujuan (Agus
Supinganto, 2020)
Menurut Hudson dalam Tanner dalam Maswarita (2010), teori perencanaan
meliputi, antara lain: synoptic, incremental, transactive, advocacy, dan radikal.
Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai
penggabungan dari taksonomi Hudson.
1) Teori sypnoptic
Disebut juga system planning, rational system approach, rasional
comprehensive planning. Menggunakan model berfikir system dalam
perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang
bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan
ini meliputi :
a. pengenalan masalah,
b. mengestimasi ruang lingkup problem
c. mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian,
d. menginvestigasi problem,
e. memprediksi alternative,
f. mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat
desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini
menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan
desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek
tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan.
2) Teori transactive
Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan
pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu
berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya
juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan
perencanaan.
4
3) Teori advocacy
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah
diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris,
tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai advocacy
(mempertahankan dengan argumentasi).
Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional.
Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan,
perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan
kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh
pemerintah/ atau badan pusat.
4) Teori radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal
untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat
mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan.
Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari
individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat
dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada
pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal
menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya.
Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.
5) Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga
complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori
diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi
masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori
ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori
situational. Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang
5
sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat.
6
b) Kesederhanaan artinya berbagai hal seperti teknik penyusunan, bahasa yang
digunakan, sistematik, format, penekanan berbagai prioritas, dan sebagainya harus
jelas. Bahkan idealnya suatu rencana sudah harus demikian jelasnya sehingga
dapat dipahami oleh orang lain, terutama para pelaksana dan memperoleh
pengertian yang sama dengan yang dimaksudkan oleh para perencana. Hanya saja
penting diperhatikan bahwa kesederhanaan tidak mengurangi pentingnya
kelengkapan rencana tersebut.
c) Fleksibilitas, artinya suatu rencana merupakan keputusan yang akan dilaksanakan
di masa depan, tidak mustahil terjadi perubahan-perubahan tertentu di dalam dan
di luar organisasi yang mengharuskan peninjauan terhadap bagian-bagian tertentu
dari rencana itu. Peninjauan kembali harus mungkin untuk dilakukan tanpa harus
mengubah pola dasarnya. Misalnya, sejumlah kegiatan tertentu direncanakan akan
dilaksanakan, akan tetapi jika ternyata jumlah dana diperhitungkan tidak tersedia,
maka sangat mungkin berakibat pada berkurangnya jumlah kegiatan yang akan
diselenggarakan. Fleksibilitas juga mungkin dituntut karena berbagai faktor
lainnya, seperti tidak tersedianya tenaga kerja yang diperlukan, menurunnya
kegiatan ekonomi, dan bergantinya kebijaksanaan pimpinan organisasi dalam hal
pemanfaatan teknologi. Jelasnya, fleksibilitas berarti memperhitungkan apa yang
mungkin dilaksanakan, tergantung pada keadaan nyata yang dihadapi.
d) Rencana yang pragmatic, artinya bentuk dan sifat rencana merupakan
pencerminan dari filsafat manajemen yang dianut oleh pimpinan organisasi. untuk
kepentingan perencanaan, intinya terletak pada penggabungan pandangan yang
idealistik dengan yang pragmatik. Memang benar bahwa suatu organisasi yang
ingin maju dan berkembang adalah organisasi yang memiliki idealisme. Dengan
menetapkan tujuan, terutama jangka panjang yang bersifat ideal, organisasi
ditantang untuk berbuat yang terbaik dengan mengerahkan segala kemampuan
yang ada. Akan tetapi, idealisme perlu dibarengi oleh sikap yang realistik dengan
memperhitungkan bukan hanya keterbatasan kemampuan organisasi, akan tetapi
juga dengan secara teliti memperhitungkan faktor-faktor eksogenus yang pasti
mempunyai dampak terhadap jalannya roda organisasi yang bersangkutan.
7
e. Rencana sebagai instrumen peramalan masa depan, artinya bahwa merencanakan
tidak berarti menggunakan bola kristal yang bentuk, jenis, dan sifat masa depannya akan
terlihat. Akan tetapi, rencana harus merupakan suatu keputusan yang di dalamnya telah
tergambar situasi dan kondisi yang diperkirakan akan dihadapi di masa depan dan
memberikan petunjuk tentang cara-cara yang dipandang tepat untuk menghadapinya.
8
Penjelasan secara rinci teknik-teknik melakukan kegiatan yang ditetapkan sehingga
tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan benar.
9
yang dibuat setiap tahun sekali yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya, rencana ini biasa dibuat oleh kepala ruang.
10
Perencanaan keperawatan yang juga penting adalah perencanaan SDM khususnya
SDM keperawatan. Adapun tujuan perencanaan SDM keperawatan adalah:
1) Menentukan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan contoh perencanaan
kebutuhan perawat berdasarkan tingkat pendidikan (D3, Ners, Ners spesialis)
2) Peminatan SDM keperawatan sesuai minat, spesialisasi, dan kualifikasi
pendidikan yang tepat.
3) Menjamin tersedianya tenaga keperawatan masa sekarang maupun masa
mendatang
4) Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas
5) Koordinasi integrasi dan sinkronisasi
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi
menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan. Tapi dalam sebuah prencanaan
perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan
terkhususnya dalam Perencanaan Keperawatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Mugianti, Sri. 2016. Modul dan Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Manajemen dan
Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. Kebayoran Baru Jakarta Selatan: Kemenkes RI
Supinganto, Agus. Dll.2020.Praktik Manajemen Keperawatan : Teori dan Aplikasinya.
Mataram: Panca Terra Firma
Taufiqurokhman. 2008. Konsep dan Kajian Ilmu Perencanaan.Jakarta
14