DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya
makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
ii
PERENCANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN SESUAI PERENCANAAN DAN
STANDAR AKREDITASI PELAYANAN
1
2
Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing perawat yang
dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana harian ini dibuat oleh kepala ruang, ketua
tim/ perawat primer, dan perawat pelaksana.
2. Rencana bulanan
Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan.
Rencana bulanan ini harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana bulanan
dapat dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/ perawat primer.
3. Rencana tahunan
Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali. Rencana
tahunan disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya. Rencana
tahunan dibuat oleh kepala ruang.
Ada dua jenis perencanaan, yaitu:
a) Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya jangka panjang yang
ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan umum suatu organisasi. Perencanaan
jangka panjang digunakan untuk mengembangkan pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juaga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah
tidak sesuai lagi dengan keadaan masa kini.
b) Perencanaan operasional menguraikan kativitas dan prosedur yang akan
digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa
orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas, menetapkan prosedur
serta menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan metode
untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai
berikut: Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,
kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan
jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya –
biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan Menurut depkes
(1994), dengan melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi: merencanakan jumlah
dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan, merencanakan
jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan, merencanakan dan menentukan
jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien.
3
2. Organisasi tradisional
memiliki yang
cadangan dana menghambat
yang besar. tercapainya
3. Organisasi kondisi kerja
memiliki yang efisien.
peraturan yang 2. Keinginan
lengkap. anggota untuk
4. Organisasi belajar dari
memiliki kesalahan
sekertariat yang sangat rendah.
representatif.
S 5. Organisasi W 3. Budaya
memiliki anggota organisasi
yang banyak. adalah budaya
6. Organisasi tradisional
memiliki yang
cadangan dana menghambat
yang besar. tercapainya
7. Organisasi kondisi kerja
memiliki yang efisien.
peraturan yang 4. Keinginan
lengkap. anggota untuk
8. Organisasi belajar dari
memiliki kesalahan
sekertariat yang sangat rendah.
representatif.
Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi keperawatan yang datang
dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi layanan keperawatan di
masa depan.
Selain empat komponen dasar analisis SWOT ini, berkembang pula beberapa
subkomponen hasil proses analisis yang jumlahnya bergantung pada kondisi
organisasi. Sebenarnya masing – masing subkomponen adalah pengejawatahan
6
peluang
Threats Strategi ST Strategi WT
Susun daftar Gunakan kekuatan Perkecilan kelemahan
ancaman untuk menghindari dan hindari ancaman
ancaman
d. Analisis Tulang Ikan
Analisis tulang ikan digunakan untuk mengategorikan berbagai sebab
potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah
dimengerti dan rapi. Cara ini juga membantu dalam menganalisis apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses, yaitu dengan cara memecah proses
menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia,
material, mesin, prosedur, kebijakan, dan lain-lain. Menfaat analisis tulang
ikan adalah memperjelas sebab-sebab suatu masalah atau persoalan.
Langkah-langkah dalam membuat analisis tulang ikan:
1) Mengidentifikasi akibat atau masalah. Tulis akibat atau masalah yang
akan ditangani pada kotak paling kanan diagram tulang ikan, misalnya
laporan keperawatan akhir bulan terlambat
2) Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama. Dari garis horizontal
utama, terdapat empat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Sebab tipa
cabang mewaliki “sebab utama” dari masalah yang ditulis.
3) Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saram. Setiap
kategori memiliki penyebab yang perlu diuraikan dengan
menggunanakan curah pendapat. Bila penyebab dikemukakan, tentukan
bersama-sama karena penyebab tersebut harus ditempatkan pada
diagram tulang ikan. Sebab-sebab dituliskan pada garis horizontal
sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis horizontal utama.
4) Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. Setelah setiap kategori
diisi, cari sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori. Sebab
sebab inilah yang merupakan petunjuk :sebab yang tampaknya paling
mungkin”. Catat jawabanya pada kertas flipchart terpisah
5) Mencapai kesepakatan atas sebab yang paling mungkin. Di antara sebab
sebab harus dicari sebab yang paling mungkin. Kaji kembali sebab yang
telah didaftarkan dan tanyakan, “mengapa ini sebabnya?”. Tanyakan
10
mengapa sampai pertanyaan itu tidak dapat dijawab lagi, dan pada tahap
ini sebab pokok teridentifikasi.
Unsur manajemen atau sumber daya bagi manajemen adalah hal-hal yang merupakan
modal bagi pelayanan anajemen, dengan modal itu akan lebih menjamin pencapaian
tujuan yang terdiri dari 6M yaitu:
a. M1 (Man) : Ketenagaan/sumber daya manusia.
b. M2 (Material) : Sarana dan prasarana.
c. M3 (Method) : Metode asuhan keperawatan.
d. M4 (Money) : Pemasukan.
e. M5 (Mutu) : Keselamatan pasien, kepuasan pasien, kenyamanan, kecemasan,
perawatan diri, pengetahuan/perilaku pasien.
f. M6 (Machine) : Alat, mesin.
1) Pengorganisasian data: memilih data yang mendukung dan data yang
menghambat.
2) Pembuatan rencana: tentukan objektif, uraian kegiatan, prosedur, target, waktu,
penanggung jawab, sasaran, biaya, peralatan, metode yang digunakan.
keperawatan professional
6. Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran
dalam penerapan model praktek keperawatan
professional
7. Penyusunan format pengkajian khusu dan sistim
dokumentasi asuhan keperawatan.
8. Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat dan
kelengkapan administrasinya.
9. Penyusunan format supervise
10. Penyusunan format penunjang kegiatan lainnyaa
seperti format kegiatan harian
11. Uji coba peran
1. Penerapan model asuhan keperawatan professional
: aplikasi peran, pendelegasian tugas dan proses
dokumentasi keperawatan
2. Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi
II
keperawatan
3. Penyelengaraan supervise keperawatan
4. Penyelenggaraan sentralisasi obat
5. Persiapan penyelengaraan rotasi dinas 24 jam
1. Penerapan model asuhan keperawatan professional
: aplikasi peran, pendelegasian tugas, dan proses
III dokumentasi keperawatan
2. Penerapan semua progam
3. Penyelengaraan rotasi 24 jam
2. Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan
IV professional
3. Penyusunan laporan
Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu
pelaksanaanya, selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya.
Inti dari tahap ini adalah mulai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan
seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana
13
Pada setting ruang rawat rumah sakit kita mengenal adanya kepala ruangan
(karu). Kepala ruangan adalah tenaga perawat yang diberikan tugas memimpin satu
ruang rawat danbertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan. Adapun
hal-hal yang dikelola oleh kepala ruang yaitu:
a. SDM Keperawatan
b. Sarana dan prasarana
c. Biaya/anggaran
d. Sistem informasi
e. Karu secara terus menerus belajar dan menguasai pengetahuan manajemen
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah manajerial.
f. Karu berasumsi bahwa perawat pelaksana memerlukan peningkatan
kompetensi.
g. Organisasi tetap eksis melalui upaya karu melakukan perubahan/pembaharuan.
Adapun lingkup kegiatan kepala ruangan (Huber, 2006) yaitu:
a. Mengelola praktik klinik keperawatan dan askep di ruang rawat
b. Mengkoordinasikan pelayanan ruangan dengan dengan tim kesehatan.
c. Mengelola keuangan
d. Mengelola SDM keperawatan di ruangan
e. Bertanggung jawab terhadap staf dan pengaturan shift.
f. Mengevaluasi kualitas dan askep yang tepat.
g. Mengorientasikan dan mengembangkan staf
h. Menjamin terlaksananya standar dan aturan lain.
i. Mempertahankan kenyaman/keamanan pasien
3. Ketenagaan keperawatan di ruang rawap inap
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen
keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf keperawatan
merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan
jumlah dan jenis personel keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
keperawatan pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab
dalam mengatur sistem kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000). Ketenagaan
adalah kegiatan manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin, memberikan
orientasi, dan meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan
organisasi (Marquis dan Huston, 2010). Ketenagaan juga memastikan cukup atau
tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat yang profesional, terampil, dan
16
kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan datang harus dapat diprediksi
dan suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan.
Manager harus merencanakan ketenagaan yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan asupan pasien. Upaya harus dilakukan untuk menghindari kekurangan dan
kelebihan personalia saat ada fluktuasi jumlah dan akuitas pasien. Kebijakan prosedur
ketenagaan dan penjadwalan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada semua staf.
Kebijakan dan penjadwalan tidak boleh melanggar undang-undang ketenagakerjaan
atau kontrak pekerja. Kebijakan ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara
berkala untuk menentukan apakah memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya
harus terus dilakukan agar dapat menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif
dan kreatif (Marquis dan Huston, 2010).
4. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di puskesmas
Menurut Menkes (2015) yaitu puskesmas merupakan garda depan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan
manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas, maka perlu
dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang
ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi. Puskesmas wajib untuk diakreditasi
secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali, demikian juga akreditasi merupakan
salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang bekerja sama dengan BPJS.
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan
mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen,
sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta
penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan
sertifikat akreditasi.
Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan dan
hak pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini
ditegakkan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
link : https://www.scribs.com/document/402986176/manajemen-askep-di-rs-sesuai-
standar-nasional-akeditasi-di-rumah-sakit-.docx. tgl 20 februari
Marquis dan husto (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan
Aplikasi. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta. Edisi 4.EGC
Renaldi, dkk. 2017. Makalah Kepemimpinan Dan Manajemen. Stikes Budi Luhur.
Cimahi tgl 21 februari
17