Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2686-5165 (online)

Volume 2, Nomor 1, April 2020

Hasil Penelitian
PERBANDINGAN KESTABILAN HEMODINAMIKA ANTARA POSISI LEFT LATERAL
15˚ DENGAN BERBARING TERLENTANG PADA PASIEN SECTIO CAESAREA POST
ANESTESI SPINAL
Kezia Engely Natasha Latupeirissa1, Ony W. Angkejaya2
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
2
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
Coresponding author email: kezialatupeirissa9@gmail.com

Abstrak
Skripsi ini berjudul “Perbandingan Kestabilan Hemodinamika Antara Posisi Left Lateral 15˚ dengan Berbaring
Terlentang Pada Pasien Sectio Caesarea Post Anestesi Spinal”. Skripsi ini merupakan suatu penelitian yang meneliti
tentang efektivitas jumlah dosis obat efedrin yang digunakan dalam menjaga kestabilan hemodinamika yang diberikan
pada pasien sectio caesarea post anestesi spinal antara posisi left lateral 15º dengan berbaring terlentang di RSUD Dr.
M. Haulussy Ambon. Indikator penilaian pada skripsi ini meliputi perbandingan posisi, tekanan darah, denyut nadi, dan
dosis efedrin yang digunakan pada tiap posisi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode penelitian
eksperimental. Lokasi penelitian ini yaitu bertempat di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon dengan jumlah sampel yang
digunakan sama dengan populasi. Berdasarkan uji t-test membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
tekanan darah sistol dan diastol dari tiap perlakuan. Nilai rata-rata tekanan darah sistol atau mean untuk kelompok
Supine adalah sebesar 113,3495 mmHg, sementara untuk kelompok Left lateral adalah sebesar 117,8990 mmHg.
Sedangkan nilai rata-rata tekanan darah diastol atau mean untuk kelompok Supine adalah sebesar 67,0155 mmHg,
sementara untuk kelompok Left lateral adalah sebesar 72,2500 mmHg. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa hemodinamika pasien sectio caesarea post anestesi spinal
dengan perlakuan left lateral 15˚ lebih stabil dibandingan dengan hemodinamika pasien section caesarea post anestesi
spinal dengan perlakuan berbaring terlentang.
Kata Kunci: Anestesi spinal, tekanan darah, posisi, efedrin.

Abstract
The thesis is titled "Comparison of hemodynamic stability between Left Lateral position 15° with Supine Position in the
patient's Sectio Caesarea Post Spinal Anesthesia". This thesis is a research study on the effectiveness of the number of
doses of ephedrine drugs used in maintaining the hemodynamic stability given in sectio caesarea patient post the spinal
anesthetic between the left lateral position 15 º with supine position at the Hospital Dr. M. Haulussy Ambon. The
assessment indicators in this thesis include the comparison of position, blood pressure, pulse rate, and the dose of
ephedrine used in each position. This research is analytic research with experimental research methods. The location of
this research is located at the Hospital Dr. M. Haulussy Ambon with the number of samples used equal to the
population. Based on the T-test test, there is a significant difference between the blood pressure of the systole and
diastol of each treatment. The average value of blood pressure systole or the mean for the supine group is 113.3495
mmhg, while for the Left lateral group it is 117.8990 mmhg. While the average value of diastol blood pressure or mean
for the Supine group is 67.0155 mmHg, while for the Left lateral Group it is 72.2500 mmHg. From that data it can be
concluded that H0 rejected and Ha accepted. It proved that the haemodynamics of the patients ' sectio Caesarea post
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 71
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020

spinal anesthesia with 15 ° left lateral treatment is more stable compared with the patient's hemodynamics section
Caesarea post spinal anesthesia with a lying down treatment.
Keywords: spinal anesthesia, blood pressure, position, ephedrine.

Pendahuluan Pembedahan secara caesar sering


Persalinan sectio caesarea adalah dilakukan sebagai suatu pilihan operatif yang
persalinan melalui sayatan pada dinding elektif maupun pada keadaan emergensi.4
abdomen dan uterus yang diambil masil utuh Indikasi paling umum adalah kegagalan
dengan berat janin lebih dari 1000 gram atau kemajuan pembukaan jalan lahir, gawat janin,
umur kehamilan lebih 28 minggu. Keputusan disproporsi sefalopelvik, letak janin yang
untuk melakukan persalinan sectio caesarea abnormal, prematur, dan juga riwayat sectio
diharapkan dapat menjamin turunnya tingkat caesarea sebelumnya. Teknik anestesi yang
morbiditas dan mortalitas. Sectio caesarea digunakan adalah anestesi regional atau
digunakan ketika persalinan pervaginam tidak umum yang memiliki keuntungan dan juga
mungkin untuk dilakukan atau memiliki kerugiannya. Pilihan teknik anestesi
resiko tinggi terhadap ibu dan bayi. Saat tergantung pada indikasi operasi, derajat
persalinan sectio caesarea tidak akan urgensi, keadaan ibu, dan juga keinginan
merasakan sakit, tetapi rasa sakit itu akan pasien.5,6
dirasakan beberapa jam setelah tindakan International Obstetric Anaesthesia
sectio caesarea selesai.1 Guidelines merekomendasikan penggunaan
Proses persalinan dengan menggunakan teknik anestesi spinal atau epidural
metode sectio caesarea perlu diperhatikan dibandingkan dengan anestesi umum pada
dengan serius, karena proses persalinan ini sebagian besar kasus sectio caesarea.
memiliki resiko yang dapat membahayakan Anestesi spinal mengakibatkan hipotensi
keadaan ibu dan janin yang sedang melalui blokade pada saraf simpatis yang
dikandung. Angka kematian secara sectio berfungsi mengatur tonus otot pembuluh
caesarea adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran darah. Blokade saraf simpatis preganglionik
hidup. Angka ini menunjukan resiko 25 kali menyebabkan terjadinya vasodilatasi vena,
lebih besar dibandingkan dengan persalinan sehingga terjadi pergeseran volume darah
pervaginam.2 Pada kasus karena infeksi terutama ke bagian splanik dan juga ke
mempunyai angka 80 kali lebih tinggi extremitas inferior, sehingga menurunkan
dibandingkan persalinan pervaginam dan aliran darah balik ke jantung. Selain itu, hal
komplikasi dari tindakan anestesi sekitar 10% ini juga menyebabkan terjadinya penurunan
dari seluruh angka kematian ibu.3 resistensi pembuluh darah.5,7,8
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 72
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020

Hipotensi merupakan salah satu efek Hipotensi dapat memberikan efek


samping anestesi spinal yang dilakukan pada langsung pada bayi. Sistem uteroplasenta
wanita hamil dengan angka kejadian sekitar tidak memiliki autoregulasi, karena pembuluh
80%.9,10 Efek kardiovaskular ini diakibatkan darah plasenta sudah berdilatasi penuh.
oleh tindakan anestesi spinal yang Perfusi uteroplasenta hanya bergantung pada
berhubungan erat dengan level blokade tekanan darah ibu hamil. Batas tekanan darah
simpatis yang mencapai persarafan setinggi terendah yang masih dapat dikompensasi
thorakal satu sampai dengan lumbal dua (T1- untuk menjamin perfusi uteroplasenta
L2).7,8 manusia yang masih baik sampai saat ini
Berdasarkan World Health Report tahun belum dapat ditentukan.15
2010, didapati bahwa angka kejadian Jika hipotensi yang terjadi cukup berat
hipotensi dengan pemberian prehidrasi ringer atau berkepanjangan, dapat menyebabkan
laktat sebanyak 15 ml/kgBB sebelum anestesi terjadinya fetal asidosis. Meta analisis terbaru
spinal pada suatu grup kontrol yang menjalani menegaskan bahwa kejadian fetal asidosis
sectio caesarea dengan teknik anestesi spinal berat yaitu pH arteri umbilikalis kurang dari
adalah 43,33%.11 Hasil penelitian tahun 2008 7,10 lebih sering terjadi pada anestesi spinal
di Chulalongkorn, Thailand didapati bahwa dibandingkan dengan anestesia general dan
insidensi hipotensi pada pasien yang epidural.16,17,18
menjalani sectio caesarea dengan anestesi Berbagai cara dapat dilakukan untuk
spinal sebesar 52,6% dari 722 pasien. mencegah serta menangani hipotensi yang
Masalah serius yang paling sering terjadi terjadi pada sectio caesarea, antara lain posisi
akibat anestesi spinal adalah hipotensi berat uterus miring ke kiri (sekitar 15º) dengan cara
setelah onset obat tercapai.12 mengganjal pelvis atau memiringkan meja,
Meskipun saat ini anestesi spinal sudah posisi sedikit head up setelah penyuntikan
cukup aman, namun dapat juga menimbulkan obat anesthesia local hiperbarik, pemberian
komplikasi dan yang paling sering adalah cairan kristaloid atau koloid sebelum
hipotensi. Angka kejadian hipotensi akibat melakukan anestesi spinal, dapat juga
anestesi spinal sekitar 1/3 dari seluruh kasus. diberikan vasopressor seperti efedrin,
Penelitian prospektif yang dilakukan pada penilefrin, atau dopamine. Biasanya obat yang
lebih dari 1.800 pasien yang mendapat sering diberi adalah efedrin yang diberikan
anestesi spinal, 26% diantaranya mengalami secara intravena dengan dosis 5-10 mg. cara
komplikasi dan mayoritas yaitu sebanyak lainnya yang dapat dilakukan adalah elevasi
16% berupa hipotensi.13,14 tungkai bawah.6

https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 73
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020

Berdasarkan penelitian yang sudah Metode


dilakukan, didapatkan bahwa penurunan Penelitian ini merupakan penelitian
tekanan darah rata-rata dari 124/72 mmHg analitik, dengan menggunakan data primer
menjadi 63/38 mmHg pada ibu yang pasien yang di sectio caesarea untuk
diposisikan terlentang setelah dilakukan mengetahui perbandingan kestabilan
tindakan anestesi spinal pada sectio caesarea. hemodinamika antara posisi left lateral 15º
Sedangkan pada posisi miring, tekanan darah dengan berbaring terlentang pada pasien
arteri rata-rata menjadi 100/60 mmHg.19,20 sectio caesarea post anestesi spinal RSUD
Autotransfusi dengan posisi head down Dr. M. Haulussy Ambon Periode Agustus
dapat menambah kecepatan preload. Jika sampai September 2019 dengan metode total
hipotensi tidak membaik setelah diberikan sampling berjumlah 40 sampel. Populasi
cairan, maka vasopressor langsung ataupun dalam penelitian ini adalah pasien yang
tidak langsung dapat segera diberikan seperti dilakukan sectio caesarea post anestesi spinal
efedrin dengan dosis 5-10 mg bolus intravena. dengan American Society of Anesthesiologists
Efedrin merupakan vasopressor yang akan Physical Status (ASA PS) atu dan dua, serta
meningkatkan kontraksi otot jantung (efek usia 20 tahun sampai dengan kurang dari 40
sentral) dan bersifat vasokonstriktor (efek tahun. Penelitian ini menggunakan metode
perifer).16 Efedrin akan merangsang reseptor Experimental. Pengambilan sampel dengan
alfa dan beta adrenergik. Alfa dan beta metode ini bertujuan untuk mencari sampel
adrenergik ini akan menghambat vasodilatasi. minimal untuk masing-masing kelompok
Efedrin yang diberikan secara intramuscular kasus. Sampel untuk tiap perlakuan akan
dan infus kontinyu terbukti dapat mencegah ditentukan dengan menggunakan urutan.
terjadinya hipotensi akibat anestesi spinal Pasien yang dengan urutan ganjil akan
pada sectio caesarea. Efedrin intramuscular mendapatkan perlakuan berbaring terlentang,
dengan dosis 45 mg pada wanita hamil dan pasien dengan urutan genap akan
dengan berat badan 75-80 kg efektif mendapatkan perlakuan posisi left lateral 15˚.
mencegah hipotensi sebanyak 48%.
Sedangkan apabila diberikan efedrin secara Hasil
infus kontinyu dengan bolus 6 mg dan Hasil yang didapatkan menunjukkan
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 2 nilai rata-rata tekanan darah sistol untuk
mg/menit efektif menurunkan angka kejadian kelompok supine adalah sebesar 113,3495
hipotensi sebesar 41%.16 mmHg, sementara untuk kelompok left lateral
15˚ adalah sebesar 117,8990 mmHg.

https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 74
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020

Sedangkan tekanan darah diastol untuk p yaitu 0,0138 berarti terdapat perbedaan
kelompok supine adalah sebesar 67,0155 yang signifikan antara tekanan darah sistol
mmHg, sementara untuk kelompok left lateral antara kelompok supine dengan kelompok left
15˚ adalah sebesar 72,2500 mmHg. Rata-rata lateral 15˚, dimana rata-rata tekanan darah
denyut nadi pada kelompok supine adalah kelompok supine lebih rendah dibandingkan
92,8990 kali per menit, sedangan pada kelompok left lateral 15˚ (113,3495 <
kelompok left lateral 15˚ adalah 91,0990 kali 117,8990).
per menit. Hasil analisis Independent sample t-
test pada tekanan darah diastole antara
Tabel 4.1 Perbandingan tekanan darah sistol pada kelompok supine dengan kelompok left
pasien sectio caesarea
Left Lateral lateral 15˚ diperoleh nilai hitung tabel t
Posisi Supine 15˚
Rata-rata sistol 113,3495 mmHg 117,899 mmHg sebesar 2,285 dengan tingkat signifikansi nilai
Rata-rata diastole 67,0155 mmHg 72,2500 mmHg
p yaitu 0,028 sehingga keputusan uji adalah
Rata-rata denyut 92,8990 kali per 91,0990 kali per
nadi menit menit H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan
yang signifikan antara tekanan darah diastol
Hasil penelitian menunjukkan pada
antara kelompok supine dengan kelompok left
posisi supine, rata-rata dosis efedrin yang
lateral 15˚, dimana rata-rata tekanan darah
digunakan pada pasien sectio caesarea yaitu
kelompok supine lebih rendah dibandingkan
11,5 mg. Sedangkan pada posisi left lateral
kelompok left lateral 15˚ (67,0155 <
15˚, didapati dosis efedrin yang digunakan
72,2500).
yaitu 0 mg atau tidak menggunakan efedrin
sama sekali selama pasien dimiringkan
Tabel 4.3 Analisis Independent Sample t-test Tekanan
selama 6 menit setelah anestesi spinal. Darah
Standar Deviasi
Tekanan Left
tHitung Nilai p
Darah Supine Lateral
Tabel 4.2 Perbandingan dosis efedrin yang digunakan
15˚
pasien sectio caesarea
Sistol 8,08219 10,70209 -1,517 0,0138
No Posisi Rata-rata Dosis Efedrin Diastol 7,56568 6,90756 -2,285 0,028
1 Supine 11,5 mg
Left Lateral
Hasil analisis Independent sample t-
2 15˚ 0 mg
test pada denyut nadi antara kelompok supine
Hasil analisis Independent sample t- dengan kelompok left lateral 15˚ diperoleh
test pada tekanan darah sistol antara nilai thitung sebesar 0,487 dengan tingkat
kelompok supine dengan kelompok left signifikansi nilai p yaitu 0,629 sehingga
lateral 15˚ diperoleh nilai hitung tabel t keputusan uji adalah Ha ditolak yang berarti
sebesar 1,517 dengan tingkat signifikansi nilai tidak terdapat perbedaan yang signifikan
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 75
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020

denyut nadi antara kelompok supine dengan terjadinya penurunan pada aliran darah ke
kelompok left lateral 15˚. seluruh tubuh.7,8
Hipotensi dapat memberikan efek
Pembahasan langsung pada bayi. Sistem uteroplasenta
Pada penelitian ini didapatkan hasil yang tidak memiliki autoregulasi, karena pembuluh
menunjukkan tekanan darah sistol pada left darah plasenta sudah berdilatasi penuh.
lateral 15˚ didapati lebih stabil. Pada posisi Perfusi uteroplasenta hanya bergantung pada
left lateral 15˚, tekanan darah sistol sebesar tekanan darah ibu hamil. Batas tekanan darah
117,899 mmHg, sedangkan pada posisi terendah yang masih dapat dikompensasi
supine sebesar 113,3495 mmHg. Tekanan untuk menjamin perfusi uteroplasenta
darah diastol pada left lateral 15˚ didapati manusia yang masih baik sampai saat ini
lebih stabil. Pada posisi left lateral 15˚, belum dapat ditentukan.15
tekanan darah diastol sebesar 72,2500, Pada saat ibu hamil di miringkan 15˚,
sedangkan pada posisi supine sebesar 67,0155 maka tidak akan terjadi penekanan pada
mmHg. aortokaval, sehingga tidak akan terjadi
penurunan aliran darah yang kaya akan
Tabel 4.7 Analisis Independent Sample t-test Denyut oksigen ke bagian extremitas inferior dan ke
Nadi
bagian splanik. Hal ini akan mengakibatkan
Standar
Denyut Nadi tHitung p-v tidak terjadinya penurunan aliran darah balik
Deviasi
Supine 13,75217 ke jantung. Sehingga ibu hamil tidak akan
Left Lateral 0,487 0,629
15˚
9,18468 mengalami hipotensi.7
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Hal ini diakibatkan ketika pasien hamil dilakukan oleh Ueland yang mengatakan
dan diposisikan terlentang, maka uterus akan adanya perubahan hemodinamika pada pasien
menekan aortokaval sehingga akan yang menjalani section caesarea dengan
mengakibatkan terjadinya penurunan alirah anestesi spinal. Pada posisi terlentang, di
darah yang mengalir ke bagian extremitas dapati terjadi penurunan rata-rata tekanan
inferior dan ke bagian splanik. Hal ini akan darah dari 124/72 mmHg menjadi 78/63
mengakibatkan terjadinya penurunan aliran mmHg. Pada pasien yang telah mendapatkan
darah balik ke jantung yang disebabkan oleh anestesi spinal akan terjadi blok pada serabut
berkurangnya aliran darah ke daerah tersebut. saraf preganglionik otonom yang merupakan
Sehingga, aliran darah balik ke jantung akan serat saraf halus. Akibat denervasi simpatis
semakin berkurang dan menyebabkan ini akan terjadi penurunan tahanan pembuluh

https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 76
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020

tepi karena terjadi dilatasi arterial, arteriol, denyut jantung, tahanan perifer, panjang dan
dan post arteriol yang mengakibatkan terjadi diameter pembuluh darah. Anestesi spinal
hipotensi ringan. Pada pasien sectio caesarea, mengakibatkan terjadinya vasodilatasi
hipotensi dapat menjadi berat akibat efek pembuluh darah yang akan mengakibatkan
yang di timbulkan dari anestesi spinal dan terjadinya perubahan diameter pada pembuluh
berbaring dengan posisi terlentang atau posisi darah sehingga terjadi pengurangan volume
supine, sehingga terjadi venous pooling yaitu kapasitas pembuluh darah.7,36
terjadinya kompresi pada aortokaval akibat Tindakan operasi atau pembedahan selain
penekanan oleh Rahim, janin, plasenta, dan dapat menimbulkan nyeri, trauma, juga dapat
cairan ketuban yang beratnya lebih dari 6 menimbulkan gejala kardiovaskuler berupa
kilogram. Penekanan terjadi pada L4-L5 peningkatan tekanan darah, peningkatan laju
sehingga mengakibatkan penurunan venous jantung dan disritmia. Hal ini dikaitkan
return ke jantung, yang nantinya akan dengan respon stress dan reflek simpatis yang
menyebabkan terjadinya penurunan cardiac berlebihan. Anestesi mengubah atau
output. Jika cardiac output menurun, maka memodifikasi respon stress, yang dapat
akan mengakibatkan terjadinya penurunan diubah lebih lanjut dengan menggunakan
tekanan darah. 7,36 penggunaan opium dosis tinggi. Selama
Tekanan darah sistole dan diastole setelah anestesi, denyut jantung dan tekanan darah
5 menit pemberian posisi miring pada pasien dipertahankan dalam batas normal. Sebagian
sectio caesarea yang di berikan anestesi besar pasien akan mempertahankan denyut
spinal, di dapati bahwa tekanan sistole jantung pasca operasi antara 50 hingga 80
menjadi 112,29 mmHg dan tekanan diastole denyut jantung per menit.7,8
menjadi 63,12 mmHg, posisi ini ada dalam
Penggunaan efedrin di bidang anestesi
keadaan normal. Hal ini sesuai dengan
pada kasus hipotensi akibat anestesi regional,
penelitian yang di lakukan oleh Ueland
baik oleh karena anestesi spinal maupun
bahwa, mengubah posisi pasien dari
anestesi epidural. Pemberian efedrin dengan
terlentang menjadi lateral dapat meningkatkan
dosis 10-25 mg intravena pada orang dewasa
isi sekuncup 44,1%, menurunkan denyut
sebagai pilihan simpatomimetik mengatasi
jantung sebanyak 4,5% dan meningkatkan
blokade susunan saraf simpatis yang
curah jantung sebanyak 33,5%. Nilai tekanan
disebabkan anestesi regional ataupun untuk
darah selalu berubah-ubah, perubahan tekanan
mengatasi efek hipotensi yang disebabkan
darah ini di pengaruhi oleh factor curah
oleh obat-obat anestesi. Pada ibu hamil yang
jantung, isi sekuncup atau stroke volume,
menjalani sectio caesarea dengan anestesi
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 77
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020

spinal, efedrin merupakan pilihan untuk Efedrin akan merangsang reseptor alfa
mengatasi hipotensi yang diakibatkan oleh dan beta adrenergik. Alfa dan beta adrenergik
anestesi spinal. Efedrin juga dapat ini akan menghambat vasodilatasi. Efek
meningkatkan tekanan darah dan samping pemberian efedrin yaitu cemas,
memperbaiki aliran darah plasenta. Selain itu, palpitasi, dan insomnia. Sedangkan efek pada
efedrin juga digunakan untuk mengatasi kardiovaskular yang tidak menguntungkan
hipotensi akibat induksi dengan propofol. berupa kenaikan tekanan darah sampai
Efedrin dapat mempercepat kerja dari takikardi. Kenaikan tekanan darah yang tinggi
rokunorium.16 dan mendadak sampai melebihi batas
Efek kardiovaskular dari efedrin kemampuan autoregulasi otak akan berakibat
menyerupai epinefrin, tetapi respon kenaikan terjadi hiperfusi dan kebocoran cairan melalui
tekanan darah sistemik kurang disbanding sawar darah otak sehingga menimbulkan
efedrin. Efedrin membutuhkan 250 kali edema otak dengan gejala klinis sakit kepala
dibandingkan epinefrin untuk mendapatkan hebat,rasa mengantuk, bingung sampai kejang
efek kenaikan tekanan darah yang sama. bahkan penurunan kesadaran.16
Pemberian efedrin intravena meningkatkan Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu
tekanan darah, denyut jantung, dan curah alat ukur yang digunakan hanya bisa menilai
jantung. Aliran darah renal dan splanik posisi left lateral 15˚.
menuruh, tetapi aliran darah coroner dan otot
skelet meningkat. Resistensi vascular sistemik Kesimpulan
berubah karena vasokonstriksi pada vascular 1. Ada perbedaan yang signifikan antara
beds diimbangi dengan vasodilatasi oleh rata-rata tekanan darah sistol pada
stimulasi beta-2 pada tempat-tempat yang kelompok Supine dengan kelompok
lain. Efek kardiovaskular tersebut pada Left lateral dengan nilai p yaitu
reseptor alfa menyebabkan vasokonstriksi 0,0138.
arteri dan vena di perifer. Mekanisme utama 2. Ada perbedaan yang signifikan antara
efek efedrin terhadap kardiovaskular adalah rata-rata tekanan darah diastol pada
dengan meningkatkan kontraktilitas otot kelompok Supine dengan kelompok
jantung dengan aktivasi reseptor beta-1. Left lateral dengan nilai p yaitu 0,028.
Dengan adanya antagonis reseptor beta, maka 3. Tidak ada perbedaan yang signifikan
efek efedrin terhadap kardiovaskular adalah antara rata-rata denyut nadi pada
dengan stimulasi reseptor alfa.16 kelompok Supine dengan kelompok
Left lateral dengan nilai p yaitu 0,629.

https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 78
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020

4. Dosis efedrin yang digunakan pada kestabilan hemodinamika pasien dan


posisi supine yaitu 11,5 mg. juga dalam jumlah dosis efedrin yang
Sedangkan pada posisi left lateral 15˚, diberikan lebih sedikit.
tidak menggunakan efedrin selama 4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
pasien dimiringkan 6 menit post dengan jangka waktu yang lebih lama
anestesi spinal. sehingga diharapkan mendapatkan
5. Hasil analisis pada penelitian ini hasil denyut nadi yang lebih
menunjukkan bahwa hemodinamika signifikan.
pasien sectio caesarea post anestesi
spinal dengan perlakuan posisi left Referensi
lateral 15˚ lebih stabil dibandingkan 1. Ngan Kee WD. Prevention of maternal
hypotension after regional anaesthesia for
dengan berbaring terlentang. caesarean section. Curr Opin
Anaesthesiol. 2010;23. p: 304-9.
2. Gibbons L, Belizam JM, Lauer JA, et all.
Saran World Health Report. The Global
Numbers and Costs of Additionally Need
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti and Unnecessary Caesarean Sections
memberikan saran sebagai berikut: Performed per Year. (internet). 2010.
Available from :
1. Perlu diadakan penelitian lanjutan http://www.who.int/healthsystems/topics/
financing/healthreport/30C-
mengenai perbandingan kestabilan sectioncosts.pdf.
hemodinamika antara berbaring 3. Benson R, Pernoll M. Handbook of
Obstetric and Gynecologic. 10th edition.
terlentang dengan posisi left lateral New York: The McGraw Hill Companies.
2009.
15˚ pada pasien sectio caesarea post
4. Baraka A, MD, FRCA. Editorial: can we
anestesi spinal di RSUD Dr. M. minimize hypotension following spinal
anesthesia for caesarian section. MEJ
Haulussy Ambon. Anesth. 2010:p. 5-20.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan 5. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia.
Depkes RI. Jakarta. 2010.
tetapi menggunakan sudut yang lebih 6. Depkes RI. Pengelolahan Program KIA.
Depkes RI. Jakarta. 2009.
kecil seperti 10˚ sesuai dengan 7. Salman OH, Yehia AH. Randomized
penelitian yang telah dilakukan oleh double-blind comparison of intravenous
ephedrine and hydroxyethyl starch 6% for
Salman OH dan teman-teman tetapi spinal-induced hypotension in elective
caesarean section. Ain-Shams
didapatkan hasil yang tetap sama. Anesthesiol. 2014;07. p: 221-5.
3. Bagi RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, 8. Chumpathong S, Chinachoti T,
Visalyaputra S, Himmungan T. Incidence
pasien sectio caesarea perlu and risk factors of hypotension during
spinal anesthesia for caesarean section at
dimiringkan selama 6 menit setelah di
Siriraj Hospital. J Med Assoc Thai.
anestesi spinal dalam menjaga 2006;89(8). p: 1127-32.

https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 79
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020

9. Baraka A, MD, FRCA. Editorial: can we weight adjusted dose of local anaesthetic
minimize hypotension following spinal for spinal anaesthesia for elective
anesthesia for caesarian section. MEJ caesarean section. Anaesthesia. 2005;60.
Anesth. 2010:p. 5-20. p: 348-53
10. Somboonviboon W, Kyokong O, 19. Chesnut DH, Polley LS, Tsen LC, Wong
Narasethakamol A. Incidence and risk CA. Obstetric anaesthesia, principles and
factors of hypotension and bradycardia practice. Edisi 4. Philadelphia: Mosby
after spinal anesthesia for caesarian Elseiver;2009.
section. J Med Assoc Thai. 2008;91(2). p: 20. Bieniarz J, Maqueda E, Caldeyro-Barcia
181-7. R. Compression of aorta by the uterus in
11. Gibbons L, Belizam JM, Lauer JA, et all. late human pregnancy. I. Variations
World Health Report. The Global between femoral and brachial artery
Numbers and Costs of Additionally Need pressure with changes from hypertension
and Unnecessary Caesarean Sections to hypotension. Am. J. Obstet. Gynecol.
Performed per Year. (internet). 2010. 1966 Jul 15;95(6):795-808. [PubMed]
Available from : 21. Afolabi BB, Lesi FEA, Merah NA.
http://www.who.int/healthsystems/topics/ Regional versus general anesthesia for
financing/healthreport/30C- caesarean section (Review). The
sectioncosts.pdf. Cochrane Collaboration. 2006;4. p:1-44.
12. Surya SL. Perbandingan Efek Koloading 22. Birnbach DJ. General anesthesia for
HES dan Ringer Laktat terhadap caesarean section-who needs it? European
Hipotensi Akibat Spinal Anestesia Pada Society of Anaesthesiologists, Refresher
Wanita Hamil Ynag Menjalani Seksio Course. 2003. p: 165-7.
Sesarea. Tesis PPDS Anestesiologi dan 23. Flora L, Redjeki SI, Wargahadibrata HA.
Terapi Intesif. Sumatera: FK USU.2011. Perbandingan efek anestesi spinal dengan
13. Carpnter RL, Caplan RA, Brown DL. anestesi umum terhadap kejadian
Incidence and risk factors for side effects hipotensi dan nilai APGAR bayi pada
of spinal anesthesia. The Journsl of The seksio sesaria. Jurnal Anestesi
American Society of Anesthesiologist. Perioperatif. 2014;2:105-6.
Vol 76. 2002. Available from: 24. Ronald D, Miller MD. Anesthesia. 6th
http://journals.lww.com/anesthesiology/A edition. New York: Churchill
bstract/1992/0600/Incidence_and_Risk_F Livingstone. 2005: p. 232-329.
actors_for_Side_effects_of.6.aspx 25. Barbeau TR. Cardiovascular physiology.
14. Rofiq A, Sutiyono D. Anestesia Regional Florence: Francis Marion University.
dan Umum Pada Operasi Caesar, Jurnal 2004.
Anestesiologi Indonesia. Volume 1(3). 26. Cunningham F et al. Obstetri Williams.
Semarang: FK Undip. 2009. p:185-200. Volume 1. Ed.23.- Jakarta : EGC, 2012.
15. Heriwardito A. Perbandingan 27. Anggorowati, Sudiharjiani Nanik.
Hemodinamik saat Anestesi Spinal antara Mobilisasi dini dan penyembuhan luka
Coloading Ringer Laktat dan HES operasi pada ibu post sectio caesarea
130/0,4 untuk Operasi Bedah Sesar. (SC) di ruang Dahlia Rumah Sakit Umum
Anestesia & Critical Care. Volume 28(2). Daerah Kota Salatiga. [Available from :
2010. p: 7. http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn1
16. Velde MV. Spinal anesthesia in the 2012010/article/viewFile/1281/1334]
obstetric patient: prevention and treatment Akses: 4 April 2019.
of hypotension. Acta Anaesthesiologica 28. Cunningham Gary F, Leveno J K, Bloom.
Belgica. Volume 57. 2006. p: 383-6. S L, Haut. C J, Rouse. J D, Spongg. Y C.
17. Mitra JK, Roy J, Bhattacharyya P, Yunus Obstetri William. Ed.23.Vol.1- Jakarta:
M, Lyngdoh NM. Changing trends in the EGC. 2012.
management of hypotension following 29. Snell R.S. Anatomi klinik untuk
spinal anesthesia in caesarean section. J mahasiswa kedokteran.Ed.6.Jakarta:
Postgrad Med. 2013;59. p: 121-6. EGC. 2006.
18. Harten JM, Boyne I, Hannah P, Ververis 30. Sander A. M. Antibiotika rasional dalam
D, Brown A. Effect of a height and Ilmu Bedah. Fakultas Kedoteran
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 80
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020

Universitas Muhamadiyah Malang. 33. Gibson. J. 2002. Fisiologi dan Anatomi


[Available from : Modern untuk Perawat. Ed. 2. EGC.
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/farm Jakarta. Pp : 123.
asains/article/download/1160/1251]Akses 34. Werner. D. 1980. Where There is No
: 4 April 2019. Doctor . Hesperian Foundation. Ed 1.
31. Obstetri Patologi. Bagian obstetri dan USA. Pp : 161.
ginekologi Fakultas Kedokteran 35. Reid, W.D. Clinical Management Notes
Universitas Padjadjaran Bandung. and Case Histories in Cardiopulmonary
Bandung: Elstar Offset, 1984. Physical Therapy. United State of
32. Moore L. K, Agur R.M.A. Anatomi dasar America: Slack. 2004.
klinis.Jakarta: Hipokrates. 2002. 36. Potter PA., Perry AG., Elkin MK.
Nursing Interventions & Clinical Skills.
St. Louis: Missouri USA. 2006.

https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 81

Anda mungkin juga menyukai