Hasil Penelitian
PERBANDINGAN KESTABILAN HEMODINAMIKA ANTARA POSISI LEFT LATERAL
15˚ DENGAN BERBARING TERLENTANG PADA PASIEN SECTIO CAESAREA POST
ANESTESI SPINAL
Kezia Engely Natasha Latupeirissa1, Ony W. Angkejaya2
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
2
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
Coresponding author email: kezialatupeirissa9@gmail.com
Abstrak
Skripsi ini berjudul “Perbandingan Kestabilan Hemodinamika Antara Posisi Left Lateral 15˚ dengan Berbaring
Terlentang Pada Pasien Sectio Caesarea Post Anestesi Spinal”. Skripsi ini merupakan suatu penelitian yang meneliti
tentang efektivitas jumlah dosis obat efedrin yang digunakan dalam menjaga kestabilan hemodinamika yang diberikan
pada pasien sectio caesarea post anestesi spinal antara posisi left lateral 15º dengan berbaring terlentang di RSUD Dr.
M. Haulussy Ambon. Indikator penilaian pada skripsi ini meliputi perbandingan posisi, tekanan darah, denyut nadi, dan
dosis efedrin yang digunakan pada tiap posisi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode penelitian
eksperimental. Lokasi penelitian ini yaitu bertempat di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon dengan jumlah sampel yang
digunakan sama dengan populasi. Berdasarkan uji t-test membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
tekanan darah sistol dan diastol dari tiap perlakuan. Nilai rata-rata tekanan darah sistol atau mean untuk kelompok
Supine adalah sebesar 113,3495 mmHg, sementara untuk kelompok Left lateral adalah sebesar 117,8990 mmHg.
Sedangkan nilai rata-rata tekanan darah diastol atau mean untuk kelompok Supine adalah sebesar 67,0155 mmHg,
sementara untuk kelompok Left lateral adalah sebesar 72,2500 mmHg. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa hemodinamika pasien sectio caesarea post anestesi spinal
dengan perlakuan left lateral 15˚ lebih stabil dibandingan dengan hemodinamika pasien section caesarea post anestesi
spinal dengan perlakuan berbaring terlentang.
Kata Kunci: Anestesi spinal, tekanan darah, posisi, efedrin.
Abstract
The thesis is titled "Comparison of hemodynamic stability between Left Lateral position 15° with Supine Position in the
patient's Sectio Caesarea Post Spinal Anesthesia". This thesis is a research study on the effectiveness of the number of
doses of ephedrine drugs used in maintaining the hemodynamic stability given in sectio caesarea patient post the spinal
anesthetic between the left lateral position 15 º with supine position at the Hospital Dr. M. Haulussy Ambon. The
assessment indicators in this thesis include the comparison of position, blood pressure, pulse rate, and the dose of
ephedrine used in each position. This research is analytic research with experimental research methods. The location of
this research is located at the Hospital Dr. M. Haulussy Ambon with the number of samples used equal to the
population. Based on the T-test test, there is a significant difference between the blood pressure of the systole and
diastol of each treatment. The average value of blood pressure systole or the mean for the supine group is 113.3495
mmhg, while for the Left lateral group it is 117.8990 mmhg. While the average value of diastol blood pressure or mean
for the Supine group is 67.0155 mmHg, while for the Left lateral Group it is 72.2500 mmHg. From that data it can be
concluded that H0 rejected and Ha accepted. It proved that the haemodynamics of the patients ' sectio Caesarea post
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 71
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020
spinal anesthesia with 15 ° left lateral treatment is more stable compared with the patient's hemodynamics section
Caesarea post spinal anesthesia with a lying down treatment.
Keywords: spinal anesthesia, blood pressure, position, ephedrine.
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 73
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 74
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020
Sedangkan tekanan darah diastol untuk p yaitu 0,0138 berarti terdapat perbedaan
kelompok supine adalah sebesar 67,0155 yang signifikan antara tekanan darah sistol
mmHg, sementara untuk kelompok left lateral antara kelompok supine dengan kelompok left
15˚ adalah sebesar 72,2500 mmHg. Rata-rata lateral 15˚, dimana rata-rata tekanan darah
denyut nadi pada kelompok supine adalah kelompok supine lebih rendah dibandingkan
92,8990 kali per menit, sedangan pada kelompok left lateral 15˚ (113,3495 <
kelompok left lateral 15˚ adalah 91,0990 kali 117,8990).
per menit. Hasil analisis Independent sample t-
test pada tekanan darah diastole antara
Tabel 4.1 Perbandingan tekanan darah sistol pada kelompok supine dengan kelompok left
pasien sectio caesarea
Left Lateral lateral 15˚ diperoleh nilai hitung tabel t
Posisi Supine 15˚
Rata-rata sistol 113,3495 mmHg 117,899 mmHg sebesar 2,285 dengan tingkat signifikansi nilai
Rata-rata diastole 67,0155 mmHg 72,2500 mmHg
p yaitu 0,028 sehingga keputusan uji adalah
Rata-rata denyut 92,8990 kali per 91,0990 kali per
nadi menit menit H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan
yang signifikan antara tekanan darah diastol
Hasil penelitian menunjukkan pada
antara kelompok supine dengan kelompok left
posisi supine, rata-rata dosis efedrin yang
lateral 15˚, dimana rata-rata tekanan darah
digunakan pada pasien sectio caesarea yaitu
kelompok supine lebih rendah dibandingkan
11,5 mg. Sedangkan pada posisi left lateral
kelompok left lateral 15˚ (67,0155 <
15˚, didapati dosis efedrin yang digunakan
72,2500).
yaitu 0 mg atau tidak menggunakan efedrin
sama sekali selama pasien dimiringkan
Tabel 4.3 Analisis Independent Sample t-test Tekanan
selama 6 menit setelah anestesi spinal. Darah
Standar Deviasi
Tekanan Left
tHitung Nilai p
Darah Supine Lateral
Tabel 4.2 Perbandingan dosis efedrin yang digunakan
15˚
pasien sectio caesarea
Sistol 8,08219 10,70209 -1,517 0,0138
No Posisi Rata-rata Dosis Efedrin Diastol 7,56568 6,90756 -2,285 0,028
1 Supine 11,5 mg
Left Lateral
Hasil analisis Independent sample t-
2 15˚ 0 mg
test pada denyut nadi antara kelompok supine
Hasil analisis Independent sample t- dengan kelompok left lateral 15˚ diperoleh
test pada tekanan darah sistol antara nilai thitung sebesar 0,487 dengan tingkat
kelompok supine dengan kelompok left signifikansi nilai p yaitu 0,629 sehingga
lateral 15˚ diperoleh nilai hitung tabel t keputusan uji adalah Ha ditolak yang berarti
sebesar 1,517 dengan tingkat signifikansi nilai tidak terdapat perbedaan yang signifikan
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 75
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020
denyut nadi antara kelompok supine dengan terjadinya penurunan pada aliran darah ke
kelompok left lateral 15˚. seluruh tubuh.7,8
Hipotensi dapat memberikan efek
Pembahasan langsung pada bayi. Sistem uteroplasenta
Pada penelitian ini didapatkan hasil yang tidak memiliki autoregulasi, karena pembuluh
menunjukkan tekanan darah sistol pada left darah plasenta sudah berdilatasi penuh.
lateral 15˚ didapati lebih stabil. Pada posisi Perfusi uteroplasenta hanya bergantung pada
left lateral 15˚, tekanan darah sistol sebesar tekanan darah ibu hamil. Batas tekanan darah
117,899 mmHg, sedangkan pada posisi terendah yang masih dapat dikompensasi
supine sebesar 113,3495 mmHg. Tekanan untuk menjamin perfusi uteroplasenta
darah diastol pada left lateral 15˚ didapati manusia yang masih baik sampai saat ini
lebih stabil. Pada posisi left lateral 15˚, belum dapat ditentukan.15
tekanan darah diastol sebesar 72,2500, Pada saat ibu hamil di miringkan 15˚,
sedangkan pada posisi supine sebesar 67,0155 maka tidak akan terjadi penekanan pada
mmHg. aortokaval, sehingga tidak akan terjadi
penurunan aliran darah yang kaya akan
Tabel 4.7 Analisis Independent Sample t-test Denyut oksigen ke bagian extremitas inferior dan ke
Nadi
bagian splanik. Hal ini akan mengakibatkan
Standar
Denyut Nadi tHitung p-v tidak terjadinya penurunan aliran darah balik
Deviasi
Supine 13,75217 ke jantung. Sehingga ibu hamil tidak akan
Left Lateral 0,487 0,629
15˚
9,18468 mengalami hipotensi.7
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Hal ini diakibatkan ketika pasien hamil dilakukan oleh Ueland yang mengatakan
dan diposisikan terlentang, maka uterus akan adanya perubahan hemodinamika pada pasien
menekan aortokaval sehingga akan yang menjalani section caesarea dengan
mengakibatkan terjadinya penurunan alirah anestesi spinal. Pada posisi terlentang, di
darah yang mengalir ke bagian extremitas dapati terjadi penurunan rata-rata tekanan
inferior dan ke bagian splanik. Hal ini akan darah dari 124/72 mmHg menjadi 78/63
mengakibatkan terjadinya penurunan aliran mmHg. Pada pasien yang telah mendapatkan
darah balik ke jantung yang disebabkan oleh anestesi spinal akan terjadi blok pada serabut
berkurangnya aliran darah ke daerah tersebut. saraf preganglionik otonom yang merupakan
Sehingga, aliran darah balik ke jantung akan serat saraf halus. Akibat denervasi simpatis
semakin berkurang dan menyebabkan ini akan terjadi penurunan tahanan pembuluh
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 76
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020
tepi karena terjadi dilatasi arterial, arteriol, denyut jantung, tahanan perifer, panjang dan
dan post arteriol yang mengakibatkan terjadi diameter pembuluh darah. Anestesi spinal
hipotensi ringan. Pada pasien sectio caesarea, mengakibatkan terjadinya vasodilatasi
hipotensi dapat menjadi berat akibat efek pembuluh darah yang akan mengakibatkan
yang di timbulkan dari anestesi spinal dan terjadinya perubahan diameter pada pembuluh
berbaring dengan posisi terlentang atau posisi darah sehingga terjadi pengurangan volume
supine, sehingga terjadi venous pooling yaitu kapasitas pembuluh darah.7,36
terjadinya kompresi pada aortokaval akibat Tindakan operasi atau pembedahan selain
penekanan oleh Rahim, janin, plasenta, dan dapat menimbulkan nyeri, trauma, juga dapat
cairan ketuban yang beratnya lebih dari 6 menimbulkan gejala kardiovaskuler berupa
kilogram. Penekanan terjadi pada L4-L5 peningkatan tekanan darah, peningkatan laju
sehingga mengakibatkan penurunan venous jantung dan disritmia. Hal ini dikaitkan
return ke jantung, yang nantinya akan dengan respon stress dan reflek simpatis yang
menyebabkan terjadinya penurunan cardiac berlebihan. Anestesi mengubah atau
output. Jika cardiac output menurun, maka memodifikasi respon stress, yang dapat
akan mengakibatkan terjadinya penurunan diubah lebih lanjut dengan menggunakan
tekanan darah. 7,36 penggunaan opium dosis tinggi. Selama
Tekanan darah sistole dan diastole setelah anestesi, denyut jantung dan tekanan darah
5 menit pemberian posisi miring pada pasien dipertahankan dalam batas normal. Sebagian
sectio caesarea yang di berikan anestesi besar pasien akan mempertahankan denyut
spinal, di dapati bahwa tekanan sistole jantung pasca operasi antara 50 hingga 80
menjadi 112,29 mmHg dan tekanan diastole denyut jantung per menit.7,8
menjadi 63,12 mmHg, posisi ini ada dalam
Penggunaan efedrin di bidang anestesi
keadaan normal. Hal ini sesuai dengan
pada kasus hipotensi akibat anestesi regional,
penelitian yang di lakukan oleh Ueland
baik oleh karena anestesi spinal maupun
bahwa, mengubah posisi pasien dari
anestesi epidural. Pemberian efedrin dengan
terlentang menjadi lateral dapat meningkatkan
dosis 10-25 mg intravena pada orang dewasa
isi sekuncup 44,1%, menurunkan denyut
sebagai pilihan simpatomimetik mengatasi
jantung sebanyak 4,5% dan meningkatkan
blokade susunan saraf simpatis yang
curah jantung sebanyak 33,5%. Nilai tekanan
disebabkan anestesi regional ataupun untuk
darah selalu berubah-ubah, perubahan tekanan
mengatasi efek hipotensi yang disebabkan
darah ini di pengaruhi oleh factor curah
oleh obat-obat anestesi. Pada ibu hamil yang
jantung, isi sekuncup atau stroke volume,
menjalani sectio caesarea dengan anestesi
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 77
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020
spinal, efedrin merupakan pilihan untuk Efedrin akan merangsang reseptor alfa
mengatasi hipotensi yang diakibatkan oleh dan beta adrenergik. Alfa dan beta adrenergik
anestesi spinal. Efedrin juga dapat ini akan menghambat vasodilatasi. Efek
meningkatkan tekanan darah dan samping pemberian efedrin yaitu cemas,
memperbaiki aliran darah plasenta. Selain itu, palpitasi, dan insomnia. Sedangkan efek pada
efedrin juga digunakan untuk mengatasi kardiovaskular yang tidak menguntungkan
hipotensi akibat induksi dengan propofol. berupa kenaikan tekanan darah sampai
Efedrin dapat mempercepat kerja dari takikardi. Kenaikan tekanan darah yang tinggi
rokunorium.16 dan mendadak sampai melebihi batas
Efek kardiovaskular dari efedrin kemampuan autoregulasi otak akan berakibat
menyerupai epinefrin, tetapi respon kenaikan terjadi hiperfusi dan kebocoran cairan melalui
tekanan darah sistemik kurang disbanding sawar darah otak sehingga menimbulkan
efedrin. Efedrin membutuhkan 250 kali edema otak dengan gejala klinis sakit kepala
dibandingkan epinefrin untuk mendapatkan hebat,rasa mengantuk, bingung sampai kejang
efek kenaikan tekanan darah yang sama. bahkan penurunan kesadaran.16
Pemberian efedrin intravena meningkatkan Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu
tekanan darah, denyut jantung, dan curah alat ukur yang digunakan hanya bisa menilai
jantung. Aliran darah renal dan splanik posisi left lateral 15˚.
menuruh, tetapi aliran darah coroner dan otot
skelet meningkat. Resistensi vascular sistemik Kesimpulan
berubah karena vasokonstriksi pada vascular 1. Ada perbedaan yang signifikan antara
beds diimbangi dengan vasodilatasi oleh rata-rata tekanan darah sistol pada
stimulasi beta-2 pada tempat-tempat yang kelompok Supine dengan kelompok
lain. Efek kardiovaskular tersebut pada Left lateral dengan nilai p yaitu
reseptor alfa menyebabkan vasokonstriksi 0,0138.
arteri dan vena di perifer. Mekanisme utama 2. Ada perbedaan yang signifikan antara
efek efedrin terhadap kardiovaskular adalah rata-rata tekanan darah diastol pada
dengan meningkatkan kontraktilitas otot kelompok Supine dengan kelompok
jantung dengan aktivasi reseptor beta-1. Left lateral dengan nilai p yaitu 0,028.
Dengan adanya antagonis reseptor beta, maka 3. Tidak ada perbedaan yang signifikan
efek efedrin terhadap kardiovaskular adalah antara rata-rata denyut nadi pada
dengan stimulasi reseptor alfa.16 kelompok Supine dengan kelompok
Left lateral dengan nilai p yaitu 0,629.
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 78
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 79
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020
9. Baraka A, MD, FRCA. Editorial: can we weight adjusted dose of local anaesthetic
minimize hypotension following spinal for spinal anaesthesia for elective
anesthesia for caesarian section. MEJ caesarean section. Anaesthesia. 2005;60.
Anesth. 2010:p. 5-20. p: 348-53
10. Somboonviboon W, Kyokong O, 19. Chesnut DH, Polley LS, Tsen LC, Wong
Narasethakamol A. Incidence and risk CA. Obstetric anaesthesia, principles and
factors of hypotension and bradycardia practice. Edisi 4. Philadelphia: Mosby
after spinal anesthesia for caesarian Elseiver;2009.
section. J Med Assoc Thai. 2008;91(2). p: 20. Bieniarz J, Maqueda E, Caldeyro-Barcia
181-7. R. Compression of aorta by the uterus in
11. Gibbons L, Belizam JM, Lauer JA, et all. late human pregnancy. I. Variations
World Health Report. The Global between femoral and brachial artery
Numbers and Costs of Additionally Need pressure with changes from hypertension
and Unnecessary Caesarean Sections to hypotension. Am. J. Obstet. Gynecol.
Performed per Year. (internet). 2010. 1966 Jul 15;95(6):795-808. [PubMed]
Available from : 21. Afolabi BB, Lesi FEA, Merah NA.
http://www.who.int/healthsystems/topics/ Regional versus general anesthesia for
financing/healthreport/30C- caesarean section (Review). The
sectioncosts.pdf. Cochrane Collaboration. 2006;4. p:1-44.
12. Surya SL. Perbandingan Efek Koloading 22. Birnbach DJ. General anesthesia for
HES dan Ringer Laktat terhadap caesarean section-who needs it? European
Hipotensi Akibat Spinal Anestesia Pada Society of Anaesthesiologists, Refresher
Wanita Hamil Ynag Menjalani Seksio Course. 2003. p: 165-7.
Sesarea. Tesis PPDS Anestesiologi dan 23. Flora L, Redjeki SI, Wargahadibrata HA.
Terapi Intesif. Sumatera: FK USU.2011. Perbandingan efek anestesi spinal dengan
13. Carpnter RL, Caplan RA, Brown DL. anestesi umum terhadap kejadian
Incidence and risk factors for side effects hipotensi dan nilai APGAR bayi pada
of spinal anesthesia. The Journsl of The seksio sesaria. Jurnal Anestesi
American Society of Anesthesiologist. Perioperatif. 2014;2:105-6.
Vol 76. 2002. Available from: 24. Ronald D, Miller MD. Anesthesia. 6th
http://journals.lww.com/anesthesiology/A edition. New York: Churchill
bstract/1992/0600/Incidence_and_Risk_F Livingstone. 2005: p. 232-329.
actors_for_Side_effects_of.6.aspx 25. Barbeau TR. Cardiovascular physiology.
14. Rofiq A, Sutiyono D. Anestesia Regional Florence: Francis Marion University.
dan Umum Pada Operasi Caesar, Jurnal 2004.
Anestesiologi Indonesia. Volume 1(3). 26. Cunningham F et al. Obstetri Williams.
Semarang: FK Undip. 2009. p:185-200. Volume 1. Ed.23.- Jakarta : EGC, 2012.
15. Heriwardito A. Perbandingan 27. Anggorowati, Sudiharjiani Nanik.
Hemodinamik saat Anestesi Spinal antara Mobilisasi dini dan penyembuhan luka
Coloading Ringer Laktat dan HES operasi pada ibu post sectio caesarea
130/0,4 untuk Operasi Bedah Sesar. (SC) di ruang Dahlia Rumah Sakit Umum
Anestesia & Critical Care. Volume 28(2). Daerah Kota Salatiga. [Available from :
2010. p: 7. http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn1
16. Velde MV. Spinal anesthesia in the 2012010/article/viewFile/1281/1334]
obstetric patient: prevention and treatment Akses: 4 April 2019.
of hypotension. Acta Anaesthesiologica 28. Cunningham Gary F, Leveno J K, Bloom.
Belgica. Volume 57. 2006. p: 383-6. S L, Haut. C J, Rouse. J D, Spongg. Y C.
17. Mitra JK, Roy J, Bhattacharyya P, Yunus Obstetri William. Ed.23.Vol.1- Jakarta:
M, Lyngdoh NM. Changing trends in the EGC. 2012.
management of hypotension following 29. Snell R.S. Anatomi klinik untuk
spinal anesthesia in caesarean section. J mahasiswa kedokteran.Ed.6.Jakarta:
Postgrad Med. 2013;59. p: 121-6. EGC. 2006.
18. Harten JM, Boyne I, Hannah P, Ververis 30. Sander A. M. Antibiotika rasional dalam
D, Brown A. Effect of a height and Ilmu Bedah. Fakultas Kedoteran
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 80
ISSN 2686-5165 (online)
Volume 2, Nomor 1, April 2020
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pameri/index 81