Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH SPINAL ANAESTESI BLOK TERHADAP PENURUNAN HEMODINAMIK

PADA PASIEN SECTIO CAESAREA di RSUD NGANJUK


SONI WAHYU TRICAHYONO
Dosen STIKes Satria Bhakti Nganjuk

Abstrak

Setiap tindakan anestesi harus memperhatikan kondisi pasien karena tindakan anestesi ini bisa menimbulkan
efek pada semua system tubuh, antara lain terjadinya perubahan hemodinamik pada tubuh pasien. Salah satu
tehni anestesi dadalah anestesi regional yang sering digunakan ialah anestesi spinal. Tujuan penelitian ini
adalah membuktikan bahwa terjadi perubahan hemodinamik pada penderita dengan sectio caesaria yang
dioperasi dengan menggunakan tehnik anestesi spinal..

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian pre eksperimental,desain yang digunakan
adalah one group pre test-post test design.Populasi dari penelitian ini adalah semua penderita sectio caesaria
dengan pemberian anestesi spinal di Kamar Operasi RSUD Nganjuk. Dari 31 sampel tersebut dibandingkan
keadaan hemodinamik penderita sebelum pemberian anestesi, dan lima belas menit setelah pemberian anestes
spinal. Data diolah menggunakan program SPSS versi 16. Uji statistic dilakukan untuk membuktikan hipotesa
dengan menggunakan Wilxocon Matched Pairs. Nilai p<0.05 dinyatakan signifikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada keadaan hemodinamik
penderita sebelum pemberian anestesi, dan 15 menit setelah pemberian anestesi spinal. Hal ini dibuktikan
dengan uji statistic pada hasil pengukuran hemodinamik yang meliputi tekanan sistolik, tekanan diastolic dan
frekuensi nadi.

Dari hasil pene;itian terdapat perubahan hemodinamik, yaitu penurunan tekanan sistolik, tekanan
diastolik dan peningkatan frekuensi nadi pada pasien yang yang menjalani operasi sectio caesaria dengan
menggunakan tehnik anestesi spinal di Kamar Operasi RSUD Nganjuk.

Kata Kunci : Anestesi Spinal, Sectio Caesaria, Hemodinamik

Pendahuluan penggunaan anestesi dalam operasi sectio caesaria


Sectio Caesaria adalah pembedahan untuk
(Saifudin, 2005).
Pada saat sekarang ini tehnik anestesi spinal
melahirkan janin dengan membuka dinding perut
semakin banyak digunakan pada tindakan bedah
dan dinding uterus (Saifudin:2005). Proses
Caesar. Di RSUD Nganjuk dari tahun ke tahun
persalinan dengan menggunakan metode ini perlu
mengalami peningkatan dalam penggunaan tehnik
diperhatikan dengan serius, karena proses
anestesi spinal disamping biaya murah, efesien serta
persalinan ini memiliki resiko yang dapat
aman bagi penderita. Pada pemberian anestesi
membahayakan keadaan ibu dan janin yang sedang
spinal efek yang dapat terjadi terutama penurunan
dikandungnya. Salah satu resiko yang dapat terjadi
hemodinamik. Sebagian besar pasien dengan
adalah terjadinya perubahan hemodinamik dalam
menggunakan anestesi spinal yang mengalami
tubuh ibu yang mengandung sebagai efek samping
penurunan hemodinamik sekitar 80% dibandingkan yang terlalu besar (Gunawarman:2008). Karena zat

yang tidak mengalami penurunan hemodnamik. tersebut mudah melewati sawar plasenta. Hal ini

Berdasarkan data dari kamar operasi RSUD karena bersifat mudah larut dalam lemak, berat

Nganjuk dari bulan Januari - Desember 2014 molekulnya kecil, sukar terionisasi, sukar diikat

terdapat penderita dengan sectio caesaria sebanyak oleh protein plasma. Pengaruh langsung analgetika

280 orang dan semuanya itu menggunakan anestesi lokal terhadap bayi tergantung pada tehnik,dosis

spinal. yang diberikan dan macam zat analgetika yang


Berdasarkan data dari kamar operasi RSUD
digunakan. Blok paraservikal sering menimbulkan
Nganjuk dari bulan Januari - Desember 2014
bradikardi pada janin, karena zat analgetika cepat
terdapat penderita dengan sectio caesaria sebanyak
diabsopsi dan langsung masuk sirkulasi utero-
280 orang dan semuanya itu menggunakan anestesi
plasenta. Sedangkan blok subaraknoid, efeknya
spinal. Berdasarkan studi pendahuluan 4 Juni 2015
tidak ada, kaena pada tehnik ini dosis yang dipakai
terdapat 35 penderita sectio caesaria dengan
sangat kecil (Gunawarman:2008). Penurunan
anestesi spinal, sekitar 80% mengalami hipotensi.
sirkulasi utero-plasenta bisa menyebabkan
Hipotensi merupakan salah satu komplikasi akut
gangguan kesejahteraan janin. Pada tahap awal
anestesi spinal yang paling sering terjadi. Penelitian
timbul hipoksia dan asidosis respiratorik. Bila tidak
prospektif yang dilakukan pada lebih dari 1800
segera diatasi, akan diikuti asfiksia dan asidosis
pasien yang mendapat anestesi spinal, 26%
metabolik dan akan diakhiri dengan kematian janin.
mengalami komplikasi, mayoritas berupa hipotensi
Kemungkinan komplikasi pada ibu selama
(16%), penelitian yang didapatkan Carpenter dkk
anesthesia dan analgesia regional harus dapat
mendapatkan insiden hipotensi sebesar 33% dan
diperhitungkan. Keadaan ini dapat menurunkan
pada kasus sectio caesaria kejadian hipotensi
kesejahteraan janin bahkan kematian ibu
mencapai 80%.
Metode anesthesia sebaiknya seminimal (Gunawarman:2008).
Pada anestesi spinal terjadi penurunan
mungkin mendepresi janin,aman dan nyaman bagi
hemodinamik secara signifikan terutama pada tensi
ibu dan memungkinkan ahli obstetrik bekerja
dan nadi. Bradikardi dapat terjadi, karena aliran
optimal. Pada umumnya kesejahteraan bayi baru
darah balik berkurang atau karena blok simpatis
lahir rendah sering terjadi karena pengaruh zat
T1-4. Keadaa tersebut dapat diatasi dengan
anestetika dan analgetika lokal pada pemberian
pemberian sulfas atropine 0,25 mg intravena terasa baik dan cukup oksigen. Oleh karena itu pada

(Muhadi:2008). penderita yang telah dilakukan anestesi spinal


Hipotensi setelah anestesi spinal disebabkan
segera setelah tindakan untuk mencegah penurunan
oleh denervasi secara farmakologi saraf simpatis
hemodinamik ini dilakukan secara manual dengan
preganglion yang dapat menyebabkan penurunan
memiringkan meja operasi, kemudian
tahanan vaskuler sustemik. Hipotensi disebabkan
meningkatkan kecepatan infus intravena untuk
karena vasodilatasi dan penurunan fungsional
mencapai sampai tekanan darah kembali normal,
dalam volume sirkulasi efektif. Terdapat 3
serta memposisikan pasien dengan posisi head up
mekanisme utama terjadinya hipotensi setelah
sekitar 20 derajat. Untuk penurunan hemodinamik
anestesi spinal, yaitu penurunan aliran balik, vena
yang lain yaitu nadi kita berkolaborasi dengan
vasodilatasi dan penurunan curah jantung.
Hipotensi biasanya terjadi pada 15 menit - tenaga medis dengan pemberian atropine intravena

30 menit pertama setelah penyuntikan dan untuk tekanan darah apabila pada tindakan

subarachnoid, bila tidak dilakukan pencegahan tersebut tidak mencapai maksimal dapat di berikan

hipotensi akibat anestesi spinal menimbulkan gejala vasopresor atau efedrin 5-10mg intravena.

yang berhubungan dengan hipoksi jaringan yaitu

gelisah, pusing, mual kemudian apabila tidak Metode


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
diatasi dapat menyebabkan efek yang lebih parah
jenis penelitian pre eksperimental, desain yang
yaitu syok bahkan kematian.
digunakan adalah one group pre test-post test
Hal penting yang dilakukan adalah memantau
design. Rancangan ini tidak ada kelompok
respirasi, tekanan darah dan denyut nadi secara
pembanding ( kontrol ),tetapi paling tidak sudah
ketat. Tekanan darah dapat turun drastis induksi
dilakukan observasi pertama (pretest) yang
berikut tulang belakang anestesi, terutama pada
memungkinkan peneliti dapat menguji yang terjadi
orang tua dan mereka yang belum memadai di muat
setelah adanya perubahan yang terjadi setelah
cairan. Peringatan tanda-tanda tekanan darah jatuh
adanya eksperimen ( Setiadi ; 2007).
termasuk pucat, berkeringat, mual, atau merasa
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
kurang sehat. Penurunan tekanan darah sistolik
penderita Sectio Caesaria, yang terdaftar pada
untuk mengatakan 80-90 mmHg pada pasien yang
register di kamar operasi RSUD Nganjuk dengan
lebih tua dapat diterima, asalkan pasien terlihat dan
teknik sampling Accidental sampling dan sampel
Penderita yang menjalani operasi di Sectio sebelum
Spinal
Caesaria di RSUD Nganjuk Yang memenuhi
Anestes
kreteria inklusi sebanyak 31 responden. i Blok
2 Hemodi 0 0 12 41. 19 58. 31 100
Pengumpulan data dengan pre test pengukuran namik 9 06
setelah
hemodinamik sebelum dilakukan pemberian
Spinal
anestesi spinal pemberian anestesi spinal, Anestes
i Blok
menggunakan jarum spinocan no 25 atau 26, jenis Korelasi Wilxocon p= 0.001
coef.correlation ( p)=3.412
obat yang diberikan, pemberian anestesi spinal

dilakukan dengan sekali tusukan. Post test


Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa
pengukuran penurunan hemodinamik setelah
dari 31 responden baik yang mengalami penurunan
pemberian anestesi spinal, kelompok subyek yang
hemodinamik maupun tetap pada waktu dilakukan
akan diteliti. Penyajian data, data umum gambaran
Spinal Anestesi Blok sebagian besar mengalami
umum lokasi penelitian dan karateristik responden,
penurunan yaitu sebanyak 19 responden (58,06%)
data khusus (Hasil penelitian dan pembahasan
dan yang hemodinamik tetap sebanyak 12
penelitian). Penarikan kesimpulan ada pengaruh
responden (41,9 %).
anestesi spinal terhadap penurunan hemodinamik
Dari hasil analisa statistik dengan
pada penderita section.
menggunakan uji Wilcoxon Matched Pairs dengan
Hasil
program SPSS for Windows versi 16.00.diperoleh
Data Hemodinamik responden pada sectio
sinifikansi sebesar 0.001. Oleh karena itu nilai
caesaria sebelum dan sesudah dilakukan Spinal
signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi 5%
Anestesi Blok di Kamar Operasi RSUD Nganjuk
(p= 0,001< 0,05) maka dapat diartikan Ho ditolak
tanggal 28 Agutus - 28 September 2015
dan Hi diterima, kesimpulannya di nyatakan bahwa
Tabel 4.6 Perbandingan Hemodinamik Responden
ada pengaruh spinal anestesi blok terhadap
Sectio caesaria sebelum dan sesudah
pemberian Spinal Anestesi Blok
penurunan hemodinamik pada penderita dengan
Tekanan Darah
Pros sectio caesaria di Kamar Operasi RSUD Nganjuk.
Hemodi Hiperte Normal Hipoten Jum-
No en-
namik nsi si lah
tase
F % F % F %
Pembahasan
1 Hemodi 5 16. 24 77. 2 6.4 31 100
namik 13 41 5
Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa dari fungsional dalam volume sirkulasi efektif.

31 responden yang dilakukan tindakan Spinal Hipotensi biasanya terjadi pada 15 menit -

Anestesi Blok 12 (41,9%) tidak mengalami 30 menit pertama setelah penyuntikan

penurunan hemodinamik sedangkan 19 (58,06%) subarachnoid, bila tidak dilakukan pencegahan

mengalami penurunan hemodinamik. Dari hasil hipotensi akibat Spinal Anestesi Blok menimbulkan

analisa statistik dengan menggunakan uji wilcoxon gejala yang berhubungan dengan hipoksi jaringan

mached pairs dengan program spss for windows yaitu gelisah, pusing, mual kemudian apabila tidak

versi 16.00 di dapatkan nilai signifikansi sebsar diatasi dapat menyebabkan efek yang lebih parah

0,01 kurang dari batas kesalahan (signifikansi) 0,05 yaitu syok bahkan kematian.

( p < α) artinya Ho ditolak Hi diterima yang artinya


Kesimpulan
ada pengaruh spinal anestesi blok terhadap
1. Tidak ada penurunan hemodinamik sebelum
penurunan hemodinamik pada penderita dengan
pemberian anestesi spinal pada pasien sectio
sectio caesaria di kamar operasi RSUD Nganjuk.
caesaria di Kamar Operasi RSUD Nganjuk. Dari
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang di
31 responden sekitar 77,41% tidak terjadi
kemukakan oleh Baskoro (2010), pada Spinal
penurunan hemodinamik baik itu tekanan darah
Anestesi Blok terjadi penurunan hemodinamik
maupun nadi meskipun dalam teori disebutkan
secara signifikan terutama pada tensi dan nadi.
bahwa umur dan kondisi fisik merupakan faktor
Komplikasi akut yang lain biasanya perubahan
penting.
fisiologis oleh karena agen anestesi lokal ke
2. Terdapat penurunan hemodinamik baik itu
cephalop dapat berupa mual, muntah, braikardi, dan tekanan darah maupun nadi setelah pemberian
aritmia.Bradikardi dapat terjadi, karena aliran darah anestesi spinal pada penderita sectio caesaria di

balik berkurang atau karena blok simpatis T1-4. Kamar Operasi RSUD Nganjuk. Dari 31

Keadaan tersebut dapat diatasi dengan pemberian responden sekitar 19 ( 58,06%) terjadi penurunan

sulfas atropin 0,25 mg intravena (Muhadi,2006). hemodinamik.


Hipotensi setelah Spinal Anestesi Blok
3. Dari hasil analisa terdapat pengaruh anestesi
disebabkan oleh denervasi secara farmakologi saraf spinal terhadap penurunan hemodinamik pada
simpatis preganglion yang dapat menyebabkan penderita sectio caesaria dengan hasil uji statistic

penurunan tahanan vaskuler sistemik. Hipotensi Wilcoxon Matched Pairs yang didapatkan hasil

disebabkan karena vasodilatasi dan penurunan taraf signifikan (p) 0,001 dan keputusan hipotesa

α < 0.05 yang diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha


52
diterima. Koefisien korelasi (p) sebesar 3,412,ini Baskoro,R. 2010, penatalaksanaan hipotensi
spinal. Makalah Anastesi [internet].
berarti adanya pengaruh Spinal anestesi blok
Bersumber dari : < http://
terhadap penurunan hemodinamik .Meskipun www.scribd.com> [diakses tanggal 20
juni 2015 jam 22.30]
demikian tehnik anestesi spinal lebih efektif di
Kamariah,B. 2010, komplikasi spinal anastesi.
berikan pada pasien sectio caesaria meskipun
Makalah anastesi [internet]. Bersumber
pada pelaksanaannya akan terjadi penurunan dari : < http:// www.scribd.com >
[diakses tanggal 20 juni 2015 jam
hemodinamik . Dengan memperhatikan tehnik- 22.15]
tehnik pada anetesi spinal maka penurunan
Hanawati. 2008, Asuhan Keperawatan Pada Sectio
hemodinamik dapat diatasi pada pasien sectio Caesarea. [internet]. Bersumber dari : <
http :// www.nursingbegin.com >
caesaria yang akan dilakukan tindakan anestesi [diakses pada tanggal 19 juni 2015 jam
22.00].
spinal khususnya di Kamar Operasi RSUD

Nganjuk. Jaffferson. 2005, Pencegahan Hipotensi Dan Efek


Samping Hipotensi Akialbat Spinal
Anastesi Spinal Anastesi Pada Bedah
Daftar Pustaka Sesar Elektif. Tesis. Jakarta :
Universitas Indonesia, 7-14 .
Brendan,T.F. 1999. Complications Of Regional
Morgan, E. 2006, Clinical Anaesthesiology. Fourth
Anesthesia, Churchill Livingstone,
Edition. Mc – Graw-Hill
United States Of America.
Companies,Inc. New York, United
Oberoi, G & Phillips, G. 2000. Anaesthesia And Stated Of America.
Emergency Situations: A Management
Syarifudin, B. 2009. Panduan TA Keperawatan
Guide, McGraw-Hill Book Company,
Dan Kebidanan Dengan SPSS, Edisi
Australia.
Kedua, Grafindo Litera Media,
Stoelting, R.K & Cullen, F.B.2006. Handbook of Yogyakarta.
clinical anasthesia, fifth edition,
Lippincott Williams & Wilkins, United
States Of America.

Banerjee, A et all. 2009. Preload Or Coload For


Spinal Anesthesia For Elective
Cesarean Delivery : A Meta-Analysis .
Canadian Journal Anesthesia. [internet].
Bersumber dari : <
http://www.springer.com> [diakses
tanggal 30 juni 2015 jam 22.00].

Elridge. 2000. Monitoring During Caesarean


Section. [internet] Bersumber dari :
http://www.nda.ox.ac.uk [ diakses
tanggal 5 juni 2015 ].

Anda mungkin juga menyukai