Anda di halaman 1dari 27

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

CASE REPORT

REGIONAL ANESTESI DALAM TINDAKAN SECTIO CAESAREA


PADA PEREMPUAN 23 TAHUN G1P0A0 UK 38-39 MINGGU DENGAN
KPD LEBIH DARI 10 JAM DAN GAGAL INDUKSI

PENYUSUN:

Salzabela Lutfi Kinasih, S.Ked J510215301

PEMBIMBING:
dr. Mochamad Fauzi Hanafia, Sp. An

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Regional Anestesi dalam Tindakan Sectio Caesarea pada Perempuan 23


Tahun G1P0A0 UK 38-39 Minggu dengan KPD Lebih dari 10 jam dan
Gagal Induksi
Penyusun : Salzabela Lutfi Kinasih, S.Ked (J510215301)
Pembimbing : dr. Mochamad Fauzi Hanafia, Sp.An

Magetan, 12 April 2023

Menyetujui,
Pembimbing Penyusun

dr. Mochamad Fauzi Hanafia, Sp. An Salzabela Lutfi Kinasih, S.Ked

Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

dr. Sulistyani Sp. N

ii
REGIONAL ANESTESI DALAM TINDAKAN SECTIO CAESAREA PADA
PEREMPUAN 23 TAHUN G1P0A0 UK 38-39 MINGGU DENGAN KPD LEBIH DARI
10 JAM DAN GAGAL INDUKSI
Salzabela Lutfi Kinasih, S.Ked*, Mochamad Fauzi Hanafia**
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Ilmu Anestesiologi dan Reanimasi, RSUD dr. Sayidiman Magetan

Abstrak
Anestesi merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang akan dilakukan
pembedahan dengan meliputi trias anestesi yaitu nacrosis, analgesia dan muscle relaxant. Anestesi
dibagi menjadi anestesi general maupun anestesi regional yang salah satunya adalah dengan
cara regional anastesi dengan SAB (Sub Arachnoid Block). Sectio Caesarea, regional anestesi
banyak dipilih karena relatif aman, prosesnya cepat, nyaman ketika operatif, dan kualitas
analgesia yang baik post operasi. Kasus ini menjelaskan mengenai seorang perempuan usia 23
tahun G1P0A0 UK 38-39 minggu dengan KPD lebih dari 10 jam dan Gagal Induksi, Oleh
sebab itu pada kasus ini perlu dilakukan tindakan operasi sectio caesarea. Prosedur anestesi
yang digunakan pada sectio caesarea yaitu anestesi regional dengan SAB (Sub Arachnoid
Block).
Kata Kunci: Anestesi, Regional Anestesi, Sectio Caesarea, Kehamilan

PENDAHULUAN pada setiap wanita. Kehamilan akan terjadi


Tindakan anestesi merupakan apabila terdapat spermatozoa, ovum,
tindakan yang dilakukan pada pasien yang konsepsi (pembuahan ovum), dan nidasi
akan dilakukan pembedahan dengan hasil konsepsi. Pada masa kehamilan ada
meliputi trias anestesi yaitu nacrosis, beberapa perubahan pada hampir semua
analgesia dan muscle relaxant. Anestesi sistem organ pada maternal diawali
yang menyebabkan hilangnya kesadaran dengan adanya sekresi hormon dari
tanpa nyeri diseluruh tubuh secara sentral korpus luteum dan plasenta. Setelah nidasi,
yang reversible disebut anestesi umum.
pada endometrium akan terjadi reaksi
Anestesi yang hanya menghilangkan nyeri
desidua, dimana reaksi ini berfungsi
dari bagian tubuh tertentu namun
sebagai tempat pasokan makanan bagi
pemakainya tetap sadar disebut anestesi
embrio. Beberapa perubahan yang terjadi
regional. Anestesi regional terbagi menajdi
selama proses kehamilan diantarannya,
anestesi spinal (blok subarachnoid dan blok
hormon ibu, serta pembentukan placenta
epidural) dan blok perifer (Latief et al.,
dan amnion. (Prawirohardjo, 2008).
2009).
Sectio caesaria adalah suatu cara
Kehamilan merupakan suatu
melahirkan janin melalui suatu insisi atau
proses fisiologis yang hampir selalu terjadi
sayatan pada dinding depan perut dan
3
dinding rahim (Amin & Hardi, 2013). sistem termoregulasi misalnya menggigil.
Operasi Caesar dilakukan pada ibu yang Blok simpatis menyebabkan hipotensi
melahirkan dengan indikasi ataupun risiko karena efek preload, afterload,
seperti ketuban pecah dini (KPD), bayi kontraktilitas dan heart rate serta
posterm atau preterm, plasenta previa, menurunkan tahanan vascular sistemis
solusio placenta, dan preeklamsi atau (SVR). Preload menurun karena blok
bahkan usia (Setyanti, 2016). Saat simpatis memicu venodilatasi sehingga
dilakukan pembedahan terdapat dua cara terjadi pooling darah di perifer dan
anestesi yakni dengan anestesi umum dan menurunnya aliran darah balik. Ketika
anestesi regional (spinal/epidural). Yang blok simpatis, sistem vena vasodilatasi dan
paling sering dilakukan saat pembedahan menurunnya aliran darah balik ke jantung.
section caesarea adalah dengan pemberian Selain itu, posisi pasien dan kompresi vena
anestesi spinal (Mansjoer, 2010). Teknik cava pada kehamilan mempengaruhi
anestesi pada seksio sesaria dibagi dalam jumlah aliran darah balik pada spinal
dua kategori besar, yaitu anestesi regional anestesia. Blok simpatis menyebabkan
dan anestesi general atau umum. Anestesi penurunan tonus arterial vasomotor,
regional dibagi lagi menjadi analgesi penurunan Systemic Vascular Resistance
spinal, anestesi lumbar epidural, dan (SVR) dan afterload. Arterial vasodilatasi
kombinasi anestesi spinal-epidural. seperti venodilatasi karena spinal anestesi
Pemilihan teknik anestesi untuk seksio merupakan efek blok simpatis otonom.
sesaria dipengaruhi oleh banyak faktor,
LAPORAN KASUS
antara lain derajat gawat janin dan
Seorang perempuan 23 tahun
kesiapan ibu.
dengan usia kehamilan 38-39 minggu
Pada SC, regional anestesia lebih datang ke PONEK (Pelayanan Obstetri
dipilih daripada general anestesia. General Neonatal Emergensi Komprehensif). Pada
anestesia mempunyai banyak resiko tanggal 09 April 2023 pukul 03.10 WIB,
maternal dan janin. Beberapa obat pada dengan keluhan Keluar cairan dari jalan
general anestesia dapat melewati placenta lahir jam 23.00 cairan cukup banyak dan
barier serta berdampak pada janin, resiko cairan berwarna putih bening. Pasien
aspirasi pada ibu yang menyebabkan mulai merasakan kenceng-kenceng sejak
pneumonia. Walaupun demikian, anestesi kemarin tanggal 08 april 2023 pukul 09.00
spinal tetap memiliki risiko yaitu insiden pagi namun kenceng-kenceng masih
hipotensi atau munculnya komplikasi pada jarang, pasien mengatakan belum ada
4
keluar lendir darah, gerak janin aktif. pukul 23.30. pasien mengatakan
Pasien sering melakukan control sudah mulai kenceng-kenceng sejak
kehamilan di bidan setiap bulan dan tgl 08 april 2023. Tidak ada lendir
periksa ke dokter spesialis kandungan jika darah, kemudian pasien dilakukan
hendak USG. Pasien terakhir USG pada induksi persalinan yaitu diberikan
tanggal 03 april 2023. misoprostol 1 tablet dilakukan
observasi setiap 6 jam. Namun
PRE OPERATIF
setelah beberapakali diberi induksi
1. IDENTITAS PASIEN
persalinan belum adanya
Nama : Ny. C
penambahan pembukaan serviks
Jenis Kelamin : Perempuan
dan kontraksi juga jarang. Pasien
Usia : 23 tahun
disarankan untuk dilakukan
Diagnosis pre-operatif : G1P0A0
tindakan Caesar oleh dokter
Ukuran 38-39 Minggu dengan KPD
spesialis kandungan dan pasien
lebih dari 10 jam dan gagal induksi.
menyetujui tindakan tersebut.
Rencana operasi : Sectio Caesarea
Keluhan seperti pusing, mual
Rencana Anestesi : Regional Anastesi
ataupun muntah disangkal oleh
dengan Sub Arachnoid Block.
pasien.
2. ANAMNESIS Alergi : Tidak Ada
Anamnesis dilakukan secara Medikasi : Tidak ada
autoanamnesis. Past Illness : Tidak ada
a. Keluhan utama Last Meal :Makan nasi dan
Pasien datang dengan keluhan minum air putih pukul 23.00,
keluar cairan dari jalan lahir tanggal 08 April 2023.
b. Riwayat penyakit sekarang Event :Pasien mengatahan
Seorang perempuan berusia 23 keluar cairan rembes sejak pukul
tahun datang ke PONEK (Pelayanan 23.30 kemudian pasien juga
Obstetri Neonatal Emergensi mengatakan tidak ada kemajuan
Komprehensif). Datang pada persalinan.
tanggal 09 April 2023 jam 03.10 Riwayat Penyakit Dahulu Atau
WIB, dengan keluhan keluar cairan Penyulit Tindakan Anestesi :
rembes dari jalan lahir. Pasien 1) Riwayat Alergi: tidak ada
mengeluhkan keluar cairan mulai

5
2) Riwayat Diabetes Mellitus: 2) Riwayat Hipertensi: tidak ada,
tidak ada, 3) Riwayat Diabetes Mellitus:
3) Riwayat Penyakit Paru Kronis : tidak ada,
tidak ada, 4) Tumor: tidak ada.
4) Riwayat Penyakit Jantung :
3. PEMERIKSAAN FISIK
tidak ada,
a. Status Generalis
5) Riwayat Hipertensi: tidak ada,
1) Keadaan Umum : Baik
6) Riwayat Penyakit Hati: tidak
2) Kesadaran: Compos Mentis
ada,
(GCS: E4V5M6)
7) Riwayat Penyakit Ginjal: tidak
3) Tekanan Darah: 115/72 mmHg
ada,
4) Nadi : 88 kali/menit
8) Riwayat Asma : tidak ada,
5) Respirasi : 20 kali/menit
c. Riwayat penggunaan obat :
6) Suhu : 36,3 oC
1) Riwayat Alergi Obat: tidak ada,
7) SpO2 : 98 % air room
d. Riwayat Anestesi/Operasi :
8) VAS :1
1) Riwayat Anestesi Sebelumnya:
b. Pemeriksaan Fisik
Tidak ada,
1) Status Gizi
2) Riwayat Operasi Sebelumnya:
a) BB : 58 kg
Tidak ada,
b) TB : 150 cm
e. Riwayat Kebiasaan
Status gizi IMT 25,7
1) Riwayat Merokok : tidak ada,
(overweight)
2) Riwayat Minum Alkohol :
2) Pemeriksaan General
tidak ada,
a) B1 (Breath) :
3) Riwayat Konsumsi Obat
• Airway : Paten / Clear
Penenang: tidak ada,
• RR : 20 kali/menit
4) Riwayat Konsumsi Narkotika :
• Buka mulut : 3 jari
Tidak ada,
• Jarak Mandibula hyoid
5) Riwayat Aktivitas Fisik :
(MH) : 3 jari
Jarang Olahraga,
• Jarak hyoid-thyroid
f. Riwayat Makan/Minum : Nafsu
(HT) : 2 jari
Makan baik,
• Skor mallampati : skor 1
g. Riwayat Keluarga
1) Riwayat Asma : tidak ada

6
tampak), auskultasi (S1
dan S2 normal)
c) B3 (Brain) :
• GCS : (E4V5M6)

• Gigi palsu : tidak ada, • Pupil isokor kanan kiri

• Gigi berlobang : tidak • Reflex cahaya pupil

ada, kanan dan kiri positif

• Gigi ompong : tidak ada, • Tidak ada lateralisasi

• Thorax (pulmo) : d) B4 (Bladder) :

inspeksi (tidak ada • Terpasang kateter,

retraksi, tidak ada jejas, produksi urin (+), warna

thorax kanan dan kiri kuning, volume urin

simetris), palpasi pukul 05.00-09.00

(fremitus kanan dan kiri sekitar 90cc.

simetris), perkusi (sonor e) B5 (Bowel) :

pada kedua lapang paru), • Abdomen : jejas (-),

Auskultasi (vesikuler distended (+), striae (-).

(+/+), wheezing (-/-), f) B6 (Bone) :

ronkhi (-/-). • deformitas (-), trauma (-

b) B2 (Blood) : ), krepitasi (-).

• Akral: hangat, kering, c. Pemeriksaan Obstetrik

merah 1) UK: 38-39 Minggu

• CRT : <2 detik 2) VT: pembukaan 2 cm

• Nadi : 88 kali/menit, 3) Tfu : 34cm

regular, kuat angkat 4) Tbj : 3410 gr

• Tekanan darah : 115/72 5) Djj : 156 x/menit

mmHg 6) His : 1x 10’10”

• Mata cekung : tidak ada 7) Leopold 1 : fundus bokong

• Konjungtiva anemis : 8) Leopold 2 : punggung kiri

tidak ada 9) Leopold 3 : kepala

• Thorax (cor) : inspeksi 10) Leopold 4 : konvergen belum

(ictus cordis tidak masuk PAP

7
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG 4) Menanyakan riwayat AMPLE
a. Laboratorium Darah Lengkap: 5) Menilai vital sign pasien (status
 Hb : 13,6g/dL kesadaran, frekuensi nafas,
 Hct : 39,6 % tekanan darah, nadi, suhu,
 Leukosit : 9.8 103μL VAS, BB, TB)

 Trombosit : 249 (103μL) 6) Pemeriksaan keadaan psikis

b. Foto Polos (gelisah,takut)

Thoraks AP : - 7) Pemeriksaan keadaan gigi (gigi


palsu, gigi goyah, skor
5. STATUS FISIK ASA
malampati)
Perempuan 23 tahun G1P0A0
8) Inform consent Tindakan
UK 38-39 minggu dengan KPD lebih
operasi dan anastesi
dari 10 jam dan Gagal induksi Skor
9) Konfirmasi rencana operasi
Mallampati 1. Status fisik ASA II.
dan pemeriksaan lokasi operasi
6. DIAGNOSIS DAN RENCANA
10) Terpasang DC
LANJUTAN
b. Persiapan di ruangan operasi
Berdasarkan anamnesis dan
1. Konfirmasi identitas pasien
pemeriksaan fisik, maka :
2. Konfirmasi jenis operasi dan
a. Diagnosis pre operatif : UK 38-39
pemeriksaan lokasi operasi
minggu dengan KPD lebih dari 10
3. Pemantauan peralatan yang
jam dan gagal induksi
menempel pada pasien
b. Status Operatif: ASA II,
(sphignomanometer didgital
Mallampati 1
dan oxymetri)
c. Rencana Operasi: Sectio caesarea
4. Pemeriksaan akses IV
d. Rencana Anastesi : Regional
c. Persiapan peralatan anestesi
dengan SAB
1) Sumber O2
7. PREANASTESI
2) Mesin Anestesi
a. Persiapan pasien di bangsal
3) Mesin Peralatan monitor
1) Menanyakan identitas pasien
anestesi (Tensi, HR, pulse
(konfirmasi identitas pasien)
oxymetri dan EKG).
2) Pasien dipuasakan selama 6
4) Peralatan resusitasi
jam
5) Peralatan Intubasi (STATICS)
3) Pemeriksaan akses IV (telah
terpasang IV line 1 jalur 20G)
8
a. Scope : stetoskop, 9. DURANTE ANESTESI
laringoskop a. Monitoring jalan nafas dan tanda
b. Tubes : endotracheal tube vital

c. Airway : OPA, NPA b. IVFD RL 20 tpm


d. Tape c. Medikasi:
e. Introducer  Inj. Ondancetron 4mg
f. Connector  Inj. Dexamethasone 5mg
g. Suction / Source  Oxytocin 10 IU
6) Jarum spinal  Inj. Antrain (metamizole
7) Set steril 500mg)
8) Spuit 5cc dan 10 cc d. Pemantauan Perdarahan
9) Oksimeter/saturasi Perdarahan durante operasi: +/-
10) Infuse set 200 ml
11) Kanul oksigen
10. PASCA OPERASI
12) Face mask 1. Posisi : Supine
b. Persiapan Obat 2. Pemantauan: Tekanan Darah
1) Anestesi spinal : Regivel 118/86, Nadi 80x/mnt, Suhu, RR
2) Emergency Drugs : Sulfat 20x/mnt, Saturasi O2 97%
Atropin, Adrenalin, Lidocain, 3. Keadaan pasca operasi
Efedrin a. Mual/ muntah : Tidak ada
3) Analgetik : Ketorolac, Fentanyl b.Sianosis : Tidak Ada
4) Anti Emetik : Ondansetron c. Skala nyeri : 3
5) Sedasi : Ketamin, Propofol, 4. Obat-Obatan pasca operasi
Midazolam a. Nasal Canul 3 liter/menit
6) HipnoAnalgetik : Sevoflurane 5. Terapi Cairan : Infus RL 20 tpm
Inhalasi
7) Muscle Relaxan : Rocuronium Komplikasi Pasca Bedah: Tidak Ada

8) Kortikosteroid : PROYEKSI KASUS


Dexamethason Seorang perempuan 23 tahun
8. INDUKSI ANESTESI dengan usia kehamilan 38-39 minggu
a. Regional Anestesi : Bupivacaine datang ke PONEK (Pelayanan Obstetri
(Regivel) 7,5 mg Neonatal Emergensi Komprehensif). Pada
b. Fentanyl 25 mcg tanggal 09 April 2023 pukul 03.10 WIB,

9
dengan keluhan Keluar cairan dari jalan 10”, TFU 34 cm, Pada pemeriksaan VT
lahir jam 23.30. Kenceng-kenceng mulai didapatkan pembukaan 2 cm.
dirasakan sejak tanggal 08 april 2023 Pasien memiliki BB 58 kg dan TB
namun masih jarang dirasakan, belum ada 150 cm. Pemeriksaan fisik generalis
keluar lendir darah, gerak janin aktif. didapatkan konjungtiva tidak anemis, skor
Kemudian pasien opname diberikan mallampati 1, Auskultasi paru terdengar
induksi persalinan yaitu diberikan vesikuler (+/+), wheezing (-), rhonki (-).
misoprostol 1 tablet dilakukan observasi Pemeriksaan darah lengkap pada
setiap 6 jam. Namun setelah beberapakali tanggal 10 april 2023 didapatkan Hb 13,5
diberi induksi persalinan belum adanya d/dL , Hct 35.4 %, Leukosit 23.4 x103μL,
penambahan pembukaan serviks, HIS pun Trombosit 225x103μL.
belum adekuat. Saat dikonsulkan dr. Berdasarkan anamnesis, pemerik
Spesialis Obgyn disarankan untuk operasi saan fisik, dan pemeriksaan penunjang
caesare dan pasienpun menyetujui dapat ditegakkan diagnosis UK 38-39
tindakan tersebut. Pasien sering minggu dengan kpd lebih dari 10 jam dan
melakukan control kehamilan di bidan gagal induksi karena hal tersebut pasien
setiap bulan dan periksa ke dokter spesialis direncanakan operasi sectio caesarea.
kandungan jika hendak USG. Sebelum tindakan operasi, pasien
Pasien tidak memiliki riwayat perlu dipuasakan terlebih dahulu selama 6
alergi apapun. Pasien tidak sedang jam, terpasang infus three way dan
mengonsumsi obat. Pasien juga belum terpasang DC. Operasi berlangsung kurang
pernah melakukan tindakan operasi. lebih 60 menit. Prosedur anestesi yang
Pasien makan minum terakhir pukul 23.00. digunakan yaitu anestesi regional dengan
Pada status generalis pasien SAB (sub arachnoid block) menggunakan
didapatkan kondisi umum baik, compos Bupivacaine 7,5 mg dan Fentanyl 25 mcg.
mentis, Tekanan Darah : 115/72 mmHg, Selama operasi tekanan darah
Nadi: 88 kali/menit, Respirasi 20 kali / pasien 115/66 sempat naik menjadi
menit, Suhu : 36,5 oC, SpO2: 98 % air 124/75. Selama operasi pasien diberikan
room. medikasi berupa Inj dexamethasone 5 mg.
Pemeriksaan fisik obstetric pada Setelah operasi selesai, segera
abdomen didapatkan inspeksi = bulat, pasien diberikan medikasi berupa injeksi
varises (-), stria gravidarum (-), auskultasi antrain 500 mg dan injeksi Ondansetron 4
= DJJ 156x/menit, Palpasi = His 1x 10’

10
mg untuk mencegah efek samping pasca buhan janin dalam rahim. Plasenta dalam
operasi. perkembangannya mengeluarkan hormon
Pasien dievaluasi hingga pasien somatomamotropin, estrogen, dan
sadar sebelum pasien di pindah ke ruang progesteron yang menyebabkan perubahan
pasca bedah untuk perawatan dan pada bagian-bagian tubuh dibawah ini :
pemantauan pasca bedah. Kondisi pasien 1. Perubahan pada Homeostasis Cairan
setelah operasi dalam keadaan baik, tanda Tubuh
vital stabil, tidak ada keluhan mual Peningkatan volume total cairan tubuh
muntah. adalah salah satu perubahan yang sangat
Selama di ruang pemulihan, jalan terlihat selama masa kehamilan
nafas dalam keadaan baik, pernafasan berlangsung dan peningkatan
spontan dan adekuat. Di ruang pemulihan didistribusikan dari tubuh ibu ke janin.
pasien mengalami nyeri pasca operasi Pada masa kehamilan, total cairan tubuh
dengan skala nyeri VAS 3. Pasien juga akan meningkat kira kira sebanyak 6,5
diperbolehkan makan apabila tidak mual sampai 8,5 liter. Volume total cairan pada
dan muntah. Pasien diperbolehkan pindah fetus, plasenta dan cavitas amnion
ke bangsal apabila Score Bromage <2, terhitung 3,5 liter, darah ibupun juga
dengan Bromage score sebagai berikut meningkat sebanyak 1,5-1,6 liter dengan
(Latief et al, 2009) : 1,2-1,3 liter adalah peningkatan volume
plasma dan 0,3-0,4 liter adalah
peningkatan volume sel darah merah.
Sisanya adalah peningkatan pada cairan
ekstraseluler ibu.
Segera setelah konsepsi peningkatan
plasma akan dimulai. Perubahan ini akan
menurunkan osmolaritas. Pada minggu ke
12 usia kehamilan, osmolaritas serum
menjadi 8 sampai 10 mOsm/kg lebih
PEMBAHASAN rendah dibandingkan dengan keadaan ibu
Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan saat sebelum masa kehamilan. Selain itu,
Dengan terjadinya kehamilan maka titik ambang terendah osmotik dan
seluruh sistem genetalia wanita mengalami pelepasan antidiuretic hormone akan
perubahan yang mendasar sehingga dapat menurun pada 10 mosmol, hal inipun akan
menunjang perkembangan dan pertum
11
berdampak pada peningkatan retensi dan perubahan ini bertujuan untuk menunjang
intake cairan. Pada seluruh masa suplai darah ke uterus, plasenta dan
kehamilan, 500-900 mmol natrium dan payudara ibu. Uterus dan payudara akan
350 mmol kalium akan dipertahankan. menerima masing - masing 17 % dan 2%
Meskipun demikian rerata konsentrasi dari cardiac output. Adanya peningkatan
natrium dan sodium menjadi lebih rendah cardiac ouput adalah sebuah kompensasi
(masing-masing 3-4 mEq/L(mmol/L) dan yang dikarenakan adanya peningkatan laju
0,2 mEq/L) setelah 12 minggu jantung, penurunan tahanan vaskular dan
dibandingkan dengan saat sebelum peningkatan stroke volume. Penurunan
kehamilan. Penurunan dalam konsentrasi tahanan vaskular akan sistemik terus
serum natrium dan kalium berhubungan berlangsung hingga aterm, hal disebabkan
dengan retensi air yang akan melebihi oleh hormon progesteron yang
retensi natrium dan kalium. menyebabkan relaksasi pada otot polos
2. Perubahan pada Sistem dan berdampak pada vasodilatasi pada
Kardiovaskuler pembuluh darah.
Kehamilan dapat menyebabkan Saat persalinan dan masa nifas akan
banyak perubahan pada sistem kardio terjadi peningkatan cardiac ouput, dimana
vaskular. Perubahan tersebut meliputi peningkatan sebanyak 12 % terjadi pada
perubahan pada cardiac output, denyut kala 1 persalinan dan juga menjadi
jantung, tekanan darah, tahanan vascular, penyebab utama meningkatnya stroke
kapasitas dan ukuran ventrikel. Banyak volume. Peningkatan ini diduga terjadi
dari perubahan tersebut disebabkan oleh karena meningkatnya preload pada saat
faktor hormonal pada saat masa kehamilan setiap kontraksi uterus, fenomena ini
dan mulai terjadi pada awal kehamilan sering disebut sebagai “uterine
yaitu sejak minggu ke - 4 sampai 5 umur autotransfusion”. Selama kala 2
kehamilan. berlangsung, cardiac output dapat
Ibu akan mengalami peningkatan meningkat mencapai 34%, dimana pada
denyut jantung 10 sampai 20 kali permenit awalnya dimulai dari meningkatnya stroke
pada awal trimester 3, bersamaan dengan volume lalu diikuti oleh peningkatan
adanya peningkatan stroke volume cardiac output dan ditandai dengan
sebanyak 25% maka terjadi peningkatan meningkatnya denyut jantung. Segera
cardiac output secara keseluruhan stelah persalinan (10-30 menit setelah bayi
sebanyak 50%. Kebanyakan dari lahir) diperkirakan 300-500mL darah yang

12
sebelumnya mengalir ke uterus akan penurunan pada tahanan sistemik vaskular
kembali mengalir ke sirkulasi vaskular ibu. secara signifikan. Kejadian ini berawal
Peningkatan ini akan berperan dalam pada minggu ke 5 dan akan berkurang pada
meningkatkan preload dan stroke volume minggu ke 20 dan 32 umur kehamilan,
lalu selanjutnya akan juga meningkatkan setelah itu tahanan sistemik vaskular akan
cardiac output sebanyak 10-20%. kembali meningkat 7 hingga umur
Kejadian inilah yang harus menjadi kehamilan aterm. Penurunan tahanan
perhatian khusus pada pasien yang vaskular ini akan bermanifestasi pada
mempunya riwayat penyakit jantung, penurnan tekanan darah. Tekanan diastolik
karena dapat mengakibatkan oedem paru dapat meningkat hingga 12 mmHg pada
ataupun serangan jantung kongestif. pertengahan masa kehamilan, lalu diikuti
Cardiac output akan kembali seperti masa dengan peningkatan secara bertahap
pra kehamilan dalam 2 minggu setelah sebanyak 10 mmHg sampai akhir
persalinan dan dalam 6 minggu setelah kehamilan. Tekanan sistolik akan
persalinan akan kembali seperti sebelum menunjukan perubahan yang kecil sampai
kehamilan. umur kehamilan 36 minggu. Oleh karena
Cardiac output juga terpengaruh pada itu Mean Arterial Blood Preasure (MAP)
posisi ibu pada saat masa kehamilan. akan mencapai titik terendah pada masa
Posisi yang baik untuk masak kehamilan pertengahan kehamilan dan akan mencapai
adalah knee–chest position atau posisi normal seperti masa sebelum kehamilan
berbaring miring. Ini disebabkan karena pada saat usia kehamilan aterm.
uterus akan menekan vena kava inferior Karena adanya plasenta yang
pada posisi supinasi (terlentang) dan akan berfungsi seperti pintas arteri-venous dan
menyebabkan venous return tersumbat kea bersamaan juga dengan adanya faktor
rah ekstremitas. Ditemukan 5-10 % ibu faktor vasodilatasi perifer seperti estrogen,
hamil akan merasa mual, sakit kepala atau progesteron dan peningkatan sintesis
bahkan mengalami sinkope dikarenakan endotel dari prostaglandin E2 dan
posisi berbaring terlentang. Tidur dengan prostasiklin. Hal inipun akan
posisi berbaring ke kiri sangat disarankan mengakibatkan tekanan darah pada masa
untuk menangani hal seperti ini. kehamilan akan menurun sebanyak 6-8%.
Progesteron memiliki efek Penurunan tekanan darah ini akan terjadi
vasodilatasi dan akan membuat relaksasi pada dua trimester awal masa kehamilan
pada otot polos, maka dari itu terjadilah dan akan kembali seperti sebelum adanya

13
kehamilan pada saat usia kehamilan aterm. ventrikel kiri karena adanya peningkatan
Pada saat pemberian analgesik epidural volum diastolik akhir.
tekanan darah dan cardiac ouput akan 3. Perubahan Sistem Respiratory
menurun dan dalam posisi supinasi 70 % Selama masa kehamilan, fungsi paru,
ibu akan mengalami penurunan tekanan pola ventilasi dan pertukaran gas akan
darah yang signifikan paling tidak terpengaruh pada perubahan biokimia dan
sebanyak 10 %. juga mekanikal. Salah satu yang menjadi
Pada saat masa kehamilan, posisi penyebab utama dari perubahan ventilasi
jantung akan terdorong keatas dan terotasi pada fungsi pernapasan adalah sistem kerja
ke depan. Semua suara jantung akan hormon pada masa kehamilan.
terdengar lebih keras dan suara jantung Hormon progesteron secara bertahap
satu akan terdengar terpisah (split). akan meningkat selama masa kehamilan,
Terdengarnya suara murmur pada ejeksi dari 25 ng.mL pada 6 minggu pertama
sistolik adalah normal karena adanya sampai 150 ng.mL pada 37 minggu
turbulensi sekunder akibat dari kehamilan. Dalam hal ini progesteron
peningkatan aliran darah pada katup yang adalah sebuah pemicu utama pada pusat
normal. Terkadang juga akan terdengar pernapasan menjadi lebih sensitif terhadap
suara diastolic murmur. karbondioksida karena alveolar
Meskipun seluruh ruang pada jantung menunjukan perubahan sensitifitas yang
akan mengalami perubahan pada signifikan terhadap karbondioksida.
bentuknya dari trimester pertama hingga Progesteron mengubah struktur otot polos
rimester terakhir, hipertropi dan dilatasi pada jalan pernapasan dan menyebabkan
pada ventrikel kiri sangat signifikan. efek bronkodilator. Maka dari itu hal ini
Peningkatan pada akhir diastolik ventrikel akan menjadikan adanya keadaan
kiri dapat terlihat mulai pada minggu ke 10 hyperaemia dan oedem pada permukaan
dan puncaknya pada trimester ke-3. mukosa yang juga menyebabkan kongesti
Perubahan struktur pada ventrikel kiri akan nasal. Selain itu kadar estrogen juga
memiliki kemiripan dengan hipertropi meningkat pada saat masa kehamilan,
pada jantung yang bekerja keras seperti hormon ini menjadi sebuah mediator
struktur yang biasanya terlihat pada orang terhadap reseptor progesteron. Hal ini
dengan memiliki riwayat hipertensi menyebabkan peningkatan sensitifitas
kronik. Keadaan inipun akan berdampak terhadap reseptor progesteron pada
pada efisiensi dan kapasitas pompa pada hipotalamus dan medulla yang fungsinya

14
sebagai pusat dari saraf pernapasan. pada sisinya akan meningkat untuk
Hormon yang juga mempunyai peran yang mempertahankan kapasitas paru secara
sangat penitng adalah prostaglandin, konstan.
dimana hormon ini akan menstimulasi otot Pada masa kehamilan diameter sisi
polos pada uterus disaat masa persalinan. anterio –posterior dan sisi melintang akan
Prostaglandin akan selalu ada di setiap meningkat lalu akan terus meningkat
trimester masa kehamilan. Prostaglandin hingga 5-7 cm pada lingkar dinding dada.
F2a akan meningkatkan tahanan jalan Sedangkan costal angel akan melebar
napas dengan memberikan efek konstriksi sebanyak 50 % dari 68 menjadi 103.
pada otot polos bronkus, sedangkan efek Selanjutnya, 9 dalam keadaan istirahat
bronkodilator dapat disebabkan oleh posisi diafragma akan berubah menjadi 4-
prostaglandin E1 dan E2. 5 cm meningkat keatas. Semua perubahan
Adapun efek mekanikal yang juga ini adalah dampak dari perkembangan
menyebabkan adanya perubahan pada uterus. Relaksasi pada ligament juga akan
sistem respiratori selama masa kehamilan. menekan kosta dan menyebabkan
Perkembangan uterus yang progresif perubahan awal terhadap bentuk dari ruang
merupakan penyebab utama dari adanya dada. Perubahan ini akan mencapai
perubahan pada volume paru dan dinding puncaknya pada minggu ke 37 dan akan
dada selama kehamilan. Hal ini meliputi kembali normal pada 24 minggu setelah
penekanan pada diafragma dan perubahan persalinan.
bentuk toraks. Perbesaran uterus Perubahan struktur pada ruang dada
meningkatkan tekanan akhir respiratori juga akan menyebabkan fungsi pernapasan
abdomen dan menyebabkan diafragma berubah. FRC akan menurun 300 sampai
tertekan keatas. Adapun dua konsekuensi 500 mL dan penurunan ini berdampak
terhadap kejadian ini, yang pertama langsung terhadap peningkatan posisi
tekanan negatif pada pleura akan istirahat dari diafragma. Perubahan FRC
meningkat, lalu dapat menyebabkan selanjutnya akan terbagi kedalam
penutupan dari jalan nafas kecil akan lebih expiratory reserve volume dan residual
cepat dan mengakibatkan penurunan pada volume yang masing masing mengalami
Funtional Residual Capacity (FRC) dan penurunan 100-300 mL dan 200-300 mL.
expiratory reserve volume. Perubahan Penurunan ini seiring dengan penurunan
yang kedua terdapat pada ukuran inspiratory capacity volume hingga 100-
ketinggian dada akan lebih pendek namun 300mL.

15
Kebutuhan oksigen akan meningkat dan penurunan kapasitas fungsional
selama masa kehamilan hingga lebih dari residual, ibu hamil akan lebih mudah
20% untuk memenuhi kebutuhan mengalami apnea khususnya pada saat
metabolik terhadap ibu agar janinnya dilakukan intubasi.
berkembang dengan baik. Dengan begitu
pada keadaan kehamilan ganda akan 4. Perubahan Sisten Gastrointestinal
menimbulkan kebutuhan oksigen yang dan Hepatobilier
lebih. Disamping itu, pada saat persalinan Masa kehamilan dan hormone –
kebutuhan oksigenpun lebih tinggi hingga hormone yang berhubungan di dalamnya
60%. Peningkatan progesterone mempengaruhi motilitas dan fungsi dari
menstimulasi pusat pernapasan pada sistem gastrointestinal dan hepatobilier.
medulla yang akan menyebabkan Perubahan fungsi ini dapat bermanifestasi
peningkatan pada jalannya pernapasan. menjadi sebuah sindrom klinis selama
Saat kehamilan berusia 8 minggu, minute kehamilan ataupun dapat merubah hasil
ventilation meningkat hingga 30-50% dan dari beberapa pemeriksaan laboratorium.
begitu juga pada volume tidal meningkat Mual dan muntah mungkin menjadi
sampai 40%. Peningkatan minute gejala yang sangat sering ditemui pada
ventilation bersamaan dengan penurunan sekitar lebih dari 70% ibu hamil. Gejala ini
kapasitas residual fungsional mengalami puncaknya pada minggu ke 9
mengakibatkan peningkatan pada ventilasi dengan 60% kejadian biasanya hilang pada
alveolar hingga 50-70% dan akan awal trimester ke 3 dan 90 % biasanya juga
berdampak juga pada peningkatan tekanan hilang pada minggu ke 20. Meskipun
oksigen alveolar (PaO2), penurunan mekanisme yang sebenarnya terhadap
tekanan karbon dioksida arterial (PaCO2) perubahan fisiologi yang menyebabkan
dan sedikit penurunan pH darah. PaCO2 mual dan muntah belum diketahui,
yang rendah sangat penting untuk diperkirakan peningkatan Human
mengimbangi carbondioksida yang di Chorionic Gonadotropin (HCG) yang
hasilkan dari janin ke ibu. Rendahnya dapat menyebabkan peningkatan pada
PaCO2 akan menyebabkan alkalosis produksi estrogen adalah penyebab dari
respiratorik dan selanjutnya akan munculnya gejala tersebut. Kebanyakan
dikompensasi oleh ginjal dengan wanita menanggapi hal ini sebagai hal
meningkatkan eksresi bikarbonat. Dengan yang biasa dan sedikit dari wanita hamil
adanya peningkatan kebutuhan oksigen akan mengalami hyperemesis gravidarum,

16
yaitu sebuah kondisi dimana ditemukan saat tidak hamil. Fosfat alkalin juga akan
mual dan muntah yang persisten, dehidrasi meningkat setelah 24 minggu usia
berat, ketidak seimbangan elektrolit dan kehamilan yang berikutnya akan ikut
penurunan berat badan yang akan berkaitan dengan isoenzyme yang
membutuhkan perawatan rumah sakit. dihasilkan oleh plasenta. Sirkulasi
Sebagai proses terhadap kehamilan, estrogen dapat mempengaruhi produksi
banyak wanita mengalami dan sekresi asam empedu, hal ini akan
gastroesophageal reflux yang disebabkan menyebabkan cholestasis ringan. Namun
karena bersamaan dengan adanya hal ini tidak berpengaruh terhadap
hubungan antara progesterone yang kehamilan.
mempengaruhi tonus sphincter dari Bebrapa wanita dapat memperlihatkan
gastroesophagal dan juga adanya tekanan manifestasi klinis dan hasil laboratorium
terhadap lambung yang disebabkan dari yang unik. Perubahan fisiologis yang
uterus yang semakin membesar. terjadi pada masa kehamilan ini akan
Progesterone dan estrogen juga akan menghasilkan tanda klinis yang mirip
menurunkan motilitas dari gastrointestinal, dengan penyakit liver. Contohnya seperti
tonus dan pengosongan gall bladder. Hal eritema palmaris dan spider angiomata
ini menyebabkan perubahan mekanisme yang akan segera hilang pada saat setelah
usus. melahirkan. Hal ini diketahui karena
Meskipun sedikit perubahan yang adanya penurunan serum albumin dan
terdapat pada aliran darah ke hati pada konsesntrasi protein total. Meskipun
masa kehamilan, kemampuan sintesis dan konsentrasi serum albumin secara
aktivitas hati meningkat beberapa kali keseluruhan dan protein total akan
lipat. Sebagai contohnya pada aka nada meningkat pada masa kehamilan,
peningkatan terhadap produksi serum pengukuran terhadap volume plasma akan
albumin, prealbumin, dan total protein, ditemukan lebih rendah. Penurunan serum
sintesis hati terhadap fibrinogen, albumin akan terlihat pada pada
transferrin, ceruloplasmin dan ikatan pengukuran zat albumin terikat seperti
protein terhadap sex steroid, corticosteroid pada unconjugated bilirubin, kalsium dan
dan hormone tiroid. Estimasi albumin zinc, meskipun pada sirkulasi juga dapat
dapat meningkat 15% sampai 123g pada terlihat lebih tinggi.
28 minggu masa kehamilan dibandingkan Pada saat gejala mual dan muntah
dengan ditemukannya 107 g pada masa telah hilang, kebanyakan wanita akan

17
mengalami peningkatan nafsu makan rendah pada masa kehamilan,  tocopherol
dengan asupan kalori yang juga akan (Vitamin E) akan meningkat dalam
meningkat sampai hampir 300 kcal/hari. kolesterol. Jumlah keseluruhan pada 1,25
Pica, yaitu kelainan pada kebiasaan dihydroxyvitamin D akan meningkat
memakan sesuatu yang tidak seharusnya dalam kehamilan namun, hydroxyvitamin
dimakan seperti besi, tanah, detergent atau D tidak berubah. Konsentrasi sirkulasi
es batu juga dapat ditemukan. Peningkatan mineral akan mempengaruhi pembawa
produksi saliva juga sering ditemukan protein masing masing dan jumlah serum
pada beberapa wanita hamil. Kondisi ini albumin. Dalam konteks ini konsentrasi
juga sering disebut dengan ptyalism yang tembaga akan meningkat selama masa
dapat mengakibatkan berkurangnya 1-2 L kehamilan karena adanya peningkatan
saliva perharinya dan akan menunjukan pada sintesis ceruloplasimn di hati.
rasa mual pada wanita karena harus Penurunan kadar zinc berhubungan
banyak menelan saliva yang terus di dengan adanya penurunan pada kadar
produksi secara berlebihan tersebut. serum albumin.
Kolesterol dan trygliserin juga 5. Perubahan Sistem Genital dan
berubah selama kehamilan. Dalam 12 Urinari
minggu masa kehamilan, ditemukan Sama seperti pada bagian sistem
adanya densitas yang tinggi terhadap kardiovaskular dan respiratori, pada sietem
kolesterol lipoprotein mencapai 20 % jika genitourinary juga akan mengalami
dibandingkan dengan keadaan sebelum beberapa perubahan pada anatomi dan juga
hamil dan akan terus meningkat selama fungsinya selama kehamilan. Ukuran dan
masa kehamilan berlangsung. Demikian berat ginjal akan meningkat selama
pula pada densitas lipoprotein yang rendah kehamilan yang disebabkan karena adanya
akan mulai meningkat pada usia 18 peningkatan volume intersisial, vaskular
minggu lalu akan berlanjut selama masa renal dan urinary dead space. Adanya
kehamilan. Trigliserid akan meningkat pelebaran pada renal calyx ,pelvis dan
mencapai hampir 250% jika dibandingkan ureter yang akan mengakibatkan urinary
dengan kondisi sebelum hamil. dead space. Pelebaran pada pelvis dan
Kuantitas yang adekuat terhadap ureter mulai terjadi pada minggu ke 8 dan
vitamin dan mineral sangat perlu untuk akan mengalami puncaknya pada trimester
pertumbuhan dan perkembangan janin. ke 2, dimana diameter ureter akan menjadi
Semntara jumlah retinol (Vitamin A) lebih dari 2 cm. pelebaran pada ureter

18
kanan biasanya lebih besar dari pada yang kreatinin, asam urat, dan Blood Urea
kiri. Terkadang pelebaran yang terjadi Nitrogen (BUN). Jumlah creatinin
pada ureter dan juga pelvis akan clearence akan meningkat pada masa
mengganggu hasil evaluasi pada saat kehamilan hingga 150-200mL bila
melakukan pemeriksaan radiologis untuk dibandingkan dengan masa sebelum hamil
mengatahui adanya obstruksi terhadap yaitu 120mL. Konsentrasi serum kreatinin
urinary track. Pada kehamilan juga dan BUN akan terjadi secara bersamaan.
ditandai dengan ditemukannya perubahan Konsentrasi serum asam urat akan
pada anatomi bladder, dimana perubahan menurun pada masa awal kehamilan hal ini
itu mencakup ketinggian pada trigone dan merupakan dampak dari adanya
peningkatan vaskular yang berliku-liku peningkatan pada LFG dan akan mencapai
pada bladder. Perubahan ini adalah titik rendahnya pada usia kehamilan
penyebab utama adanya hematuria minggu ke 24. Setelah masa masa
mikroskopis. Selanjutnya ukuran kapasitas kehamilan konsentrasi asam urat akan
bladder akan mengecil karena adanya segera meningkat.
perbesaran uterus, dimana hal inipun juga Peningkatan aliran plasma pada renal
akan menyebabkan peningkatan frekuensi dan LFG juga akan menyebabkan
urinary, urgensi dan mungkin juga bisa peningkatan pada ekskresi terhadap
menyebabkan inkontinensia. glukosa, asam amino dan protein. Maka
Aliran plasma renal akan meningkat dari itu wanita hamil sering mengalami
secara bertahap selama pertengahan glukosuria. Wanita hamil juga akan
trimester pertama dan mencapai 60-80% kehilangan asam amino lebih dari 2 g
lebih meningkat pada pertengahan perharinya. Demikian pula, ekskresi
kehamilan. Pada saat masa kehamilan, protein pada urin dan 13 mikroalbumin
aliran plasma renal 50% lebih banyak akan hampir berlipat ganda dengan batas
dibandingkan saat masa tidak hamil. tertinggi 300 mg untuk proteinuria dan 30
Demikian pula, Laju Filtrasi Glomerulus mg untuk albuminuria. Ekskresi kalsium
(LFG) akan meningkat 40-50% pada usia pada urin juga akan meningkat secara
kehamilan ke 9-11 dan terus menerus perlahan sampai umur kehamilan aterm.
akamn meningkat sampai usia kehamilan Peningkatan ini dapat mencapai 8,75 –
36 minggu. Perubahan ini akan 15,5 mmol/hari. Suatu hal yang akan
menyebabkan adanya penurunan terhadap menjadi sangat penting untuk diketahui,
hasil pemeriksaan konsentrasi plasma perubahan ekskresi urin berhubungan

19
dengan peningkatan volume perjalanan sangat kompleks dan melibatkan mediator
dari distribusi obat selama kehamilan, hormonal seperti eritropoetin, human
pemberian obat dengan dosis yang lebih placental lactogen, estrogen dan juga
sangat di anjurkan untuk menkompensasi progesteron. Meskipun sel darah merah
adanya peningkatan ekskresi urin. meningkat selama kehamilan, nilai
6. Perubahan pada Hematologi dan peningkatanya berbeda dengan
Koagulasi peningkatan volume plasma. Akbat dari
Selama kehamilan, beberapa adanya peningkatan yang sangat cepat dari
perubahan yang terjadi pada sistem volume plasma ibu pada awal kehamilan
hematologi ibu akan berguna untuk dan nantinya akan berlanjut pada
menunjang pertumbuhan dan peningkatan sel darah merah, hematokrit
perkembangan ibu maupun janinnya. akan menurun sebanyak 10 % pada awal
Volume total darah ibu hamil akan trimester ke 3 dan pada akhirnya akan
meningkat mencapai 1500 sampai dengan stabil kembali pada usia kehamilan aterm.
1600 mL. Jumlah peningkatan ini terdiri Keadaan penurunan hemtokrit dan
dari 1200 -1300 mL adalah volume plasma hemoglobin ini sering disebut sebagai
dan 300-400 adalah volume sel darah “anemia fisiologis pada kehamilan”.
merah. Peningkatan volume darah ibu Setelah persalinan ibu akan
dimulai pada minggu ke 6 dan akan mengalami kehilangan dara, namun
mencapai puncaknya pada minggu ke 30 volume darah ibu tidak akan kembali
dan 34. Peningkatan volume darah pada seperti sebelum persalinan. Sebagai
ibu hamil akan lebih banyak terjadi pada gantinya, akan terjadi diuresis volume
kehamilan ganda dan multipara. plasma selama periode post partum. Hal ini
Sebaliknya, keadaan volume darah yang menyebabkan terjadinya peningkatan
lebih rendah adalah suatu petanda yang secara bertahap terhadap hematokrit pada
berhubungan dengan adanya penurunan ibu untuk menstabilkan keadaan volume
pertumbuhan janin selama kehamilan darah. Bila sampai hari setelah persalinan
seperti misalnya pada pre-eklamsi. kadar hematokrit tetap jauh lebih rendah
Kebutuhan terhadap sel darah merah dibandingkan dengan sebelum persalinan,
akan meningkat secara nyata mengingat maka mungkin ada kehilangan darah pada
adanya peningkatan kebutuhan fisiologis ibu yang tidak terestimasi sebelumnya.
pada perkembangan ibu dan janinnya. Pada kehamilan yang normal, jumlah
Mekanisme produksi sel darah merah sel darah putih perifer terhitung mulai

20
ditemukan meningkat pada pertengahan yang berada di ekstremitas merupakan
trimester pertama dan akan mengalami akibat dari adanya tekanan yang dibuat
puncaknya pada usia kehamilan ke – 30 oleh perbesaran uterus terhadap vena kava
minggu. Jumlah sel darah putih meningkat dan vena pelvis. Kehamilan juga
saat persalinan dan dapat mencapai lebih mengubah keseimbangan aktivitas pada
dari 25 x 109 /L sampai 30 x 109 /L. procoagulant, anticoagulant dan
Peningkatan fisiologis pada sel darah putih fibrinolytic, hal ini akan berujung pada
ini terutama akibat dari peningkatan hypercoagulability yang disebabkan oleh
jumlah neutrofil dan granulosit pada peningkatan faktor I (fibrinogen plasma),
sirkulasi darah ibu. Sangat perlu di VII, VIII, dan X, faktor II,V dan IX yang
perhatikan bila peningkatan ini juga dapat di temukan tidak berubah. Disamping itu
disebabkan oleh adanya suatu infeksi pada kehamilan juga menyebabkan adanya
saat persalinan. Jumlah sel darah putih penurunan terhadap reaksi fibrinolytic
akan kembali normal 1-2 minggub setelah melalui peningkatan plasminogen
persalinan. activator inhibitor 1 dan 2.
Bebrapa ahli sepakat bahwa jumlah 7. Perubahan pada Sistem Endokrin
trombosit pada kehamilan menurun Beberapa perubahan biokimia dan
menjadi dibawah 150 x 109 /L. Pada mekanikal sangat berhubungan pada
trombositopeni gestasional akan interaksi protein dan hormon steroid
ditemukan nilai trombosit antara 70 selama kehamilan. Perubahan ini tidak
sampai 150 x 109 /L. Nilai dibawah 70 x hanya perlu terjadi pada masa
109 /L ditemukan pada preeklamsi, solusio perkembangan awal embrio dan fetus
plasenta atau heart syndrome. tetapi juga hal ini menjadi sangat penting
Perubahan anatomi dan fisiologis terhadap mobilisasi energy dan nutrisi
yang terjadi selama kehamilan akan selama kehamilan. Berikut adalah
meningkatkan kemungkinan terjadinya perubahan pada sistem endokrin yang ikut
tromboemboli 4-5 kali dibandingkan serta dalam pertumbuhan dan
dengan wanita yang tidak hamil. Hal ini perkembangan ibu dan janin
disebabkan oleh sebuah fenomena yang A. Kelenjar adrenal Pada masa
dikenal dengan Triad Virchow yaitu : kehamilan akan terjadi suatu
trauma pada pembuluh darah, peningkatan peningkatan pada konsentrasi
venous statis, hypercoagulability. Adanya serum kortisol, kortisol bebas,
tahanan terhdap pembuluh darah vena aldosteron,

21
deoxycorticosteroe, Meskipun demikian , ekskresi
corticosteroid binding cathecolamines,
globulin, dan B. vanillymandelic acid dan
adrenocorticotropic hormone. metanephrines pada urin tidak
Meskipun berat daripada akan berubah.
kelenjar adrenal tidak C. Pankreas Pankreas akan
meningkat pada masa menghasilkan keadaan
kehamilan, namun telah hipoglikemi, hiperglikemi
ditemukan adanya postprandial dan
peningkatan zona fasikulata. hiperinsulinemia. Pada masa
Pada trimester ke dua akan awal kehamilan, estrogen dan
ditemukannya peningkatan progesteron akan
pada corticosteroid binding menyebabkan sel islet semakin
globulin dan akan meningkat besar, hyperplasia pada sel
dua kali lipat pada saat usia beta, sekresi insulin dan
kehamilan aterm. Konsentrasi meningkatnya sensifisitas
kortisol bebas dan total akan jaringan perifer terhadap
meningkat pad awal trimester insulin. Semua itu akan
kedua. Pola harian produksi menyebabkan keadaan
kortisol sangat terjaga selama anabolik dan akan
kehamilan dan akan berhubungan dengan adanya
ditemukan leih tinggi pada peningkatan penggunaan
pagi dibandingkan pada terhadap glukosa, penurunan
malam hari. Kelenjar adrenal gluconeogenesis dan
akan menjadi lebih responsif meningkatkan penyimpanan
terhadap adrenocorticotropic glikogen. Setelah pertengahan
hormone selama kehamilan, masa kehamilan, meskipun
ini disebabkan karena adanya adanya peningkatan pada
peningkatan yang besar progesteron, kortisol,
terhadap konsentrasi kortisol glucagon, human placental
untuk menunjang dosis pada lactogen, dan prolactin yang
adrenocorticotropic hormone. bersamaan dengan penurunan
reseptor insulin akan ikut serta

22
dalam adanya keadaan resisten prolaktin akan menurun pada 3
terhadap insulin. Setelah ibu bulan setelah persalinan.
mendapatkan makanan, Kadar oksitosin akan
resisten insulin akan meningkat selama masa
mempertahankan keadaan kehamilan dari 10 ng/L pada
gula darah yang tinggi, dengan trimester pertama menjadi
demikian hal ini akan 30ng/L pada trimester ke tiga
meningkatkan penghantaran dan 75 ng/L pada saat usia
glukosa untuk fetus. Keadaan kehamilan aterm. Peningkatan
seperti ini pada bebrapa wanita inipun terlihat meningkat
hamil bisa saja akan secara perlahan dan akan
menyebabkan diabetes mengalami puncaknya pada
gestasional. saat persalinan.
D. Kelenjar Pituitari Ukuran E. Kelenjar Tiroid Pada
kelenjar pituitary akan kehamilan fungsi kelenjar
membesar selama masa tiroid akan tetap normal,
kehamilan dan hal ini meskipun aka nada perubahan
berhubungan dengan pada morfologi dan histolgi
proliferasi estrogen pada kelenjar tiroid selama
produksi sel prolaktin. kehamilan. Dengan adanya
Perbesaran ini mungkin akan intake iodine yang adekuat
berpengaruh pada kebutuhan ukuran kelenja tiroid tidak
darah terhadap kelenjar akan berubah. Peningkatan
pituitary, terutama mengingat vaskular dan histological
tingginya risiko pada kelenjar tiroid akan ditemukan
perdarahan yang banyak pada pada keadaan hyperplasia
saat postpartum. Serum folikular. Meskipun,
prolaktin akan mulai perkembangan goiter bisa saja
meningkat pada awal trimester terjadi pada masa kehiman
pertama dan akan sepuluh kali bergantung pada kondisi yang
lipat lebih tinggi pada usia abnormal dan seharusnya
kehamilan aterm. Pada wanita dapat di evaluasi sebelumnya
yang tidak menyusui, kadar

23
Selama trimester adanya mekanisme yang kompleks terjadi
pertama, total tiroksin dan untuk pertumbuhan fetus sementara juga
triiodothironin akan mulai mencegah ibu untuk menolak keberadaan
meningkat dan puncaknya janinnya. Mekanisme ini disebabkan oleh
pada saat pertengahan masa faktor pada fetus sendiri seperti perubahan
kehamilan, terutama akan pada major histocompatibility complex
menghasilakan peningkatan class I dan faktor pada ibu yaitu seperti
pada peningkatan thyroid uterine natural killer cell, selanjutnya
binding globulin. Kadar adanya perubahan pada T–helper tipe 1
tiroksin bebas selama masa yang dihubungkan dengan imunitas selular
kehamilan tidak akan berubah, menjadi tipe 2, hal inilah yang mungkin
meskipun pada trimester akan menjelaskan mengapa wanita hamil
kedua dan ketiga akan adanya akan rentan terkena infeksi virus.
penurunan sebanyak 25%. Section Caesarea
Thyroid stimulating hormone Sectio caesarea adalah suatu
sementara akan menurun pada persalinan buatan dimana janin dilahirkan
trimester pertama. Setelah melalui suatu insisi pada dinding depan
penurunan ini, kadarnya akan perut dan dinding rahim dengan syarat
meningkat seperti pada rahim dalam keadaan utuh serta berat janin
keadaan sebelum hamil pada di atas 500 gram. Tindakan operasi sectio
akhir trimester ketiga. Adanya caesarea dilakukan untuk mencegah
penurunan Thyroid kematian janin maupun ibu yang
stimulating hormone di dikarenakan bahaya atau komplikasi yang
mediasi dengan efek terhadap akan terjadi apabila ibu melahirkan secara
tirotopik pada human pervaginam.
chorionic gonadotropin yang Indikasi sectio caesarea terbagi
terjadi bersamaan dengan menjadi :
peningkatan free thyroxine 1. Cephalopelvic disproportion (CPD) :
pada trimester pertama. suatu bentuk ketidaksesuaian antara
8. Perubahan Sistem Imunologi ukuran kepala janin dengan panggul ibu.
Adaptasi yang terjadi pada imunologi CPD disebabkan karena panggul ibu
dalam kehamilan terjadi sebagian antara sempit, janin yang besar, dan kelainan
ibu dan janinnya sendiri, hal ini meliputi posisi janin.

24
2. Pembedahan sebelumnya pada uterus : seluruhnya. Anestesi regional memberi
sectio caesarea sebelumnya keuntungan yaitu berkurangnya risiko
3. Perdarahan : plasenta previa atau aspirasi pulmonal cairan lambung, dapat
abruptio pasenta menghindari penggunaan obat-obat
4. Toxemia gravidarum : preeklamsi dan depresan, dan ibu dalam kondisi sadar saat
eklamsi bayinya lahir.
5. Indikasi fetal : gawat janin, cacat, Indikasi untuk anestesi regional
insufisiensi plasenta adalah:
6. Partus tak Maju : (failure to progress) a. Bedah ekstremitas bawah
merupakan berhentinya pembukaan dan b. Bedah panggul
penurunan sekunder c. Tindakan sekitar rektum
7. Kelainan Ketuban (Ketuban Pecah perineum
Dini/KPD, Air Ketuban Keruh, d. Bedah obstetrik-ginekologi
Oligohidramnion, Polihidramnion) : suatu e. Bedah urologi
kejadian dimana ketuban pecah sebelum f. Bedah abdomen bawah
proses persalinan berlangsung. g. Pada bedah abdomen atas dan
8. Induksi Gagal bawah pediatrik biasanya
Induksi gagal diartikan sebagai kegagalan dikombinasikan dengan
timbulnya persalinan dalam satu siklus anestesi umum ringan.
terapi. Anestesi regional dibagi menjadi analgesi
9. Gawat Janin sentral (blok neuroaksial), yang meliputi
bila ditemukan denyut jantung janin diatas blok spinal, epiduralm dan kaudal, dan
160 kali/menit atau dibawah 100 blok perifer (blok saraf), misalnya
kali/menit, denyut jantung tidak teratur, anestesi topikal, infiltrasi lokal, blok
atau keluarnya mekonium yang kental lapangan, dan analgesia regional
pada awal persalinan. intravena. Keuntungan anestesia regional
Anestesi Regional Spinal yaitu, tidak ada komplikasi jalan nafas an
Anestesi regional adalah hambatan impuls respirasi, alat minim dan teknik relatif
nyeri pada bagian tubuh sementara pada sederhana, relatif aman untuk pasien yang
impuls saraf sensorik, sehingga impuls tidak puasa, dan perawatan post operasi
nyeri dari satu bagian tubuh diblokir lebih ringan. Namun, anestesi regional
untuk sementara. Fungsi motorik juga juga memiliki beberapa kerugian, yaitu
dapat terpengaruh sebagian atau tidak bisa dilakukan pada lokasi tertentu,

25
durasi pembiusan yang cepat jika operasi 38-39 minggu. Pasien tidak mempunyai
memakan waktu lama, membutuhkan Riwayat operasi apapun. Prosedur anestesi
kerjasama pasien yang kooperatif, sulit yang digunakan pada operasi ini yaitu
pada anak. anestesi regional dengan SAB (sub
Anestesi blok subaraknoid atau arachnoid block). Pada status generalis
biasa disebut anestesi spinal adalah pasien didapatkan kondisi umum baik,
tindakan anestesi dengan memasukan compos mentis, Tekanan Darah : 115/72
obat analgetik ke dalam ruang mmHg, Nadi: 88 kali/menit, Respirasi 20
subaraknoid di daerah vertebra lumbalis kali / menit, Suhu : 36,3 oC, SpO2: 98 %
yang kemudian akan terjadi hambatan air room.
rangsang sensoris mulai dari vertebra
Pemeriksaan fisik obstetric pada
thorakal 4 (Kristanto, 2010).
abdomen didapatkan inspeksi = bulat,
Indikasinya yaitu pembedahan
varises (-), stria gravidarum (-), auskultasi
bagian tubuh yang dipersarafi cabang
= DJJ 156x/menit, Palpasi = His 1x10’10”,
torakal 4 kebawah meliputi : bedah
TFU 34 cm, Pada pemeriksaan VT
ekstremitas bawah, daerah sekitar rectum-
didapatkan pembukaan 2 cm.
perineum-anal, operasi pembedahan salu
Pasien memiliki BB 58 kg dan TB
rah kemih, dan abdomen. Untuk
150 cm. Pemeriksaan fisik generalis
pembedahan, daerah tubuh yang
didapatkan konjungtiva tidak anemis, skor
dipersarafi cabang T4 ke bawah (daerah
mallampati 1, Auskultasi paru terdengar
papila mammae ke bawah ). Dengan
vesikuler (+/+), wheezing (-), rhonki (-).
durasi operasi yang tidak terlalu lama,
Pemeriksaan darah lengkap pada tanggal
maksimal 2-3 jam.
09 april 2023 didapatkan Hb 13,6 d/dL ,
Kontraindikasi mutlak meliputi
Hct 39,6 %, Leukosit 89.8 x103μL,
infeksi kulit pada tempat dilakukan
Trombosit 249x103μL.
suntikan, hipovolemia berat, koagulopati,
Prosedur anestesi yang digunakan
peningkatan TIK, fasilitas resusitasi dan
yaitu anestesi regional dengan SAB (sub
obat – obatan yang minim, dan pasien
arachnoid block) menggunakan
menolak.
Bupivacaine 7,5 mg dan Fentanyl 25mcg.
KESIMPULAN
Selama operasi tekanan darah
Pada kasus ini dilakukan Tindakan
pasien 115/66 sempat naik menjadi
section cesaria. Seorang perempuan
124/75. Selama operasi pasien diberikan
berusia 23 tahun dengan usia kehamilan
medikasi berupa Inj dexamethasone 5 mg
26
Setelah operasi selesai, segera Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri
pasien diberikan diberikan medikasi Fisiologi dan Patologi. Penerbit buku
injeksi antrain 500mg dan injeksi kedokteran : EGC.
Ondansetron 4 mg untuk mencegah efek Muhiman, et al. Anestesiologi. Bagian
samping pasca operasi. Anestesiologi dan Terapi Intensif
Pasien dievaluasi hingga pasien Fakultas Kedokteran Universitas
sadar sebelum pasien di pindah ke ruang Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit
pasca bedah untuk perawatan dan FKUI 2010; 65-71.
pemantauan pasca bedah. Kondisi pasien Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan.
setelah operasi dalam keadaan baik, tanda Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
vital stabil, tidak ada keluhan mual Prawirohardjo
muntah. Said A, Kartini A, Ruswan M. Petunjuk
praktis anestesiologi: anestetik lokal
DAFTAR PUSTAKA dan anestesia regional. Edisi ke-2.
Braunthal, S. dan Brateanu, A. 2019. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI;
Hypertension in Pregnancy: 2002.
Pathophysiology and Treatment. Saifuddin, A.B. 2009. Buku Acuan
SAGE Open Medicine Vol 7 (1-15). Nasional Pelayanan Maternal
USA: Cleveland Clinic Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Katzung BG. Farmakologi dasar & klinik. Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Edisi 10. Jakarta: EGC; 2011: 423- Soenarjo, et al. Anestesiologi. Bagian
430. Anestesiologi dan Terapi Intensif FK
Latief, S. A., Suraydi, K. A. & Dachlan, M. UNDIP. Semarang. 2002.
R., 2009. Petunjuk Praktis Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan.
Anestesiologi. 2 ed. Jakarta: Bagian Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Anestesi dan Terapi Inensif FK UI. Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba, I.B.G., Chandra, M.I.A., Fajar,
M.I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta : EGC.

27

Anda mungkin juga menyukai