Anda di halaman 1dari 22

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

CASE REPORT

PENGELOLAAN PERIOPERATIF ANESTESI PADA PASIEN DENGAN


TINDAKAN SECTION CAECAR ET CAUSA G1P0A0 UK 38-39 MINGGU
DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL DAN OBESITAS

PENYUSUN:

Nisa Mahmudah, S.Ked J5101215020

PEMBIMBING:
dr. Eka Prasetiyawan, Sp. An

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS


Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Pengelolaan Perioperatif Anestesi Pada Pasien Dengan Tindakan Section Caecar Et Causa
G1P0A0 Uk 38-39 Minggu Dengan Hipertensi Gestasional dan Obesitas
Penyusun : Nisa Mahmudah, S.Ked. (J510215020)
Pembimbing : dr. Eka Prasetiyawan, Sp.An

Magetan, 27 February 2022

Menyetujui,
Pembimbing Penyusun

dr. Eka Prasetiyawan, Sp. An Nisa Mahmudah, S.Ked

Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

Dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD

ii
PENGELOLAAN PERIOPERATIF ANESTESI PADA PASIEN DENGAN TINDAKAN
SECTION CAECAR ET CAUSA G1P0A0 UK 38-39 MINGGU DENGAN HIPERTENSI
GESTASIONAL DAN OBESITAS
Nisa Mahmudah*, Eka Prasetiyawan**
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Ilmu Anestesiologi dan Reanimasi, RSUD dr. Sayidiman Magetan

Abstrak
Anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit dengan jalan pemberian obat-obat anestesi
untuk menjaga keselamatan penderita ketika pembedahan, pengobatan intensif pasien gawat, terapi
inhalasi, dan penanggulangan nyeri menahun. Anestesi dibagi menjadi beberapa jenis dan cara, salah
satunya adalah dengan cara regional SAB (Sub Arachnoid Block). Suntikan SAB dilakukan untuk
memblokir ilmpuls saraf bagian belakang segmen tulang belakang yang mengakibatkan penurunan
sensasi dibagian bawah tubuh. Obesitas adalah kondisi abnormal akumulasi lemak pada jaringan
adiposa, dan distribusi lemak di seluruh tubuh sehingga berisiko terhadap berbagai macam penyakit
degeneratif. Obesitas mempengaruhi sistem respirasi karean tertahannya gerak dinding dada,
terhimpitnya saluran napas, dan kegagalan pertukaran gas. Hipertensi gestasional merupakan
peningkatan tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan tanpa disertai proteinuri, dimana
sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat hipertensi dan akan menghilang setelah 3 bulan setelah
melahirkan.
Kata Kunci: Anestesi regional, Hipertensi Gestasional, Obesitas

PENDAHULUAN tetap sadar disebut anestesi regional.


Anestesiologi adalah cabang ilmu Anestesi regional terbagi atas anestesi
kedokteran yang mendasari berbagai spinal (anestesi blok subaraknoid), anestesi
tindakan meliputi pemberian anestesi, epidural dan blok perifer. Anestesi spinal
penjagaan keselamatan penderita yang dan epidural telah digunakan secara luas di
mengalami pembedahan, pemberian bidang ortopedi, obstetri dan ginekologi,
bantuan hidup dasar, pengobatan intensif operasi ekstremitas bawah serta operasi
pasien gawat, terapi inhalasi dan abdomen bagian bawah (Latief et al.,
penanggulangan nyeri menahun. Tujuan 2009).
lain untuk menghilangkan rasa sakit
Kehamilan merupakan suatu proses
dengan memblokir ilmpuls saraf bagian
fisiologis yang hampir selalu terjadi pada
belakang segmen tulang belakang yang
setiap wanita. Kehamilan akan terjadi
mengakibatkan penurunan sensasi
apabila terdapat spermatozoa, ovum,
dibagian bawah tubuh. Anestesi yang
konsepsi (pembuahan ovum), dan nidasi
menyebabkan hilangnya kesadaran tanpa
hasil konsepsi. Pada masa kehamilan ada
nyeri seluruh tubuh secara sentral yang
beberapa perubahan pada hampir semua
reversible disebut anestesi umum (Latief
sistem organ pada maternal diawali
et al., 2009). Sedangkan jenis anestesi
dengan adanya sekresi hormon dari
yang hanya menghilangkan nyeri dari
korpus luteum dan plasenta. Setelah nidasi,
bagian tubuh tertentu namun pemakainya
3
pada endometrium akan terjadi reaksi Mammae akan membesar dan
desidua, dimana reaksi ini berfungsi tegang akibat hormon
sebagai tempat pasokan makanan bagi somatomammotoprin, estrogen dan
embrio. Beberapa perubahan yang terjadi progesteron tetapi belum mengeluarkan air
selama proses kehamilan diantaranya, susu. Sirkulasi darah : volume darah ibu
hormon ibu, serta pembentukan placenta dalam kehamilan akan bertambah secara
dan amnion. (Prawirohardjo, 2008). Pada fisiologik dengan adanya pencairan darah
wanita hamil terdapat perubahan anatomik yang disebut hidremia. Volume darah akan
dan fisiologi, antara lain sebagai berikut: bertambah ±25% dengan puncak
kehamilan 32 minggu, diikuti dengan
Uterus : berat uterus normal
peningkatan cardiac output yang meninggi
30gram: pada akhir kehamilan 40 minggu
±30%. Eritropoesis dalam kehamilan juga
berat uterus menjadi 1000gram, dengan
meningkat dalam memenuhi keperluan
panjang ± 20cm dan dinding ± 2,5cm.
transpor zat asam yang dibutuhkan sekali
Serviks uteri: kelenjar-kelenjar di serviks
dalam kehamilan. Gambaran protein dalam
akan berfungsi lebih dan akan
serum menurun dalam trimester pertama
mengeluarkan sekresi lebih banyak.
dan baru meningkat perlahan-lahan pada
Kadang-kadang wanita yang sedang hamil
akhir kehamilan. Laju endap darah akan
mengeluh mengeluarkan cairan
meningkat sampai 4x.
pervaginam lebih banyak. Keadaan
inisampai batas tertentu masih merepukan Sistem respirasi pada wanita hamil
keadaan yang fisiologik. Vagina dan vulva sering megeluh tentang rasa sesak dan
adanya hipervaskularisasi mengakibatkan pendek napas karena pada kehamilan >32
vagina dan vulva tampak lebih merah, minggu usus-usus tertekan oleh uterus
agak kebiru-biruan (livide) tanda ini yang membessar kearah diafragma.
disebut tanda chadwiick. Warna porsiopun Traktus digestivus pada awal kehamilan
tampak livide. Ovarium pada permulaan terdapat perasaan nausea karena
kehamilan masih terdapat korpus luteum peningkatan hormon estrogen. Tonus otot
graviditatis sampai terbentuknya plasenta traktus digestivus menurun sehingga
pada kira-kira kehamilan 16 minggu, motilitas seluruh traktus digestivus juga
kemudian mengecil dan digantikan oleh berkurang, tidak jarang akan dijumpai
plasenta yang akan mengambil alih fungsi muntah (emesis) pada pagi hari yang
korpus luteum yakni mengeluarkan dikenal sebagai morning sickness pada
hormon estrogen dan progesteron. awal kehamilan.

4
Traktus urinarius pada akhir bertambahnya simpanan pada jaringan.
kehamilan kandung kemih tertekan oleh Aktivitas metabolik berhubungan dengan
uterus yang mulai membesar sehingga luas permukaan tubuh. Penurunan
timbul sering kecing. Dalam kehamilan kapasitas residu fungsional (Functional
uterus kanan dan kiri membesar karena Residual Capacity/FRC), Volume
pengaruh progesteron. Terdapat poliuri ekspirasi cadangan (Expiratory Reserve
yang disebabkan oleh adanya peningkatan Volume/ERV) dan kapasitas total dari paru-
sirkulasi darah diginjal sehingga filtrasi di paru. Kapasitas residu fungsional menurun
glometulus juga meningkat sampai 69%. akibat penyempitan saluran nafas,
Kulit terdapat deposit pigmen (pada dahi, ketidakseimbangan perfusi dan ventilasi,
pipi, dan hidung yang dikenal sebagai dan hipoksemia arteri, hipertensi
kloasma gravidarum) dan hiperpigmentasi pulmonal. Obesitas pada kehamilan sudah
pada daerah leher dan aerola mamaae. diketahui merupakan faktor risiko untuk
Linea alba menjadi hitam yang dikenal luaran ibu yang kurang menguntungkan
sebagi linea grisea. Metabolisme dalam misalnya subfertilitas, diabtes gestasional,
kehamilan pada wanita hamil basal preekalmsia, persalian dengan tindakan
metabolic rate (BMR) meninggi, sistem operatif baik pervaginam maupun
endokrin juga meninggi dan tampak lebih perabdominal, sedangkan untuk janin
jelas kelenjar gondoknya (glandula abortus, makrosomia, cacat bawaan.
tiroidea). Pemberian anestesi dapat menurunkan
FRC sebesar 50% pada obesitas,
Obesitas adalah kondisi abnormal
sedangkan pada orang normal terjadi
akumulasi lemak pada jaringan adiposa,
penurunan FRC sebesar 20%. Karena
dan distribusi lemak di seluruh tubuh
kekurangan FRC penderita obesitas sering
sehingga berisiko terhadap berbagai
terjadi kegagalan apneu, dan desaturasi
macam penyakit degeneratif (WHO 2000).
oksigen setekah induksi anestesi.
Obesitas mempengaruhi sistem respirasi
karean tertahannya gerak dinding dada, Hipertensi dalam kehamilan
terhimpitnya saluran napas, dan kegagalan merupakan peningkatan tekanan darah
pertukaran gas. Masala yang dihadapi tinggi yang terjadi selama masa kehamilan
penderita obesitas seiring denan dengan rentang antara ≥140/≥90 mmHg.
peingkatan berat badan berupa ambilan Ada beberapa kategori hipertensi dalam
oksigen dan pelepasan karbondioksida kehamilan, yaitu hipertensi kronik,
pada penderita obesitas juga meningkat hipertensi gestasional, serta preeklampsia
sebagai hasil aktivitas metabolik karena dan eklampsia. Hipertensi gestasional
jumlah lemak yang berlebih dan sendiri adalah peningkatan tekanan darah
5
yang timbul setelah usia kehamilan 20 bebas, tidak ada kesulitan menelan,
minggu dan normal kembali setelah membuka mulut maupun pergerakan
kehamilan usai. Hipertensi gestasional kepala leher. Pemeriksaan obstetric UK
dapat bertahan sampai dengan 42 hari 38-39 minggu, TFU 34 cm, fundus
pasca persalinan, namun dapat menjadi bokong, punggung kiri, presentasi kepala,
hipertensi kronik apabila menetap hingga DJJ 146x/menit, HIS (-). Pemeriksaan
12 minggu setelah persalinan. segala ginekologi tidak ada lendir dan darah,
bentuk hipertensi pada kehamilan dapat kepala H1, pembukaan 0, efficement 0%,
berakhir menjadi preeklampsia. ketuban intak (+), bloodyslim (-). Pada
Patofisiologinya kemungkinan pemeriksaan ekstremitas oedem kedua
dihubungkan dengan mekanisme tungkai, CRT <2 detik, akral hangat.
penurunan perfusi plasenta yang Pemeriksaan penunjang darah lengkap
menginduksi disfungsi endotel vaskuler. didapatkan nilai haemoglobin 13,6 g/dl,
Hal ini dapat terjadi karena invasi sel hematocrit 40,9%, trombosit 289x103/µL,
sitotrofoblas yang kurang efektif pada leukosit 9,6x103/µL, protein urin (-).
arteri spiralis uteri. (Braunthal dan Pemeriksaan radiologi foto thoraks PA Cor
Brateanu, 2019). dan Pulmo dalam batas normal, USG
kandungan dengan hasil tampak janin
LAPORAN KASUS
tunggal hidup, DJJ (+), presentasi kepala,
Seorang perempuan berusia 24
amnion jernih, AFI 16 (cukup), taksiran
tahun dengan usia kehamilan 38-39
berat janin (EFW) ±2755. Operasi
minggu datang ke Poli Kandungan dengan
diperkirakan memakan waktu kurang lebih
keluhan tekanan darah tinggi, pasien
30 menit.
belum merasakan kenceng-kenceng pada
Selama operasi berlangsung
perutnya. Pasien tidak memiliki riwayat
kondisi hemodinamik pasien, tekanan
hipertensi sebelumnya, pasien tidak
darah konstan 180/100 mmHg, setelah
mengetahui mengetahui jika sedang hamil,
operasi tekanan darah pasien 140/80.
saat periksa usia kehamilan 32 minggu
Operasi berlangsung kurang lebih 30
dengan tekanan darah tinggi, keluhan tidak
menit. Perdarahan yang terjadi sekitar 500
disertai sakit kepala.
ml. Pasca operasi di Ruang pemulihan,
Pada pemeriksaan didapatkan
pasien mengeluh nyeri dengan skala nyeri
kondisi umum baik, compos mentis,
4.
tekanan darah 160/111 mmHg, nadi
80x/menit, respiratory rate 20x/menit,
PEMBAHASAN
SpO2 99%, suhu 36,7oC, berat badan 109
A. PRE OPERATIF
kg, tinggi badan 156 cm, jalan napas
6
1. IDENTITAS PASIEN Event : pasien tidak
Nama : Ny. M mengetahui jika sedang hamil,
Jenis Kelamin : Perempuan ketika periksa usia kehamilan sudah
Usia : 24 tahun 32 minggu dengan tekanan darah
Diagnosis pre-operatif : G1P0A0 UK tinggi. Pasien tidak memiliki
38-39 minggu dengan hipertensi Riwayat tekanan darah tinggi
gestasional dan obesitas
Macam operasi : Sectio Caesar
Jenis Anestesi : Regional Anastesi c. Riwayat penyakit dahulu atau
penyulit tindakan anestesi :
2. ANAMNESIS
1) Riwayat alergi: disangkal
Anamnesis dilakukan secara
2) Riwayat diabetes mellitus:
autoanamnesis.
disangkal
a. Keluhan utama
3) Riwayat penyakit paru kronis:
G1P0A0 UK 38-39 minggu dengan
disangkal
tekanan darah tinggi
4) Riwayat penyakit jantung:
disangkal
b. Riwayat penyakit sekarang
5) Riwayat hipertensi : sebelum
Seorang perempuan 24 tahun
hamil disangkal, pasien
dengan UK 38-39 minggu dengan
mengetahui tekanan darah
tekanan darah tinggi, pasien
tinggi saat usia kehamilan 32
mengatakan sebelumnya tidak
minggu
memiliki riawayat hipertensi dan
6) Riwayat penyakit hati :
mengetahui tekanan darah tinggi
disangkal
saat usia kehamilan 32 minggu.
7) Riwayat penyakit ginjal:
Berat pasien 109 kg dengan tinggi
disangkal
156 cm
8) Riwayat asma: disangkal
d. Riwayat penggunaan obat:
Alergi : tidak ada
1) Riwayat alergi obat: disangkal
Medikasi : Dopamed 3 x 500
2) Riwayat pengobatan
mg, Nifedipin 3 x 10 mg, Captopril
sebelumnya: disangkal
3 x 25 mg
e. Riwayat anestesi/operasi :
Past illness : 4/1/2022 karena
1) Riwayat anestesi sebelumnya:
hamil dan tekanan darah tinggi
disangkal
Last meal : berhenti makan
dan minum sejak pukul 23.00
7
2) Riwayat operasi sebelumnya: 7) SpO2 : 99 % air room
disangkal b. Pemeriksaan Fisik
f. Riwayat kebiasaan 1) Status Gizi
1) Riwayat merokok: disangkal a) BB : 109 kg
2) Riwayat minum alcohol: b) TB : 156 cm
disangkal Status gizi IMT 44,7
3) Riwayat konsumsi obat (Obesitas).
penenang: disangkal 2) Pemeriksaan General
4) Riwayat konsumsi narkotika: a) B1 (Breath) :
disangkal • Airway : leher
5) Riwayat aktivitas fisik: jarang pendek
olahraga • RR :20
6) Riwayat makan/minum: nafsu kali/menit
makan meningkat, tidak • Buka mulut : Rahang
mengkonsumsi susu kehamilan. lebar
g. Riwayat Keluarga • Jarak mentum hyoid
1) Riwayat asma: disangkal (MH) : 3 jari
2) Riwayat hipertensi: disangkal • Jarak hyoid-thyroid (HT)
3) Riwayat diabetes mellitus: : 2 jari
disangkal • Skor mallampati : skor 3
h. Riwayat kehamilan saat ini
1) HPHT : 26 Mei 2021
2) HPL : 5 Februari 2022
3) Riwayat Imunisasi ketika hamil
: disangkal • Gigi palsu : tidak ada
3. PEMERIKSAAN FISIK • Gigi goyah : tidak ada
a. Status Generalis (Saat Masuk • Gigi ompong : tidak ada
Rumah Sakit) • Thorax (pulmo) :
1) Keadaan Umum: Baik inspeksi (tidak ada
2) Kesadaran: Compos mentis retraksi, tidak ada jejas,
(GCS: E4V5M6) thorax kanan dan kiri
3) Tekanan Darah : 153/92 mmHg simetris), palpasi
4) Nadi : 90 kali/menit ( fremitus kanan dan kiri
5) Respirasi : 20 kali/menit simetris), perkusi ( sonor
6) Suhu : 36,7 C
o
pada kedua lapang paru),
8
Auskultasi (vesikuler kuning, volume urin
(+/+), wheezing (-), pukul 11:30-13:00
rhonki (-) sekitar 400 cc
b) B2 (Blood) : B5 (Bowel) :
• Akral: hangat, tidak • Abdomen : jejas (-),
pucat distended (-), striae (-)
• CRT : <2 detik f) B6 (Bone) :
• Nadi : 94 kali/menit, • Edem tungkai (+/+)
regular, kuat angkat • Ulkus (-)
• Tekanan darah : 150/90
mmHg c. Pemeriksaan Obstetrik
• Mata cekung : tidak ada 1) UK: 38-39 minggu, TFU 34
• Konjungtiva anemis : cm
tidak ada 2) Leopold 1 : Fundus bokong
• JVP meningkat : tidak ada 3) Leopold 2 : Punggung kiri
• Thorax (cor) : inspeksi 4) Leopold 3 : Bagian terbawah
(ictus cordis tidak kepala
tampak), palpasi (ictus 5) Leopold 4 : Bagian bawah
cordis kuat angkat dan janin belum mauk panggul
teraba di ICS IV sinistra), 6) DJJ : 146x/menit
perkusi ( batas jantung 7) HIS (-)
dalam batas normal), d. Pemeriksaan Ginekologi
auskultasi ( S1 dan S2 1) Pembukaan : 0
normal, gallop (-), murmur 2) Efficement : 0%
(-)). 3) Kepala H1
c) B3 (Brain) : 4) Bloodyslim (-)
• GCS : 15 (E4V5M6) 5) Ketuban (+)
Compos Mentis 4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pupil isokor kanan kiri a. Laboratorium 17/2/2022
• Reflex cahaya pupil Leukosit : 9,6 x 103/µL
kanan dan kiri positif HB : 13,9 g/dL
• Tidak ada lateralisasi HCT : 40,9%
d) B4 (Bladder) : Trombosit : 289 x 103/µL
• terpasang kateter, b. Urinalisa 21/2/2022
produksi urin (+), warna Protein : Negative
9
Keton : Negative Terapi Cairan Prabedah
c. Pemeriksaan USG 4/2/2022 Kebutuhan Cairan 36cc/jam
Tampak janin hidup, Basal
tunggal, DJJ (+), presentasi
kepala, amnion jernih, AFI 16
7. PREMEDIKASI
(cukup), taksiran berat janin
±2755 gram. Terapi dari Kaber dan advis ahli
anestesi :
5. STATUS FISIK ASA
1. Terpasang infus three way
Perempuan 24 tahun G1P0A0
2. Infus RL 20 tpm 100 cc
UK 38-39 minggu dengan Hipertensi
3. Inj Cefazolin 2 gram drip
Gestasional dan obesitas. Skor
4. Inj Sotatik 10 mg
Mallampati 2. Status fisik ASA III
5. Dopamed tab 500 mg
(Pasien dengan penyakit sistemik
6. Terpasang DC
ringan disebabkan adanya Obesitas dan
8. PRE ANESTESI
hipertensi gestasional).
a. Persiapan peralatan anestesi
6. PENATALAKSANAAN
1) Peralatan monitor anestesi
Berdasarkan anamnesis dan
(tekanan darah, denyut nadi ,
pemeriksaan fisik, maka :
pulse oxymetri dan EKG).
a. Diagnosis pre operatif: G1P0A0 2) Peralatan resusitasi
UK 38-39 minggu dengan 3) Jarum Spinal dengan ujung
hipertensi gestasional dan tajam
obesitas. Status Operatif: ASA 4) Spuit 5cc dan 10 cc
III, Mallampati 2 5) Oksimeter/saturasi
b. Jenis Operasi : Sectio Caesar 6) Infuse set
c. Jenis Anastesi : Regional 7) Oxyflow dewasa
Anestesi 8) OPA
a. Penatalaksanaan yaitu : 9) LMA
1) Intravena fluid drip (IVFD) RL b. Persiapan pasien
20 tpm, dengan menggunakan 1) Pasien dipuasakan
IV cath no 20, dan dipasang 2) Pemeriksaan konfirmasi
dengan menggunakan venflon. identitas pasien
2) Sectio Caesar 3) Konfirmasi jenis operasi dan
3) Informed Consent Operasi pemeriksaan lokasi operasi
4) Informed Consent Pembiusan
10
4) Pemantauan peralatan yang 4) Pemantauan refleks-refleks
menempel pada pasien tubuh.
(sphygmomanometer digital, 5) Pemantauan Sistem
oxymetri) Kardiovaskular
5) Pemeriksaan akses IV f. Pemantauan Sistem
Threeway Kardiovaskular
c. Persiapan Obat 1) Pemantauan Warna Kulit
1) Analgetik : Ketorolac, 2) Pemantauan Suhu Tubuh
Oxytoxin, Petydin, Antrain 3) Pemantauan Produksi Urin
2) Anestesi spinal : Lidodex, 4) Pemantauan EKG
Bipuvacain g. Pemantauan Perdarahan
3) Antikoagulan : Asam Perdarahan durante operasi: 500
Tranexamat ml
4) Vasokonstriktor : Ephedrine h. Komplikasi selama pembedahan:
5) Antiemetik : Ondensantron Penyulit selama operasi:
9. DURANTE ANESTESI menggigil, peningkatan tekanan

a. Infus RL 20 tpm darah

b. Infiltrasi Lidocain HCL 2% B. PASCA OPERASI


1. Posisi : Supine
c. Regional anestesi : Bipuvacain 12
2. Pemantauan: Tekanan Darah, Nadi,
mg
Suhu, RR, Saturasi O2
b. Drip Oxytoxin 10 U
3. Keadaan pasca operasi
c. Inj IV Ondancentron 4 mg
a. Mual/ muntah : Tidak ada
d. Inj IV Metergin 0,2 mcg
b. Sianosis : Tidak Ada
c. Skala nyeri :4
Selama Operasi
4. Obat-Obatan pasca operasi
Kebutuhan = Operasi berat x
a. infus RL 20 tpm
Cairan Operasi Berat badan
b. Inj. Antrain 1gr
= 8 x 36 kg
c. Inj Ondansentron 4mg
= 108 cc/jam
d. Paracetamol tab 3 x 2
5. Terapi Cairan : Infus RL 20 tpm
e. Pemantauan Sistem Saraf Pusat
6. Komplikasi pasca bedah : Tidak ada
1) Pemantauan tekanan darah
7. Penilaian pemulihan: kesadaran
2) Pemantauan nadi
(berdasarkan Bromage Score) skor ≤ 2
3) Pemantauan pernapasan
diperbolehkan pindah dari ruang
11
recovery post operaasi ke bangsal. Pada kasus ini dilakukan tindakan
Pada pasien ini didapatkan score 0 Sectio Caesar dengan menggunakan
pasien diperbolehkan pindah jenis anestesi regional. Hal ini sesuai
keruangan. dengan indikasi anestesi regional yang
8. Pasien diperbolehkan makan apabila digunakan pada: lokasi tindakan bedah
suda sadar penuh dan pasien tidak bagian ekstrimitas bawah, bedah
mual dan munta apabila masuk secara panggul, tindakan sekitar rectum-
oral perineum, bedah urologi, bedah
9. Pengelolaan nyeri 23 jam pertama : inf obstetrik-ginekologi, abdomen bawah,
paracetamol. dll. Tehnik analgesia spinal dilakukan
dalam posisi duduk dengan tusukan
pada garis tengah (processor spinosus),
L 4-5 merupakan yang paling sering
digunakan, efektif dan paling mudah
dikerjakan pada anestesi general untuk
tindakan SC. Dengan demikian,

PROYEKSI KASUS pemilihan jenis anestesi pada kasus ini

A. PRE OPERATIF sudah tepat.


Untuk memberikan cairan pre
Seorang perempuan 24 tahun operasi diberikan terapi cairan basal
dengan usia kehamilan 38-39 dengan yaitu kebutuhan cairan dewasa dengan
peningkatan tekanan darah pada berat badan 109 kg = 2cc/kgBB/jam =
trimester ketiga tanpa adanya 218 cc/jam infus RL. Sebelum
proteinuria dan obesitas. Dari hasil dilakukan operasi pasien dipuasakan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan selama 8 jam sehingga pasien
pemeriksaan penunjang disimpulkan diberikan terapi cairan pengganti puasa
bahwa pasien masuk dalam ASA III. yaitu lama jam puasa x kebutuhan
Berdasarkan pemeriksaan cairan basal = 8 jam x 36 cc = 288 cc
preoperatif, pasien digolongkan dalam yang diberikan secara bertahap. Tujuan
ASA III sesuai dengan klasifikasi puasa untuk mencegah terjadinya
penilaian status fisik menurut The aspirasi isi lambung karena regurgitasi
American Society of Anesthesiologist atau muntah pada saat dilakukannya
yaitu PS. ASA III (Pasien dengan tindakan anestesi akibat efek samping
penyakit sistemik disebabkan adanya dari obat- obat anastesi yang diberikan
obesitas dan HT gestasional). sehingga refleks laring mengalami

12
penurunan selama anestesi mengharuskan intubasi dan ketika obat
berlangsung, selain di puasakan pasien anestesi dihentikan, kemudian pasien
diberikan inj sotatik 10 mg agar tidak diekstubasi maka pasien akan langsung
mual dan muntah ketika durante merasakan nyeri. Selain itu, risiko
anastesi. Sebelum operasi pasien obstruksi jalan napas dan aspirasi isi
diberikan dopamed 500 mg tab dengan lambung juga berkurang. Lamanya
target tekanan darah 150 mmhg dan spinal anestesi tergantung dari obat
drip sefazolin 2 gr sebagai profilaksis yang digunakan dan adjuvantnya. Pada
infeksi karena akan dilakukan tindakan kasus ini digunakan obat lidokain 2%
bedah invasive dan bupivacaine 0,5%.
B. DURANTE OPERATIF Pasien diberikan injeksi anestesi
Pada pasien digunakan dua obat beruapa lidodex, golongan dari
anestesi golongan amide yaitu lidocain lidocain, dengan efek untuk
(lidodex) dan bupivacaine (Regivell menghilangkan rasa sakit atau
12,5 mg). Berdasarkan teori, lidocain memberi efek mati rasa pada bagian
lama kerjanya 1-2 jam, dengan onset tubuh tertentu untuk sementara.
anestesi 5 menit. Sedangkan Namun, setelah ditunggu beberapa
bupivacaine memiliki lama kerja 2-9 lama, efek yang diinginkan tidak
jam dengan onset 1-17 menit, muncul pada pasien. Kemudian, pasien
tergantung rute anestesi yang diberikan obat anestesi kedua, yaitu
dilakukan. Pada pasien digunakan regivell 0,5% 12 mg. Sama halnya
lidocain 5% dengan dosis 75-100mg dengan lidodex, obat ini bekerja
untuk pembedahan ektremitas bawah dengan cara menghambat sinyal
(1-2ml) dan bupivacaine Regivell 12 penyebab nyeri sehingga mencegah
mg. timbulnya rasa sakit. Efek samping
Sebelum dilakukan tindakan regivell berupa: hipotensi, bradikardi,
operasi pada pasien ini diputuskan mual dan muntah, menggigil, sakit
menggunakan spinal anestesi. kepala, dan nyeri punggung.
Penggunaan spinal anestesi Selama operasi tekanan darah
mempunyai manfaat berupa analgesi pasien konstan 180/100 hingga setelah
yang adekuat pasca operasi dan operasi selesai tekanan darah pasien
menghindari intubasi karena turun140/80.
peningkatan respon simpatis akibat Setelah operasi selesai, pasien
nyeri intubasi. Hal ini tidak seperti diberikan antrain 500mg mg IV.
pada teknik general anestesi yang Metamezole Na adalah derivate

13
metansulfanot dari aminopirin yang Untuk mengganti kehilangan cairan
mempunyai khasiat analgesic. tubuh diberikan cairan HES untuk
Mekanisme kerjanya menghambat menjaga keseimbangan cairan selama
transmisi rasa sakit ke susunan saraf operasi. Selama operasi tanda vital
pusat dan perifer. Mekanisme kerja pasien juga dipantau setiap 5 menit.
metamizole Na bekerja sebagai Pemberian maintenance cairan sesuai
analgesic, diabsorbsi dari saluran dengan berat badan pasien yaitu
pencernaan mempunyai waktu paruh kebutuhan cairan operasi (operasi
1-4 jam. Efeksamping agranulositosis berat) 8cc/kgBB/jam, sehingga 8 cc x
dan hipersensitivitas. 87 kg = 696cc/jam.
Ondansentron adalah obat C. PASCA OPERASI
digunakan untuk mencegah mual dan Setelah operasi selesai, pasien bisa
muntah. Mekanisme kerja suatu diberikan analgetik berupa injeksi
antagonis 5-HT3 yang sangat efektif antrain dan injeksi drip paracetamol
yang dapat menekan mual dan muntah dalam infus RL 20 tpm. Pasien juga
karena sitostastika misalnya cisplatin diberikan Ondensantron. Setelah
dan radiasi, neurotransmitter yang pembedahan selesai dilakukan,
berperan dalam mual muntah dilakukan pemantauan akhir TD
dopamine, serotonin. Ondansentron 140/80 mmHg, Nadi 80, dan SpO2
juga mempercepat pengosongan 99%. Pembedahan dilakukan selama
lambung. Efek samping dapat 30 menit dengan perdarahan ± 500 cc.
menyebabkan konstipasi, sakit kepala, Pasien kemudian dibawa ke ruang
sedasi, diare. pemulihan (Recovery Room). Selama
Pasien diberikan Oksitosin 10 mg di ruang pemulihan, jalan nafas dalam
secara IV drip setelah operasi untuk keadaan baik, pernafasan spontan dan
memperkuat kontraksi otot-otot uterus. adekuat serta kesadaran somnolen.
Hal ini disebabkan karena kontraksi Di ruang pemulihan pasien
uterus yang baik dapat mempercepat mengalami nyeri pasca operasi dengan
berhentinya perdarahan (nifas) pasca skala nyeri VAS 4 nyeri sedang
persalinan. Selain itu, perlu adanya sehingga dalam pengelolaan nyerinya
pemantauan terhadap tekanan darah pasien diberikakn NSAID. Pasien
pasien karena interaksi oksitosin diperbolehkan makan apabila pasien
dengan obat-obat vasokonstriktor sudah sadar penuh. Hal ini bertujuan
seperti ephedrine dapat menyebabkan supaya makann yang masuk melalui
hipertensi berat. oral tidak masuk ke saluran nafas yang

14
bias menyebabkan aspirasi. Pasien juga uterus mencapai 500 sampai 1000 kali
diperbolehkan makan apabila tidak lebih besar daripada saat tidak hamil.
mual dan muntah. Uterus pada masa kehamilan
Pasien diperbolehkan pindah ke mengalami penebalan otot (hipertrofi)
bangsal apabila Score Bromage <2, karena pengaruh hormon estrogen dan
dengan Bromage score sebagai berikut progesteron, terdapat jaringan serat
(Latief et al, 2009): otot padat yang ditembus pembuluh
darah dari segala arah
(hipervaskularisasi), dilatasi pembuluh
darah, adanya perkembangan desidua,
dan pertumbuhan janin. Ovulasi akan
berhenti selama kehamilan dan
pematangan folikel baru juga tidak
terjadi. Biasanya hanya satu korpus
luteum gravidarum yang dapat
ditemukan di dalam ovarium wanita
hamil.
PEMBAHASAN Serviks menjadi lunak disebabkan
Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan karena pembuluh darah dalam serviks
Dengan terjadinya kehamilan maka bertambah dan hiperplasia serviks.
seluruh sistem genetalia wanita mengalami Pada akhir kehamilan, serviks menjadi
perubahan yang mendasar sehingga dapat sangat lunak dan portio menjadi
menunjang perkembangan dan pendek
pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta Vagina dan vulva akan mengalami
dalam perkembangannya mengeluarkan peningkatan vaskularisasi selama
hormon somatomamotropin, estrogen, dan kehamilan. Ketebalan mukosa vagina
progesteron yang menyebabkan perubahan bertambah cukup besar disertai
pada bagian-bagian tubuh dibawah ini : pelonggaran jaringan ikat dan
1. Perubahan Traktus Genitalial hipertrofi sel-sel otot polos. Perubahan
Uterus normal pada wanita tidak ini bertujuan untuk mempersiapkan
hamil memiliki struktur hampir padat vagina mengalami distensi saat
dengan berat kurang lebih 70 gram persalinan.
serta bervolume 10 ml. Selama hamil 2. Perubahan Payudara
uterus berubah menjadi organ Konsentrasi tinggi estrogen dan
muskular berdinding tipis. Volume progesteron yang dihasilkan oleh

15
plasenta menimbulkan perubahan 20 terjadi peningkatan volume plasma
pada payudara (tegang dan sehingga meningkatkan preload.
membesar). Payudara wanita pada Peningkatan ini terjadi akibat
kehamilan menjadi lebih lunak, meningkatnya metabolisme ibu hamil
ukuran bertambah besar, dan vena tapi akan menurun lagi pada akhir
dibawah kulit terlihat lebih jelas. kehamilan.
Puting juga mengalami pembesaran, Tekanan darah wanita hamil saat
menjadi lebih erektil, dan berpigmen berdiri dan berbaring akan berbeda,
lebih gelap. Adanya chorionic terutama pada ekstremitas bawah.
somatotropin (Human Placental Pembesaran uterus yang menekan
Lactogen/HPL) dengan muatan vena
laktogenik akan merangsang cava inferior dapat menyebabkan
pertumbuhan kelenjar susu pada stagnasi aliran darah balik sehingga
payudara. Sistem duktus payudara terjadi supine hypotensive syndrome.
mulai tumbuh dan bercabang. Setelah Penurunan curah jantung dan
beberapa bulan kolostrum dapat hipotensi pada akhir kehamilan
ditekan keluar dari putting disebabkan karena penekanan uterus
3. Perubahan Sistem Kardiovaskular pada vena cava tersebut
Meningkatnya beban kerja 4. Perubahan Hematologis
menyebabkan otot jantung mengalami Wanita hamil akan mengalami
hipertrrofi, terutama ventrikel kiri peningkatan volume darah rata-rata 40
sebagai pengatur pembesaran jantung. sampai 45 persen saat aterm dari
Kecepatan darah meningkat (jumlah volume awal. Peningkatan ini
darah yang dialirkan oleh jantung terutama terjadi pada pertengahan
dalam setiap denyutnya) disebabkan akhir kehamilan karena aldosteron dan
karena peningkatan curah jantung. Ini estrogen yang juga meningkat selama
meningkatkan volume darah dan kehamilan. Peningkatan volume darah
oksigen ke seluruh organ dan jaringan ini bertujuan untuk memenuhi
ibu untuk pertumbuhan janin. kebutuhan perfusi darah pada uterus
Curah jantung meningkat sejak yang membesar dengan sistem
minggu kelima kehamilan. vaskularnya yang mengalami
Peningkatan ini merupakan fungsi dari hipertrofi. Disamping itu juga untuk
penurunan resistensi vaskuler sistemik melindungi ibu dan janin terhadap
serta peningkatan frekuensi denyut efek merusak dari terganggunya aliran
jantung. Antara minggu ke 10 sampai

16
balik vena pada posisi terlentang dan 12 kg. Pertambahan ini sebagian besar
berdiri disebabkan oleh uterus dan isinya,
tegak. Peningkatan volume ini juga payudara, dan peningkatan volume
dapat menjaga ibu dari efek darah serta cairan ekstraseluler-
kehilangan darah yang merugikan saat ekstravaskuler. Sebagian kecil
persalinan pertambahan berat badan disebabkan
5. Perubahan Sistem Respiratorius oleh perubahan metabolik yang
Frekuensi pernafasan selama mengakibatkan pertambahan air
kehamilan hanya mengalami sedikit selular dan penumpukan lemak serta
perubahan. Tapi volume tidal, volume protein baru yang disebut cadangan
ventilasi permenit, dan pengambilan ibu.
oksigen permenit meningkat drastis Peningkatan retensi air juga
pada akhir kehamilan. Terjadi desakan termasuk perubahan fisiologis saat
diafragma akibat dorongan rahim hamil. Peningkatan sekresi berbagai
yang membesar pada usia kehamilan hormon selama kehamilan
32 minggu. Sebagai kompensasi menyebabkan kecepatan metabolisme
terjadinya desakan rahim dan basal ibu hamil meningkat sekitar
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu 15% selama pertengahan kehamilan
hamil akan bernafas lebih dalam sehingga wanita hamil sering merasa
sekitar 20 sampai 25% dari biasanya. panas. Beban ekstra yang dipikul
Perubahan sistem respirasi ini wanita hamil juga menyebabkan
memuncak pada minggu ke 37 energi yang diperlukan untuk aktivitas
kehamilan dan akan kembali normal otot meningkat.
24 minggu setelah persalinan. Perlu Metabolisme basal naik sebesar
diperhatikan pada pemberian anestesi 15% sampai 20% dari semula,
general keadaan hiperventilasi akan terutama pada trimester ketiga.
mempercepat induksi anestesi dan Kesimbangan asam basa mengalami
pengembalian kesadaran setelah penurunan dari 155 mEq per liter
anestesi. menjadi 145mEq per liter disebabkan
6. Perubahan Metabolisme adanya hemodilusi darah dan
Berat badan wanita saat hamil kebutuhan mineral yang dibutuhkan
bertambah pesat pada dua trimester janin. Kebutuhan protein perempuan
terakhir dengan total penambahan hamil semakin tinggi untuk
berat badan selama kehamilan rata- pertumbuhan dan perkembangan
rata

17
janin, perkembangan organ kehamilan waktu pengosongan lambung lebih
dan persiapan laktasi. lama sehingga pemberian anestesi
7. Perubahan Endokrin umum berisiko regurgitasi dan
Kelenjar hipofisis selama aspirasi dari lambung.
kehamilan mengalami pembesaran Peningkatan estrogen dan
kirakira 135% dibanding saat tidak progesteron meningkatkan aliran
hamil, tetapi perubahan ini tidak darah ke rongga mulut. Gusi menjadi
mempunyai arti penting dalam lebih hiperemis dan lunak sehingga
kehamilan. Kelenjar tiroid akan mudah terjadi perdarahan. Hati tidak
mengalami pembesaran sampai 15 ml mengalami perubahan anatomik dan
saat persalinan karena peningkatan morfologik. Tapi kadar alkalin
vaskularisasi dan hiperplasi kelenjar. fosfatase akan meningkat hampir dua
Konsentrasi plasma hormon paratiroid kali lipat. Sedangkan serum aspartat
menurun pada trimester pertama transamin, albumin, dan bilirubin akan
kemudian meningkat untuk memenuhi menurun.
kebutuhan kalsium janin, sedangkan 9. Perubahan Sistem Urinaria
kelenjar adrenal akan mengecil Ureter membesar dan tonus otot -
8. Perubahan Sistem Pencernaan otot saluran kemih menurun akibat
Peningkatan estrogen dan HCG pengaruh estrogen dan progesterone,
menyebabkan efek samping mual dan sehingga wanita hamil akan lebih
muntah. Lambung, usus, dan apendiks sering berkemih pada masa awal
akan bergeser karena pembesaran kehamilan karena penekanan uterus
uterus. Motilitas otot polos traktus pada kandung kemih. Keluhan ini
digestivus berkurang dan juga terjadi akan hilang saat kehamilan makin tua
penurunan sekresi asam hidroklorid dan uterus terangkat keluar panggul,
dan peptin di lambung sehingga tapi akan muncul lagi pada akhir
timbul gejala heartburn karena refluks kehamilan saat kepala janin mulai
asam lambung ke esofagus akibat turun ke pintu atas panggul. Fungsi
perubahan posisi lambung tadi. Mual ekskresi urin juga mengalami
terjadi akibat penurunan sekresi asam perubahan yaitu peningkatan
hidroklorid dan penurunan motilitas. resabsorpsi tubulus ginjal untuk
Konstipasi terjadi akibat penurunan natrium, klorida, dan air. Serta
motilitas usus besar yang bisa peningkatan laju filtrasi glomerulus
berakibat hemorrhoid. Penurunan sehingga meningkatkan ekskresi air
motilitas usus juga mengakibatkan dan elektrolit di dalam urin. Wanita

18
hamil biasanya hanya mendapat Wanita hamil membutuhkan anestesi
tambahan air dan garam kira-kira 3 kg lokal lebih sedikit daripada wanita
selama hamil. yang tidak hamil karena peningkatan
10. Perubahan Kulit progesteron membuat pasien lebih
Garis-garis kemerahan pada kulit sensitif terhadap zat anestesi lokal.
abdomen akan muncul saat Cairan serebro spinal wanita hamil
bulanbulan terakhir kehamilan. Jika mengandung lebih sedikit protein
otot dinding abdomen tidak kuat sehingga lebih banyak fraksi anestesi
menahan regangannya maka otot-otot lokal yang tidak terikat dan obat-
rektus akan terpisah di garis tengah obatan yang aktif menjadi lebih
sehingga banyak. Minimum Alveolar
membentuk diastasis rekti dengan Concentration (MAC) wanita hamil
lebar yang bervariasi. Garis tengah ini mengalami penurunan sehingga nilai
sering mengalami hiperpigmentasi ambang batas nyeri meningkat.
sehingga disebut linea nigra.
Perubahan warna kulit juga dapat Sirkulasi Uteroplasenta
terjadi pada payudara dan paha. Plasenta adalah organ feto-
Kadang-kadang linea nigra juga maternal yang menghubungkan ibu dan
tampak pada wajah atau leher dan janin pada saat kehamilan. Plasenta juga
disebut dengan chloasma atau mensekresi endokrin dan merupakan
melasma gravidarum. Perubahan tempat pertukaran selektif zat yang dapat
warna kulit ini larut dalam darah melalui uterus bagian
terjadi akibat peran estrogen dan trofoblas yang mengandung pembuluh
progesteron dalam melanogenesis darah. Plasenta menghubungkan secara
(Melanophore Stimulating Hormon erat kapiler janin dan darah ibu. Darah
lobus hipofisis anterior dan pengaruh janin yang miskin oksigen mengalir ke
kelenjar suprarenalis). Pigmentasi plasenta melalui dua arteri umbilikalis dan
yang berlebihan ini akan hilang darah yang kaya oksigen dari ibu mengalir
setelah persalinan. ke janin melalui satu vena umbilikalis.
11. Perubahan Lainnya Sebagian besar obat dalam sirkulasi ibu
Sistem muskuloskeletal wanita dapat melalui plasenta Faktor yang
hamil mengalami perubahan menjadi mempengaruhi transfer plasenta antara lain
lordosis karena pembesaran uterus ke karakteristik fisik dan kimiawi obat,
anterior. Lordosis menggeser pusat gradien konsentrasi, dan
daya berat ke arah dua tungkai. faktor hemodinamik.

19
Obat-obat anestesi yang dapat 4. Toxemia gravidarum : preeklamsi dan
melalui plasenta antara lain agen induksi eklamsi
seperti thiopental dan propofol, agen 5. Indikasi fetal : gawat janin, cacat,
anestesi inhalasi seperti halothane dan insufisiensi plasenta
isoflurane, serta opioid dan agen anestesi
lokal. Asidosis fetus dapat terjadi pada Anestesi Regional Spinal
pemakaian anestesi lokal dan opioid. Obat- Anestesi regional memberi
obat yang dapat melalui plasenta juga keuntungan yaitu berkurangnya risiko
dapat menimbulkan abnormalitas plasenta aspirasi pulmonal cairan lambung, dapat
dan janin sehingga penggunaannya butuh menghindari penggunaan obat-obat
perhatian khusus. depresan, dan ibu dalam kondisi sadar
saat bayinya lahir. Risiko hipotensi pada
Section Caesarea penggunaan anestesi regional masih lebih
Sectio caesarea adalah suatu tinggi disbanding dengan proses
persalinan buatan dimana janin dilahirkan persalinan pervaginam. Risiko ini bisa
melalui suatu insisi pada dinding depan diminimalisir dengan posisi yang tepat
perut dan dinding rahim dengan syarat dan rehidrasi dengan larutan kristaloid
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin sampai dengan 20ml/kgBB.
di atas 500 gram. Tindakan operasi sectio Indikasi untuk anestesi regional
caesarea dilakukan untuk mencegah adalah:
kematian janin maupun ibu yang 1. Keinginan ibu untuk menyaksikan
dikarenakan bahaya atau komplikasi yang kelahiran anaknya atau tidak mau
akan terjadi apabila ibu melahirkan secara menerima anestesi general. Ini
pervaginam. merupakan alasan tersering yang
indikasi sectio caesarea terbagi menjadi : digunakan ibu untuk memilih teknik
1. Cephalopelvic disproportion (CPD) : anestesi regional.
suatu bentuk ketidaksesuaian antara 2. Ada risiko jalan nafas terganggu atau
ukuran kepala janin dengan panggul aspirasi pada pemeriksaan fisik,
ibu. CPD disebabkan karena panggul memiliki riwayat kesulitan intubasi,
ibu sempit, janin yang besar, dan obesitas, dan refluk gastroesofageal.
kelainan posisi janin. 3. Adanya kondisi komorbid. Misalnya
2. Pembedahan sebelumnya pada uterus : riwayat hipertermi maligna atau
sectio caesarea sebelumnya penyakit pulmonal.
3. Perdarahan : plasenta previa atau 4. Intoleransi atau kegagalan anestesi
abruptio pasenta general, memiliki riwayat terjadi efek

20
samping pada penggunaan anestesi penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam
general, percobaan anestesi general ruang subaraknoid pada region lumbal
dengan kegagalan intubasi, atau antara vertebrata L2-3, L3-4, L4-5 untuk
pasien terbangun. menghasilkan onset anestesi yang cepat
5. Kepentingan lain: perencanaan dengan derajat keberhasilan yang tinggi.
anestesi regional setelah pembedahan, Indikasinya yaitu pembedahan
mengurangi paparan obat terhadap bagian tubuh yang dipersarafi cabang
janin, mengurangi kehilangan darah, torakal 4 kebawah meliputi : bedah
dan memungkinkan kehadiran suami ekstremitas bawah, daerah sekitar rectum-
atau pendamping saat melahirkan. perineum-anal, operasi pembedahan
Anestesi regional dibagi menjadi salurah kemih, dan abdomen.
analgesi spinal, anestesi lumbar epidural, Kontraindikasi mutlak meliputi
dan kombinasi anestesi spinal-epidural. infeksi kulit pada tempat dilakukan pungsi
Posisi pasien untuk analgesi spinal adalah lumbal, bacteremia, hypovolemia berat
duduk atau lateral decubitus. Kemudian (syok), koagulopati, dan peningkatan
disuntikkan cairan hiperbarik tetrakain (7- tekanan intracranial. kontraindiaksi relatif
10 mg), lidokain (50-60 mg) atau meliputi neuropati, nyeri punggung,
bupivakain (10-15 mg). Penggunaan penggunaan obat-obatan preoperasi
epinefrin 0,1 mg dapat meningkatkan golongan OAINS, heparin subkutan dosis
kualitas blok dan memperpanjang durasi rendah, dan pasien yang tidak stabil.
tetrakain dan bupivakain. Keuntungan KESIMPULAN
anestesi spinal adalah mudah, blok yang Pada kasus ini, pasien dilakukan
mantap, dan memiliki kinerja cepat. section Caesar dengan diagnosis G1P0A0
Komplikasi tersering anestesi spinal UK 38-39 minggu HT Gestasional dan
adalah hipotensi dan tingginya angka sakit obesitas skor Mallampati 2. Status fisik
kepala pasca spinal. Anestesi regional ASA III (Pasien dengan penyakit sistemik
dengan epidural blok simpatis dan ringan disebabkan adanya obesitas dan HT
sensorik yang lebih tinggi atau sampai gestasional) perlu dilakukan tindakan
vertebra thoracalis II akan menyebabkan karena gagal dilakukan induksi. Dilakukan
vasodilatasi perifer, pelebaran kapiler, dan regional anestesi melalui spinal. Medikasi
penurunan venous return yang melalui intravena fluid drip (IVFD) RL 20
berhubungan dengan kejadian hipotensi tpm, dengan menggunakan IV cath no 20,
sebesar 30-50%. dan dipasang dengan menggunakan
Anestesi spinal (subarakhnoid) venflon.
adalah anestesi regional dengan tindakan

21
Pada kasus ini digunakan lidodex SAGE Open Medicine Vol 7 (1-15).
(lidokain 2%) dan regivell 12 mg. Selain USA: Cleveland Clinic
itu, obat-obat yang diberikan selama Katzung BG. Farmakologi dasar & klinik.
anestesi berlangsung adalah oxytocin 10 Edisi 10. Jakarta: EGC; 2011: 423-
IU, Ondancentron 4 mg, Antrain 1 gr. 430.
Setelah operasi pasien langsung Latief, S. A., Suraydi, K. A. & Dachlan,
dibawa ke ruang recovery. Setelah operasi M. R., 2009. Petunjuk Praktis
selesai, pasien diberikan analgetik berupa Anestesiologi. 2 ed. Jakarta: Bagian
drip paracetamol IV. Pasien diperbolehkan Anestesi dan Terapi Inensif FK UI.
makan dan minum setelah operasi jika Muhiman, et al. Anestesiologi. Bagian
sudah tidak mual dan dipantau tensi, nadi, Anestesiologi dan Terapi Intensif
dan nadi tiap 15 menit selama 1 jam dan Fakultas Kedokteran Universitas
dimonitoring kondisinya. Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit
Pengelolaan nyeri pada pasien ini pada FKUI 2010; 65-71.
24 jam pertama yaitu diberikan Inj. Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan.
Antrain 1 gr dan ondensantron 4 mg. Hal Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
ini bertujuan untuk mengurangi nyeri dan Prawirohardjo
rasa mual pasca operasi pada 24 jam Said A, Kartini A, Ruswan M. Petunjuk
pertama sampai dengan kurang dari 3 hari praktis anestesiologi: anestetik lokal
atau sebagai pengelolaan nyeri akut pasca dan anestesia regional. Edisi ke-2.
operasi. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI;
DAFTAR PUSTAKA 2002.
Braunthal, S. dan Brateanu, A. 2019. Soenarjo, et al. Anestesiologi. Bagian
Hypertension in Pregnancy: Anestesiologi dan Terapi Intensif FK
Pathophysiology and Treatment. UNDIP. Semarang. 2002.

22

Anda mungkin juga menyukai