Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

CA
NASOFARING
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN
TELINGA HIDUNG TENGGOROK-KEPALA LEHE
SLIDESMANIA.C

FAKULTAS KEDOKTERAN
SLIDESMANIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


2022
ANGGOTA:
● Faricha Kurnia Illahi J510215013
● Nisa Mahmudah J510215020
● Qonita Rahmadiena J510215026
● Novendra Maya Melinda J510215056
● Lydia Ekaputri Nuroctaviani J510215058
● Fajar Bagus Priawan J510215088

Pembimbing :
dr. Sri Hening Rahayu, Sp.THT-KL
SLIDESMANIA
 Nasofaring  ruangan yang terletak
ANATOMI
diantara basis cranii dan pallatum mole
(menghubungkan cavum nasi dan
orofaring)
 Batas:
 Superior : sinus sfenoid
 Inferior : palatum molle (orofaring)
 Anterior : koana bagian posterior
 Lateral : muara tuba eustachius
 Posterior : klivus (vertebra C1 & C2)
SLIDESMANIA
SLIDESMANIA
ANATOMI
 Jaringan limfoid di mukosa  Foramen lacerum, yang terbuka
nasofaring dan adenoid bersama langsung kedalam pertengahan fossa
tonsila palatina, tonsila lingualis cranial, terletak dalam perbatasan
dan bilateral pharyngeal lymphoid nasofaring dan merupakan rute penting
bands membentuk suatu lingkaran untuk penyebaran KNF sampai
yang disebut ring of waldeyer. kedalam pertengahan fossa cranial
SLIDESMANIA
Fisiologi
Faring merupakan persimpangan jalan proses menelan &
pernafasan. Dimana dilalui udara dari hidung ke laring dan
makanan dari rongga mulut ke esofagus.

Fungsi faring terutama untuk pernafasan, menelan, resonansi

Nasofaring
suara dan artikulasi.

Proses menelan :
1. Fase oral
2. Fase faringeal
3. Fase esofageal
SLIDESMANIA
Karsinoma Nasofaring adalah
Tumor ganas yang tumbuh di daerah

DEFINISI
nasofaring dengan predileksi di fosa
Rossenmuller dan atap nasofaring.

• Kanker yang mengenai daerah nasofaring,


yakni daerah dinding di bagian belakang
hidung dan area di atas tenggorok.
SLIDESMANIA
ETIOLOGI
VIRUS EPSTEIN BARR
• EBV merupakan agen penyebab infeksi mononucleosis. Infeksi EBV dimulai dengan masuknya
virus ke dalam sel epitel faring kemudian diikuti dengan replikasi virus.
KARSINOGEN LINGKUNGAN
• Iritasi oleh bahan kimia, asap sejenis kayu tertentu, kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu
masak tertentu.
•  Hubungan antara kadar nikel dalam air minum dan makanan dengan mortalitas karsinoma
nasofaring.
GENETIK
• Ras mongoloid

INFEKSI KRONIK TELINGA-HIDUNG-TENGGOROK


• Infeksi kronik berulang pada telinga-hidung-tenggorok serta saluran nafas bagian bawah
SLIDESMANIA

meningkatkan 2 kali lipat kejadian karsinoma nasofaring. Beberapa bakteri dapat merubah Nitrat
menjadi Nitrit sehingga menghasilkan struktur kimia yang bersifat karsinogenik yaitu campuran
N-Nitroso
PIDEMIOLOGI
 Kanker Nasofaring merupakan keganasan terbanyak ke-4
setelah kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker
paru.
 87.000 kasus baru nasofaring muncul setiap tahunnya
(dengan 61.000 kasus baru terjadi pada laki-laki dan
26.000 kasus baru pada perempuan)
 51.000 kematian akibat Kanker Nasofaring (36.000 pada
laki-laki, dan 15.000 pada perempuan)
 KNF terutama ditemukan pada pria usia produktif
(perbandingan pasien pria dan wanita adalah 2,18:1) dan
60% pasien berusia antara 25 hingga 60 tahun.
SLIDESMANIA
FAKTOR RISIKO
Jenis Kelamin Laki-Laki
Umur 30 tahun - 50 tahun
Makanan yang diawetkan
Paparan bahan kimia pada usia dini
Virus Epstein-Barr
Riwayat keluarga
SLIDESMANIA
PATOFISIOLOGI
SLIDESMANIA
STADIUM
Klasifikasi oleh American
Joint Committee on Cancer
mengklasifikasikan stadium
karsinoma nasofaring (KNF)
berdasarkan klasifikasi TNM.
SLIDESMANIA
STADIUM
SLIDESMANIA
• Stadium 0 : Tis dengan N0 dan M0 • Stadium IIA : T2 dan N0 dan M0

• Stadium I : T1 dan N0 dan M0 • Stadium IIB : T1 atau T2 dan N1 dan M0


SLIDESMANIA
• Stadium III : T1/T2 dan N1/N2 dan M0 atau T3 dan
N0/N1/N2 dan M0 • Stadium IVB : T1/T2/T3/T4 dan N3A/N3B dan M0

• Stadium IVA : T4 dan N0/N1 dan M0 atau T


• Stadium IVC : T1/T2/T3/T4 dan N0/N1/N2/N3 dan M1.
dan N2 dan M0
SLIDESMANIA
DIAGN
OSIS
ANAMNESIS

Gejala karsinoma nasofaring dibagi dalam


 Gejala Mata  Diplopia,
5 kelompok:
ophtalmoplegia paresis.
 Gejala Hidung  Epistaksis ringan,
 Gejala Neurologis  Trismus, disfagia,
sumbatan hidung
hipestesia di daerah pipi dan hidung.
 Gejala Telinga  Tinitus, rasa tidak
 Gejala Leher  Benjolan di leher yang
nyaman di telinga sampai rasa nyeri di
mendorong pasien untuk berobat, karena
telinga (otalgia), tuli konduktif unilateral.
SLIDESMANIA

sebelumnya tidak terdapat keluhan lain.


DIAGN
OSIS
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yang dilakukan
menyangkut:
 Pemeriksaan status generalis dan status
lokalis
 Pemeriksaan nasofaring berupa : rinoskopi
posterior, nasofaringoskop (fiber/rigit),
dan laringoskopi Nasoendoskopi pada Karsinoma Nasofaring
 Pemeriksaan nasoendoskopi
SLIDESMANIA
DIAGN
PEMERIKSAAN FISIK OSIS
1. Pemeriksaan darah perifer lengkap

2. Pemeriksaan Radiologi
•Foto polos
•CT (Computerized Axial Tomography) Scan dan MRI (Magnetic Resonance
Imaging) daerah kepala
•USG abdomen
•Foto thorax
•Bone scan
3. Pemeriksaan Serologi

4. Pemeriksaan Histopatologi (Biopsi Nasofaring)  GOLD STANDAR


SLIDESMANIA
SLIDESMANIA
Tatalaksana
SLIDESMANIA
Radioterapi

Tatalaksana
Kemoterapi Kanker Operasi

Nasofaring

imunoterapi
SLIDESMANIA
Radioterapi
 Definisi Terapi Radiasi :
Terapi radiasi adalah terapi sinar menggunakan energi tinggi yang dapat menembus jaringan dalam
rangka membunuh sel neoplasma.
● Syarat terapi radiasi

- Belum didapatkannya sel tumor di luar area radiasi

- Tipe tumor yang radiosensitif

- Besar tumor yang kira-kira radiasi mampu mengatasinya

- Dosis yang optimal.

- Jangka waktu radiasi tepat


SLIDESMANIA

- Sebisa-bisanya menyelamatkan sel dan jaringan yang normal dari efek samping radiasi.
DOSIS TERAPI

Tidak teraba 5000 cGy

< 2 cm 6600 cGy

2-4 cm 7000 cGy

> 4 cm 7380 cGy


SLIDESMANIA
 Jenis Pemberian Terapi Radiasi
● Terapi radiasi pada karsinoma nasofaring bisa diberikan sebagai :
1. Radiasi eksterna dengan berbagai macam teknik fraksinasi.
2. Radiasi interna ( brachytherapy ) yang bisa berupa permanen implan atau intracavitary barchytherapy.

○ Radiasi eksterna dapat digunakan sebagai :


- pengobatan efektif pada tumor primer tanpa pembesaran kelenjar getah bening
- pembesaran tumor primer dengan pembesaran kelenjar getah bening
- Terapi yang dikombinasi dengan kemoterapi
- Terapi adjuvan diberikan pre operatif atau post operatif pada neck dissection
○ Radiasi Interna/ brachyterapi bisa digunakan untuk :
- Menambah kekurangan dosis pada tumor primer dan untuk menghindari terlalu banyak jaringan sehat yang terkena
radiasi.
SLIDESMANIA

- Sebagai booster bila masih ditemukan residu tumor


- Pengobatan kasus kambuh.
Kemoterapi
● Obat-Obat Sitostatika yang direkomendasi FDA untuk Kanker Kepala Leher

○ Beberapa sitostatika yang mendapat rekomendasi dari FDA untuk digunakan sebagai terapi keganasan didaerah
kepala dan leher yaitu

Cisplatin,
Cyclophosphamide
Carboplatin
Doxetaxel
Methotrexate
Mitomycin-C
5-fluorouracil
Vincristine
Bleomycin
Paclitaxel
Hydroxyurea
Gemcitabine
Doxorubicin
SLIDESMANIA
● Sensitivitas Kemoterapi terhadap Karsinoma Nasofaring

○ Berdasar siklus sel kemoterapi ada yang bekerja pada semua siklus (Cell Cycle non Spesific ) artinya bisa pada sel yang
dalam siklus pertumbuhan sel bahkan dalam keadaan istirahat. Ada juga kemoterapi yang hanya bisa bekerja pada siklus
pertumbuhan tertentu ( Cell Cycle phase spesific ).

○ Obat yang dapat menghambat replikasi sel pada fase tertentu pada siklus sel disebut cell cycle specific. Sedangkan obat yang
dapat menghambat pembelahan sel pada semua fase termasuk fase G0 disebut cell cycle nonspecific. Obat-obat yang
tergolong cell cycle specific antara lain Metotrexate dan 5-FU, obat-obat ini merupakan anti metabolit yang bekerja dengan
cara menghambat sintesa DNA pada fase S. Obat antikanker yang tergolong cell cycle nonspecific antara lain Cisplatin (obat
ini memiliki mekanisme cross-linking terhadap DNA sehingga mencegah replikasi, bekerja pada fase G1 dan G2),
Doxorubicin (fase S1, G2, M), Bleomycin (fase G2, M), Vincristine (fase S, M).
SLIDESMANIA
● Mekanisme Cara Kerja Kemoterapi
● Antimetabolit, Obat ini menghambat biosintesis purin atau pirimidin. Sebagai contoh MTX, menghambat
pembentukan folat tereduksi, yang dibutuhkan untuk sintesis timidin.
● Obat yang mengganggu struktur atau fungsi molekul DNA. Zat pengalkil seperti CTX ( Cyclophosphamide)
mengubah struktur DNA, dengan demikian menahan replikasi sel. Di lain pihak, antibiotika seperti
dactinomycin dan doxorubicin mengikat dan menyelip diantara rangkaian nukleotid molekul DNA dan
dengan demikian menghambat produksi mRNA.
● Inhibitor mitosis seperti alkaloid vinka contohnya vincristine dan vinblastine, menahan pembelahan sel
dengan mengganggu filamen mikro pada kumparan mitosis.
SLIDESMANIA
● Cara Pemberian Kemoterapi
1. Sebagai neoadjuvan yaitu pemberian kemoterapi mendahului pembedahan dan radiasi.
2. Sebagai terapi kombinasi yaitu kemoterapi diberikan bersamaan dengan radiasi pada kasus karsinoma
stadium lanjut.
3. Sebagai terapi adjuvan yaitu sebagai terapi tambahan paska pembedahan dan atau radiasi
4. Sebagai terapi utama yaitu digunakan tanpa radiasi dan pembedahan terutama pada kasus kasus stadium
lanjut dan pada kasus kanker jenis hematologi (leukemia dan limfoma).
SLIDESMANIA
Operasi
● Tindakan operasi pada penderita karsinoma nasofaring berupa diseksi leher radikal dan nasofaringektomi. Diseksi
leher dilakukan jika masih ada sisa kelenjar pasca radiasi atau adanya kekambuhan kelenjar dengan syarat bahwa
tumor primer sudah dinyatakan bersih yang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologik dan serologi
SLIDESMANIA
Imunoterapi
● Dengan diketahuinya kemungkinan penyebab dari karsinoma nasofaring adalah virus Epstein-Barr, maka pada
penderita karsinoma nasofaring dapat diberikan imunoterapi.
SLIDESMANIA
TERAPI
Stadium I  Radioterapi

Stadium II dan III  Kemoradiasi

Stadium IV dengan N<6cm  Kemoradiasi

Stadium IV dengan N>6cm  Kemoterapi dosis penuh


dilanjutkan kemoradiasi
SLIDESMANIA
SLIDESMANIA.C
SLIDESMANIA
FOLLOW UP
Kontrol rutin dilakukan meliputi Follow-up imaging terapi kuratif dilakukan
konsultasi & pemeriksaan fisik: minimal 3 bulan pasca terapi:
 Tahun 1 : setiap 1-3 bulan a. MRI dengan kontras sekuens T1, T2,
 Tahun 2 : setiap 2-6 bulan Fatsat, DWI + ADC
 Tahun 3-5 : setiap 4-8 bulan b. Bone Scan untuk menilai respons terapi
 5 tahun : setiap 12 bulan terhadap lesi metastasis tulang.
Follow Up Terapi Paliatif (dengan terapi
kemoterapi); follow-up dengan CT Scan pada
siklus pertengahan terapi untuk melihat
respon kemoterapi terhadap tumor
SLIDESMANIA
Prognosis menurut Wijaya dkk, penderita
KNF stadium awal, yaitu stadium I dan
PROGNOSIS II, mempunyai prognosis lebih baik
dibandingkan stadium lanjut, yaitu
stadium III dan IV. Angka harapan hidup
lima tahun pada stadium I, II, III, dan IV
didapatkan sekitar 72%, 64%, 62%, dan
38%.
SLIDESMANIA
PENCEGAHAN

Mengubah cara
Melakukan tes
memasak makanan
Meningkatkan serologik IgA-anti
untuk mencegah
keadaan sosial VCA dan IgA anti
akibat yang timbul
ekonomi EA secara masal
dari bahan bahan
deteksi dini
berbahaya
SLIDESMANIA
TERIM
A
SLIDESMANIA

Anda mungkin juga menyukai