Carsinoma
Sinonasal
Angiofibroma
Nasopharing
Juvenilis
Inverted Papiloma
2
Definisi
Tumor ganas yang berasal dari epitel
terdapat di nasofaring.
TUMOR
3
1.Tumor terganas dibidang THT
2.Banyak dijumpai di Indonesia
3.Sebagian besar pasien pertama kali datang
ke dokter umum
4.Pasien datang ke dokter THT terlambat
Diagnosa Terlambat
6
♂: ♀ : 2: 1
Umur : rata-rata 30-50 tahun
tertua 79 tahun termuda 1 tahun
Banyak ditemukan di Indonesia : pribumi dan keturunan
tionghoa.
Di Indonesia, KNF merupakan keganasan terbanyak ke-4.
87.000 kasus baru nasofaring muncul tiap tahunnya
(61.000 pada ♂ dan 26.000 pada ♀).
51.000 kematian akibat KNF
(36.000 pada ♂ , dan 15.000 pada ♀) (GLOBOCAN ,2012)
7
Virus Hormonal
Genetik
8
Berdasarkan Histopatologi
Well diffentiated epidermoid carcinoma :
• Jenis keratinising (cornificans)
• Jenis non keratinising (non cornificans)
Undifferentiated epidermoid carsinoma
(anaplastik carsinoma)
• Jenis trantitional
• Jenis lymphoepitelioma
Adenocystic carsinoma ( cylindroma)
9
Berdasarkan Patologi Anatomi, menurut WHO :
10
LOKASI
Fossa Rosenmülleri (tersering)
Sekitar tuba Eustachius
Dinding belakang nasofaring
Atap nasofaring
11
GEJALA DINI GEJALA LANJUT
12
Ekspansif
Dini
Menyumbat koane : Buntu hidung
Tumor terbatas pada Mendesak palatum mole : sesak nafas,
Nasofaring ggn menelan
-Telinga : tinitus, grebek-
grebek,pendengaran
berkurang Infiltratif
-Hidung : Pilek kronis, Ke atas : lewat Foramen laserum :cephalgia
ingus/dahak bercampur Paresis N III, IV, V, VI, (diplopia, strabismus,
darah ptosis) Gangguan pada mata
Gejala Ke samping : lewat spatium parafaring
- N.IX, N.X : Parese palatum mole, faring,
(ggn menelan, regurgitasi
makanan,minuman ke cavum nasi,
rhinolalia aperta dan suara parau)
- N.XII : Deviasi lidah
Lanjut
Metastasis
-Pemebesaran getah bening leher
Jauh : - hati, paru, ginjal, limpa,
tulang dll.
GEJALA METASTASE
Limfogen
Hati
Paru-paru
Ginjal
Limpa
Tulang
14
Tumor leher Tumor leher
Gejala telinga Gejala intrakranial
Gejala hidung Gejala hidung
Gejala intrakranial
Gejala telinga
Gejala hidung
15
Diagnosis dini sulit (tidak khas)
Diagnosa klinis berdasarkan :
• Umur (30-50 thn)
• Gejala klinik subjektif (gejala dini dn lanjut)
• Pemeriksaan objektif (RA & RP)
Diagnosa histopatologi
• Biopsi (diagnosa pasti)
16
Angiofibroma nasofaring juvenilis
Angiofibroma nasofaring
Adenoid persisten
TBC nasofaring
17
UTAMA : RADIASI
ADJUDVANT : KEMOTERAPI
PROGNOSIS
18
Definisi
19
Penggunaan
tembakau
Jenis
alkohol
kelamin
Faktor
resiko Ca
Sinonasal Inhalasi
usia
spesifik
Sinar
virus
ionisasi
20
Papiloma skuamosa
Papiloma inversi
Jinak
Displasia fibrosa
Angiofibroma
nasofaring juvenil
Klasifikasi Ca cell skuamosa
Undifferentiated Ca
phabdomyosarkoma
chondrocarsinoma
Ganas
Limfoma maligna
Adenocarsinoma
sinonasal
Olfactory neuroblastoma
Mukosa melanoma
05/03/2019 21
maliga
• obstruksi hidung unilateral
Gejala nasal • rinorea
• diplopia
• proptosis atau penonjolan bola mata
Gejala orbital • oftalmoplegia
• gangguan visus
• epifora
• penonjolan pipi
• nyeri
Gejala facial • anesthesia atau parestesia muka jika sudah mengenai
nervus trigeminus
• sakit kepala hebat.
Gejala kranial
22
Terapi
23
Suatu tumor Etiologi :
nasofaring yang
secara klinis : Belum diketahui
Ganas Keseimbangan hormon
Tumbuh ekspansif seks dan sistim pituitary
Histopatologi jinak.
androgenital
Insidens : Lokasi :
Usia 10-17 tahun Atap nasofaring
Laki > wanita Unilateral
bangsa Indonesia Jarang pada garis
tengah (dinding lateral
nasofaring)
Sifat tumor pembuluh darah: Sifat tumor tumbuh
ekspansif :
Pemeriksaan penunjang
- Biopsi
26
Obat- • Estrogen
obatan
hormonal • Zytonal
• Tumor mengecil
Radiasi dan perdarahan
berkurang
• Pengikatan : residif
• Operatif : Cryo dan elektro
Pengangkatan koagulasi bermanfaat pada
operasi tumor ini untuk
menghentikan perdarahan.
27
Koanal Polip
Adenoid
Kanker Nasopharing
Fibroma Nasopharing
Prognosa
Keadaan dini : baik
Keadaan lanjut : jelek (kavum cranii)
28
Inverted Papilloma adalah neoplasma lokal jinak yang
muncul di rongga hidung dan berhubungan dengan
karsinoma sel skuamosa
29
PEMERIKSAAN FISIK
• Tampak tumor SERUPA polip hidung.
• Masa tumor dapat soliter atau multipel, berbentuk polipoid,
mulberry-like
• Permukaan tak rata.
• Konsistensi lebih padat dari polip
• Warna putih keabu-abuan sampai kemerahan (reddish grey-
livid)
• Rapuh dan mudah berdarah.
• Septum nasi dapat terderong ke kontralateral.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
31
• Belum diketahui pasti.
ETIOLOGI • Rokok dan alkohol berpengaruh besar
terhadap karsinoma laring.
32
SUPRAGLOTIS
Tumor pada
plika
ventrikularis,
aritenoid,
epiglotis dan
sinus piriformis.
Tumor pada
korda vokalis
SUBGLOTIS
Tumor di bawah
korda vokalis.
33
Stadium
(T) Keadaan tumor
(N) Pembesaran kelenjar regional
(M) Metastase jauh
Stadium 1 : T1 N0 M0
T1 : Tumor masih di satu daerah,
Stadium 2 : T2 N0 M0
kanan dan kiri Stadium 3 : T3 N0 M0
T2 N1 M0
T2 : Tumor di dua daerah
T3 N1 M0
T3 : Sudah ada fiksasi gerakan terganggu Stadium 4 : T3 N0 M0
Semua T N2 M1
T4 : Sudah keluar dari daerah laring
Semua T, N dan M
34
Terapi
Radiasi Laringektomi
35
SINONIM
• Haemorragia nasi
• Nasal hemorrhage
36
LOKAL UMUM
Penyakit darah
TRAUMA
• Trombositopenia
• Hidung di korek- korek
• Haemophylia, leukimia
• Sisi/ bersin terlalu keras
Penyakit pembuluh darah
RADANG • Arteriosclerosis hipertensi (pada
• Rhinitis akut orang tua), Teleangiectasis.
• Diphtheria nasi Tekanan udara yang rendah
• Saat di pegunungan/ dipesawat.
TUMOR
• Carcinoma nasi/ sinus Penyakit pembuluh darah
paranasalis/ nasopharynx • Arteriosclerosis hipertensi (pada
• Angiofibroma nasofaring orang tua), Teleangiectasis.
juvenilis (perdarahan
profus) Tekanan vena tinggi
• Pertusis, penyakit jantung
pulmonal
Gangguan hormonal
• Vicarious menstruation
37
ANTERIOR CAVUM NASI POSTERIOR CAVUM NASI
38
39
EPISTAKSIS
Ya Tidak Ya Tidak
Deformitas os nasi Panas Umur
Ya Tidak
DIAGNOSA :
Fraktur Laesi Sinusitis Rhinitis Kel. Angiofibroma Tumor Cavum nasi Kel. Darah
Os Nasal Maksilaris Akut Darah juvenilis Tumor Nasofaring Hipertensi
40
LOKAL
1. Bekuan darah dikeluarkan
• Bekuan darah dikeluarkan dengan cara sisi.
2. Jepit ala nasi
• Jepit ala nasi 5-15 menit (perdarahan plexus kiesselbach)
3. Vasokonstriktor dan larutan anastesi
• Kapas dibahasi larutan Vasokonstriktor dan larutan anastesi
(tetrakain/lidocain+ephedrin 1%). lalu dimasukan kedalam cavum nasi
selama 10menit.
4. Tampon boorzalf
• Tampon kain kasa seperti pita panjang dimasukan ke dalam cavum nasi
yang berdarah biarkan 24 jam.
5. Tampon bellocq
• Bila perdarahan terjadi di cavum nasi posterior.
6. Ligasi arteri
• Dilakukan apabila semua tindakan di atas tidak berhasil, maka dilakukan
ligasi arteri al. a. carotis interna.
41
UMUM
• PEMBERIAN INFUS
• TRANFUSI DARAH
• PEMBERIAN ANTIBIOTIKA
(BILA TAMPON DIPASANG DALAM WAKTU YANG LAMA)
42
43
Hilangnya kontinuitas tulang hidung, patah,
pecah disertai atau tidak kerusakan pada septum
nasi dan tulang yang berhubungan.
Maksila tidak termasuk.
Kelainan Akibat
trauma tergantung
dari :
- Arah Trauma
- Kekuatan Trauma
44
Fraktur nasal
Penyebab Depan
Hidung melesak
Rudapaksa Arah
pukulan Tekanan
Samping
Benturan pada Deviasi kontralateral
Dipengaruhi
KLL
oleh
Perkelahian rusak tulang &
Kekuatan
tulang rawan
Trauma
Perkelahian septum nasi
Deviasi 45
Riwayat
trauma pada Epistaksis
hidung
GEJALA
KLINIS
Bengkak,
bentuk
Buntu hidung
berubah
(deformitas)
46
Odema dan hiperemi pada bagian tulang
hidung.
Pada fraktur terbuka tampak luka pada
kulit dan tulang mencuat keluar
(exposed)
47
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan radiologi tidak
banayak membantu
• X-foto skull lateral
Penatalaksaan
• Reposisi segera
• Bila dlm 3jam hasil maksimal
• Reposisi tertutup
48
Perdarahan yang terjadi dibawah sub
perichondrium. (jarang pada subperiosteum).
49
• Hidung mengalami trauma
• Obstruksio nasi yang progresif dalam waktu pendek
• Tidak menghilang dengan tetes hidung
ANAMNESA • Dapat disertai nyeri dan epistaksis
50
TERAPI KOMPLIKASI
Incisi pada
bagian antero- Bila tidak incisi darah
inferior alami organisasi fibrosis
septum nasi tebal timbul
obstruksi permanen
Pasang tampon
(selama
24jam)
51
52