Anda di halaman 1dari 15

REFARAT THT

INVERTED PAPILLOMA

Daniel Prem
083307006
Latar Belakang

Papilloma inverted pertama kali didokumentasikan oleh


Ward pada tahun 1854 yang disebut Schnederian
Papilloma. Tumor jinak ini diberi nama untuk
menghormati C. Victor Schneider yang pada tahun
1600 menjelaskan mukosa nasal memproduksi cairan
katar bukan menghasilkan cairan serebrospinal.
Papilloma inverted menggambarkan kelompok lesi
tumor jinak yang berasal dari permukaan mukosa
traktus sinonasal. Papiloma inverted ini merupakan
tumor jinak epitelial yang paling banyak ditemukan
pada rongga hidung. 2
Definisi
Inverted papilloma adalah tumor jinak primer dari
hidung dan sinus paranasal yang jarang terjadi.
Papilloma inverted merupakan tumor jinak yang
berasal dari pseudostratified ciliated columnar
epithelium regio sinonasal, umumnya dinding
lateral rongga hidung kebanyakan pada meatus
media, jarang dari septum nasi ataupun sinus
paranasal.4.1
Prevalensi
Inverted papilloma merupakan tumor ini masih jarang
ditemukan, sekitar 0,5%-4% dari seluruh tumor hidung
primer. Angka kejadiaannya sekitar 0.74-1.5 kasus per
100.000 per tahun. Pada laki-laki cenderung lebih
banyak dari perempuan dengan perbandingan 4 : 1.
Orang berkulit putih adalah yang paling berisiko,
dibandingkan dengan orang-orang dari ras lain.
Inverted papiloma umumnya mengenai usia 50-70
tahun, ,meskipun rentang usia untuk kejadian adalah 6-
90 tahun, inverted papilloma jarang terjadi pada anak-
anak dan dewasa muda.5,6
Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab pasti papiloma inverted belum diketahui.
Beberapa teori telah diajukan, meliputi
• Alergi
• inflamasi kronik dan karsinogen berhubungan
dengan pajanan
• infeksi virus papiloma.5
Patofisiologi
Sinonasal SP hampir selalu unilateral. Karsinoma sel
skuamosa adalah neoplasma ganas yang paling umum
yang terkait dengan SP.
Lesi gabungan dari karsinoma sel skuamosa dan SP
muncul untuk membentuk 3 kategori histologis, dan
kebanyakan pasien memiliki lesi di kelompok pertama
dan kedua. Pada kelompok pertama, SP dan karsinoma
sel skuamosa menempati wilayah anatomi yang sama,
tapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa
papilloma menimbulkan karsinoma. Pada kelompok
kedua, papiloma mengandung fokus karsinoma invasif.
Pada kelompok ketiga, karsinoma invasif berkembang
setelah papilloma yang resected.8
Klasifikasi
Secara anatomi, inverted papilloma dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
1. papiloma dinding lateral
2. papilloma septal

Secara histologi, papilloma dapat dibagi menjadi tiga :


(1) bentuk papillary atau bentuk fungiform
(2) inverted papilloma (klasik)
(3) papiloma sel kolumnar
Gejala Klinis
• Obstruksi hidung unilateral
• Rinore
• Epistaksis
• Sakit kepala
• Sinusitis
• Anosmia
• Gangguan pendengaran
• Kaku pada wajah
Diagnosis
Anamnesa
Keluhan utama penderita umumnya berupa hidung
tersumbat unilateral. Gejala lain berupa
epistaksis, Anosmia, rasa penuh di hidung, bersin-
bersin, proptosis dan lakrimasi yang berlebihan,
Gejala berupa hidung tersumbat yang bersifat
unilateral yang terjadi dalam jangka waktu
tertentu. Penderita mempunyai riwayat nyeri
kepala, rhinorea, sinusitis atau epistaksis.9
Pemeriksaan fisik
Saat memeriksa pasien, pertama-tama perhatikan wajah
pasien apakah ada asimetriatau distorsi. Jika ada
proptosis, perhatikan arah pendorongan bola mata.
Pada pemeriksaaan klinis didapatkan massa tumor mirip
dengan polip hidung, tetapi biasanya unilateral,
umumnya terdapat pada dinding lateral kavum nasi,
namun tidak jarang juga ditemukan pada vestibulum,
septum nasi, dasar nasofaring, sinus frontal dan
spenoidal,dan saccus lakrimal.
Inverted papiloma berbentuk irregular, biasanya
berdarah jika disentuh, berwarna keabuan, mengisi
penuh kavum nasi, berlanjut dari vestibulum ke
nasofaring. Septum nasi biasanya terdorong
kontralateral.9
Pemeriksaan Penunjang
• Histopatologi : Biopsi tumor
• Gambaran Radiologi
- CT-Scan
- MRI

PENATALAKSANAAN
inverted papilloma dianjurkan hanya terapi
pembedahan. Prinsip pengobatan IP adalah
pengangkatan tumor secara keseluruhan,
tanpa meninggalkan sisa.
Tindakan Bedah
• Rinotomi Lateral

Gambar 2.1 Insisi rinotomi


lateral Moore( bala lateral rhinotomy) Gambar 2.2 Insisi rinotomi lateral
Weber-Fergusson
• Degloving

A. Insisi Sublabial B. Insisi Transfiksi

C. Insisi interkartilago D. Degloving komplit


• Maksilektomi Medial

(Daerah kuning menunjukkan daerah reseksi tulang pada


masilektomi medial)

• Endoskopi pada inverted papilloma


Dengan adanya endoskopik nasal, dengan pencahayaan yang kuat,
resolusi yang tinggi dan sudut visualisasi, bersamaan dengan
kemajuan pada Tomografi komputer dan pencitraan Magnetik
Resonansi dapat menuntun kearah identifikasi yang akurat,
penentuan lokasi yang baik, dan keberhasilan reseksi lesi
intranasal.
KOMPLIKASI
Komplikasi inverted papilloma adalah terjadinya perdarahan
dan malignansi dari papilloma tersebut.

PROGNOSIS
Pada umumnya prognosis kurang baik. Banyak sekali faktor
yang mempengaruhi prognosis keganasan nasal dan sinus
paranasal. Faktor-faktor tersebut seperti perbedaan
diagnosis histologi, asal tumor primer, perluasan tumor,
pengobatan yang diberikan sebelumnya, status batas
sayatan, terapi adjuvan yang diberikan, status imunologis,
lamanya follow up dan banyak lagi faktor lain yang dapat
berpengaruh terhadap agresifitas penyakit dan hasil
pengobatan yang tentunya berpengaruh juga terhadap
prognosis penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai